Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN MINI RISET

“ EVAKUASI KERUSAKAN JEMBATAN PULAU SARI


TUNTUNGAN, KAB. DELI SERDANG, KOTA MEDAN,
SUMATERA UTARA “

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas – Tugas dan Syarat – Syarat Untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

DISUSUN
OLEH:

ARIQ G PRATAMA 2007210065


ARIF MURSIDAN 2007210074
GILANG RIZKI 2007210086
ALWI SYAHRI HASIBUAN 2007210195

PROGRAM STUDI TEKNIK


SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
ABSTRAK

Jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu jalan


menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak sama
tinggi permukaannya. Dalam perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya
mempertimbangkan fungsi kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan
estetika- arsitektural yang meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis, Aspek
estetika (Supriyadi dan Muntohar, 2007). Bangunan jembatan harus kuat menahan
kendaraan berat yang lewat di atasnya, kuat menahan tiupan angin dari sampingm
kuat menahan getaran yang terjadi akibat gempa.

Dalam tugas mini riset ini, bertujuan untuk memeriksa kondisi jembatan,
masih layak digunakan atau tidak. Serta mengetahui tipe jembatan, dimensi
jembatan, elemen struktur atas maupun bawah. Menurut (Satyarno, 2003)
jembatan rangka dibuat dari struktur rangka yang biasanya terbuat dari bahan baja
dan dibuat dengan menyambung beberapa batang dengan las atau baut yang
membentuk pola- pola segitiga. Jembatan rangka biasanya digunakan untuk
bentang 20 m sampai 375
m. Jembatan ini merupakan tipe jembatan kelas B. Jembatan ini memiliki
Panjang 64 meter dengan lebar jalan 6 meter, jumlah batang 7 dan jumlah jarak
antar batangnya adalah 152 cm.

Kata Kunci : Jembatan, Bangunan Struktur Atas, Bangunan Struktur Bawah.

i
ABSTRACT

A bridge is a building that allows a road to cross rivers/drains, valleys or


cross other roads that are not of the same level. In planning and designing
bridges, it is better to consider the functions of transportation needs, technical
requirements and aesthetic-architectural which include: traffic aspects, technical
aspects, aesthetic aspects (Supriyadi and Muntohar, 2007). The bridge building
must be strong to withstand heavy vehicles passing over it, strong to withstand
wind blowing from the side, strong to withstand vibrations that occur due to
earthquakes.

In this mini research task, it aims to check the condition of the bridge,
whether it is still suitable for use or not. As well as knowing the type of bridge,
bridge dimensions, upper and lower structural elements. According to (Satyarno,
2003) truss bridges are made of a frame structure which is usually made of steel
and is made by connecting several rods with welding or bolts that form triangular
patterns. Truss bridges are usually used for spans of 20 m to 375 m. This bridge is
a class B type bridge. This bridge has a length of 64 meters with a road width of 6
meters, the number of stems is 7 and the distance between the rods is 152 cm.

Keywords: Bridges, superstructures, substructures.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
Rahmat dan karunia – Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Mini Riset yang
dilaksanakan di Jembatan Pulau Sari Tuntungan, Kab. Deli Serdang, Kota Medan,
Sumatera Utara.

Mini Riset ini merupakan salah satu tugas mata kuliah yang ada di
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah jembatan pada program studi Teknik Sipil.

Dalam penulisan laporan ini , kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan baik dalam penulisan maupun susunan kalimat. Oleh karena itu kami
mengharapkan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan laporan ini. Dalam
penyusunan laporan ini, kami mendapat banyak bantuan dari berbagai pihak yang
memberi saran kepada kami dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu kami ingin
mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak yang telah membantu kami
selama Kerja Praktek ini, terutama kepada:

1. Bapak Ir. Tondi Amirsyah Putera, S.T., M.T. , IPM selaku dosen pengampu
mata kuliah Jembatan.
2. Teman – teman seperjuangan yang mengambil mata kuliah jembatan.

Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kami dan para
pembaca. Kepada Allah SWT kami serahkan segalanya demi tercapainya
keberhasilan yang sepenuhnya kepada kami.

Medan, 24 Juni 2023

Penulis

ii
iii
DAFTAR ISI

ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang 1
1.2.Rumusan Masalah 1
1.3.Tujuan 2
1.4.Ruang Lingkup Pembahasan 2
1.5. Metode Pengumpulan Data 2
1.6.Waktu dan Tempat Pelaksanaan Mini Riset 2
1.7.Sistematika Penulisan 3

BAB II TEORI PENDUKUNG

2.1 Pengertian Jembatan 4


2.2 Klasifikasi Jembatan 4
2.3 Struktur Atas Jembatan 7
2.4 Struktur Bawah Jembatan 9
2.5 Bangunan Pengaman dan Pelengkap 10
2.6 Peranan Jembatan Terhadap Transportasi 11

BAB III DATA JEMBATAN

3.1 Data Umum Jembatan 12

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pemeriksaan Secara Detail 13


4.2 Sistem Penilaian Elemen 13
4.3 Elemen – Elemen 14
4.4 Pemeliharaan Rutin 14

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan 16
iv
5.2 Saran 16

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
1.1. Latar Belakang BAB I
PENDAHULUAN

Mini riset merupakan karya tulis ilmiah hasil karya mahasiswa sebagai
tugas yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Bertujuan agar
mahasiswa dapat menemukan pokok permasalahan dari topik yang diteliti.
Topik yang diteliti kali ini adalah jembatan. Jembatan adalah suatu bangunan
yang memungkinkan suatu jalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau
menyilang jalan lain yang tidak sama tinggi permukaannya. Dalam
perencanaan dan perancangan jembatan sebaiknya mempertimbangkan fungsi
kebutuhan transportasi, persyaratan teknis dan estetika-arsitektural yang
meliputi : Aspek lalu lintas, Aspek teknis, Aspek estetika (Supriyadi dan
Muntohar, 2007). Menurut (Asiyanto 2008) jembatan rangka baja adalah
struktur jembatan yang terdiri dari rangkaian batang – batang baja yang
dihubungkan satu dengan yang lain. Beban atau muatan yang dipikul oleh
struktur ini akan diuraikan dan disalurkan kepada batang – batang baja
struktur tersebut, sebagai gaya – gaya tekan dan tarik, melalui titik – titik
pertemuan batang (titik buhul). Garis netral tiap – tiap batang yang bertemu
pada titik buhul harus saling berpotongan pada satu titik saja, untuk
menghindari timbulnya momen sekunder. Pembangunan jembatan didasarkan
untuk menghubungkan jalan yang terputus akibat rintangan seperti sungai,
danau, selat, saluran, lembah ataupun jurang. Panjang dan lebar bentang
jembatan disesuaikan dengan rintangan yang dilalui jembatan yang dibangun.
Jembatan Tanjung Selamat, Medan Sunggal adalah jembatan yang
dibangun di atas sungai dengan tipe kelas jembatan adalah kelas B. Semakin
banyaknya kegiatan transportasi, ada kemungkin terjadi kerusakan pada
jembatan. Oleh karena itu kami mengevakuasi apa saja kerusakan yang ada
pada jembatan tersebut. Serta hasilnya akan dituangkan pada laporan ini.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuaraikan, maka rumusan masalah
adalah sebagai berikut.
1
1. Bagaimana kondisi di sekitar jembatan tersebut?
2. Apa – apa saja kerusakan yang ada pada jembatan tersebut?
3. Apa solusi yang harus dilakukan, jika jembatan mengalami kerusakan
parah?

1.3. Tujuan
Tujuan dilaksanakannya evakuasi ini adalah:
1. Menambah wawasan yang belum didapatkan dikelas.
2. Dapat mengetahui jenis struktur atas, bawah dari jembatan tersebut.
3. Dapat mengetahui cara mengevakuasi jembatan yang sudah rusak.

1.4. Ruang Lingkup Pembahasan


Evakuasi ini membahas tipe jembatan, kerusakan – kerusakan pada
bangunan atas maupun bawah jembatan yang ada di Kec. Pancur batu
Tuntungan, Kab. Deli serdang, Kota Medan, Sumatera Utara.

1.5. Metode Pengumpulan Data


Metode penulisan yang digunakan didalam penyusunan Mini Riset ini
dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Data Primer
a. Melakukan tinjauan secara langsung pada Jembatan Pulau Sari,
Kec.Pancur Batu, Kota Medan, Sumatera Utara.
2. Data Sekunder
a. Data – data yang diambil dari rencana kerja dan syarat – syarat
pekerjaan.
b. Mempelajari literature yang berkaitan dengan masalah yang akan
dibahas itu dari buku – buku referensi, jurnal maupun situs internet.

1.6. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Mini Riset


Mini Riset dilaksanakan pada Jumat, 16 Juni 2023 bertempat di Tuntungan,
Kec. Pancur Batu, Kab. Deli Serdang, Kota Medan, Sumatera Utara.

2
1.7. Sistematika Penulisan
Mini Riset ini disusun dengan sistematika sebagai berikut.
1. BAB 1 PENDAHULUAN
2. BAB 2 TEORI PENDUKUNG
3. BAB 3 DATA – DATA JEMBATAN SERTA PENDUKUNG
4. BAB 4 HASIL ANALISIS
5. BAB 5
KESIMPULAN
REFERENSI
LAMPIRAN

3
BAB II
TEORI PENDUKUNG

2.1 Pengertian Jembatan


Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya meneruskan jalan
melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini biasanya
jalan lain berupa jalan air atau lalu lintas biasa. Jembatan yang berada
diatas jalan lalu lintas biasanya disebut viaduct. Jembatan dapat
digolongkan sebagai berikut :
1. Jembatan – Jembatan Tetap
2. Jembatan – Jembatan Dapat digerakkan

Kedua golongan jembatan tersebut dipergunakan untuk lalu lintas


kereta api dan lalu lintas biasa ( Struyk dan Veen, 1984). Jembatan secara
umum adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua
bagian jalan yang terputus oleh adanya rintanganrintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai, danau, saluran irigasi, kali, jalan kereta api, jalan
raya yang melintang tidak sebidang dan lain-lain. Menurut Ir. H. J. Struyk
dalam bukunya “Jembatan“, jembatan merupakan suatu konstruksi yang
gunanya untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada
lebih rendah. Rintangan ini biasanya jalan lain (jalan air atau lalu lintas
biasa). Jembatan adalah jenis bangunan yang apabila akan dilakukan
perubahan konstruksi, tidak dapat dimodifikasi secara mudah, biaya yang
diperlukan relatif mahal dan berpengaruh pada kelancaran lalu lintas pada
saat pelaksanaan pekerjaan. Jembatan dibangun dengan umur rencana 100
tahun untuk jembatan besar. Minimum jembatan dapat digunakan 50
tahun. Ini berarti, disamping kekuatan dan kemampuan untuk melayani
beban lalu lintas, perlu diperhatikan juga bagaimana pemeliharaan
jembatan yang baik.

2.2 Klasifikasi Jembatan


Menurut Siswanto (1999), jembatan dapat diklasifikasikan menjadi
bermacam-macam jenis/tipe menurut fungsi, keberadaan, material yang
dipakai, jenis lantai kendaraan dan lain-lain seperti berikut :
2.2.1 Klasifikasi Jembatan Menurut keberadaannya
4
1. Jembatan Tetap yang terbuat dari:
a. Jembatan Kayu

Gambar 2.1 Jembatan Kayu ( Sumber : Internet)

b. Jembatan baja

Gambar 2.2 Jembatan Baja

c. Jembatan beton bertulang balok T

5
Gambar 2.3 Jembatan Beton bertulang balok T ( Sumber
: Internet)

6
d. Jembatan plat beton

Gambar 2. 4 Jembatan Plat Beton ( Sumber : Internet)

e. Jembatan beton prategang

Gambar 2.5 Jembatan Beton Prategang ( Sumber : Internet)

f. Jembatan batu

Gambar 2. 6 Jembatan Batu ( Sumber : Internet)

7
g. Jembatan Komposit

Gambar 2. 7 Jembatan Batu ( Sumber : Internet)

2.2.2 Klasifikasi Jembatan Menurut Fungsi


1. Jembatan Jalan Raya
2. Jembatan Jalan Rel
3. Jembatan untuk Talang Air
4. Jembatan Untuk menyebrangkan Pipa – pipa

2.3 Struktur Atas Jembatan


1. Gelagar Induk
Komponen ini terletak pada jembatan yang letaknya memanjang
arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai. Komponen ini
merupakan suatu bagian struktur yang menahan beban langsung dari
pelat lantai kendaraan.

Gambar 2. 8 Gelagar Induk

8
2. Diafragma
Komponen ini terletak pada jembatan yang letaknya melintang
arah jembatan yang mengikat balok-balok gelagar induk. Komponen
ini juga mengikat beberapa balok gelagar induk agar menjadi suatu
kesatuan supaya tidak terjadi pergeseran antar gelagar induk.

Gambar 2. 9 Diafragma

3. Lantai Jembatan
Berfungsi sebagai penahan lapisan perkerasan yang menahan
langsung beban lalu lintas yang melewati jembatan. Komponen ini
menahan suatu beban yang langsung dan ditransferkan secara merata
keseluruh lantai kendaraan.

Gambar 2. 10 Lantai Jembatan

9
4. Perletakan
Terletak menumpu pada abutment dan pilar yang berfungsi
menyalurkan semua beban langsung jembatan ke abutment dan
diteruskan ke bagian fondasi.

5. Tiang Sandaran
Berfungsi untuk membatasi lebar dari suatu jembatan agar
membuat rasa aman bagi lalu lintas kendaraan maupun orang yang
melewatinya. Tiang sandaran dengan trotoar terbuat dari beton
bertulang dan untuk sandarannya dari pipa galvanis.

6. Trotoar
Merupakan tempat pejalan kaki yang terbuat dari beton, bentuknya
lebih tinggi dari lantai jalan atau permukaan aspal. Lebar trotoar
minimal cukup untuk dua orang berpapasan dan biasanya berkisar
antara 1,0–1,5 meter dan dipasang pada bagian kanan serta kiri
jembatan. Pada ujung tepi trotoar (kerb) dipasang lis dari baja siku
untuk penguat trotoar dari pengaruh gesekan dengan roda kendaraan.

7. Lantai Trotoar
Lantai trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang berfungsi
menahan beban-beban yang terjadi akibat tiang sandaran, pipa
sandaran, beban trotoar, dan pejalan kaki.

2.4 Struktur Bawah Jembatan


Struktur bawah suatu jembatan adalah merupakan suatu
pengelompokan bagian-bagian jembatan yang menyangga jenis-jenis
beban yang sama dan memberikan jenis reaksi yang sama, atau juga dapat
disebut struktur yang langsung berdiri di atas dasar tanah.
1. Pondasi
Pondasi merupakan perantara dalam penerimaan beban yang
bekerja pada bengunan ke tanah dasar dibawahnya.

10
2. Abutment
Abutment terletak pada ujung jembatan, berfungsi sebagai penahan
tanah dan menahan bagian ujung dari balok gelagar induk. Umumnya
abutment dilengkapi dengan konstruksi sayap yang berfungsi untuk
menahan tanah dalam arah tegak lurus as jembatan dari tekanan lateral
(menahan tanah ke samping).

3. Pilar
Bentuk pilar suatu jembatan harus mempertimbangkan pola
pergerakan aliran sungai, sehingga dalam perencanaanya selain
pertimbangan dari segi kekuatan juga memperhitungkan masalah
keamanannya. Dalam segi jumlah pun bermacam-macam tergantung
dari jarak bentangan yang tersedia, keadaan sungai dan keadaan tanah.

4. Plat Injak
Plat injak berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga
tidak terjadi perbedaan tinggi keduanya, juga menutup bagian
sambungan agar tidak terjadi keausan antara jalan dan jembatan pada
pelat lantai jembatan.

5. Dinding Sayap
Dinding sayap adalah bagian dari bangunan bawah jembatan yang
berfungsi untuk menahan tegangan tanah dan memberikan kestabilan
pada posisi tanah terhadap jembatan.

2.5 Bangunan Pengaman dan Pelengkap


Bangunan pelengkap pada jembatan adalah bangunan yang
merupakan pelengkap dari konstruksi jembatan yang fungsinya untuk
pengamanan terhadap struktur jembatan secara keseluruhan dan keamanan
terhadap pemakai jalan.

11
2.6 Peranan Jembatan Terhadap Transportasi
Jalan merupakan alat penghubung antara daerah yang penting
sekali bagi penyelenggaraan pemerintah, ekonomi kebutuhan sosial,
perniagaan, kebudayaan, pertahanan. Trasportasi sangat penting bagi
ekonomi dan pembangunan negara dan bangsa. Maju – mundurnya suatu
negara, terutama dalam bidang ekonomi sangat tergantung pada baik dan
tidaknya sistem transportasi yang ada. Baik tidaknya atau lancar tidaknya
transportasi sangat tergantung pada alat – alatnya, antara lain yang
terpenting kendaraan
– kendaraannya, sistem transportasi, tranportation policy dan pada keadaan
jalannya. Jembatan adalah bagian dari jalan itu. Jembatan sangat
menentukan pula kelancaran transportasi. Peranan jembatan yang sangat
penting dalam menopang sistem transportasi darat yang ada, maka
jembatan harus kita buat cukup kuat dan tahan, tidak mudah rusak.
Kerusakan pada jembatan dapat menimbulkan gangguan terhadap
kelancaran lalu lintas jalan, terlebih – lebih di jalan yang lalu lintasnya
padat seperti di jalan utama, di kota, dan di daerah ramai lainnya.
Kemacetan lalu lintas dalam kota bisa terjadi karena adanya suatu
perbaikan jembatan. Berpuluh – puluh bahkan ratusan kendaraan berhenti
berderet – deret menunggu giliran untuk lewat jembatan. Berapakah
kerugian yang diderita sebagai akibat dari waktu yang hilang itu?.
Beberapa kerugian yang nyata itu dapatlah kita sebut, diantaranya
penghambatan kecepatan angkut dari kendaraan – kendaraan. Kecepatan
angkut sangat penting pengaruhnya dalam bidang ekonomi, kestabilan
harga – harga, kelancaran distribusi dan lain sebagainya (Subarkah, 1979).

12
BAB III
DATA JEMBATAN
3.1 Data Umum Jembatan
1. Lokasi : Tuntungan, Kec. Pancur Batu, Kota
Medan.
2. Kelas Jembatan : Kelas B
3. Jenis Jembatan : Jembatan Rangka Baja
4. Lebar Jalan : 6 Meter
5. Panjang Jembatan : 51,6 Meter
6. Lebar Trotoar : 48 Meter
7. Lebar Rangka Jembatan : 25 CM
8. Tinggi Rangka : 8 Meter
9. Tebal Plat Rangka : 1 CM
10. Panjang Rangka : 35 CM
11. Jumlah Batang : 10 Buah
12. Jarak Antar Batang :1M
13. Tinggi Diafragma : 60 CM
14. Lebar Diafragma : 20 CM
15. Jarak Antar Diafragma :5m
16. Tinggi Bawah Abutmen : 60 Cm
17. Tinggi Atas abutmen : 40 Cm
18. Panjang Abutmen : 1,73 Cm
19. Panjang Pilar : 14 M
20. Tinggi Pilar :8M

13
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sistem Pemeriksaan Secara Detail


Dasar dari system pemeriksaan secara detail adalah penilaian
kondisi elemen dan kelompok elemen menurut keadaannya dan keseriusan
dari kekurangan atau kelemahannya. Pemeriksaan secara detail bertujuan
untuk mendata kondisi elemen pada level yang paling tinggi, dan pada
level ini semua elemen memiliki kondisi yang sama. Level tertinggi
elemen dinilai adalah level 3. Dalam Sebagian besar situasi, elemen –
elemen harus dinilai pada level 4 atau 5.

4.2 Sistem Penilaian Elemen


a. Struktur
Apakah suatu struktur dalam keadaan berbahaya atau tidak.
b. Kerusakan
Sampai manakah tingkat kerusakan yang telah dicapai karena
kerusakan tersebut, parah atau ringan.
c. Perkembangan
Apakah kerusakan tersebut sudah atau belum meluas, artinya apakah
kerusakan terebut terdapat pada kurang atau lebih dari 50 % dari
Panjang, luas, atau volume elemen.
d. Fungsi
Apakah elemen tersebut masih berfungsi.
e. Pengaruh
Apakah elemen yang rusak mempunyai dampak yang serius terhadap
elemen yang lain atau arus lalu lintas.
Nilai Kriteria Nilai
Struktur ( S ) Berbahaya 1
Tidak berbahaya 0
Kerusakan ( R ) Dicapai sampai 1
kerusakan parah
Dicapai sampai 0
kerusakan ringan
Perkembangan ( Meluas – 50 % atau lebih 1
K) memengaruhi kerusakan

14
Tidak meluas – kurang 0
dari 50 % memengaruhi
kerusakan
Fungsi ( F ) Elemen tidak berfungsi 1
Elemen berfungsi 0
Pengaruh ( P ) Dipengaruhi elemen lain 1
Tidak dipengaruhi 0
elemen lain
NILAI NK = S + R + K + F + P 0–5
KONDISI ( NK
)

4.3 Elemen – Elemen yang Rusak

Defective Defect Location Level 5 Level 3 – 4


Element
Cod Descriptio Cod Descripti Condition Condition
e n e on A/P/B XY Z S R K F P N S R K F P N
K K
450 Lantai 304 Retak 1 1 1 0 1 4
5 Permukaa
n
450 Lantai 723 Bergelo 1 2 2 0 3 8
5 Permukaa mbang
n
461 Perletakan Retak A2 2 0 0 1 1 1 1 0 4
2 302
321 Aliran 503 Pengikis 1 2 1 0 1 5
0 Sungai an

4.4 Pemeliharaan Rutin

Pemeliharaan Ya Tidak
Apakah ada penumpukan Ya
puing atau rintangan di
sungai?
Apakah ada penumpukan Ya
kotoran pada elemen
jembatan?
Apakah ada tumbuhan Ya
liar?
Apakah pipa cucuran air Tidak
di lantai ada yang
tersumbat?
Apakah drainase di Tidak
daerah timbunan tidak
cukup?

15
Apakah ada lubang pada Ya
permukaan yang
bergelombang?
Apakah sandaran perlu di Tidak
– cat?
Apakah plat nomor salah Tidak
atau hilang?
Apakah plat nama salah Tidak
atau hilang?

16
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil evakuasi yang dilakukan, adapun kesimpulan yang


didapat adalah sebagai berikut.
1. Kondisi jembatan secara keseluruhan masih dapat berfungsi dengan
baik.
2. Ada banyaknya sampah di sekitar sungai maupun pada pinggir
jembatan.
3. Kondisi lantai permukaan jembatan mengalami retak dan
bergelombang.

5.2 Saran
1. Kepada dinas terkait, sebaiknya segera dilakukan pemeliharaan rutin
pada bagian – bagian jembatan yang mengalami kerusakan.
2. Pemerintah serta masyarakat di sekitar, harus memiliki kesadaran yang
lebih agar tidak membuang sampah sembarangan di sekitar sungai
maupun jembatan.
3. Pemerintah maupun dinas terkait sesekali harus melakukan peninjauan
lapangan agar lebih mengetahui kondisi, maupun keadaan lingkungan
di sekitar jembatan.

17
DAFTAR PUSTAKA

YAHYA HARNANDA, A. R. S. H. A. D. (2018). Perencanaan Struktur Atas


Jembatan Cantilever Spar Cable Stayed (Doctoral dissertation, Universitas
Islam Sultan Agung).

Elpian, A. (2011). Perancangan Struktur Jembatan Randusongo di Kabupaten


Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Doctoral dissertation,
UAJY).

REITSANIE BELLA PERTIWI, N. A. L. I. E. N. D. A. (2019). PENINJAUAN


STRUKTUR BAWAH JEMBATAN “A” PADA PROYEK PENGGANTIAN
JEMBATAN KALIGAWE, SEMARANG (Doctoral dissertation, undip
vokasi).

18
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto Bersama kelompok di lokasi

Lampiran 2. Mengukur Abutmen Jembatan


Lampiran 3. Mengukur Panjang
Jembatan
Lampiran 4 Mengukur Pondasi Pilar

Anda mungkin juga menyukai