MODUL 4
PEMBEBANAN JEMBATAN
4.1 PembebananJembatan
diatur dalam Peraturan Pembebanan Jembatan Jalan Raya tahun 1987 (PPJJR
ilmu dan teknologi yang berkembang saat ini. Pada tahun 1992 PPJJR 1987
diperbarui dengpn Bridge Manajemen System (BMS 1992). BMS 1992 merupakan
1. Beban Primer
a) Beban mati
Dalam menentukan besamya beban mati tersebut, harus
digunakan nilai berat isi untuk bahan - bahan bangunan tersebut di bawah ini
- Besituang......... .......725ttm3
yang sesungguhnya.
yang jauh menyimpang dari nilai-nilai yang tercantum diatas, maka berat ini
b) Beban hidup
* BebanT
mempunyai beban roda ganda (dual wheel road) sebesar 10 ton dengan
ini:
+
f*r
m
m
dimana:
mxr
o'5
m
m
O.' Ifu
m
r*t
c,rlts
EG
br = 12.50 cm
bz = 50'00 cm
Beban 'T" ini digunakan untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau
beban "D". Beban 'D" atau beban jalur adalah susunan beban pada setiap
jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata sebesar.{ ton per meter
panjang jalur dan hban garis "p" ton per jalur lalu lintas.
Beban "D" dapat digambarkan sepertidibawah ini:
' =t.b(t*19')rlr'.
a
\. L) untukL>60m
sebagai berikut:
seluruh jembatan.
/Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan lebih besar dari 5.5 meter,
dalam menentukan beban hidup (beban terbagi rata dan beban garis)
qtonlneter
-
beban terbaqi merata -
2.75m
beban 9?ris = +
2.75m
maksimum
pengaruh maksimum
(beban terbagi rata dan beban garis) pada dua perletakan digunakan
beban terbagi rata sepanjang bentang gelagar dan satu beban garis.
sebesar 500 kg/m2. Dalam perhitungan kekuatan gelagar karena pengaruh beban
hidup pada trotoar, diperhitungkan beban sebesar 600/o beban hidup trotoar.
500 kg/m yang bekerja pada puncak kerb yang bersangkutan atau pada
c) Beban kejut
garis "P" harus dikalikan dengan koefisien kejut yang akan memberikan hasil
k=l+(5020
+ I)
dengan:
k = koefisien kejut
garis'P"
bangunan bawah dan bangunan atas tidak merupakan satu kesatuan, tetapi