Anda di halaman 1dari 24

Kuliah ke-5

BAB III
PERATURAN PEMBEBANAN JEMBATAN
Data beban :
Kategori beban

a. Beban Primer b. Beban Sekunder c. Beban khusus

5. Beban angin
11. Gaya sentrifugal
6. Gaya akibat
1. Beban hidup perbedaan suhu
12. Gaya tumbuk
7. Gaya akibat rangkak pada jembatan
2. Beban mati layang
dan susut
3. Beban kejut 8. Gaya rem dan traksi 13. Gaya dan beban
4. Gaya akibat 9. gaya-gaya akibat selama pelaksanaan
tekanan tanah gempa bumu 14. aliran air dan
10. Gaya gesekan pada tumbukan benda-
tumpuan-tumpuan benda hanyutan
bergerak
Persyaratan pelaksanaan:

a. Beban Primer Beban mati

Berat isi bahan-bahan bangunan

 Baja tuang 7,85 t/m3


 Besi tuang 7,25 t/m3
 Aluminium paduan 2,80 t/m3
 Beton bertulang/pratekan 2,50 t/m3
 Beton biasa, tumbuk,siklok 2,20 t/m3
 Pasangan batu/bata 2,00 t/m3
 Kayu 1,00 t/m3
 Tanah, pasir,kerikil (semua dalam keadaan padat) 2,00 t/m3
 Perkerasan jalan beraspal 2,00 – 2,50 t/m3
 Air 1,00 t/m3
Persyaratan pelaksanaan:

Beban Primer Beban hidup

Beban hidup pada jembatan yang


harus ditinjau dinyatakan dalam dua
macam

Beban “T” merupakan Beban “D” beban jalur


beban terpusat untuk lantai dan gelagar
kendaraan
Persyaratan pelaksanaan:

Macam beban hidup

Lebar min jalur LL = 2,75m dan maks 3,75m

Jumlah jalur LL untuk lantai kendaraan dengan lebar 5,50


m atau lebih ditentukan menurut tabel 3.1

Jumlah jalur jembatan digunakan dalam menentukan beban


“D” pada perhitungan reaksi perletakan
Persyaratan pelaksanaan:

Macam beban hidup

Lebar lantai kendaraan Jumlah jalur lalu lintas


5,5 – 8,25 m 2
> 8,25 m – 11,25 m 3
> 11,25 m -15,00 m 4
> 15,00 – 18,75 m 5
> 18,75 – 32,50 m 6

Daftar tersebut hanya digunakan dalam menentukan jumlah


jalur pada jembatan
Persyaratan pelaksanaan:

Macam beban hidup


Beban “T”

Untuk perhitungan kekuatan lantai kendaraan atau sistem


lantai kendaraan jembatan, harus digunakan beban “T”
seperti dijelaskan berikut

Beban “T” adalah beban yang merupakan kendaraan truk


yang mempunyai beban roda ganda (dual wheel load)
sebesar 10 ton
Persyaratan pelaksanaan:

Macam beban hidup


Beban “D”

Untuk perhitungan kekuatan gelagar-gelagar harus


digunakan beban hidup “D” .

Beban “D” atau beban jalur adalah susunan beban pada


setiap jalur lalu lintas yang terdiri dari beban terbagi rata
sebesar “q” ton meter panjang per jalur, dan beban garis “P”
ton per jalur lalu lintas tersebut.
Kuliah ke-5
Persyaratan pelaksanaan:

Macam beban hidup


Beban “D”

Besar “q”: ditentukan sbb :

𝑞=2,2,𝑡/𝑚′,𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝐿<30……(3.1)
1,1
𝑞=22− 𝑥 ( 𝐿−30 ) 𝑡 /𝑚,𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘30 𝑚<𝐿<60… … ( 3.2 )
60

𝑞=1,1 𝑥 1+ [
30
𝐿 ]
𝑡 / 𝑚 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘𝐿> 60 𝑚 … …(3.3)
Persyaratan pelaksanaan:

Ketentuan penggunaan beban “D” dalam arah melintang


jembatan adalah sbb:

a. Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan ≤ 0,50m,


beban “D” sepenuhnya 100%harus dibebankan pada
seluruh lebar jembatan.
b. Untuk jembatan dengan lebar lantai kendaraan > 5,50m
sedang lebar selebihnya dibebani hanya separuh beben “D”
(50%), lihat gambar 3.3.
Persyaratan pelaksanaan:

Beban terbagi merata =

Beban garis =

Angka 2,75m selalu tetap, tidak tergantung pada lebar jalur LL


Persyaratan pelaksanaan:

Beban pada trotoir, kerb dan sandaran

Konstruksi trotoir harus diperhitungkan terhadap beban


hidup sebesar 500 kg/m2.

Dalam perhtungan kekuatan gelagar karena pengaruh


beban hidup pada trotoir, diperhitungkan beban sebesar
60% beban hidup trotoar.
Beban pada trotoir, kerb dan sandaran

Tabel 3.2. Jumlah median anggapan untuk menghitung


reaksi perletakan

Jumlah jalur Jumlah median Jumlah jalur Jumlah median


LL anggapan LL anggapan

n=4 1 n=8 3
n=5 1 n=9 3
n=6 1 n = 10 3
n=7 1
Beban pada trotoir, kerb dan sandaran

Kerb harus diperhitungkan untuk dapat menahan


satu beban horisontal ke arah melintang jembatan
sebesar 500kg/m’ yang bekerja pada puncak kerb
atau pada tinggi 25 cm

Tiang-tiang sandaran pada setiap tepi trotoir harus


diperhitungkan menahan beban horisontal sebesar
100kg/m’, yang bekerja pada tinggi 90 cm di atas
lantai trotoir
Beban kejut

Beban garis “P” dikali dengan koefisien kejut (untuk


memperhitungkan pengaruh-pengaruh getaran dan pengaruh
dinamis lainnya).
Sedangkan beban “q” dan “T” tidak

20
𝑘=1+ ……………(3.6)
(50+𝐿)
k= koefisien kejut
L = panjang bentang (ditentukan oleh tipe konstruksi jembatan
(keadaan statis) dan kedudukan muatan garis “P” (tabel 3.3).
Beban kejut

Tabel 3.3 Bentang L untuk penentuan koefisien kejut


Beban kejut

Tabel 3.3 Bentang L untuk penentuan koefisien kejut


Tabel 3.3 Bentang L untuk penentuan koefisien kejut
LANJUT KE BABAN SEKUNDER

b. Beban Sekunder

5. Beban angin
6. Gaya akibat perbedaan suhu
7. Gaya akibat rangkak dan susut
8. Gaya rem dan traksi
9. gaya-gaya akibat gempa bumu
10. Gaya gesekan pada tumpuan-
tumpuan bergerak
SEKIN
DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai