Anda di halaman 1dari 12

Analisis Pembebanan Struktur Jembatan Gantiwarno, Klaten

Berdasarkan SNI 1725 : 2016


MATA KULIAH ANALISIS STRUKTUR
JEMBATAN
Dosen Pengajar : Dr. Ir. Bambang Supriyadi, CES., DEA.

Yohanes Meinata Permana


18/434883/PTK/12446 Tri Mulyanto, S.T
18/434875/PTK/12442 Tirana Novitri, S
18/434874/PTK/12437
Ulul Azmy 18/434879/PTK/12442
Abdul Kadir 18/437609/PTK/12642
Heribertus Sigit, K 18/437612/PTK/12645

MINAT TEKNIK STRUKTUR


MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS GADJAH
MADA YOGYAKARTA
2019
Penerapan Pembebanan Untuk Jembatan berdasarkan SNI 1725:2016
Studi Kasus : Jembatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah

A. Data Teknis Jembatan

9m 8m 9m

Gambar 1. Kondisi jembatan sebelum pilarnya roboh

17 m 9m

Gambar 2. Kondisi jembatan setelah pilarnya roboh


- Tipe : Balok menerus
- Lebar jembatan : 2.5 m
- Dimensi balok utama
Tinggi : 600 mm
Lebar : 300 mm
- Dimensi diafragma
Tinggi : 300 mm
Lebar : 150 mm
- Tebal pelat lantai : 120 mm
- Dimensi pilar
Tinggi : 3500 mm
Lebar : 1700 mm
Tebal : 500 mm
- Spesifikasi beton dan baja tulangan
Kuat tekan beton : 25 Mpa
fc' : 350 Mpa
Kuat leleh baja fy
Diameter tulangan : 19 mm
B. Persyaratan Pembebanan
- Beban Permanen
1. Berat Sendiri Jembatan
Dalam kasus ini, beban berat sendiri sudah dihitung secara otomatis dalam software SAP 2000 v

2. Beban Pelat
Tebal pelat diasumsikan sebesar 0.12 m dan sudah diperhitungkan secara otomatis
dalam software SAP 2000 v.14.

3. Beban Trotoar
Lebar trotoar diasumsikan 0.5m dengan tebal 0.3m
Dimensi (m) Density Beban
Tipe Beban
(kN/m3) (kN/m2)
Panjang Lebar Tebal
Trotoar 26 0.5 0.3 24 7.2

4. Beban Perkerasan Jalan


Tebal lapisan aspal diasumsikan 0.05m.
Thickness Density Load
Tipe Beban
(m) (kN/m3) (kN/m2)
Asphalt + Overlay Layer 0.05 22 1.1

- Beban Transien
1. Beban Jalur untuk Gelagar (D)

Beban Terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q Kpa, dengan besaran q tergantung panjang to
Jika L < 30 m : q = 9 Kpa Dipakai
Jika L > 30 m : q = 9*(0,15+15/L) 6.54 Kpa Tidak Dipakai
Ltotal 26 m lebar lajur kendaraan 2.5 m
Beban Garis Terpusat dengan Intensitas p Kn/m ditempatkan tegak lurus terhadap arah lalu
linta adalah sebesar 49 kN/m
Distribusi Beban hidup dalam ar
memperoleh momen dan geser d
jembatan. Hal ini dilakukan den
tersebar pada seluruh lebar
balok trotoar) dengan intensitas
100 %

Beban Garis Terpusat Akibat Faktor Beban Dinamis

LE Jembatan Utama
LE Jembatan Pelebaran

FBD
Jembatan Utama = 40%
Jembatan Pelebaran = 40%

BGT Akibat FBD = 68.6 kN/m

2. Gaya Rem (TB)


Gaya rem harus diambil yang terbesar dari
A. 25% dari berat gandar truk desain atau,
B. 5% dari berat truk rencana diambah beban lajur terbagi rata (BTR)
Kondisi
Panjang A).Beban B).Beban
yang
% pengaruh Terbagi Desain A+B
digunaka
beban (m) Rata (kN) Truk (kN)
Dalam kasus ini, digunakan n
B* 5% 1.8 585.00 318.85 903.85
*Gaya ini harus diasumsikan untuk bekerja secara horizontal pada jarak 1800 mm dari permukaa
paling menentukan

3. Beban Pejalan Kaki (TP)

Berdasarkan SNI 1725:2016 semua elemen dari trotoar atau jembatan penyeberangan yang
langs nominal 5 kPa. Dalam kasus ini, jembatan mempunyai 2 trotoar di kiri dan kanan
jembatan, sehi sebesar 5 Kpa.
4. Beban Temperatur (EUn)

fc = 25 Mpa < 30 Mpa, digunakan α = 0.00001 /°C


Temperatur maksimum rata-rata, Tmax 40 °C Ltotal = 26000
Temperatur minimum rata-rata, Tmax 15 °C
Perbedaan temperatur pada lantai jembatan, ∆T = 6.50 °C

5. Beban Gempa
Beban gempa diambil sebagai gaya horizontal yang ditentukan berdasarkan perkalian koefisien
respons elastik (Csm) dengan berat struktur ekivalen yang kemudian dimodifikasi dengan
faktor modifikasi respons (Rd)

Gaya gempa horizontal statis:


EQ = Csm / Rd x Wt

EQ= gaya gempa horizontal statis (kN)


Csm = koefisien repons gempa elastis
Rd = faktor modifikasi repons
Wt = berat total struktur terdiri dari beban mati dan beban hidup (KN)

Dengan satuan beban merata horisotal memanjang tercapai perpindahan tetap yaitu vs (x) = vs
sepanjang jembatan. Dengan anggapan kolom menahan sendiri gerakan memanjang,
perpindahan diperoleh dengan menggunakan kekakuan pilar k1 dan k2 sebesar 12 EI/H3.

Berat total yang berupa berat sendiri dan beban mati tambahan :
Wt = QMS + QMA
-Berat sendiri, QMS = 384.31
-Beban mati tambahan, QMA = 193.05
-Berat total, Wt = (QMS + QMA) = 577.363
-Modulus elastik beton, E= 23500
E = 23500000
-Ukuran Pilar, b= 1.70 m h= 0.50
H= 3.50
3
-Momen inersia pilar, I = 1/12 * b * h = 0.0177083
-Kekakuan pilar, k1 = k2 = 3 (12 EI)/H3 = 349416.91
berarti untk memperoleh deformasi 1 m diperlukan gaya 349416.9 m

terjadi perpindahan (vs) arah horisontal dengan gaya satuan merata po = 1


pada bentang total jembatan, L = 26 m
vs = (po L) / (k1 + k2) = 3.72E-05
- Ukuran Girder, b= 0.30 m h= 0.60
-Momen inersia penampang Girder, I = 1/12 * b * h3 = 0.0054

Faktor a, b, dan g diperhitungkan dengan distribusi beban mati persatuan panjang yang
dianggap konstan
a = Vs L = 0.0009673
b = w Vs L =
0.5584977

-Perioda T, g=wV2L 2.078E-05


= s
0.2942
T = 2p Ö [ g / (Po.g.a)]
=
-Lokasi wilayah gempa Wilayah = 3
-Sehingga Akselerasi puncak di batuan dasar, A= 0.15
-Kondisi tanah dasar termasuk sedang (medium). S= 1.2
-Koefisien respon elastis, Cs = 1.2 AS / T2/3 = 0.4883448
-Cs melebihi 2.5A = 0.375 sehingga digunakan Cs = 1.0
-Faktor modifikasi repon untuk penghubung bangunan atas pda pilar, Rd =
-Gaya geser horisontal statis, EQ = Csm / Rd x Wt = 577.3625
-Tinggi Girder, h= 0.60
-Eksentrisitas, e = h/2 = 0.30
-Momen akibat pengaruh temperatur, M = E Q
*e = 173.209
.14.

tal yang dibebani L Yaitu

s pada jembatan. Besarnya intensitas p

ah melintang digunakan untuk


alam arah longitudinal pada gelagar
gan mempertimbangkan beban Lajur "D"
(tidak termasuk parapet, kerb, dan
untuk panjang jembatan yang terbebani.

26 m
26 m
(A+B)/1.8*5% =
Brake Load

25.10694 kN/m
n alan ada masing-masing arah longitudinal dan dipilih yang

ung memikul pejalan kaki harus direncanakan untuk beban


ngga pada bagian samping kanan dan kiri akan bekerja gaya
mm
kN
kN
kN
Mpa
kPa
m
m

m4
kN/m

kN/m

m
m

m4

m2
kNm
kNm2
detik
1
kN
m
m
kNm

Anda mungkin juga menyukai