Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prasarana transportasi darat tidak lepas dari peranan jalan dan jembatan. Keduanya
mempunyai kaitan yang penting sebagai sarana membatasi pembangunan jalan seperti sungai,
jurang, rel kereta api, dan pemisah lainnya. Dapat dikatakan bahwa perkembangan jembatan
sejalan dengan waktu peradaban manusia. Adanya bangunan jembatan akan didapat rute tujuan
yang lebih singkat dan biaya yang lebih ekonomis dibandingkan dengan membuat jalan memutar
untuk menghindari hambatan tersebut.
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transfortasi melalui
fungsi sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan adalah suatu
struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yang suatu struktur
konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian jalan yangterputus oleh adanya
rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai terputus oleh adanya rintangan-
rintangan seperti lembah yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang. Jalan ini yang
melintang yang tidak sebidang dan lain- saluran irigasi dan pembuang.
Adanya perancangan jembatan ini adalah untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas dan
perkembangan bagi kawasan disekitar pada bidang ekonomi, sosial dan budaya. Sehingga dapat
mendorong tingkat pelayanan terhadap masyarakat yang dapat meningkatkan taraf hidup
masyarakat, mewujudkan keseimbangan dan pemerataan pembangunan daerah.

1.2 Tujuan Perancangan Jembatan


Adapun tujuan dari perancangan Jembatan ini sebagai berikut :
1. Untuk merencanakan struktur atas Jembatan
2. Untuk merencanakan struktur bawah Jembatan.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari perancangan Jembatan ini sebagai berikut :
1. Untuk menambah wawasan mengenai perancangan struktur atas dan struktur bawah
jembatan
2. Memberikan referensi atau bahan ajar tentang perhitungan struktur atas
jembatan dan struktur bawah jembatan.

1.4 Lokasi Perancangan Jembatan


Jembatan sungai Bengkalis merupakan jembatan penghubung antara desa Senggoro dan
desa Rimbas.

Gambar 1.1 Jembatan Sungai Bengkalis


BAB II
DATA TUGAS

2.1 Data Struktur Atas Jembatan


A. Data Geometrik Jembatan

Tebal slab lantai jembatan ts = h 20 cm


Tebal lapisan aspal + overlay ta 10 cm
Tebal genangan air hujan th 5 cm
Jarak antar gelagar baja s 130 cm
Lebar jalur lalulintas 2bl 600 cm
Lebar trotoar b2 50 cm
Lebar total jembatan bt 750 cm
Panjang bentang jembatan L 22 m
Data Material
Beton
Mutu Beton fc' 30 Mpa
Modulus Elastisitas Ec 25743
Berat Beton Bertulang Wc 25 Kn/m3
Baja Tulangan
Mutu baja tulangan U-39
Tegangan leleh fy 390 Mpa
Baja Profil
Mutu Baja BJ-37
Tegangan leleh baja fy 240 Mpa
Tegangan ultimit baja fu 370 Mpa
Berat Jenis
Berat beton tidak bertulang W'c 22 Kn/m3
Berat Aspal Wa 22 Kn/m3
Berat jenis air Ww 9,8 Kn/m3
Berat Baja Ws 77 Kn/m3
B. Analisa Struktur Atas
1. Berat Sendiri (MS)
Faktor beban
Layan Ksms 1,0
Ultimit Kums 1,3

No Jenis beban Tebal (m) Berat (Kn/m3) Beban (Kn/m3)


1 Lantai Jembatan 0,2 25 5
Berat Sendiri Qms 5

2. Beban Mati Tambahan (MA)


Faktor beban
Layan Ksma 1,0
Ultimit Kuma 2,0

Berat Beban
No Jenis Beban Tebal (m) (Kn/m3) (Kn/m)
1 Lapisan Aspal + overlay 0,1 22 2,2
2 Air Hujan 0,05 9,8 0,49
Beban mati tambahan Qma 2,69

3. Beban Truk "T" (TT)


Faktor beban
Layan Kstt 1
Kut
Ultimit t 1,8
Panjang jembatan 22 m
Faktor beban dinamis 30%
Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh truk (beban T),
Besarnya 112,5 Kn
PTT 146,25 Kn

4. Beban Angin (EW)


1,
Koefisien seret Cw 2
satua
Keterangan Notasi Layan Ultimit n
Faktor beban Kew 1 1,2
Kecepatan angin untuk lokasi >5km dari pantai Vew 25 30 m/det
Layan Ultimit
Tew 0,900 Kn/m' Tew 1,296 Kn/m'
Pew 0,514 Kn/m' Pew 0,741 Kn/m'

5. Pengaruh Temperatur (ET)


Faktor beban
Layan Kstt 1
Ultimit Kutt 1,2
Temperatur rata-rata minimum Tmin 15 ˚C
Temperatur rata-rata maksimum Tmaks 40 ˚C
Selisih temperatur ∆T 25 ˚C
Kuat tekan beton fc' 30 Mpa
Koefesien muai akibat temp A 0,00001 ˚C
Modulus elastisitas untuk fc'<30 Ec 25742,9602 Mpa
6. Momen pada lantai jembatan
a. Akibat berat sendiri (Qms)
Berat sendiri Qms 5 Kn/m'
Jarak gelagar S 1,3 m
Momen tumpuan maksimum Mmst 0,704166667 Kn/m'
Momen lapangan maksimum Mmsl 0,352083333 Kn/m'
b. Akibat beban mati tambahan (Qma)
Beban mati tambahan Qma 2,69 Kn/m'
Jarak gelagar S 1,3 m
Momen tumpuan maksimum Mmat 0,473552083 Kn/m'
Momen lapangan maksimum Mmal 0,236776042 Kn/m'
c. Akibat beban truk T (PTT)
Beban truk T PTT 146,25 Kn
Jarak gelagar S 1,3 m
Momen tumpuan maksimum MTTT 29,70703125 Kn/m'
Momen lapangan maksimum MTTL 26,736 Kn/m'
d. Akibat beban angin (PEW)
Beban kondisi layan PEWS 0,514 Kn
Beban kondisi Ultimit PEWU 0,741 Kn
Jarak gelagar S 1,3 m

Kondisi layan
Momen tumpuan maksimum MEWTS 0,0609375 kN.m'
Momen lapangan maksimum MEWLS 0,10960 kN.m'
Kondisi Ultimit
Momen tumpuan maksimum MEWTU 0,08775 kN.m'
Momen lapangan maksimum MEWLU 0,157826698 kN.m'

e. Akibat pengaruh temperatur (T)


Momen inertia lantai beton I 2083333333,3 mm4
Momen elastisitas Ec 25743
Koefesien muai a 0,00001 ˚C
Tebal lantai h 200 mm
Momen tumpuan maksimum METT 6,510 Kn.m'
Momen lapangan maksimum METL 22,79 Kn.m'
f. Kombinasi Momen
f1. Rekapitulasi momen pada lapangan dan tumpuan

Daya Keadaan
No Jenis beban Faktor beban layan ultimit Mlapangan Mtumpuan
1 Berat sendiri Kms 1 1,3 0,352083333 0,704166667
B.Mati
2 tambahan Kma 1 2 0,236776042 0,473552083
3 Beban truk T Ktt 1 1,8 26,736 29,70703125
Pengaruh
4 temp. Ket 1 1,2 22,79 6,510416667
5.a Beban angin Kew 1 0,10960 0,0609375
5.b Beban angin Kew 1,2 0,15783 0,08775

f2
. Kombinasi 1-Momen Lapangan
Kond layan Kond ultimit
Faktor beban Aksi Aksi
M
No Jenis beban Laya Ultimi Lapangan
n t MS Lapangan Mu Lapangan
0,35208333 0,45770833
1 Berat sendiri 1 1,3 0,35208333 x KBL 3 x KBU 3
B.Mati 0,23677604 0,47355208
2 tambahan 1 2 0,23677604 x KBL 2 x KBU 3
26,7363281 48,1253906
3 Beban truk T 1 1,8 26,7363281 x KBL 3 x KBU 3
4 Pengaruh temp. 1 1,2 22,7864583 o KBL 22,79 o KBL 22,79
5.a Beban angin 1 0,10960187
5.
b Beban angin 1,2 0,1578267
50,1116458 71,8431093
∑ 3 8
f3. Kombinasi 1-Momen Tumpuan

Kond layan Kond ultimit


Faktor beban Aksi Aksi
M
No Jenis beban Laya Ultimi Tumpuan
n t MS Tumpuan Mu Tumpuan
0,7041666 0,70416666
1 Berat sendiri 1 1,3 7 x KBL 7 x KBU 0,915416667
B.Mati 0,4735520 0,47355208
2 tambahan 1 2 8 x KBL 3 x KBU 0,947104167
29,707031 29,7070312
3 Beban truk T 1 1,8 3 x KBL 5 x KBU 53,47265625
Pengaruh 6,5104166 6,51041666
4 temp. 1 1,2 7 o KBL 7 o KBL 6,51
5.a Beban angin 1 0,0609375
5.b Beban angin 1,2 0,08775
37,3951666
∑ 7 61,84559375

f4. Kombinasi 2-Momen Lapangan

Kond layan Kond ultimit


Faktor beban M Aksi Aksi
No Jenis beban
Layan Ultimit Lapangan MS Lapangan Mu Lapangan
0,3520833
1 Berat sendiri 1 1,3 3 x KBL 0,352083333 x KBU 0,457708333
B.Mati 0,2367760
2 tambahan 1 2 4 x KBL 0,236776042 x KBU 0,473552083
26,736328
3 Beban truk T 1 1,8 1 o KBL 26,73632813 o KBL 26,73632813
Pengaruh 22,786458
4 temp. 1 1,2 3 0,7 KBL 15,95052083
0,1096018
5.a Beban angin 1 7
5.b Beban angin 1,2 0,1578267
∑ 43,27570833 ∑ 27,66758854
f5 Kombinasi 2-Momen Tumpuan

Kond layan Kond ultimit


Faktor beban Aksi Aksi
M
No Jenis beban Ultimi Tumpuan
Layan t MS Tumpuan Mu Tumpuan
0,7041666 0,70416666
1 Berat sendiri 1 1,3 7 x KBL 7 x KBU 0,915416667
B.Mati 0,4735520 0,47355208
2 tambahan 1 2 8 x KBL 3 x KBU 0,947104167
29,707031 29,7070312
3 Beban truk T 1 1,8 3 o KBL 5 o KBL 29,70703125
Pengaruh 6,5104166 0,7 4,55729166
4 temp. 1 1,2 7 KBL 7
5.a Beban angin 1 0,0609375
5.b Beban angin 1,2 0,08775
35,4420416
∑ 7 31,56955208

2.2 Data Struktur Bawah Jembatan dan Data Tanah


A. Data Tanah

Local Side
Cone Friction Jenis Tanah
Elevasi friction
No Resistance(Kg/cm²) Ratio(Fr) (%) (Fig.4.23)
(Kg/cm²)
A B C D E

1 1,4 - 2 1,63 0,08 4,72 Organic


2 2 - 3 1,75 0,08 4,54 Organic
3 3 - 4 2,50 0,07 2,98 Clay
4 4 - 4,6 2,63 0,10 3,72 Clay
5 4,6 - 5 2,50 0,07 2,67 Clay
6 5 - 6 2,58 0,08 3,26 Clay
7 6 - 7 3,33 0,09 2,65 Clay
8 7 - 8 3,58 0,14 3,89 Clay
9 8 - 9 4,08 0,17 4,09 Clay
10 9 - 10 4,50 0,20 4,44 Clay
11 10 - 11 4,92 0,24 4,95 Clay
12 11 - 12 5,50 0,24 4,34 Clay
13 12 - 13 5,67 0,26 4,63 Clay
14 13 - 14 6,33 0,24 3,78 Clay
15 14 - 15 7,08 0,24 3,39 Clay
16 15 - 16 7,17 0,27 3,81 Silty Clay to Clay
17 16 - 17 7,17 0,24 3,35 Silty Clay to Clay
18 17 - 18 8,33 0,24 2,94 Clay
19 18 - 19 11,00 0,49 4,44 Clay
19,
19 -
20 4 6,67 0,33 5,33 Clay
Hpi=Lsf*Teb
Cu (ton/m²) Kc Oi Qs Qs
al
Rumus (Interpretasi Cu Kg/Cm² (Kurva L/B Tinjauan (Cm) (Kg) (Ton)
Tabel 1) Clay)
(Kg/cm)
I J K L Q R S T

Kc*((Li/
1,180
8D)*Hpi*Oi) 0,203125 0,0203125 0,01125 2,250 160 132,8 0,13
Kc*((Li/
1,170
8D)*Hpi*Oi) 0,21875 0,021875 0,03625 7,778 160 455,0 0,46
Kc*((Li/
1,160
8D)*Hpi*Oi) 0,3125 0,03125 0,06125 7,222 160 418,9 0,42
Kc*((Li/
1,160
8D)*Hpi*Oi) 0,328125 0,0328125 0,07625 3,000 160 174,0 0,17
Kc*(Hpi*Oi) 0,3125 0,03125 1,160 0,08625 1,333 160 247,5 0,25
Kc*(Hpi*Oi) 0,32291667 0,0322917 1,165 0,11125 8,333 160 1553,3 1,55
Kc*(Hpi*Oi) 0,41666667 0,0416667 1,140 0,13625 8,889 160 1621,3 1,62
Kc*(Hpi*Oi) 0,44791667 0,0447917 1,139 0,16125 13,889 160 2531,1 2,53
Kc*(Hpi*Oi) 0,51041667 0,0510417 1,140 0,18625 16,667 160 3040,0 3,04
Kc*(Hpi*Oi) 0,5625 0,05625 1,120 0,21125 20,000 160 3584,0 3,58
Kc*(Hpi*Oi) 0,61458333 0,0614583 1,119 0,23625 23,889 160 4277,1 4,28
Kc*(Hpi*Oi) 0,6875 0,06875 1,110 0,26125 23,889 160 4242,7 4,24
Kc*(Hpi*Oi) 0,70833333 0,0708333 1,100 0,28625 26,111 160 4595,6 4,60
Kc*(Hpi*Oi) 0,79166667 0,0791667 1,099 0,31125 23,889 160 4200,6 4,20
Kc*(Hpi*Oi) 0,88541667 0,0885417 1,100 0,33625 23,889 160 4204,4 4,20
Kc*(Hpi*Oi) 0,89583333 0,0895833 1,099 0,36125 27,222 160 4786,8 4,79
Kc*(Hpi*Oi) 0,89583333 0,0895833 1,080 0,38625 23,889 160 4128,0 4,13
Kc*(Hpi*Oi) 1,04166667 0,1041667 1,02 0,41125 24,444 160 3989,33 3,99
Kc*(Hpi*Oi) 1,375 0,1375 1,12 0,43625 49,444 160 8860,44 8,86
Kc*(Hpi*Oi) 0,83333333 0,0833333 1,12 0,44625 10,000 160 1792 1,79

1. Perhitungan Cone Resistance Rata-Rata


Tentukan terlebih dahulu jarak:
4.D dan 8.D (dimana D=diameter pile atau lebar pile dalam satuan sc atau m).
Rumus yang digunakan untuk menentukan Qb adalah:
Qb = Cn rata-rata ujung x Ap (satuan kg, hasil akhir baru dikonversi ke dalam ton)

Dimana:
Cn rata-rata ujung= nilai cone resistance rata-rata, satuan kg/cm2
Ap = Luas penampang ujung pile, satuan cm2
Sedangkan Ap (Luasan ujung tiang) di cari dengan menggunakan rumus :
Ap = B x B (untuk bujur sangkar)
Ap = ¼ x л x D²(untuk Lingkaran)
Qb = 6,9 x (40 x 40)
= 11189 kg = 11,89 ton
.
Untuk menentukan nilai cone resistance rata-rata menggunakan persamaan:

Cn1 = Harga konus rata-rata dihitung mulai dari ujung tiang (pile) sampai 4D
kebawah di elevasi (Elv Ujung Tiang + 4D)
Cn2 = Harga rata-rata dari konus (minimum) dihitung mulai dari ujung tiang sampai 4D ke
bawah (Lebih kecil dari rata-rata Cn1) tetap berada di elevasi (Elv Ujung Tiang + 4D)
Cn3 = Harga rata-rata dari konus minimum dihitung mulai dari ujung tiang sampai 8D ke atas
(Cari Cn3 rata-rata “Misal diantara 8D rata-rata 18,5 maka ambil nilai yang lebih kecil
kemudian rata-ratakan kembali) di elevasi (Elv Ujung Tiang – 8D)
Cn rata − rata = jumlah nilai Cn dari ujung tiang samapi 8D ketas/jumlah data persegem
CN1 Berada di kedalaman 19,4 m – 20,8 m
Kedalama
Cone
n
H (m)
Resistanc
meter
e
19 0,40 5,0
0,60 6,0
0,80 5,0
CN1 0,00 5,0
20 0,00 5,0
0,20 6,0
0,40 6,0
0,60 6,0
0,80 6,5
CN1 RATA-RATA 5,61

CN2 diambil dari nilai yang lebih kecil dari CN1 rata-rata
Kedalaman Cone
H (m)
meter Resistance
19 0,40 6,00
CN2 0,80 5,00
0,00 5,00
20 0,00 5,00
CN2 RATA-RATA 5,25

CN3 Berada dikedalaman 16 m – 19,4 m


CN3 Kedalaman Cone
H (m)
meter Resistance

16 0,00 7

0,20 7

0,40 7

0,60 7

0,80 7,5

17 0,00 7,5
0,20 7,5
0,40 7,5

0,60 7,5

0,80 10

18 0,00 10

0,20 12

0,40 12,5

0,60 13

0,80 11

19 0,00 7,5

0,20 7,5

0,40 5

CN3 RATA-RATA 8,6


CN RATA-RATA UJUNG 6,99 Kg/cm2

2. Menghitung Kapasitas Dukung Ultimite 1 Pile (Qult 1 pile).


Untuk menghitung kapasitas dukung ultimate 1 pile (singgle pile) dapat menggunakan
rumus berikut ini:
Q ult 1 pile = Qb + Qs (satuan kg, kemudian dikonversi ke ton)
Q ult 1 pile = 11,89 + 71,71 = 82,89 ton
3. Menghitung Kapasitas Dukung Ultimite Kelompok pile (Q ult group)
Untuk mengitung kapasitas dukung ultimate group pada 1 pile dapat menggunakan
persamaan berikut:
Q ult group = N x Eg x Q ult 1 pile
Ø = tan-1 ( B / s )
21,8014
Eg = 1 - Ø ( m-1 ) n + (n-1) m
90.m.n
1 - 21,8014 19
1260
1 - 21,8014 0,015
1 - 0,329
0,671
Q ult group = 14 x 0,671 x 82,89
= 779,0 ton
4. Kapasitas Dukung Aman kelompok pile ( Q all grup)
Kapasitas dukung aman kelompok pondasi dalam (Q all group) dapat dihitung dengan
persamaan berikut :
𝑄𝑎𝑙𝑙 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝 = 𝑄 𝑢𝑙𝑡 𝑔𝑟𝑜𝑢𝑝/𝑆𝐹 𝑖𝑗𝑖𝑛 (satuan ton)
= 779,0/2,7
= 288,5 ton
5. Beban Vertikal Total
Berat volume Volume
W (t/m3) (m3) W
W. Beban V struktur atas 140
W. Pelat injak 2,5 0,88 2,200
W. Abt 2,5 11,278 28,20
W. T. Asli 1,7 0,696 1,183
W. T. Timbunan 1,9 2,363 4,489
W. Pile 2,5 40,32 100,8
Wtotal 276,87
6. Kontrol Aman
a. Aman dan ekonomis terhadap kapasitas dukung Aman terhadap kapasitas dukung

SF TERJADI = Qult group

Wtotal

= 779,0

276,87

= 2,81362
SF TERJADI 2,81362 > SF IZIN 2,7 AMAN
Ekonomis
Eff Aman = Qall group - W Total x 100%

Wtotal

288,52 - 276,87
=
276,87

= 0,04208 x 100%
= 4%

Eff Aman 4% < 5% TIDAK BOROS

BAB III
DASAR TEORI

3.1 Perancangan Struktur Atas Jembatan


3.2 Perancangan Struktur Bawah Jembatan
Konstruksi bagian bawah jembatan meliputi :
1. Pangkal jembatan / abutment + pondasi
2. Pilar / pier + pondasi
Bangunan bawah pada umumnya terletak disebelah bawah bangunan atas. Fungsinya untuk
menerima beban-beban yang diberikanbengunan atas dan kemudian menyalurkan kepondasi,
beban tersebut selanjutnya disalurkan ke tanah oleh pondasi.

Gambar 1.2 Beban pada jembatan

Abutment atau kepala jembatan adalah salah satu bagian konstruksi jembatan yang
terdapat pada ujung-ujung jembatan yang berfungsi sebagai pendukung bagi bangunan diatasnya
dan sebagai penahan tanah timbunan oprit. Konstruksi abutment juga dilengkapi dengan
konstruksi sayap untuk menahan tanah dengan arah tegak lurus dari as jalan. Bentuk umum
abutment yang sering dijumpai baik pada jembatan lama maupun jembatan baru pada prinsipnya
semua sama yaitu sebagai pendukung bangunan atas, tetapi yang paling dominan ditinjau dari
kondisi lapangan seperti daya dukungtanah dasar dan penurunan (seatlement) yang terjadi.
Adapun jenis abutment ini dapat dibuat dari bahan seperti batu atau beton bertulang dengan
konstruksi seperti dinding atau tembok.
3.2.2 Kapasitas dukung kelompok pile
Pada umumnya untuk meneruskan beban dari struktur atas ke lapisan tanah dibawahnya,
pondasi tiang digunakan dalam bentuk kelompok/grup. Kemudian masing-masing tiang dalam
grup diikat bagian atasnya dengan kepala tiang/pile cap agar tiang-tiang tersebut dapat mengikat
satu sama lain. Pondasi tiang grup bertujuan untuk menggabungkan kekuatan banyak tiang
menjadi grup tiang, agar bisa menerima beban yang lebih besar dibandingkan den merupakan
contoh dari konfigurasi grup tiang per pile cap.
Gambar 1.3 Tampak denah (atas) pile group pada 1 abutment

Untuk mengitung kapasitas dukung ultimate group pada 1 pile dapat menggunakan persamaan
berikut :
Q ult group = N x Eg x Q ult 1 pile (satuan ton)
Dimana :
N = jumlah pile group (contoh gbr 10, N=10)
Q ult 1 pile = Kapasitas dukung ultimite 1 pile (ton), yang telah dihitung
sebelumnya, atau dalam soal bsia saja diketahui.
Eg = Efisiensi group pada Group pile, nilai maksimum Eg = 1

m = Jumlah tiang dalam 1 kolom (pada gambar 10, m = 2)


n = Jumlah tiang dalam 1 baris (pada gambar 10, n=5)
D = Diameter sisi tiang (m)
S = Jarak antar tiang (S ≥ 2D) (biasanya untuk pasir minimum S=3D, tanah lempung >=2.D)
atau bisa saja sudah ditentukan)

3.2.3 Kontrol Aman Pondasi dan Stabilitas Abutment


1. Kapasitas Dukung Aman (Q allowable= Q all)
a. Kapasitas Dukung Aman 1 pile ( Q all 1 pile)
Untuk menghitung kapasitas dukung aman satu pile, harus memasukkan safety
factor ijin suatu perencanaan atau perhitungan. SF ijin untuk perencanaan pondasi
dalam, sesuai SNI tentang perencanaan geoteknik 2017 adalah minimal 2,5. Nilai
SF ijin masih bisa digunakan lebih besar dari 2,5 dengan pertimbangan-
pertimbangan tertentu dari konstruksi jembatan yang dibangun. Kapasitas dukung
aman 1 pile (Q all 1 pile) dapat dihitung dengan persamaan berikut:

b. Kapasitas Dukung Aman kelompok pile ( Q all grup)


Untuk menghitung kapasitas dukung aman kelompok pondasi (group pile), harus
memasukkan safety factor ijin suatu perencanaan atau perhitungan. SF ijin untuk
perencanaan pondasi dalam, sesuai SNI tentang perencanaan geoteknik 2017
adalah minimal 2,5. Nilai SF ijin masih bisa digunakan lebih besar dari 2,5
dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu dari konstruksi jembatan yang
dibangun. Kapasitas dukung aman kelompok pondasi dalam (Q all group) dapat
dihitung dengan persamaan berikut:

Anda mungkin juga menyukai