Anda di halaman 1dari 9

ANALISA DESAIN GIRDER

PROYEK JEMBATAN KA JGJM-5 JOMBANG - MADIUN


JAWA TENGAH

(VOIDED SLAB B = 1.0 M, H = 0.8 M, L = 12 M)

PT. SAETI CENTRICON WAHANA - JH SYSTEM


JL. RAYA CAKUNG – CILINCING KAV. 48 – 50 CAKUNG
JAKARTA TIMUR 14140
1. DATA STRUKTUR ATAS

Panjang bentang jembatan L= 12.00 m


Lebar jalan B= 5.00 m
Jarak Ctc Girder s= 1.00 m
Jumlah Girder n= 5 pcs
Dimensi Girder : Lebar Atas b top = 0.96 m
Lebar Web bw = 1.00 m
Lebar Bawah b bott = 1.00 m
Tinggi h= 0.80 m
Dia. Void = 300 mm
Luas Penampang Voided Slab :
a. Penampang Penuh A1 = 789,800 mm²
L1 = 2,600 mm
b. Penampang Hollow A2 = 648,428 mm²
L2 = 9,400 mm

Volume Girder (A₁ * L₁) + (A₂ * L₂) 8.15 m³


Moment Inertia 0.0418 m⁴
yb 396.76 mm

Tebal slab lantai jembatan ts = 0.00 m


Tebal Balast tb = 0.57 m
Tinggi genangan air hujan th = 0.05 m
Tinggi bidang samping ha = 0.00 m

2. BAHAN STRUKTUR

Mutu beton : K - 600


Kuat tekan beton, fc' = 0.83 * K / 10 = 49.80 MPa
Modulus elastik, Ec = 4700 * √ fc' = 33167.484 MPa
Angka poisson υ= 0.20
Modulus geser G = Ec / [2*(1 + υ)] = 13820 MPa
Koefisien muai panjang untuk beton α= 1.0.E-05 °C

Mutu baja :
Untuk baja tulangan dengan Ø > 12 mm : U - 39
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 390 Mpa
Untuk baja tulangan dengan Ø ≤ 12 mm : U - 24
Tegangan leleh baja, fy = U*10 = 240 Mpa

Mutu baja prestress :


Diameter strand 1/2 inc = 12.7 mm
Tegangan ultimate strand, fu = 1861 Mpa
Tegangan leleh strand, fy = 1670 Mpa
Kuat Tarik Ultimate Strand UTS = 183.7 kN
Luas Penampang Strand As = 98.71 mm²

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 1/9


Specific Gravity :
Berat beton bertulang, wc = 25.00 kN/m3
Berat beton tidak bertulang (beton rabat), w'c = 24.00 kN/m3
Berat batu pecah (balast), wb = 14.50 kN/m3
Berat jenis air, ww = 9.80 kN/m3

3. ANALISIS BEBAN

3.1. BERAT SENDIRI (MS)


Faktor beban ultimit : KMS = 1
Berat sendiri ( self weight ) adalah berat bahan dan bagian jembatan yang merupakan elemen
struktural, ditambah dengan elemen non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap.

Panjang bentang Girder, L= 12.00 m


Jumlah Girder, n= 5.00 bh

Beban berat sendiri pada Girder


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Plat lantai 1.00 0.00 25.00 0.00
2 Girder 0.65 0.80 25.00 16.98
QMS = 16.98

Gaya geser dan momen pada Girder akibat berat sendiri (MS) :
VMS = 1/2 * QMS * L = 101.859 kN
2
MMS = 1/8 * QMS * L = 305.576 kNm

3.2. BEBAN MATI TAMBAHAN (MA)


Faktor beban ultimit : KMA = 1
Beban mati tambahan ( superimposed dead load ), adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan
suatu beban pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya
berubah selama umur jembatan. Jembatan dianalisis harus mampu memikul beban tambahan
seperti :
1) Penambahan lapisan aspal (overlay ) di kemudian hari,
2) Genangan air hujan jika sistim drainase tidak bekerja dengan baik,
Panjang bentang Girder, L 12.00 m

Beban mati tambahan pada Voided Slab


No. Jenis Lebar Tebal Berat Beban
(m) (m) (kN/m3) (kN/m)
1 Lap. Balast 1.00 0.57 14.50 8.27
2 Air hujan 1.00 0.05 9.80 0.49
Beban mati tambahan : QMA = 8.76

Gaya geser dan momen pada Voided Slab akibat beban tambahan (MA) :
VMA = 1/2 * QMA * L = 52.530 kN
2
MMA = 1/8 * QMA * L = 157.590 kNm

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 2/9


4. BEBAN LALU-LINTAS
Faktor beban ultimit : KTD = 1.8
Beban mengikuti peraturan beban untuk kereta api sesuai Peraturan Rencana Muatan 1921, berikut
adalah skema pembebanan kereta api :

Dari 7 skema pembebanan kereta diatas diambil beban rencana maksimum yaitu skema terakhir :
Jarak antara Girder s= 1.00 m
Untuk panjang bentang, L = 12.00 m, maka DLA P=KA = 200.00 kN

Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban lajur "D" :
VTD = 1/2 * PKA = 100.00 kN
MTD = 1/4 * PKA * L = 600.00 kNm

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 3/9


5. GAYA REM (TB)
Faktor beban ultimit : KTB = 1.8
Diambil gaya rem, TTB = 262.50 kN

Lengan thd. Titik berat balok, ht = 1.95 m


Beban momen akibat gaya rem, M = TTB * ht = 511.88 kNm
Gaya geser dan momen maksimum pada Girder akibat gaya rem :
VTB = M / L = 42.66 kN
MTB = 1/2 * M = 255.94 kNm

6. BEBAN ANGIN (EW)


Faktor beban ultimit : KEW = 1
Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan akibat beban angin yang meniup kendaraan
di atas lantai jembatan :
Kecepatan angin rencana, Vw = 1.5 kN/m2
Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang samping kendaraan dengan tinggi
h= 4.95 m
Beban angin tambahan yang meniup bidang samping kendaraan :
TEW = Vw * h 7.425 kN/m

Tinggi lengan beban angin hw = 2.48 m


Jarak antara roda kendaraan (Lb) Lb = 1.94 m
Beban akibat transfer beban angin ke lantai jembatan,
QEW = hw / Lb * TEW = 9.47 kN/m

Panjang bentang Girder, L= 12.00 m


Gaya geser dan momen pada Girder akibat beban angin (EW) :
VEW = 1/2 * QEW * L = 56.836 kN
MEW = 1/8 * QEW * L2 = 170.507 kNm

7. BEBAN LATERAL
Faktor beban ultimit : KL = 1
Gaya Lateral Fl = 1.0.E+00 unit
Jarak Lengan lateral Lt = 1.95 m
Jarak antara roda kendaraan (Lb) Lb = 1.94 m
Gaya Lateral adalah 20% dari Beban Hidup V lateral = 40.00 kN
Beban lateral (1.01 Gaya lateral) Ql = 40.40 kN
Gaya geser dan momen pada Girder akibat pengaruh Beban Lateral :
VL = 1/2 * Ql * L = 242.400 kN
2
ML = 1/8 * Ql * L = 727.200 kNm

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 4/9


8. KOMBINASI BEBAN ULTIMATE
No. Jenis Beban Faktor Komb-1 Komb-2 Komb-3
Beban
1 Berat sendiri (MS) 1.00 √ √ √
2 Beban mati tambahan (MA) 1.00 √ √ √
3 Beban Lalu Lintas (LL) 1.80 √ √ √
4 Gaya rem (TB) 1.80 √ √
5 Beban angin (EW) 1.00 √
7 Beban Lateral 1.00 √

KOMBINASI MOMEN ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor M Mu Mu Mu
Beban (kNm) (kNm) (kNm) (kNm)
1 Berat sendiri (MS) 1.00 305.58 305.58 305.58 305.58
2 Beban mati tambahan (MA) 1.00 157.59 157.59 157.59 157.59
3 Beban Lalu Lintas (LL) 1.80 600.00 1080.00 1080.00 1080.00
4 Gaya rem (TB) 1.80 255.94 460.69 460.69
5 Beban angin (EW) 1.00 170.51 170.51
7 Beban Lateral 1.00 727.20 727.20
2174.36 2003.85 2270.37

KOMBINASI GAYA GESER ULTIMATE Komb-1 Komb-2 Komb-3


No. Jenis Beban Faktor V Vu Vu Vu
Beban (kN) (kN) (kN) (kN)
1 Berat sendiri (MS) 1.00 101.86 101.86 101.86 101.86
2 Beban mati tambahan (MA) 1.00 52.53 52.53 52.53 52.53
3 Beban Lalu Lintas (LL) 1.80 100.00 180.00 180.00 180.00
4 Gaya rem (TB) 1.80 42.66 76.78 76.78
5 Beban angin (EW) 1.00 56.84 56.84
7 Beban Lateral 1.00 242.40 242.40
468.01 411.17 576.79
Momen ultimate rencana girder Mu = 2270.37 kNm
Gaya geser ultimate rencana girder Vu = 576.79 kN

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 5/9


10. PEMBESIAN GIRDER
10.1. TULANGAN LENTUR
Momen rencana ultimit Girder, Mu = 2270.37 kNm
Mutu beton : K - 600 fc' = 49.8 Mpa
Mutu baja tulangan prestress : fu = 1861 Mpa
Tegangan leleh ultimate strand fy = 1670 Mpa
Tebal slab beton, ts = 0 mm
Lebar badan Girder, b= 1000 mm
Tinggi Girder, h= 800 mm
s= 1000 mm
12 * ts = 0 mm
Diambil lebar efektif Girder, beff = 1000 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 106.4 mm
Modulus elastis baja, Es = 2.00E+05 MPa Es = 2.0.E+05 MPa
Faktor bentuk distribusi tegangan beton, β1 = 0.85
rb = β1* 0.85 * fc’/ fy * 600/(600+fu) = 0.0052528
Rmax = 0.75*rb*fy*[1-1/2*0.75*rb*fy/(0.85*fc')] = 6.068
Faktor reduksi kekuatan lentur, φ = 0.80
Tinggi efektif Girder, d = h - d' = 694 mm
Momen nominal rencana, Mn = Mu/φ = 2837.9581 kNm
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 106 / (beff * d2) = 5.900
Rn < Rmax OK
Rasio tulangan yang diperlukan :
ρ = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - √ (1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ))] = 0.0038207
Rasio tulangan minimum, ρmin = 1.4 / fy = 0.0008383
Luas tulangan yang diperlukan, As = ρ * beff * d = 2649.89 mm2
Diameter tulangan yang digunakan, Ø 12.70 mm
As strand = 98.71 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / As1 = 26.85
Digunakan tulangan, 30 Ø 12.7
2
As = As1 * n = 2961.3 mm

Tebal selimut beton, td = 60 mm


Diameter sengkang yang digunakan, ds = 10 mm
Jumlah tulangan tiap baris, nt = 2
Jarak bersih antara tulangan, mm
X = ( b - (nt * D) - (2*d)) = 930 mm
> 35 mm OK
Untuk menjamin agar Girder bersifat daktail, maka tulangan tekan diambil 10% tulangan
tarik, sehingga : As' = 10% * As = 296.13 mm2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As' / As strand = 3.00
Digunakan tulangan, 4 Ø 12.70

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 6/9


10.2. KONTROL KAPASITAS MOMEN ULTIMATE

Tebal slab beton, ts = 0 mm


Lebar efektif Girder, beff = 1000 mm
Lebar badan Girder, b= 1000 mm
Tinggi Girder, h= 800 mm
Jarak pusat tulangan terhadap sisi luar beton, d' = 106.43 mm
Tinggi efektif Girder, d = h - d' = 693.57 mm
Luas tulangan, As = 2961.30 mm2
Kuat tekan beton, fc' = 49.8 Mpa
Kuat leleh baja, fy = 1670 MPa
Untuk garis netral berada di dalam Girder, maka : Cc > Ts
Gaya internal tekan beton,
Cc = 0.85 * fc' * beff * ts = 0 N
Gaya internal tarik baja tulangan, Ts = As * fy = 4945371 N
Cc > Ts Garis netral di dalam Girder
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * beff ) = 116.83 mm
Jarak garis netral, c = a / b1 = 137.45 mm
Regangan pada baja tulangan tarik, εs = 0.003 * (d - c) / c = 0.0121
< 0.03 OK
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10-6 = 3141.087 kNm
Kapasitas momen ultimit, φ * Mn = 2512.8694 kNm
> Mu 2270.37 kNm
OK

10.3. TULANGAN GESER


Gaya geser ultimit rencana, Vu = 576.79 kN
Mutu beton : K - 600 Kuat tekan beton, fc' = 49.8 MPa
Mutu baja tulangan: U - 39 Kuat leleh baja, fy = 390 MPa
Faktor reduksi kekuatan geser, φ= 0.75
Lebar badan Girder, b= 1000 mm
Tinggi efektif Girder, d= 693.57 mm
-3
Kuat geser nominal beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10 = 815.745 kN

φ * Vc = 611.809 kN
Tidak Perlu Tulangan Geser
φ * Vs = Vu - φ * Vc = -35.020 kN
Gaya geser yang dipikul tulangan geser, Vs = -46.694 kN

Kontrol dimensi Girder terhadap kuat geser maksimum :


Vsmax = 2 / 3 * √ fc' * [ b * d ] * 10-3 = 3262.981 kN

Dimensi Girder memenuhi persyaratan kuat geser, OK


Digunakan sengkang berpenampang : 2 D 10
2
Luas tulangan geser sengkang, Av = p/4 * D * n = 157.080 mm2
Jarak tulangan geser (sengkang) yang diperlukan :
S = Av * fy * d / Vs = -909.952 mm
Digunakan sengkang, 2 D 10 - 300

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 7/9


Pada badan Girder dipasang tulangan susut minimal dengan rasio tulangan,
ρsh = 0.001
2
Luas tulangan susut, Ash = ρh * b * d = 693.57 mm
Diameter tulangan yang digunakan, D 10 mm
2
Jumlah tulangan susut yang diperlukan, n = Ash / ( π /4 * D ) = 8.83
Digunakan tulangan,
9 D 10

PT. Saeti Centricon Wahana - JHS System Page 8/9

Anda mungkin juga menyukai