Anda di halaman 1dari 20

Analisis Fungsi Pengawasan…..

(Takaendengan)
291

Analisis Fungsi Pengawasan Inspektorat Sebagai Aparat Pengawas Intern


Pemerintah (APIP) dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Perangkat Daerah
di Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara

Dormina Takaendengan

Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi
(dorminataka@gmail.com )

Abstract

The result of the research shows that partially supervision has significant effect on the
Performance of Regional Device in Local Government of North Sulawesi. Organizational
Commitment is partially significant to the performance of regional apparatus in North
Sulawesi Local Government. Monitoring and Organizational Commitment have significant
effect simultaneously on Local Device Performance in Local Government of North Sulawesi.
Keywords: Monitoring, Organizational Commitment, Performance

Abstrak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial pengawasan berpengaruh signifikan


terhadap Kinerja Perangkat daerah di Pemerintah Daerah Sulawesi Utara . Komitmen
Organisasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja perangkat daerah di
Pemerintah Daerah Sulawesi Utara. Pengawasan dan Komitmen Organisasi berpengaruh
signifikan secara simultan terhadap Kinerja Perangkat daerah di Pemerintah Daerah
Sulawesi Utara.
Kata Kunci : Pengawasan, Komitmen Organisasi, Kin
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
292

Latar Belakang Peningkatan efisien dan efektivitas


Dinas Perhubungan Daerah Provinsi pelaksanaan pemerintahan, maka
Sulawesi Utara merupakan bagian dari partisipasi semua pihak sangat dibutuhkan
Aparat Pengawas Intern Pemerintah untuk bagi masyarakat terlebih dari aparat yang
melakukan pengawasan dalam akan melaksanakan pemerintahan.
penyelengaraan tugas dan fungi organisasi Penyelenggaran pemerintahan yang efektif
guna memberikan pelayananan yang adalah merupakan kebutuhan yang sangat
terbaik sesuai dengan tolak ukur yang telah medesak khususnya pada masa reformasi
di tetapkan secara efektif dan efisien dalam sekarang ini. Arah pendekatannya yaitu
mewujudkan tata kelola pemerintahan difokuskan dalam memberikan pelayanan
yang baik. kepada masyarakat dan sebagai upaya
Terwujudnya pelayanan penyampaian kebijakan pemerintah pusat
transportasi yang handal dan berdaya saing dan sekaligus sebagai pelaksana program
memberikan nilai tambah bagi Dinas pemerintahan.
Perhubungan Daerah dimana pelayanan Hal ini ditandai oleh adanya
transportasi yang handal, diindikasikan tuntutan bagi masyarakat, akan menunjang
oleh penyelenggaraan transportasi yang terciptanya aparatur pemerintahan yang
aman (security), selamat (safety), nyaman bersih, tertib dan teratur dalam
(comfortable), tepat waktu (punctuality), menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai
terpelihara, mencukupi kebutuhan, dengan ketentuan yang berlaku. Tuntutan
menjangkau seluruh pelosok tanah air serta bagi masyarakat itu timbul karena ada
mampu mendukung pembangunan sebabnya, yaitu adanya praktek-praktek
nasional dalam wadah Negara Kesatuan yang tidak terpuji yang dilakukan oleh
Republik Indonesia (NKRI). aparat pemerintah umumnya dan aparat
Pelayanan transportasi yang berdaya saing pemerintah khususnya. Penyimpangan-
diindikasikan oleh penyelenggaraan penyimpangan yang terjadi dikalangan
transportasi yang efisien, dengan harga aparat pemerintah daerah, salah satunya
terjangkau (affordability) oleh semua disebabkan oleh kurang efektifnya
lapisan masyarakat, ramah lingkungan, pelaksanaan pengawasan yang dilakukan
berkelanjutan, dilayani oleh sumber daya oleh badan yang ada dalam tubuh
manusia yang profesional, mandiri dan pemerintah daerah itu sendiri (Victor,
produktif. 1994 : 28).
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
293

Meningkatnya tuntutan masyarakat Keputusan Menteri No. 41 Tahun 2001


atas penyelenggaraan pemerintah yang tentang pengawasan represif kebijakan
bersih ,adil, transparan dan akuntabel daerah. Victor (1994, hal. 38). Penguasa
harus disikapi dengan serius dan atau pimpinan perlu melakukan
sistematis. Segenap jajaran penyelenggara pengawasan, sebab tanpa pengawasan
negara baik dalam tatanan eksekutif, akan mengakibatkan terjadi
legislative dan yudikatif harus memiliki penyelewengan penyelewengan. Oleh
komitmen bersama untuk menegakkan karena itulah perlu dilakukan
good governance dan clean government. pengawasan yang efektif, khususnya yang
Seiring dengan hal tersebut, pemerintah berkaitan dengan tugas-tugas pokok
pusat dan daerah telah menetapkan sasaran pemerintahan dan pembangunan, hal ini
untuk meningkatkan pelayanan birokrasi bertujuan untuk menunjang terwujudnya
kepada masyarakat dengan arah kebijakan pemerintahan yang bersih dan berwibawa,
penciptaaan tata pemerintahan yang bersih dan untuk mewujudkannya maka perlu
dan berwibawa. Dengan adanya komitmen diterapkan fungsi pengawasan terhadap
pemerintah untuk mewujudkan good kinerja pemerintahan dan pembangunan.
governance khususnya pemberantasan Fungsi pengawasan dilakukan dengan
korupsi, kolusi dan nepotisme, maka memperhatikan pelaksanaan fungsi
kinerja atas peyelenggaraan organisasi manajemen lainnya seperti fungsi
pemerintah menjadi perhatian untuk perencanaan, pengorganisasian dan
dibenahi, salah satunya melalui sistem penggerakan. Salah satu fungsi
pengawasan yang efektif, dengan pengawasan yang efektif untuk diterapkan
meningkatkan peran dan fungsi dari adalah pengawasan fungsional, karena
Aparat Pengawas Intern Pemerintah setiap gejala penyimpangan akan lebih
(APIP). mudah dan lebih cepat diketahui. Dalam
Dasar hukum yang dapat dijadikan melaksanakan keempat dari fungsi
acuan dalam pelaksanan pengawasan manajemen tersebut secara baik, akan
adalah mengacu pada Peraturan secara otomatis menunjang pencapaian
Pemerintah No 60 tahun 2008 tentang tugas-tugas pokok yang sesuai dengan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. yang direncanakan Manullang (2006, hal.
Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001 13). Pelaksanaan tugas pokok suatu
tentang tata cara pengawasan organisasi, tidak akan tercapai dengan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan baik alasannya karena faktor pelaksanaan
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
294

pengawasan belum sesuai dengan yang dapat mengendalikan segala bentuk


direncanakan. kegiatan kerja sehingga dapat terlaksana
. Aparat Pengawasan Intern sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
Pemerintah dalam melaksanakan yang telah diberikan. Berdasarkan
pengawasan harus didukung penuh oleh pelaksanaan pengawasan pada Inspektorat
kepala daerah dan membiarkan APIP Daerah di Lingkungan Pemerintah
bekerja secara independen dan objektif, Provinsi Sulawesi Utara tersebut
agar laporan hasil pengawasan yang dibuat merupakan instansi vertikal dari Badan
benar dan sesuai kondisi yang ada. Pengawasan yang sebagai aparat
Laporan hasil pengawasan menjadi salah pengawasan umum, dimana dalam
satu indikator untuk menilai kinerja suatu melakukan pengawasan tugas-tugas secara
organisasi. Laporan hasil pengawasan administrative maupun operasional
efeknya memang akan sangat berpengaruh diperlukan adanya mekanisme kerja.
baik itu bagus ataupun tidak terhadap Dinas Perhubungan Daerah
kinerja. Laporan hasil pengawasan APIP Provinsi Sulawesi Utara adalah Satuan
dapat juga menjadi pertimbangan bagi Kerja Perangkat Daerah hasil pemekaran
perangkat daerah untuk mengambil dari Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
langkah kerja dan perbaikan manjemen. Informatika Provinsi Sulawesi Utara. Di
Pengawasan yang kurang baik bawah ini adalah tabel hasil capaian
akan berdampak terhadap efektivitas kinerja Dinas Perhubungan Daerah
pelaksanaan pengawasan yang belum Provinsi Sulawesi Utara selang waktu tiga
sesuai dengan yang diharapkan. Oleh tahun terakhir. Target SKPD sesuai dengan
karena itulah akan diterapkan petunjuk kegiatan- kegiatan yang telah ditetapkan,
yang akan dilakukan guna menunjang antara lain adalah pengembangan
efektivitas perencanaan pengawasan prasarana dan fasilitas perhubungan yakni
Victor (1994, hal. 39). Inspektorat daerah pada tahun 2016 target SKPD yaitu 20
Provinsi Sulawesi Utara yang memiliki buku dan yang tercapai hanya 5 buku atau
fungsi dalam melakukan pengawasan 20% dari target, begitu juga dengan tahun
kinerja pemerintahan. Dimana salah satu 2017 yakni target SKPD 26 dan yang
misi yang ingin dicapai adalah dengan tercapai hanya 5 buku atau hanya 18%
mencegah terjadinya penyimpangan dalam target, dan menurun pada tahun 2018 yang
pelaksanaan manajemen pemerintahan hanya mencapai 2 buku dari target
provinsi. Dengan demikian diharapkan sebelumnya yaitu 34 buku atau sekitar.
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
295

Jumlah marka jalan yang terpasang di ruas Sulawesi Utara dinyatakan melalui
jalan provinsi pada tahun 2018 meningkat Maklumat Pelayanan. Maklumat
menjadi 18580 meter dari target Pelayanan adalah pernyataan tertulis yang
sebelumnya yaitu 163000 meter dan juga berisi seluruh rincian kewajiban dan janji
meningkat dari tahun- tahun sebelumnya yang terdapat dalam Standar Pelayanan
yang tidak mencapai target. Kegiatan lain yaitu dengan menyatakan “Sanggup
seperti jumlah pagar pengaman jalan menyelenggarakan pelayanan dengan
(guardrail) yang terpasang di ruas jalan standar pelayanan yang telah ditetapkan
provinsi pada tahun 2016, 2017 dan 2018 dan apabila kami tidak menepati janji ini
juga tidak mencapai target yang telah di kami siap menerima sanksi sesuai
tetapkan, hal ini menunjukan bahwa semua peraturan perundang undangan yang
target yang di tetapkan Dinas Perhubungan berlaku”.
Daerah Sulawesi Utara tidak mencapai Hal ini di dukung oleh peryataan oleh
standar Nasional yakni 60%. John (2010) yang menyatakan bahwa
Pengawasan kerja sangatlah individu dengan komitmen organisasi yang
penting dalam setiap pekerjaan baik itu tinggi akan bangga menjadi suatu anggota
organisasi kecil maupun organisasi besar. dalam organisasi dan akan bekerja dengan
(Saydam, 1996) melalui pengawasan dapat kinerja tinggi untuk organisasinya.
dipantau berbagai hal yang dapat Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan
merugikan organisasi, antara lain : Robbins (2002) dalam Arigemilia
kesalahan-kesalahan dalam pelaksanaan Fridayanti ( 2015) bahwa terdapat
pekerjaan, kekurangan-kekurangan dalam hubungan yang kuat antara komitmen
pelaksanaan pekerjaan, kelemahan organisasi dan kinerja. Penelitian terdahulu
pelaksanaan dan cara kerjanya, rintangan- oleh Riza Aprianita dengan judul penelitian
rintangan yang dialami maupun hal-hal pengaruh pengawasan, komitmen dan
lain yang mungkin akan dialami, disiplin kerja terhadap kinerja pegawai
kegagalan-kegagalan ataupun sukses- pada dinas pendidikan Kabupaten Pasaman
sukses yang dicapai dalam pelaksanaan tahun (2013). Dengan hasil penelitian yang
pekerjaan. menunjukan bahwa pengawasan, komitmen
Komitmen organisasi juga menjadi dan disiplin kerja berpengaruh signifikan
salah satu faktor penting yang berkaitan secara bersama-sama terhadap kinerja
dengan langsung dengan kinerja karyawan. pegawai.
Pada Dinas Perhubungan Dareah Provinsi
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
296

Argumen Orisinalitas / Kebaruan keuangan pada Negara. Untuk


Pada penelitian ini yang menjadi menghindari hal tersebut maka diperlukan
orisinil/kebaruan adalah mengkonfirmasi suatu sistem pengawasan yang tepat. Ini
teori dan pendapat Iman dan Siswandi bertujuan untuk menjaga kemungkinan
( 2009 : 195 ) mengemukakan bahwa agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan
pengawasan adalah sebagai proses untuk baik.
menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi Iman dan Siswandi ( 2009 : 195 )
dan manajemen tercapai. Ini berkenaan mengemukakan bahwa pengawasan adalah
dengan cara-cara membuat kegiatan- sebagai proses untuk menjamin bahwa
kegiatan sesuai yang direncanakan. tujuan-tujuan organisasi dan manajemen
Pengertian ini menunjukkan adanya tercapai. Ini berkenaan dengan cara-cara
hubungan yang sangat erat antara membuat kegiatan-kegiatan sesuai yang
perencanaan dan pengawasan.Selanjutnya direncanakan. Pengertian ini
pada objek penelitian yang diteliti menunjukkan adanya hubungan yang
merupakan satu kebaruan juga dimana sangat erat antara perencanaan dan
komitmen organisasi berpengaruh pengawasan. Reksohadiprodjo ( 2008 :
signifikan terhadap kinerja perangkat 63 ) mengemukakan bahwa : ”Pengawasan
daerah di pemerintah daerah Sulawesi merupakan usaha memberikan petunjuk
utara. pada para pelaksana agar mereka selalu
bertindak sesuai dengan rencana. ”Terry
Kajian Teoritik dan Empiris dan Leslie ( 2009 : 232 ) berpendapat
Sumber Daya Manusia bahwa : ”Pengawasan adalah dalam bentuk
Pengertian Pengawasan pemeriksaan untuk memastikan, bahwa
Menurut Manulang (2006:176) apa yang sudah dikerjakan adalah juga
Pengawasan adalah yang berhubungan dimaksudkan untuk membuat sang
dengan usaha menyelamatkan jalanya manajer waspada terhadap suatu persoalan
perusahaan kearah cita-cita yakni kepada potensial sebelum persoalan itu menjadi
tujuan yang telah direncanakan. Adanya serius. ”Sarwoto ( 2010 : 94 ) menyatakan
berbagai jenis kegiatan pembangunan bahwa : ” Pengawasan adalah kegiatan
dilingkungan pemerintahan menuntut manajer yang mengusahakan agar
penanganan yang lebih serius agar tidak pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai
terjadi pemborosan dan penyelewengan dengan rencana yang ditetapkan atau hasil
yang dapat mengakibatkan kerugian yang dikehendaki. Fathoni (2006 : 30 )
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
297

mendefinisikan bahwa : ” Pengawasan Pengawasan persediaan, yaitu menjamin


adalah suatu proses untuk menetapkan tersedianya bahan dalam jumlah harga,
aparat atau unit bertindak atas nama waktu yang tepat sehingga proses
pimpinan organisasi dan bertugas produksi tidak terganggu. 3. Pengawasan
mengumpulkan segala data dan informasi kualitas, yaitu menjamin agar kualitas
yang diperlukan oleh pimpinan organisasi hasil produksi, bahan dan bahan proses
untuk menilai kemajuan dan kemunduran memenuhi ukuran-ukuran standar yang
dalam pelaksanaan pekerjaan ”Dari telah ditentukan. 4. Pengawasan ongkos,
definisi yang telah dikemukakan di atas yaitu menjamin agar produksi/operasi
dapat disimpulkan bahwa pengawasan dijalankan dengan ongkos minimum sesuai
sebagai salah satu fungsi manajemen. dengan standar.
Kepentingannya tidak diragukan lagi Walaupun pengawasan mahal
seperti halnya dengan fungsi-fungsi tetapi diharapkan agar hasil pengawasan
manajemen lainnya, karena pengawasan akan dapat memperbaiki kedudukan
dapat menentukan apakah dalam proses perusahaan karena penjualan dapat
pencapaian tujuan telah sesuai dengan didorong karena kualitas barang lebih
apa yang direncanakan ataukah belum. unggul dari saingan, atau harganya
Manullang ( 2006 : 177 ) bersaingan, dan lain-lain. Di dalam
mengemukakan bahwa : ” Pengawasan pengawasan perlu pula diperhatikan
adalah dilakukan oleh atasan dari petugas motivasi. Apabila motivasi kerja tidak
yang bersangkutan. Karena pengawasan cukup percuma saja dilakukan
semacam ini disebut juga pengawasan pengawasan, karena akibatnya pelaksana
vertikal atau formal karena yang akan berbuat sekehendak hati. Hal ini
melakukan pengawasan ini adalah orang- perlu dihindari agar tidak menimbulkan
orang yang berwenang. Pengawasan dapat hal-hal yang tak diinginkan. Berdasarkan
dipusatkan, dapat didesentralisir pada batasan pengertian tersebut di atas
tergantung pada karyawannya. Apabila dapatlah ditarik suatu simpulan bahwa
karyawan ahli maka dapat didesentralisir. pengawasan adalah suatu usaha pimpinan
Pengawasan dapat dikelompokkan yang menginginkan agar setiap pekerjan
misalnya ke dalam : 1. Pengawasan dilaksanakan seagimana mestinya.
produksi, yaitu agar hasil produksi sesuai Dengan kata lain bahwa tujuan
dengan permintaan/pemuasan langganan pengawasan adalah untuk mengetahui dan
dalam jumlah, harga, waktu dan servis. 2. menilai kenyataan yang sebenarnya
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
298

tentang objek yang diawasi, apakah sesuai dengan alat ukur standart yang sudah
dengan yang semestinya atau tidak. ditentukan dengan demikian jelas untuk
dapat melaksanakan tugas yang diberikan.
Tujuan Pengawasan (2) Menetapkan alat pengukur (standart)
Sementara berkaitan dengan yaitu alat pengukur atau standart bagi hasil
tujuan pengawasan, Menurut Sule dan pekerjaan bawahan pada umumnya
Saefullah (2005 : 318-319) ada empat terdapat baik pada rencana keseluruhan
tujuan pengawasan tersebut adalah ataupun rencana-rencana bagian. Dengan
adaptasi lingkungan, meminimumkan kata lain dalam rencana itulah pada
kegagalan, meminimumkan biaya, dan umumnya terdapat standart bagi pelaksana
mengantisipasi kompleksitas dari pekerjaan, agar alat penilai itu diketahui
organisasi. benar oleh bawahan maka alat penilai itu
Adaptasi lingkungan, adalah agar harus dikemukakan secara jelas
perusahaan dapat terus menerus kepadanya. (3) Mengadakan tindakan
beradaptasi dengan perubahan yang perbaikan yaitu tindakan yang diambil
terjadi di lingkungan perusahaan, baik untuk menyesuaikan hasil pekerjaan nyata
lingkungan yang bersifat internal maupun yang menyimpang agar sesuai dengan
lingkungan eksternal. Meminimumkan standart atau rencana telah ditentukan
kegagalan, adalah ketika perusahaan sebelumnya.
melakukan kegiatan produksi misalnya
perusahaan berharap agar kegagalan Fungsi-fungsi Pengawasan
seminimal mungkin. Meminimumkan Menurut Sule dan Saefullah
biaya, adalah ketiga perusahaan (2005 : 317) mengemukakan fungsi
mengalami kegagalan dan Antisipasi pengawasan pada dasarnya meruapakan
komplesitas organisasi, adalah agar proses yang dilakukan untuk memastikan
perusahaan dapat mengantisipasi berbagai agar apa yang telah direncanakan
kegiatan organisasi yang kompleks. berjalan sebagaiamana mestinya.
Termasuk kedalam fungsi pengawasan
Proses Pengawasan adalah identifikasi berbagai faktor yang
Menurut Manulang (2006:185) menghambat sebuah kegiatan, dan juga
Proses pengawasan terdiri atas : (1) pengambilan tindakan koreksi yang
Mengadakan penilaian yaitu diperlukan agar tujuan organisasi dapat
membandingkan hasil pekerjaan bawahan tetap tercapai. Sebagai kesimpulan, fungsi
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
299

pengawasan diperlukan untuk memastikan : Tindakan adminstratif sesuai dengan


apa yang telah direncanakan dan ketentuan peraturan perundang-undangan
dikoordinasikan berjalan sebagaimana di bidang kepegawaian termasuk
mestinya ataukah tidak. Jika tidak berjalan penerapan hukum disiplin yang
dengan semestinya maka fungsi dimaksudkan di dalam pemerintahan
pengawasan juga melakukan proses Nomor 30 Tahun 1980 tentang
untuk mengoreksi kegiatan yang sedang pengaturan disiplin pegawai negeri sipil.
berjalan agar dapat tetap mencapai apa dan 2. Tindakan tuntutan atau gugatan
yang telah direncanakan. Fungsi dari perdata yaitu : a) Tuntutan ganti rugi atau
pengawasan sendiri adalah : Mempertebal penyetoran kembali. b) Tuntutan
rasa tangung jawab dari pegawai yang perbendaharaan c) Tuntutan pengenaan
diserahi tugas dan wewenang dalam denda, ganti rugi, dll.
pelaksanan pekerjan., Mendidik pegawai 3. Tindakan pengaduan tindak
agar melaksanakan pekerjaannya sesuai pidana dengan menyerahkan perkaranya
dengan prosedur yang telah ditetapkan, kepada kepolisian Negara Repulik
Mencegah terjadinya kelalaian, kelemahan Indonesia dalam hal terdapat indikasi
dan penyimpangan agar tidak terjadi pidana umum, atau kepala Kejaksaan
kerugian yang tidak diinginkan, dan Republik Indonesia dalam hal terdapat
Memperbaiki kesalahan dan indikasi tindakan pidana khusus. 4.
penyelewengan agar dalam pelaksanaan Tindakan penyempurnaan aparatur
pekerjan tidak mengalami hambatan dan pemerintahan di bidang kelembagan,
pemborosan-pemborosan. kepegawaian dan ketatalaksanaan. Dengan
demikian tindak lanjut yang dilakukan
Tindak Lanjut Pengawasan dalam pengawasan tidak semuanya harus
Pada dasarnya pengawasan berbentuk sanksi atau hukuman tetapi juga
bukanlah dimaksudkan untuk mencari berupa bimbingan atau pengarahan
kesalahan dan menetapkan sanksi atau bahkan dapat berupa pujian atau
hukuman tetapi pengawasan dimaksudkan penghargaan kepada mereka yang
untuk mengetahui kenyataan yang berprestasi.
sesunguhnya mengenai pelaksanaan
kegiatan organisasi. Sesuai dengan Uraian Tugas APIP Inspektorat
Instrusksi Presiden Nomor 15 Tahun Uraian tugas memiliki pengaruh
1983, tindak lanjut pengawasan terdiri dari signifikan di fungsi pengawasan. Uraian
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
300

tugas menggambarkan peran masing- menjadi dasar dan dikaitkan langsung


masing pejabat pengawas pemerintah dengan remunerasi yang diberikan kepada
(APIP) di fungsi pengawasan auditor yang berprestasi, agar hal ini dapat
(Inspektorat). Fungsi pengawasan harus menjadi daya tarik yang tinggi bagi
diisi oleh orang-orang yang kompeten siapapun auditornya, yaitu dalam rangka
untuk pelaksanaan tugas. Perkembangan untuk memberikan yang terbaik untuk
profesi audit internal saat ini sangat setiap penugasan audit yang dilaksanakan.
menuntut auditor yang profesional atas Secara umum, uraian tugas auditor
berbagai upaya pelaksanan audit yang di lingkungan inspektorat terbagi menjadi
dilaksanakan. Hanya auditor yang dua, yaitu uraian tugas secara struktural
memiliki kinerja baik dan terbaiklah yang dan fungsional. Secara struktural,  jabatan
dapat dipertahankan. Prinsipnya adalah tertinggi di fungsi pengawasan dipegang
lebih baik memiliki jumlah auditor terbatas oleh Kepala Inspektorat, yang dengan
(jumlah yang sedikit) tetapi dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 23
kompetensi tinggi dan memadai daripada tahun 2007 tentang Pedoman Tata Cara
memiliki jumlah auditor yang banyak Pengawasan Atas Penyelenggaraan
tetapi dengan kompetensi dan kemampuan Pemerintahan Daerah dan Peraturan
yang terbatas. Fungsi pengawasan Pemerintah Republik Indonesia nomor 41
membutuhkan orang-orang yang memiliki tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat
daya intelegensia tinggi, intuitif, Daerah istilah Bawasda diganti menjadi
imajinatif, dan inisiatif tinggi. Biasanya, Inspektorat dan Kepala Inspektorat diganti
tipe auditor ini sangat dicari dan memiliki menjadi Inspektur, baik tingkat provinsi,
nilai yang tinggi. kabupaten, dan kota.  Begitu juga dengan
Dengan alasan latar belakang dberlakukannya Peraturan Pemerintah
kompetensi yang tinggi tersebut, uraian Pengganti PP 41/2007 tentang Organisasi
tugas harus dibuat dengan hati-hati. Dalam Perangkat Daerah (OPD) Seorang
uraian tugas harus ditetapkan persyaratan- inspektur atau kepala inspektorat
persyaratan yang dibutuhkan untuk umumnya dibantu oleh beberapa orang di
penyelesaian tugas dengan cara yang bidang masing-masing, yang memegang
terbaik dan bukan hanya sekedar selesai jabatan sesuai dengan sifat atau jenis
saja untuk penugasan yang dijalankan. pekerjaan audit yang menjadi area
Penggambaran uraian tugas sesuai dengan tanggung jawabnya.
kompetensi yang dimilikinya harus
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
301

Indikator Pengawasan kebocoran, pemborosan dapat


Menurut Arifin Abdul Rachman dikurangi sebagaimana laporan
(2001: 23), salah satu indikator pengawasan fungsional dan laporan
keberhasilan suatu organisasi pemerintah pengawasan lainnya.
dalam mencapai tujuannya banyak b) Berkurangnya tingkat kesalahan
ditentukana oleh keberhasilan dalam pelaksanaan tugas.
pengawasan. Jika pengawasan berjalan
dengan baik maka pengawasan Komitmen Organisasi
merupakanunsur paling pokok dalam Meyer dan Allen (1997)
menentukan keberhasilan suatu program. merumuskan suatu definisi mengenai
Keberhasilan program pengawasan sendiri komitmen dalam berorganisasi sebagai
dapat dilihat dari berbagai macam suatu konstruk psikologis yang merupakan
indikator sebagai berikut: karakteristik hubungan anggota organisasi
1. Indikator meningkatnya dengan organisasinya dan memiliki
disiplin,prestasi dan pencapaian implikasi terhadap keputusan individu
sasaran pelaksanaan tugas, antara lain: untuk melanjutkan keanggotaannya dalam
a) Rencana yang disusun dapat berorganisasi. Berdasarkan definisi
menggambarkan adanya sasaran tersebut anggota yang memiliki komitmen
yang jelas dan dapat diukur, terhadap organisasinya akan lebih dapat
terlihat kaitan antara rencana bertahan sebagai bagian dari organisasi
dengan program dan anggaran. dibandingkan anggota yang tidak memiliki
b) Tugas dapat selesai sesuai dengan komitmen terhadap organisasi.
rencana, baik dilihat dari aspek Berdasarkan definisi mengenai
fisik maupun biaya komitmen terhadap organisasi maka dapat
2. Indikator berkurangnya disimpulkan bahwa komitmen terhadap
penyalahgunaan weweang yaitu organisasi merefleksikan tiga dimensi
berkurangnya tuntutan masyarakat utama, yaitu komitmen dipandang
terhadap pemerintah. merefleksikan orientasi afektif terhadap
3. Indikator berkurangnya kebocoran, organisasi, pertimbangan kerugian jika
pemborosan dan pungutan liar antara meninggalkan organisasi, dan beban moral
lain: untuk terus berada dalam organisasi
a) Kualitas dan kuantitas kasus-kasus (Meyer & Allen, 1997).
penyimpangan, penyelewengan,
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
302

Indikator Komitmen Organisasi dalam organisasi karena merasa dirinya


Meyer dan Allen (1997) harus berada dalam organisasi tersebut.
merumuskan tiga dimensi komitmen dalam
berorganisasi, yaitu: affective, continuance, Kinerja Pegawai
dan normative. Ketiga hal ini lebih tepat Gibson (2012:374) menyatakan
dinyatakan sebagai komponen atau dimensi bahwa kinerja adalah hasil pekerjaan yang
dari komitmen berorganisasi, daripada berhubungan dengan tujuan organisasi
jenis-jenis komitmen berorganisasi. Hal ini seperti kualitas, efisiensi, dan kriteria
disebabkan hubungan anggota organisasi efektivitas lainnya. Sedangkan menurut
dengan organisasi mencerminkan Mangkunegara (2009: 67), mengatakan
perbedaan derajat ketiga dimensi tersebut. bahwa istilah kinerja berasal dari kata job
Affective commitment berkaitan performance atau actual performance
dengan hubungan emosional anggota (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
terhadap organisasinya, identifikasi dengan yang dicapai oleh seseorang). Pengertian
organisasi, dan keterlibatan anggota dengan kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja
kegiatan di organisasi. Anggota organisasi secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
dengan affective commitment yang tinggi oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
akan terus menjadi anggota dalam tugasnya sesuai dengan tanggung jawab
organisasi karena memang memiliki yang diberikan kepadanya. Hasibuan
keinginan untuk itu. (2007:94) juga menyatakan bahwa kierja
Continuance commitment berkaitan atau prestasi kerja adalah gabungan dari
dengan kesadaran anggota organisasi akan tiga faktor penting yaitu kemampuan dan
mengalami kerugian jika meninggalkan minat seorang pekerja, kemampuan dan
organisasi. Anggota organisasi dengan penerimaan atas penjelasan delegasi tugas
continuance commitment yang tinggi akan dan peran serta tingkat motivasi seorang
terus menjadi anggota dalam organisasi pekerja.
karena mereka memiliki kebutuhan untuk Sedarmayanti (2009: 259),
menjadi anggota organisasi tersebut. pengertian kinerja merupakan terjemahan
Normative commitment dari kata performance yaitu: (1) Perbuatan,
menggambarkan perasaan keterikatan untuk pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja, dan
terus berada dalam organisasi. Anggota pelaksanaan pekerjaan yang berdaya guna.
organisasi dengan normative commitment (2) Pencapaian/prestasi seseorang
yang tinggi akan terus menjadi anggota berkenaan dengan tugas yang diberikan
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
303

kepadanya. (3) Hasil kerja seorang Faktor kemampuan. Secara


pekerja, sebuah proses manajemen atau psikologis, kemampuan (ability) pegawai
suatu organisasi secara keseluruhan, terdiri dari kemam puan potensi (IQ) dan
dimana hasil kerja tersebut harus dapat kemampuan reality (knowledge+ skill).
ditunjukkan buktinya secara konkrit dan Artinya, pegawai yang memiliki IQ di atas
dapat diukur (dibandingkan dengan standar rata - rata (110-120) dengan pendidikan
yang telah ditentukan) (4) Kinerja yang memadai untuk jabatannya dan
didefinisikan sebagai catatan mengenai terampil dalam mengerjakan pekerjaan
outcome yang dihasilkan dari suatu sehari - hari, maka ia akan lebih mudah
aktivitas tertentu, selama kurun waktu mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh
tertentu pula. (5) Hasil kerja yang dapat karena itu, pegawai perlu ditempatkan
dicapai oleh seseorang atau sekelompok pada pekerjaan yang sesuai dengan
orang dalam suatu organisasi, sesuai keahliannya.
dengan wewenang dan tanggungjawab Faktor motivasi. Motivasi terbentuk
masing- masing, dalam rangka upaya dari sikap (attitude) seorang pegawai
mencapai tujuan organisasi bersangkutan dalam menghadapi situasi (situation) kerja.
secara legal, tidak melanggar hukum dan Motivasi merupakan kondisi yang
sesuai dengan moral maupun etika. menggerakan diri pegawai yang terarah
Menurut berbagai definisi di atas untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan
dapat disimpulkan bahwa kinerja kerja).
merupakan hasil kerja yang dicapai
seseorang secara kualitas maupun Indikator Kinerja
kuantitas dalam fungsi pekerjaan atau Semakin tinggi ketiga faktor diatas,
aktivitas tertentu selama jangka waktu maka semakin besarlah prestasi kerja
tertentu. karyawan yang bersangkutan. Hasibuan
(2007:94) menyebutkan beberapa unsur
Faktor- faktor yang Mempengaruhi yang dinilai dalam prestasi kerja, yaitu (1)
Kinerja Kesetiaan, dicerminkan oleh kesediaan
Faktor yang mempengaruhi karyawan menjaga dan membela
pencapaian kinerja menurut organisasi di dalam maupun di luar
Mangkunegara (2009: 67) adalah faktor pekerjaan dari rongrongan orang tidak
kemampuan dan faktor motivasi. bertanggung jawab. (2) Prestasi kerja,
menilai hasil kerja baik kualitas maupun
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
304

kuantitas yang dapat dihasilkan oleh menganalisis, menilai menciptakan,


karyawan tersebut dari uraian pekerjaanya. memberi alasan, mendapatkan kesimpulan,
(3) Kejujuran, menilai kejujuran dalam dan membuat keputusan penyelesaian
melaksanakan tugas- tugasnya memenuhi masalah yang dihadapinya. (10)
perjanjian baik bagi dirinya sendiri Kecakapan/ Keterampilan, menilai
maupun terhadap orang lain seperti kepada kecakapan karyawan dalam menyatukan
para bawahannya. (4) Kedisiplinan, dan menyelaraskan bermacam- macam
menilai disiplin karyawan dalam mematuhi elemen yang semuanya terlibat di dalam
peraturan-peraturan yang ada dan penyusunan kebijaksanaan dan didalam
mengerjakan pekerjaannya sesuai dengan situasi manajemen. (11) Tanggung jawab,
instruksi yang diberikan kepadanya. (5) menilai kesediaan karyawan dalam
Kreativitas, menilai kemampuan karyawan mempertanggungjawabkan kebijakannya,
dalam mengembangkan kreativitasnya pekerjaan dan hasil kerjanya, sarana dan
untuk menyelesaikan pekerjaannya, prasarana yang dipergunakannya, perilaku
sehingga bekerja lebih berdaya guna dan serta hasil kerja dari bawahannya.
berhasil guna. (6) Kerja sama, menilai Bernardin dan Russel (2008: 239),
kesediaan karyawan berpartisipasi dan menjelaskan bahwa ada beberapa indikator
bekerja sama dengan karyawan lainnya yang bias dijadikan ukuran kinerja, antara
vertikal atau horizontal di dalam maupun lain: Quality; Quantity; Timelines; Cost
di luar pekerjaan sehingga hasil pekerjaan Efectiveness, Need for Supervision dan
akan semakin baik. (7) Kepemimpinan, Interpersonal impact;
menilai kemampuan untuk memimpin, Selanjutnya Mondy (2007: 298).
berpengaruh, mempunyai pribadi yang mengatakan bahwa kriteria prestasi adalah:
kuat, dihormati, berwibawa dan dapat (a) Quantity of work, yaitu seberapa
memotivasi orang lain atau bawahannya banyak output yang dihasilkan apakah
untuk bekerja secara efektif. (8) cukup produktif atau tidak; (b) Quality of
Kepribadian, menilai sikap perilaku, work,yaitu seberapa besar ketelitian dan
kesopanan, periang, disukai, memberi ketepatan dari output yang dihasilkan; (c)
kesan menyenangkan, memperlihatkan Dependability,yaitu seberapa besar
sikap baik dan penampilan simpatik serta tanggung jawab serta komitmen terhadap
wajar dari karyawan tersebut. (9) Prakarsa, pekerjaannya; (d) Initiative, yaitu seberapa
menilai kemampuan berpikir yang orisinal besar kemauannya, tingkat pemikirannya,
dan berdasarkan inisiatif sendiri untuk serta kesanggupannya dalam menerima
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
305

dan menjalankan tanggung jawab yang karakteristik hubungan anggota organisasi


diberikan; dan (e) Adaptability, yaitu dengan organisasinya dan memiliki
seberapa kesanggupannya dalam merespon implikasi terhadap keputusan individu
setiap perubahan yang terjadi. untuk melanjutkan keanggotaannya dalam
berorganisasi. Berdasarkan definisi
Pengaruh Fungsi Pengawasan terhadap tersebut anggota yang memiliki komitmen
Kinerja Pegawai terhadap organisasinya akan lebih dapat
Fathoni (2006:30) mendefinisikan bertahan sebagai bagian dari organisasi
bahwa pengawasan adalah suatu proses dibandingkan anggota yang tidak memiliki
untuk menetapkan aparat atau unit komitmen terhadap organisasi. Carsten
bertindak atas nama pimpinan organisasi dan Spector dalam Sopiah (2008:179)
dan bertugas mengumpulkan segala data mengatakan bahwa semakin tinggi
dan informasi yang diperlukan oleh komitmen organisasi maka akan
pimpinan organisasi untuk menilai berdampak pada karyawan yang akan tetap
kemajuan dan kemunduran dalam tinggal dalam organisasi dan akan selalu
pelaksanaan pekerjaan Dari definisi yang meningkatkan kinerjanya.
telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa pengawasan sebagai Kajian Empiris
salah satu fungsi manajemen. Penelitian yang di lakukan oleh
Kepentingannya tidak diragukan lagi Haris Saputra (2012) dengan judul
seperti halnya dengan fungsi-fungsi Pengaruh Motivasi dan Pengawasan
manajemen lainnya, karena pengawasan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT.
dapat menentukan apakah dalam proses Gametri Tirta Lestari. Hasil Penelitian
pencapaian tujuan telah sesuai dengan menunjukkan bahwa motivasi kerja dan
apa yang direncanakan ataukah belum. pengawasan berpengaruh signifikan
terhadap kinerja karyawan pada PT.
Gametri Tirta Lestari Duri. Sedangkan
Pengaruh Komitmen Organisasi variabel yang memiliki pengaruh yang
Terhadap Kinerja Pegawai paling dominan terhadap kinerja karyawan
Meyer dan Allen (2013) pada PT. Gametri Tirta Lestari Duri
merumuskan suatu definisi mengenai adalah dipengaruhi oleh pengawasan.
komitmen dalam berorganisasi sebagai Penelitian yang di lakukan oleh
suatu konstruk psikologis yang merupakan Syauta, Troena, Setiawan dan Solimun
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
306

(2012) dengan judul “The Influence of Populasi adalah wilayah generalisasi


Organizational Culture, Organizational yang terdiri atas obyek atau subyek yang
Commitment to Job Satisfaction and mempunyai kualitas dan karakteristik
Employee Performance”. Hasil penelitian tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
ini menunjukan bahwa komitmen untuk dipelajari dan kemudian ditarik
organisasi berpengaruh positif dan kesimpulannya (Sugiyono, 2009:80).
signifikan terhadap kinerja karyawan baik Populasi dalam penelitian ini adalah
secara langsung maupun tidak langsung Aparatur Sipil Negara Pada Dinas
Perhubungan Daerah Provinsi Sulawesi
Metode Penelitian Utara dengan jumlah Sampel 137 orang.
Penelitian ini merupakan penelitian Jumlah sampel yang di butuhkan adalah
survei dengan menggunakan pendekatan sebesar 89 responden. Dari 89 kuisioner
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yang disebarkan pada Dinas Perhubungan
merupakan pendekatan penelitian dengan Daerah Provinsi Sulawesi Utara hanya 80
menekankan pada pengujian teori-teori kuisioner yang diterima kembali,
melalui pengukuran variabel-variabel sedangkan 9 kuesioner yang lain tidak bisa
secara angka dan melakukan analisis data dianalisis karena 9 data ini diedarkan di
dengan menggunakan prosedur statistik, UPTD terminal. Dimana kondisi terminal
serta bertujuan untuk menguji hipotesis yang hanya berupa pos pengawasan dan
(Indriantoro, dan Supomo, 2002). ruangan yang tidak aman sehingga data
Lokasi penelitian oleh peneliti tersebut hilang dan rusak. Model analisis
ditetapkan di Dinas Perhubungan Daerah yang digunakan adalah analisis regresi
Provinsi Sulawesi Utara dengan linier berganda.
pertimbangan sebagai berikut: 1.
Kemudahan peneliti memperoleh akses Pembahasan
informasi dan data yang dibutuhkan bagi Statistik Deskriptif
penelitian ini. Terdapat 45% Responden yang
2. Mudah dalam melaksanakan penelitian berjenis kelamin laki-laki dan 55%
mengingat bahwa sebaran lokasi tidak responden berjenis kelamin perempuan.
terlalu luas, sehingga tidak banyak dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
kendala jika ditinjau dari responden berjenis kelamin perempuan,
pengorganisasian tenaga peneliti. Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar
Pegawai Dinas Perhubungan Provinsi
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
307

Sulawesi Utara adalah perempuan. hipotesis 1 diterima. Dengan adanya fungsi


Terdapat 10.0% responden dengan usia 26- pengawasan yang baik dapat
30 tahun, 26.3% responden dengan usia meningkatkan kinerja pegawai pada Dinas
31-40 tahun, 33.8% responden dengan usia Perhubungan Daerah Provinsi Sulawesi
41-50 tahun dan 30% responden dengan Utara, hal ini sejalan dengan hasil
usia >51 tahun. Terdapat 21,3% responden penelitian di atas, bahwa peran
dengan Tingkat Pendidikan pengawasan berpengaruh positif dan
SMA/sederajat, 13,8% responden dengan signifikan terhadap kinerja pegawai. Pada
Tingkat Pendidikan Diploma, 51.3% dasarnya pengawasan sendiri di artikan
responden dengan dengan Tingkat sebagai pengamatan dan pengukuran
Pendidikan S1, dan 13,8% responden sesuatu kegiatan operasional dan hasil
dengan Tingkat Pendidikan S2. 18% yang dicapai dibandingkan dengan sasaran
responden dengan jabatan struktural, dan standar yang telah ditetapkan
66,3% responden dengan fungsional sebelumnya. Pengawasan dilakukan dalam
umum, 5,0% responden dengan jabatan usaha menjamin kegiatan terlaksana sesuai
fungsional khusus, 10,0% responden dengan kebijakan, strategi, keputusan,
sebagai pelaksana. 16,3% dengan rata-rata rencana dan program kerja yang telah
lama bekerja 6-10 tahun, Responden dianalisa, dirumuskan dan ditetapkan
dengan lama bekerja 17.5% adalah 11-15 sebelumnya. Pengawasan kerja sangatlah
tahun, sedangkan 31,3% Responden penting dalam setiap pekerjaan baik itu
dengan lama bekerja 16-20 tahun, organisasi kecil maupun organisasi besar.
sedangkan responden dengan lama bekerja Hasil penelitian menunjukan bahwa
>20 tahun sebanyak 35.0%. Komitmen (X2) berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Perangkat Daerah (Y)
Pengujian Hipotesis dengan nilai signifikansi 0.035 < 0.05 dan
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai t sebesar 2.148 > 1.662. Jadi
Pengawasan (X1) berpengaruh signifikan Komitmen berpengaruh signifikan
terhadap Kinerja Perangkat Daerah (Y) terhadap Kinerja , Dengan demikian dapat
dengan nilai signifikansi 0.000 < 0.05 dan dikatakan bahwa hipotesis 2 diterima.
nilai t sebesar 4.208 > 1.662. Jadi Komitmen pegawai sangat di perlukan di
Pengawasan berpengaruh signifikan dalam suatu organisasi atau institusi,
terhadap Kinerja Perangkat Daerah, karena dengan adanya komitmen yang
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tinggi dari pegawai dapat meningkatkan
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
308

kinerja dari Dinas Perhubungan Daerah Pegawai Dinas Perhubungan Provinsi


Sulawesi Utara. komitmen organisasional Sulawesi Utara.
memiliki arti yang lebih dari sekedar
loyalitas yang pasif, tetapi melibatkan Rekomendasi
hubungan aktif dan keinginan karyawan Berdasarkan kesimpulan penelitian
untuk memberikan kontribusi yang berarti maka diberikan rekomendasi sebagai
pada organisasinya. fungsi pengawasan berikut : (1) Berdasarkan teori, dilihat dari
dan komitmen yang yang tinggi di dalam dampak- dampak yang di timbulkan oleh
suatu organisasi berkaitan langsung fungsi pengawasan dan komitmen baik
dengan kinerja dari pegawai yang berada positif maupun negatif terhadap kinerja
didalam organisasi tersebut. Dimana jika pegawai, maka sudah seharusnya fungsi
fungsi pengawasan di lakukan dengan baik pengawasan dan komitmen mendapat
akan berpengaruh terhadap kinerja dari perhatian dalam kehidupan organisasi atau
pegawai, begitupula dengan komitmen institusi pemerintahan karena kedua faktor
organisasi, dimana jika pegawai memiliki ini merupakan faktor yang berpengaruh
komitmen yang tinggi terhadap organisasi terhadap kinerja pegawai. (2) Bagi peneliti
maka akan memberikan pengaruh atau lain di harapkan lebih dalam lagi meneliti
dampak yang baik terhadap kinerja dengan mengunakan variabel lain,
perangkat daerah mengingat masih banyak faktor-faktor lain
yang dapat memepengaruhi kinerja dari
Kesimpulan dan Rekomendasi karyawan pegawai.
Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan Daftar Pustaka
bahwa :. (1) Fungsi Pengawasan Abdul Rachman, Arifin. 2001.
berpengaruh positif dan signifikan Administrasi Pemerintahan Dalam
terhadap Kinerja Pegawai Dinas Pembangunan, CV. Haji Mas
Perhubungan Provinsi Sulawesi Utara. (2) Agung. Jakarta.
Komitmen berpengaruh positif dan Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
signifikan terhadap Kinerja Pegawai Penelitian, Edisi Revisi. Jakarta: PT
Dinas Perhubungan Provinsi Sulawesi Rineke Cipta.
Utara. (3) Fungsi Pengawasan dan Basu Swastha. 1996. Azas-Azas
Komitmen secara simultan berpengaruh Marketing. Edisi 3. Liberty:
positif dan signifikan terhadap Kinerja Yogyakarta.
Analisis Fungsi Pengawasan….. (Takaendengan)
309

Bernardin dan Russel ,2008,Pinter Keputusan Presiden No. 74 Tahun 2001


Manajer, Aneka Pandangan tentang tata cara pengawasan
Kontemporer. Alih. Bahasa Agus penyelenggaraan pemerintahan
Maulana. Jakarta: Binarupa Aksara. daerah.
Bohari. 1992. Pengawasan Keuangan Komarudin, 1994, Ensiklopedia
Negara. Jakarta. Rajawali Pers. Manajemen, Jakarta, Bumi Aksara.
Fathoni, Abdurrahmat. 2006. Organisasi Koontz, H, et. Al, 1989, manajemen, edisi
dan Manajemen Sumber Daya kedelapan, Terjemahan Staf Editor,
Manusia. Jakarta: Rineka Cipta. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Maman Ukas, 2005. Manajemen Konsep,
Multivariate Dengan Program Prinsip, dan Aplikasi, Bandung:
SPSS”. Semarang: Badan Penerbit Ossa Promo.
Universitas Diponegoro. Mangkunegara, Prabu. 2009. Manajemen
Gibson, dkk. 2012 “Organizations Sumber Daya Manusia. Bandung:
Behavior, Structure, Processes” PT. Remaja Rosdakarya.
Fourteenth Edition. Americas New Manullang, 2006, Dasar-Dasar
York. Manajemen, edisi revisi, cetakan
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen ketujuh, Penerbit : Ghalia Indonesia,
Sumber Daya Manusia. Jakarta: Jakarta.
Bumi Aksara. Maringan Masry Simbolon. 2004. Dasar-
Iman Indra, Siswandi. 2009. Aplikasi dasar Administrasi dan Manajemen.
Manajemen Perusahaan. Edisi kedua. Jakarta : Ghalia.
Jakarta: Mitra Wicana Media. Meyer, J. P., & Allen, N. J. (1997).
Instruksi  presiden republik indonesia Commitment in the workplace
nomor  15  tahun 1983 tentang theory research and application.
pedoman pelaksanaan pengawasan. California: Sage Publications.
John, R. Scermehorn 2010.Introduction to Mondy R. Wayne, 2007,Human Resource
Management 10th Edition. New Management,10th Ed.New
York: John Wiley & Sons Inc. Jersey:Pearson Education.
Keputusan Menteri No. 41 Tahun 2001 Peraturan pemerintahan No. 20 Tahun
tentang pengawasan represif 2001 tentang pembinaan dan
kebijakan daerah. pengawasan atas penyelenggaraan
pemerintahan daerah.
Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 6 ,No.3, 2018: 291-310
310

Peraturan pemerintah republik indonesia Sunyoto, D. 2012. Manajemen Sumber


nomor 60 tahun 2008 tentang sistem Daya Manusia. Yogyakarta : CAPS
pengendalian intern pemerintah. Supomo B dan Indriantoro N , 2002,
Rachmawati, Ike Kusdyah.(2008). Metodologi Penelitian Bisnis,
Manajemen Sumber Daya Manusia . Cetakan Kedua, Yogyakara; Penerbit
CV Andi Offset, Yogyakarta. BFEE UGM.
Reksohadiprodjo Sukanto, Indriyo Terry George R. & Leslie W. Rue.
Gitosudarmo . 2008. Manajemen (2009). Dasar-Dasar Manajemen.
Produksi. . Yogyakarta: BPFE (G.A. Ticoalu, Penerjemah). Jakarta:
Yogyakarta. Bumi Aksara.
Robbins Stephen P, 2002. Prinsip-prinsip Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1980
Perilaku Organisasi. Edisi Kelima, tentang pengaturan disiplin pegawai
Erlangga, Jakarta. negeri sipil.
Sarwoto. 2010. Dasar-Dasar Organisasi Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
dan Manajemen. Jakarta: Ghalia tentang Pemerintahan Daerah.
Indonesia. Victor, M. Situmorang, dan Jusuf Juhir,
Schermerhorn, 2002, Management, 7th 1994, Aspek Hukum Pengawasan
ed., New York: John Wiley & Sons Melekat,Rineka Cipta, Yogyakarta.
Inc. Winardi. 2000, Kepemimpinan dalam
Sedarmayanti,2009,Sumber Daya manajemen Jakarta, Rineka Cipta.
Manusia dan Produktivitas
Kerja.Jakarta: Mandar. Maju
Situmorang, Victor M dan Juhir, Jusuf.
1998. Aspek Hukum Pengawasan
Melekat. Jakarta: Rineka Cipta.
Stoner,Freeman,&Gilbert,1995, pengantar
bisnis. GRAHA ILMU. Yogyakarta.
Sugiyono. (2009) Metode Penelitian
Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung :
Alfabeta.
Sule, Saefullah dan Erni TrisKurniawan,
2005. Pengantar Manajemen,
Jakarta. Prenada Media Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai