Dosen:
Dr. Mohammad Ihsan, ST., MT., M.Sc.
Disusun oleh:
Siti Rizkya Chandradini
1162004033
Segala puji bagi Allah SWT karena berkah dan rahmat-Nya yang
dilimpahkan, kami dapat mengikuti dan menyelesaikan makalah tugas besar
Struktur Baja II yang bertema jembatan rangka baja dengan judul “THE TWIST
BRIDGE”. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Struktur Baja II.
Dalam kesempatan ini kami bermaksud mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang mendukung dalam membantu pembuatan tugas besar Struktur
Baja II ini, yaitu:
1. Dr. Mohammad Ihsan, ST., MT., M.Sc., selaku dosen Struktur Baja II yang
telah memberikan arahan serta bimbingan dalam pembuatan tugas besar
jembatan rangka baja.
2. Teman-teman Teknik Sipil khususnya keluarga besar Program Studi Teknik
Sipil yang selalu memberikan motivasi dan semangat kepada kami.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap laporan ini agar
kedepannya dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, laporan yang kami buat ini
masih banyak terdapat kekurangannya.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
TEORI DASAR
2.1.1. Triangulasi
Prinsip utama yang mendasari penggunaan rangka batang
sebagai struktur pemikul beban adalah penyusunan elemen menjadi
konfigurasi segitiga yang menghasilkan bentuk stabil. Pada bentuk
segiempat atau bujursangkar, bila struktur diberi beban maka akan
terjadi deformasi masif dan menjadikan struktur tak stabil. Bila struktur
ini diberi beban, maka akan membentuk mekanisme runtuh (collapse).
Struktur seperti itu dapat berubah bentuk dengan mudah tanpa adanya
perubahan panjang pada setiap batang. Sebaliknya konfigurasi segitiga
tidak dapat berubah bentuk atau runtuh, sehingga dapat dikatakan bahwa
bentuk ini stabil.
Gambar 1 Konfigurasi rangka batang yang stabil dan tidak stabil
Gambar 5 Efek stain hardening dan strain aging pada karakteristik tegangan regangan
2.3. Jembatan Pejalan Kaki
Jembatan penyeberangan pejalan kaki adalah jembatan yang hanya
diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki yang melintas di atas jalan raya
atau jalan kereta api (Tata Cara Perancangan Jembatan Pejalan Kaki di
Perkotaan, 1995). Namun banyak juga dibangun jembatan yang khusus
diperuntukan bagi pejalan kaki untuk melintasi sungai, lembah, dan
rintangan lain.
Pedoman Perencanaan dan Pelaksanan Teknik Jembatan Gantung
untuk Pejalan Kaki Tahun 2010 menyebutkan bahwa pengguna jembatan
dan tingkat lalu lintas harus diidentifikasi secara jelas karena akan
menentukan lebar lantai jembatan yang diperlukan dan beban hidup
jembatan yang akhirnya akan menentukan biaya konstruksi, dan lebar
standar yang dianjurkan dalam pedoman ini adalah:
a. Lebar 1,0 – 1,4 m diperuntukan bagi pejalan kaki dua arah (jembatan
pejalan kaki kelas II).
b. Lebar 1,4 – 1,8 m diperuntukan bagi tiga pejalan kaki yang beriringan
(jembatan pejalan kaki kelas I).
2.4.
BAB III
PERMODELAN STRUKTUR
2. Kemudian klik Draw pada menubar kemudian klik Edit Grid. Langkah
ini dilakukan karena grid yang muncul belum sesuai dengan desain yang
akan kita buat, maka dari itu kita perlu mengedit grid tersebut agar
sesuai dengan kebutuhan desain kita.
3. Kemudian membuat material yang akan digunakan yaitu dengan cara
Define > Materials > Add New Material.
4. Setelah itu membuat desain penampang dengan cara klik Define >
Frame Saction > Add New Property > Tube.
13. Memunculkan Moment yang terjadi pada struktur tersebut dengan cara
klik Display > Show Force/Stresses > Frames/Cables/Tendons > pilih
Moment 3-3 untuk melihat Momen, pilih Shear 2-2 untuk melihat gaya
geser dan pilih Axial Force untuk melihat gaya normal.
3.3. Permodelan di Tekla Structures Learning
BAB IV
Kombinasi
No Jenis Beban Faktor
1 2 3 4 5 6 7
1 Berat Sendiri (Ms) 1,2 √ √ √ √ √ √ √
2 Beban Mati Tambahan (MA) 2,0 √ √ √ √ √ √ √
3 Beban Lajur “D” (TD) 1,8
4 Gaya Rem (TB) 1,8
5 Beban Pejalan Kaki (TP) 1,8
6 Beban Angin (EW) 1,2 √ √
7 Pengaruh Temperatur (ER) 1,2 √ √
8 Beban Gempa (EQ) 1,0 √
4.2. Analisa Hasil SAP
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil perhitungan pada percobaan SAP dan analisa di atas dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Momen yang terjadi pada desain struktur ini adalah sebesar -164,49
Kgf.m.
2. Lendutan yang terjadi pada desain struktur ini adalah sebesar 0,013927
m.
3. Momen dan lendutan berbanding lurus, semakin besar momen maka
akan semakin besar pula lendutan yang terjadi. Begitu juga sebaliknya.
5.2. Saran
Setelah dilakukannya perhitungan pada percobaan SAP dan analisa
di atas serta selesainya laporan ini, didapatkan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Untuk hasil analisis yang lebih akurat, beban kombinasi dapat
diperbanyak sesuai dengan ketentuan dan beban yang digunakan.
2. Menggunakan profil baja serta properties sesuai dengan ketentuan yang
ada.