PERENCANAAN STRUKTUR RC

GEDUNG BERTINGKAT
Berdasarkan SNI 2847-2019 dan SNI 1726-2012
Wahiddin
Manajemen Rekayasa Konstruksi – Jur. Teknik Sipil
Politeknik Negeri Malang
Data Struktur Gedung Bertingkat
E

❑System Struktur adalah Sistem

5,00
Rangka Pemikul Momen Khusus
D
❑Gedung berfungsi sebagai

5,00
apartemen di Yogyakarta
❑Dibangun di atas tanah lunak.

20,00
C

❑Mutu Beton / Kuat Tekan Beton

5,00
35 Mpa B

❑Mutu Baja 420 MPa

5,00
A
7,00 7,00 7,00
21,00
1 2 3 4

Gambar Layout Lantai Tipikal

Data Struktur Gedung Bertingkat
Roof

3,70
Story 5

3,70
Story 4

3,70
Story 3

23,00
3,70
Story 2

3,70
Story 1

4,50
Base

7,00 7,00 7,00

21,00 20,00
1 2 3 4 A B C D E

(a) Tampak Arah Selatan-Utara (b) Tampak Arah Barat-Timur

PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Balok
• Balok pada Grid B-2-3 (L = 5 m) menerus pada
kedua sisi;
h ≥ 500 cm/ 12
≥ 41,67 cm
• Balok pada Grid 2-B-C (L = 7 m) menerus pada
kedua sisi;
h ≥ 700 cm/ 12
≥ 58,33 cm
• Digunakan tinggi balok 60 cm untuk semua
balok induk sedangkan lebar:
b = h/2
b = 30 cm
Jadi digunakan balok 30/60
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Balok
Pelat dengan bentang 7 m (arah Sb X), di
bagi oleh balok anak di tengah.
• Balok anak pada yang terletak di antara
Grid 1-2 (5 m)
- menerus pada kedua sisi;
h ≥ 500 cm/ 13
≥ 38,46 cm ≈ 45 cm
- Lebar balok;
b ≥ 45 cm/ 2
≥ 22,5 cm ≈ 30 cm
Jadi digunakan balok anak 30/45
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Pelat
Berdasarkan Gambar Layout di samping, Semua
Pelat termasuk Two Way Slab.
Tebal pelat ditentukan menggunakan Tabel 8.3.1.2
SNI:2019.
𝐸𝑐𝑏 𝐼𝑏
αf = SNI:2019, Pers. 8.10.2.7b
𝐸𝑐𝑠 𝐼𝑠
𝐼𝑏
Ecb = ECS maka αfm = 𝐼𝑠
Ibeam = 1/12. 30. 603
= 540.000 cm4
Islab = 1/12. 350. 123
= 50.400 cm4
540000
αfm = = 10,71 > 2,0
50400
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Pelat
Karena a > 2, maka
280
470 0,8+1400
hmin =
36+9. 5ൗ3,5
= 9,6 cm > 90 mm

Dengan rumus pendekatan :

h = L/40
= 500/40
= 12,5 cm > 90 mm
Jadi di gunakan tebal pelat 13 cm
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Kolom
• Hitung beban yang diterima oleh Kolom terbawah
- Akibat Beban Mati
+ Pelat = 0,13 x 5 x 3,5 x 24 x 6 = 327,6 kN
+ Balok 1 = 0,3 x 0,6 x (5+7) x 24 x 6 = 311,04 kN
+ Balok 2 = 0,3 x 0,45 x 5 x 24 x 6 = 97,20 kN
+ Kolom = 0,6 x 0,6 x 23 x 24 = 198,72 kN
Total DL = 1262,16 kN
- Akibat Beban Hidup
Beban Guna = 7 x 5 x 1,92 x 6 = 403,2 kN
- Beban Total Pu
Pu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 . 1262,16 + 1,6 . 403,2 = 2159,71 kN
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Kolom Int
• Diasumsikan penampang kolom persegi
sehingga b = h
𝑃𝑢
Ag = 0,2 𝑓𝑐′
2159,71 𝑥 1000
= 0,2 𝑥 35
= 308530,3 mm2
b = h = √(308530,3)
= 555,46 mm
≈ 600 mm
Digunakan Dimensi Kolom Interior 60/60
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Kolom Ekst
• Hitung beban yang diterima oleh Kolom terbawah
- Akibat Beban Mati
+ Pelat = 0,13 x 7 x 2,5 x 24 x 6 = 327,6 kN
+ Balok 1 = 0,3 x 0,6 x (7+2,5)x24x 6 = 246,24 kN
+ Balok 2 = 0,3 x 0,45 x 2,5 x 24 x 6 = 58,20 kN
+ Kolom = 0,5 x 0,5 x 23 x 24 = 138,0 kN
Total DL = 760,44 kN
- Akibat Beban Hidup
Beban Guna = 7 x 2,5 x 1,92 x 6 = 201,6 kN
- Beban Total Pu
Pu = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 . 760,44 + 1,6 . 201,6 = 1235,09 kN
PRELIMINARY DESAIN : Dimensi Kolom Ekst
• Diasumsikan penampang kolom persegi
sehingga b = h
𝑃𝑢
Ag = 0,2 𝑓𝑐′
1235,09 𝑥 1000
= 0,2 𝑥 35
= 176441,1 mm2
b = h = √(176441,1)
= 420,05 mm
≈ 500 mm
Digunakan Dimensi Kolom Interior 50/50
PRELIMINARY DESAIN
Dimensi Elemen Struktur :
Tebal Pelat, h = 13 cm
Balok Induk :
B1 = 30/60
Balok Anak :
B2 = 30/45
Kolom Interior
K1 = 60/60
Kolom Eksterior
K2 = 50/50
PEMBEBANAN – Beban Mati
1. Beban Mati :
a. Berat sendiri struktur / Selfweight (DL1)
Berat sendiri, kolom, balok dan pelat di perhitungkan oleh software
b. Beban Mati Tambahan pada Lantai (DL2)
- Spesi = 5 cm x 0,21 kN/m2 = 1,050 kN/m2
- Keramik = 1 cm x 0,24 kN/m2 = 0,240 kN/m2
- Plafond = 0,07 kN/m2 + 0,11 kN/m2 = 0,180 kN/m2
- MEP = = 0,200 kN/m2
Total (DL2-Lantai) = 1,670 kN/m2
- Dinding bata= (3,7 m – 0,6 m) x 2,5 kN/m2 = 7,750 kN/m
Dinding bata terletak pada balok tepi
PEMBEBANAN – Beban Mati
1. Beban Mati :
c. Beban Mati Tambahan pada Atap (DL2)
- Spesi = 5 cm x 0,21 kN/m2 = 1,050 kN/m2
- Waterproofing = 1 cm x 0,002 kN/m2 = 0,002 kN/m2
- Plafond = 0,07 kN/m2 + 0,11 kN/m2 = 0,180 kN/m2
- MEP = = 0,200 kN/m2
Total (DL2-Atap) = 1,432 kN/m2
PEMBEBANAN – Beban Hidup
2. Beban Hidup :
a. Berat Hidup pada lantai
- Beban Guna (Apartemen) = 1,92 kN/m2
- Beban Partisi = 0,72 kN/m2
Total = 2,64 kN/m2

Reduksi beban hidup lantai ; L = Lo [0,25 + 4,57 / √(KLL.At) ]

KLL = 2,0 ; At = 3,5 m x 5 m = 17,5 m2
Koef Reduksi = 0,25 + 4,57 / √(2 x 17,5) = 1,02 >1
Koef Reduksi beban hidup lantai = 1,00
Beban Hidup Lantai Total (LL) = 2,64 kN/m2
PEMBEBANAN – Beban Hidup
2. Beban Hidup :
b. Berat Hidup pada Atap
- Beban hidup atap datar = 0,96 kN/m2
Total = 0,96 kN/m2

Koefisien reduksi beban hidup atap = Lr = Lo. R1 . R2

At = 17,5 m2 < 18,58 m2; R1 = 1,0
Atap datar; R2 =0
Koef Reduksi beban hidup Atap = 1,0
Beban Hidup Atap Total (Lr) = 0,96 kN/m2
PEMBEBANAN – Beban Air Hujan
3. Beban Air Hujan :
Berat Air hujan pada Atap
- R = 0,0098 (ds + dh)
Dengan merencanakan maksimum genangan air 50 mm,
= 0,0098 x 50 R = 0,49 kN/m2
Beban Hidup Air Hujan (R) = 0,98 kN/m2
Karena beban air hujan lebih kecil dari beban hidup atap (R < Lr) maka
beban yang diperhitungkan pada atap adalah beban hidup (Lr) = 0,96 kN/m2
PEMBEBANAN – Beban Angin
4. Beban Angin :
Beban angin desain minimum menurut SNI 1727-2013 adl 0,77 kN/m2.
WL = 21 m x 23 m x 0,77 kN/m2 x 21 = 371,91 kN
PEMBEBANAN- Beban Gempa
4. Beban Gempa
a. Berat Seismik, Wt
- Story 1
- Beban Mati, Berat sendiri struktur (DL1),
+ Pelat = 0,13 x 21 x 20 x 24 kN/m3 = 1310,400 kN
+ Balok, B1 = 0,3 x 0,6 x (21x5 + 20x4) x 24 kN/m3 = 799,200 kN
+ Balok, B2 = 0,3 x 0,45 x (20 x 3) x 25 kN/m3 = 194,400 kN
+ Kolom, K1 = 0,6 x 0,6 x 4,5 x 6 x 24 kN/m3 = 233,280 kN
+ Kolom, K2 = 0,5 x 0,5 x 4,5 x 14 x 24 kN/m3 = 378,000 kN
- Beban mati tambahan = 21 x 20 x 1,67 kN/m2 = 701,400 kN
- Pas. Dinding bata = (2 x 21 + 2 x 20) x 7,75 kN/m = 635,500 kN
Total, WT1-DL1 = 4252,180 kN
PEMBEBANAN – Beban Gempa
a. Berat Seismik, Wt
- Story 1
- Beban Hidup (LL) = 21 m x 20 m x 2,64 kN/m2 = 1108,800 kN
Total, WT-DL1 = 1108,800 kN
PEMBEBANAN – Beban Gempa
a. Berat Seismik, Wt
- Story 2 s/d Story 5
- Beban Mati, Berat sendiri struktur (DL1),
+ Pelat = 0,13 x 21 x 20 x 24 kN/m3 = 1310,400 kN
+ Balok, B1 = 0,3 x 0,6 x (21x5 + 20x4) x 24 kN/m3 = 799,200 kN
+ Balok, B2 = 0,3 x 0,45 x (20 x 3) x 25 kN/m3 = 194,400 kN
+ Kolom, K1 = 0,6 x 0,6 x 3,7 x 6 x 24 kN/m3 = 191,808 kN
+ Kolom, K2 = 0,5 x 0,5 x 3,7 x 14 x 24 kN/m3 = 310,800 kN
- Beban mati tambahan = 21 x 20 x 1,67 kN/m2 = 701,400 kN
- Pas. Dinding bata= (2 x 21 + 2 x 20) x 7,75 kN/m = 635,500 kN
Total, WT2-DL1 - WT5-DL1 = 4143,508 kN
PEMBEBANAN – Beban Gempa
a. Berat Seismik, Wt
- Story 2 s/d Story 5
- Beban Hidup (LL) = 21 m x 20 m x 2,64 kN/m2 = 1108,800 kN
Total, WT-DL1 = 1108,800 kN
PEMBEBANAN – Beban Gempa
a. Berat Seismik, Wt
- Story Roof
- Beban Mati, Berat sendiri struktur (DL1),
+ Pelat = 0,13 x 21 x 20 x 24 kN/m3 = 1310,400 kN
+ Balok, B1 = 0,3 x 0,6 x (21x5 + 20x4) x 24 kN/m3 = 799,200 kN
+ Balok, B2 = 0,3 x 0,45 x (20 x 3) x 25 kN/m3 = 194,400 kN
+ Kolom, K1 = 0,6 x 0,6 x 3,7 x 6 x 24 kN/m3 = 191,808 kN
+ Kolom, K2 = 0,5 x 0,5 x 3,7 x 14 x 24 kN/m3 = 310,800 kN
- Beban mati tambahan = 21 x 20 x 1, 432 kN/m2 = 601,400 kN
Total, WTRoof-DL1 = 3408,048 kN
PEMBEBANAN – Beban Gempa
a. Berat Seismik, Wt
- Story Roof
- Beban Hidup (LL) = 21 m x 20 m x 0,96 kN/m2 = 403,200 kN
Total, WT-DL1 = 403,200 kN

BEBAN MATI, DL BEBAN HIDUP, LL 25% X LL DL + 25%LL

STORY
(kN) (kN) (kN) (kN)
Roof 3408,048 403,200 100,800 3508,848
5 4143,508 1108,800 277,200 4420,708
4 4143,508 1108,800 277,200 4420,708
3 4143,508 1108,800 277,200 4420,708
2 4143,508 1108,800 277,200 4420,708
1 4252,180 1108,800 277,200 4529,380
TOTAL 24234,260 5947,200 1486,800 25721,060
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
- Kategori Resiko Struktur
+ Gedung Apartemen / Rumah Susun = II
- Faktor Keutamaan Gempa
+ Kategori resiko struktur = II, Ie = 1,0
- Klasifikasi situs
+ Tanah Lunak = SE
- Parameter Percepatan 0,2 dtk, Ss = 1,5
- Paramerer Percepatan 1,0 dtk, S1 = 0,6
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
- Percepatan batuan dasar perioda 0,2 dtk, Ss = 1,5
- Percepatan batuan dasar perioda 1,0 dtk, S1 = 0,6

- Koefisien Situs periode 0,2 dtk, Fa = 0,9

- Koefisien Situs periode 1,0 dtk, Fv = 2,4
- Parameter respon spektrum
+ SMS = Fa x Ss = 0,9 x 1,5 = 1,35
+ SM1 = Fv x S1 = 2,4 x 0,6 = 1,44
+ SDS = 2/3 SMS = 2/3 x 1,35 = 0,9
+ SD1 = 2/3 SM1 = 2/3 x 1,44 = 0,96
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
- Periode Fundamental
+ T0 = 0,2 x SD1/SDS = 0,2 x 0,96/0,9 = 0,213
+ TS = SD1/SDS = 0,96/0,9 = 1,067
- Periode Fundamental Pendekatan
+T = Ct . hnx
Tinggi total Gedung, hn = 23 m
Rangka beton pemikul momen, Ct = 0,0466
x = 0,9
+T = 0,0466 x 230,9 = 0,783
Jadi T0 < 0,783 < Ts
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
- Gambar Respon Spektrum 0,9
Kurva Respons Spektrum Desain

0,8
Karena :

RESPONS SPEKTRUM, SA
0,7
0,6

T0 < 0,783 < Ts 0,5

0,4
0,3
Sa = SDS 0,2
0,1

= 0,9 0,0
0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
PERIODA, T
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
- Kategori Desain Seismik (KDS)
+ Berdasarkan respon spektrum periode pendek (0,2 dtk)
Kategori = II
SDS = 0,9 > 0,5
Kategori Desain Seismik, KDS =D
+ Berdasarkan respon spektrum periode 1,0 dtk
Kategori = II
SD1 = 0,96 > 0,2
Kategori Desain Seismik, KDS =D
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
Bedasarkan Tabel 12 SNI 1726-2019, dengan data
Sistem Struktur = Rangka Beton Bertulang Pemikul Momen Khusus
KDS =D
+ Koefisien modifikasi Respon, R = 8,0
+ Faktor Kuat Lebih Sistem, W = 3,0
+ Faktor Pembesaran Defleksi, Cd = 5,5
+ Batasan Tinggi struktur, hn = TB
(Tidak dibatasi)
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Parameter Seismik
- Koefisien Respons Seismik, Cs
+ Cs = SDS / (R/Ie)
= 0,9 / (8/1) = 0,133
𝑠𝐷1
+ Cs max = = 0,96/[0,783x(8/1)] = 0,153
𝑇 𝑅ൗ𝐼𝑒
+ Cs min = 0,044 . SDS . Ie = 0,044 x 0,9 x 1 = 0,040
Sehingga Nilai terpakai, Cs = 0,113
PEMBEBANAN – Beban Gempa
b. Gaya Geser Gempa
- Gaya Gempa Total
+V = Cs . Wt = 0,1125 x 24234,260 = 2893,619 kN
Nilai k untuk T = 0,783 ; k = (0,783 – 0,5)/2 + 1 = 1,1415

Wi = DL + 25%LL Tinggi Tingkat, Gaya Tingkat,

STORY Wi x hik Fix (kN) Fiy (kN)
(kN) hi (m) Fi (kN)
Roof 3508,848 23,0 125769,9477 719,336 143,867 179,834
5 4420,708 19,3 129704,6356 741,841 148,368 185,460
4 4420,708 15,6 101728,715 581,833 116,367 145,458
3 4420,708 11,9 74684,19186 427,153 85,431 106,788
2 4420,708 8,2 48821,4127 279,232 55,846 69,808
1 4529,380 4,5 25216,2698 144,223 28,845 36,056
TOTAL 25721,060 505925,173 2893,619
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
a. Akibat Beban Gravitasi
U1 = 1,4 DL
U2 = 1,2 DL + 1,6 LL + 0,5 Lr
U3 = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,6 Lr
U4 = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,5 Lr + 1,0 WL
U5 = 0,9 DL + 1,0 WL
Nilai WL jauh lebih kecil dibandingkan beban gempa sehingga pada kasus ini tidak di
perhitungkan.
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
E = Eh + Ev
= r . QE ± 0,2 . SDS . DL
SDS = 0,9
KDS bangunan =D
maka r = 1,3
E = 1,3 Fi ± 0,2 . 0,9 . DL
=1,3 Fi ± 0,18 DL
Beban Gempa arah X Ex = 1,3 Fix ± 0,18 DL
Beban Gempa arah Y Ey = 1,3 Fiy ± 0,18 DL
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U6 = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,434 DL + 1,0 LL + 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U7 = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,326 DL + 1,0 LL + 1,3 Fix - 0,39 Fiy
U8 = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,074 DL + 1,0 LL - 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U9 = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 0,966 DL + 1,0 LL - 1,3 Fix - 0,39 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U10 = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 0,966 DL + 1,0 LL + 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U11 = 1,2 DL + 1,0 LL + 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,074 DL + 1,0 LL + 1,3 Fix - 0,39 Fiy
U12 = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,326 DL + 1,0 LL - 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U13 = 1,2 DL + 1,0 LL - 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,434 DL + 1,0 LL - 1,3 Fix - 0,39 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U14 = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,434 DL + 1,0 LL + 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U15 = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,074 DL + 1,0 LL + 0,39 Fix - 1,3 Fiy
U16 = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,326 DL + 1,0 LL - 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U17 = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 0,966 DL + 1,0 LL - 0,39 Fix - 1,3 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U18 = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 0,966 DL + 1,0 LL + 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U19 = 1,2 DL + 1,0 LL + 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,326 DL + 1,0 LL + 0,39 Fix - 1,3 Fiy
U20 = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,074 DL + 1,0 LL - 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U21 = 1,2 DL + 1,0 LL - 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,434 DL + 1,0 LL - 0,39 Fix - 1,3 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U22 = 0,9 DL + 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,134 DL + 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U23 = 0,9 DL + 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,026 DL + 1,3 Fix - 0,39 Fiy
U24 = 0,9 DL - 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 0,774 DL - 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U25 = 0,9 DL - 1,0 (1,3 Fix + 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 0,666 DL - 1,3 Fix - 0,39 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U26 = 0,9 DL + 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 0,666 DL + 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U27 = 0,9 DL + 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 0,774 DL + 1,3 Fix - 0,39 Fiy
U28 = 0,9 DL - 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,026 DL - 1,3 Fix + 0,39 Fiy
U29 = 0,9 DL - 1,0 (1,3 Fix - 0,18 DL) - 0,3 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,134 DL - 1,3 Fix - 0,39 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U30 = 0,9 DL + 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,134 DL + 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U31 = 0,9 DL + 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 1,026 DL + 0,39 Fix - 1,3 Fiy
U32 = 0,9 DL – 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 0,774 DL - 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U33 = 0,9 DL – 0,3 (1,3 Fix + 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy + 0,18 DL)
= 0,666 DL - 0,39 Fix - 1,3 Fiy
PEMBEBANAN- Kombinasi Beban
4. Beban Kombinasi
b. Akibat Beban Lateral
U34 = 0,9 DL + 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 0,666 DL + 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U35 = 0,9 DL + 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,026 DL + 0,39 Fix - 1,3 Fiy
U36 = 0,9 DL – 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) + 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 0,774 DL - 0,39 Fix + 1,3 Fiy
U37 = 0,9 DL – 0,3 (1,3 Fix - 0,18 DL) – 1,0 (1,3 Fiy - 0,18 DL)
= 1,134 DL - 0,39 Fix - 1,3 Fiy
ANALISIS STRUKTUR
Struktur di modelkan dengan Software Robot Structural Analysis Professional
2021.
Analisis struktur dilaksanakan dengan 2 tahap :
1. Tahap I
Analisis struktur beban gempa yang terjadi
- Penampang setiap elemen struktur TIDAK DI REDUKSI
- Analisis struktur dengan memasukkan beban Primer
1. Beban Mati (Selfweght + Beban Tambahan)
2. Beban Hidup (Beban Hidup pada Lantai dan Atap)
3. Beban Gempa Arah X dan Gempa Arah Y
4. Kombinasi beban sebanyak 37 kombinasi
5. Kontrol Lendutan / displacement horizontal setiap Lantai
6. Kontrol Pengaruh P-Delta
ANALISIS STRUKTUR
2. Tahap II
Analisis struktur beban gempa yang terjadi
- Penampang setiap elemen struktur DI REDUKSI
Ikolom = 0,7
Ibalok = 0,35
Ipelat = 0,25
- Analisis struktur dengan memasukkan beban Primer
1. Beban Mati (Selfweght + Beban Tambahan)
2. Beban Hidup (Beban Hidup pada Lantai dan Atap)
3. Beban Gempa Arah X dan Gempa Arah Y
4. Kombinasi beban sebanyak 37 kombinasi
5. Gaya-gaya dalam yang terjadi di gunakan untuk menghitung Tulangan setiap
elemen struktur
ANALISIS STRUKTUR – Hasil Analisis
Analisis Struktur Tahap I
- Pemodelan Struktur
- Momen Inersia Elemen Struktur TIDAK DI
REDUKSI
- Beban primer :
DL1 = Selfweight
DL2 = Beban Mati Tambahan
+ Beban merata pada lantai
+ Beban merata pada atap
+ Beban dinding pada balok terluar
LL = Beban Hidup pada Lantai
Lr = Beban Hidup pada Atap
Ex = Beban Gempa Arah X
Ey = Beban Gempa Arah Y
ANALISIS STRUKTUR – Hasil Analisis
Analisis Struktur Tahap I
Lendutan Max akibat beban Kombinasi dari hasil
Analisis Struktur
Cd = 5,5 (Faktor pembesaran defleksi)
Ie =1
Dijin = 0,02h
Total Story Story Kontrol
Tinggi Story Drift
STORY Drift Drift Drift Ijin Defleksi
(mm) Diperbesar
(mm) (mm) (mm) Lateral
Roof 23000 67,569 4,733 26,032 460 Ok
5 19300 62,836 8,327 45,799 386 OK
4 15600 54,509 11,498 63,239 312 OK
3 11900 43,011 13,809 75,950 238 OK
2 8200 29,202 14,954 82,247 164 OK
1 4500 14,248 14,248 78,364 90 OK