Anda di halaman 1dari 65

REKAYASA BANGUNAN GEDUNG

TINGGI (VC191841)

Desain bangunan gedung tinggi dengan pushover


analysis
Nama : Muhammad Yanuar Ishaq
Nrp : 10111910015010
Kelas : P (LJ RPL 2019)
DATA – DATA PERENCANAAN
1. Sistem yang dipakai : SRPMK &
DUAL SYSTEM
2. Dimensi Balok : 500 x 700 𝑚𝑚2
3. Dimensi Kolom : 800 x 800 𝑚𝑚2
4. Fyl : 400 Mpa
5. Fyt : 240 Mpa
6. Fungsi bangunan : Apartemen
7. Lokasi : Surabaya
8. Jarak Antar Kolom: 6 meter
9. Tinggi Kolom : 4 meter
10. Fc’ : 25 Mpa
11. T pelat lantai : 120 mm
12. T Pelat Atap : 100 mm
Konfigurasi Hasil Desain Struktur
TEORI PUSHOVER
▪ Peraturan – Peraturan yang dipakai:
1. Peraturan SNI 03 – 2847 – 2019 “Persyaratan beton struktural untuk
bangunan Gedung dan penjelasan”.
2. Peraturan SNI 1726 – 2019 “Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur Gedung dan nongedung”.
3. Peraturan SNI 1727 – 2013 “Beban Minimum untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur lain”
4. Peraturan ASCE/SEI 7 – 16 “Minimum Design Loads and Associated
Criteria for Buildings and Other Structures”.
5. Peraturan FEMA 356 “Prestandard and Commentary For The Seismic
Rehabilitation Of Buildings”
TEORI PUSHOVER
▪ Pushover Analysis
▪ Analisis Pushover disebut juga Analisis statik nonlinier dan analisis
beban dorong statik.
▪ Definisi Analisis Pushover yaitu prosedur analisis untuk mengetahui
perilaku keruntuhan bangunan terhadap gempa.
▪ Tujuan → Memperkirakan gaya maksimum dan deformasi yang terjadi
untuk memperoleh bagian yang kritis, bagian yang kritis tersebut
diidentifikasi dengan perhatian khusus untuk pendetailan atau
stabilitasnya.
▪ Menurut Dewobroto,2006 menyatakan bahwa analisis statik pushover
memberikan hasil mencukupi Ketika dibandingkan dengan hasil Analisa
dinamik non linier.
TEORI PUSHOVER
▪ Analisa NonLinear
▪ Pada umumnya Analisa nonlinear digunakan para peneliti untuk
memprediksi tingkat daktilitas suatu struktur yang sebenarnya akibat
beban gempa.
1. Analisa Statis NonLinear : Perilaku struktur dianalisa dengan cara
memberikan beban statik yang ditingkatkan hingga struktur tersebut
runtuh
2. Analisa Dinamik NonLinear : struktur dianalisa dengan cara
menggunakan data percepatan gempa sebagai beban.
▪ Salah satu alasan yang harus pakai Analisa statis nonlinear (Analisa
pushover) dibandingkan Analisa dinamik nonlinear yaitu karena dinamik
nonlinear rumit running model Analisa dinamis nonlinear dikarenakan
membutuhkan waktu yang lama dan sulit.
TEORI PUSHOVER
▪ Hal ini dilakukan karena Analisa statis nonlinear dinilai relative mudah
dan dapat digunakan untuk meramalkan kinerja struktur terhadap beban
lateral selama mode yang dominan adalah mode pertama dan periode
alami struktur tidak melebihi satu detik. (ITS, 2008)
▪ Dasar dari analisis pushover sangat sederhana, yaitu memberikan pola
beban statik tertentu dalam arah lateral yang ditingkatkan secara
bertahap pada struktur sampai struktur tersebut mencapai target
displacement tertentu atau mencapai pola keruntuhan tertentu. Dari hasil
analisis dapat diketahui nilai – nilai gaya geser dasar untuk perpindahan
lantai tertentu. Nilai – nilai yang didapatkan kemudian dipetakan
menjadi kurva kapasitas struktur. Analisa pushover memperlihatkan
kondisi elastis, plastis, dan keruntuhan pada elemen – elemen
strukturnya. (Andri Affandi, 2012).
TEORI PUSHOVER
▪ Kurva kapasitas akan memperlihatkan kondisi linear sebelum mencapai
kondisi leleh dan selanjutnya berperilaku nonlinear.
▪ Kurva pushover dipengaruhi oleh pola distribusi gaya lateral yang
digunakan sebagai beban dorong. Secara sederhana prosedur analisis
pushover seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Prosedur Analisis Pushover


TEORI PUSHOVER
TEORI PUSHOVER

▪ Metode Diplacement Coefficient


(FEMA 356)
▪ Perhitungan dengan memodifikasi
respons elastic linear sistem
struktur SDOF ekivalen dengan
faktor C0, C1,C2 dan C3 sehingga
dapat dihitung target peralihannya,
dengan menetapkan dahulu waktu
getar efektif (Te) untuk
memperhitungkan kondisi in-
elastic struktur Gedung. Gambar 2. Metode displacement
coefficient FEMA 356
TEORI PUSHOVER
𝑇𝑒 2
▪ 𝛿𝑇 = 𝐶0. 𝐶1. 𝐶2. 𝐶3. 𝑆𝑎(2𝜋) . 𝑔
𝑇𝑠
[1+ 𝑅−1 . ]
▪ 𝐶1 = 𝑇𝑒
𝑅
𝛼(𝑅−1)3/2
▪ 𝐶3 = 1 + (pasca leleh
𝑅
negatif)
𝑆𝑎
▪ R= . 𝐶𝑚
𝑉𝑦/𝑊

Lengkapnya rumus perhitungan


Gambar 2. Metode displacement
Target Diplacement di FEMA 356
coefficient FEMA 356
TEORI PUSHOVER
Kinerja Struktur Gedung

▪ Kinerja Batas Layan ▪ Kinerja Batas Ultimit

Ditentukan : Ditentukan:

Simpangan antar lantai akibat Simpangan dan simpangan antar


tingkat maksimum struktur Gedung
pengaruh gempa rencana, yaitu akibat pengaruh gempa rencana
membatasi terjadinya pelelehan dalam kondisi struktur Gedung
baja dan peretakan beton yang diambang keruntuhan, yaitu untuk
berlebihan. membatasi terjadinya keruntuhan
struktur Gedung yang dapat
Simpangan struktur Gedung ≤ menimbulkan korban jiwa manusia
0,03 dan mencegah benturan antar
𝑥ℎ atau 30 mm
𝑅 gedung .
Simpangan x 0,7 R ≤ 0,002 x h
TEORI PUSHOVER
▪ Note: Berdasarkan konsep desain bangunan tahan gempa yang berlaku
saat ini, struktur bangunan tahan gempa harus terbuat dari sistem
struktur yang perilakunya daktail.
▪ Daktilitas → kemampuan struktur Gedung untuk mengalami pasca –
elastic yang besar secara berulang – ulang dan bolak balik akibat beban
gempa yang menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil
mempertahankan kekuatan dan kekakuan yang cukup, sehingga struktur
Gedung tersebut tetap berdiri walaupun sudah berada dalam kondisi
diambang keruntuhan.
▪ Pentingkah perilaku daktail?
▪ Penting karena saat terjadi pelelehan elemen struktur terjadi maka terjadi
pula peresapan energi gempa oleh struktur.
TEORI PUSHOVER

Gambar 4. Mekanisme keruntuhan ideal


Gambar 3. Struktur daktail dan struktur suatu struktur Gedung dengan sendi plastis
getas Gedung kantor pusat bank sulteng terbentuk pada ujung – ujung balok, kaki
dan Hotel Roa – Roa di palu kolom
Penjelasan gambar 4.
▪ Semakin banyak sendi plastis yang terjadi pada struktur, maka semakin banyak
pula energi yang diserap oleh struktur
▪ Agar struktur Gedung memiliki daktilitas yang tinggi, maka harus
direncanakan sendi plastis yang terjadi berada pada balok – balok dan kaki
kolom paling bawah.
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
1. Bukalah Program SAP dengan cara klik
start menu > All Program > computer
and structure > Sap 2000 v20.

Gambar 5. Tampilan Nomer 1

2. Lalu Klik File – New Model.

Gambar 6. Tampilan Nomer 2


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
3. Pilih Grid Only, dengan ketentuan Number of grid
lines (ini jumlah arah x, y dan z), grid spacing (ini
bentang jaraknya), sedangkan First grid line location
(lokasi grid pertama, ini biasanya dikasih nilai 0) > OK.

Gambar 7. Tampilan Nomer 3


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
4. Setelah data grid only diisi, klik OK maka akan
muncul grid seperti gambar 8.

Gambar 8. Tampilan Nomer 4


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
5. Apabila ingin mengganti atau merencanakan berbeda ukuran arah x,y dan z
maka, klik kanan > edit grid data > muncul coordinate/grid system seperti
gambar 9 > klik Modify/Show System maka muncul define grid system data
seperti gambar 10 > OK.

Gambar 9. Tampilan Nomer 5

Gambar 10. Tampilan Nomer 5


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
6. Mendefinisikan Jenis bahan dengan 7. Pilih New Material lalu isi
cara define > Materials. Contoh fc 25 material property data sesuai yang
Mpa, fyl 400 Mpa, fyg 240 Mpa. direncanakan. Ini pilih material
misal steel, concrete atau aluminium
dll yang digunakan untuk struktur
bangunan.

Gambar 11. Tampilan Nomer 6


Gambar 12. Tampilan Nomer 7
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
7.1 Contoh Pengisisan Material Properties Mutu Beton (fc’) (concrete)

Gambar 13. Tampilan Nomer 7.1 (Bagian Gambar 14. Tampilan Nomer 7.1 (Bagian
Weight per unit volume diisi dengan satuan Modulus of elasticity diisi dengan satuan
kgf,m,C) N, mm, C)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
7.2 Contoh Pengisisan Material Properties
Tulangan Lentur (Rebar).
 Fy isikan 40.000 Tonf,m,C
 Fu isikan 60.000 Tonf,m,C (1,5 fy)
 Fye isikan 44.000 Tonf,m,C (1,1 fy)
 Fue isikan 66.000 Tonf,m,C (1,5 fye)

Keterangan:
Fy : Tegangan leleh Tarik (Mpa)
Fu : Tegangan putus Tarik (Mpa)
Fye : Hasil Tegangan leleh Tarik yang
diharapkan (Mpa)
Fue :Hasil Tegangan putus Tarik yang
diharapkan (Mpa) Gambar 15. Tampilan Nomer 7.2
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
7.3 Contoh Pengisisan Material Properties
Tulangan Geser (Rebar).
 Fy isikan 24.000 Tonf,m,C
 Fu isikan 36.000 Tonf,m,C (1,5 fy)
 Fye isikan 26.400 Tonf,m,C (1,1 fy)
 Fue isikan 39.600 Tonf,m,C (1,5 fye)

Note:
Fy : Tegangan leleh Tarik (Mpa)
Fu : Tegangan putus Tarik (Mpa)
Fye : Hasil Tegangan leleh Tarik yang
diharapkan (MPa)
Fue :Hasil Tegangan putus Tarik yang
diharapkan (MPa) Gambar 16. Tampilan Nomer 7.3
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
8. Kemudian mendefinisikan penampang elemen struktur dengan cara pilih Define
> Section Properties > Frame Section > Add New Property. Gambar 17. contoh
yang saya terapkan di tugas yang mana dimensi balok (500mmx700mm)
sedangkan dimensi kolom (800mmx800mm).

Gambar 17. Tampilan Nomer 8


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
8.1. Pertama Membuatnya yaitu klik Add New Property kemudian Klik Frame
section property type pilih concrete klik tombol rectangular.

Gambar 18. Tampilan Nomer 8.1


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
8.2. Kedua Membuatnya yaitu Rencanakan ukuran dimensi balok yang akan
dipakai. Lakukan Seperti gambar 19.

Gambar 19. Tampilan Nomer 8.2


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
8.3. Ketiga Membuatnya yaitu Rencanakan ukuran dimensi kolom yang akan
dipakai. Lakukan Seperti gambar 20.
2
1

Gambar 20. Tampilan Nomer 8.3


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS

Balok Induk

Balok Anak

Kolom

Dinding Geser Gambar 22. Hasil Sloof

Gambar 21. Hasil Balok Induk, Balok


Anak, Kolom, Dinding Geser
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
9. Setelah mendesain balok dan Keterangan type SAP 2000:
kolom, selanjutnya mendesain • Shell thin → plat yang menerima
pelat, dinding geser, dan tangga gaya vertikal dan lateral tanpa
yang akan digunakan dalam penebalan.
struktur.
• Shell thick → plat yang menerima
Dengan cara, define > section gaya vertikal dan lateral dengan
properties > Area section.
penebalan.
Keterangan type yang dipakai: • Membrane → plat menerima gaya
• Pelat lantai / atap → shell-thin horizontal saja.
• Tangga & Bordes → shell-thin • Plate thin → plat menerima gaya
vertikal tanpa penebalan
• Dinding geser → shell-thick
• Thick plate → plat menerima gaya
vertikal dengan penebalan.
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
Gaya lateral adalah gaya pada
bangunan yang bersifat horizontal
dengan arah yang tidak menentu,
seperti angin dan gempa bumi.

Gambar 23. Gaya Lateral


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
9.1 Membuat Pelat Lantai / Atap.
Dengan cara, define > section
properties > Area section.
Keterangan yang dipakai:
Type → shell-thin
Material name → Beton 25 MPa Gambar 24. Pelat Atap
Thickness:
Plat lantai → 120 mm
Plat Atap → 100 mm
Kemudian klik OK

Gambar 25. Pelat Lantai


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
9.2 Membuat Dinding Geser.
Dengan cara, define > section
properties > Area section.
Keterangan yang dipakai:
Type → shell-thick
Material name → Beton 25 MPa
Thickness → 200 mm
Kemudian Klik OK Gambar 26. Dinding Geser
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
9.3 Membuat Tangga dan Bordes.
Dengan cara, define > section
properties > Area section.
Keterangan yang dipakai:
Type → shell-thin
Material name → Beton 25 MPa
Gambar 27. Tangga
Thickness :
Tangga → 120 mm
Bordes → 120 mm
Kemudian Klik OK

Gambar 28. Bordes


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
10. Setelah itu klik edit > Edit Area
> divide area.
Ada 2 cara untuk desain struktur
yang saya kerjakan yaitu
1. Klik Divide Area using cookie
cut based on selected point
objects → ini untuk area yang
tidak beraturan dengan deg 0,
agar satu sama lain menyatu.
2. Klik Divide Area into object of
this Maximum size (quads and
triangles only) → ini untuk area
yang beraturan dengan jarak
1m, agar satu sama lain
Gambar 29. Tampilan No 10
menyatu.
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
Plat yang tidak
beraturan

Plat yang
Beraturan

Gambar 30. Hasil divide plat


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
11. Mendefinisikan beban yang akan dimasukkan ke dalam permodelan dengan cara,
define > Load Patterns, kemudian klik Add New Load Pattern (untuk menambahkan
beban), atau mau mengubah beban dengan cara Modify Load Pattern.
1

Gambar 31. Tampilan No 11


2
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
12. Membuat kombinasi pembebanan klik Define > Load combinations > Add
New Combo.

1 2

Gambar 32. Tampilan No 12 (untuk Gambar 33. Tampilan No 12 (Hasil


membuat Load Combination) Combination)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
13. Hasil Gambar Balok dan Sloof (Pada Sumbu XY), Kolom (Pada sumbu XZ). Klik
Frame/cable element. Sedangkan pelat klik draw rectangular area pada toolbar draw.

1 2

Gambar 34. Tampilan No 13 (Hasil Gambar 35. Tampilan No 13 (Line


Gambar XY) Information Frame Balok/Sloof)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
13. Hasil Gambar Balok dan Sloof (Pada Sumbu XY), Kolom (Pada sumbu XZ). Klik
Frame/cable element. Sedangkan pelat klik draw rectangular area pada toolbar draw.

1 2

Gambar 36. Tampilan No 13 (Hasil Gambar 37. Tampilan No 13 (Line


Gambar XZ) Information Frame Kolom)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
13. Hasil Gambar Balok dan Sloof (Pada Sumbu XY), Kolom (Pada sumbu XZ). Klik
Frame/cable element. Sedangkan pelat klik draw rectangular area pada toolbar draw.

1 2

Gambar 38. Tampilan No 13 (Hasil Gambar 39. Tampilan No 13 (Area


Plat) Information Plat)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
14. Masukkan beban – beban pada pelat serta balok dengan cara, pilih select
(pelat yang akan dibebani) > assign > area load > uniform (shell). Atau dengan
cara:
• Untuk Pelat, Klik Assign > area loads > uniform (shell)
• Untuk balok, klik Assign > frame loads > distributed

Gambar 40. Tampilan No 14 (Area Gambar 41. Tampilan No 14 (Frame


Loads) Loads)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
15. Pembebanan diberikan dalam dua
tahapan, yakni yang pertama adalah
pembebanan akibat beban gravitasi, yaitu
kombinasi beban mati dan beban hidup.
• Pilih Define
• Kemudian klik Load Case > add new load
case. Pada tahap ini, sudah
diperhitungkan kondisi nonliniear.
• Nama analisis adalah GRAV.
• Tipe analisis ditentukan static >
nonliniear.
Gambar 42. Tampilan No 15
• Masukkan scale factor yang digunakan
(contoh: 1,0 untuk beban mati dan 1,0
untuk beban hidup.
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
16. Selanjutnya adalah pendefisian beban lateral pada
struktur. Pendefisian tahap kedua.
a. Define > Loads cases > Add New case.
b. Nama Load case Name adalah PUSH-X.
c. Load case type static > Analysis Type Nonliniear.
d. Karena tahap kedua baru dilakukan setelah tahap
pertama selesai, maka opsi berikutnya.
Gambar 43. Tampilan No 16 (arah X)
e. Continue from state at end of liniear case diaktifkan,
dengan akhir dari analysis.
f. GRAV sebagai permulaan dari analisis tahap kedua.
g. Tipe beban adalah Acceleration untuk pembebanan
arah X.
h. Scale factor yang digunakan adalah 1,0
i. Ulangi Langkah tersebut dengan mendefinisikan load
PUSH – Y.
Gambar 44. Tampilan No 16 (arah Y)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
• Setelah itu selanjutnya mendetailkan Other Parameter
di arah X dan arah Y dengan cara:
1. Klik load Application > Modify/Show
2. Di Load Application control, pilih displacement
control yang berarti pembebanan diberikan sampai
mencapai target.
3. Diplacement tercapai. Pada Load to a Monitored
Diplacement Magnitude of → 0,64 karena diambil
2% dari H ketinggian Bangunan yaitu 2% x 32 = Gambar 45. Tampilan No 16 (Load application)
0,64.
4. Masukkan target displacement yang ingin dicapai.
5. Monitored displacement (DOF) untuk arah X yaitu
U1, sedangkan di at joint yaitu 288.
6. Klik Modify/show di Additional controlled
diplacements > klik ADD dengan joint 288 dan DOF
U1.
7. Lakukan Langkah di atas Kembali untuk arah Y, yang
berbeda Cuma di at joint diganti 253 dan DOF diganti Gambar 46. Tampilan No 16 (Additional
U2. Controlled Diplacement)
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
• Setelah itu selanjutnya
mendetailkan Other Parameter di
arah X dan arah Y dengan cara:
1. Klik Results Saved >
Modify/Show. Hasil Pushover.
2. Disimpan secara Multiple states
dengan Jumlah minimum 50 dan
maksimum 100 steps.

Gambar 47. Tampilan No 16 (Results Saved)


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
17. Pendefinisian Hinge Properties
balok dengan pilih Select >
Properties > Frame (Beams) >
Assign > Frame > Hinge.
• Distance masukkan nilai 0 yang
menyatakan posisi awal dari
panjang bersih balok.
• Lalu klik Add, sehingga muncul
kotak dialog berikut:

Gambar 48. Tampilan No 17


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
Langkah selanjutnya:
• Pada kotak Auto Hinge Type pilih
From Tables in ASCE 41 – 13.
• Klik Table 10 – 7 (Concrete Beams –
Flexure) Item i. untuk elemen balok,
pada Degree of Freedom pilih M3
yang berarti sendi plastis hanya
Gambar 49. Cara Hinge M3 (Arah X)
terjadi karena momen searah sumbu
local 3. atur case combo menjadi
Push X.
• Ulangi Langkah dengan cara
memasukkan angka 1 pada menu
distance.
• Ulangi Langkah dengan cara
mengatur case sombo menjadi Push
Y

Gambar 50. Cek Assign Frame Hinges M3


(Arah X) Masukin nilai 0 & 1
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS

Gambar 51. Cara Hinge M2 (Arah Y)


Gambar 53. Line Information Hinge M2 & M3

Gambar 52. Cek Assign Frame Hinges M2


Gambar 54. Hasil Tampilan Hinge M2 & M3
(Arah Y) Masukin nilai 0 & 1
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
Langkah selanjutnya:
Select → Properties → Frame (Column)
Assign → Frame → Hinge
• Elemen kolom menggunakan Auto
PM2M3 (Hubungan aksial dengan
momen) sedangkan balok
menggunakan Auto M3 balok efektif Gambar 55. Frame Hinge Assignment P-M2-M3
menahan momen sumbu – 3
• Angka 0 dan 1 merupakan identitas
dua titik modal balok.
• Case pada tiap property hinge diisi
Push

Gambar 56. Auto Hinge Assignment Data P-M2-M3


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
18. Klik Run Analysis untuk menampilkan Set Load Cases to Run, pada form
ini pastikan beban GRAV, PUSH-X, dan PUSH-Y pada posisi Run di action.
Klik Run Now untuk menjalankan analisis.
1 2

Gambar 57. Tampilan Set Load Cases to Run


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
19. Untuk menampilkan
kurva pushover, pilih
Display > Show Static Gambar 58.
Pushover Curve. Baik Pushover Curve
Format ADRS
PUSH X dan PUSH. PUSH X
20. Untuk menampilkan
kurva pushover dalam
format ADRS maka pada
Plot Type pilih ATC-40 Gambar 59.
Capacity Spectrum. Pushover Curve
Format ADRS
PUSH Y
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
• Selanjutnya, pada Modify
Show Parameter input nilai Ca Tanah Sedang

dan Cv yang diperoleh melalui lapisan i di N SPT di/Ni deskripsi Jenis Tanah
kurva response spectrum yang 2.5
5
2.5
2.5
8
19
0.3125
0.131579
Lempung Berlanau Coklat

penggunaannya disesuaikan 7.5 2.5 25 0.1


Lanau Berlempung Coklat

dengan wilayah pembangunan 10


12.5
2.5
2.5
25
23
0.1
0.108696
Lanau Berlempung Coklat

berdasarkan Peta Gempa 15 2.5 26 0.096154


Lempung Berlanau Abu - abu

Indonesia dan Kondisi tanah 17.5


20
2.5
2.5
19
20
0.131579 Lempung Berlanau Hitam Coklat
0.125 Tua
pada lokasi struktur Gedung. 22.5 2.5 30 0.083333
25 2.5 27 0.092593
• Dari kurva pushover dapat 27.5
30
2.5
2.5
39
60
0.064103
0.041667
Lempung Berlanau Abu - abu
dievaluasi kinerja Gedung 32.5 2.5 46 0.054348
melalui nilai Performance 35
Jumlah
2.5
35
52
419
0.048077
1.489627
Point yakni target perpindahan 𝑁=
σ 𝑑𝑖
=
35
= 23,50 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔 (15 < 50)
(displacement) dan gaya geser σ
𝑑𝑖 1,489627
𝑁𝑖
dasar pada titik control (base
reaction) yang terjadi. Gambar 60. Data Tanah dan Penentuan
Jenis Tanah
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS

Gambar 62.
Gambar 61. Memasukkan Nilai
Menentukan Ss Ss (Ca) dan S1
(Ca) dan S1 (Cv) di Demand
(Cv) letak Spectrum
Kota Surabaya. Definition pada
Parameters For
ATC-40 capacity
spectrum

Gambar 63.
Gambar 64. Hasil Hasil Grafik
Grafik Pushover Pushover
Curve Format Curve
ADRS PUSH X Format
Ss (Ca) dan S1 ADRS PUSH
(Cv) letak Kota Y Ss (Ca)
Surabaya. dan S1 (Cv)
letak Kota
Surabaya.
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS

Tabel 1. Target Perpindahan (displacement) dan gaya geser dasar (base reaction)

DIPLACEMENT (M) Gaya geser dasar (Ton)


Arah-X -0,04 1483,95
Arah-Y -0.08 1499,218
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
21. Skema distribusi sendi plastis
dengan cara Display > Deformed Shape
> pilih case combo.
• Geser tanda panah kiri kanan yang
terletak dibawah layer untuk
mengangganti tiap hasil per As
bangunan sendi plastis.

Gambar 65. Hasil distribusi sendi plastis


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
• Mengacu pada ATC-40 kriteria
struktur tahan gempa adalah sebagai
berikut:
• Warna pada sendi plastis
menunjukkan secara grafis posisi dan
tingkat kerusakan yang terjadi pada
sendi plastis. Distribusi sendi plastis
pada tiap tahapan peningkatan beban
lateral hingga titik kinerja tercapai
yang terjadi pada komponen struktur.

Gambar 66. Warna Sendi Platis


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
 Tahapan utama dalam Analisa Pushover
1. Menentukan titik control untuk memonitor besarnya perpindahan struktur.
Rekaman besarnya perpindahan titik control dan gaya geser dasar digunakan
untuk menyususn kurva pushover.
2. Membuat kurva pushover dari berbagai pola distribusi gaya lateral yang
ekivalen dengan distribusi gaya inertia, sehingga diharapkan deformasi yang
terjadi hampir sama dengan gempa sebenarnya. Karena gempa sifatnya tidak
pasti, perlu dibuat beberapa pola pembebanan lateral.
3. Estimasi besarnya target perpindahan. Titik control didorong sampai target
tersebut, yaitu suatu perpindahan maksimum yang diakibatkan oleh intensitas
gempa rencana yang ditentukan.
4. Mengevaluasi level kinerja struktur Ketika titik control tepat berada pada target
perpindahan merupakan hal utama dari perencanaan berbasis kinerja.
Komponen struktur dianggap memuaskan jika memenuhi persyaratan
deformasi dan kekuatan.
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
 Target perpindahan
• Gaya dan deformasi setiap komponen / elemen dihitung terhadap “perpindahan
tertentu” di titik control yang disebut sebagai “target perpindahan” dengan
notasi δt dan dianggap sebagai perpindahan maksimum yang terjadi saat
bangunan mengalami gempa rencana.
 Ada beberapa cara menentukan target perpindahan, dua cukup terkenal adalah
• Diplacement Coeficient Method atau Metoda Koefisien Perpindahan
1. FEMA 273/274
2. FEMA 356/440
3. ATC 40
• Capacity Spectrum Method atau Metoda Spektrum Kapasitas
1. FEMA 274/440
2. ATC 40
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
 Hasil Analisis Pushover
• Kurva Kapasitas
Dari proses iterasi, didapatkan kurva kapasitas yang merupakan hubungan antara
perpindahan titik acuan (D) dengan gaya geser dasar (V).

Gambar 67. Kurva Kapasitas


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
1

2
LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
3

Gambar 68. Jumlah Sendi elastis dan plastis


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS
• Skema distribusi sendi plastis
Pada penyajian gambar skema distribusi sendi plastis diambil contoh gambar portal
As – 1 dengan pertimbangan bahwa sendi plastis terjadi pertama kali pada portal
tersebut sehingga menjadi parameter utama.

Gambar 69. Step ke 1 Gambar 70. Step ke 2


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS

Gambar 71. Step ke 3 Gambar 72. Step ke 4


LANGKAH – LANGKAH PUSHOVER ANALYSIS

Gambar 73. Step ke 3 Gambar 74. Step ke 4


3D SEBELUM DAN SETELAH DIHINGE

Gambar 75. 3D sebelum di Hinge Gambar 76. 3D Setelah di Hinge


KESIMPULAN
▪ Hasil dari desain yang saya rencanakan mendekati nilai target 2%xH =
2% x 32 m = 64 % atau 0,64 yaitu 0,601, yang mana artinya bahwa
desain yang saya rencanakan benar dengan apa yang ditargetnya.
TERIMA KASIH
Oleh : Muhammad Yanuar Ishaq
Gmail : m.yanuarishaq@gmail.com

SEMOGA BERMANFAAT &


BAROKAH ILMUNYA

Anda mungkin juga menyukai