Refrensi :
1. Aplikasi Perencanaan Struktur Gedung dengan ETABS, Muhammad Miftakhur Riza
2. Belajar SAP2000 Seri 1, Iman Satyarno
3. SNI 03-2847-2002
4. PPPURG 1987
5. SNI 1727-2013
Gempa statik dan gempa dinamik
Analisis static ekivalen merupakan penyederhanaan dari perhitungan beban gempa sebenarnya. Beban gempa
sesungguhnya berasal dari gerakan atau percepatan tanah dasar bangunan, yang kemudian menjalar pada
elemen-elemen gedung seperti kolom dan balok.
1. Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat atau 40 m.
2. Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut
tidak lebih dari 25% dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut.
3. Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat
lunak adalah suatu tingkat, di mana kekakuan lateralnya adalah kurang dari 70% kekakuan lateral tingkat di atasnya atau kurang
dari 80% kekakuan lateral rata-rata 3 tingkat di atasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kekakuan lateral suatu tingkat
adalah gaya geser yang bila bekerja di tingkat itu menyebabkan satu satuan simpangan antar-tingkat.
4. Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap lantai tingkat memiliki berat yang tidak lebih
dari 150% dari berat lantai tingkat di atasnya atau di bawahnya. Berat atap atau rumah atap tidak perlu memenuhi ketentuan
ini.
5. Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lubang atau bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas seluruh
lantai tingkat. Kalaupun ada lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya tidak boleh melebihi 20% dari jumlah
lantai tingkat seluruhnya.
Untuk struktur gedung beraturan, pengaruh gempa rencana dapat
ditinjau sebagai pengaruh beban gempa static ekivalen.
Sedangkan jika struktur gedung tidak memenuhi kategori struktur
beraturan atau disebut struktur gedung tak beraturan, maka
pengaruh gempa rencana harus ditinjau sebagai beban gempa
dinamik, sehingga analisa dilakukan dengan berdasarkan analisis
response dinamik response spectrum.
Data Rencana Bangunan
Data tingkatan bangunan :
Lantai 1 sd 7 , h = 4000 mm
Data penampang :
Data material :
Balok 30/40
fc’ = 20 Mpa
Kolom 60/60 Denah bangunan
fy = 400 Mpa Data-data lain:
Plat lantai 120 mm
fys = 240 Mpa Fungsi bangunan sebagai perkantoran
Plat atap 100 mm
Bangunan didesain dengan peraturan SNI 03-2847-
2002 dan SNI 03-1726-2002
Membuka Program ETABS
2
Tekan OK, lalu
tekan new model
1
• Secara umum, tampilan ETABS dengan SAP2000 adalah sama. Sehingga tidak
sulit untuk beradaptasi dari penggunaan SAP2000 ke ETABS.
• Secara konsep kerja dan alur berpikir juga sama
Langkah-langkah pengerjaan di ETABS
1. Define material
2. Define section properties
3. Define static load case
4. Define load combination
5. Edit grid structure (grid data Untuk pengerjaan beban
dan story data)
6. Draw model grafitasi
7. Assign dead and live load
8. Assign frame end length offset
9. Set Analys options
10.Running Analys
11.Design
Analisis Gempa
• Perhitungan Gempa Statik Ekuivalen • Analisis Gempa Dinamik Respons Spektrum
Beton
Baja Tulangan
• Diameter ≤ 12 mm menggunakan baja tulangan polos BJTP 24 dengan tegangan leleh, fy = 240 MPa.
• Diameter > 12 mm menggunakan baja tulangan ulir BJTD 40 dengan tegangan leleh, fy = 400 MPa.
Material Struktur
Data bahan tersebut dapat diinput ke dalam ETABS dengan cara Define – Material Properties
– Conc – Modify seperti ditunjukkan pada gambar berikut ini.
1 2
5
4
Satuan Nmm
Detail Elemen Struktur
Elemen- elemen struktur yang digunakan dalam perencanaan gedung ditunjukkan sebagai berikut :
Balok
7
6
4 2
3
7
8
6
9
Kode Kolom = K60/60 (kolom utama lantai 1 – lantai 7)
Plat Lantai
2 3
1
• Beban hidup (Live Load) : berupa beban luasan yang ditinjau berdasarkan fungsi bangunan.
• Beban Gempa (Earthquake Load): ditinjau terhadap beban gempa statik dan dinamik.
Definisi Load Case
Beban mati sendiri elemen struktur (Self Weight) yang terdiri dari kolom, balok dan plat sudah
dihitung secara otomatis dalam ETABS dengan memberikan faktor pengali berat sendiri (self
weight multiplier) sama dengan 1, sedangkan beban mati elemen tambahan yang terdiri dari
dinding, keramik, plesteran, plumbing, dll diberikan faktor pengali sama dengan 0, karena
beban tersebut diinput secara manual.
Beban mati elemen tambahan sebaiknya dibuatkan Load Case tersendiri, misal Dead untuk
beban mati tambahan dan SW untuk beban mati sendiri (Self Weight). Hal ini untuk
menghindari kerancuan antara beban mati tambahan dengan berat sendiri, dan untuk
memisahkan massa bangunan tambahan dengan massa bangunan itu sendiri. Jenis beban
yang bekerja pada struktur gedung dapat diinput dengan cara Define – Static Load Case.
Definisi Load Case
Kombinasi Pembebanan
Struktur bangunan dirancang mampu menahan beban mati, hidup dan gempa sesuai peraturan SNI Gempa
03-1726-2002 Pasal 4.1.1 dimana gempa rencana ditetapkan mempunyai periode ulang 500 tahun, sehingga
probabilitas terjadinya terbatas pada 10 % selama umur gedung 50 tahun. Kombinasi pembebanan yang
digunakan mengacu pada SNI Beton 03-2847-2002 Pasal 11.2 sebagai berikut :
Keterangan :
• D : beban mati (dead load), meliputi berat sendiri gedung (self weight, SW) dan beban mati tambahan (superimposed
dead load, D),
• E : beban gempa (earthquake load), ditinjau terhadap gempa statik (EQX, EQY), gempa dinamik respons spektrum (RSPX,
RSPY)
Kombinasi Pembebanan
Rincian kombinasi pembebanan tersebut ditunjukkan pada Tabel berikut :
Kombinasi Pembebanan
Berbagai kombinasi pembebanan tersebut diinput ke ETABS dengan cara Define – Load
Combination – Add New Combo.
Dibuat 10 buah kombinasi sesuai dengan table kombinasi pembebanan pada slide sebelumnya
1
Edit Grid Data
Jarak antar As untuk penggambaran kolom dan balok dapat
diinput dengan cara Edit – Edit Grid Data – Modify/ Show System 2
sebagai berikut.
5
3
7
Edit Story Data
Story data adalah input jumlah tingkat serta jarak antar tingkat pada gedung. Dalam kasus ini gedung berjumlah
7 tingkat, sehingga kita memerlukan tambahan story dengan cara Edit – Edit story data – Insert Story
Penggambaran elemen balok dapat dilakukan secara praktis dengan pilihan Similar Story untuk beberapa lantai
yang mempunyai denah balok yang sama (typical), sedangkan untuk kasus dimana lantai yang didesain berbeda
dengan lantai yang lain, maka dapat digunakan pilihan One Story. Karakteristik tiap lantai tersebut dapat dilihat
pada Gambar. Penggambaran elemen balok tersebut dilakukan dengan cara Draw – Draw Line Objects – Draw
Lines.
Untuk penggambaran balok, agar mudah buat tampilan window menjadi plan. Dan dimulai pada penggambaran
plan story 1
Pemodelan Struktur
1
3 4
2
Sebelum menggambar pastikan terdahulu section yang dipilih sudah sesuai dengan gambar rencana. Kemudian baru bisa kita
lakukan penggambaran Balok. Penggambaran balok dilakukan di awali dari titik tumpuan awal balok dan diakhiri kembali di titik
tumpuan ujung balok. Lakukan kembali untuk penggambaran balok pada story 7.
Pemodelan Struktur
Penggambaran Elemen Kolom
Penggambaran elemen kolom dapat dilakukan secara praktis dengan pilihan Similar Story untuk lantai yang mempunyai
denah kolom yang sama (typical), sedangkan untuk kasus dimana lantai yang didesain berbeda dengan lantai yang lain,
maka dapat digunakan pilihan One Story. Karakteristik tiap lantai tersebut dapat dilihat pada Gambar. Penggambaran
elemen kolom dapat dilakukan dengan cara Draw – Draw Line Objects -Create Column in Region.
Tampilan beban mati pada balok Tampilan beban mati pada pelat Tampilan beban hidup pada pelat
Beban Gempa
Analisis beban gempa dilakukan dengan 2 cara yaitu statik ekuivalen dan
dinamik respons spektrum. Untuk perhitungan gempa statik ekuivalen dapat
dilakukan manual dengan cara menginput besarmya beban gempa ke join
kolom tiap lantai.
1997UBC Seismic Loading
Lokasi Gedung kita ada di Kota Surabaya bertanah sedang, maka kita menggunakan Zonasi Gempa wilayah 3
Lantai Tingkat sebagai Diafragma
Pada SNI Gempa 1726-2002 Pasal 5.3.1 disebutkan bahwa lantai tingkat, atap beton dan sistem lantai dengan
ikatan suatu struktur gedung dapat dianggap sangat kaku (rigid) dalam bidangnya dan dianggap bekerja
sebagai diafragma terhadap beban gempa horisontal. Maka, masing- masing lantai tingkat didefinisikan sebagai
diafragma kaku dengan cara Assign – Joint/ point – Diafragms – Add New Diafragms seperti pada Gambar
berikut. Select seluruh elemen pada masing-masing tingkat satu per satu, kemudian kita assign diafragms.
Membuat group per tingkat
Dibuatnya group per tingkat bangunan bertujuan untuk agar ETABS dapat menghitung berat sendiri
struktur berdasarkan elemen-elemen struktur dalam 1 group.
Masing-masing tingkat dibuat groupnya dengan cara klik semua elemen kolom, balok dan plat pada masing-
masing tingkat, lalu tekan Assign, Group Names. Tuliskan nama groupnya kemudian tekan Add new Group
Waktu Getar Alami (T)
Berdasarkan UBC (Uniform Building Code) 1997 section 1630.2.2, estimasi atau perkiraan waktu getar alami
gedung dengan struktur beton dapat dihitung dengan rumus :
T = 0,0731 x H0,75
= 0,0731 x 280,75 = 0,88978 detik
Pada ETABS waktu getar alami dapat diketahui secara otomatis dari hasil ragam getar atau Modal Analysis
dengan cara Run, kemudian Display – Show Mode Shapes. Waktu getar analisis ETABS untuk Mode 1 dan Mode
2 ditunjukkan sebagai berikut :
Waktu Getar Alami (T)
Sedangkan untuk mengetahui waktu getar alami struktur dapat dipergunakan momen inersia dengan
penampang utuh, yang juga sebagai model untuk penentuan beban gempa nominal (beban geser dasar).
Waktu Getar Alami (T)
Untuk mengakomodasi keperluan tersebut maka selanjutnya dibuat model baru bedasar model terakhir
tersebut, dengan modifikasi factor pengali inersia penampang menjadi penuh (nilai = 1). Model dengan inersia
penampang retak tetap akan dipakai untuk keperluan desain beton bertulang.
Semua elemen struktur dirubah dari inersia penampang retak menjadi inersia penampang utuh
Waktu Getar Alami (T)
Waktu Getar Alami (T)
Waktu getar alami dengan penampang utuh menjadi sebesar T1 = 0.8738 sec
dan T2 = 0.7780 sec. Dengan nilai ini sudah cukup memenuhi syarat batasan
Pasal 5.6 SNI 1726-2002.
Faktor Reduksi Gempa
Nilai factor reduksi gempa ditentukan berdasarkan tingkat daktilitas struktur dan jenis struktur yang dipakai. Pada kasus
modul kita, model menggunakan material struktur beton bertulang dan berlokasi pada zona gempa wilayah 3 (resiko gempa
menengah). Sehingga kita dapat menggunakan tipe SRPMM dengan factor reduksi gempa sebesar R =5.5.
T C = 0,33/T
0 0.23
0.2 0.55
0.6 0.55
0.8 0.41
1 0.33
1.2 0.28
1.4 0.24
1.6 0.21
1.8 0.18
2 0.17
2.2 0.15
2.4 0.14
2.6 0.13
2.8 0.12
3 0.11
Perhitungan beban gempa static manual
Faktor reduksi, R = 5.5
Faktor keutamaan, I = 1
Tinggi gedung, H (m) = 28.0
Jenis Tanah = sedang
Waktu getar, T = 0.890 ==> empiris
Berdasarkan SAP2000, waktu getar (T) untuk arah X dan Y diperoleh sebagai berikut :
Tx → mode 1 = 0.8738 <1.126 (OK)
Ty → Mode 2 = 0.7780 < 1.126 (OK)
Beban hidup pada plat tiap tingkat 1 sampai 6 (Luas = 108 m2)
Beban hidup pada plat, 2.5 kN/m2 * 108m2 *0.3 = 81.00 kN
Perhitungan gempa 100% arah yang ditinjau dan 30% arah tegak lurus
Tingkat Lantai
Fx (kN) 30% Fx (kN) Fy (kN) 30% Fy (kN)
TINGKAT 1 38.40 11.52 43.13 12.94
TINGKAT 2 76.80 23.04 86.26 25.88
TINGKAT 3 115.20 34.56 129.38 38.82
TINGKAT 4 153.60 46.08 172.51 51.75
TINGKAT 5 192.00 57.60 215.64 64.69
TINGKAT 6 230.40 69.12 258.77 77.63
TINGKAT 7 152.96 45.89 171.79 51.54
Setelah didapat nilai beban gempa, maka aplikasikan besaran nilai beban
gempa pada titik-titik kolom tiap lantai. Namun beban gempa perlantai harus
dibagi dengan jumlah titik beban per lantai
Input beban dengan cara klik titik yan ingin diberikan bebannya, kemudian Assign,
Join/points Load, Forces
Pada kasus beban EQX, diberikan beban gempa arah X sebesar 100% dan arah Y sebesar 30%. Begitu pula
sebaliknya, pada kasus beban EQY diberikan beban gempa arah Y sebesar 100% dan arah X sebesar 30%.
Running
Untuk mengetahui kinerja batas layan dan ultimat,
diperlukan data hasil simpangan per lantai. Hal ini
dapat dilakukan dengan cara menampilkan tampilan
deformasi akibat EQX atau EQY, pilih pada portal
tengah. Kemudian catat masing-masing simpangan
per lantai
H. Kinerja Batas Layan dan Ultimit
No Lantai Tinggi tingkat (mm) Simpangan (mm) Δ S (mm) Diizinkan (mm) Ket.
1 TINGKAT 1 4000 9.406 9.41 21.82 OK
2 TINGKAT 2 4000 28.01 18.61 21.82 OK
3 TINGKAT 3 4000 48.65 20.64 21.82 OK
4 TINGKAT 4 4000 67.84 19.19 21.82 OK
5 TINGKAT 5 4000 83.71 15.87 21.82 OK
6 TINGKAT 6 4000 95.39 11.68 21.82 OK
7 TINGKAT 7 4000 103.20 7.81 21.82 OK
No Lantai Tinggi tingkat (mm) Simpangan (mm) Δ S (mm) Diizinkan (mm) Ket.
1 TINGKAT 1 4000 8.67 8.67 21.82 OK
2 TINGKAT 2 4000 25.01 16.34 21.82 OK
3 TINGKAT 3 4000 42.59 17.58 21.82 OK
4 TINGKAT 4 4000 58.68 16.09 21.82 OK
5 TINGKAT 5 4000 71.84 13.16 21.82 OK
6 TINGKAT 6 4000 81.36 9.52 21.82 OK
7 TINGKAT 7 4000 87.46 6.10 21.82 OK
Kinerja Batas Ultimit Arah X
No Lantai Tinggi tingkat (mm) Simpangan (mm) ΔSx ξ Diizinkan (mm) Ket.
1 TINGKAT 1 4000 9.406 36.21 80.00 OK
2 TINGKAT 2 4000 28.01 71.64 80.00 OK
3 TINGKAT 3 4000 48.65 79.45 80.00 OK
4 TINGKAT 4 4000 67.84 73.88 80.00 OK
5 TINGKAT 5 4000 83.71 61.10 80.00 OK
6 TINGKAT 6 4000 95.39 44.97 80.00 OK
7 TINGKAT 7 4000 103.20 30.07 80.00 OK
No Lantai Tinggi tingkat (mm) Simpangan (mm) ΔSx ξ Diizinkan (mm) Ket.
1 TINGKAT 1 4000 8.67 33.38 80.00 OK
2 TINGKAT 2 4000 25.012 62.92 80.00 OK
3 TINGKAT 3 4000 42.59 67.68 80.00 OK
4 TINGKAT 4 4000 58.68 61.95 80.00 OK
5 TINGKAT 5 4000 71.84 50.67 80.00 OK
6 TINGKAT 6 4000 81.36 36.65 80.00 OK
7 TINGKAT 7 4000 87.46 23.49 80.00 OK
Gempa Dinamik
Tahapan untuk beban gempa dinamik
Analisa struktur 3D bangunan dengan beban gempa dinamik respons spektrum
a. Melakukan permodelan struktur
b. Melakukan penginputan beban-beban gravitasi
c. Perhitungan beban gempa respons spektrum
- Mendefinisikan wilayah gempa dan jenis tanah
- Mendefinisikan desain spektra indonesia (SNI Gempa 2012)
- Menyiapkan input data respons spektrum
- Input data respons spektrum di ETABS
- Mendefinisikan tipe analisis respons spektrum
- Mendefinisikan faktor pengali beban gempa
d. Mendefinisikan analisis modal
e. Mendefinisikan massa struktur
f. Mendefinisikan pelat lantai sebagai diafragma
g. Running analisis
h. Cek Mode shape dan waktu getar alami
i. Cek Kombinasi ragam struktur
- Penentuan syarat modal combination (CQC atau SRSS)
j. Cek Partisipasi massa
k. Cek gaya geser dasar gempa
Response Spectrum
Data-data untuk keperluan input pembebanan dinamik dengan metode response spectrum diambil
seperti berikut ini :
a. Wilayah gempa
b. Jenis tanah
c. Spektrum respons
f. Massa struktur
g. Faktor pengali
Mempersiapkan input data response
spektrum
Untuk mendapatkan grafik respons spektrum dapat dilakukan dengan melihat kurva masing-masing respons dengan wilayah
gempa tertentu sesuai SNI gempa 2002. Atau dapat dilakukan dengan cara yang lebih akurat, yaitu dengan bantuan website
dari PUSKIM-ITB sebagai berikut:
http://puskim.pu.go.id/Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Setelah website terbuka, silahkan tekan koordinat Gedung yang akan dirancang, atau bisa klik
lokasi Gedung pada peta yang telah disediakan dalam website.
Setelah lokasi sudah kita tentukan, tekan tombol hitung. Sehingga muncul kurva response spektrum
sesuai lokasi Gedung kita.
Menentukan jenis tanah
Pada kasus ini jenis tanah pada lokasi Gedung adalah kategori tanah sedang. Sehingga pada
pilihan menu jenis tanah di kurva, harus kita pilih jenis tanah sedang.
Memindahkan hasil website ke excel
Kita dapat memindahkan hasil dari website ke excel dengan cara manual, yaitu blok semua data lalu copy dan salin ke excel.
Setelah disalin ke excel, maka kita oleh data tersebut menjadi sebagai berikut:
T C (g)
0 0.225 Kurva Response Spektrum
0.112 0.562 0.6
0.56 0.562
0.66 0.414 0.5
0.76 0.366
0.4
0.86 0.328
0.96 0.297 0.3
1.06 0.271
1.16 0.25 0.2
1.26 0.231
0.1
1.36 0.215
1.46 0.202
0
1.56 0.19 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
1.66 0.179
1.76 0.169
dst…
Memindahkan hasil excel ke notepad
Dalam input kurva response spektrum dalam SAP2000, file yang diinputkan harus dalam format .txt , sehingga hasil excel
yang telah kita buat harus kita salinkan di notepad.
Input data response spektrum di ETABS
Input otomatis nilai spektrum gempa dapat dilakukan dengan cara mencopy data spektrum dari Excel
ke notepad kemudian dimasukkan ke ETABS dengan cara Define – Response Spectrum Functions –
Spectrum From File – Add New Spectrum.
Setelah kurva respon spektrum dibuat, kemudian harus didefinisikan spectrum
case dengan cara Define – Response Spectrum Case – Add New Spectrum. Data
yang harus diinput adalah sebagai berikut :
c. Input Response Spectra
Dari hasil tabel diatas, disimpulkan bahwa gaya geser dasar dari gempa
dinamik belum memenuhi syarat > 80% gaya geser static.