Anda di halaman 1dari 41

Seminar Hasil Tugas Akhir

“Perencanaan Struktur Gedung Apartemen Menara


Swasana Nuansa Pondok Kelapa Jakarta Timur 22 Lantai”

Dikerjakan Oleh : Yogi Sepriawan


Npm : 1710015211087
Pembimbing I : Pembimbing II :
Dr. Rini Mulyani,S.T.M.Sc(Eng) Embun Sari Ayu,S.T.,M.T

Penguji I : Penguji II
Dr. Ir. Wardi,M.Si Rahmat,S.T.,M.T

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1 2 3

PENDAHULUAN TUJUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN

Latar Belakang Preliminary Design Tinjauan Umum

Tujuan Pembebanan Metode Analisis

Manfaat Pemodelan Struktur Penyajian Laporan

Batasan Masalah Analisa Struktur

Sistematika Penulisan
PENDAHULUAN

Latar Belakang Tujuan Manfaat

Gedung apartemen yang •Menentukan dimensi • Secara teoritis


berfungsi sebagai struktur beton gedung. diharapkan dapat
pemukiman,bangunan •Menentukan beban–beban memberikan manfaat
struktur bertulang yang yang bekerja pada struktur dan informasi secara
terdiri dari 21 lantai. gedung.
lebih detail dalam tata
Pondasi yang di pakai •Menganalisa gaya - gaya
cara perencanaan
dalam struktur gedung yang
pondasi tiang pancang, struktur beton
digunakan untuk menghitung
perhitungan analisa bertulang berdasarkan
kekuatan struktur bangunan
struktur portal pada tugas dalam merespons beban SNI 2847 – 2019
ini mengunakan SNI 2847- gempa yang dialami. • Diharapkan gedung
2019, tata cara •Merencanakan penulangan yang direncanakan
perencanaan ketahanan struktur gedung. mampu menahan
gempa mengunakan SNI •Menuangkan hasil beban gempa yang
1726-2019 dan pedoman perhitungan dan dimungkinkan akan
perencanaan pembebanan perencanaan ke dalam terjadi.
mengunakan SNI 1727-2020 gambar teknik
Sistematika
Batasan Masalah
Penulisan

• Perencanaan struktur dengan elemen- BAB I PENDAHULUAN


elemen struktur yang terdiri dari pelat BAB II DASAR TEORI
lantai, balok, kolom dan shear wall BAB III METEODOLOGI
• Material gedung beton bertulang PERENCANAAN
• Struktur bangunan yang direncanakan BAB IV PERHITUNGAN
adalah fungsi bangunan apartemen STRUKTUR
• Memperhitungkan beban – beban BAB V KESIMPULAN
• Perancangan berpedoman pada Tata DAN SARAN
Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk
Bangunan Gedung SNI 2847-2019 yang
meliputi perhitungan balok, kolom,
pelat dan shear wall
• Analisa pembebanan dan gaya dalam
dilakukan dengan tiga dimensi
menggunakan software Analisis
struktur
• Merencanakan pondasi
• Tidak memperhitungkan analisa biaya
Bagan Alir Metodologi
Perencanaan Mulai

Studi Literatur & Data Perencanaan

Pemodelan Struktur Menggunakan


Program ETABS

Analisa Pembebanan

Beban Mati & Beban Hidup Analisa Pembebanan

Kombinasi Pembebanan

Analisa Struktur

A
A

Periode Alami Struktur (T)

Pendetailan Elemen Struktur :


1. Lentur
2. Geser
3. Aksial

Hasil dan Pembahasan

Kesimpilan Dan Saran

Selesai
Tinjaun Pustaka

Pada suatu pembangunan struktur


gedung bertingkat terdiri dari
struktur atas dan struktur bawah.
Struktur atas bangunan gedung
pada umum nya tersusun atas pelat
lantai , balok, kolom dan shear
wall, sedangkan struktur bagian
bawah yaitu pondasi.
Struktur Atas Struktur Bawah

Portal di analisis dengan • Analisa daya dukung


langkah – langkah sebagai pondasi
berikut : • Penurunan pondasi
• Perancangan awal • Penulangan pondasi
(preliminary desaign)
• Perhitungan pembebanan
portal
• Perhitungan kekakuan
• Perhitungan gaya – gaya
dalam (analisa struktur)
• Perhitungan pelat dan
penulangan pelat
• Perhitungan penulangan
balok, kolom dan shear wall
Data Perencanaan Data Perencanaan Manfaat
Struktur Atas Struktur Bawah Gedung

1. Denah gedung apartemen 1. Data tanah di Jakarta Sebagai Gedung


2. Elevasi bangunan Timur Apartemen
* Semi-Basemen : 4,30 m 2. Pondasi Tiang panjang
* Lantai 1 : 3,75 m
* Lantai 2 : 3,60 m
* lantai 3 – 19 : 3,20 m
* Lantai 20 : 3,50 m
* Rooftap : 3,20 m
DENAH GEDUNG YANG DIRENCANAKAN
Preliminary Elemen-Elemen Struktur

Perencanaan awal dimensi pada elemen


struktur merupakan tahap awal dalam
perencanaan. Pada tahap ini akan
dilakukan penentuan dimensi awal
masing-masing elemen struktur
bersadarkan ketentuan yang ada pada
SNI 2847-2019.
Perencanaan Dimensi Balok

Dalam desain/perencanaan awal struktur ini mengacu kepada


panjang bentang rencana. Menurut SNI 2847-2019, standar
minimum balok dan pelat dicantumkan seperti pada tabel
dibawah :
Resume Dimensi Balok

Dari hasil perhitungan di dapatkan dimensi balok seperti yang di


tabelkan dibawah ini :
Perencanaan Pelat

Dalam merencanakan struktur, daerah lantai dibagi menjadi


beberapa elemen pelat yaitu pelat satu arah (one way slab) dan
pelat dua arah (two way slab)

Gambar Panel Pelat yang Ditinjau :


Pemeriksaan tebal pelat berdasarkan bentang :
𝑙𝑦 5000
= = 1 ≤ 2,0
𝑙𝑥 5000
Maka, Pelat yang didesain adalah pelat dua arah (two way slab)

Berdasarkan SNI 2847:2019 pasal 8.1.3.3, untuk tebal pelat


dengan balok yang membentang antara tumpuan pada semua
sisinya, tebal minimumnya, hmin, harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:

1 2

Untuk 0,2 ≤ αfm ≤ 2,0, h tidak Untuk αfm ≥ 2,0, ketebalan pelat
boleh kurang dari: minimum tidak boleh kurang dari:
𝑙𝑛 𝑓𝑦 𝑙𝑛 𝑓𝑦
0,8+ 1400 𝑜,8+1400
𝑕= 𝑕=
36:5𝛽 𝛼𝑓𝑚;0,2 36:9𝛽
dan tidak boleh kurang dari dan tidak boleh kurang dari 90
125 mm. mm.
Dari hasil perhitungan didapatkan :
20,7874:20,7874
𝛼𝑓𝑚 = = 20,7874
2
20,7874 > 2.0; maka ketebalan pelat minimum tidak
boleh kurang dari:
𝑓𝑦 400
𝑙𝑛 0.8: 4600 0.8:
1400 1400
𝑕= =
36:9𝛽 36:(9𝑥1)
= 110,9841 mm > 90 mm
Maka di rencanakan tebal pelat lantai 120 mm

Resume Dimensi Pelat


Perencanaan Shear Wall
Dinding geser merupakan elemen struktur yang umum
digunakan dalam perencanaan bangunan tinggi tahan gempa
karena kekakuan dinding geser yang besar sehingga energy -
energi dapat diserap oleh dinding geser. Pada desain ini,
dinding geser yang digunakan memiliki ketebalan yang sama
disepanjang tinggi bangunan.
Berikut perhitungan ketebalan shear wall diambil yang terbesar diantara
pernyataan berikut (SNI 2847-2019 pasal 11.3.1.1).

1 2

1 1
dari tinggi lantai dari Panjang Bentang
25 25
4300 5000
Tebal Dinding 1≥ Tebal Dinding 2 ≥
25 25
Td 1 ≥ 172 mm Td 2 ≥ 200 mm
Maka, dari kedua tebal minimum di atas, didapat:
tebal dinding 1 = 172 mm, tebal dinding 2 = 200
mm. Digunakan tebal dinding sebesar: 250 mm.
Tebal minimum dinding untuk struktur atas sudah
memenuhi standar menurut SNI yaitu besar dari 100
mm dan struktur bawah tidak boleh kurang dari 190
mm.

Resume Dimensi Shear Wall


Perencanaan Elemen Kolom
Perencanaan dimensi kolom direncanakan dengan asumsi
sebagai berikut:
1. Pembebanan diambil dari ½ bentang yang bersebelahan
dalam arah x dan arah y.
2. Beban yang bekerja hanya beban gravitasi saja.
3. Kolom yang ditinjau adalah kolom tengah yang memikul
beban terbesar.
4. Ujung-ujung kolom dinggap jepit.

Berat total yang dipikul oleh kolom (P) dapat dihitung dengan
menggunakan cara tributary area sehingga didapat dimensi
kolom. Untuk penentuan dimensi kolom diambil volume
terbesar saja yaitu dengan menggunakan persamaan:
𝑃
𝐴𝑔 ≥
0,40 𝑥𝑓𝑐′
Pengambaran Tributary Area Kolom
Penentuan Parameter Gempa Wilayah

1 Menentukan Kategori Risiko Bangunan

Berdasarkan SNI 1726:2019, yang terdapat pada Tabel 3 halaman 24 yaitu


kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa untuk
jenis pemanfaatan bangunan gedung apartemen / rumah susun diperoleh
kategori risiko II.

2 Menentukan Faktor Keutamaan (Ie) Bangunan

Berdasarkan SNI 1726:2019, yang terdapat pada tabel 4 Hal 25 untuk faktor
kategori risiko II, faktor keutamaan gempa (Ie) bangunan = 1,0.

3 Menentukan Klasifikasi Situs

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai SPT sebesar N = 9,3393. Jadi, nilai
NSPT = 9,3393 < 15 maka sesuai dengan SNI 1726-2019, klasifikasi situs untuk
tanah pada gedung ini termasuk kategori SE (Tanah Lunak).
4 Menentukan Koefisen Situs Fa dan Fv

Berdasarkan peta percepatan batuan dasar di Indonesia kota Jakarta Timur


dengan lokasi jalan H. Naman RT.02/RW.02, Pondok Kelapa Duren Sawit, Jakarta
Timur untuk parameter terpetakan, maka didapatkan nilai spektra percepatan
periode pendek 0,20 detik (Ss = 0,7953 g) dan spektra percepatan perioda
panjang 1,0 detik (S1 = 0,3989 g), dengan kelas situs SE (tanah lunak) terlihat
pada tabel 6 dan tabel 7 SNI 1726:2019 maka didapatkan nilai :
Fa = 1,2638 Fv = 2,4044

5 Menentukan Percepatan Spektral Desain

• Parameter spektrum respons percepatan pada periode pendek (SMS), dan


periode 1,0 detik (SM1) yang disesuaikan dengan pengaruh klasifikasi situs
adalah sebagai berikut:
Sms = 1,0051 g Sm1 = 0,9591 g
• Parameter percepatan spektral desain untuk periode pendek (SDS) dan
perioda 1,0 detik (SD1) ditentukan adalah sebagai berikut:
Sds = 0,6701 g Sd1 = 0,6394 g
6 Menentukan Kategori Desain Seismik – KDS

Berdasarkan SNI 1726-2019, dengan nilai SDS = 0,6701 untuk perioda pendek,
SD1 = 0,6394 untuk perioda 1,0 detik dengan kategori resiko II maka didapatkan
Kategori Desain Seismik D (KDS-D).

6 Menentukan Kategori Desain Seismik – KDS

Dengan didapatkan Katagori Desain Seismik- D dan tergolong kedalam tingkat


resiko kegempaan tinggi maka dari tabel 9 SNI 1726:2019 ditetapkan sistem
struktur Sistem ganda dengan rangka pemikul momen khusus dan dinding geser
beton bertulang khusus dengan parameter struktur :
6 Pembebanan

1. 1,4 D
2. 1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6(Lr atau R) + (L atau 0,5 W)
4. 1,2D + 1,0W + L + 0,5(Lr atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D - 1,0E + 1,0E

Keterangan :
D = beban mati
L = beban hidup
Lr = beban hidup atap
R = beban hujan
E = beban gempa
W = beban angin
Penentuan Perioda Struktur
Berdasar Program ETABS.V19 didapat Perioda Untuk masing –
masing arah sebagai Berikut :
Tx = 1,6661 detik ( Mode -1)
Ty = 1,6161 detik ( Mode -2)

Maka harus memenuhi syarat perioda desain berikut ini :


Jika Tc < Ta , T = Ta
Jika Ta < Tc < CuTa , T = Tc
Jika Tc > CuTa , T = CuTa

Jadi Perioda Desain didapat :


Tc > CuTa , T = CuTa
Tx = 1,1608< 1,6661 > 1,6251detik  Tx = 1,6661 detik
Ty = 2,3124> 1,6161 < 3,2374detik  Ty = 2,3124 detik
Menentukan Koefesien Respons Seismik (Cs)
Perhitungan koefisien respon seismik diatur dalam SNI 1726:2019 pasal 7.8.1.1 :
1. Didapatkan koefisien gaya geser untuk arah Y sebesar 0,0395
𝑆𝐷1 0,6394
𝐶𝑠 = = = 0,0395
𝑅 7
𝑇 2,3124
𝐼𝑒 1

2. Didapatkan koefisien gaya geser untuk arah X sebesar 0,0481


𝑆𝐷1 0,6394
𝐶𝑠 = = = 0,0395
𝑅 7
𝑇 2,3124
𝐼𝑒 1

Menentukan Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekivalen (V)


Perhitungan beban geser dasar nominal statik ekivalen (v) diatur dalam SNI
1726:2019 pasal 7.8.1 :
1. Gaya geser dasar arah sumbu X (Vx) = Cs. W = 0,0481 X 137152,4636 =
6597,0335 kN
2. Gaya geser dasar arah sumbu Y (Vy) = Cs. W = 0,0395 X 137152,4636 =
5417,5223 kN
Perhitungan Distribusi Vertikal Gaya Gempa (F)
Perhitungan gaya gempa lateral (F) (kN) yang timbul disemua tingkat harus
mengunakan persamaan :
F = Cv x V

𝑾𝒙 𝒉 𝒙 𝒌
Cv = 𝒏 𝑾 𝒉 𝒌
𝒊=𝟏 𝒊 𝒊

Dimana :

1. Cv = distribusi gaya vertikal


2. V = gaya geser seismik
3. wi dan wx = berat struktur pada tingkat i tau x
4. hi dan hx = tinggi dasar struktur sampai tingkat i atau x
5. K = nilai eksponen yang ditentukan sesuai periode / waktu getar
struktur. 0,5 detik atau kurang (k = 1), 2,5 detik atau lebih (k = 2), antara
0,5 – 2,5 detik nilai k dilakukan interpolasi linier .
Simpangan Antar Lantai
Penentuan simpangan antar lantai atau story drift desain Δ, dihitung sebagai
peerbedaan defleksi pada pusat massa di tingkat teratas dan terbawah yang
ditinjau. Perpindahan antar lantai pada kondisi ultimit dengan menggunakan
Analisa respon dinamik. Simpangan antar lantai dihitung berdasarkan rumus
berikut :
𝑪𝒅 .𝜹𝒆
δ=
𝑰𝒆

Dimana :

1. δ = defleksi pusat massa


2. δe = defleksi pusat massa yan disyaratka
3. Cd = faktor pembesaran Defleksi
4. Ie = faktor keutamaan gempa
Perencanaan Penulangan Pelat
Perhitungan desain tulangan lentur pada pelat dengan menggunakan
metode koefisien momen didasarkan pada koefisien-koefisien yang tertera
pada gambar dibawah ini :

Pelat diasumsikan terjepit


sejati :
Jika Ly/Lx < 2,0 (two way slab)
dan Jika Ly/Lx >2,0 (one way
slab).

Dari tabel 4.2b buku grafik dan


tabel perhitungan beton
bertulang didapatkan:
Mlx = 0,001 Wu . Lx2 . X
Mly = 0,001 Wu . Lx2 . X
Mtx = -0,001 Wu . Lx2 . X
Mty = -0,001 Wu . Lx2 . X
Contoh Perhitungan Pelat Lantai
Data Perencanaan :
Mu = 7,5705 kN.m
b = 1000 mm
h = 120 mm Gambar Detail Penulangan Pelat Lantai
p = 40 mm
D = 10 mm
d = 120 – 40 – 10/2 = 75 mm
Fc’ = 40 MPa
fy = 420 Mpa
β1 = 0,76
Mn = 8411666,667 N.mm
Rn = 1,4954
𝜌𝑚𝑖𝑛 = 0,0033
𝜌𝑏 = 0,0362
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,0272
M = 12,353
ρ = 0,0036
As = 273,1816 mm2
S = 287,3546 mm
Dipakai tulangan D10-200 mm
Perencanaan Penulangan Balok
• Perencanaan penulangan balok diambil berdasarkan nilai terbesar dari
momen yang dihasilkan dari bantuan aplikasi software.
• Momen positif maksimum digunakan untuk penulangan daerah
lapangan sedangkan momen negative digunakan untuk penulangan
daerah tumpuan.

Data Perencanaan :
• Mutu Beton fc’ : 40 Mpa
• Baja Tulangan fy : 420 Mpa
• Faktor Reduksi Lentur ϕ : 0.9
• Faktor Reduksi Momen ϕ :1
• Faktor reduksi geser ϕ : 0.75
• Lebar Balok (b) : 400 mm
• Tinggi Balok (h) : 600 mm
• Selimut Beton (p) : 40 mm
• Diameter Tulangan Utama : 22 mm
• Diameter Sengkang : 13 mm
• Momen maksimum 𝑀𝑢𝑀𝑎𝑥 : 586,1090 kN m
• Momen minimum 𝑀𝑢𝑀𝑖𝑛 : 615,6109 kN m
• d (tinggi efektif balok : 536 mm
• β1 : 0,76
• Mn : 684,0121 kN.m  684,0121X106
• As : 3413,2311 𝑚𝑚2
• 𝑁𝑇𝑎𝑟𝑖𝑘 : 9𝐷22 (3419,4600)
• 𝑁𝑇𝑒𝑘𝑎𝑛 : 5𝐷22 (1899,7000)
• S : 153,6774 mm
• Digunakan sengkang D13 – 130 mm

Gambar Detail Penulangan Balok


Perencanaan Penulangan Kolom
Perencanaan penulangan kolom diambil berdasarkan nilai terbesar dari
gaya aksial atau Pu yang dihasilkan dari bantuan aplikasi software.

Data Perencanaan :
• Gaya normal kolom (Pu) = 10312,5259 kN
• Momen arah sumbu-X = 502,8902 kN.m
• Momen arah sumbu-Y = 684,8079 kN.m
• Dimensi kolom b = 600 mm
h = 1000 mm
• Luas penampang (Agr) = (600 X 1000) = 600000 mm2
• Tinggi kolom = 4300 mm
• Selimut beton (p) = 40 mm
• Diameter tulangan utama = 22 mm
• Diameter tulangan sengkang = 13 mm
• Mutu beton (fc’) = 50 MPa
• Mutu baja (fy) = 420 Mpa
• As = 7980 𝑚𝑚2
• n = 22D22 (Ast = 8362,9196)
• S = 160,4720  150 mm
• Digunakan sengkang D13 – 130 mm

Gambar Detail Penulangan Kolom


Perencanaan Penulangan Shear Wall

Data Perencanaan :
• Tebal shearwall (ts) : 250 mm
• Panjang shearwall (ls) : 5000 mm
• Tebal penutup beton (d) : 40 mm
• Diameter tulangan utama (D) : D25 mm
• Boundary element : D13 mm
• Diameter sengkang (Ds) : 13 mm
• Tinggi kolom (z) : 4300 mm
• Mutu beton (fc’) : 50 Mpa
• Mutu baja (fy) : 420 Mpa
• Vu : 37,9781 kN.m
• Mu : 28634,6003 kN.m
• Pu : 34759,7703 kN.m
• As = 2. (0,25 . π . 132) : 265,4646 𝑚𝑚2
• n : 2,3544 → 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑏𝑖𝑙 3 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
• S : 208,3333 𝑚𝑚
• Jadi digunakan tulangan D22-400 mm di kedua arah
Gambar Detail Penulangan Shear Wall
Analisa Perhitungan Pondasi

Menentukan Jumlah Tiang yang Diperlukan dan Efisiensi Kelompok Tiang


Data Perencanaan :
• Pu = 10312,5259 kN Denah Tiang Kelompok
• Mx = 502,8902 kN.m
• My = 684,8079 kN.m
• D = 0,6 m
• L = 46,5 m
• As = 0,2826 𝑚𝑚2
• Ks = 3,14 x 0,6 = 1,8840 mm
• Qc = 20 N, untuk silt / clay
= 40 N, untuk sand
• Qall = 1133,8333 kN
• Np = 9,0953 ~ 12 tiang
• S = 2,3 m
• Stepi = 0,75 m
• Eg = 0,77
Analisa Penurunan Pondasi

Data Perencanaan :
• Panjang tiang = 46,5 m = 46500 mm
• Ø tiang = 600 mm
• Spasi tiang = 2300 mm
• Pu = 10312,5259 kN = 10312,5259 x103 N
• A tiang = ¼ x 3,14 x 6002 = 282743.34 mm2
• fc’ = 30 Mpa
• fy = 420 Mpa
• Es = 20 Mpa
• Ec = 4700 √Fc’
• Jenis tanah = 0.3 (Sand)
• e = 49,4115 mm
• N = 0,0247
• Kz rata – rata = 0.0110
• H pile point = 25,5750 mm
• H total = 7,49865 cm
Jadi, penurunan yang terjadi pada pondasi sebesar 7,49865 cm. Penurunan
maksimum yang diijinkan oleh Joseph E.Bowles adalah 10 cm. Maka :
H total < H maks
7,49865 cm < 10 cm …………….. ( OK )
Analisa Perhitungan Tie Beam

Data Perencanaan :
• Panjang L : 5000 mm
• Mutu Beton f’c : 35 Mpa
• Baja Tulangan fy : 420 Mpa
• Lebar Balok (b) : 400 mm
• Tinggi Balok (h) : 600 mm
• Selimut Beton (p) : 75 mm
• E : 23,216 Mpa
• fy : 420 Mpa
• Wd : 87,0650 kN
• Vu : 121,8910 kN
• Pu = 10312,5259 kN : 11044,5587x103 N
• d’ = 75 + 10 + (22/2) : 96 mm
• d = 600 – 40 – 10 – (22/2) : 539 mm
• n : 6D22 (As = 2280,7963 mm2)
• Di pasang D10 – 150 mm
Detail Penulangan Tie Beam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai