PENDAHULUAN
kesehatan dan fungsi pelayanan. Rumah Sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik, oleh karena itu Rumah Sakit harus
harus dijaga kebersihan dan keamanannya. Rumah Sakit juga harus menyediakan
terutama bagi kawasan pusat kota atau kawasan potensial lainnya. Disisi lain,
maraknya penyakit yang mulai beraneka ragam merupakan salah satu tuntutan bagi
Salah satu aspek penting dalam pembangunan gedung bertingkat tiggi adalah
baik pada taraf gempa rencana, serta aspek ekonomis. Merencanakan bangunan
1
2
Dari beberapa faktor di atas yang harus diperhatikan dalam perencanaan suatu
gedung bertingkat atas adalah keamanan gedung tersebut. Gaya lateral dan gaya
menghemat waktu dalam pengerjaannya, maka dalam penulisan tugas akhir ini
pada gedung.
dapat merumuskan masalah dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini sebagai
berikut :
Dalam tugas akhir ini, penulis merancang ulang struktur atas Rumah Sakit 7
lantai di Cilandak Barat. Agar penulisan tugas akhir ini dapat terarah dan terencana
SNI 2847:2019.
tentang judul tugas akhir “Perancangan Struktur Atas Rumah Sakit 7 Lantai di
dimensi bangunan Rumah Sakit 7 lantai dimulai dari estimasi balok, pelat, kolom,
dan tangga. Menghitung beban gempa yang terjadi di suatu daerah gempa berdasar
juga sebagai usaha untuk merealisasikan semua ilmu yang berkaitan dengan teori
dan perancangan struktur yang diperoleh selama berada di bangku kuliah dengan
TINJAUAN PUSTAKA
pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman.
bekerja pada struktur bangunan tersebut. Pada suatu struktur gedung terdapat
beberapa jenis beban yang terjadi. beban yang akan diperhitungkan dalam tugas
akhir ini sesuai dengan peraturan beban minimum untuk perencanaan bangunan
1. Beban mati (D) adalah beban tetap yang selalu konstan yang terdapat suatu
bangunan, beban mati meliputi beban dinding, pelat, tangga, dan instalasi
2. Beban hidup (L) adalah beban yang terjadi karena adanya gerakan disuatu
bangunan dan selalu berubah posisinya atau tidak konstan, beban ini biasa
terjadi karena faktor fungsi bangunan tersebut yang diakibatkan oleh beban
3. Beban gempa (E) adalah beban yang terjadi pada suatu struktur akibat dari
ke atas yang diakibatkan oleh gempa bumi. Beban gempa merupakan salah
5
6
2.2 Peraturan
SNI 2847:2019.
Dasar pemilihan suatu sistem struktur untuk bangunan tinggi adalah harus
memenuhi syarat kekakuan, kekuatan dan kestabilan. Berikut ini adalah penjelasan
1. Kestabilan
gaya-gaya lateral dari luar, seperti angin, gempa, ataupun gaya gravitasi bumi. Hal
ini dapat tercapai dari ekspresi massa ataupun pembentuk struktur bangunan yang
2. Kekakuan
yang digunakan tergantung pada kondisi internal dan eksternal fungsi bangunan itu
sendiri.
3. Kekuatan
yang bekerja secara vertikal ataupun horizontal. Komponen vertikal berupa kolom
yang terdapat pada suatu bangunan yang menahan komponen horisontal berupa
terjadi, terbuat dari beton bertulang. Beton bertulang itu sendiri terdiri dari material
memiliki tulangan yang dapat menopang beban yang relatif berat dengan tingkat
2. Material yang terkait dalam beton bertulang meliputi baja diambil dari SNI
2052:2017
8
Pada penulisan tugas akhir ini, bagian struktur yang ditinjau adalah struktur
atas gedung yang meliputi: balok, kolom, pelat lantai dan tangga.
1. Balok
Balok dibedakan menjadi 2 yaitu balok induk dan balok anak, kedua balok
balok anak yang berada diatasnya, balok induk selalu menopang pada kolom
sebagai tumpuannya. Balok anak berfungsi untuk menopang pelat lantai yang
berada diatasnya, balok anak selalu bertumpu pada balok induk sebagai
tumpuannya.
2. Kolom
menahan beban aksial tekan. Sebagai batang tekan, kolom juga menahan beban
yang diakibatkan kombinasi dari momen lentur dan gaya tekan. Elemen struktur ini
pada kondisi khusus misalnya karena adanya pengaruh beban gempa dan beban
angin pada struktur, kolom direncanakan untuk menahan gaya tarik aksial dan
momen lentur.
3. Pelat
maupun beban mati ke kerangka vertikal dari suatu sistem struktur. Pelat yang
difungsikan sebagai pelat lantai dan atap tidak terlalu berbeda, hanya pelat atap
langsung terpengaruh dengan cuaca. Pelat lantai sangat dipengaruhi oleh momen
lentur dan gaya geser yang terjadi. Sisi tarik pada pelat terlentur ditahan oleh
9
tulangan baja, sedangkan gaya geser pada pelat lantai ditahan oleh beton yang
4. Dinding Geser
Dinding geser merupakan salah satu elemen struktur yang sangat penting
dalam pembangunan gedung bertingkat, dinding geser adalah struktur vertikal yang
berfungsi untuk menahan beban lateral. Beban lateral yang biasanya ditahan oleh
gempa agar tidak runtuh atau tetap berdiri kokoh walaupun bagian strukturnya
rusak. Kekuatan gempa itu sendiri dapat dibedakan menjadi 3 kekuatan gempa yaitu
gempa ringan , sedang, dan besar. Kinerja struktur pada waktu menerima beban
1. Akibat gempa ringan, struktur bangunan tidak boleh mengalami kerusakan baik
2. Akibat gempa sedang, elemen struktural bangunan tidak boleh rusak tetapi
runtuh.
10
Ada berbagai macam zona gempa di Indonesia menurut BMKG dimulai dari
zona 1 sampai zona 5 yang memiliki potensi gempa yang berbeda-beda. Dalam
LANDASAN TEORI
dan kemampuan layan agar gedung yang akan dibangun tersebut memenuhi syarat
kekuatan dan layak pakai terhadap kombinasi beban-beban yang paling maksimal.
Jadi apabila bangunan terkena beban yang bersifat sementara tidak menyebabkan
bangunan runtuh tetapi tetap dapat berdiri kokoh dan minimal semua penghuni yang
U = 1,4 D (3-1)
11
12
Keterangan :
U = Kuat Perlu
D = Beban Mati
L = Beban Hidup
Ex= Beban Gempa ( arah x )
Ey= Beban Gempa ( arah y )
13
dengan persyaratan dan asumsi dari standar SNI 2847:2019, yang dikalikan dengan
faktor reduksi kekuatan ɸ. Nilai ɸ yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.1
dalam Tabel 3.2 berlaku untuk konstruksi satu arah yang tidak menumpu atau tidak
disatukan dengan partisi atau konstruksi lain yang mungkin akan rusak akibat
ketebalan yang lebih kecil dapat digunakan tanpa menimbulkan pengaruh yang
merugikan.
>2 (3-19)
Untuk tebal minimum balok non pra-tegang atau pelat satu arah bila
Tabel 3.2 Tebal minimum balok non pra-tegang atau pelat satu arah bila lendutan
tidak dihitung.
Tebal minimum, h
CATATAN:
Panjang bentang dalam mm.
Nilai yang diberikan harus digunakan langsung untuk komponen struktur dengan
beton normal dan tulangan tulangan Mutu 420 MPa. Untuk kondisi lain, nilai di atas harus
dimodifikasikan sebagai berikut:
a. Untuk struktur beton ringan dengan berat jenis (equilibrium density), wc, di
antara 1440 sampai 1840 kg/m3, (a) Untuk struktur beton ringan dengan berat
jenis (equilibrium density), wc, di antara 1440 sampai 1840 kg/m3, nilai tadi
harus dikalikan dengan (1,65 – 0,0003 wc) tetapi tidak kurang dari
1,09.
b. Untuk fy selain 420 MPa, nilainya haarus dikalikan dengan (0,4 + fy/700).
(Sumber : SNI 2847:2019)
16
≤2 (3-20)
Menurut SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.1 Untuk pelat tanpa balok interior
terhadap bentang pendek yang tidak lebih dari 2 tebal minimumnya harus
memenuhi ketentuan Tabel 3.3 dan tidak boleh kurang dari nilai berikut:
Selanjutnya pada SNI 2847:2019 pasal 8.3.1.2, untuk pelat dengan balok
yang membentang diantara tumpuan pada semua sisinya, tebal minimumnya (h)
1. Untuk αfm yang sama atau lebih kecil dari 0,2, harus menggunakan SNI
2. Untuk αfm lebih besar dari 0,2 tapi tidak lebih dari 2,0, h tidak boleh
kurang dari :
,
ℎ= ( , )
(3-21)
3. Untuk αfm lebih besar dari 2,0, ketebalan pelat minimum tidak boleh
kurang dari :
,
ℎ= (3-22)
4. Pada tepi yang tidak menerus, balok tepi harus mempunyai rasio
paling tidak 10 persen pada panel dengan tepi yang tidak menerus.
Keterangan :
h = Tebal pelat
ln = Panjang bentang bersih yang diukur muka ke muka t
tumpuan
fy = Kekuatan leleh tulangan yang disyaratkan
β = Rasio panjang terhadap pendek bentang bersih untuk pelat dua
arah
αfm = Nilai rata-rata αf untuk semua balok tepi panel
18
sebagai tulangan susut dan suhu harus disediakan sesuai persyaratan berikut:
2. Tulangan susut dan suhu harus dipasang dengan spasi tidak lebih jauh
dari lima kali tebal slab, atau tidak lebih jauh dari 450,
tegangan susut dan suhu dan suhu pada semua penampang harus
3.2.1.4 Syarat spasi tulangan susut dan suhu (dipilih nilai yang terkecil) :
s ≤ 5h (h tebal pelat)
s ≤ 450 mm
19
sebagai berikut :
ℎ= 𝐿− 𝐿 (3-23)
𝑏= ℎ− ℎ (3-24)
Keterangan :
h = Tinggi balok
b = Lebar balok
L = Panjang bentang terpanjang
Pada estimasi tulangan balok, Mu baru yang telah didapat dari perhitungan
nilai momen lentur akibat beban terfaktor (Mu) diperoleh dari hasil analisa struktur
program bantuan.
𝑅 (3-25)
∅ .
sebagai berikut :
Asperlu = ρ. b. d
20
, .
pperlu = 1− 1− , .
(3-27)
,
pmin = .
atau (3-28)
dengan pembulatan ke atas, jumlah tulangan = As/luas satu buah tulangan. Dan
berikut :
Φ Vn ≤ Vu (3-33)
dengan :
ϕ = Faktor reduksi kekuatan
Vn = Kuat geser nominal = Vc + Vs
Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau
21
Kuat geser nominal untuk komponen struktur yang dikenai geser dan
lentur saja dapat dihitung dengan rumus yang terdapat dalam SNI 2847:2019 pasal
22.5.5.1:
≥ 𝑉n (3-35)
harus ditahan oleh tulangan geser dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
Vs =
− 𝑉 ≤ 0,66 𝑓′ 𝑏 𝑑 (3-36)
600 mm,
tidak boleh melebihi dari 50 mm dari muka tumpuan. Jarak maksimum antara
(a) d/4
(d) 300 mm .
Sengkang harus dispasikan tidak lebih dari d/2 sepanjang panjang balok.
Spasi sengkang :
. .
𝑠= (3-37)
Keterangan :
Vc = Kekuatan geser minimal beton
Vs = Kekuatan geser nominal angkur
s = Spasi antar Sengkang
Av = Luas tulangan geser
fy = Kekuatan leleh tulangan
D = Jarak dari serat terjauh ke pusat tulangan
23
≤ 34 − 12 ≤ 40 (3-39)
sesuai SNI 2847:2013 pasal 6.2.5 untuk komponen struktur yang tidak ditahan
≤ 22 ( 3-40)
dengan :
k = Faktor panjang efektif struktur tekan, yang besarnya didapat dari
gambar 6.2.5.1 SNI 2847:2019
lu = Panjang bersih komponen struktur tekan
r = Radius girasi struktur tekan, boleh diambil 0,3 kali dimensi total
dalam arah stabilitas yang ditinjau untuk komponen struktur tekan
persegi.
M1,M2 = Momen-momen ujung terfaktor pada kolom yang posisinya
berlawanan.
24
Komponen struktur rangka momen khusus yang dikenai beban lentur dan
∑𝑀 ≥ (1,2) ∑ 𝑀 (3-41)
Dimana :
∑Mnc = Jumlah kekuatan lentur nominal kolom yang merangka ke
dalam joint, yang dievaluasi dimuka-muka joint. Kekuatan
lentur kolom harus dihitung untuk gaya aksial terfaktor,
konsisten dengan arah gaya-gaya lateral yang ditinjau, yang
menghasilkan kekuatan 26 lentur terendah,
∑Mnc = Jumlah kekuatan lentur nominal balok yang merangka ke
dalam joint, yang dievaluasi dimuka-muka joint.
kolom harus ditentukan dari kuat momen maksimum Mpr dari setiap ujung
Gaya geser rencana (Ve) tersebut tidak perlu melebihi yang ditentukan dari kekuatan
joint berdasarkan pada Mpr komponen struktur transfersal yang merangka ke dalam
joint. pada gaya geser rencana berdasarkan kuat momen balok yang merangka pada
25
hubungan balok kolom tersebut, namun tidak boleh lebih kecil dari gaya geser
ØVn ≥ Vu (3-42)
Vu adalah gaya geser terfaktor dan Vn adalah kuat geser nominal yang
Vn = Vc + Vs (3-43)
dengan :
Vc = kuat geser yang disumbangkan oleh beton
Kuat geser disumbang oleh beton untuk komponen struktur yang dibebani
gaya tekan aksial sesuai dengan SNI 2847:2019 pasal 11.5.4.6. ditentukan dengan
𝑉 = 0,17 1 + .
𝑓′ 𝑏 𝑑 (3-44)
dan
𝑉 = (3-45)
dengan:
Av = Luas tulang geser,
Vs = Kuat geser nominal yang disumbangkan oleh tulang geser,
Ag = Luas bruto penampang kolam,
Nu = Beban aksial terfaktor yang terjadi, bw = Lebar balok,
fy = Tegangan leleh yang baja,
f’c = Kuat tekanan beton yang disyaratkan
26
𝐴 = 0,3 −1 (3-46)
𝐴 = 0,09 (3-47)
dengan :
Ash = luas total penampang sengkang tertutup persegi,
Ag = luas brutto penampang,
Ach = luas penampang dari sisi luar ke sisi tulangan transversal,
bc = dimensi penampang inti kolom diukur dari sumbu ke sumbu
tulangan pengekang,
s = spasi tulangan transversal,
fyt = tegangan leleh baja tulangan transversal,
f’c = Kuat tekan beton
dan pada kedua sisi seberang penampang dimana pelelehan lentur sepertinya terjadi
sebagai akibat dari perpindahan lateral inelastis, dengan panjang lo tidak kurang
dari:
c. 450 mm.
27
dimana harus disediakan tulangan transversal yang dihitung dari muka join
sepanjang kolom) tidak boleh lebih kecil dari peraturan, yaitu sepanjang :
c. 𝑠 = 100
dianggap sebagai sendi dan perletakan bordes dianggap rol dengan anggapan
secara keseluruhan.
lebar bordes, tinggi optrade (O) antara 150-200 mm, antrede (A) antara 280-300
mm.
Keterangan :
hlt = tinggi lantai
O = optrede
A = antrede
ntg = jumlah anak tangga
Ltg = Lebar tangga
tipis dengan lebar 1000 mm. Penulangan lentur dapat dilakukan setelah mendapat
output program, hasil yang diperoleh adalah nilai momen lentur Mu. Koefisien
𝑅 = .
(3-51)
sebagai berikut:
, .
ρperlu = 1− 1− , .
(3-53)
,
ρmin = .
atau (3-54)
29
dengan pembulatan ke atas, jumlah tulangan = As / luas satu buah tulangan. Dan
berikut.
Perencanaan dinding geser diatur dalam SNI 2847:2019 pasal 11.5. sebagai
berikut:
pada persamaan:
Keterangan:
Vu = Gaya geser terfaktor pada penampang yang ditinjau
Vn = Kekuatan geser nominal yang dihitung sesuai persamaan
Vn Vc Vs (3-60)
Vc = Kekuatan geser nominal yang disediakan oleh beton
30
Keterangan:
h = Tebal dinding
b = Harus diambil sama dengan 0,8.lw
Atau
, . ,
𝑉 = 0,5. . 𝑓′ + .
. ℎ. 𝑑 (3-62)
Keterangan :
lw = Panjang keseluruhan dinding
Nu = Positif untuk tekan dan negatif untuk Tarik
dengan:
. .
𝑉 =
Keterangan:
Av = luas tulangan horizontal dalam spasi s
d = harus diambil sama dengan 0,8.lw
5. Spasi tulangan geser horizontal tidak boleh melebihi yang terkecil dari
lw/5, 3h, dan 450 mm, dimana lw adalah panjang keseluruhan dinding
31
6. Rasio luas tulangan geser vertikal terhadap luas beton bruto penampang
dan 0,0025
7. Spasi tulangan geser vertikal tidak boleh melebihi yang terkecil dari
persen. Akibat pengaruh gempa rencana, struktur gedung secara keseluruhan masih
Nilai SDS dan SD1 ditentukan melalui web desain spectra Indonesia
hhtp://puskim.pu.go.id//Aplikasi/desain_spektra_indonesia_2011/
Untuk berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung dan non gedung
sesuai Tabel 3.5 pengaruh gempa rencana terhadapnya harus dikalikan dengan
Tabel 3.5. Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki resiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatas
untuk, antara lain :
a. Fasilitas pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan I
b. Fasilitas sementara
c. Gudang penyimpanan
d. Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk kategori
risiko I, III, IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
a. Perumahan
b. Rumah toko dan Rumah kantor
c. Pasar
d. Gedung perkantoran II
e. Gedung apartemen/ Rumah susun
f. Pusat perbelanjaan/ mall
g. Bangunan industry
h. Fasilitas manufaktur
i. Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, tapi tidak dibatasi untuk :
a. Bioskop
b. Gedung pertemuan
c. Stadion
d. Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit
gawat darurat
e. Fasilitas penitipan anak
f. Penjara
g. Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk dalam kategori IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar III
dan/atau gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-
hari bila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk :
a. Pusat pembangkit listrik biasa
b. Fasilitas penanganan air
c. Fasilitas penanganan limbah
d. Pusat telekomunikasi Gedung dan non gedung yang tidak
termasuk dalam risiko IV, (termasuk, tetapu tidak dibatasi untuk
fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan,
penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya,
bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang
mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak
dimana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang
33
Tabel lanjutan…..
disyaratkan oleh instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan
bahaya bagi masyarakat jika terjadi kebocoran
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang IV
penting, termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
a. Bangunan
b. Bangunan monumental
c. Gedung sekolah dan Fasilitas pendidikan
d. Rumah sakit dan Fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki
fasilitas bedah dan unit gawat darurat
e. Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
IV garasi kendaraan darurat IV
f. Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan
tempat perlindungan darurat lainnya
g. Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, Pusat operasi dan
Fasilitas lainnya untuk tanggap darurat
h. Pusat pembangkit energi dan Fasilitas publik lainnya yang
dibutuhkan pada saat keadaan darurat Gedung dan non gedung
yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi struktur
bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko
(Sumber : SNI 1726:2019)
tanah atau penentuan amplifikasi besaran percepatan gempa puncak dari batuan
dasar ke permukaan tanah untuk suatu situs, maka situs tersebuat haru
kelas situs ini harus melalui penyelidikan tanah di lapangan dan di laboratorium.
Tipe kelas situs harus ditetapkan sesuai dengan definisi dari tabel dan pasal-pasal
berikut ini:
Bila spektrum respons desain diperlukan oleh tata cara ini dan prosedur
gerak tanah dari spesifik-situs tidak digunakan, maka kurva spektrum respons
desain harus dikembangkan dengan mengacu dan mengikuti ketentuan dibawah ini:
1. Untuk perioda yang lebih kecil dari To, spektrum respons percepatan
2. Untuk perioda yang lebih besar dari atau sama dengan To dan lebih kecil
dari atau sama dengan Ts, spectrum respons percepatan desain Sa, sama
dengan SDS
3. Untuk Perioda lebih besar dari Ts, spectrum respons percepatan desain,
𝑆 = (3-65)
Keterangan :
SDS = Parameter respons spectral percepatan desain pada perioda pendek
SD1 = Parameter respons spectral percepatan desain pada perioda 1 detik
T = Perioda getar fundamental struktur
𝑇 = 0,2 (3-66)
𝑇 = (3-67)
desain untuk perioda pendek, SDS dan pada perioda 1 detik, SD1, harus ditentukan
tanah, diperlukan suatu faktor amplifikasi seismik pada perioda pendek 0,2 detik
dan pada perioda 1 detik . Faktor amplifikasi meliputi faktor amplifikasi getaran
terkait percepatan pada getaran perioda pendek (Fa) dan faktor amplifikasi terkait
percepatan yang mewakili getaran perioda 1 detik (Fv). Parameter spektrum respons
percepatan pada perioda pendek (SMS) dan pada perioda 1 detik (SM1) yang
berikut ini:
Keterangan :
SS = Parameter respons spektral percepatan gempa MCER terpetakan
untuk perioda pendek
S1 = Parameter respons spectral percepatan gempa MCER terpasang
untuk perioda 1,0 detik
perioda pendek, Fa dan faktor implikasi terkait percepatan yang mewakili getaran
Catatan :
Untuk nilai-nilai antara SS dan S1 dapat dilakukan interpolasi linear
SS = Situs yang memerlukan investigasi geoteknik spesifikasi dan analisis respon
situs spesifik
Apabila nilai SDS dan SD1 sudah ditentukan maka, kategori desain
(Ω0) harus dikenakan sesuai dengan sistem tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel
3.12.
Tabel 3.12. Faktor Koefisien Modifikasi Respons, Faktor Kuat Lebih Sistem,
Faktor Pembesar Defleksi, dan Batasan Tinggi Sistem Struktur
Faktor Faktor Batasan Sistem Struktur
Koefisien
Kuat pembesa dan Batasan Tinggi
Sistem Penahan Modifikas
Lebih ran struktur, hn (m)c Kategori
Gaya Seismik i Respons,
Sistem, Defleksi, Desain Seismik
Ra
Ω0g Cdb B C Dd Ed Fe
C.Sistem Rangka
Pemikul Momen
1. Rangka baja
pemikul momen 8 3 5½ TB TB TB TB TB
khusus
2. Rangka batang
baja pemikul 7 3 5½ TB TB 48 30 TI
momen khusus
3. Rangka batang
baja pemikul 4½ 3 4 TB TB 10hi Tih TIi
momen khusus
4. Rangka baja
pemikul momen 3½ 3 3 TB TB Tih TIh TIi
menengah
5. Rangka baja
pemikul momen 8 3 5½ TB TB TB TB TB
biasa
6. Rangka beton
bertulang
5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul momen
khusus
7. Rangka beton
bertulang
3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul momen
biasa
8. Rangka baja dan
beton komposit
8 3 5½ TB TB TB TB TB
pemikul momen
khusus
39
Tabel Lanjutan….
9. Rangka baja dan
beton komposit
5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul momen
menengah
10. Rangka baja dan
beton komposit
6 3 5½ 48 48 30 TI TI
terkekang parsial
pemikul momen
11. Rangka baja dan
beton komposit
3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul momen
biasa
12. Rangka Baja
canai dingin
pemikul momen 3½ 30 3½ TB 10 10 10 10
khusus dengan
pembautan
(Sumber SNI 1726:2019)
Geser dasar seismik, V dalam arah yang ditetapkan harus ditentukan sesuai
V = CsW (3-72)
Keterangan :
Cs = Koefisien respons seismik (SNI 1726:2019 pasal 7.8.1.1)
V = Berat seismik efektif (SNI 1726:2019 pasal 7.7.2)
1. Cs maksimum = (3-73)
2. Cs hitungan = (3-74)
sama dengan atau lebih besar dari 0,6g, maka Csharus tidak kurang dari:
,
4. Cs minimum = (3-76)
Keterangan :
SDS = Parameter respons spectral percepatan desain pada perioda pendek
SD1 = Parameter respons spectral percepatan desain pada perioda 1 detik
T = Perioda getar fundamental struktur
R = Faktor modofikasi responds
Ie = Faktor keutamaan gempa yang ditentukan
𝑇 =𝐶𝐻 (3-77)
hn adalah struktur, dalam (m), di atas dasar sampai tingkat tertinggi struktur,
Tabel 3.13. Koefisien untuk batas atas pada perioda yang dihitung
(Nilai Cu)
Parameter Percepatan Respons Spektral desain pada 1 detik Koefisien
SD1 Cu
≥ 0,4 1,4
0,3 1,4
0,2 1,5
0,15 1,6
≤ 0,1 1,7
(Sumber SNI 1726:2019)
41
Berdasarkan SNI 1726:2019, gaya gempa lateral, (Fx) (kN) yang timbul
𝐹 = 𝐶 𝑉 (3-78)
𝐶 =∑ (3-79)
Keterangan :
Cvx = Faktor distribusi vertikal
V = Gaya dasar seismik atau geser di dasar struktur
wi dan wx = Bagian berat seismik efektif total struktur (W) yang
ditempatkan atau dikenakan pada tingkat i atau x
hi dan hx = Tinggi dari dasar sampai tingkat i atau x, dinyatakan dalam
meter
k = Untuk struktur yang perioda sebesar 0,5 detik atau kurang,
k = 1. untuk struktur yang perioda sebesar 2,5 detik atau
kurang, k = 2. untuk struktur yang perioda antara 0,5 dan
2,5 detik, k harus sebesar 2 atau harus ditentukan dengan
interpolasi linear atara 1 dan 2
42
𝑉 =∑ 𝐹 (3-80)
METODOLOGI PERENCANAAN
Pengumpulan data primer yang sudah ada dari perusahaan yang berkaitan
Dalam studi literatur, kajian ini diambil dari publikasi hasil penelitian para
dan buku-buku pelajaran terutama yang berhubungan dengan tema penelitian ini.
Adapun literatur yang digunakan dalam perancangan struktur Rumah Sakit 7 lantai
43
44
Dalam tugas akhir ini estimasi yang dilakukan meliputi balok, kolom, pelat
lantai,dan tangga. Estimasi dimensi struktur ini berpedoman pada standar nasional
4.3 Pembebanan
gravitasi sesuai dengan SNI 2847:2019. Beban grafitasi yang diperhitungkan adalah
beban mati dan beban hidup. Sedangkan untuk beban gempa sesuai dengan SNI
1726:2019.
bagian, yaitu beban pada tangga dan beban pada bordes. Beban ini dibedakan
Perbedaan beban dikarenakan pada tangga memiliki anak tangga yang menambah
beban mati berdasarkan SNI 2847:2019, kemudian beban gravitasi diinput keadaan
pada tiap peraturan gempa berdasarkan SNI 1726:2019. Setelah gaya gempa pada
menggunakan Software ETABS yang dibuat oleh Computers and Structures, Inc.
Output gaya dalam pada struktur Rumah Sakit 7 lantai di Cilandak Barat
yang menerima kombinasi lentur, beban aksial maupun gaya geser. Apakah desain
yang sudah cukup mampu memikul beban yang ada. Jika desain mampu memikul
beban yang ada maka dapat ditarik kesimpulan. Namun, jika desain tidak mampu
46
memikul beban yang ada maka harus dilakukan pengecekan ulang pada permodelan
struktur.
Gambar 4.1 Diagram Alir Perancangan Struktur Rumah Sakit 7 lantai di Cilancak
Barat
MULAI
Pengumpulan data :
1. Data Struktur ( Lokasi, Tinggi Lantai,
Jumlah Lantai, Sistem Struktur)
2. Denah Arsitektur
Analisis Struktur
(berdasarkan hasil ETABS)
Tidak
YA
Hasil
SELESAI
BAB V
ESTIMASI DIMENSI
sehingga nantinya hasil yang didapat tidak akan terlampau jauh berbeda dengan
struktur dapat lebih cepat. dalam tugas akhir ini estimasi dimensi yang dilakukan
meliputi balok, pelat lantai, kolom, tangga, dan dinding geser. Estimasi dimensi ini
a. Balok induk
ℎ = ,
= ,
= 486,48 mm
47
48
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 500 mm
b. Balok anak
ℎ = ,
= ,
= 243,24 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
1 2
𝑏 = 400 sampai 400
2 3
Dipakai b = 200 mm
a. Balok induk
ℎ = ,
= ,
= 432,43 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 400 mm
50
b. Balok anak
ℎ = ,
= ,
= 216,21 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 200 mm
a. Balok induk
ℎ = ,
= ,
= 405,4 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 300 mm
b. Balok anak
ℎ = ,
= ,
= 202,7 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 200 mm
52
a. Balok induk
ℎ = ,
= ,
= 378,37 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 300 mm
b. Balok anak
ℎ = ,
= ,
= 189,18 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 200 mm
a. Balok induk
ℎ = = = 375 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 250 mm
54
b. Balok anak
ℎ = = = 187,5 𝑚𝑚
ℎ= 𝑙 sampai 𝑙
𝑏 = ℎ sampai ℎ
Dipakai b = 200 mm
Dalam Perancangan pelat ada dua macam tipe pelat yaitu pelat lantai satu
arah (one way slab) dan pelat lantai dua arah (two way slab). Kedua jenis pelat ini
pelat yang ada dalam estimasi ini adalah pelat dengan bentangan terbesar.
Tebal pelat untuk lantai dasar dengan luas (4000 x 2500) mm2. Taksiran
dimensi awal pelat lantai dipilih berdasarkan pelat dengan luasan terbesar yang
dapat mewakili seluruh pelat. Pada lantai dasar difungsikan sebagai lobby rumah
sakit sedangkan lantai berikutnya difungsikan sebagai kamar pasien. Tebal pelat
harus memenuhi syarat ketebalan pelat minimum pada SNI 2847:2019 pasal
8.3.1.1.
h = 600 mm
hf = 120 mm ( asumsi )
ℎ =ℎ −ℎ
hw = 600 – 120
hw = 480 mm
hw ≤ 4hf
480 ≤ 4(120)
600 120
(600𝑥300) (120𝑥480) 600 −
𝑦= 2 + 2 = 358,1818 𝑚𝑚
(600𝑥300) + (120𝑥480)
= 6009321933 mm
= 1973252612 mm4
=7982574545 mm4
𝛼 = = = 27,7172
𝛼 = = = 44,3476
h = 400 mm
hf = 120 mm ( asumsi )
ℎ =ℎ −ℎ
hw = 400 – 120
hw = 280 mm
hw ≤ 4hf
280 ≤ 4(120)
120 280
(120𝑥680) 280 + + (280𝑥200) 2
𝑦= 2 = 258,6046 𝑚𝑚
(120𝑥680) + (280𝑥200)
58
= 638537229,1 mm
= 1153621531 mm4
= 1792158760,1 mm4
,
𝛼 = = = 3,1113
,
𝛼 = = = 4,9782
Menghitung α fm
, , , ,
∝ = = 20,038
∝ = 20,038 ≥ 2
𝑙 = 3250 − − = 3750 𝑚𝑚
𝛽= = 1,6667
,
ℎ =
,
ℎ =
( , )
Maka digunakan ℎ = 90 𝑚𝑚
Tebal pelat (hf) digunakan dengan asumsi awal yaitu 120 mm.
a. Beban mati
4. Beban hidup
yang bekerja di daerah yang ditumpu oleh kolom dan beban-beban yang berasal
dengan tributary area. Pembebanan untuk kolom berupa pelat, berat pasir, berat
keramik, berat spesi, berat plafond dang penggantung, serta balok-balok yang
f’c = 30 MPa
fy = 420 MPa
= 72000000 mm2 = 72 m2
= 1,92 x 72
= 138,24 kN
Beban mati
= 6,72 x 72
= 483,84 kN
= {(0,5x(0,6-0,12))(9+8)+(0,2(0,3-0,12))(18x16)}x24
= 127,296 kN
= 64,512 kN
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
NL = 1 x 72 = 72 kN
63
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 1140,1776 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 1754,1193 𝑘𝑁 = 1754119,3 𝑁
𝐴 = 379861,397 mm2
√𝐴 = √65667,838 = 256,255 𝑚𝑚
= 4,4 x 72
= 316,8 kN
64
= {(0,5x(0,6-0,12))(9+8)+(0,2(0,3-0,12))(18x16)}x24
= 127,296 kN
= 64,512 kN
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
NL = 138,24 + 72 = 210,24 kN
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 2185,584 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 3362,437 𝑘𝑁 = 3362437 𝑁
65
𝐴 = 125877,395 mm2
√𝐴 = √125877,395 = 354,792 𝑚𝑚
= 4,4 x 72
= 316,8 kN
= {(0,5x(0,6-0,12))(9+8)+(0,2(0,3-0,12))(18x16)}x24
= 127,296 kN
= 64,512 kN
66
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 3232,1767 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 4972,579 𝑘𝑁 = 4972579 𝑁
𝐴 = 186155,248 mm2
√𝐴 = √186155,248 = 431,457 𝑚𝑚
= 4,4 x 72
= 316,8 kN
= {(0,5x(0,6-0,12))(9+8)+(0,2(0,3-0,12))(18x16)}x24
= 127,296 kN
= 64,512 kN
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 4277,89 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 6581,369 𝑘𝑁 = 6581369 𝑁
𝐴 = 246382,487 mm2
√𝐴 = √246382,487 = 496,369 𝑚𝑚
= 4,4 x 72
= 316,8 kN
69
= {(0,5x(0,6-0,12))(9+8)+(0,2(0,3-0,12))(18x16)}x24
= 127,296 kN
= 64,512 kN
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 5323,603 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 8190,158 𝑘𝑁 = 8190158 𝑁
70
𝐴 = 306609,688 mm2
√𝐴 = √306609,688 = 553,723 𝑚𝑚
= 4,4 x 72
= 316,8 kN
= {(0,5x(0,6-0,12))(9+8)+(0,2(0,3-0,12))(18x16)}x24
= 127,296 kN
= 64,512 kN
71
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 6369,317 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 9798,949 𝑘𝑁 = 9798949 𝑁
𝐴 = 366836,964 mm2
√𝐴 = √366836,964 = 605,67 𝑚𝑚
= 5,12 x 72
= 368,64 kN
= {(0,5x(0,6-0,15))(9+8)+(0,15(0,3-0,15))(18x16)}x24
= 159,345 kN
= 64,512 kN
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 7956,913 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
𝑃 = 12241,404 𝑘𝑁 = 12241404 𝑁
𝐴 = 458273,584 mm2
√𝐴 = √458273,584 = 676,959 𝑚𝑚
= 5,12 x 72 = 368,64 kN
74
= {(0,5x(0,6-0,15))(9+8)+(0,15(0,3-0,15))(18x16)}x24
= 159,345 kN
= 64,512 kN
Beban dinding
= 2,5 x 4,2 x ( 8 + 9 )
= 178,5 kN
Beban hidup
Pu = 1,2Nd + 1,6NL
= 9544,51 kN
𝑃 =
; = 0,65
,
𝑃 = ,
75
𝑃 = 14683,861 𝑘𝑁 = 14683861 𝑁
𝐴 = 549710,28 mm2
√𝐴 = √549710,28 = 741,424 𝑚𝑚
beda terapi tidak terlalu signifikan, sehingga dalam perhitungan tangga diambil satu
= 60 ≤ 2.17,5 + 30 ≤ 65
= 60 ≤ 65 ≤ 65 ( ok )
, , , ,
𝑡𝑡 = = = 0,0755
, ,
, ,
ℎ = = = 0,261
∝ , °
PERENCANAAN ATAP
77
78
Oversteak = 1 m
𝑅= °
= 808,2903 𝑐𝑚
a. Beban Mati ( D )
= 20 x 0,8 = 16 kg/m
= 18,365 kg/m
= 0,1836 N/mm
79
= 31,8091 kg/m
= 0,318 N/mm
b. Beban Hidup ( L )
= 40-0,8 ( 30 ) = 16kg/m2
= 50 kg/m
= 0,5 N/mm
= 86,6025 kg/m
= 0,866 N/mm
c. Beban Angin ( W )
= 0,2
80
= 8 kg/m
= 0,08 N/mm
berikut :
1. 1,4 D ( 4-1 )
= 50,099 kg/m
= 0,05 kNm
= 28,9248 kg/m
= 0,028 kNm
= 154,064 kg/m
= 1,54 kNm
= 37,9981 kg/m
= 0,3799 kNm
= 87,118 kg/m
= 0,871 kNm
= 18,498 kg/m
= 0,184 kNm
λp = = = 10,973
√
λr = = = 28,378
√
λ = = ,
= 15,625
Karena nilai λp < λ < λr maka penampang adalah penampang tak kompak,
sehingga akan mengalami kegagalan akibat tekuk sebelum tegangan luluh terjadi di
seluruh permukaan.
83
A3 = 20 x 3,2 = 64 mm2
Y1 = 31,25 mm
Y2 = 60,9 mm
Y3 = 52,5 mm
∑ , , , ,
Yi = ∑
= ,
= 44,872 𝑚𝑚
a = 2Yi
= 2 x 44,872
= 89,744 mm
84
Zz = 𝑥 𝑎
= 𝑥 89,744
= 35045,068 mm3
Mpz = fy x Zz x ≤ 1,5 x fy x Sz
, ,
= 8410816 − (8410816 − 4872000)𝑥 , ,
X = 𝑥
= 𝑥 = 3,12 𝑚𝑚
A4 = 20 x 3,2 = 64 mm
A5 = 20 x 3,2 = 64 mm
( , )
X1 = + 0,038 = 21,87 mm
( , )
X2 = = 0,038 mm
( , )
X3 = + 0,038 = 21,87 mm
∑ , . , , ,
Xi = ∑
= , ,
= 28,57 𝑚𝑚
a = + 𝑋𝑖
,
= + 28,57
= 30,131 mm
Zy = 𝑥 𝑎
= + 30,131
= 11766,002 mm3
86
Mpy= fy x Zy x ≤ 1,5 x fy x Sy
, ,
= 2823841 − (2823841 − 1347360)𝑥 , ,
M =∅ +∅
, ,
= , ,
+ , ,
= 0,402
87
M =∅ +∅
, ,
= , ,
+ , ,
= 0,2136
δijin = = = 12,5 𝑚𝑚
δz = 𝑥 +
( , ( ) , ) ( )
= 𝑥 +
= 0,748 mm
δy = 𝑥 +
( , ( ) , ) ( )
= 𝑥 +
= 1,578 mm
FtD = n . ( Ly . q . sin α )
= 10 𝑥 𝑥0,500. 10 𝑥𝑠𝑖𝑛(30)
= 2500 N
FtL = 𝑥 𝑝 𝑥𝑠𝑖𝑛 𝛼
= 𝑥 1 𝑥 10 𝑥 sin 30
= 2500 N
Kombinasi Beban
6.4.1 Pembebanan
a. Beban Mati ( D )
,
P1a = Berat sendiri kuda-kuda = 𝑥0,7 = 0,271 kN
Total = 0,722 kN
, ,
P1b = Berat sendiri kuda-kuda = + 𝑥0,7 = 0,516 kN
, ,
Berat plafond, penngantung = 0,18𝑥 + 𝑥3 = 0,398 kN
, ,
Berat MEP = 0,2𝑥 + 𝑥3 = 0,442kN
Total = 2,049 kN
Total = 1,955 kN
Total = 2,138 kN
b. Beban Hidup ( L )
Beban pekerja ( La ) = 1 kN
91
c. Beban Angin ( W )
Beban angin dari kiri, besarnya W1a, W1b, W2, W3, W4, W5,
angin ( Cti dan Cis ), jarak gording (lebar atap yang didukung), dan
= 0,2 𝑥 3 𝑥0,25 𝑥
= 0,067 kN
92
, ,
= 0,2 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= 0,127 kN
Beban W2 = 𝐶𝑡𝑖 𝑥 𝐿 𝑥 𝑄𝑤 𝑥
,
= 0,2 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= 0,121 kN
Beban W3 = 𝐶𝑡𝑖 𝑥 𝐿 𝑥 𝑄𝑤 𝑥
= 0,2 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= 0,06 kN
Beban W4 = 𝐶𝑖𝑠 𝑥 𝐿 𝑥 𝑄𝑤 𝑥
= −0,4 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= -0,121 kN
Beban W5 = 𝐶𝑖𝑠 𝑥 𝐿 𝑥 𝑄𝑤 𝑥
,
= −0,4 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= -0,242 kN
93
, ,
= −0,4 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= -0,255 kN
= −0,4 𝑥 3 𝑥 0,25 𝑥
= -0,134 kN
sebagai berikut :
tf = 9 mm Iy = 508 cm4
r = 13 mm Zy = 67,7 cm3
94
Batasan kelangsingan pelat sayap dan badan menurut SNI 1729:2015 tabel
4.1b yaitu :
pf = 0,38
= 0,38 = 10,970
pw = 3,76
= 3,76 = 108,542
f =
w =
= ,
= 46,153 < pw ( Penampang kompak )
dengan SNI 1729:2015 pasal F2, jarak pengekang lateral ( L ) tidak boleh melebihi
L = 0,8
ry =
= ,
= 32,953 𝑚𝑚
Lp = 1,76 𝑥 𝑟𝑦
Karena L < Lp , maka jarak pengekang lateral stabil terhadap tekuk lateral.
Sesuai dengan SNI 1729:2015 pasal F2, kondisi penampang stabil terhadap
tekuk local maupun tekuk lateral maka momen nominal yang diperhitungkan sama
Mu = 25,041 kNm
Momen nominal :
Mn = Mp
= fy x Zx
= 115,44 kNm
badan dengan pengaku atau tidak dengan pengaku dihitung terhadap leleh geser
h = H – 2 ( r + tw )
= 300 – 2 ( 13 + 6,5 )
= 261 mm
≤ 2,24
,
≤ 2,24
.
≤ 1,1
,
≤ 1,1
Vn = 0,6 𝑥 𝐹𝑦 𝑥 𝐴𝑤 𝑥 𝐶𝑣
= 280800 N = 280,8 kN
97
Vu = 16,6 kN
ijin =
= = 33,4 𝑚𝑚
𝑥 𝑀 − 0,1(𝑀 + 𝑀 )
( )
. .
𝑥 110,2097 − 0,1(254,6658 + 196,0313)
a. Sambungan baut
Diameter baut = 16 mm
1,5db ≤ S1 ≤ 7db
24 ≤ S1 ≤ 48
S1 = 40 mm
2,5db ≤ S2 ≤ 7db
40 ≤ S2 ≤ 112
S2 = 80 mm
Mu = 25,041 kN
n1 = 2 ( arah horizontal )
n2 = 4 ( arah vertikal )
𝑑̅ =
= 159 mm
100
y1 = 39 y3 = 39
y2 = 119 y4 = 119
= 31364 mm2
Tu = ∑
, .
= x 10-3
= 47,504 kN
n =8
Vu = 16,6 kN
Vn = fnv x Ab
f = ∅
+3 ∅
, ,
= ,
+3 ,
= 0,502 1 ( Aman )
t ≥
t ≥
c. Sambungan las
Tebal minimum las sesuai SNI 1729:2015 tabel J2.4 dengan tebal
tw = 5 mm
tt = 0,707 x tw
= 0,707 x 5
= 3,535 mm
d. Sambungan las
Tebal minimum las sesuai SNI 1729:2015 tabel J2.4 dengan tebal
tw = 5 mm
tt = 0,707 x tw
= 0,707 x 5
= 3,535 mm
103
Lt = 2 x (150 – 6,5 )
= 287 mm
= 604,82 mm
= 295,232 kN
= 662,169 kN
= 662,169 + 295,232
= 957,401 kN
= 0,85(662,169) + 1,5(295,232)
= 1005,6916 kN
104
Cek keamanan :
,
Ru =
,
= x 10-3
= 336,233 kN
diameter 19 mm
Rnangkur = f . r1 . fu . Ab
= 31,471 kN
105
n =
,
= ,
Vangkur =
,
=
= 5,39 Vu ( Aman )
PERHITUNGAN GEMPA
Proyek yang digunakan penulis pada penyusunan Tugas Akhir ini terletak
pada wilayah Cilandak Barat. Berdasarkan hasil dari program Desain Spektra
Indonesia dengan lokasi Jakarta Selatan dan standar situs tanah sedang ( SD )
106.79583489999999 )
dalam kelas situs D yang merupakan klasifikasi tanah sedang. Kemudian tabel 6
106
107
𝑆 = 𝑆 = 𝑥0,985 = 0,656 g
𝑆 = 𝑆 = 𝑥0,768 = 0,512 g
non gedung untuk beban gempa, bangunan Rumah Sakit 7 lantai di Cilandak Barat
termasuk KDS = D. Kemudian berdasarkan tabel 9 SNI 1726:2019 dengan nilai SD1
= 0,512 g teemasuk pada KDS = D dari kedua hasil KDS tersebut maka KDS
terpakai = D.
Sistem gedung yang dipilih dalam perancangan ini adalah sistem ganda.
Sistem ganda yang digunakan terdiri dari Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)
dan Rangka Baja dan Beton Komposit Pemikul Momen Khusus, maka berdasarkan
R =8
Ωo =3
Cd = 5,5
108
Berdasarkan tabel 4 SNI 1726:2019 dengan kategori resiko IV, maka faktor
keutamaan Ie = 1,50.
,
𝑇 = = ,
= 0,780
Setelah itu nilai To dan Ts dimasukan kedalam tabel yang akan digunakan dalam
Tabel Lanjutan………
No T Sa
17 0,750 0,6568
18 0,780 0,6568
19 0,800 0,6405
20 0,850 0,6028
21 0,900 0,5693
22 0,950 0,5394
23 1,000 0,5124
24 1,050 0,4880
25 1,100 0,4658
26 1,150 0,4456
27 1,200 0,4270
28 1,250 0,4099
29 1,300 0,3941
30 1,350 0,3796
31 1,400 0,3660
32 1,450 0,3534
33 1,500 0,3416
34 1,550 0,3306
35 1,600 0,3202
36 1,650 0,3105
37 1,700 0,3014
sebagai berikut :
untuk batasan atas pada periode yang dihitung ( Cu ) dan periode fundamental
pendekatan ( Ta ).
Ta = Ct . hx = 0,0466 x 39,60,9
= 1,286 detik
nilai Cu = 1,4.
Cu . Ta = 1,4 x 1,286
= 1,8004 detik
111
Dengan syarat :
Tx = 1,8004 detik
Ty = 1,8004 detik
7.10 Eksponen k
Dari hasil software ETABS diperoleh berat bangunan yaitu 31829,29 kN.
Gaya dasar seismic dapat dilihat pada tabel 7.2 dibawah ini :
ragam ( Vt ) kurang dari 100% dari Cs . Ws , maka pada tabel 7.2 dapat dilihat
bahwa hasil Vstatik lebih besar dari Vdinamik sehingga perencanaan Tugas Akhir ini
dikalikan dengan faktor kali untuk arah x = 1,6455 dan arah y = 1,42.
terkombinasi sebesar paling sedikit 90% dari massa actual dalam masing-masing
arah horizontal orthogonal dari respons yang ditinjau oleh model. Berdasarkan
analisis ETABS, jumlah partisipasi massa pada mode ke 12 telah melebihi 90%.
113
momen khusus menurut SNI 1726:2019 pasal 7.12.1.1 adalah (Δα/ρ). Dengan
uraian sebagai berikut gedung digunakan untuk rumah sakit, maka nilai faktor
berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 7.3.4.2 adalah 1 adalah SRPM dan RBPMK,
maka faktor amplikasi defleksi ( Cd ) adalah 5,5. Kategori resiko IV, Simpangan
ijin antar lantai ( Δα ) berdasarkan SNI 1726:2019 pasal 7.12.1 adalah 0,010hsx.
1. Arah x
Cd = 5,5
Ie = 1,5
x lantai 2 = 14,154
x lantai 1 = 5,137
Δe = 14,154 - 5,137
= 9,017 mm
∆
Simpangan lantai 1 dan 2 =
, ,
= ,
= 33,0623 mm
∆
Simpangan ijin =
,
= = 42 mm
115
2. Arah y
Cd = 5,5
Ie = 1,5
y lantai 2 = 6,648
y lantai 1 = 2,116
Δe = 6,648-2,116
= 4,532 mm
∆
Simpangan lantai 1 dan 2 =
, ,
= ,
= 16,61 mm
∆
Simpangan ijin =
,
=
= 42 mm
116
ANALISIS STRUKTUR
Beban mati pelat lantai LG dan lantai 1 yang berfungsi sebagai lobby adalah
sebagai berikut :
Fungsi lantai sebagai lobby maka beban hidup (QLL) yang digunakan yaitu
4,79 kN/m2
= 13,808 kN/m2
117
118
𝑙 4000
= = 1,6
𝑙 2500
Direncanakan :
f’c = 30 Mpa
Tulangan = 12 mm
dx = 150 − 20 − = 124 𝑚𝑚
dy = 150 − 20 − 10 − = 114 𝑚𝑚
Dengan cara interpolasi, maka nilai koefisien dapat dilihat pada tabel 8.1
k lx 49
k ly 15
k tx 78
k ty 54
119
∅𝑉 ≥ 𝑉
1,15𝑥𝑊 𝑥𝑙 1,15𝑥13,808𝑥3,75
𝑉 = = = 29,7735 𝑘𝑁
2 2
= 115459,9151 𝑁
Tumpuan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
6,7314 . 10
=
0,9 × 1000 × 124
= 0,486
120
0,85 . 𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2𝑥 0,486
= 1− 1− = 0,0017
280 0,85 𝑥 30
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 300𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 × 𝑏 × 𝑑
= 210,8 𝑚𝑚
1
𝜋 ×𝑑 × 𝑏
𝑆=4
𝐴
1
𝜋 × 12 × 1000
=4
300
= 376,991 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 × 𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,3893 × 280
= = 4,9674
0,85 × 30 × 1000
121
𝑎
𝑐=
𝛽
4,9674
= = 5,844 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝐶
124 − 5,844
= × 0,003
5,844
= 0,06
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑−
2
4,9674
= 452,3893 × 280 × 124 −
2
= 15391930 𝑁𝑚𝑚
= 15,391 𝑘𝑁𝑚
∅𝑀 = 0,9 𝑥 15,391
Lapangan
𝑀
𝑘 =
∅𝑏𝑑
4,2287. 10
=
0,9 × 1000 × 124
= 0,305
122
0,85𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,305
= 1− 1− = 0,001
280 0,85 × 30
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 300𝑚𝑚
𝐴 = 𝜌 ×𝑏 ×𝑑
= 124 𝑚𝑚
1
𝜋×𝑑 ×𝑏
𝑆=4
𝐴
1
× 𝜋 × 12 × 1000
=4
300
= 376,991 𝑚𝑚 ≈ 250𝑚𝑚
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 ×𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,3893 × 280
= = 4,9674
0,85 × 30 × 1000
𝑎
𝑐=
𝛽
4,9674
=
0,85
= 5,844 𝑚𝑚
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝑐
124 − 5,844
= × 0,003
5,844
= 0,06
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 𝑑−
2
4,9674
= 452,3893 × 280 × 124 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 15,391
Tumpuan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
4,6602 . 10
= = 0,398
0,9 × 1000 × 114
0,85𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,398
= 1− 1−
280 0,85 × 30
= 0,0014
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 300 𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 159,6 𝑚𝑚
1
𝜋×𝑑 ×𝑏
𝑆=4
𝐴
1
× 𝜋 × 12 × 1000
=4
300
= 376,991 𝑚𝑚 ≈ 250𝑚𝑚
125
1
× 𝜋 × 13 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 ×𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,389 × 280
=
0,85 × 30 × 1000
= 4,967
𝑎
𝑐=
𝛽
4,967
= = 5,843 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝑐
114 − 5,843
= × 0,003
5,843
= 0,055
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑−
2
4,967
= 452,389 × 280 × 114 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 14,125
Lapangan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
1,2945 . 10
=
0,9 × 1000 × 114
= 0,11
0,85𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,11
= 1− 1−
280 0,85 × 30
= 0,0003
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 300𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 34,2 𝑚𝑚
1
𝜋×𝑑 ×𝑏
𝑆=4
𝐴
1
× 𝜋 × 12 × 1000
=4
300
= 376,991 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
127
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 ×𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,389 × 280
=
0,85 × 30 × 1000
= 4,967
𝑎
𝑐=
𝛽
4,967
= = 5,843 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝑐
114 − 5,843
= × 0,003
5,843
= 0,055
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑−
2
4,967
= 452,389 × 280 × 114 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 14,125
𝐴 =𝜌 . 𝑏. ℎ
= 278,55𝑚𝑚
1 1
1000. 4 . 𝜋. 𝑑 1000. 4 . 𝜋. 12
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 = = = 406,021 𝑚𝑚 ≈ 250𝑚𝑚
𝐴 278,55
1 1
1000. 4 . 𝜋. 𝑑 1000. 4 . 𝜋. 12
𝐴 = = = 452,389 > 278,55𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 250
Digunakan D12-250 mm
𝑄 = 4,4
129
= 8,352 𝑘𝑁/𝑚
Dalam perhitungan pelat 2 arah, momen lentur akibat beban factor dapat
dihitung dengan bantuan table koefisien momen pelat lantai. Koefisien momen
pendek.
𝑙 4000
= = 1,6
𝑙 2500
Direncanakan:
𝑓′ = 30 mm
Tulangan = 12 mm
𝑓′ = 280 MPa
𝑑 = 120 − 20 − = 94 𝑚𝑚
𝑑 = 120 − 20 − 10 − = 84 𝑚𝑚
130
Dengan Cara interpolasi, maka nilai koefisien dapat dilihat pada table 8.2
𝑙
= 1,6
𝑙
k lx 49
k ly 15
k tx 78
k ty 54
∅𝑉 ≥ 𝑉
, , , ,
𝑉 = =
= 18,009 𝑘𝑁
∅𝑉 = 0,17 .λ. 𝑓′ 𝑥 𝑏 𝑥 𝑑
= 0,17 × 1 × 30 𝑥 1000 𝑥 94
= 87526,0646 𝑁
Tumpuan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
4,0716 . 10
=
0,9 × 1000 × 94
= 0,512
0,85 . 𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2𝑥 0,512
= 1− 1−
280 0,85 𝑥 30
= 0,0018
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 240 𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 × 𝑏 × 𝑑
= 0,0018 × 1000 × 94
= 169,2 𝑚𝑚
1
𝜋 ×𝑑 × 𝑏
𝑆=4
𝐴
1
𝜋 × 12 × 1000
=4
240
= 471,238 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
132
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 × 𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,3893 × 280
=
0,85 × 30 × 1000
= 4,9674
𝑎
𝑐=
𝛽
4,9674
= = 5,844 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝐶
94 − 5,844
= × 0,003
5,844
= 0,045
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑−
2
4,9674
= 452,3893 × 280 × 94 −
2
∅𝑀 = 0,9 𝑥 11,592
Lapangan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
2,5578 . 10
=
0,9 × 1000 × 94
= 0,321
0,85𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,321
= 1− 1−
280 0,85 × 30
= 0,001
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 240 𝑚𝑚
𝐴 = 𝜌 ×𝑏 ×𝑑
= 0,001 × 1000 × 94
= 94 𝑚𝑚
1
𝜋×𝑑 ×𝑏
𝑆=4
𝐴
1
× 𝜋 × 12 × 1000
=4
240
= 471,238 𝑚𝑚 ≈ 250𝑚𝑚
134
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 ×𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,3893 × 280
=
0,85 × 30 × 1000
= 4,9674
𝑎
𝑐=
𝛽
4,9674
= = 5,844 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝑐
94 − 5,844
= × 0,003
5,844
= 0,045
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 𝑑−
2
4,9674
= 452,3893 × 280 × 94 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 15,391
Tumpuan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
2,8188 . 10
=
0,9 × 1000 × 94
= 0,321
0,85 . 𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2𝑥 0,321
= 1− 1−
280 0,85 𝑥 30
= 0,001
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 240 𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 × 𝑏 × 𝑑
= 0,001 × 1000 × 94
= 94 𝑚𝑚
1
𝜋 ×𝑑 × 𝑏
𝑆=4
𝐴
1
𝜋 × 12 × 1000
=4
240
= 471,238 𝑚𝑚 ≈ 250 𝑚𝑚
136
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 × 𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,3893 × 280
=
0,85 × 30 × 1000
= 4,9674
𝑎
𝑐=
𝛽
4,9674
= = 5,844 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝐶
94 − 5,844
= × 0,003
5,844
= 0,045
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑−
2
4,9674
= 452,3893 × 280 × 94 −
2
∅𝑀 = 0,9 𝑥 11,592
Lapangan
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
0,783 . 10
=
0,9 × 1000 × 94
= 0,09
0,85𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1− 1−
𝑓 0,85𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,09
= 1− 1−
280 0,85 × 30
= 0,0003
𝐴 = 0,002 × 𝑏 × ℎ
= 240 𝑚𝑚
𝐴 = 𝜌 ×𝑏 ×𝑑
= 0,0003 × 1000 × 94
= 28,2 𝑚𝑚
1
𝜋×𝑑 ×𝑏
𝑆=4
𝐴
1
× 𝜋 × 12 × 1000
=4
240
= 471,238 𝑚𝑚 ≈ 250𝑚𝑚
138
1
× 𝜋 × 12 × 1000
𝐴 =4
250
𝐴 ×𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ × 𝑏
452,3893 × 280
=
0,85 × 30 × 1000
= 4,9674
𝑎
𝑐=
𝛽
4,9674
= = 5,844 𝑚𝑚
0,85
𝑑−𝑐
𝜀 = × 0,003
𝑐
94 − 5,844
= × 0,003
5,844
= 0,045
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 𝑑−
2
4,9674
= 452,3893 × 280 × 94 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 11,59
𝐴 =𝜌 . 𝑏. ℎ
= 222,84 𝑚𝑚
1 1
1000. 4 . 𝜋. 𝑑 1000. 4 . 𝜋. 12
𝑆𝑝𝑎𝑠𝑖 = = = 507,527 𝑚𝑚 ≈ 250𝑚𝑚
𝐴 222,84
1 1
1000. 4 . 𝜋. 𝑑 1000. 4 . 𝜋. 12
𝐴 = = = 452,389 > 222,84 𝑚𝑚
𝑠𝑝𝑎𝑠𝑖 250
Dalam pembebanan tangga, beban mati dibagi menjadi dua bagian yaitu
beban mati pada tangga dab beban mati pada bordes. Beban ini dibedakan menjadi
dua bagian karena masing-masing beban memiliki bebean yang berbeda. Perbedaan
ini dikarenakan pada tangga yang memiliki anak tangga yang menambah beban
𝑄 = 8,854 𝑘𝑁/𝑚
Untuk beban hidup merata per 𝑚 menurut SNI 1727-2013 Tabel 4.1
= 18,2888 𝑘𝑁/𝑚
2. Pelat Bordes
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑄 = 6,19𝑘𝑁/𝑚
Untuk beban hidup merata per 𝑚 menurut SNI 1727-2013 Tabel 4.1
= 15,092𝑘𝑁/𝑚
141
1. U = 1,4 D (7-1)
berikut:
Tulang susut = 10 mm
𝑀 = 97,6676 kNm
𝑏 = 1000 mm
𝑑 =ℎ−𝑑
16
= 150 − 20 +
2
= 122 mm
𝑀
𝑘=
∅𝑏𝑑
97,6676 . 10
=
0,9 × 1000 × 122
= 7,291
0,85 × 𝑓′ 2𝑘
𝜌 = 1 1−
𝑓 0,85 × 𝑓′
0,85 × 30 2 × 7,291
= 1− 1−
420 0,85 × 30
= 0,02
𝐴 = 0,001857 × 𝑏 × ℎ
= 278,55𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
𝑏×𝐴
𝑠=
𝐴
1
1000 × × 𝜋 × 16
= 4
2440
= 82,4 𝑚𝑚 ≈ 50 𝑚𝑚
𝑏×𝐴
𝐴 =
𝑠
1
1000 × × 𝜋 × 16
= 4
50
Digunakan D16-50
𝐴 ×𝑓
𝑎= ×𝑏
0,85 × 𝑓′
4021,23 × 420
=
0,85 × 30 × 1000
= 66,23 mm
𝛽 = 0,85
𝑎 66,23
𝑐= = = 77,92 𝑚𝑚
𝛽 0,85
𝑑 −𝑐
𝜀 = 0,003 ×
𝑐
122 − 77,92
= 0,003 = 0,0016
77,92
144
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑 −
2
66,23
= 4021,23 × 420 122 −
2
∅𝑀 = 0,75 × 150,119
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 330
𝑏×𝐴
𝑠=
𝐴
1
1000 × × 𝜋 × 10
= 4
330
= 237,9994 𝑚𝑚 ≈ 100 𝑚𝑚
145
1
1000 × ×𝜋×𝑑
𝐴 = 4
𝑠
1
1000 × × 𝜋 × 10
= 4
100
Digunakan P10-100
d = 122 mm
𝑉 = 14,645 Kn
𝑉 = × 𝑓 ×𝑏×𝑑
1
= × √30 × 1000 × 122
6
= 111370,2534 Nmm
= 111,370 kNm
berikut:
Tulangan susut = 10 mm
𝑑 = 40 + 10 + × 13 = 56,6 mm
𝑀 = ×𝑄 ×𝑙
𝑅 = , × ×
38,724 × 10
= = 1,823
0,9 × 200 × 343,5
0,85 × 𝑓′ 2𝑅
𝜌 = 1 1−
𝑓 0,85 × 𝑓′
0,85 × 30 2 × 1,823
= 1− 1− = 0,0045
420 0,85 × 30
147
𝑓 √30
𝜌 = = = 0,0032
4𝑓 4 × 420
1,4 1,4
𝜌 = = = 0,0034
𝑓 420
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 233,58 𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 316,02 𝑚𝑚
Maka 𝐴 = 316,02 𝑚𝑚
,
Jumlah tulangan = = = 2,38 ≈ 3
. . ×
1
𝐴 = 3× × 𝜋 × 13 = 398,1969𝑚𝑚
4
𝐴 ×𝑓
𝑎= ×𝑏
0,85 × 𝑓′
398,1969 × 420
=
0,85 × 30 × 1000
= 32,792 mm
𝛽 = 0,85
𝑎 32,792
𝑐= = = 38,57 𝑚𝑚
𝛽 0,85
148
𝑑 −𝑐
𝜀 = 0,003 ×
𝑐
343,5 − 38,57
= 0,003
38,57
= 0,0238
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑 −
2
32,792
= 398,1969 × 420 343,5 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 54,7057
𝑀 = ×𝑄 ×𝑙
𝑅 = , × ×
19,362 × 10
= = 0,629
0,9 × 200 × 343,5
149
0,85. 𝑓′ 2𝑅
𝜌 = 1 1−
𝑓 0,85 × 𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,629
= 1− 1− = 0,0015
420 0,85 × 30
𝑓 √30
𝜌 = = = 0,0032
4𝑓 4 × 420
1,4 1,4
𝜌 = = = 0,0034
𝑓 420
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 233,58 𝑚𝑚
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 103,05 𝑚𝑚
Maka 𝐴 = 233,58 𝑚𝑚
,
Jumlah tulangan = = = 1,75 ≈ 2
. . ×
1
𝐴 = 2 × × 𝜋 × 13 = 265,464 𝑚𝑚
4
150
𝐴 ×𝑓
𝑎= ×𝑏
0,85 × 𝑓
265,464 × 420
=
0,85 × 30 × 200
= 21,861 mm
𝛽 = 0,85
𝑎 21,861
𝑐= = = 25,71 𝑚𝑚
𝛽 0,85
𝑑 −𝑐
𝜀 = 0,003 ×
𝑐
343,5 − 25,71
= 0,003
25,71
= 0,0238
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑 −
2
21,861
= 265,464 × 420 343,5 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 37,0797
𝑉 = 43,328 kN
𝑉 = × 𝑓 ×𝑏×𝑑
1
= × √30 × 200 × 343,5
6
= 62714,2328 Nmm
= 62,7142 kNm
,
𝑉 = ∅
= ,
= 83,6189 kN
2
𝑉 = 𝑓 .𝑏 .𝑑
3
2
= √30 × 200 × 343,5
3
= 250856,9313 N
1
𝐴 = 𝜋𝑑
4
1
= 𝜋 × 10 = 78,5398𝑚𝑚
4
𝐴 ×𝑓 ×𝑑
𝑠=
𝑉
= 135,506 mm ≈ 120 mm
𝑑 343,5
𝑆 = = = 171,75 mm
2 2
Dalam perencanaan dinding geser ini yang ditinjau adalah dinding geser
pada lantai 1. Dinding struktur ini dipilih karena gaya-gaya yang bekerja padat
𝑓 = 30MPa
𝛽 = 0,85
Gaya- gaya yang bekerja pada dinding struktur adalah sebagai berikut :
′
0,17 × 𝐴 × × 𝑓𝑐
153
𝐴 = 350 × 4000
= 1400000 𝑚𝑚
= 1303579,687 𝑁
= 1303 kN
lapis.
𝐴 =𝜌×𝑏×𝑑
= 14000𝑚𝑚
Jumlah tulangan =
× ×
14000
=
1
× 𝜋 × 25
4
= 28,5
= 30
154
𝐴 =𝑛× ×𝜋×𝑑
1
= 30 × × 𝜋 × 25
4
= 147,26 𝑚𝑚
𝑠 = = 133 𝑚𝑚 = 120
memenuhi persamaan:
1% 𝐴 ≤ 𝐴 ≤ 8% 𝐴
Vn =𝐴 (𝑎 𝑓 + 𝜌 𝑓 )
𝜌 =
1
× 𝜋 × 16
=4
350 × 120
Vn =𝐴 (𝑎 𝑓 + 𝜌 𝑓 )
= 4380027,748 𝑁
= 4380,027 𝑘𝑁
menahan gaya geser yang terjadi. Menurut SNI 2847:2019 pasal 21.9.4.4,
kuat geser nominal dinding tidak boleh melebihi kuat geser nominal
𝑉 = 0,83 × 𝐴𝑐𝑣 × 𝑓′
= 6364536,118 N
= 6364,536 kN
kombinasi momen daya gaya aksial terfaktor yang bekerja pada penampang
𝑃 𝑀
= + > 0,2𝑓
𝐴 𝑙
cukup Panjang maka hasil perhitungan balok yang akan ditampilkan adalah balok
700 𝑥 400 𝑚𝑚 yang terletak dilantai 4. Untuk dan analisis struktur balok
digunakan data terbesar pada pelat lantai yang ditinjau. Data-data yang akan
𝑓 = 30MPa
cukup Panjang maka hasil perhitungan balok yang akan ditampilkan adalah balok
700 𝑥 400 𝑚𝑚 yang terletak dilantai 4. Untuk dan analisis struktur balok
digunakan data terbesar pada pelat lantai yang ditinjau. Data-data yang akan
𝑓 = 30MPa
= 637,5 mm
158
𝑅 = , × ×
276,4452 × 10
= = 1,889
0,9 × 400 × 637,5
0,85. 𝑓′ 2×𝑅
𝜌 = 1 1−
𝑓 0,85 × 𝑓′
0,85 × 30 2 × 1,889
= 1− 1− = 0,0047
420 0,85 × 30
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 1198,5 𝑚𝑚
159
𝑓
𝐴 = ×𝑏 ×𝑑
4𝑓
√30
= × 400 × 637,5 = 831,364 𝑚𝑚
4 × 420
1,4
= × 400 × 637,5
420
= 850 𝑚𝑚
sebesar 0,025
𝐴 =𝜌 ×𝑏 ×𝑑
= 6375 𝑚𝑚
1198,5
𝑛=
1
4 × 𝜋 × 19
= 4,227 ≈ 5
𝐴 = 𝑛 × 𝜋𝑑
1
= 5 × 𝜋 × 19
4
( × ) ( × ) ( × )
𝑥 =
𝐴 ×𝑓
𝑎=
0,85 × 𝑓′ 𝑥 𝑏
1417,643 × 420
=
0,85 × 30 × 400
= 58,3735 mm
𝛽 = 0,85
𝑎
𝑐=
𝛽
58,3735
= = 49,617 𝑚𝑚
0,85
𝑑 −𝑐
𝜀 = 0,003 ×
𝑐
637,5 − 49,617
= 0,003
49,617
= 0,0355
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑 −
2
58,3735
= 1417,643 × 420 637,5 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 362,195
kekuatan momen positif pada muka joint harus tidak kurang dari
tersebut,
𝑀 = 276,4452 kNm
𝑀 ≥ 0,5 𝑀 –
𝑀 ≥ 0,5 × 276,4452
= 138,2226 kNm
𝑅 = , × ×
138,2226 × 10
= = 0,9447
0,9 × 400 × 637,5
162
0,85. 𝑓′ 2𝑅
𝜌 = 1 1−
𝑓 0,85 × 𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,9447
= 1− 1− = 0,0023
420 0,85 × 30
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 586,5 𝑚𝑚
𝑓
𝐴 = ×𝑏 ×𝑑
4𝑓
√30
= × 400 × 637,5 = 831,364 𝑚𝑚
4 × 420
1,4
= × 400 × 637,5
420
= 850 𝑚𝑚
sebesar 0,025.
𝐴 =𝜌 ×𝑏 ×𝑑
= 6375 𝑚𝑚
163
𝐴
𝑛=
1
4 𝜋𝑑
=
× ×
= 3,526 ≈ 4
𝐴 = 𝑛 × 𝜋𝑑
1
= 4 × × 𝜋 × 19
4
( × ) ( × ) ( × )
𝑥 =
𝐴 ×𝑓
𝑎= ×𝑏
0,85 × 𝑓′
1000 × 420
=
0,85 × 30 × 400
= 41,176 mm
𝛽 = 0,85
𝑎
𝑐=
𝛽
41,176
= = 48,4429 𝑚𝑚
0,85
164
𝑑 −𝑐
𝜀 = 0,003 ×
𝑐
637,5 − 48,4429
= 0,003
48,4429
= 0,0364
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑 −
2
41,176
= 1000 × 420 637,5 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 259,103
𝑀 = 489,833kNm
𝑀 ≥ 0,25 𝑀 –
165
𝑀 ≥ 0,25 × 276,4452
= 69,1113 kNm
lapangan.
𝑅 = , × ×
105,8268 × 10
= = 0,7233
0,9 × 400 × 637,5
0,85. 𝑓′ 2𝑅
𝜌 = 1 1−
𝑓 0,85 × 𝑓′
0,85 × 30 2 × 0,7233
= 1− 1− = 0,0017
420 0,85 × 30
𝐴 =𝜌 ×𝑏×𝑑
= 433,5 𝑚𝑚
𝑓
𝐴 = ×𝑏 ×𝑑
4𝑓
√30
= × 400 × 637,5 = 831,3645 𝑚𝑚
4 × 420
166
1,4
= × 400 × 637,5
420
= 850 𝑚𝑚
sebesar 0,025.
𝐴 =𝜌 ×𝑏 ×𝑑
= 6375 𝑚𝑚
𝐴
𝑛=
1
4 𝜋𝑑
=
× ×
= 3,526 ≈ 4
𝐴 = 4 × 𝜋𝑑
1
= 4× × 𝜋 × 19
4
×( × ) ( × ) ( × )
𝑥 =
𝐴 ×𝑓
𝑎= ×𝑏
0,85 × 𝑓′
1134,114 × 420
=
0,85 × 30 × 400
= 46,6988 mm
𝛽 = 0,85
𝑎
𝑐=
𝛽
46,6988
= = 54,939 𝑚𝑚
0,85
𝑑 −𝑐
𝜀 = 0,003
𝑐
637,5 − 54,939
= 0,003
54,939
= 0,031
𝑎
𝑀 =𝐴 ×𝑓 × 𝑑 −
2
46,6988
= 1000 × 420 637,5 −
2
∅𝑀 = 0,9 × 257,943
Pada pasal R18.6.5 SNI 2847:2019 menyatakan bahwa geser rencana akibat
gempa pada balok dihitung dengan mengasumsikan sendi plastis terbentuk dari
ujung-ujung balok dengan tegangan lentur balok mencapai 1,25𝑓 dan factor
𝑀 ditinjau dari tumpuan yang mengalami tarik dengan tulangan atas 7D22.
, × ×
𝑎 =
, ×
= 72,966 mm
𝑎
𝑀 = 1,25 × 𝐴𝑠 × 𝑓𝑦 × 𝑑𝑥 −
2
72,966
= 1,25 × 1417,643 × 420 637,5 −
2
4D23.
, × ×
𝑎 =
, ×
1,25×1134,114 ×
= = 58,373 mm
, × ×
169
M pr+ = 1,25 × 𝐴 × 𝑓 × 𝑑 −
,
= 1,25 × 1134,114 × 420 637,5 −
Sebagai pendekatan gaya geser akibat gravitasi diambil dari hasil ETABS
dalam kondisi yang belum luluh. Dengan menggunakan beban mati dan hidup
Vg=73,3582kN.
𝑀𝑝𝑟− × 𝑀𝑝𝑟+
𝑉 = ±𝑉
𝑙
447,314 + 362,195
= ± 73,3582
4,3
𝑉 = 261,616𝑘𝑁
𝑉 = 114,89 𝑘𝑁
(4300 − 637,5)
𝑉 = × (261,616 − 114,89) + 114,89
4300
= 239,863 kN
sejauh 2h dari muka kolom. Maka untuk daerah lapangan sejauh 1400
(4300 − 1400)
𝑉 = × (261,616 − 114,89) + 114,89
4300
= 237,65 kN
𝑉 = 239,863 kN
𝑉 = 237,65 kN
𝑉
𝑉 = − 𝑉𝑐
∅
239,863
= −0
0,75
= 319,814 kN
berikut:
𝑉 = 0,66 𝑓 𝑏 . 𝑑
= 921817,0643 N
= 921,817 kN
1
𝐴 = 2 × × 𝜋 × 10
4
=157,0796 𝑚𝑚
171
𝐴 ×𝑓 ×𝑑
𝑠=
𝑉
= 131,507 mm
penumpu. Spasi sengkang tertutup tidak boleh melebihi yang terkecil dari:
a. = 159,375 mm
b. 6𝑑 = 150 mm
c. 150 mm
𝑉 = 0,17 𝑓 𝑏 . 𝑑
= 237,437 kN
𝑉
𝑉 = − 𝑉𝑐
0,75
237,65
= − 237,437
0,75
= 79,429 kN
172
berikut:
𝑉 = 0,66 𝑓 𝑏 . 𝑑
= 921,817 kN
1
𝐴 = 2× ×𝜋×6
4
=56,548 𝑚𝑚
𝐴 ×𝑓 ×𝑑
𝑠=
𝑉
= 190,624 mm
Berdasarkan pasal 21.3.4.3 SNI 2847:2019 diluar sendi plastis spasi tidak
boleh melebihi:
,
= = 318,75 mm
Pada perencanaan kolom, ditinjau pada kolom yang terletak pada balok
portal 2 dan B ( C18 ) dengan dimensi kolom 800 𝑥 800. Data yang digunakan
𝑓 = 30MPa
173
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 pasal 21.6.1 kolom harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
Pu = 2170,5634 kN
( )
= 𝑥 10 = 1920 𝑘𝑁
Menurut SNI 2847 : 2019 pasal 10.10.5.2 suatu tingkat pada struktur boleh
∑ ∆
𝑄= ≤ 0,050
174
∑ 𝑃𝑢 = 40746,902 kN
V = 182,9042
Δ0 = 5,123
, ,
𝑄 =
,
∑ 𝑃𝑢 = 40746,902 kN
V = 90,7588
Δ0 = 2,116
, ,
𝑄 =
,
diabaikan untuk komponen struktur tekan yang tidak dibresing terhadap goyangan
apabila :
.
≤ 22
175
Nilai k diperoleh dari nilai faktor kekangan ujung kolom yang ditinjau ujung
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
176
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 5000 mm
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 4000 mm
177
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
.
∑
𝛹 = .
∑
, . , .
𝛹 =
, . , .
𝛹 = 4,12
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
178
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 5000 mm
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
179
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 4000 mm
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
.
∑
𝛹 = .
∑
, . , .
𝛹 =
, . , .
𝛹 = 4,12
180
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
181
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 4000 mm
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 4000 mm
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
182
.
∑
𝛹 = .
∑
, . , .
𝛹 =
, . , .
𝛹 = 3,7
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 800 mm
h = 800 mm
l = 4200 mm
183
Ik = 0,7
= 0,7
= 2,389. 10 𝑚𝑚
EcIk = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 2,389 . 10
= 6,15. 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 4000 mm
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
b = 500 mm
h = 750 mm
l = 4000 mm
184
Ib = 0,35
= 0,35
= 6,15 𝑥 10 𝑚𝑚
EcIb = 4700 𝑥 𝑓′ 𝑥 𝐼
= 4700√30 × 6,15 𝑥 10
= 1,58 . 10 𝑚𝑚
.
∑
𝛹 = .
∑
, . , .
𝛹 =
, . , .
𝛹 = 3,7
185
untuk mencari nilai k, digunakan grafik ( b ) pada SNI 2847 : 2019 pasal 10.10.7.2
sehingga didapatkan :
k = 2,06
186
k = 1,97
Sesuai SNI 2847 : 2019 pasal 10.10.1.2 radius ( r ) untuk komponen struktur
persegi boleh diambil sebesar 0,3 dimensi pada arah stabilitas yang ditinjau, maka:
a. Kelangsingan arah x
rx = 0,3 x 800
= 240 mm
. , .
=
b. Kelangsingan arah y
ry = 0,3 x 800
= 240 mm
. , .
=
δs =
= ,
= 1,371
berikut :
M1ns = - 14,0671 kN
M1s = - 69,1801 kN
M2ns = - 191,5811 kN
M2s = - 192,0720 kN
188
M1 = M1ns + δs x M1s
= -108,913 kNm
M2 = M2ns + δs x M2s
= - 454,9118 kNm
δs =
= ,
= 1,371
berikut :
M1ns = - 13,7666 kN
M1s = - 96,7099 kN
M2ns = - 239,3269 kN
M2s = - 279,3049 kN
189
M1 = M1ns + δs x M1s
= -146,3558 kNm
M2 = M2ns + δs x M2s
= - 622,2539 kNm
IKOLAT untuk memerikasa rasio penulangan sesuai dengan hasil analisis struktur.
Sesuai dengan SNI 2847 : 2019 pasal 21.6.3.1 menyatakan bahwa rasio
tulangan tidak boleh kurang dari 0,01 maka dicoba rasio tulangan minimum.
ρ = 0,01
As =ρxbxh
= 6400 mm2
190
n =
Spasi tulangan harus dicek sesuai dengan SNI 2487:2013 pasal 7.6.3
( ) ( ) ( )
x = ( )
\
( ) ( ) ( )
y = ( )
\
Untuk arah x
Untuk arah y
diperlukan pemeriksaan kekuatan kolom dan kekuatan balok yang merangkai pada
titik pertemuan yang ditinjau. Momen nominal kolom harus lebih besar dari 1,2 x
momen nominal balok sesuai dengan SNI 2847 : 2019 pasal 21.6.2.2.
= 717,8111 kNm
= 625,0386 kNm
∑ 𝑀𝑛𝑐 ≥ 1,2 ∑ 𝑀𝑛𝑏 , maka memenuhi syarat kolom kuat balok lemah
192
= 899,727 kNm
= 471,9366 kNm
∑ 𝑀𝑛𝑐 ≥ 1,2 ∑ 𝑀𝑛𝑏 , maka memenuhi syarat kolom kuat balok lemah
Capacities ( Mpr ) dari kolom lantai 1 dan 2. Nilai Mpr yang digunakan adalah nilai
M pr – atas = Mn = ,
= ,
= 2076,923 kNm
193
M pr – bawah = Mn = ,
= ,
= 2153,8461 kNm
DFbawah =
,
= , ,
= 0,5
DFatas =
,
= , ,
= 0,5
195
Ve =
, , , ,
= ,
= 613,1549 kN
Berdasarkan SNI 2847 : 2019 pasal 21.5.4.2. , gaya geser nominal yang di
Syarat ( a ) :
Gaya geser akibat gempa melebihi setengah atau lebih dari kekuatan geser,
0,5 Vu < Ve
Syarat ( b )
> 𝑃𝑢
( )
= = 960 kN
Vc = 0,17𝜆 𝑓′ 𝑏 𝑑
= 547,181 kN
= 410,385 kN
Penulangan geser menurut SNI 2847 : 2019 pasal 21.6.4, dibedakan menjadi
2 bagian yaitu bagian daerah lo dan diluar daerah lo. Dimana lo tidak boleh
kurang dari :
a. h kolom = 800 mm
c. 450 𝑚𝑚
a. = = 200 mm
b. 6db = 6 x 25 = 150 mm
197
So = 100 +
,
= 100 +
= 177,583 mm
Ash 1 = 0,3 𝑥 𝑥 −1
,
Ash 1 =
Ag = ( 800 ) x ( 800 )
= 640000 mm2
bc1 = 800 – 2 x ( 40 )
= 720 mm
bc2 = 800 – 2 x ( 40 )
= 720 mm
= 518400 mm2
minimum, yakni :
Ash 1 = 0,3 𝑥 𝑥 −1
( )
= 0,3 𝑥 𝑥 −1
= 361,904 mm2
,
Ash 1 =
,
=
= 694,286 mm2
Ash 2 = 0,3 𝑥 𝑥 −1
( )
= 0,3 𝑥 𝑥 −1
= 361,904 mm2
,
Ash 2 =
,
=
= 694,286 mm2
Arah X
,
n1 = = = 4,98 ≈ 5 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Arah Y
,
n2 = = = 4,98 ≈ 5 𝑡𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Menurut SNI 2847 : 2019 pasal 21.6.4.5 untuk daerah di luar daerah lo spasi
a. 6db = 6 x 25 = 150 mm
b. 150 mm
Arah X :
Av x = 5 𝑥 1 4 𝜋13 = 663,929 𝑚𝑚
200
, ,
Vs x = 𝑥10
= 1365,435 kN
ɸVn = 0,75 x ( Vs + Vc )
Arah Y :
Av y = 5 𝑥 1 4 𝜋13 = 663,929 𝑚𝑚
, ,
Vs y = 𝑥10
= 1365,435 kN
ɸVn = 0,75 x ( Vs + Vc )
Hitungan hubungan balok dan kolom yang dipaparkan adalah pada kolom
lantai 2 yaitu C18 ( 800 x 800 ) dan balok lantai 2 yaitu B1 ( 500 x 750 ). Gaya
182,0914 kN.
T1 = 1,25fyAx
= 2062,500 kN
201
C1 = T1
= 2062,500 kN
T2 = 1,25fyAx
= 2062,500 kN
C2 = T2
= 2062,500 kN
Vs x = T1 + C2 – Vu
= 3511,8451 kN
Sesuai dengan SNI 2847 : 2019 pasal 21.7.4.1 untuk beton berat normal,
Vn = 1,7 𝑥 𝐴 𝑥 𝑓′
= 5959,221 kN
9.1 Kesimpulan
struktur yang ditinjau yaitu pelat, balok, kolom, tangga dan dinding geser struktur.
Dalam perancangan ini dimensi yang digunakan adalah dimensi dari proyek dan
juga beberapa dimensi yang dirubah karena peninjauan keamanan Gedung tersebut.
struktur pada Rumah Sakit 7 Lantai di Cilandak barat, didapat beberapa kesimpulan
a. X = 41,356 mm
b. Y = 25,252 mm
simpangan ijin.
4. Pelat lantai 2 – pelat ATTIC menggunakan tebal pelat yang sama yaitu
202
203
pelat 150 mm. Untuk tulangan yang digunakan pada pelat lantai LG
5. Tebal pelat pada tangga 4,2 m yaitu 150 mm. Tulangan pelat tangga
susut P10-100.
6. Dimensi balok induk pada lantai 4 yang digunakan adalah 400 x 700
7. Kolom yang ditinjau adalah kolom C18 Lantai 2 dengan dimensi kolom
9.2 Saran
Dari hasil yang telah dipaparkan pada Laporan Tugas Akhir ini, berikut
pengerjaan perancangan.
penggambaran.
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, A., 2012, Analisis dan Desain Struktur Beton Bertulang. Penerbit ITB.
Bandung.
Nawy, E. G., 2003, Beton Bertulang Suatu Pendekatan Dasar, PT. Eresco,
Bandung.
Panitia Teknik Kontruksi Bangunan,, 2013, Tata Cara Beban Minimum untuk
Panitia Teknik Kontruksi Bangunan,, 2017, Baja Tulangan Beton, SNI 2052:2017,
Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Nongedung, SNI 1726 : 2019, Badan
DETAIL PENULANGAN
BALOK
DETAIL PENULANGAN
KOLOM
DETAIL PENULANGAN
SHEAR WALL