Anda di halaman 1dari 12

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Struktur bangunan dapat diartikan sebagai bagian-bagian yang membentuk


berdirinya sebuah bangunan, mulai dari pondasi, sloof, dinding, kolom, ring, kuda-
kuda, hingga atap. Struktur bangunan adalah

Bangunan Rumah Susun T-45 12KK Asgab Wanea merupakan


bangunan bertingkat yang digunakan untuk hunian anggota TNI. Masalah
yang akan penulis angkat disini yaitu masalah mengenai kekuatan struktur
bangunan terhadap gempa dengan ketentuan atau peraturan SNI 2847- 2019
yang ada apakah sudah sesuai standar atau sudah proposional, sehingga bisa
diketahui hasilnya dan dilakukan prencanaan kembali untuk mengetahui
struktur bangunan yang tahan terhadap gempa dan memiliki tulangan yang
lebih ekonomis, yang ideal itu seperti apa dari segi dimensi, ukuran tulangan
dan jarak tulangan.

Maka dari itu sesuai dengan latar belakang masalah yang ada diatas
penulis bermaksud melakukan EVALUASI PERENCANAAN STRUKTUR
PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN T-45 ASGAB –
TNI WANEA KOTA MANADO.
2

1.2 Perumusan Masalah


1. Apakah dimensi dan penulangan kolom balok yang digunakan mampu
menahan beban yang di pikul dan beban gempa?
2. Bagaimana desain penulangan balok kolom berdasarkan SNI 2847 tahun
2019?
3. Berapa dimensi dan jumlah tulangan balok dan kolom yang ideal
berdasarkan peraturan SNI 2847 tahun 2019?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mengevaluasi kekuatan struktur dengan menggunakkan software ETABS.
2. Mendesain penulangan kolom dan balok sesuai peraturan di (SNI 03-
2847-2019).
3. Membandingkan perencanaan dengan struktur yang ada di lapangan.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memberikan pemahaman dalam merencanakan kembali sebuah struktur
bangunan tahan gempa.
2. Memberikan pemahaman tentang ketentuan detailing balok kolom sesuai
dengan peraturan SNI
3. Dapat menjadi tambahan salah satu acuan dalam perencanaan balok kolom
pada konstruksi.

1.5 Pembatasan Masalah


1. Analisis desain kolom dan dengan menggunakan program software Etabs
2. peraturan yang digunakan mengacu pada peraturan SNI 2847_2019
Persyaratan Beton Struktural dan penjelasan untuk Bangunan Gedung.
3. SNI 03-1726-2019 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Bangunan Gedung
4. Beban lateral yang ditinjau adalah beban akibat gempa.
5. Perhitungan dimensi, tulangan balok dan kolom.
6. Menggunakan metode respon spectrum.
7. Perhitungan struktur kolom dan balok.
8. Perhitungan pembebanan (beban mati, beban hidup, beban gempa)
9. Perhitungan tidak dilakukan pada struktur atap dan pondasi
3

1.6 Sistematika Penulisan


Penulisan Laporan Skripsi ini disusun menggunakan sistematika sebagai
berikut :

BAB. I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan


penilitian, manfaat hasil penilitian, pembatasan masalah, sistematika Laporan
Proposal.

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menguraikan laporan penelitian yang pernah dilakukan para


peneliti sebelumnya baik berupa skripsi, tesis, disertasi, artikel ilmiah atau
buku-buku yang memiliki kaitan dengan topik proposal penelitian.

BAB. III METODOLOGI PENILITIAN

Bab ini berisi tentang tempat dan waktu penilitian, metode dan jenis
penilitian, jenis data dan metode pengumpulan data.

BAB. IV DAFTAR PUSTAKA

Bab ini berisi referensi dalam penyusunan skripsi baik itu buku maupun
jurnal-jurnal ilmiah
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pembebanan
Pada perencanaan suatu bangunan yang bertingkat tinggi, komponen
struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban yang
bekerja. Pengertian beban itu sendiri adalah beban-beban baik secara
langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi struktur bangunan
tersebut. Menurut PPURG 1987, pengertian dari beban-beban tersebut
adalah :
1. Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
bersifat tetap atau dalam kata lain berat bangunan itu sendiri, termasuk
segala unsur tambahan dan peralatan tetap yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari gedung.
2. Beban Hidup
Semua beban yang terjadi akibat penghunian atau aktivitas
penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban yang berasal dari
barang-barang yang dapat dipindahkan serta peralatan yang tidak
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung.
3. Beban Gempa
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja dalam
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah
akibat dari gempa itu, maka yang diartikan dengan gempa disini ialah
gaya-gaya didalam struktur tersebut yang terjadi oleh gerakan tanah akibat
gempa.

2.1.2 Sistem Struktur Bangunan


(Paulay & Priestley, 1992) memperkenalkan tiga sistem struktur yang
dapat digunakan untuk meningkatkan daya tahan gedung bertingkat
terhadap gempa dengan parameter utama waktu getar alami struktur, yaitu
sistem struktur rangka, sistem dinding struktural (dinding geser), dan
5

sistem ganda yang merupakan gabungan struktur rangka dan dinding


struktural (dinding geser). Perbedaan di antara ketiga macam sistem
struktur tersebut berkaitan dengan kemampuan dalam menahan gaya
lateral. Sistem gabungan berupa rangka dan dinding struktural dapat
menahan gaya lateral yang lebih besar dibandingkan dengan kedua sistem
lainnya.
Menurut Allen (1998) sistem struktural sebuah bangunan dirancang
dan dikonstruksi untuk dapat menyokong, menopang dan menyalurkan
gaya gravitasi dan beban lateral ke tanah dengan aman tanpa melampaui
atau melewati beban yang diizinkan atau dapat dipikul oleh bagian-bagian
system struktur itu sendiri.
 Substruktur atau struktur bawah : struktur dasar yang membentuk
pondasi suatu bangunan.
 Midstruktur atau struktur tengah : berupa kolom, balok dan dinding
penopang struktur lantai dan atap.
 Upperstruktur atau struktur atas : adalah perpanjangan vertical
diatas pondasi

2.1.3 SNI 03 – 1726 – 2019


Faktor keutamaan gempa dan kategori risiko struktur bangunan

Tabel 1 – Kategori risiko bangunan gedung dan nongedung untuk beban


gempa
6

Tabel 2 – Kategori risiko bangunan gedung dan nongedung untuk beban gempa
(lanjutan)

Tabel 3 – Faktor keutamaan gempa

2.1.4 SNI 03 – 2847 – 2019 Kombinasi Beban


Ketentuan disain gempa SNI 2847 memakai dasr disain kekuatan batas dan bukan
disain tingkat layan (elastis).

SNI 2847 pasal 11 mengatur kombinasi beban (yang diambil dari ACT 318-2002
Section 9.2) seperti tercantum pada table 4. Nampak sekali bahwa factor-faktor
beban kedua peraturan telah mengalami perubahan besar
7

Tabel 4 – Perbandingan kombinasi beban menurut SNI 1726 baru dan


lama

Beban gempa nominal E dalam kombinasi beban pada SNI 2847 ini,
memakai beban berfaktor = 1,0 karena E adalah beban ultimate

a. Ketentuan Umum Syarat Pendetailan


Tabel 5 – Perencanaan dan Syarat Pendetailan

1. Sistem rangka pemikul momen biasa


Pasal ini hanya berlaku untuk rangka momen biasa yang yang
dikenakan KDS B. Persyaratan tulangan balok bertujuan untuk
meningkatkan kontinuitas dalam komponen rangka dan dengan
demikian meningkatkan tahanan gaya lateral dan integritas struktur;
8

persyaratan ini tidak berlaku untuk rangka momen pelat-kolom.


Persyaratan untuk kolom bertujuan untuk memberikan kapasitas
tambahan untuk menahan geser pada kolom dengan proporsi yang
tanpanya akan membuat lebih rentan terhadap kegagalan geser terkena
beban gempa.

2. Sistem rangka pemikul momen menengah


Tujuan dari persyaratan dalam 18.4.2.3 dan 18.4.3.1 adalah untuk
mengurangi resiko kegagalan geser balok dan kolom selama gempa.
Dua opsi disediakan untuk menentukan gaya geser terfaktor.

3. Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus


Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) pada dasarnya
memiliki daktilitas penuh dan wajib digunakan di zona resiko gempa
yang tinggi. Struktur harus direncanakan menggunakan sistem penahan
beban lateral yang memenuhi persyaratan detailing yang khusus dan
mempunyai daktilitas penuh. Komponen struktur rangka ini harus
memenuhi kondisi berikut: 1. Gaya tekan aksial pada komponen
struktur (Pu) tidak boleh melebihi (Ag fc’/10). 2. Bentang bersih untuk
komponen struktur (ln) tidak boleh kurang dari empat kali tinggi
efektifnya. 3. Lebar komponen (bw) tidak boleh kurang dari 0,3 h dan
250 mm 4. Lebar komponen struktur (bw) tidak boleh melebihi lebar
komponen struktur penumpu (c2).

2. 2 Exteded Three Analysis Building System (ETABS)


Program Etabs (Extended Three Analysis Building System) merupakan
program analisa struktur yang dikembangkan oleh perusahaan software
Computers and Structures, Incorporated (CSI) yang berlokasi di Barkeley,
California Amerika Serikat . Berawal dari peneliti dan pengembangan riset
oleh Dr. Edward L. Wilson pada tahun 1970 di University of California,
Barkeley Amerika Serikat, maka pada tahun 1975 didirikan perusahaan
CSI oleh Ashraf Habibullah.
9

Program Etabs merupakan program untuk menganalisa struktur


bangunan. Banyak program yang bisa digunakan untuk menganalisa
struktur bangunan, ETABS merupakan program yang sangat cocok untuk
menganalisa struktur, terutama untuk bangunan-bangunan tinggi.
10

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


 Tempat pelaksanaan penelitian dilakukan pada proyek pembangunan
Rumah Susun T-45 12 KK Asgab Wanea
 Waktu pelaksanaan penelitian mulai dari tanggal 28 juli 2020 sampai
tanggal 15 desember 2020

Tabel 3- 1 Time Schedule Skripsi

Uraian Februari Maret April Mei Juni


1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Penyusunan
proposal skripsi
Seminar proposal
skripsi
Pengumpulan data

Analisa Data
Penyusunan Skripsi

3.2 Metode dan Jenis Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi dan experiment
dengan mengambil berbagai referensi dari buku, jurnal ilmiah, dan skripsi.

3.3 Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah data
struktur dan experiment trial and error pada program. Metode pengumpulan data
dilakukan dengan literatur-literatur seperti buku dan jurnal selain itu dilakukan
observasi di lapangan.
11

Mulai

Pengumpulan Data

 Gambar Struktur
 Studi Literatur
 Peraturan SNI 03 2847 – 2019
 Peraturan SNI 03 1726 – 2019
 Peraturan SNI 03 1727 - 2013

Menentukan Dimensi Existing

Perhitungan Pembebanan
 Beban Mati
 Beban Hidup
 Beban Gempa

Pemodelan Struktur
(menggunakan aplikasi ETABS)

Metode Respons
Spectrum

Check Hasil Analisis

Desain Tulangan Pembahasan

Gambar Struktur

Kesimpulan

Selesai
12

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

 https://hesa.co.id/tingkat-kerusakan-dan-keamanan-bangunan-pasca-gempa/
 https://geo-media.blogspot.com/2016/07/pengaruh-gempa-terhadap-
bangunan.html
 http://www.perencanaanstruktur.com/2015/07/kelebihan-software-etabs-
daripada-sap.html
 https://nobelconsultant.com/macam-macam-pembebanan-pada-struktur/

Anda mungkin juga menyukai