ABSTRAK
Apartemen Metropolis merupakan gedung yang terdiri dari 15 lantai yang pada awalnya didesain
dengan menggunakan struktur beton bertulang. Sebagai bahan studi perancangan bangunan ini
dimodifikasi menjadi 25 lantai menggunakan struktur baja. Konstruksi baja merupakan suatu alternatif
yang menguntungkan dalam pembangunan gedung dan struktur lainnya berdasarkan pertimbangan
ekonomi, sifat, dan kekuatannya, cocok untuk pemikul beban. Batang struktur dari baja mempunyai ukuran
tampang yang lebih kecil daripada batang struktur dengan bahan lain, karena kekuatan baja jauh lebih
tinggi daripada beton maupun kayu. Kekuatan yang tinggi ini mengakibatkan struktur yang terbuat dari
baja lebih ringan daripada struktur dengan bahan lain. Dengan demikian kebutuhan fondasi juga lebih
kecil
Dalam Tugas Akhir ini dilakukan perencanaan ulang menggunakan struktur baja dengan sistem
rangka bresing konsentris khusus (SRBKK) memakai jenis bresing inverted V. Sistem Rangka Bresing
Konsentrik merupakan pengembangan dari sistem portal tidak berpengaku atau lebih dikenal dengan
Moment Resisting Frames (MRF). Sistem Rangka Bresing Konsentrik dikembangkan sebagai sistem
penahan gaya lateral dan memiliki tingkat kekakuan yang cukup baik. Pada struktur gedung tinggi,
kekakuan merupakan syarat penting untuk diperhatikan, karena kekakuan dapat menahan gaya beban
lateral. Kekakuan sistem ini terjadi akibat adanya elemen pengaku bresing yang berfungsi sebagai penahan
gaya lateral yang terjadi pada struktur.
Tujuan dari Tugas akhir ini adalah menghasilkan perencanaan struktur gedung baja meliputi
perencanaan pelat lantai, tangga, atap beton, balok anak, balok induk ,kolom dan pondasi yang memenuhi
persyaratan keamanan struktur berdasarkan SNI 03-2847-2002, SNI 03-1729-2002, SNI 03-1726-2002, dan
PPIUG 1983.
Page 2 of 11
3. Memodelkan dan menganalisa struktur pada struktur tersebut, di antaranya beban
dengan menggunakan program bantu ETABS gravitasional dan beban lateral. Beban gravitasi
9.7.1 adalah beban mati struktur dan beban hidup,
4. Merencanakan struktur utama yang meliputi sedangkan yang termasuk beban lateral adalah
balok dan kolom. beban angin dan beban gempa.
5. Merencanakan Bresing Konsentris pada Tujuan desain bangunan tahan gempa
struktur bangunan. adalah untuk mencegah terjadinya kegagalan
6. Merencanakan hubungan sambungan yang struktur dan kehilangan korban jiwa, dengan tiga
memenuhi kriteria perancangan struktur, kriteria standar sebagai berikut:
yaitu kekuatan (strength), kekakuan dan
stabilitas (stability). 1. Gempa ringan Bangunan tidak boleh rusak
7. Menuangkan hasil perhitungan dan secara struktural dan arsitektural (komponen
perencanaan dalam bentuk gambar tenik. arsitektural diperbolehkan terjadi kerusakan
seminimum mungkin)
1.5 Manfaat 2. Gempa sedang Komponen struktural (balok
Manfaat yang bisa didapatkan dari dan kolom) tidak diperbolehkan rusak sama
perancangan ini adalah : sekali tetapi komponen arsiektural
1. Hasil perencanaan ini dapat dijadikan acuan diperbolehkan terjadi kerusakan (seperti :
untuk perencanaan bangunan yang akan kaca)
dirancang ulang dengan struktur baja. 3. Gempa Berat Boleh terjadi kerusakan pada
2. Dari Perencanaan ini bisa diketahui hal-hal komponen struktural tetapi tidak menyebabkan
yang harus diperhatikan pada saat keruntuhan bangunan.
perancangan sehingga kegagalan struktur
2.2.1 Perencanaan LRFD (Load Resistance
bisa diminimalisasi.
Factor Design)
BAB II Perencanaan struktur baja yang selama ini
dilakukan di Indonesia menganut konsep tegangan
TINJAUAN PUSTAKA
ijin atau lebih dikenal dengan Allowable Stress
2.
Design (ASD).
2.1 Umum Metode ASD telah digunakan selama kurun
waktu 100 tahun, dan dalam 20 tahun terakhir
Indonesia merupakan daerah gempa aktif, telah bergeser ke perencanaan batas (LRFD) yang
berdasarkan SNI 03-1726-2002 wilayah gempa di lebih rasional dan berdasarkan konsep
Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah. Bangunan probabilitas.
harus didesain supaya mampu menahan gempa Keadaan batas adalah kondisi struktur
yang kira-kira akan terjadi di daerahnya. Dalam diambang batas kemampuan dalam memenuhi
memilih sistem stniktur yang tepat, ada beberapa fungsi-fungsinya. Keadaan batas dibagi dalam dua
faktor yang perlu dipertimbangkan misalnya katagori yaitu tahanan dan kemampuan layan.
tinggi bangunan, arsitektural, dan fungsi Keadaan batas tahanan (atau keamanan) adalah
bangunan. Dengan mendesain bangunan sesuai perilaku struktur saat mencapai tahanan plastis,
dengan berbagai ketentuan yang ada di SNI tekuk, leleh, fraktur, guling, dan gelincir. Keadaan
diharapkan struktur bangunan tersebut tidak batas kemampuan layan berkaitan dengan
mengalami keruntuhan pada saat terjadi gempa. kenyamanan penggunaan bangunan, antara lain
Di dalam SNI 03-1726-2002 dijelaskan masalah lendutan, getaran, perpindahan
mengenai ketentuan-ketentuan mengenai permanen, dan retak-retak.
pengelompokan gedung beraturan dan tidak Kuat rencana setiap komponen struktur
beraturan, daktilitas struktur, pembehanan gempa tidak boleh kurang dari kekuatan yang dibutuhkan
nominal, wilayah gempa Indonesia beserta yang ditentukan berdasarkan kombinasi
respons spektrum gempa untuk masing-masing pembebanan LRFD
wilayah. kinerja struktur gedung, dan lain-lain. Ru .Rn
Dimana :
2.2 Konsep Perencanaan Struktur Baja Tahan
Ru = kekuatan yang dibutuhkan (LRFD)
Gempa
Rn = kekuatan nominal
Struktur suatu bangunan bertingkat tinggi φ =faktor tahanan (< 1.0) (SNI: faktor reduksi)
harus dapat memikul beban-beban yang bekerja
Page 3 of 11
2.3 Perencanaan Elemen Struktur tersebut. Dan untuk mengatasinya ádalah dengan
menggunakan rangka pengaku brasing.
2.3.1 Kolom Komposit Sistem Rangka Bresing Konsentrik
Kolom komposit didefinisikan sebagai kolom baja merupakan pengembangan dari sistem portal tidak
yang dibuat dari potongan baja giling (rolled) berpengaku atau lebih dikenal dengan Moment
built-up dan di cor di dalam beton struktural atau Resisting Frames (MRF). Sistem Rangka Bresing
terbuat dari tabung atau pipa baja dan diisi dengan Konsentrik dikembangkan sebagai sistem penahan
beton struktural (Salmon & Jonson 1996). gaya lateral dan memiliki tingkat kekakuan yang
Adapun batasan digolongkannya sebagai kolom cukup baik. Hal ini bertolak belakang dengan
komposit mengacu SNI-03-1729-2002 Pasal sistem MRF yang hanya bisa digunakan sebagai
12.3.1 penahan momen. Kekakuan sistem ini terjadi
akibat adanya elemen pengaku yang berfungsi
2.3.2 Balok sebagai penahan gaya lateral yang terjadi pada
struktur. Sistem ini penyerapan energinya
Sebuah balok yang memikul beban lentur dilakukan melalui pelelehan yang dirancang
murni terfaktor, Mu harus direncanakan terjadi pada pelat buhul. Sistem ini daktilitasnya
sedemikian rupa sehingga selalu terpenuhi kurang begitu baik sehingga kegagalannya
hubungan : ditentukan oleh tekuk bresing.
Mu ≤ φMn Pengembangan daktilitas dilakukan melalui
di mana : aksi yang terjadi pada bresing dengan cara:
Mu adalah momen lentur terfaktor, 1. Bresing leleh pada bagian yang tertarik
φ adalah faktor reduksi = 0,9 2. Bresing mengalami tekuk pada bagian
Mn adalah kuat nominal dari momen lentur yang tertekan
penampang
2.3.3 Sambungan
Sambungan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sebuah struktur baja. Sambungan
berfungsi untuk menyalurkan gaya-gaya dalam
(momen, lintang/geser, dan/atau aksial) antar
komponen-komponen struktur yang disambung, Gambar 2.1 Kekakuan struktur setelah dipakai
sesuai dengan perilaku struktur yang bresing.
direncanakan. Keandalan sebuah struktur baja Charles G. Salmon dan John E. Jonson
untuk bekerja dengan mekanisme yang menyatakan bahwa pada dasarnya kerangka
direncanakan sangat tergantung oleh keandalan berpenopang lebih tepat didefinisikan sebagai
sambungan. sebagai kerangka dimana tekuk goyangan
Berdasarkan perilaku struktur yang (sideway buckling) dicegah oleh elemen-elemen
direncanakan, sambungan dapat dibagi menjadi: topangan struktur tersebut dan bukan oleh
1. Sambungan kaku kerangka struktural itu sendiri.
2. Sambungan semi-kaku
3. Sambungan sederhana
Page 4 of 11
- Beban mati (berat sendiri bondek dan pelat
beton) sudah diperhitungkan
- Berat berguna yang digunakan adalah jumlah
beban hidup dan beban-beban finishing lainya.
- Beton menggunakan mutu K-225 kg/cm2
Gambar 2.3 Batang bresing menerima gaya gempa. - Bondex Menggunakan Tebal 0,75 mm
- Tulangan susut menggunakan Wiremesh M5
BAB III
4.1.1 Pelat Lantai Atap
3. METODOLOGI
Data-Data Bondek :
- bentang = 2,67 m ≈ 2,75 m
3.1 Diagram Alur Penyelesaian Tugas Akhir - beban berguna = 200 kg/m2
- bentang menerus dengan tulangan negatif,
tebal pelat diambil 9 cm, dan tulangan
negatif 2,09 cm2/m
Digunakan tulangan Ø 10-300
TULANGAN SUSUT TULANGAN UTAMA Ø10-300
WATER PROOFING
WIREMESH M5
90
60
BETON K-225 BONDEX LYSAGHT
T=0,75 mm
Spesifikasi yang digunakan adalah sebagai berikut BETON K-225 BONDEX LYSAGHT
T=0,75 mm
:
Gambar 4.3 Penulangan Bondek Lantai Parkir
Page 5 of 11
4.2 Perencanaan balok anak
Fungsi dari balok anak adalah
meneruskan beban yang dipikul plat lantai ke
balok induk
BALOK ANAK
6450
2667
Gambar 4.5 Denah Struktur Lift
PELAT
Page 6 of 11
Kontrol Nilai Akhir Respon Spektrum (SNI
1726 ps 7.1.3)
Dari persamaan respon spektrum wilayah gempa 6
0,95
tanah lunak nilai C1 sehingga didapat nilai
T
0,95 0,95
C1 0,39752
T 2,3898
Base reactions gempa ragam pertama dihitung
sebagai berikut :
Gambar 4.7 Potongan tangga C1.I 0, 39752 1
V1 Wt 18873448,16kg
R. 6, 4
tebal plat injak t = 3 mm
1172290, 72kg
Balok bordes WF 100 x 50 x 5 x 7
Balok tangga WF 200 x 100 x 4,5 x 7 Dari analisa struktur menggunakan program
Balok penumpu WF 250 x 125 x 6 x 9 ETABS 9.7.1 dengan asumsi – asumsi yang telah
dijelaskan diatas, maka didapatkan output untuk
BAB V nilai gaya geser dasar (base shear) sebagai berikut
Page 7 of 11
Tabel 5.2 Kontrol batas layan dan kinerja batas 5.2 Perencanaan Elemen Struktur Primer
ultimat akibat beban gempa RSPX
Tingkat Tingg Drift Syarat Drift Syarat 5.2.1 Bresing Konsentris Khusus
∆s
Bangun i Zi ∆s Drift Ket. ∆m Drift Ket.
an ∆s ∆m Sesuai dengan SNI 03-1729-2002 butir 15.1
m mm mm mm mm mm batang-bantng breisng mempunyai persyaratan
Atap 80 124.73 3.42 14.06 OK 15.33 60.00 OK khusus yang harus dipenuhi.
Lt.25 77 121.31 3.67 14.06 OK 16.44 60.00 OK
Lt.24 74 117.64 3.95 14.06 OK 17.68 60.00 OK 1. Kontrol distribusi beban lateral
Lt.23 71 113.69 4.22 14.06 OK 18.89 60.00 OK
Lt.22 68 109.47 4.47 14.06 OK 20.03 60.00 OK RSP X RSPY
Lantai
Lt.21 65 105.00 4.71 14.06 OK 21.09 60.00 OK Bresing X (%) Ket. Bresing Y (%) Ket.
Lt.20 62 100.30 4.97 14.06 OK 22.26 60.00 OK Atap 49.58 OK 50.29 OK
Lt.19 59 95.33 4.98 14.06 OK 22.32 60.00 OK 25 36.55 OK 50.07 OK
Lt.18 56 90.34 5.17 14.06 OK 23.17 60.00 OK 24 38.76 OK 50.42 OK
Lt.17 53 85.17 5.31 14.06 OK 23.81 60.00 OK 23 41.23 OK 52.36 OK
Lt.16 50 79.86 5.43 14.06 OK 24.35 60.00 OK 22 42.57 OK 53.39 OK
Lt.15 47 74.42 5.53 14.06 OK 24.78 60.00 OK 21 40.71 OK 50.30 OK
Lt.14 44 68.89 5.60 14.06 OK 25.10 60.00 OK 20 34.82 OK 42.08 OK
Lt.13 41 63.29 5.69 14.06 OK 25.49 60.00 OK 19 35.60 OK 43.10 OK
Lt.12 38 57.60 5.57 14.06 OK 24.95 60.00 OK 18 36.34 OK 44.16 OK
Lt.11 35 52.03 5.60 14.06 OK 25.11 60.00 OK 17 37.13 OK 45.39 OK
Lt.10 32 46.43 5.57 14.06 OK 24.98 60.00 OK 16 38.02 OK 46.78 OK
Lt.9 29 40.85 5.47 14.06 OK 24.52 60.00 OK 15 39.03 OK 48.29 OK
Lt.8 26 35.38 5.36 14.06 OK 24.02 60.00 OK 14 40.17 OK 49.88 OK
Lt.7 23 30.02 5.22 14.06 OK 23.39 60.00 OK 13 41.34 OK 51.43 OK
Lt.6 20 24.80 5.03 14.06 OK 22.53 60.00 OK 12 42.09 OK 52.36 OK
Lt.5 17 19.77 4.66 14.06 OK 20.85 60.00 OK 11 40.49 OK 50.02 OK
Lt.4 14 15.11 4.97 16.41 OK 22.29 70.00 OK 10 36.95 OK 45.39 OK
Lt.3 10 10.14 4.38 16.41 OK 19.63 70.00 OK 9 39.84 OK 47.21 OK
Lt.2 6 5.76 3.78 16.41 OK 16.93 70.00 OK 8 41.25 OK 49.26 OK
Lt.1 3 1.98 1.98 16.41 OK 8.86 70.00 OK 7 42.78 OK 51.16 OK
6 43.96 OK 52.42 OK
5 43.90 OK 51.57 OK
Tabel 5.3 Kontrol batas layan dan kinerja batas 4 46.68 OK 53.59 OK
ultimat akibat beban gempa RSPX 3 43.55 OK 48.24 OK
2 41.41 OK 47.24 OK
Tingkat Tingg Drift Syarat Drift Syarat
∆s Ket 1 36.24 OK 33.76 OK
Banguna i Zi ∆s Drift ∆m Drift Ket.
.
n ∆s ∆m
m mm mm mm mm mm Persentase gaya horisontal yang dipikul
Atap 80 135.56 3.72 14.06 OK 16.68 60.00 OK oleh batang bresing tarik pada tabel diatas
Lt.25 77 131.83 4.00 14.06 OK 17.90 60.00 OK berkisar pada (33,76%-53,59%). Maka, batang
Lt.24 74 127.84 4.30 14.06 OK 19.27 60.00 OK
bresing telah memenuhi syarat distribusi beban
Lt.23 71 123.54 4.60 14.06 OK 20.60 60.00 OK
Lt.22 68 118.94 4.88 14.06 OK 21.86 60.00 OK
lateral SNI 03-1729-2002 Pasal 15.11.2.3. yakni
Lt.21 65 114.06 5.14 14.06 OK 23.02 60.00 OK masing-masing arah gaya lateral yang sejajar
Lt.20 62 108.92 5.41 14.06 OK 24.25 60.00 OK dengan bidang bresing, minimal 30% tapi tidak
Lt.19 59 103.51 5.44 14.06 OK 24.36 60.00 OK lebih dari 70% gaya horizontal total harus dipikul
Lt.18 56 98.07 5.63 14.06 OK 25.23 60.00 OK
Lt.17 53 92.44 5.78 14.06 OK 25.92 60.00 OK
oleh batang bresing tarik.
Lt.16 50 86.65 5.91 14.06 OK 26.49 60.00 OK
Lt.15 47 80.74 6.02 14.06 OK 26.95 60.00 OK 2. Kontrol penampang
Lt.14 44 74.73 6.10 14.06 OK 27.32 60.00 OK 4
Lt.13 41 68.63 6.20 14.06 OK 27.76 60.00 OK
][ 300.100.10.16 d 300 mm Ix 16127 cm
4
Lt.12 38 62.43 6.07 14.06 OK 27.20 60.00 OK bf 100 mm Iy 2527.4 cm
Lt.11 35 56.36 6.11 14.06 OK 27.38 60.00 OK 3
tw 10 mm ix 11.71 cm
Lt.10 32 50.25 6.07 14.06 OK 27.20 60.00 OK 3
tf 16 mm iy 4.64 cm
Lt.9 29 44.18 5.92 14.06 OK 26.54 60.00 OK
2 3
Lt.8 26 38.25 5.79 14.06 OK 25.96 60.00 OK A g 117,6 cm Sx 1075.12 cm
3
Lt.7 23 32.46 5.64 14.06 OK 25.27 60.00 OK r 16 mm Sy 240.7 cm
Lt.6 20 26.82 5.44 14.06 OK 24.39 60.00 OK 3
tp 10 mm Zx 1267.92 cm
Lt.5 17 21.38 5.09 14.06 OK 22.82 60.00 OK 3
Lt.4 14 16.28 5.48 16.41 OK 24.54 70.00 OK h 230,8 mm Zy 405.6 cm
Lt.3 10 10.80 4.73 16.41 OK 21.18 70.00 OK
Lt.2 6 6.08 4.01 16.41 OK 17.96 70.00 OK
Lt.1 3 2.07 2.07 16.41 OK 9.26 70.00 OK
Page 8 of 11
Persyaratan kelangsingan batang bresing untuk Untuk Pu > 0,2...........rumus 2 SNI 03-1729
SRBKK sesuai SNI 03-1729-2002 Butir 15.11.2.1 .Pn
yaitu : ps.12.5-2
kondisi tumpuan sendi-sendi, kc = 1 Pu 8 Mux Muy
1, 0
kc L 2625 .Pn 9 .Mnx .Mny
dengan L 3502 4002 531,51cm
r fy 8 4223602 1482618
0, 65 1, 0
1.531,51 2625 9 0,9 20662707, 48 0, 9 20931243, 48
55, 64 169, 44....oke
9,552 240 0.92 1, 0.....oke
5.2.2 Perhitungan Elemen Balok Jadi kolom komposit interior digunakan profil
King cros H 588.200.12.20 dengan
1 Balok bresing beton 80cm x 80 cm.
WF 500.200.10.16 d 500 mm Ix 47800 cm4
4
bf 200 mm Iy 2140 cm 5.3 Perencanaan sambungan
tw 10 mm ix 20.50 cm3
40 120 40
tf 16 mm iy 4.33 cm3
2 3
A g 89.65 cm Sx 1910.0 cm
A A
r 20 mm Sy 214.0 cm3
40
40
3
h 428 mm Zx 2096.00 cm
120
120
3
40
40
Zy 332.00 cm PLATE t=15 mm
ASTM A-325 16 M22 ASTM A-325 12 M22
PLATE t=15 mm
40 120 40
Mu 34636,536
0, 77 1(memenuhi)
.M n 45273, 6
rasio kapasitas geser PLATE t=15 mm
ASTM A-325 16 M22
Vu 26891,33
0, 48 1 (memenuhi)
40
40
.Vn 55468,8
80
80
80
80
80
80
80
80
80
80
5.2.3 Perhitungan Kolom
80
80
80
80
40 80 40 40 80 40
40
40
2 3
Ag 385 cm Sy 4419,5 cm
3 CONTINUITY PLATE t=16 mm
r 28 mm Zx 5228.64 cm 200 BOLT ASTM A-325 4 M24
3 40 120 40
BOLT ASTM A-325 6 M24
h 492 mm Zy 5340.53 cm 100 80 70
40
40
200
200
120
120
4D22
40
40
60
60 30
60
L 70x70x7
240
60
60
30 60
200 435
K 600.200.11.17 40 120 40
40
T 350x350x14x22
200
120
200
120
40
40
290
BOLT ASTM A-325 M24
6 4D22 4D22
40
200
200
120
120
40
40
6
Gambar 6.2 Penampang Sloof 60/80 daerah tumpuan
60
60 30
& Lapangan
60
L 70x70x7
240
60
60
30 60
200 435
40 120 40
40
PENUTUP
200
120
200
120
7.
40
290
7.1 Kesimpulan
Gambar 5.4 Sambungan Bracing pada Balok
Dari hasil perhitungan dan analisa yang
Kolom
BALOK INDUK
telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
6
WF 500x200x10x16
sebagai berikut :
6
1. Dari hasil analisa perhitungan struktur
40
sekunder didapatkan :
2tp
BOLT ASTM A325 Pelat lantai menggunakan Bondex PT. BRC
6 M24
LYSAGHT INDONESIA t = 0,75 mm, dengan
BRESING DOUBLE CANAL
tebal plat beton :
300x100x10x16
- Atap t = 90 mm
- Lantai apartemen t = 90 mm
- Lantai parkir t = 100 mm
Gambar 5.5 Sambungan Bracing pada Balok Balok anak
BAB VI - Atap Profil WF 300x150x6,5x9
- Lantai apartemen Profil WF 350x175x7x11
6. PERENCANAAN PONDASI - Lantai parkir Profil WF 350 x175 x7 x11
2. Dari hasil analisa perhitungan struktur primer
didapatkan :
6.1 Pondasi group Profil baja dipakai dari PT. Gunung Garuda.
Y
Mx
My P
Balok persilangan bresing :
Mx
- Atap Profil WF 400 x200 x8 x13
75
1 2 3
- Lantai apartemen Profil WF 450 x200x9x14
12 5
My X
6 Hx
40 0
4 5
Balok induk :
1 25
Hy
7 8 9 - Atap Profil WF 400 x200 x8 x13
75
7.2 Saran
Perlu dilakukan studi yang lebih mendalam untuk
menghasilkan perencanaan struktur dengan
mempertimbangkan aspek teknis, ekonomi, dan
estetika. Sehingga diharapkan perencanaan dapat
dilaksanakan mendekati kondisi sesungguhnya di
lapangan dan hasil yang diperoleh sesuai dengan
tujuan perencanaan yaitu kuat, ekonomis, dan
tepat waktu dalam pelaksanaannya.
8. DAFTAR PUSTAKA