Anda di halaman 1dari 30

Perilaku, Analasisi dan

Desain

STRUKTUR
BAJA
(Berdasarkan AISC 2010)

Ir. Supardi, MT

BAB I
PROSPEK DAN KENDALA

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

1.1 PENDAHULUAN

Terkait konstruksi dasar suatu bangunan yang sangat erat dengan


peradaban bangsa, sudah banyak berbagai material diteliti dan
dipakai sebagai bahan material konstruksi mulai yang sederhana,
material produk alam maupun bahan material khusus produk pabrik
yang mahal. Pemilihan bahan material konstruksi, apakah kayu, beton
atau

baja

adalah

tahapan

awal

yang

penting

perencanaan. Kriteria dasar pemilihannya adalah :


1.Kekuatan (tegangan)
2.Kekakuan ( deformasi)
3.Daktalitas (perilaku keruntuhannya)

pada

suatu

BAB I PROSPEK DAN


1.2 PERILAKU MEKANIK MATERIAL KONSTRUKSI
KENDALA

Kinerja Perencanaan struktur adalah memenuhi syarat kekuatan,


kekakuan dan daktalitas. Kekuatan terkait dengan besarnya
tegangan yang mampu dipikul tanpa rusak, baik berupa deformasi
(yielding) atau fracture (terpisah). Parameternya berupa tegangan
leleh dan tegangan ultimate.
Faktor kekakuan adalah besarnya yang diperlukan untuk
menghasilkan satu unit deformasi, parameternya adalah modulus
elastisitas.

BAB I PROSPEK DAN


1.2 PERILAKU MEKANIK MATERIAL KONSTRUKSI
KENDALA

1.3 SIFAT MATERIAL BAJA

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

1. Umum
Keunggulan
ditinjau
dari
segi
kekuatan,
kekakuan
dan
daktalitasnya. Oleh karena itu paa suatu proyek konstruksi, baik
jembatan atau gedung maka baja selalu dibutuhkan.
2. Material Buatan Pabrik
Baja memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan beton dan kayu
adalah buatan pabrik, yang tentu saja memiliki kontrol produksi
yang lebih baik dan akibatnya mutu yang dikeluarkan tetap terjaga.

Gambar 2. Stok Profil Baja Buatan Pabrik

1.3 SIFAT MATERIAL BAJA

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

3. Ketahan terhadap korosi


Kemungkinan terjadinya korosi pada baja merupakan kelemahan
konstruksi baja dibandingkan konstruksi beton. Oleh sebab itu,
saat perencanaan faktor ini harus diantisipasi dengan baik.
4. Perilaku pada suhu tinggi
Pada suhu tinggi baja dapat mengalami penurunan kekuatan
secara drastis. Hal ini mengakibatkan fungsinya sebagai strktural
pemikul beban menjadi hilang dan mengalami keruntuhan total.

Gambar 3. Korosi pada jembatan dan Perilaku suhu tinggi pada baja

1.4 SUPERIORITAS KONSTRUKSI BAJA

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Pentingnya Superioritas
Kekuatan Tinggi
Tingginya Ratio Kuat terhadapBerat-Volume
Merupakan material atau modul siap pakai buatan pabrik
Struktur dengan berat sendiri yang dominan
Struktur sekaligus bagian metode pelaksanaan

Gambar 4. Struktur atap dan Metode pelaksanaan

1.4 SUPERIORITAS KONSTRUKSI BAJA

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Struktur seragam, berulang dan berjumlah besar


Konsep ini keunggulan dari suatu produk buatan pabrik, dengan dibuat
seragam,berulang dan dalam jumlah yang banyak maka dapat
dilakukan proses optimasi serta efisien.

Gambar 5. Jembatan rangka baja standar

1.4 SUPERIORITAS KONSTRUKSI BAJA


Struktur kuat ringan dan cepat dibangun
Kesan Aarsitektur yang ringan dan transparan

Gambar 6. Arsitektur Ringan dan Transparan

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

1.5 PERENCANAAN UMUM

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Sisitem sambungan perilaku khas struktur


Pada struktur baja yang terdiri dari profil profil baja buatan pabrik
dengan ukuran tertentu harus dilakukan dengan cara yang
bebeda, sistem sambungan juga harus dipersiapkan tersendiri.
Sistem sambungan terdiri dari bermacam bentuk dan berbagai
macam pasangan, meskipun alat sambungan sendiri hanya dua,
yaitu las dan baut mutu tinggi.
Konstruksi baja adalah khas, yaitu harus memakai sistem
sambungan untuk menyatukan modul- modul struktur yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Selain itu, baja tua yang
masih baik tetapi sudah tidak cocok penempatannya, apat
dibongkar dan ipindahkan ke tempat lain yang memerlukan.

1.5 PERENCANAAN UMUM

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Gambar 7. Perilaku M Sambungan (AISC 1992)

1.5 PERENCANAAN UMUM

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Peraturan perencanaan bangunan baja di Indonesia


Berdasarkan design code atau standar perencanaan struktur baja pada
umumnya dibagi menjadi dua tipe, berdasarkan cara profil tersebut
dibuat, yaitu :
1. Baja canai panas (hot-rolled)
2. Baja canai dingin (cold-rolled) atau baja ringan
Pengaruh permodelan struktur dan kondisi aktual
Struktur garis / 1D (balok, kolom)
Struktur bidang 2D (pelat, dinding, cangkang)
Struktur pejal/solid/3D (struktur yang umumnya terdapat bagian detail
sambungan, atau yang lain, misalnya struktur angkur ujung pada elemen
prategang).
Program SAP2000 misalnya memiliki element Frame, Shell, dan
Solid,masing-masing dikhususkan untuk kategori struktur 1D, 2D, 3D.

1.5 PERENCANAAN UMUM

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Gambar 8. Permodelan struktur garis (Dewobroto 2007)

1.5 PERENCANAAN UMUM

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Analisa struktur bangunan baja


Analisa struktur yang digunakan untuk perencanaan struktur baja
umumnya cukup berbasis elastik-linier, yaitu untuk mendapatkan
respon struktur saat beban, berupa gaya dan deformasi.
Peraturan (AISC 2010) untuk perencanaan struktur terhadap stabilitas
sudah merekomendasikan Direct Analysis Method (DAM), suatu analisa
struktur berbasis komputer yang suah memperhitungkan sekaligus
pengaru geometri non-linier. Dalam ini, untuk memperhitungkan
pengaruh stabilitas pada struktur dan komponen-komponen terkait
(elemen an sambungan) maka hal-hal dipertimbangkan, yaitu :
1. Deformasi lentur, geser dan aksial, maupun deformasi lain yang
mempengaruhi struktur.
2. Second-order effect (P- dan P-)
3. Geometri imperfections
4. Reduksi kekuatan akibat in-elastis

1.6 PERENCANAAN KHUSUS

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Material baja buatan pabrik mempunya keunggulan mekanik tinggi


dibanding
bahan
material
lain,tetapi
relatif
mahal.
Untuk
mengoptimasikan penggunaan material baja, dilakukan beberapa
strategi seperti:
a.Sistem Tapered
Sistem ini didasarkan pemikiran sederhana, ukuran (tinggi) balok yang
efisien jika disesuaikan dengan besarnya momen yang terjadi. Prinsip
yang digunakan adalah memastikan bahwa tegangan yang terjadi
akibat beban tidak melebihi tegangan ijin (Mu<Mn).

Gambar 9. Rumusan Pemotongan Batang Tapered (Blodget 1976)

1.6 PERENCANAAN KHUSUS

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

b. Sistem Castellated
Teori balok lentur menunjukkan bahwa tegangan maksimum terjadi pada
sisi luar profil (flange) sedangkan di web bahkan nol di sumbu netralnya.
Kecuali itu, jarak sisi- sisi luar menentukan besarnya inersia balok. Atas
dasar itu maka sistem castellated memotong profil dan menempatkan
sedemikian rupa sehingga properti penampangnya dapat meningkat.
Penggunaan profil castellated sangat efektif untuk struktur yang didominasi
momen, misalnya untuk struktur bentang lebar.

Gambar 10. Sistem Pembuatan balok Castelled ( Bayer 1964)

1.6 PERENCANAAN KHUSUS

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

c. Sistem Gelagar Komposit


Sistem balok komposit paling sesuai diterapkan pada balok yang
mendukung lantai (yang terbuat dari beton bertulang), baik yang
digunakan pada bangunan gedung maupun jembatan. Agar aksi
komposit bekerja, yaitu profil baja menerima tarik dan pelat betonnya
menerima tekan, hal itu sangat tergantung cara penempatannya.

Gambar 11. Jembatan Standar Tipe Balok Komposite (Sumber : Trans Bakrie)

1.6 PERENCANAAN KHUSUS

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

d. Sisitem Prategang Pada Komposit Baja

Penggunaan sistem prategang pada konstrksi baja konvensional


pada prinsipnya dapat juga dilakukan, jadi mirip seperti beton
prategang. Intinya adalah memberikan gaya aktif yang akan
bekerja pada struktur sehingga memeberikan reaksi dengan arah
berlawanan terhadap beban luar yang diberikan. Ada tiga model
pemeberian prategang :
1.Memakai kabel/batang prategang yang diangkur di jung-ujung,
seperti balok prategang biasa
2.Komponen mt tinggi yang diberikan prategang dan disatukan
dengan las pada profil baja lain sehingga menghasilkan balok
hibrida
3.Pracetak prategang balok komposit, saat peklat balok dicor pada
profil baja dengan camber, diberi gaya luar berlawanan arah
camber.

1.6 PERENCANAAN KHUSUS

Gambar 12. Sistem Prategang pada Baja

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

BAB I PROSPEK DAN


1.7 SISTEM STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA
KENDALA

Baja secara alami mempunyai rasio kuat dibanding berat-volume


yang tinggi, sehingga mampu menghasilkan bangnan yang relatif
ringan. Ini merupakan faktor penting pada suatu bangunan tahan
gempa. Selain material baja itu sendiri karakternya berkekuatan
tinggi, relatif kaku, dan sangat daktail.
Karakter ini adalah syarat ideal untuk mengantisipasi beban tak
terduga. Keunggulan lain konstruksi baja adalah mutunya relatif
seragam dikarenankan produk pabrik yang terkontrol. Karena itu
pula ukuran dan bentuknya juga tertentu, terpisah dan baru
disatukan di lapangan.

BAB I PROSPEK DAN


1.8 SISTEM PORTAL (MOMENT-FRAME SISTEM)
KENDALA

Special Moment Frames (SMF)


Sistem ini jenis yang didesain dapat bekerja secara inelastis penuh.
Oleh karena itu, pada bagian yang akan mengalami sendi-plastis
perlu didesain secara khusus. Cocok dipakai untuk perencanaan
gedung tinggi yang masih memungkinkan dengan sistem frame.

Gambar 13. Perilaku Inelastis sistem portal daktail (Hamburg et.al.2009)

BAB I PROSPEK DAN


1.8 SISTEM PORTAL (MOMENT-FRAME SISTEM)
KENDALA

Intermediate Moment Frames (IMF)


Jenis rangka ini mirip SMF, yaitu mampu berpelilaku inelatis
terbatas. Cocok dipakai untuk sistem strktur dengan gempa yang
relatif sedang, misal bangnan bertingkat rendah.
Ordinary Moment Frames (OMF)
Jenis rangka yang didesain untuk bekerja secara elastis saja. Oleh
karena it, hanya cocok dipakai ntuk sistem struktur dengan
beban gravitasi yang dominan, misalnya bangunan tidak
bertingkat yang memiliki bentang panjang.

1.9 SISTEM RANGKA BAJA SILANG

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Special Concentrically Braced Frames (SCBF)


Sistem ini mengkonfigurasi sedemikian rupa, sehingga bracing
bekerja sebagai fuse melalui aksi tarik ata tekuk tekan batang
diagonal ketika terjadi gempa besar.

Gambar 14. Mekanisme inelastis SCBF

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Ordinary Concentrically Braced Frames (OCBF)


Sistem ini bekerja seperti sistem SCBF, yaitu mengandalkan perilaku
aksial pada elemen-elemen strukturnya. Oleh sebab itu rangaka ini
relatif kaku, sehingga dapat dianggap sebagai rangka tidak
bergoyang.
Eccentrically Braced Framed (EBF)
Sistem ini mirip dengan SCBF hanya saja fuse atau link diharapkan
bekerja secara inelastik memanfaatkan adanya leleh geser atau
leleh lentur atau kombinasi keduanya.

Gambar 15. Berbagai variasi konfigurasi EBF (Sumber A. Whittaker)

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Special Truss Moment Frames (STMF)


STMF adalah struktur rangak bisa berbentuk truss (rangka batang
diagonal) atau rangka Vierendeel sebagai elemen horizontalnya.

Gambar 16. Perilaku inelastis STMF

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Buckling-Restrained Braced Frames (BRBF)


BRBF sejeni Concentrically Braced Frames tetapi bracing-nya
berupa elemen khusus, yang mampu berpelilaku inelastis baik
terhadap tarik maupun tekan.

Gambar 17. Detail dan tampak BRBF

BAB I PROSPEK DAN


KENDALA

Special Plate Sher Walls (SPSW)


Ini berbentuk struktur rangka dengan dinding pengisi berupa pelat
baja idalamnya, yang akan bekerja sebagai fuse dengan
mekanisme leleh pelat dan tekuk (tension field action).

Gambar 18. Steel Plate Shear Walls

BAB I PROSPEK DAN


1.10 PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN
BAJA
KENDALA

1. Transfer Perencana Kontraktor (spesialis)


Tahap ini dilakukan apabila proses perencanaan selesai dilakukan.
2. Fabrikasi
Proses ini dapat dilakukan dengan turun langsung menuju bengkel
kerja pembuatan baja. Untuk konstruksi yang diragukan
pemasangannya di lapangan, maka dapat juga setelah selesai
fabrikasi dilakukan proses pra-perakitan sebelum dikirim ke
lapangan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tidak ada
permasalahan nanti saat perakitannyadi lapangan.
3. Transportasi
Jika suah tidak ada lagi keraguan dalam modul konstruksi baja yang
dibuat selama fabrikasi, maka tahapan selanjutnya aalah
mengangkut modul tersebut ke proyek lapangan.

BAB I PROSPEK DAN


1.10 PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN
BAJA
KENDALA

4. Erection
Proses erection aalah proses perakitan modul-modul struktur untuk
disambung satu dengan yang lainnya membentuk kesatuan
struktur sesuai perencanaan.

Gambar 19. Berbagai macam tipe Erection

BAB I PROSPEK DAN


1.10 PELAKSANAAN KONSTRUKSI BANGUNAN
BAJA
KENDALA

5. Perawatan Bangunan Baja


Perawatan juga harus dilakukan secara rutin, terstruktur yang
dimulai dari pemeriksaan fisik pada struktur dan melakukan
kembali beberapa pengujian guna melihat kelayakan pakai dari
suatu bangunan tersebut.

Gambar 20. Jembatan Jembatan di dunia

Anda mungkin juga menyukai