Anda di halaman 1dari 82

STRUKTUR BAJA 1

BAB I
PENDAHULUAN
I.1

PERENCANAAN STRUKTUR
Perencanaan struktur bisa di definisikan sebagai paduan dari seni dan ilmu, yang

menggabungkan intuitif seorang insinyur berpengalaman dalam kelakuan struktur dengan


pengetahuan mendalam tentang prinsip statistik, dinamika, mekanika bahan dan analisa
struktur, untuk mendapatkan struktur yang ekonomis dan aman serta sesuai dengan tujuan
pembuatannya.
Perencanaan adalah suatu proses untuk menghasilkan penyelesaian optimum. Buku ini
ditekankan pada perencanaan struktur-khususnya struktur (konstruksi) baja. Dalam suatu
perencanaan, kita harus menetapkan kriteria untuk menilai tercapai atau tidaknya penyelesain
optimum. Kriteria yang umum untuk struktur bisa berupa:
a. Biaya minimum
b. Berat minimum
c. Periode pekerjaan konstruksi minimum
d. Kebutuhan tenaga kerja minimum
e. Biaya manufaktur minimum
f. Manfaat maksimum pada saat layan
Biasanya ada beberapa kriteria yang terlibat, yang masing-masing harus dibandingkan.
Dengan melihat kriteria yang terlibat, yang masing-masing harus dibandingkan. Untuk
mencapai tujuan, diharapkan dalam menghasilkan sebuah struktur yang berkemampuan
optimum seorang desainer/perancang struktur harus mempunyai pengetahuan yang baik
tentang:
1. Sifat-sifat fisis material.
2. Sifat-sifat mekanis material.

Tugas Kelompok III

Page 1

STRUKTUR BAJA 1
3. Analisa struktur.
4. Hubungan antara fungsi rancangan dan fungsi struktur
Perencanaan kerangka struktural adalah pemilihan tata letak dan ukuran elemen
struktural sehingga beban kerja (service load) dapat dipikul dengan aman.
Garis besar prosedur perencanaan adalah sebagai berikut:
1. Perancangan. Penetapan fungsi yang harus dipenuhi oleh struktur. Tetapkan criteria
yang dijadikan sasaran untuk menentukan optimum atau tidaknya perencanaan yang
dihasilkan.
2. Konfigurasi struktur perencanaan. Penataan letak elemen agar sesuai dengan fungsi
dalam langkah 1.
3. Penentuaan beban yang harus dipikul.
4. Pemilihan batang prarencana. Berdasarkan keputusan dalam langkah 1, 2, dan 3,
pemilihan ukuran batang dilakukan untuk memenuhi criteria obyektif seperti berat
atau biaya terkecil.
5. Analisa. Analisa struktur untuk menentukan aman (tetapi berlebihan) atau tidaknya
batang yang dipilih. Termasuk dalam hal ini ialah pemeriksaan semua faktor kekuatan
dan stabilitas untuk batangserta sambungannya.
6. Panilaian. Apakah semua ketentuan dipenuhidan hasilnya optimum? Bandingkan
hasilnya dengan criteria yang ditentukan di atas.
7. Perencanaan ulang. Pengulangan suatu bagian dari langkah 1 samapai 6 yang
dipandang perlu atau dikehendaki berdasarkan penilaian di atas. Langkah 1 sampai 6
merupakan proses iterasi.
8. Keputusan akhir. Penentuan opimum atau tidaknya perencanaan yang telah dilakukan.

Tugas Kelompok III

Page 2

STRUKTUR BAJA 1

I.2

PENGENALAN DESAIN STRUKTUR BAJA


Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang unsur utamanya terdiri dari besi.

Baja ditemukan ketika dilakukan penempaan dan pemanasan yang menyebabkan


tercampurnya besi dengan bahan karbon pada proses pembakaran, sehingga membentuk baja
yang mempunyai kekuatan yang lebih besar dari pada besi. Bila dibandingkan dengan bahan
konstruksi lainnya, baja lebih banyak memiliki keunggulan-keunggulan yang tidak terdapat
pada bahan-bahan konstruksi lain. Disamping kekuatannya yang besar untuk menahan
kekuatan tarik dan kekuatan tekan tanpa membutuhkan banyak volume, baja juga mempunyai
sifat-sifat lain yang menguntungkan sehingga menjadikannya sebagai salah satu material yang
umum dipakai.
Komponen struktur baja yang dibebani sampai mengalami deformasi besar, masih
mampu menahan gaya-gaya yang cukup besar tanpa mengalami fraktur. Keuletan ini
dibutuhkan jika terjadi konsentrasi tegangan walaupun tegangan yang masih di bawah batas
yang diizinkan. Pada bahan yang tidak mempunyai keuletan, keruntuhan dapat terjadi pada
tegangan yang rendah dan akan bersifat getas (keruntuhan secara langsung).
I.3

BEBAN
Penentuan beban yang bekerja pada struktur atau elemen struktur secara tepat tidak

selalu bisa dilakukan. Walaupun lokasi beban pada struktur diketahui, distribusi beban dari
elemen ke elemen pada struktur biasanya membutuhkan anggapan dan pendekatan. Beberapa
jenis beban yang paling umum dibahas yaitu:
1. Beban Mati
Beban mati adalah beban kerja akiba gravitasi yang tetap posisinya; disebut demikian
karena bekerja terus menerus dengan arah ke bumi tempat struktur didirikan. Berat struktur
dipandang sebagai beban mati, demikian juga pelengkapan yang digantungkan pada struktur
seperti pipa air, pipa listrik, saluran pendingin dan pemanas ruangan, lampu, penutup lantai,
genting, dan plafon (langit-langit), dengan kata lain, semua benda yang tetap posisinya selam
struktur berdiri dipandang sebagai beban mati.
2. Beban Hidup
Beban gravitasi pada struktur, yang besar dan lokasinya bervariasi, disebut beban
hidup. Contoh dari beban hidup adalah manusia, mebel (furniture), peralatan yang dapat
Tugas Kelompok III

Page 3

STRUKTUR BAJA 1
bergerak, kendaraan, dan barang-barang dalam gudang. Beberapa beban hidup secara praktis
bisa permanen, sedang lainnya hanya bekerja sekejap. Karena bersar yang sesungguhnya dan
posisi dari beban ini sangat sukar ditentukan.
ANSI-1972 membatasi reduksi sebesar:
Rmaks = 23 (1+D/L) 60
Dimana:
R = reduksi dalam persen
D = beban mati dalam psf
L = beban hidup dalam psf
3. Beban Hidup Jalan Raya
Pembebanan kendaraan jalan raya di Amerika telah distandarisasi oleh American
Asspciation of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) [3} menjadi beban
truk dan beban jalur standar yang mendekati bban suatu rangakaian truk.
4. Kejut
Istilah kejut (impact) seperti yang biasanya digunakan dalam perencanaan struktur
menyatakan pengaruh dinamis dari beban yang diberikan secara tiba-tiba. Dalam
merencanakan suatu struktur, bahan-bahan ditambahkan secara perlahan-lahan; orang yang
memasuki suatu gedung juga dianggap beban yang bertahap. Beban mati merupakan beban
statis, dan tidak mempunyai pengaruh lain di samping beratnya sendiri.
AASHTO-1977 [3] menetapkan secara empiris bahwa factor kejut yang dinyatakan
sebagai bagian dari beban hidup adalah:
I=

50
0,30
L+125

5. Beban Salju
Sebagian atau seluruh beban hidup untuk perencanaan atap bisa berupa bebn salju.
Karena salju mempunyai berat

jenis yang variabel, walaupun jika tebal salju untuk

perencanaan atap diketahui, beban per satuan luas atan hanyalah berkala.
6. Beban Angin
Semua struktur memikul beban angin tetapi umumnya hanya pada bangunan dengan
tinggi lebih dari tiga ata empat tingkat dan jembatan yang panjang, peninjauan angin secara
khusus diperlukan.

Tugas Kelompok III

Page 4

STRUKTUR BAJA 1
1
q= V
2
7. Beban Gempa
Gempa bumi menimbulkan pergerakan dalam arah mendatar vertikal, dengan besar
gerak vertical yang umumnya jauh lebih kecil. Karena gerak mendatar mengakibatkan
pengaruh paling besar, pengaruh gerak ini biasanya dipandang sebagai beban gempa.

I.4

KEUNGGULAN BAJA SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI

I.4.1 Kekuatan tinggi (High Strength)


Baja struktural umumnya mempunyai daya tarikan (tensile strength) antara 400 s/d
900 MPa. Hal ini sangat berguna untuk dipakai pada jembatan berbentang panjang, bangunan
tinggi, dan struktur tanah lunak. Sedangkan pada beton, selain kekuatannya lebih kecil juga
sebagian besar beban yang dipikulnya berasal dari berat sendirinya. Struktur kayu sebenarnya
juga cukup ringan, namun kelemahannya terletak pada kekuatan dan keawetannya.
Kekuatan tinggi kekuatan baja bisa dinyatakan dengan kekuatan tegangan leleh
atau kekuatantarik f u .

fy

Mengingat baja mempunyai kekuatan volume lebih tinggi

dibanding dengan bahan lain, hal ini memungkinkan perencanaan sebuah konstruksi baja
bisamempunyai beban mati yang lebih kecil untuk bentang yang lebih panjang, sehingga struktur lebih ringan
dan efektif.
I.4.2 Keseragaman (Uniformity)
Sifat-sifat baja tidak berubah karena waktu, berbeda dengan beton dan kayu yang
tergantung waktu. Hampir seluruh bagian baja memiliki sifat-sifat yang sama sehingga cukup
menjamin kekuatannya. Pada beton dapat terjadi perbedaan sifat pada bagian yang berbeda
meskipun waktu pembuatan dan mutu betonnya sama. Begitu pula dengan kayu yang ditandai
dengan adanya mata kayu dan ketidakseragaman dimensi penampang.
Keseragaman Baja dibuat dalam kondisi yang sudah diatur (fabrikasi) sehingga
mutunya seragam.

Tugas Kelompok III

Page 5

STRUKTUR BAJA 1
I.4.3 Elastisitas (Elasticity)
Baja mendekati perilaku seperti asumsi yang dibuat dalam perencanaan, karena
mengikuti hukum Hooke, walaupun telah mencapai tegangan yang cukup tinggi. Modulus
elastisitasnya sama untuk tarik dan tekan. Pada beton, tegangan tarik, tekan, dan modulus
elastisitasnya berbeda. Demikian juga pada kayu, dibedakan tegangan searah serat dengan
tegak lurus serat.
Modulus elastisitas besar dengan modulus yang besar, struktur akan cukup kaku
sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pemakai. Jika dibandingkan dengan bahan yang
lain, untuk regangan yang sama baja akan mengalami tegangan yang lebih besar sehingga
kekuatannya lebih optimal.
I.4.4 Daktilitas (Ductility)
Daktilitas adalah kemampuan struktur atau komponennya untuk melakukan deformasi
inelastik bolak-balik berulang diluar batas titik leleh pertama, sambil mempertahankan
sejumlah besar kemampuan daya dukung bebannya. Manfaat daktilitas ini bagi kinerja
struktural adalah pada saat baja mengalami pembebanan yang melebihi kekuatannya, baja
tidak langsung hancur tetapi akan meregang sampai batas daktilitasnya sebelum runtuh.
Demikian juga pada beban siklik, daktilitas yang tinggi ini menyebabkan baja dapat menyerap
energi yang besar. Atau dengan kata lain daktilitas mampu mencegah robohnya bangunan
secara tiba-tiba misalnya pada peristiwa gempa bumi.
I.4.5 Kuat Patah/Rekah (Fracture Toughness
Baja adalah material yang sangat ulet sehingga dapat memikul pembebanan yang
berulang-ulang. Komponen struktur baja yang dibebani sampai mengalami deformasi besar,
masih mampu menahan gaya-gaya yang cukup besar tanpa mengalami fraktur. Keuletan ini
dibutuhkan jika terjadi konsentrasi tegangan walaupun tegangan yang masih di bawah batas
yang diizinkan. Pada bahan yang tidak mempunyai keuletan, keruntuhan dapat terjadi pada
tegangan yang rendah dan akan bersifat getas (keruntuhan secara langsung).

I.5

KELEMAHAN BAJA SEBAGAI MATERIAL KONSTRUKSI

Tugas Kelompok III

Page 6

STRUKTUR BAJA 1
I.5.1 Biaya Perawatan (Maintenance Cost)
Baja bisa berkarat karena berhubungan dengan air dan udara. Oleh sebab itu, baja
harus dicat secara berkala.
I.5.2 Biaya Penahan Api (Fire Proofing Cost)
Kekuatan baja berkurang drastis pada temperatur tinggi. Untuk mengatasi masalah ini,
baja struktural harus dilindungi dengan bahan insulasi/penahan panas.
I.5.3 Kelelahan (Fatigue)
Kelelahan pada baja tidak selalu dimulai dengan yielding (leleh) atau deformasi yang
sangat besar, tetapi dapat juga disebabkan beban siklik ataupun pembebanan yang berulangulang dalam jangka waktu yang lama. Kejadian ini sering terjadi pada struktur yang berbentuk
jembatan, dikarenakan adanya pembebanan berulang melalui lalu lintas harian rata-rata yang
melewati jembatan tersebut.
I.5.4 Rekah Kerapuhan (Brittle Fracture)
Struktur baja ada kalanya tiba-tiba runtuh tanpa menunjukkan tanda-tanda deformasi
yang membesar. Kegagalan ini sangat berbahaya dan harus dihindari. Berbeda dengan
kelelahan, rekah kerapuhan disebabkan oleh beban statik.
I.6

SIFAT-SIFAT MEKANIS BAJA STRUKTURAL

Menurut SNI 03-1729-2002, sifat mekanis baja struktur yang digunakan dalam
perencanaan harus memenuhi persyaratan minimum yang diberikan pada tabel berikut :

Tabel 1 Sifat mekanis baja struktural


Tegangan Leleh (Yielding Stress)

Tugas Kelompok III

Page 7

STRUKTUR BAJA 1
Tegangan leleh untuk perencanaan ( f y ) tidak boleh diambil melebihi nilai yang
diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural.
Tegangan Putus (Ultimate Stress)
Tegangan putus untuk perencanaan ( f u ) tidak boleh diambil melebihi nilai yang
diberikan pada tabel sifat mekanisme baja struktural.
Sifat-sifat mekanis lainnya
Sifat-sifat mekanisme lainnya baja struktural untuk perencanaan adalah sebagai berikut :
Modulus elastis : E - 200.000 Mpa
Modulus geser : G - 80.000 Mpa
Nisbah poisson : 0,3
Koefisien pemuaian : - 12. 106 / C
I.7

JENIS BATANG BAJA STRUKTURAL


Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen atau komponen

dipilih untuk menyanggah dan menyalurkan beban pada keseluruhan struktur dengan baik.
Adapun jenis-jenis baja struktural yang umum digunakan adalah profil baja giling (rolled
steel shapes) dan profil baja yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold formed steel shapes).
Adapun bentuk dan peraturan yang digunakan yaitu:
1. Profil Baja Giling (Rolled Steel Shapes)
Batang baja dipilih dari profil giling (rolled shapes) standar yang ditentukan
oleh American Institute of Steel Construction (juga diberikan oleh American Society
of Testing and Materials (ASTM) A6 Specification). Tentunya pengelasan
memungkinkan penggabungan plat dan/atau profil lain untuk mendapatkan suatu
profil yang dibutuhkan oleh perencana atau arsitek.
Komponen struktur baja dapat juga dihasilkan dengan pencetakan, yang dalam
kasus yang sangat kompleks memungkinkan pembuatan bentuk penampang yang
sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi, teknik ini bermasalah ketika digunakan untuk

Tugas Kelompok III

Page 8

STRUKTUR BAJA 1
komponen struktur, yang disebabkan oleh kesulitan untuk menjamin mutu cetakan
yang baik dan sama di keseluruhan bagian.
Fungsi struktur merupakan faktor utama dalam penentuan konfigurasi
struktur. Berdasarkan konfigurasi struktur dan beban rencana, setiap elemen atau
komponen dipilih untuk menyangga dan menyalurkan beban pada keseluruhan
struktur dengan baik. Batang baja dipilih sesuai standar yang ditentukan oleh
American Institute of Steel Construction (AISC) juga diberikan oleh American Society
of Testing and Materials (ASTM). Pengelasan memungkinkan penggabungan plat
dan/atau profil lain untuk mendapatkan suatu profil yang dibutuhkan oleh perencana
atau arsitek.
Profil baja giling dibentuk dengan cara blok-blok baja yang panas diproses
melalui rol-rol dalam pabrik. Profil baja giling ini mengandung tegangan residu
(residual stress) yaitu tegangan yang timbul sebagai akibat proses pendinginan baja.
Jadi, sebelum batang dibebani sudah ada residual stress yang berasal dari pabrik.
Penampang yang dibuat dengan penggilingan panas, seperti diperlihatkan
pada Gambar 1.7.1. Penampang yang paling banyak dipakai ialah profil sayap lebar
(wide-flange) [Gambar 1.7.1 (a)] yang dibentuk dengan penggilingan panas dalam
pabrik baja. Ukuran profil sayap lebar ditunjukkan oleh tinggi nominal dan berat per
kaki (ft), seperti W18 X 97 mempunyai tinggi 18 in (menurut AISC Manual tinggi
sesungguhnya = 18,59 in) dan berat 97 pon per kaki. (Dalam satuan SI, penampang
W18 X 97 disebut sebagai W460 x 142 yang tingginya 460 mm dan massanya 142
kg/m).
Balok Standar Amerika [Gambar 1.7.1 (b)] yang biasanya disebut balok I memiliki
sayap (flange) yang pendek dan meruncing, serta badan yang tebal dibanding dengan
profil sayap lebar. Balok I jarang dipakai dewasa ini karena bahan yang berlebihan
pada badannya dan kekakuan lateralnya relatif kecil (akibat sayap yang pendek).
Kanal [Gambar 1.7.1 (c)] dan siku [Gambar 1.7.1(d)] sering dipakai baik secara
tersendiri atau digabungkan dengan penampang lain. Kanal misalnya ditunjukkan
dengan C12 X 20,7, yang berarti tingginya 1.2 in dan beratnya 20,7 pon per kaki. Siku
diidentifikasi oleh panjang kaki (yang panjang ditulis lebih dahulu) dan tebalnya,
Tugas Kelompok III

Page 9

STRUKTUR BAJA 1
seperti, L6 X 4 X 3 Profil T struktural [Gambar 6.4(e)] dibuat dengan membelah dua
profil sayap lebar atau balok I dan biasanya digunakan sebagai batang pada rangka
batang (truss). Profil T misaInya diidentifikasi sebagai WT5 X 44, dengan 5 adalah
tinggi nominal dan 44 adalah berat per kaki; profil T ini didapat dari W10 X 88, HSS
Bulat [Gambar 1.7.1(f)] dibedakan atas "standar", "sangat kuat", dan "dua kali sangat
kuat" sesuai dengan tebalnya dan juga dibedakan atas diameternya; misalnya, diameter
10 in-dua kali sangat kuat menunjukkan. ukuran pipa tertentu. HSS Persegi [Gambar
1.7.1(g)] dipakai bila dibutuhkan penampilan arsitektur yang menarik dengan baja
ekspos. Boks ditunjukkan dengan dimensi luar dan tebalnya, seperti boks struktural 8
X 6 X 1/4.

Gambar 1.7.1 Tipe penampang profil giling standar


Sumber: Macdonald, 2002
2. Profil Baja yang Dibentuk Dalam Keadaan Dingin
Selain profil baja giling, ada juga penampang baja yang dibentuk dari baja
lembaran tipis yang dinamakan profil baja yang dibentuk dalam keadaan dingin (cold
formed steel shapes). Profil semacam ini dibentuk dari pelat-pelat yang sudah jadi
menjadi profil baja dalam temperatur atmosfir (dalam keadaan dingin).

Tugas Kelompok III

Page 10

STRUKTUR BAJA 1

Gambar 1.7.2 Profil yang dibentuk dalam keadaan dingin


Banyak profil lainnya dibentuk dalam keadaan dingin (cold-formed) dari bahan
plat dengan tebal tidak lebih dari 1 in, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 1.7.3
dan Gambar 1.7.4. Beberapa keuntungan baja profil dingin antara lain:
Lebih ringan
Kekuatan dan kakuan yang tinggi
Kemudahan pabrikasi dan produksi masal
Kecepatan dan kemudahan pendirian
Lebih ekonomis dalam pengangkutan dan pengelolaan
Baja profil keadaan dingin dapat diklasifikasikan menjadi:
elemen struktur rangka individu (Gambar 1.7.3)
lembaran-lembaran panel dan dek (Gambar 1.7.4)

Tugas Kelompok III

Page 11

STRUKTUR BAJA 1

Gambar 1.7.3 Beberpaa elemen profil struktur rangka individu


Sumber: Schodeck, 1999

Gambar 1.7.4 Beberapa profil lembran-lembaran panel dan dek


Sumber: Schodeck, 1999
1. Batang Tarik

Tugas Kelompok III

Page 12

STRUKTUR BAJA 1
Batang tarik sering dijumpai sebagai batang pada rangka batang, batang pengaku pada
pelbagi jenis struktur, tumpuan langsung untuk balkon, kabel pada sistem atap
gantung, serta kabel utama dan penggantung pada jembatan gantung menyanggah
jalan raya.
2. Batang Tekan
Oleh karena kekuatan batang tekan merupakan fungsi dari bentuk penampang lintang
(jari-jari inersia), ,maka luas biasanya disebar sejauh mungkin dalam batas-batas
praktis. Batng pada rangka batang, dan kolom dalam pada gedung adalah contoh
batang yang memikul tekan aksial. Pada kondisi yang paling ideal pun sebenarnya
tekanan aksial tidak terjadi, sehingga perencanaan untuk beban aksial memakai
anggapan bahwa pengaruh lentur yang kecil bisa diabaikan.
3. Balok
Balok adalah b atang yang mengalami beban transversal dan paling efisien bila
luasnya disebar sedemikian rupa hingga jaraknya jauh dari garis netral. Penampang
balik paling umum ialah penampang sayap lebar (W) dan balok I (S), serta penampang
I yang lebih kecil yang disebut profil campuran (miscellaneous shape/M).
Bentuk sayap lebar biasanya digunakan sebagai elemen yang membentang secara
horizontal [lihat Gambar 1.7.4(a)]. Interval bentang yang mungkin untuk elemen ini
sangat lebar. Elemen ini biasanya ditumpu sederhana kecuali apabila aksi rangka
diperlukan untuk menjamin stabilitas, di mana hubungan yang mampu memikul
momen digunakan. Bentuk-bentuk lain, seperti kanal, kadang-kadang digunakan untuk
memikul momen, tetapi biasanya terbatas pada beban ringan dan bentang pendek.

Tugas Kelompok III

Page 13

STRUKTUR BAJA 1

Gambar 1.4.4 Sistem konstruksi untuk struktur baja


Sumber: Schodeck, 1999
I.8

FAKTOR KEAMANAN
Struktur dan batang structural harus selalu direncanakan memikul beban yang lebih
besar daripada yang diperkirakan dalam pemakaian normal. Kapasitas cadangan ini
disediakan terutama untuk memperhitungkan kemungkinan pengurangnan kekuatan. Kadangkadang penampang baja memiliki kekuatan leleh sedikit di bawah harga minimum yang
ditetapkan, sehingga juga mengurangi kekuatannya. Kelebihan beban dapat diakibatkan oleh
perubahan pemakaian dari yang direncanakan untuk struktur, penaksiran pengaruh beban
yang terlalu rendah dengan penyederhanaan perhitungan yang berlebihan, dan variasi dalam
prosedur pemasangan.
Keamanan yang diperlukan untuk perencanaan hakekatnya adalah gabungan dari
faktor ekonomi dan statistik. Kenanyakan peraturan bangunan tidak menunjukkan pelbagi
faktor yang terlibat dalam penentuan syarat keamanan. Kita bisa mengatakan bahwa daya
tahan minimum harus melebihi beban maksimum yang diberikan sebesar jumlah tertentu.

Tugas Kelompok III

Page 14

STRUKTUR BAJA 1
BAB II
BAJA DAN SIFAT-SIFATNYA
II.1

BAJA STRUKTURAL
Baja struktural ditunjukkan dengan identifikasi ASTM, dan juga dengan banyak

sebutan lain.Untuk tujuan perencanaan, tegangan leleh tarik adalah besaran yang digunakan
oleh spesifikasi, seperti AISC, sebagai variabel sifat bahan untuk menetapkan tegangan ijin
terhadap pelbagi macam pembebanan. Istilah tegangan leleh dipakai sebagai kaa umum untuk
titik leleh, yaitu titik penyimpangan dari keadaan elastic sempurna yang dapat dilihat
dengan jelas pada kebanyakan baja structural; atau kekuatan leleh, yaitu tegangan pada
regangan tetap tertentu untuk baja tanpa titik leleh yang jelas.
Baja untuk pemakaian struktural yang digiling panas (hot-rolled) dapat dibedakan atas
baja karbon, baja paduan rendah berkualitas tinggi, dan baja paduan.
1. Baja Karbon
Sebutan baja karbon berlaku untk baja yang mengandung unsure bukan besi dngan
persentase aksimum sebagai berikut:
a) Karbon, 1,7
b) Mangan, 1,65
c) Silicon, 0,60
d) Tembaga, 0,60
Karbon dan mangan adalah unsir utama untuk menaikkan kekuatan besi murni. Baja
karbon

structural

termasuk

kategori

karbon

lunak;

baja

seperti

A36

mengandungKarbon dan mangan adalah unsir utama untuk menaikkan kekuatan besi
murni. Baja karbon structural termasuk kategori karbon lunak; baja seperti A36
mengandung karbon maksimum yang berkisar antara 0,25 dan 0,29% tergantung pada
tebalnya.
2. Baja Paduan Rendah Kekuatan Tinggi

Tugas Kelompok III

Page 15

STRUKTUR BAJA 1
Baja ini diperoleh dari baja karbon denhan menambah unsure paduan seperti
chrom, columbium, tembaga, mangan, molybdenum, nikel, fosfor, vanadium, atau
zirconium, agar beberapa sifat mekanisnya lebih baik. Baja paduan reendak kekuatan
tinggi (high-strength low-alloy steel) dipakai pada kondisi penggilingan atau
penormalan (tanpa perlakuan panas).
3. Baja Paduan
Baja paduan rendah dapat didinginkan dalam air (quenched) dan dipanasi
kembali (tempered) untuk memperoleh kekuatan lelh sebesar 80 sampai 110 ksi (550
sampai 760 MPa). Kekuatan leleh biasanya didefinisikan sebagai tegangan pada
regangan tetap 0,2%, karena baja ini tidak menunjukkan titik leleh yang jelas. Baja
paduan rendah ini umumnya mengandung karbon maksimal sebesar 0,20% untuk
membatasi kekerasan mikrostruktur kasar (martensit) yang dapat terbentuk selama
perlakuan panas atau pengelasan, sehingga bahay retak diperkecil.
Ringkasnya, pencelupan menghsilkan martensit, yaitu mikro struktur yang
sangat keras, kuat dan getas; pemanasan kembali mengurangi sedikit kekuatan dan
kekerasan tapi menaikkan keliatan dan daktilitas.

II.2

BAJA ALAT PENYAMBUNG


Pejabaran secara ringkas mengenai bahan untuk baut diberikan berikut ini:
A307, Alat Pnyambung Standar Berulir Luar dan Dalam yang Terbuat dari Baja
Karbon Rendah
Bahan ini digunakan untuk baut yang biasa disebut baut mesin. Baui ini
umumnya hanya dipakai untuk pemasangan sementara. Termasuk dalam jenis ini ialah
baut Mutu A untuk pemakaian umum yang memiliki kekuatan tarik minimum 60 ksi
(415 MPa); dan baut Mutu B untuk sambungan sayap pada sistem perpipaan yang
salah satu atau kedua sayapnya terbuat dan besi tuang. Baut ini tidak memiliki titik

Tugas Kelompok III

Page 16

STRUKTUR BAJA 1
leleh yang jelas dan kekuatan leleh minimumnya (misalnya, kekuatan pada egangan
tetap 0,2%) tidak ditetapkan.
A325 Baut Kekuatan Tinggi untuk Sambungan Baja Struktural Termasuk
Kepala Baut dan Cincin Pengeras Polos yang Sesuai
Baut ini dibuat dari baja karbon sedang yang dicelup dan dipanasi kembali, dan
biasanya dikenal sebagai baut structural kekuatan tinggi atau baut kekuatan tinggi
(high-strength bolt). Kandungan karbon dalam bahannya maksimum o,3%. Kelakuan
baja ini pada uji tarik lebih mirip dengan baja paduan rendah yang diberi perlakuan
panas dari pada dengan baja karbon.
A449, Baut dan Stud yang Dicelup dan Dipanasi Kembali
Baut ini memiliki kekuatan tariik dan tegangan leleh (kekuatan pada regangan tetap
0,2%) yang sama seperti baut A325 untuk diameter 1 inci dan lebih kecil; namun,
baut A449 mempunyai kepala segi enam beraturan dan panjang ulir yang lebih
panjang dari pada baut A307. Diameter baut ini bervariasi dengan maksimum 3 inci.
A490, Baut Paduan yang Dicelup dan Dipanasi Kembali untuk Sambungan Baja
Struktural
Bahan ii mengandung karbon yang berkisar sampai 0,53% untuk baut berdiameter 1
inci dan unsure paduan yang jumlahnya sama seperti A514. Kekuatan leleh
minimum yang diperoleh pada regangan tetap 0,2% berkisar antara 115 ksi (803 MPa)
(untuk diameter di atas 2 inci sampai 4 inci) dan 130 ksi (908 MPa) (untuk
diameter 2 inci dan lebih kecil).

II.7

HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN DAN REGANGAN PADA KONSTRUKSI


BAJA
Dalam peraturan AISC 2005, perhitungan rumus kekuatan nominal (RN)

menggunakan tegangan leleh (fy) maupun tegangan ultimate (fu), pemilihan tegangan baik itu
fu maupun fy didasarkan atas kemampuan struktur mempertahankan stabilitasnya setelah

Tugas Kelompok III

Page 17

STRUKTUR BAJA 1
beban maximum diberikan. Oleh sebab itu sebaiknya terlebih dahulu diberikan penjelasan
tentang pengertian tegangan ultimate dan tegangan luluh berdasarkan grafik hubungan
tegangan-regangan sebagai berikut:

Gambar 2.3.1 Grafik hubungan tegangan-regangan

Grafik diatas menunjukkan hasil pengukuran hubungan tegangan-regangan dalam


percobaan tarik baja. Tipikal grafik seperti diatas hanya dapat dijumpai pada percobaan tarik
baja lunak (mild).
Benda uji baja diberikan beban tarik sehingga tegangan baja meningkat dari titik O
sampai ke titik A. Ordinat titik A disebut tegangan proposional (fp). Hubungan teganganregangan dari titik awal sampai ke titik A masih linear. Daerah antara titik O dan A disebut
juga daerah elastis yang artinya jika suatu bahan baja mengalami tegangan tidak melewati
titik A dan apabila beban dilepaskan, maka baja masih dapat kembali ke bentuk atau panjang
semula.
Ketika beban diperbesar sehingga tegangan baja sampai ke titik B, maka hubungan
tegangan-regangan tidak linear lagi. Titik B merupakan titik leleh (fy) dari baja yang ditandai
dengan tegangan yang relatif tidak naik dan regangan yang meningkat. Daerah antara titik A
ke C merupakan daerah plastis, dimana jika suatu batang baja mengalami tegangan sampai
melewati titik A (masuk ke daerah A-C) dan beban dilepaskan, maka baja tidak akan kembali

Tugas Kelompok III

Page 18

STRUKTUR BAJA 1
ke panjang semula. Dengan demikian terdapat regangan residu yang disebabkan karena
inelastis dari bahan tersebut.
Apabila beban diperbesar lagi maka yang terjadi adalah regangan akan terus
meningkat tanpa disertai tegangan sampai ke titik C, yang disebut titik pengerasan regangan.
Pada titik C, terdapat kenaikan tegangan yang disebabkan karena regangan bahan sudah
hampir mencapai maximum. Bahan masih mampu menahan tegangan tambahan sampai ke
titik D yang disebut tegangan ultimate (fu). Daerah antara titik C ke D merupakan daerah
strain hardening yang ditandai dengan peningkatan tegangan dan regangan setelah melewati
batas plastis.
Jika beban ditambah sampai tegangan baja melewati tegangan ultimate, maka baja
akan mengalami kegagalan putus leleh yang ditandai dengan penurunan tegangan dan
regangan yang terus bertambah sampai benda uji putus.

Gambar 2.3.2 Grafik hubungan tegangan-regangan yang telah dinormalisasi

Grafik gambar 3 dapat dinormalisasi menjadi seperti pada Gambar 4. Tegangan leleh
berada pada titik A dan daerah antara titik O dan titik A adalah daerah elastis sedangkan
daerah antara titik A dan B adalah daerah plastis.

Tugas Kelompok III

Page 19

STRUKTUR BAJA 1
BAB III
BATANG TARIK
III.1

PENDAHULUAN
Batang tarik sering dijumpai pada struktur baja sebagai batang struktural pada rangka

jembatan atau atap, serta pada struktur rangka batang seperti menara transmisi dan sistem
pengaku terhadap angin pada gedung bertingkat banyak. Batang tarik dapat berbentuk profil
tunggal atau dibuat dari sejumlah profil struktural.
Secara umum, pemakaian profil (struktural) tunggal lebih ekonomis daripada
penampang tersusun (built-up). Namun, batang tersusun akan diperlukan bila
(a) Kapasitas tarik profil giling (rolled section) tunggal tidak memadai,
(b) Kekakuan profil tunggal tidak memadai karena angka kelangsingannya (perbandingan
panjang tekuk L dan jari-jari inersia minimum r) besar,
(c) Pengaruh gabungan dari lenturan dan tarikan membutuhkan kekakuan lateral yang
lebih besar,
(d) Detail sambungan memerlukan penampang lintang tertentu , atau
(e) Faktor estetika menentukan.
III.2

KEKUATAN SEBAGAI KRITERIA PERENCANAAN


Perencanaan batang tarik merupakan salah satu masalah teknik struktur yang paling

sederhana dan bersifat langsung. Karena stabilitas bukan merupakan hal utama, perencanaan
batang tarik pada hakekatnya menentukan luas penampang lintang batang yang cukup untuk
menahan beban (yang diberikan) dengan faktor keamanan yang memadai terhadap
keruntuhan.
Batang tarik tanpa lubang (seperti yang disambung dengan las) akan mencapai
kekuatan batas bila semua serat penampang lintang meleleh. Kekuatan bisa dinyatakan
sebagai:
T u =F y A g
Dengan

A g adalah luas penampang lintang brutto.

Tugas Kelompok III

Page 20

STRUKTUR BAJA 1
Untuk batang tarik yang berlubang seperti akibat lubang paku keling atau baut, atau
untuk batang berulir, luas penampang lintang yang direduksi (yang disebut luas netto)
digunakan dalam perhitungan. Lubang atau ulir pada batang menimbulkan konsentrasi
tegangan (tegangan tidak merata); misalnya, lubang pada plat akan menaikkan distribusi
tegangan pada beban kerja.
Kekuatan batang tarik yang berlubang atau berulir bisa dituliskan sebagai:
T u =F y An
Dengan

An

adalah luas netto penampang lintang. Beban kerja yang aman T bisa dihitung

dengan membagi kekuatan dengan faktor keamanan (FS). Jadi,


T=

F y An
=Ft A n
FS

Dengan

Ft

sebagai tegangan ijin untuk kondisi beban kerja (servis).

Dengan kata lain, keruntuhan yang sesungguhnya bisa terjadi bila penampang bruto
mencapai tegangan leleh. Jika perencanaan yakin bahwa leleh pada penampang bruto
menentukan, perencanaan akan lebih sederhana karena

An

tidak perlu dihitung. Syarat ini

bisa dituliskan sebagai


Fu An F y Ag
Dengan

adalah faktor reduksi kapasitas untuk memperhitungkan ketidak-pastian dalam

kekuatan sambungan. Jika luas bruto menentukan perencanaan batang, maka

F y Ag

bisa

dibagi dengan FS dasar (1,67) untuk memperoleh kapasitas beban kerja yang aman; jadi
F u An
0,60 F y A g
1,67
Persamaan di atas yang menyatakan kekuatan sambungan (atau kekuatan di sekitar
suatu sambungan) akan menghasilkan faktor keamanan sebesar 2,0. Harga ini konsisten
dengan harga yang digunakan untuk untuk perncanaan alat penyambung. Kapasitas luas netto
pada beban kerja akan sama dengan 0,50

Fu An bila =0,85.

Untuk batang yang tidak bersambungan sendi, AISC mengaruskan


f a=

T
0,60 F y
Ag

f a=

T
0,50 F u
Ae

Tugas Kelompok III

Page 21

STRUKTUR BAJA 1
Luas netto efektif

Ae

bisa lebih kecil dari luas netto yang sesungguhnya untuk

memperhitungkan pengaruh konsentrasi tegangan dan eksenstrisitas pembebanan yang tidak


diperhitungkan.
III.3

LUAS NETTO
Bila batang tarik disambung disambung dengan baut atau paku keling (rivet), lubang-

lubang harus disediakan pada sambungan. Akibatnya, luas penampang lintang batang di
sambungan mengecil dan beban tarik yang diijinkan pada batang juga bisa berkurang sesuai
dengan ukuran dan letak lubang.
Pembuatan lubang dapat dilakukan dengan beberapa metode. Cara yang paling umum
dan murah adalah proses pons lubang standar yang 1/16 in (1,6) mm) lebih besar dari
diameter paku keeling atau baut. Untuk alat penyambung dalam lubang standar, dedukasi ini
sama dengan diameter alat penyambung ditambah 1/8 in (3,2 mm).
Metode kedua pembuatan lubang terdiri dari operasi pons sebesar 3/16 in (4,8 mm)
lebih kecil dari diameter alat penyambung dan pembesaran lubang hingga mencapai ukuran
akhir setelah potongan yang disambung di rakit. Metode ini lebih mahal dari operasi pons
lubang standar tetapi menghasilkan ketepatan yang lebih baik.
Metode ketiga adalah mengebor lubang dengan diameter 1/32 in (0,8 mm) lebih besar
dari diameter baut atau paku keling. Metode ini digunakan pada alat plat yang tebal dan
merupakan metode yang paling mahal.
III.4

PENGARUH LUBANG YANG BERSELING PADA LUAS NETTO


Bila pada suatu batang lebih dari satu lubang dan lubang-lubang tersebut tidak terletak

pada satu garis yang tegak lurus arah pembebanan, maka banyaknya garis keruntuhan yang
potensial akan lebih dari satu. Garis keruntuhan yang menentukan adalah garis yang
menghasilkan luas netto terkecil.

Tugas Kelompok III

Page 22

STRUKTUR BAJA 1

Gambar 3.4.1 Garis keruntuhan pada penampang netto

Panjang netto A-B = panjang (A-B) (lebar lubang + 1/16 in)


Panjang netto A-C = panjang (A-B) 2(lebar lubang + 1/16 in) + s/4g
CONTOH SOAL
Diketahui : sambungan pelat seperti tergambar

Tebal plat = 6 mm
lub = 16 mm
Ditanya : luas penampang?
Penyelesaian
1. Tinjau potongan yang melalui 1-2
Fnetto = Fprof n . Flub
= b.t 2.d.t
= 305,6 2 (16) (6)

Tugas Kelompok III

Page 23

STRUKTUR BAJA 1
= 1638 mm
2. Tinjau potongan yang melalui 1-3-5

Fnetto = Fprofil n. Flub +

= b.t 3.d.t +

S1 S 2 t

4 U1 4 U 2

S1 S 2 t

4 U1 4 U 2

= 305,6 3 (16) (6)

55 (6) 50( 6)

4 (65) 4 100

= 1649,3 mm
3. Tinjau potongan yang melalui 1-3-2

Fnetto = Fprofil n. Flub +

= b.t 3.d.t +

S1 t S1 t

4 U1 4 U 2

S1 t S1 t

4 U1 4 U 2

= 305,6 3 (16) (6)

55 (6) 55( 6)

4 (65) 4 100

= 1657,18 mm
4. Tinjau potongan yang melalui 1-3-4

Fnetto = Fprofil n. Flub +

= b.t 3.d.t +

S1 S 2 t

4 U1 4 U1

= 305,6 3 (16) (6)

Tugas Kelompok III

S1 S 2 t

4 U1 4 U1

55 (6) 50( 6)

4 (65) 4 100

Page 24

STRUKTUR BAJA 1
= 1669,5 mm
PPBI
Fnetto = 85% . Flub
= 85% (5 (16) (6))
= 408 mm

Profil Siku
Bila lubang pada kedua kaki profil siku dibuat berseling, jarak tegak g dalam persamaan s/4g
harus diambil sebagai panjang antara pusat-pusat lubang yang diukur sepanjang garis pusat
tebal siku, yaitu jarak A-B pada Gambar 3.4.3. Jadi, jarak tegak g adalah
t
t
g=g a + gb =g a+ g bt
2
2

Gambar 3.4.3 Jarak tegak untuk siku


III.5

LUAS PENAMPANG EFEKTIF ( Effective Area)

Luas penampang efektif komponen struktur yang mengalami gaya tarik ditentukan sebagai
berikut:

Tugas Kelompok III

Page 25

STRUKTUR BAJA 1
Ae = AU
Keterangan :
A adalah luas penampang, mm2
U adalah faktor reduksi dikenal juga dengan nama Shear Lag Factor
U=

( xl ) 0,9

Dimana :
x

adalah eksentrisitas sambungan, jarak tegak lurus arah gaya tarik, antara titik berat

penampang komponen yang disambung dengan bidang sambungan, mm x


l adalah panjang sambungan dalam arah gaya tarik, yaitu jarak antara dua baut yang terjauh
pada suatu sambungan atau panjang las dalam arah gaya tarik, mm.

III.6

BATANG TARIK BULAT


Batang tarik yang umum dan sederhana adalah batang bulat berulir. Batang ini

biasanya merupakan batang sekunder dengan tegangan rencana yang kecil. Batang tarik bulat
sering digunakan dengan tarikan awal sebagai ikatan angin diagonal pada dinding, atap dan
menara. Tarikan awal bermanfaat untuk memperkaku mengurangi lendutan dan getaran yang
cenderung menimbulkan kehancuran leleh pada sambungan. Tarikan awal ini lebih pendek
untuk setiap panjang 20 ft.

III.7

KEKAKUAN SEBAGAI KRITERIA PERENCANAAN


Walaupun stabilitas bukan merupakan criteria dalam perencanaan batang tarik. Kita

tetap perlu membatasi panjangnya untuk mencegah batang terlalu fleksibel (mudah melentur).
Batang tarik yang terlalu panjang nisa melendut secara berlebihan akibat berat sendiri. Selain
itu, batang ini juga bisa brgerak bila dibebani gaya angin seperti pada rngka batang terbuka
atau bila menumpu peralatan yang bergetar seperti kipas atau kompresor.
Adapun kriteria kelangsingan komponen struktur tarik, = L/r, dibatasi sebesar 240
untuk batang tarik utama, dan 300 untuk batang tarik sekunder. Ketentuan tersebut berlaku
untuk struktur bulat.

Tugas Kelompok III

Page 26

STRUKTUR BAJA 1

III.8

PERENCANAAN BATANG TARIK


1.

F perlu

P
= tr
F

P
tr
2. F lubang 15% F bruto
F lubang 15% F netto
3. Kontrole Tegangan
terjadi =

F n tr

Dimana :
Fn =F profilF lub
tr =0,75
4. Kontrole kelangsingan
Untuk batang primer

240

Untuk batang sekunder

300

CONTOH SOAL:

Tugas Kelompok III

Page 27

STRUKTUR BAJA 1

Dik:
Rencana profil = 160 MPa
Rencana alat sambung = 200 MPa
Dit:
a. Batang tarik tepi bawah double siku sama sisi =?
b. Batang tarik diagonal double siku tidak sama sisi =?
Penyelesaian:

Keseimbangan titik buhul

Fx = 0 (horizontal)

P1 +P2 cos 60 + P3 cos 45= P4

Tugas Kelompok III

Page 28

STRUKTUR BAJA 1
P2 cos 60 + P3 cos 45 =P4-P1
0,5 P2 + 0,707 P3 = 25 t- 17 t
0,5 P2 +0,707 P3 = 800 kg ..(1)

Fy= 0 (vertikal)

P2 sin 60 P3 sin 45=0


0,866 p2 8,707 p3 =0

Eliminasi persamaan 1 dan 2


0,5 P2 +0,707 P3 = 8000 kg
0,866 P2 0,707 P3 = 0
1366 P2 = 8000 kg
P2 = 5856,5
P2 = 5,85 ton
0,866 P2 - 0,707 P3 =0
0,866 (5856 kg) -0,707 P3 = 0
5071,729- 0,707 P3 = 00
5071,729 = 0,707 P3
P3= 7173,59 kg
= 7,17 ton

CONTOH SOAL:
Dimensi profil
Tugas Kelompok III

Page 29

STRUKTUR BAJA 1
Batang tarik tepi bawah (1&4)
Batang 1&4 direncanakan menerus
Diambil P terbesar
P4 = 25 ton
L = 3m

1. tarik = P/F
F P/

F P/ 0,75
F

25000
0,751600

F 20,83

F untuk J profil 10,42 cm2

F di peroleh tabel baja


Rencanakan Profil L

60.60
10

Data F = 11,1 cm2


Ix= Iy = 1,78 cm

2. Flubang 15% Fbruto


Tugas Kelompok III

Page 30

STRUKTUR BAJA 1
d.t

15% Fprofil

d (1) 15% (11,1)


d 16,65 mm
d 16 mm

Fnetto = Fpropil Flubang


= 11,1 d.t
= 11,1 (1,6) (1)
= 9,5 cm2

Kontrole Tegangan:

yang terjadi = P/Fn

= P/2 Fn

25000
2( 9,5)

= 1315,79 1600. (OK)

Kontrole kelangsing

= Lk/ix 240
= 300/ 1,78 240

Tugas Kelompok III

Page 31

STRUKTUR BAJA 1
= 168,54 240 . (OK)

BAB IV
ALAT PENYAMBUNG STRUKTURAL
IV.1

JENIS ALAT PENYAMBUNG


Setiap struktur adalah gabungan dari bagian-bagian tersendiri atau batang-batang yang

harus disambung bersama (biasanya di ujung batang) dengan beberapa cara. Salah satu cara
yang digunakan adalah pengelasan. Cara lain dalah menggunakan alat penyambung seperti
paku keeling (rivet) atau baut. Baut kekuatan tinggi telah banyak menggantikan paku keling
sebagai alat utama dalam sambungan struktural yang tidak dilas.

Tugas Kelompok III

Page 32

STRUKTUR BAJA 1

Gambar 4.1. Kategori sambungan

Baut Kekuatan Tinggi


Baut adalah salah satu alat penyambung profil baja, selain paku keling dan las. Baut yang
lazim digunakan sebagai alat penyambung profil baja adalah baut hitam dan baut berkekuatan
tinggi. Baut hitam terdiri dari 2 jenis, yaitu : Baut yang diulir penuh dan baut yang tidak diulir
penuh, sedangkan baut berkekuatan tinggi umumnya terdiri dari 3 type yaitu :
Tipe 1 : Baut baja karbon sedang,
Tipe 2 : Baut baja karbon rendah,
Tipe 3 : Baut baja tahan karat.

Tugas Kelompok III

Page 33

STRUKTUR BAJA 1
Walaupun baut ini kurang kaku bila dibandingkan dengan paku keling dan las, tetapi masih
banyak digunakan karena pemasangan baut relatif lebih praktis. Dalam kegiatan belajar ini
kami mempelajari lebih mendalam mengenai : Perencanaan sambungan profil baja dengan
menggunakan alat penyambung baut.
Dua jenis utama baut kekuatan (mutu) tinggi ditunjukkan oleh ASTM sebagai A325
dan A490. Baut A325 terbuat dari baja karbon sedang yang diberi perlakuan panas dengan
kekuatan leleh sekitar 81 sampai 92 ksi (558 samapi 634 MPa) yang tergantung pada
diameter. Baut A490 juga diberi perlakuan panas tetapi terbuat dari baja paduan (alloy)
dengan kekuatan leleh sekitar 115 samapi 130 ksi (739 samapi 896 MPa) yang tergantung
pada diameter.
Sambungan dengan baut kekuatan tinggi dapat direncanakan sebagai tipe geser
(friction type), bila daya tahan gelincir (slip) yang tinggi dikehendaki; atau sebagai tipe tumpu
(bearing type), bila daya tahan gelincir yang tidak dibutuhkan.

Gambar 4.1.1 Tipe alat penyambung

Paku Keling

Tugas Kelompok III

Page 34

STRUKTUR BAJA 1
Sudah sejak lama paku keeling diterima sebagai alat penyambung batang, tetapi
beberapa tahun terakhir ini sudah jarang digunakan di Amerika. Paku keeling dibuat dari baja
batangan dan memiliki bentuk silinder dengan kepala di salah satu ujungnya, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 4.1.1a. Baja paku keeling adalah baja karbon sedang dengan
identifikasi ASTM A502 Mutu 1 (Fy = 28 ksi) (190MPa) dan Mutu 2 (Fy = 38 ksi) (260
MPa), serta kekuatan leleh minimum yang ditetapkan didasarkan pada bahan baja batangan.
Pembuatan dan pemasangan paku keling menimbulkan perubahan sifat mekanis.

Baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM A307, dan
merupakan jenis baut yang paling murah. Namun , baut ini belum tentu menghasilkan
sambungan yang paling murah karena banyaknya jumlah baut yang dibutuhkan pada suatu
sambungan. Baut ini juga dipakai sebagai alat penyambung sementara pada sambungan yang
menggunakan baut kekuatan tinggi, paku keling, atau las.
Baut Sekrup
Jenis baut ini terutama digunakan bila sambungan memerlukan baut yang pas dengan
lubang yang dibor, seperti pada bagian konstruksi paku keling yang terletak sedemikian rupa
hingga penembakan paku keling yang baik sulit dilakukan.
Baut Bersirip
Baut ini terbuat dari baja paku keling biasa, dan berkepala bundar dengan tonjolan
sirip-sirip yang sejajar tangkainya. Baut bersirip telah lama dipakai sebagai alternatif dari
paku keling. Jenis baut ini terutama bermanfaat pada sambungan tumpu (bearing) dan pada
sambungan yang mengalami tegangan berganti (bolak-balik).
Variasi modern dari baut bersirip adalah baut dengan tangkai bergerigi (inter-ferencebody bolt) pad Gambar 4.1.1c, yang terbuat dari baja baut A325.
IV.2

FAKTOR YANG MENYEBABKAN PAKU KELING JARANG DIPAKAI


Pengelingan (riveting) adalah metoda penyambungan yang dilakukan dengan

memasukkanpasak logam yang daktil (ductile) ke dalam lubang pada potongan yang
disambung. Pasak ini memiliki kepala di setiap ujung untuk mencegah terpisahnya
Tugas Kelompok III

Page 35

STRUKTUR BAJA 1
sambungan. Faktor utama yang menyebabkan paku keling jarang dipakai adalah kemajuan
dalam baut kekuatan tinggi dan perkembangan tehnik pengelasan.

Gambar 4.2.1 Jenis paku keling


Pemasangan paku keling memerlukan 4 atau 5 orang yang berpengalaman.
Pemasangan paku keling yang berpengalaman tidak mudah dijumpai. Sebaliknya, pemasamg
baut kekuatan tinggi memerlukan keahlian yang tinggi dan mudah dijumpai. Prosedur
pemeriksaan sambungan paku keling sulit dan bahkan pemasang paku keling yang paling
berpengalaman pun harus memeriksanya dengan teliti.
Beberapa kerugian paku keling yang lain adalah selalu timbul bahaya kebakaran dan
kebisingan pada saat penembakan paku keling. Tingkat kebisingan pada saat pengelingan
dapat sangat mengganggu orang di sekitarnya dan bahkan telah menimbulkan tuntutan ganti
kerugian yang mahal.
Paku keling memiliki kekuatan lelah yang lebih tinggi dari baut hitam karena lubang
paku keling hamper terisi penuh akibat prosedur penembakan dan pembentukan kepala.
Faktor utama yang menghambat pemakaian baut kekuatan tinggi adalah biaya
bahannya. Baut kekuatan tinggi A325 tiga kali lebih mahal dari biaya paku keling.

IV.3

PEMINDAHAN BEBAN OLEH ALAT PENYAMBUNG STRUKTURAL


Beban dipindhkan dari satu batang ke batang lainnya melalui sambungan antara

batang-batang tersebut. Beberapa sambungan yang umum diperlihatkan pada Gambar 4.3.1.
Tugas Kelompok III

Page 36

STRUKTUR BAJA 1
Alat paling sederahana untuk memindahkan beban dari satu potong baja ke baja
lainnya ialah dengan pasak (batang baja berbentuk silinder) yang dimasukkan ke dalam
lubang yang dibuat pada dua potongan, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.3.2.
Sambungan paku keling mempunyai kelakuan yang berbeda. Pendinginan paku keling
cenderung memperpendek panjangnya. Agar seimbang, gaya tarik pada paku keling
diimbangi oleh tekanan pada potongan yang disambung; akibatnya, sambungan mengalami
gaya jepit (klem).

Gambar 4.3.1 Sambungan baut yang umum

Diagram benda bebas yang menunjukkan gaya ini di berikan pada Gambar 4.3.3.
Pemindahan plat A dan B terjadi melalui kombinasi tahanan gesek ( T

dan desakan (B)

tangkai paku terhadap sisi lubang.

Tugas Kelompok III

Page 37

STRUKTUR BAJA 1

Gambar 4.3.2 Pemindahan beban pada sambungan pasak

Baut kekuatan tinggi mempunyai kelakuan yang sama seperti paku keling.

Gambar 4.3.3 Pemindahan beban pada sambungan paku keling

Tegangan Nominal

Tugas Kelompok III

Page 38

STRUKTUR BAJA 1
Jika sambungan berlaku secara elastis, kelakuan yang dianggap dalam perhitungan
tidak terjadi. Oleh karena itu, tegangan yang dihitung bukan tegangan sesungguhnya tetapi
hanya untuk memenuhi kriteria keamanan. Tegangan yang dipakai dalam perhitungan
perencanaan disebut tegangan nominal. Dalam praktek, ragam kehancuran pada Gambar 4.3.5
dipakai untuk menghitung tegangan.

Gambar 4.3.5 Ragam kehancuran yang mungkin terjadi pada sambungan baut

IV.4

PAKU MENIMBULKAN DESAKAN PADA PROFIL YANG DISAMBUNG

a. Untuk sambungan Tunggal


Tegangan Desak Paku
ds =

Tugas Kelompok III

p
P
=
ds
Fds n . d . t

Page 39

STRUKTUR BAJA 1
Dimana
Fds = d.t
t = tebal plat dan terkecil diantara t1 dan t2
Jumlah paku
n=

P
d . t . ds

b. Untuk sambungan Rangkap


Teg. Desak
ds=

P
ds
n . d .t

Dimana
t adalah terkecil
Diantara (t1+t3) dan t2

KESIMPULAN
a. Sambungan Tunggal
1. Akibat paku putus geser

gs =

gs =

P

n . A gs gs

P
gs
1
n . d
4

A gs =

1
d
4

Tugas Kelompok III

Page 40

STRUKTUR BAJA 1

1
Pgs = d gs
4

n baut=

gs =0,8

gs = 0,6

P
P gs
untuk rivet
untuk baut

2. Akibat profil yang terdesak

ds =

ds =

P

n . F ds ds

P
ds
n . d .t

A ds = d .t
Dimana
t adalah terkecil
Diantara (t1+t3) dan t2

Pds =d . t ds

n baut=

ds =2

untuk paku keling = S 1 >2 d

ds =1,6

1,5 d

ds =1,5

untuk baut mutu biasa

P
P ds

Tugas Kelompok III

S1 2 d
S1 2 d

Page 41

STRUKTUR BAJA 1
ds=1,2

Jadi, n =

1,5 d

S1 2 d

P
P ds/ P

gs

(ambil yang terkecil)

b. Sambungan Rangkap
1. Akibat paku putus geser

gs =

gs =

P

n . A gs gs

P
gs
1
n.2 d
4

A gs = 2 .

Pgs =2 .

n=

1
d
4

1
d gs
4

P
P gs

2. Akibat profil yang terdesak

ds =

ds =

P

n . F ds ds

P
ds
n . d .t

A ds = d .t
Dimana

Tugas Kelompok III

Page 42

STRUKTUR BAJA 1
t adalah terkecil
Diantara (t1+t3) dan t2

Pds =d . t ds

n baut=

P
P ds

Jadi, dari keduanya = n baut =

P
P ds/ P

(ambil yang terkecil)


gs

CONTOH SOAL
Contoh:
Suatu plat 200x10 mm memikul gaya P = 20.000kg akan disambung dengan sambungan
rangkap dan tunggal dengan alat sambung baut dimana
Baut = 240 Mpa = 2400 Kg/cm2
Pelat = 200 Mpa = 2000 Kg/cm2
baut = 20 mm = 2 cm
Dit: hitung jumlah baut paling ekonomis bila bekerja gaya tarik seperti gambar:

Tugas Kelompok III

Page 43

STRUKTUR BAJA 1
Penyelesaian:
Sambungan Tunggal
1. Paku menahan geser
p

gs

gs

= Ax
=

1
d 2 x (0,6 x 2400)
4

1
4

x 3,14 x (2)2 x (0,6 x 2400)

= 4.521,6 Kg

2.

dsI

= A x ds

= d x t x (1,5 x 2000)
= 2 x 1 x (1,5 x 2000)
= 6000 Kg
n = P/ p

gs atau

ds

n = 20.000 / 4.521,6
n = 4,4

Diambil n = 5 buah

Sambungan Rangkap
1. Paku menahan geser

gsII

=Ax

gs

=2 x

1
d 2 x (0,6 x 2400)
4

=2 x

1
4

x 3,14 x (2)2 x (0,6 x 2400)

Tugas Kelompok III

Page 44

STRUKTUR BAJA 1
= 9043,2 Kg

2.

dsII

= A x ds

= d x t x (1,5 x 2000)
= 2 x 1 x (1,5 x 2000)
= 6000 Kg
n = P/

gs1 atau

ds1

n = 20.000 / 6000
n = 3,3

Diambil n = 4 buah

Kesimpulan : yang paling ekonomis yaitu pada sambungan rangkap

IV.5

BAUT/RIVET MEMIKUL GESER/DESAK AKIBAT MOMEN

Apabila suatu grup baut/rivet memikul momen maka setiap baut/rivet mendapat gaya
geser (k) sebanding dengan jarak baut/rivet ke titik pusat kumpulan paku (n).

Akibat Momen
My

Kx = K sin = -

Ky = k cos = -

x + y
Mx

x + y

Akibat D , naka Ky = D/nPk

RPK = ( Kx Kx ' ) + ( Ky Ky ' )

Pgs
Pds

CONTOH SOAL
Dik:

Tugas Kelompok III

Page 45

STRUKTUR BAJA 1

Baut = 240 Mpa = 2400 Kg/cm2


Pelat = 200 Mpa = 1600 Kg/cm2
t = 20 mm
Dit: Rencana baut =?
Jawab:
M =PxL
= 50.000 x 50
= 2.500.000 KgCm
x2 = 8 x (7)2 = 392
y2 = 4 x (5)2 + 4 x (15)2 =1000
x2 + y2 = 1392
Baut yang paling berbahaya
KxI = Ksin =
KyI = Kcos =

My
x + y

Mx
x + y

25 x 10 5 x 15
1392

= 26940 Kg

25 x 10 x 7
1392

= 12572 Kg

Ky = D/ nPk = 850 x 103 /8 = 6250 Kg


Rpk =

KxI 2 +( Ky + K y ' )2

26940

gs atau

gs atau

ds

ds

= 3286,5 Kg
Akibat Desak

ds

x F

Tugas Kelompok III

Page 46

STRUKTUR BAJA 1
= (1.5 x 1600) x d x t
= 2400 x d x 2 3286,5
d

= 0,68

Diambil d = 12 mm

BAB V
BATANG TEKAN
V.I PERENCANAAN BATANG TEKAN

Tugas Kelompok III

Page 47

STRUKTUR BAJA 1

Persyaratan untuk suatu batang tekan lebih banyak daripada batang tarik.
Kekuatannya, selain dari luas penampang, tergantung pula pada bentuk dan material
batang tersebut Karena disini timbul bahaya tekuk, maka ia harus cukup kaku untuk
menahan tegak kesegala arah.

Dalam merencanakan suatu batang tekan, kelangsingan hendaklah dijaga agar tidak
terlalu besar.

Sebagai harga-harga terbesar dapat diambil :

Kontruksi utama max = 140

Kontruksi sekunder

max = 200

Tekuk (buckling) :

Timbulnya bahaya tekuk ini dapat kita lihat dari percobaan semuah model dari kolom
ideal, misalnya model kolom ini terdiri dari dua bagian batang yang amat kaku. Kedua
bagian ini disambungkan dengan pin ditengah-tengahnya, dan diberi per (spring) yang
dapat berputar.

Misalnya E = M / O disebut spring constant.

Setelah gaya P bekerja, pada suatu saat model kolom akan menekuk serta terjadinya
lenturan sebesar .

Dari percobaan model kolom yang sederhana ini dapat kita gambarkan sifat instability
(labil) dari sebuah batang yang tertekan.

Pada gambar kanan dihalaman 8 dapat dilihat bahwa sampai dengan gaya Per, kolom
tadi akan tetap lurus (=0), kalau sudah sampai pada Per, maka kolom itu berada
dalam keadaal yang labil.

Beban Critis

Gaya axial concetris maximum yang dapat dipikul oleh suatu batang tekan, menurut
Euler adalah :

I = momen-inersia terhadap sumbu yang tegak lurus pada arah tekuk.


(untuk batang yang bebas, ini berarti momen inersia terhadap sumbu lemah apabila
batang tekan itu

tidak dapat menekuk pada suatu arah tertentu, misalnya sebuah kolom dalam tembok,
maka yang dipakai harus disesuaikan dengan arah tekuk tersebut).

Et = tangent modulus, yaitu garis singgung pada stress-strain curve pada tegangan
kritis.

Tugas Kelompok III

Page 48

STRUKTUR BAJA 1

KL = panjang-tekuk dari batang tersebut.

Faktor keamanan : f

Ada dua faktor yang menyebabkan kekuatan sebuah kolom kurang dari kekuatan
teoritis yang diperhitungkan :

Kurang tepatnya bentuk batang dan pembebanan

Berbedanya tahanan kolom (column restraint) dari yang dianggap pada perhitungan,
sehingga berada pada panjang tekuknya dari yang sebenarnya.

Faktor pertama besar pengaruhnya terhadap kolom-kolom dengan kelangsingan yang


sedang, faktor kedua besar pengaruhnya terhadap kelangsingan yang besar.

Kolom-kolom yang pendek (kelangsingan kecil) tidak begitu dipengaruhi oleh kedua
faktor tersebut. Untuk kolom ini, yield stress adalah faktor penentu yang utama.

V.II MENURUT TAMPANG


a. Tampang Batang Tunggal

Mempunyai 2 sumbu bahan, yaitu:


-

Ix, Iy

lk
200

Mempunyai 4 sumbu bahan


-

Ix, Iy, Imax, Imin

CONTOH SOAL

Tugas Kelompok III

Page 49

STRUKTUR BAJA 1
Contoh :
Suatu batang tunggal memikul daya tekan centris N = 15 T. Panjang batang L= 3 m dengan
kondisi ujung jepit-jepit. Mutu profil yang digunakan memberikan

pr = 1600 Kg/cm2

Fe=360. Tentukanlah dimensi batang menggunakan baja siku tidak sama sisi

a. Tentukan luasan
A = N/

= faktor s (2-5)

= 15.000 (3) / 1600


= 28125 cm

b. Tentukan profil
Ambil profil siku tidak sama sisi
L 100 .100
12
Dengan data : A = 28,7 cm
Ix=650 cm4
Iy=232 cm

i x =4,76 cm
i y = 2,84 cm

Tugas Kelompok III

Page 50

STRUKTUR BAJA 1
c. Kontrole x
Melentur ke sumbu x

lk = , l = (300) = 150
x=

lk
ix

150
476
31,51 32

Diperoleh x = 1,081
tk =

N
pr
A

15000(1,081)
28,7
= 564,98 kg/cm pr =1000

Nx =

A .
x

28,7 (1600)
28,7
42.479 kg> N=15000

Melentur ke sumbu y

y=

lk
iy

150
2,84

52,82
Diperoleh y = 1,264

Tugas Kelompok III

Page 51

STRUKTUR BAJA 1
tk =

N
pr
A

15000(1,264 )
28,7
= 660,62 kg/cm pr =1600

Nx =

A .
x

28,7 (1600)
1,284
36329 kg> N =15000 (OK)

Contoh 2
Diketahui: P = 20 ton
Lk = 250 cm
= 1600 kg/ cm2 (Fe= 350)

Ditanya: Dimensi batang tunggal propel IWF =?


Jawaban:
a)

A = N./ taksir = 2
= 20000.2/1600 = 25 cm2

Tugas Kelompok III

Page 52

STRUKTUR BAJA 1
b) Tentukan propel
IWF 200.100

F= 27,16
Ix = 8,24
Iy = 2,22

c) Kontrole
d) Melentur ke sumbu min (y.y)
y = lk/iy =250/2,22 = 112,61 dipakai 113
Diperoleh y = 2,464
y = N/A . y

= 20000/27,16 x(2,464)

Iterasi I

Hitung luasan kembali dengan = 2,464


A = P. /
= 20000 (2,464)/1600 = 30,8 cm2
Tentukan propil
IWF 250.125.5.8

F = 32,68 cm2
Ix = 10,4
Iy = 2,79

Kontrole

Tugas Kelompok III

Page 53

STRUKTUR BAJA 1
Melentur ke sumbu min (y-y)
y = lk/iy
= 250/2,79
= 89,60 90
Diperoleh y = 1,801
y = N/A . y

= 20000/32,68 x(1,801)
= 1102,203 1600(OK)

Iterasi II

Hitung luasan kembali dengan = 1,801


A = P. /
= 20000 (1,801)/1600 = 22,51 cm2
Tentukan propil
IWF 175.125

F = 29,65 cm2
Iy = 2,97

Kontrole
Melentur ke sumbu min (y-y)
y = lk/iy
= 250/2,97

Tugas Kelompok III

Page 54

STRUKTUR BAJA 1
= 85
Diperoleh y = 1,701
y = N/A . y

= 20000/29,65 x(1,701)
= 1149 1600(OK)

BAB VI
TAMPANG BATANG MAJEMUK

VI.I TIDAK MEMPUNYAI SUMBU BEBAS BAHAN

xtotal

= ?

iy

= ..?

total

am

xm

Im
f total

= ..?

lk
200
in

Tujuan mencari W ???

Untuk rangka batang statis tertentu diambil satu kondisi ujung sendi-sendi lk - l
tf

a)

Tugas Kelompok III

tk

Ptk .w
pr
Fbruto

Page 55

STRUKTUR BAJA 1
w = coba coba
t
b

b)

F perlu

P.wtaksir

Ambil tabel profil

c)

Fperlu

F profil

d) Melentur ke Sumbu x x

.l k
200
Ix

.P.wx

F pr

baja

wx

e) Melentur ke sumbu y y (Sumbu bahan)

Tugas Kelompok III

Page 56

STRUKTUR BAJA 1
x

.l k
200
Ix

.P.w y
F pr

baja

Note : Kontrol ke sumbu y y karena control ke sumbu izin

VI.II MEMPUNYAI 1 SUMBU BAHAN DAN 1 SUMBU BEBAS BAHAN

ix
iy

Kontrol Kedua Sumbu

Langkah Langkah

a. baja

perlu

Ptk
Fbr

w = Taksir w = (1,5 4)

Ptk . wtaksir
Fbr

b. Ambil Profil

Tugas Kelompok III

Page 57

STRUKTUR BAJA 1
F perlu F profil

c. Kontrol Ke Sumbu Bahan

.l k
200
Ix
1,2i

Kontrol

Ptk .W x
Fbaja
F profil

d. Kontrole ke Sumbu Masing Masing

lk / n
50
i

lk
N= 50.in

dimana, n = Ganjil (3,5,7)

lk
50
n.i n

e. Kontrol ke Sumbu Bebas Bahan

Tugas Kelompok III

Page 58

STRUKTUR BAJA 1
1

I yt 2 I y F (l y ) 2
2

I yt

yt

I yb
Ftotal

lk
200
i yt
1,2i

f. Kontrole Ke Sumbu Ideal

xiy yt

m
xt 200
2
1,2i

Dimana m= Jumlah profil kesumbu bebas bahan jumlah batang tunggal y memebentuk
batang tersusun

f iy

Ptk .Wiy
Ftotal

Fbaja .........OK

Tugas Kelompok III

Page 59

STRUKTUR BAJA 1
Contoh :

Diketahui :

Batang rangkap dengan

P = 20 ton
l k = 250 Ton

1600kg / cm 2

Ditanya :

Dimensi batang rangkap double

Sama Sisi ( 2 80.80.8)

Dimensi batang tidak sama sisi


Tidak sama sisi ( 2 65.80.10)

Penyelesaian :
1.

P.w
F

F perlu

F perlu

Faktor w = 2

P.w

20.000 2
25
`1.600

Tugas Kelompok III

Page 60

STRUKTUR BAJA 1
25
12,5
F untuk 1 profil = 2
2) Coba Profil

2 80.80.8

F= 2 X (12,3)= 24,6

I x .I y 2,42
I n 1,555

3) Kontrol melentur ke sumbu bahan

lk
250

103,3 104
i x 2,42

wx 2,147

4) No.OK!!

P.w
F
F

20.000(2,147)
2,42

1740kg 1600
No.......OK ...!!!

Dicoba Lagi ..

Tugas Kelompok III

Page 61

STRUKTUR BAJA 1
-Literasi 1 diambil w= 2,147

1)

p.w 20000.(2,147)

1600 27cm 2

Untuk 1 profil

27
13,5
2

2) Ambil profil 2 80.80.10 = F 2 15,1


i x , i y 2,41
i n 1,54
i x i y 87,5
l x , l y 2,34

3) Kontrol terhadap sumbu bahan (x-x)

l k 250

103,7 104
i x 2,41

Diperoleh w= 2,147

P.w
20000 2,147

1422 1600.................OK ....!!!


F profil
30,2

Tugas Kelompok III

Page 62

STRUKTUR BAJA 1
4) Kontrole sumbu masing-masing

lk
50
n in

lk
in

250
50 1,54

3,25 diambil 5, ganjil dan lebih besar

lk
50
n in

250
32,47 5........OK !!!!!
5 1,54

5) Kontrol ke sumbu bahan

I yt 2[(i y F (l y 0,5 ) 2 ]
2[87,5 15,1(2,34 0,5 1) 2 ]
418,58

i yt

yt

i yt
Fp

418,18
3,72
30,2

lk
200
i yt
1,2i

Tugas Kelompok III

Page 63

STRUKTUR BAJA 1

250
67,2 200
3,72
1,2 32,07 OK!!!!!

6) Kontrol kesumbu sumbu ideal

X yt ( X yt ) 2

m 2
i
2

2
(67,2) 2 (32,47) 2
2
74,633 200................................OK !!!!

Dari

X iy 74,63

Kontrol =

diperoleh

Wiy 1,536

p wiy

iy

20000 1,536
30,2

1017,21 1600.................................OK !!!1

V.III SIKU BALIK (SAMA SISI/SAMA KAKI)


Note:

Khusus untuk baja sikp adu balik yang perlu di kontrole hanya terhadap - dan x-x
karena setelah propil di anggap berputar akan memberikan pengaruh paling berbahaya
akibat tekuk

Langkah-langkah penyelesaian

Tugas Kelompok III

Page 64

STRUKTUR BAJA 1
1.

Pw
=
Fbr

taksir w

2. Diperoleh Fperlu

lihat tabel Ix, Iy, F,lx, ly

3. Menghitung Iextrem
IxT = 2 [Ix + (F (ex+1/2 t)]
IyT = 2 [Iy + (F (ex+1/2 t)2]
Ixy = -2 [Ixy + (F (ex+1/2 t)) (ey + )]

Ixt + Iyt
2

Iext =

Ixt + Iyt
2
)2 +Ixy2

4. Melentur Ke Sumbu Minimum


Imin =A-B

Imin =

min =

Ik
imin

Imin
Ftot
200, 1,2 x 1

P Wmin
lebih kecil/ sama dengan
Ftot

5. Melentur kesumbu masing-masing

1=

n .
Ik

50

n .
Ik

n= ganjil (3,5,7,...)

Tugas Kelompok III

Page 65

STRUKTUR BAJA 1

6. Melentur Kesumbu Maximum


Imax = A+B

Imax =

Imin
F

max = 200, 1,2 x 1

i max =

imax =

max

P Wmax
Ftot

+m 2
i
200, 1,2 x 1
2

50

CONTOH SOAL
Dik : - rencana profil = 160 Mpa

Tugas Kelompok III

Page 66

STRUKTUR BAJA 1
- rencana alat sambung = 240 Mpa
Dit :

a. Batang tarik bawah double siku sama sisi.


b. Batang tarik diagonal double siku tidak sama sisi.
c. Batang tarik siku balik diagonal double siku tidak sama sisi.
d. Sambungan baut dan kontrol plat koppel.

Penyelesaian:
I.

Menghitung Gaya

Fx = 0
P1 + P2 cos 60 + P3 cos 45

= P4

17 T + P2 ( ) + P3

= 25 T

P2 + P3

= 8 T .........................(1)

Fy = 0

Tugas Kelompok III

Page 67

STRUKTUR BAJA 1
P2 sin 60 =

P3 sin 45

3 P2
P2

2 P3

2 P3 ....................................( 2)
3

Subtitusi persamaan (1) dan (2):


P2 + P3
(

II.

=8T

2 P3) + P3 2

=8T

P3

= 7,175 T

P3

= 7175 Kg

Dimensi Profil
Batang tarik tepi bawah:

Batang 1 dan 4
Batang 1 dan 4 direncanakan menerus
P = 25 T, l = 3m

tr

= P/ Fn tr

Fn

P/ tr

20,84 cm

25000
0,75(1600)

Maka, F untuk 1 Profil = 10,82 cm2


Ambil profil:

Direncanakan double siku sama sisi


60 . 60
Coba profil
F = 11,1
10

Tugas Kelompok III

Page 68

STRUKTUR BAJA 1

Flob

15% Ftr

d.t

15% Fprof

d.1

15% (11,1)

1,665 cm

16 mm

Fn

= Fprof - Flob
= Fprof d.t
= 5,83 1,6 (1)
= 9,5 cm2

Kontrol
tr

= P/ Fn tr
= 25000/2(9,5)
= 1215 1200 kg/cm2
(Tidak ok)

Batang tarik:

Batang P2
P2 = 5858 kg
L2 = 250 cm

tr

= P/ Fn tr

Fn

P/ tr

4,88 cm2

5858
0,75(1600)

Maka, F untuk 1 Profil = 2,44 cm2


Ambil profil:

Tugas Kelompok III

Page 69

STRUKTUR BAJA 1

Direncanakan double siku tidak sama sisi


30 . 45
Coba profil
F = 5,83
5

Flob

15% Ftr

d.t

15% Fprof

d . 0,5 15% (5,83)


d

1 cm

Fn

= Fprof - Flob
= Fprof d.t
= 5,83 1(0,5)
= 5,03 cm2

Kontrol
tr

= P/ Fn tr
= 5858/5,03
= 966,67 1200 kg/cm2
(ok)

Batang Tekan (P3)


P3 = 7175 kg
L3 = 300 cm
tk

= (P/ F) tk

taksir

= 3,5

( P/ tr)

Fperlu

19,69 cm

7175 .(3,5)
(1600)

Maka, F untuk 1 Profil = 7,85 cm2

Tugas Kelompok III

Page 70

STRUKTUR BAJA 1

Ambil profil:

Direncanakan siku balik double tidak sama sisi


Dengan data-data:

= 866

Ix

= 47,9

Iy

=21,8

Ix

= 2,35

Iy

=1,59

Ey

= 1,47

= 1 cm

Menghitung I extrime

Sumbu x t = 0,6
Sumbu y = 1

Untuk tebal = 1
Iyt

= 2 Iy0 + F ( ey + )2
= 2 21,8 + 8,66 ( 1,4 + .1)2
= 106,78 cm2

Iyt

=
=

I yt
FT
106,78
2(8,66)

= 2,482cm

Tugas Kelompok III

Page 71

STRUKTUR BAJA 1
Imin

= 0,87 Iyt
= 0,87 . (2,483)
= 2,16 cm

lk
Imin
= 300/2,16
= 138,89

Maka diperoleh = 3,7


min

= P . / Fr
= 7175 (3,7)/2(8,66)
= 1532 1600

Iterasi I
Ambil = 3,7
Fbr

P . /

Fbr

7175 . (3,7) / 1600

Fbr

16,59

Untuk 1 profil = 8,3 cm


Coba profil 2

55 . 75
7

Melentur ke sumbu masing-masing.

= lk/n.in 50

lk/.in
300/50(1,17)

5,128

Ambil n = 7 (ganjil)
i

= lk/n.ni 50
= 300/ 7(1,17)
= 386 50

Tugas Kelompok III

Page 72

STRUKTUR BAJA 1
Melentur ke sumbu extrim
= 2Iy0 + I (ex + )2

Iyt

= 221,8 + 8,66 (1,41 + .1)2


= 106,78 cm2
= 2Ix0 + F (ex + t)2

Ixt

= 247,9 + 8,66 (2,8 + .0,6)2


= 262,245 cm2
Mencari Ixy0
Tag 2 =

2. Fxy
IxIy

Tag 2 = 0,585 lihat tabel


= 27,70
Tag 2 = tag 2(27,7)
= tag 55,4
= 1,45
1,45

2. Ixy
IxIy

1,45

2. Ixy
47,921,8

Ixy0

= 18,9225 cm4

Ixyt

= -2Ixy0 + F(ex + t) (ey + )


= -2 18,92 + 8,66 (2,4 + 0,6) (1,41 + . 1)
= - 51,48

Iext

Imax

I xt+ Iyt
2

222,0+ 106,78
2

I xt+ Iyt 2
+ Ixt 2
2

222,06106,78 2
+(51,48)2
2

=A+ B

Tugas Kelompok III

Page 73

STRUKTUR BAJA 1
= 164,42 + 77,28
= 241,7
Imin

= A B
= 164,42 77,28
= 87,14

Melentur ke sumbu Imin


Imin

= 87,14 cm

Imin

Imin
Fr

= 2,24
min

lk
Imin

300
2,24

= 133,9 200 .... ok


Diperoleh = 2465
=

P
F
7175 (3465)
2(8,66)

= 1435 1600

Imax

= 241,7 cm4

Imax

=
=

max

Imax
F
241,7
2(8,66)

= lk/Imax
= 80,3 200 .........Ok

Diperoleh = 1,616

Tugas Kelompok III

Page 74

STRUKTUR BAJA 1
=

P
F
7175 (1,616)
2( 8,66)

= 664,445 1600.......Ok

Melentur ke sumbu ideal

max

m
2

max2 +

2
(36,6)
2

2
(80,3) +

88,24 200 ..............Ok


1,2i
1,2 (36,6)..............Ok
Kontrol
=

P max
Fr
7175 (1,761)
2(8,66)

= 729 1600.......Ok

Kontrol kekakuan pada plat Koppel

Tugas Kelompok III

Page 75

STRUKTUR BAJA 1

Kontrol

Ipl
2a

Stabilitas

10.

I1
L1

Profil
55.75
7

F = 8,66

1,5 d

S1 3d

2,5 d

U 7d

2,5 d

S1 7d

Perencanaan:
S1

= 2,5 d

= 5d

Flob

15% Fp

Tugas Kelompok III

Page 76

STRUKTUR BAJA 1
d.t

15% Fp

d.(0,7) 15% (8,66)


d

1,86 cm

= 18 mm

S1

= 2,5 d = 25 (1,8) = 4,5 cm

= 5d = 5 (1,8) = 4 cm

= S1 + U + S1
= 4,5 + 9 + 4,5
= 18 cm
= 1/12 h3 T. Plat

Ipl

= 1/12 (18)3 (0,6)


= 291, 6
I1

= lihat tabel, In = 11,8

L1

= lk/n = 300/7
= 42,85
= ( ex + t ) sin + (ey + ) cos

= (2,4 + (0,6)) sin 27,7 + ( 1,41 + 1 ) cos 27,7


= 2,946
Kontrol stabilitas
Ipl
2a

10.

291,6
2( 2,946)

I1
L1

10.

(11,8 )
42,85

98,98 2,36..............Ok
Kontrol terhadap M & D
Gaya lintang
D

= 0,02 P
= 0,02 (7175)
= 143, 5 kg

Tugas Kelompok III

Page 77

STRUKTUR BAJA 1

Tg

2 . Ixyt
Ixt Iyt

2 .(51,48)
222,06106,78

= 0,893

= 41,77
= 20,88

=F.a
= (8,66) (2,946)
= 25,51

lk
n

D . S 1.
Imax

143,5 . ( 25,51 ) .

300
7

24, 7
= 649,09 kg
La

=N.C

= La/ c
= 649,09 (2,416)/ 9
= 212,47

Rpk

1
L
2

Pds dan Pgs


2

1
( N ) +
2

Tugas Kelompok III

Page 78

STRUKTUR BAJA 1

1
.212,47
2

1
.649,09
2

= 482, 439 kg
Pgs

= A . gs
= d2 (0,6 . gs)
= (1,6)2 ( 0,6 . 2400)
= 3664,35 kg

Kontrol plat koppel

=N.C
= (212,47) 9
= 956, 115

Fn Plat = Fbruto F lob

Tugas Kelompok III

Page 79

STRUKTUR BAJA 1
= t. H 2. D. T
= (0,16) (18) 2 ( 1,8 ) (0,6)
= 8,64
Inetto = 1/12 th3 2(1/12 . dt)
=2. Dt (li)2
= 24768 cm4
Wn

= In/y
= 247,68/ (1/2) 18
=27,52

Tegangan yang terjadi pada plat


m

= M/w
= 956,115/27,52
= 34,74 kg/cm2

Imax =

3
L
2
Fn plat
3
(649,09)
2
8,64

= 112,689 kg/cm2
Irata-rata = L/ Fn plat
= 649,09/ 8,64
= 75,126
Kontrol
i

=
=

m2 +3. Iratarata
34,742 +3(75,126)2

= 134, 679 1600 kg/cm2.............ok


Rencana sambungan
Batang 1 & 4 direncanakan sambungan menerus
P

= P4 P1 = 25 17 = 8 ton

Tugas Kelompok III

Page 80

STRUKTUR BAJA 1
Dari hitungan sebelumnya diperoleh profil
Pgs

60.60
10

= 2. A gs
= 2 (1/4 d2) (0,6 paku)
= 2 ( + 1,6) (1) (1,5 . 1600)
= 3840

P
Pds / pgs

= 8000/840
= 2,08
3 buah

Tugas Kelompok III

Page 81

STRUKTUR BAJA 1
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/18040588/STRUKTUR-BAJA-11, tanggal 4 Januari 2012
http://www.feri82.blogspot.com/2009/08/perencanaan-struktur-baja-bag1.html,
tanggal 4 Januari 2012
http://www.scribd.com/doc/18040588/STRUKTUR-BAJA-11, tanggal 4 Januari 2012
Charles G. Salmon, John E.Johnson, Ir. Wira,M.S.C.E. (1980). Struktur Baja Dissin
Dan Perilaku Jilid I-Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga
Badan Standar Nasional, 2002, Tata cara Perencanaan Struktur Baja Untuk
Bangunan Gedung.SNI-03-1729-2002, Lintang TEknologi Pemukiman, Bandung

Tugas Kelompok III

Page 82

Anda mungkin juga menyukai