Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

1.1. PERENCANAAN STRUKTUR


Perencanaan struktur dapat didefinisikan sebagai campuran antara seni dan
ilmu pengetahuan yang dikombinasikan dengan intuisi seorang ahli struktur mengenai
perilaku struktur dengan dasar-dasar pengetahuan dalam statika, dinamika, mekanika
bahan, dan analisa struktur, untuk menghasilkan suatu struktur yang ekonomis dan
aman, selama masa layanannya.
Tujuan dari perencanaan struktur menurut Tata Cara Perencanaan Struktur
Baja Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1729-2002) adalah menghasilkan suatu
struktur yang stabil, cukup kuat, mampu layan, awet, dan memenuhi tujuan-tujuan
lainnya seperti ekonomis dan kemudahan pelaksanaan. Suatu struktur disebut stabil
jika tidak mudah terguling, miring, atau tergeser selama umur rencana bangunan.
Risiko terhadap kegagalan struktur dan hilangnya kemampulayanan selama umur
rencananya juga harus diminimalisir dalam batas-batas yang masih dapat diterima.
Suatu struktur yang awet semestinya tidak memerlukan biaya perawatan yang terlalu
berlebihan selama umur layannya.
Perencanaan adalah sebuah proses untuk mendapatkan suatu hasil yang
optimum. Suatu struktur dikatakan optimum apabila memenuhi kriteria-kriteria
berikut:
1. Biaya minimum
2. Berat minimum
3. Waktu konstruksi minimum
4. Tenaga kerja minimum
5. Biaya manufaktur minimum
6. Manfaat maksimum pada saat masa layan

Kerangka perencanaan sturktur adalah pemilihan susunan dan ukuran dari


elemen struktur sehingga beban yang bekerja dapat dipikul secara aman, dan
perpindahan yang terjadi masih dalam batas-batas yang disyaratkan. Prosedur
perencanaan struktur secara iterasi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Perancangan. Penetapan fungsi dari struktur


b. Penetapan konfigurasi struktur awal (preliminary) sesuai langkah 1
termasuk pemilihan jenis material yang akan digunakan
c. Penetapan beban kerja struktur
d. Pemilihan awal bentuk dan ukuran elemen struktur berdasarkan langkah
1,2,3
e. Analisa struktur. Untuk memperoleh gaya-gaya dalam dan perpindahan
elemen
f. Evaluasi. Apakah perancangan sudah optimum sesuai yang diharapkan
g. Perencanaan ulang langkah 1 hingga 6

1
h. Perencanaan akhir, apakah langkah 1 hingga 7 sudah memberikan hasil
optimum

Salah satu tahapan penting dalam perencanaan suatu struktur bangunan adalah
pemilihan jenis material yang akan digunakan. Jenis-jenis material yang selama ini
dikenal dalam dunia konstruksi antara lain adalah baja, beton bertulang, serta kayu.
Material baja sebagai bahan konstruksi telah digunakan sejak lama mengingat
beberapa keunggulannya dibandingkan material yang lain. Beberapa keunggulan baja
sebagai material konstruksi, antara lain adalah:

1. Mempunyai kekuatan yang tinggi, sehingga dapat mengurangi ukuran


struktur serta mengurangi pula berat sendiri dari struktur. Hal ini cukup
menguntungkan bagi struktur-struktur jembatan yang panjang, gedung
yang tinggi atau juga bangunan-bangunan yang berada pada kondisi tanah
yang buruk
2. Keseragaman dan keawetan yang tinggi, tidak seperti halnya material
beton bertulang yang terdiri dari berbagai macam bahan penyusun,
material baja jauh lebih seragam/ homogen serta mempunyai tingkat
keawetan yang jauh lebih tinggi jika prosedur perawatan dilakukan secara
semestinya.
3. Sifat elastic, baja mempunyai perilaku yang cukup dekat dengan asumsi-
asumsi yang digunakan untuk melakukan analisa, sebab baja dapat
berprilaku elastic hingga tegangan yang cukup tinggi mengikuti Hukum
Hooke. Momen inersia dari suatu profil baja juga dapat dihitung dengan
pasti sehingga memudahkan dalam melakukan proses analisa struktur.
4. Daktilitas baja cukup tinggi, karena suatu batang baja yang menerima
tegangan tarik yang tinggi akan mengalami regangan tarik cukup besar
sebelum terjadi keruntuhan
5. Beberapa keuntungan lain pemakaian baja sebagai material konstruksi
adalah kemudahan penyambungan antarelemen yang satu dengan lainnya
menggunakan alat sambung las dan baut. Pembuatan baja melalui proses
gilas panas yang mengakibatkan baja menjadi mudah dibentuk menjadi
penampang-penampang yang diinginkan. Kecepatan pelaksanaan
konstruksi baja juga menjadi suatu keunggulan material baja

Selain keuntungan-keuntungan yang disebut, material baja juga memiliki


beberapa kekurangan, terutama disisi pemeliharaan. Konstruksi baja yang
berhubungan langsung dengan udara atau air, secara periodik harus dicat.
Perlindungan terhadap bahaya kebakaran juga harus menjadi perhatian yang serius,
sebab material baja akan mengalami penurunan kekuatan secara drastis akibat
kenaikan temperatur yang cukup tinggi. Samping itu baja juga merupakan konduktor
yang baik, sehingga nyala api dalam suatu bangunan justru dapat menyebar dengan
lebih cepat. Kelemahan lain dari struktur baja adalah masalah tekuk yang merupakan
fungsi dari kelangsingan suatu penampang.

2
1.2. KONSEP DASAR LRFD
Dua filsofi yang sering digunakan dalam perencanaan struktur baja adalah
perencanaan berdasarkan tegangan kerja/ working stress design (Allowable Stress
Design/ASD) dan perencanaan kondisi batas/ limit states design (Load and Resistance
Factor Design/ LRFD). Metode ASD dalam perencanaan struktur baja telah
digunakan dalam kurun waktu kurang lebih 100 tahun. Dan dalam 20 tahun terakhir
prinsip perencanaan struktur baja mulai beralih ke konsep LRFD yang jauh lebih
rasional dengan berdasarkan pada konsep probabilitas.

Ada beberapa tingkatan dalam design probabilitas. Metode Probabilitas Penuh


(Fully Probabilistic Method) merupakan tingkatan III, dan merupakan cara analisa
yang paling kompleks. Metode Probabilitas Penuh memerlukan data-data tentang
distribusi probabilitas dari tiap-tiap variabel acak (seperti tahanan, beban , dan lain-
lain) serta korelasi antar variabel tersebut. Data-data ini biasanya tidak tersedia dalam
jumlah yang cukup sehingga umumnya Probabilitas Penuh ini jarang digunakan
dalam praktek.

Tingkat II dalam desain probabilitas dinamakan metode First-Order Second


Moment (FOSM) yang menggunakan karakteristik statistik yang lebih mudah dari
tahanan dan beban. Metode ini mengasumsikan bahwa beban Q dan tahanan R saling
bebas secara statistik.

1.3. DESAIN LRFD STRUKTUR BAJA


Secara umum, suatu struktur dikatakan aman apabila memebuhi persyaratan
berikut:
∅ Rn ≥ ∑ γ i Q i

Bagian kiri persamaan merepresentasikan tahanan atau kekuatan dari sebuah komponen
atau sistem struktur. Dan bagian kanan persamaan menyatakan beban yang harus dipikul
struktur tersebut. Jika tahanan nominal Rn dikalikan suatu faktor tahanan ∅ maka akan
diperoleh tahanan rencana. Namun demikian, berbagai macam beban (beban mati,
beban hidup, gempa, dan lain-lain) pada bagian kanan persamaan dikalikan suatu
faktor beban γ i untuk mendapatkan jumlah beban terfaktor ∑ γ i Qi

3
Faktor Beban dan Kombinasi Beban

Menurut peraturan baja Indonesia, SNI 03-1729-2002 pasal 6.2.2 mengenai


kombinasi pembebanan, dinyatakan bahwa dalam perencanaan suatu struktur baja
haruslah diperhatikan jenis-jenis kombinasi pembebanan berikut ini:

a. 1,4 D
b. 1,2 D + 1,6 D + 0,5 ( La atau H )
c. 1,2 D + 1,6 ( La atau H ) + (γ L L atau 0 , 8W )
d. 1,2 D + 1,3 W + γ L L + 0,5 ( La atau H )
e. 1,2 D ± 1,0 E + γ L L
f. 0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Dengan:
D adalah beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen,
termasuk dinding, lantai atap, plafon, partisi tetap, tangga dan peralatan
layan tetap
L adalah beban hidup yang ditimbulkan oleh pengguna gedung, termasuk kejut,
tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain
La adalah beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja,
peralatan, dan material atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda
bergerak
H adalah beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air
W adalah beban angin
E adalah beban gempa yang ditentukan dari peraturan gempa γ L = 0,5 bila L <
5 kPa, dan γ L = 1 bila L ≥ 5 kPa. Faktor beban untuk L harus sama dengan
1,0 untuk garasi parkir, daerah yang digunakan untuk pertemuan umum dan
semua daerah yang memikul beban hidup lebih besar dari 5 kPa

Faktor Tahanan

Faktor tahanan dalam perencanaan struktur berdasarkan metode LRFD, ditentukan


dalam table 6.4-2 SNI 03-1729-2002, sebagai berikut:
a. Komponen struktur yang memikul lentur ∅ =0 , 90
b. Komponen struktur yang memikul gaya tekan aksial ∅ =0 ,85
c. Komponen struktur yang memikul gaya tarik
1) Terhadap kuat tarik leleh ∅ =0 , 90
2) Terhadap kuat tarik fraktur ∅ =0 ,75
d. Komponen struktur yang memikul gaya aksial dan lentur ∅ =0 , 90
e. Komponen struktur komposit
1) Kuat tekan ∅ =0 ,85
4
2) Kuat tumpu beton ∅ =0 ,60
3) Kuat lentur dengan distribusi tegangan plastis ∅ =0 ,85
4) Kuat lentur dengan distribusi tegangan elastis ∅ =0 , 90
f. Sambungan baut ∅ =0 ,75
g. Sambungan Las
1) Las tumpul penetrasi penuh ∅ =0 , 90
2) Las sudut, las tumpul penetrasi sebagian, les pengisi ∅ =0 ,75

Anda mungkin juga menyukai