PENDAHULUAN
Beton adalah batuan buatan yang terjadi sebagai hasil pengerasan suatu
didapatkan dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil),
atau jenis agregat lain, semen portland atau semen hidrolik yang lain, dan air,
kimiawi ataupun fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan
Pengerasan ini terjadi karena adanya reaksi kimia antara semen dengan air. Beton
yang sudah mengeras dapat juga dikatakan sebagai batuan tiruan, dengan rongga-
rongga antara butiran yang besar (agregat kasar atau batu pecah), dan diisi oleh
batuan kecil (agregat halus atau pasir), dan pori-pori antara agregat halus diisi
oleh semen dan air (pasta semen). Pasta semen juga berfungsi sebagai perekat atau
dengan kuat sehingga terbentuklah suatu kesatuan yang padat dan tahan lama.
seperti jembatan, dermaga, pemecah gelombang (break water), piers, jetties dan
dengan bahan konstruksi lainnya. Selain karena memiliki kekuatan tekan yang
tinggi, beton juga tidak membutuhkan biaya yang besar serta proses
sekitar laut.
mempengaruhi kekuatan (durabilitas) beton. Cara dan bahan serta alat yang
digunakan untuk perawatan akan menentukan sifat dari beton yang akan dibuat,
harus terjadwal dengan baik agar beton bisa mencapai kekuatan sesuai dengan
dengan air karena terjadi reaksi hidrasi. Hal ini dilakukan agar beton tidak
mengalami tegangan tarik akibat beton yang mengering yang dapat menimbulkan
kerusakan pada beton (retak). Perawatan beton tidak hanya dimaksudkan untuk
mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk
terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur. (Tri Mulyono, 2004). Metoda
• Jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan
• Penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik
beton (28 hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang
bersih/ air normal (air yang tidak mengandung senyawa-senyawa atau mineral-
mineral yang dapat merusak beton) sebagai air perendamannya. Akan tetapi, pada
kontak dengan air laut terkadang tidak dapat dihindari, dimana air laut
disebabkan klorida (Cl) yang terdapat pada air laut merupakan garam yang
bersifat agresif terhadap bahan lain, termasuk beton. Kontak dengan air laut
berbahaya karena ketika dalam masa perawatan (curing), beton akan selalu
berinteraksi dengan air laut. Garam laut meresap ke dalam beton dengan aksi
kapiler dan mengisi rongga-rongga yang ada. Senyawa-senyawa kimia ini akan
menggerogoti beton hingga beton rapuh dan rusak. Hal ini akan menyebabkan
durabilitas yang diperoleh tidak akan sesuai dengan yang diprediksi semula.
Untuk mencegah peresapan air laut ke dalam beton, diperlukan bahan yang
mampu menutup pori beton. Pori (rongga udara) yang terdapat pada beton
memberi kesempatan kepada air laut untuk masuk dan merusak beton. Untuk itu,
beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini
adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton agar menjadi lebih cocok untuk
pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya. Jenis admixture yang dapat
berfungsi untuk mengurangi permeabilitas melalui kapiler dari pasta semen keras.
Lateks emulsi (styrene butadiene) adalah lateks hasil proses dari karet sintetis
dalam bentuk cair. Lateks emulsi berupa cairan kental berwarna putih, memiliki
ukuran butiran yang lebih kecil dari ukuran butiran semen. Lateks emulsi
memiliki ukuran butiran sekitar 0,05 – 5 micron atau 50 – 5000 nanometer. Hal
udara yang ada di dalam beton yang sebelumnya bisa saja terisi oleh air laut.
diharapkan.
pengaruh curing air laut terhadap beton serta pengaruh penambahan lateks emulsi
Beberapa penelitian yang menjadi dasar dari tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Air Laut Pada Perawatan (Curing) Beton Terhadap Kuat Tekan
Dan Absorpsi Beton Dengan Variasi Faktor Air Semen Dan Durasi
M , tahun 2011.
dengan air curing berbeda. Kuat tekan beton yang menggunakan air
laut. Absorpsi yang terjadi pada beton dipengaruhi oleh variasi durasi
curing air laut selama 1, 2, dan 3 hari dan variasi faktor air semen 0,45,
0,5 dan 0,55. Semakin lama masa curing dan semakin besar faktor air
cm. Nilai kuat tekan rata-rata dari hasil pengujian mortar yang
sebesar 61,423 kg/cm2. Nilai kuat tekan rata-rata dari hasil pengujian
kg/cm2.
a. Uji coba dilakukan dengan curing air normal selama 28 hari, kemudian
dilakukan perendaman benda uji dengan air laut selama 120 hari
terkena pengaruh air laut, nilai kuat tekan beton normal rata-rata 38%
lebih besar dari beton lateks emulsi. Setelah mencapai usia 56 hari di
kuat tekan yang cukup signifikan dan stabil sampai usia 120 hari,
hari. Nilai kuat tekan semua beton lateks emulsi pada usia 120 hari di
durabilitas beton?
laut?
durabilitas beton yang dicuring dengan air laut yaitu dengan pengujian
kuat tekan beton, kuat tarik belah beton dan absorpsi beton serta melalui
beton untuk menghasilkan durabilitas beton yang optimal pada beton yang
Dalam penelitian yang dilakukan ini, ada beberapa masalah yang dibatasi
a. Beton yang direncanakan adalah beton f’c = 19,3 Mpa tanpa tulangan.
b. Air laut untuk proses curing diambil dari daerah Pantai Cermin.
10%, 15% , 20% dan 25% dari jumlah air bersih campuran beton.
e. Beton mix design bentuk silinder ø15 cm dan tinggi 30 cm (Total Benda
Uji = 84).
f. Pengujian kuat tekan dilakukan pada umur 28 hari dan 90 hari untuk
semua variasi.
g. Pengujian kuat tarik belah dilakukan pada umur 28 hari dan 90 hari untuk
semua variasi.
semua variasi.
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah,
sistematika penulisan dari tugas akhir ini.