Anda di halaman 1dari 7

Isian Substansi Proposal

SKEMA PENELITIAN
Petunjuk: Pengusul hanya diperkenankan mengisi di tempat yang telah disediakan sesuai dengan petunjuk
pengisian dan tidak diperkenankan melakukan modifikasi template atau penghapusan di setiap bagian.

JUDUL
Optimasi Pemanfaatan Air Laut dalam Campuran Beton untuk
Konstruksi Pesisir di Kota Sorong
RINGKASAN
Dalam dunia kontruksi, beton telah lama menjadi konstruksi utama dalam berbagai
pembangunan infrastruktur mulai dari bangunan air maupun bangunan yang ada di
darat. Salah satu bahan dasar penyusun beton adalah air dimana penggunaan air
dalam peyusun beton sangatlah penting. Air yang digunakan pad beton umumnya
adalah air tawar yang dimana semakin tinggi penggunaan konstruksi beton maka
secara otomatis semakin tinggi pula kebutuhan air bersihh yang harus digunakan
sehingga kebutuhan air bersih yang seharusnya dapat digunakan untuk kebutuhan
lain namun terpakai untuk seiap pembangunan yang menggunakan kontruksi beton.
Di wilayah Kota Sorong sebagai kota daerah pesisir yang memiliki potensi yang
sangat baik dalam optimasi pemanfSaatan air laut, salah satunya adalah
menggunakan air laut sebagai pengganti air tawar dalam bahan dasar penyusun
kontruksi beton. Pada penelitian ini peneliti akan melakukan sebuah pengujian
eksperimental dengan metode kuantitatif berupa penggantian air tawar menjadi air
laut dalam bahan dasar penyusun beton. Dimana benda uji beton yang telah berusia
28 hari akan diuji di Laboratorium untuk dilakukan pengujin kuat tekan, kuat
lentur, dan regangan yang terjadi pada benda uji. Kemudian hasil uji akan dianalisa
datanya dan dibandingkan dengan beton normal dengan air tawar.

KATA KUNCI
Beton, Air Laut, Kuat Tekan, Kuat Lentur, Regangan Beton

BAB I. PENDAHULUAN
Beton adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Sulit untuk menemukan bahan alternatif untuk konstruksi yang sesuai dengan
bahan tersebut dari sudut pandang ketahanan maupun ekonomi. [1] Beton saat ini
telah menjadi salah satu material utama pada bangunan yang sangat penting untuk
memenuhi kebutuhan industri properti dan bangunan sipil. Dalam berbagai
bangunan infrastruktur yang ada di dunia ini, beton yang dibuat dengan
menggunakan semen Portland menjadi material terbesar yang paling banyak
digunakan dibandingkan material lain seperti baja, kayu ataupun bambu. Industri
beton merupakan pengguna sumber daya alam terbesar di dunia. Beton yang telah
mengeras merupakan material gabungan yang terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, semen dan admixture atau bahan tambah jika dibutuhkan [2] Pembangunan
infrastruktur menjadi aspek penting dalam mempercepat laju pembangunan
nasional di Indonesia. Indonesia adalah Negara Kepulauan yang memiliki luas
perairan lebih besar dibandingkan dengan luas daratannya, oleh sebab itu
pembangunan infrastruktur juga tidak lepas dari kondisi tersebut. Pembangunan
infrastruktur tidak hanya dilakukan di daratan, di daerah pantai atau laut juga ada
bangunan seperti jembatan, tol laut, pemecah gelombang, dermaga, jetty, piers,
dermaga dan lain sebagainya yang mendukung laju pembangunan nasional[3].
Bangunan air merupakan salah satu aspek penting dalam pertumbuhan
infrastrutktur dan ekonomi. Indonesia yang merupakan negara kepulauan dan
negara agraris tentunya tidak akan terlepas dari infrastruktur bangunan air [4].
Kota-kota pesisir sangat bergantung pada infrastruktur pesisir dan kelautan
(misalnya pelabuhan, jembatan, dan pembangkit listrik tenaga angin lepas pantai)
untuk pembangunan sosio-ekonomi [5]. Salah satu bahan penyusun beton adalah
air, fenomena sekarang ini kebutuhan air yang memenuhi syarat dalam
penggunaannya mulai berkurang. Dunia teknik sipil telah memikirkan tentang
kedepan potensi air bersih (air tawar) yang difungsikan sebagai bahan campuran
beton akan berkurang [6]. Setiap tahunnya sekitar 9% dari seluruh pengambilan air
industri digunakan untuk produksi beton, yaitu sekitar 65,7 km3 [7,8].
Bumi mungkin terdiri dari 70% air, tetapi planet biru hanya terdiri dari 2,5% air
tawar. Menurut laporan Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) [2], lebih dari
separuh populasi dunia akan menghadapi kekurangan air pada tahun 2025. Oleh
karena itu, air tawar adalah salah satu sumber daya paling berharga di bumi, dan
perlindungannya merupakan tantangan utama bagi dunia. perkembangan umat
manusia di masa depan. Menghemat sumber daya air tawar serta mencari sumber
alternatif lain, seperti air laut, menjadi semakin mendesak. Ambil contoh industri
beton, untuk memproduksi 25 miliar ton beton per tahun, konsumsi air tawar, salah
satu unsur penting beton, mencapai 1,5 miliar ton di seluruh dunia. Jika sebagian
dari air tawar yang dikonsumsi dapat digantikan dengan air laut, maka kekurangan
air tawar dapat diatasi sampai batas tertentu, terutama untuk proyek konstruksi di
pulau-pulau dan lokasi lepas pantai, dimana pasokan air tawar terbatas dan
memerlukan biaya transportasi yang tinggi[9,10] Selain itu, pasokan air bersih juga
menjadi kendala bagi proyek-proyek yang berlokasi di lepas pantai dan laut.
Paparan air laut saat proses curing sangat berbahaya, karena beton akan menyerap,
dan garam laut yang ada di air laut akan meresap ke dalam beton melalui lubang-
lubang pada beton. Senyawa dalam air laut akan menurunkan kualitas beton
sehingga beton tidak dapat mencapai kualitas yang direncanakan [11]
Dari fenomena tersebut, melihat potensi sumber air laut yang begitu melimpah
maka ada pemikiran untuk mengunakan air laut sebagai bahan pencampuran beton.
Penggunaan air laut dapat dipakai untuk air pencampur maupun perawatan mortar
dan beton. Pengaruh air laut sebagai air pencampur mortar dan beton menunjukan
bahwa air laut dapat digunakan sebagai air pencampur dan air perendam. Meskipun
pengaturan waktu semen menjadi lebih lama dengan mengunakan air laut. Air laut
dapat digunakan sebagai air pencampur maupun sebagai air perawatan dalam
produksi mortar dan beton. Pasir laut dan agregat kasar dari sungai mampu diikat
oleh pasta yang terbuat dari air laut dan semenportland komposit untuk
menghasilkan kuat tekan beton struktural .Namun di sisi lain, beberapa negara yang
memiliki standar beton belum merekomendasikan penggunaan air laut sebagai air
campuran beton. Hal ini karena mereka masih menilai adanya potensi lebih dini
korosi pada tulangan akibat adanya klorida pada senyawa air laut [12].
Di Kota sorong sendiri yang merupakan salah satu daerah pesisir pantai dan
dikelilingi dengan air laut dengan jarak tempuh yang tidak begitu jauh dari laut
merupakan potensi yang besar untuk memanfaatkn sumber daya air laut dalam
penggunaan konstruksi beton baik untuk pembangunan infrastruktur bangunan air
ataupun bangunan lainnya. Pada penelitian ini penulis akan menggunakan potensi
yang ada di daerah penulis untuk melakukan penelitian terkait dengan penggunaan
air laut sebagai bahan penyusun dalam pembuatan konstruksi beton sebagai
pengganti air tawar. Dimana air laut akan dicampurkan sebagai bahan penyusun
sampel beton dan melihat hasil kekuatan dari beton yang telah diuji. Penelitian ini
akan menguji sampel beton yang telah dicetak dan menganalisa hasil uji kuat tekan,
kuat lentur dan regangan beton beserta perbandingannya pada sampel beton normal
tanpa menggunakan air laut.

Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh penggunaan air laut terhadap nilai kuat tekan beton?
2. Bagaimana pengaruh penggunaan air laut terhadap nilai kuat lentur dan
regangan beton?
3. Bagaimana perbandingan hasil kuat tekan beton menggunakan air laut dengan
beton menggunakan air tawar?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh pengaruh penggunaan air laut terhadap nilai kuat
tekan beton
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan air laut trhadap nilai kuat lentur dan regangan
beton.
3. Untuk mengetahui perbandingan hasil kuat tekan antara beton menggunakan
air laut dan beton dengan menggunakan air tawar.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Preeti Tiwari , Rajiv Chandak , R.K. Yadav “Effect Of Salt Water On
Compressive Strength Of Concrete”(2014)
Dalam penelitian ini, pengaruh air garam terhadap kuat tekan beton diselidiki. Oleh
karena itu makalah ini menyajikan hasil dan temuan penelitian eksperimenta lltentang
pengaruh air garamkekuatan tekan beton. Untuk ini kubus beton dituang menggunakan
wi segar dan air garam untuk desainnyacampuran M-30 1:1.8:3.31 berat beton, dan
perbandingan air-semen 0,45. Setengah dari kubus beto dilemparkan dan diawetkan
dengan air tawar dan sisa setengah kubus dibuang dan diawetkan dengan air garam.
Kubus beton disembuhkan masing-masing selama 7,14 dan 28 hari. Hasil kuat tekan
rata-rata beton diperoleh dengan menggunakan air tawar berkisar antara 27,12 –
39,12N/mm2 dan menggunakan air garam berkisar antara 28,45 –41,34N/mm2.

Syamsul Bahri Ahmad “Investigasi Pengaruh Air Laut Sebagai Air Pencampuran Dan
Perawatan Terhadap Sifat Beton”(2018)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh air laut sebagai air campuran dan
perawatan beton terhadap kuat tekan, porositas dan sorptiviti beton. Sejumlah benda uji
dengan ukuran 15 cm x 30 cm dan 10 cm x 20 cm dengan kandungan semen 450 kg/m3
diuji pada umur 28 hari dengan mengacu pada standar ASTM. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kuat tekan beton yang dicampur dengan air laut (BLT dan BLL)
mengalami peningkatan kuat tekan terhadap kuat tekan beton yang dicampur dengan air
tawar (BTT dan BTL) yang diikuti dengan penurunan porositas beton. Kuat tekan beton
yang dicampur dan dirawat dengan air laut (BLL) diperoleh 352,29 kg/cm2 dengan
porositas sebesar beton 17,06 %. Kuat tekan beton yang dicampur air laut dan dirawat
dengan air tawar (BLT) diperoleh 331,61 kg/cm2 dengan porositas beton 16,87 %. Kuat
tekan beton yang dicampur dengan air tawar dan dirawat dengan air tawar (BTT)
sebagai beton pembanding diperoleh 314,05 kg/cm2 dengan porositas 17,97 %. Kuat
tekan beton yang dicampur dengan air tawar dan dirawat dengan air laut (BTL)
diperoleh 297,80 kg/cm2 dengan porositas 16,44 %. Sorptiviti beton yang baik
cenderung ditunjukkan beton yang dirawat dengan air laut (BTL dan BLL).

As’at Pujianto, Hakas Prayuda, Berkat Cipta Zega, Besty Afriandin “Kuat Tekan Beton
dan Nilai Penyerapan dengan Variasi Perawatan Perendaman Air Laut dan Air Sungai’’
(2019)
Penelitian ini membahas pengaruh dari perawatan beton menggunakan air laut dan air
sungai terhadap karakteristik beton. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan
pengaruh dari jenis air pada perawatan beton, khususnya pada beton yang digunakan
yang berhubungan langsung dengan air. Pada penelitian ini menggunakan tiga jenis
produk semen yaitu Holcim, Tiga Roda dan Gresik dengan total 12 variasi dan 108
benda uji berbentuk silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Seluruh variasi
menggunakan standar mix design yang sama dengan 6 variasi menggunakan perbedaan
jumlah superplasticizer dan 6 variasi menggunakan bahan tambah fly ash. Pengujian
yang dilakukan berupa pemeriksaan workabilitas, kuat tekan dan nilai penyerapan.
Hasil pada pengujian ini menunjukkan bahwa nilai workabilitas pada beton
menggunakan superplasticizer lebih baik dibandingkan beton menggunakan bahan
tambah fly ash. Hasil kuat tekan menunjukkan bahwa seluruh benda uji dengan
perawatan air laut lebih tinggi dibandingkan dengan beton menggunakan perawatan air
sungai. Sedangkan nilai penyerapan menunjukkan bahwa pada umur 28 hari dengan
menggunakan air laut menghasilkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan perawatan
menggunakan air sungai

Arbain Tata “Sifat Mekanis Beton Dengan Campuran Pasir Pantai Dan Air Laut”
(2019)
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sifat mekanis beton campuran pasir pantai
dengan variasi quarry yang berbeda. Tiga sumber pasir pantai yang berbeda yaitu: Loto,
Kusu dan Akelamo dengan FAS yang bervariasi, juga diteliti hubungan terhadap
tingkat salinitasnya. Benda uji selinder ukuran 150x300 diuji pada umur beton 28 hari.
Dari hasil penelitian dihasilkan kuat tekan beton masing-masing menunjukkan pasir
Loto mempunyai nilai kuat tekan lebih tinggi dari pasir Kusu dan Akelamo. Hubungan
antara FAS dengan kuat tekan menunjukkan kekuatan berkurang seiring dengan
bartambahnya nilai FAS. Ditinjau dari salinitasnya menunjukkan tidak terjadi
perbedaan yang siknifikan dari ketiga sumber pantai. Kuat tekan beton dengan bahan
campur air tawar dibanding air laut pada pasir Loto, Akelamo, dan Kusu menunjukkan
lebih kuat dengan selisih 2.04%, 3.09 % dan 2.16%.

Davoud Vafaei, Reza Hassanli, Xing Ma ⇑ , Jinming Duan, Yan Zhuge


“Sorptivity and mechanical properties of fiber-reinforced concrete made with seawater
and dredged sea-sand’’
Dalam penelitian ini dibuat beton mutu tinggi dengan menggunakan air laut (SW) dan
pasir laut hasil kerukan (DSS).dikembangkan dan pengaruh penambahan jenis dan
persentase serat yang berbeda terhadap sifat-sifatnyadiselidiki. Dua jenis serat sintetis
yang berbeda, yaitu polipropilen (PP) dan polivinil alkohol hol (PVA), dengan fraksi
volume 0,1, 0,2, 0,3, dan 0,5% digunakan untuk penguat. Di semua betoncampuran
semen sebagian diganti dengan GGBS. Sifat-sifat beton segar yang meliputi slump,
kadar udara, dan berat jenis beton segar serta sifat mekanik yang meliputi kuat tekan,
mod elastik, tarik belah, dan kuat lentur diperiksa. Serangkaian uji ketahanan juga
dilakukandilakukan untuk mengetahui perilaku penyerapan dan sorptivitas beton pasir
laut air laut (SWSS) polos dan bertulang serat. Hasilnya, SW dan DSS meningkatkan
kuat tekan pada usia dinibeton sebesar 11% dan mengurangi kekuatan jangka panjang
sebesar 10%. Penggabungan serat PP dan PVA masing-masing menurunkan (sampai
12%) dan meningkatkan (sampai 10%) kuat tekan beton SWSS. Penambahan kedua
jenis serat PP dan PVA mengubah perilaku tekan beton SWSSmode keruntuhan getas
hingga ulet. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa SW, DSS dan perbedaan jenis
serta persentase serat hampir tidak berpengaruh terhadap modulus elastisitas beton.
Penggabungan PP dan PVA serat menghasilkan peningkatan kuat tarik belah sebesar
17% dan 23% dibandingkan beton SWSS polos.Telah diamati bahwa penggunaan SW
dan DSS pada beton menghasilkan pengurangan penyerapan air yang cukup besar dan
daya serap beton. Penyerapan dan daya serap air semakin berkurang dengan
penambahan PP serat. Hasilnya, beton SWSS bertulang serat dapat digunakan khusus di
daerah terpencil dimana air tawar dan pasir biasa tidak dapat diakses, dan diperlukan
tingkat ketahanan retak.

Menghuan Guo, Biao Hu, Feng Xing, Xiaoqing Zhou, Meng Sun, Lili Sui, Yingwu
Zhou “Characterization of the mechanical properties of eco-friendly concrete made
with untreated sea sand and seawater based on statistical analysis”
Dalam penelitian ini, beton ramah lingkungan yang inovatif dan berkelanjutan
menggunakan berbagai jenis pasir laut dan air laut telah diselidiki. Pengaruh pengaruh
ion-ion yang dimasukkan oleh pasir laut dan/atau air laut terhadap sifat mekanik beton
telah dieksplorasi. Karena percepatan efek ion tambahan pada proses hidrasi semen
pada usia dini, maka volume pori-pori kapiler intrusi, yang bertanggung jawab atas
kekuatan makroskopis beton, adalah ditemukan relatif lebih tinggi pada beton pasir laut
air laut (SWSSC). Analisis statistik kuat tekan menunjukkan bahwa ketiga jenis
SWSSC yang diteliti tidak menunjukkan perbedaan intrinsik dibandingkan dengan
SWSS beton biasa. Meskipun penggabungan pasir laut dan khususnya air laut agak
menghambat hal tersebut peningkatan kekuatan beton seiring bertambahnya usia,
perilaku mekanis global SWSSC masih sebanding dengan beton biasa. Dengan seleksi
yang tepat dan uji pendahuluan, penggabungan pasir laut dan/atau air laut pada beton
polos serta beton dengan tulangan bebas korosi cukup menjanjikanuntuk produksi beton
yang ramah lingkungan.

M.W. Tjaronge(1), Rita Irmawaty(1), Ivany Cicilia Marthin(2) “Kuat Lentur Beton
Yang Menggunakan Air Laut, Pasir Laut Dan Semen PCC”
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kuat lentur beton dengan menggunakan air
laut, pasir laut dan semen PCC. Material yang digunakan adalah semen portland
komposit, batu pecah, pasir laut dan air laut yang bersumber dari pantai Barombong-
Makassar, dan superplasticizer berbasis polycarboxylate. Nilai faktor air semen yang
digunakan adalah 42,5% dengan jumlah air 135 L. Pengujian beton menggunakan
metode kuat lentur. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kuat lentur beton rata-rata
umur 7 dan 28 hari berturut-turut adalah 0,98 MPa dan 1,31 MPa. Hasil yang diperoleh
memperlihatkan bahwa kuat lentur beton dari umur 7 ke 28 hari mengalami kenaikan
sebesar 25% (meningkat sebesar 0,33 MPa). Hal ini juga menunjukkan bahwa tidak
terjadi segregasi dan pasta semen dapat mengikat agregat dengan baik.

BAB III METODA

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan air laut jika
digunakan sebagai bahan dasar penyusun beton. Hal ini dikarenakan Indonesia
merupakan negara kepulauan yang mana banyak terdapat daerah pesisir salah
satunya di Kota Sorong, dan pada daerah pesisir tersebut banyak terdapat kegiatan
konstruksi yang mana konstruksi tersebut mayoritas menggunakan beton. Masalah
yang sering ditemukan jika melakukan kegiatan konstruksi di daerah pesisir yaitu
sulit menemukan air tawar atau air yang sesuai persyaratan sebagai bahan dasar
beton. Selanjutnya akan di coba untuk menggunakan air laut sebagai bahan dasar
penyusun beto. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang dimana
hasil akhir dari penelitian ini berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan di
laboratorium.

Berikut adalah rencana tahapan penelitian yang akan dilaksanakan :


1. Studi Literatur
Melakukan studi literatur dari penelitian terdahulu untuk melihat hasil dari
penelitian terdahulu.
2. Pengujian Karakteristik Material
Mempersiapkan material untuk dilakukan pengujian karasteristik terlebih
dahulu, jika telah memenuhi standar material penyusun beton.
3. Perhitngan Job Mix Design (JMD) Benda Uji
Setelah melakukan pengujian material selanjutnya akan dihitung proporsi
campuran untuk menjadi sampel kontrol dan selanjutnya dari proporsi
campuran yang ada diganti air yang digunakan dengan air laut.
4. Pembuatan Benda uji
Proses pembuatan benda uji, benda uji yang dibuat berupa sampel slinder untuk
uji kuat tekan dan regangan beton, dan sampel balok untuk kuat lentur beton.
5. Pengujian Benda Uji
Pengujian yang dilakukan untuk evaluasi hasil akhir adalah pengujian kuat
tekan, kuat lentur dan regangan beton yang dilakukan pada umur beton
mencapai 7 hari, 14 hari, 21 hari dan 28 hari.
6. Analisa Data
Selanjutnya proses Analisa data dari ketiga pengujian yang dilaksanakan untuk
melihat pengaruh air laut terhadap beton dari dalam beton itu sendiri, bukan dar
faktor eksternal.

Jadwal Penelitian Tahun ke-1


Bulan
No Uraian Kegiatan
10 11 12
1 Studi Literatur
2 Persiapan Material dan Pengujian Karakteristik
3 Pembuatan Benda Uji
4 Pengujian Benda Uji dan Analisa Data
5 Publikasi dan Laporan Akhir

Rencana Anggaran Biaya Tahun ke-1


No. Item Sat. Volume Harga Satuan Harga

1 Honor Peneliti Ls 1.00 2,250,000.00 2,250,000.00


2 Biaya Analisis Data Ls 1.00 650,000.00 650,000.00
3 Konsumsi Pengujian Ls 1.00 1,000,000.00 1,000,000.00
Mobilisasi Material ke
4 Ls 1.00 1,000,000.00 1,000,000.00
Lab
5 ATK Ls 1.00 200,000.00 200,000.00
6 Material
Pasir m3 1.00 600,000.00 600,000.00
Kerikil m3 1.00 600,000.00 600,000.00
Semen Kg 150.00 3,000.00 450,000.00
Sulfur Untuk Kepping
Karung 1.00 450,000.00 450,000.00
Sampel
7 Biaya Pengujian
Uji Tekan Bh 12.00 200,000.00 2,400,000.00
Uji Regangan Bh 12.00 75,000.00 900,000.00
Uji Kuat Lentur Bh 12.00 250,000.00 3,000,000.00
Biaya Publikasi
8 Ls 1.00 1,500,000.00 1,500,000.00
Minimal Sinta 2
TOTAL 15,000,000.00

BAB IV DAFTAR PUSTAKA

[1] Preeti Tiwari , Rajiv Chandak , R.K. Yadav (2014) Effect Of Salt Water On
Compressive Strength Of Concrete
[2] Syamsul Bahri Ahmad (2018) Investigasi Pengaruh Air Laut Sebagai Air
Pencampuran Dan Perawatan Terhadap Sifat Beton
[3] Sudha Uthaman a , Vinita Vishwakarma a,⇑,1 , R.P. George b,1 , D. Ramachandran a
, Kalpana Kumari c , R. Preetha c,1 , M. Premila d , R. Rajaraman d , U. Kamachi
Mudali e (2018) Enhancement of strength and durability of fly ash concrete in
seawater environments: Synergistic effect of nanoparticles
[4] AS’AT PUJIANTO, HAKAS PRAYUDA, BERKAT CIPTA ZEGA, BESTY
AFRIANDINI (2019) Kuat Tekan Beton dan Nilai Penyerapan dengan Variasi
Perawatan Perendaman Air Laut dan Air Sunga
[5] Jin-Guang Teng1,2 , Yu Xiang1 , Tao Yu3 and Zhi Fang (2019) Development and
mechanical behaviour of ultra-high-performance seawater sea-sand concrete
[6] Arbain Tata (2019) Sifat Mekanis Beton Dengan Campuran Pasir Pantai Dan Air
Laut
[7] Sabbie A. Miller1 *, Arpad Horvath2 and Paulo J. M. Monteiro (2018) Impacts of
booming concrete production on water resources worldwide
[8] Davoud Vafaei, Reza Hassanli, Xing Ma ⇑ , Jinming Duan, Yan Zhuge (2020)
Sorptivity and mechanical properties of fiber-reinforced concrete made with seawater
and dredged sea-sand
[9] Menghuan Guo, Biao Hu, Feng Xing, Xiaoqing Zhou, Meng Sun, Lili Sui, Yingwu
Zhou (2020) Characterization of the mechanical properties of eco-friendly concrete
made with untreated sea sand and seawater based on statistical analysis
[10] M.W. Tjaronge, Rita Irmawaty, Ivany Cicilia Marthin (2016) Kuat Lentur Beton
Yang Menggunakan Air Laut, Pasir Laut Dan Semen PCC
[11] Jianzhuang Xiao, Chengbing Qiang , Antonio Nanni , Kaijian Zhang (2017) Use of
sea-sand and seawater in concrete construction: Current status and future
opportunities
[12] Dwi Nurtanto1*, Adelia Adyb Rahayu 1 , Winda Tri Wahyuningtyas (2021)
Pengaruh Perawatan Air Laut dan Air Tawar terhadap Kuat Tekan Beton Geopolymer
yang Memadat Sendiri

Anda mungkin juga menyukai