PENDAHULUAN
2
normal. Penggunaan air es di dalam campuran beton karena air es dapat
menstabilkan proses hidrasi.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan air
es sebagai bahan pereaksi semen terhadap kuat tekan beton non pasir untuk
berbagai umur beton yang dipercepat dengan penambahan silica fume, sika
viscocrete-1003 dan sikaset accelerator dengan jenis dan dosis yang telah
ditetapkan dengan menggunakan material yang tersedia di daerah lokal. Secara
lebih spesifik, penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan:
a. data sifat-sifat fisis agregat untuk mengetahui agregat yang digunakan
memenuhi syarat sebagai material pembentuk beton,
b. data hasil uji kuat tekan beton non pasir yang dapat dicapai dengan
menggunakan air es dan air normal sebagai pereaksi semen,
c. hubungan tegangan-regangan beton non pasir yang dipercepat dan
modulus elastisitasnya,
d. pola retak yang timbul pada benda uji beton non pasir yang dipercepat
ketika mencapai beban maksimumnya,
e. kurva hubungan antara umur beton terhadap kuat tekan beton non pasir
yang dipercepat.
Agar penelitian ini lebih fokus, maka masalah penelitian dibatasi pada:
a. Semen yang digunakan adalah semen Portland Tipe I merk Semen
Andalas.
b. Air yang digunakan sebagai pencampur adalah air normal dengan suhu
290C dan air es dengan suhu 11,6 0C.
c. Faktor Air Semen (FAS) yang digunakan adalah 0,30.
d. Menggunakan agregat kasar berupa material batu pecah (split) ukuran 0,5-
1,0 cm yang berasal dari daerah Aceh Besar.
e. Menggunakan Sikafume sebagai bahan tambah additive dengan persentase
7% dari berat semen, bahan tambah admixture jenis Sikaset Accelerator
dengan perbandingan 1:5 dari berat air, dan Viscocrete-1003 dengan
persentase 0,6% dari berat semen dalam campuran beton.
f. Perawatan beton (curing) dilakukan dengan perendaman dalam media air
3
normal.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Konstruksi dan Bahan Bangunan
(LKBB) Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Pengujian yang
dilakukan berupa pengujian kuat tekan dari benda uji silinder dengan ukuran 10
cm x 20 cm. Benda uji yang digunakan 12 benda uji untuk setiap variasi beton
dengan penggunaan masing-masing kondisi air sebagai bahan pereaksi semen.
Pengujian dilakukan pada beton berumur 12 jam, 24 jam, 48 jam, dan 28 hari
setelah pengecoran.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari pengaruh penggunaan air
normal sebagai bahan pereaksi semen diperoleh kuat tekan awal rata-rata pada
umur 12 jam sebesar 14,81 MPa, pada umur 24 jam sebesar 16,01 MPa, pada
umur 48 jam sebesar 18,02 MPa, dan pada umur 28 hari sebesar 26,02 MPa,
sedangkan dengan penggunaan air es sebagai bahan pereaksi semen menunjukkan
bahwa kuat tekan awal rata-rata pada umur 12 jam sebesar 9,21 MPa, pada umur
24 jam sebesar 19,62 MPa, pada umur 48 jam sebesar 24,42 MPa, dan pada umur
28 hari sebesar 30,03 MPa. Modulus elastisitas teori yang dihasilkan untuk
penggunaan air normal adalah sebesar 23.853,21 MPa dan penggunaan air es
sebesar 25.463,67 MPa, sedangkan modulus elastisitas pengujian yang dihasilkan
berturut-turut untuk penggunaan air normal sebesar 33.939,98 MPa dan
penggunaan air es sebesar 24.734,20 MPa.
Ditinjau dari kondisi air yang digunakan sebagai bahan pereaksi semen,
terlihat bahwa penggunaan air es dalam campuran beton non pasir mampu
mengembangkan kekuatan yang lebih tinggi pada beton umur 24 jam, 48 jam dan
28 hari, walaupun pada beton umur 12 jam penggunaan air normal menunjukkan
kuat tekan awal yang lebih tinggi dibandingkan penggunaan air es pada umur
yang sama.