Anda di halaman 1dari 10

KL2132

TEKNOLOGI BAHAN DAN BANGUNAN LAUT


TUGAS III

OLEH
Yogi Pratama (118300072)
Kelas : B
Dosen Pengampu : Elsa Rizkiya Kencana, S.T., M.Sc.

PROGRAM STUDI TEKNIK KELAUTAN


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2019
1. Jelaskan sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk menghasilkan beton dengan
kekuatan maksimal!

 Beton dengan kekuatan maksimal tentu saja harus menggunakan agregat yang
memiliki sifat dan karakteristik daya ikat yang kuat dengan mortar semen baik secara kimia
maupun fisik. Berikut sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk beton dengan kekuatan
maksimal :

 Bentuk butiran dan keadaan permukaan


Butiran agregat biasanya berbentuk bulat, tidak beraturan, bersudut tajam dengan
permukaan kasar, serta ada yang berbentuk pipih dan lonjong. Bentuk butiran berpengaruh
pada : luas permukaan agregat, jumlah air pengaduk pada beton, kestabilan/ketahanan,
kelecekan (workability), serta kekuatan beton
Keadaan permukaan agregat berpengaruh pada daya ikat antara agregat dengan
semen. Jika permukaan kasar ikatannya akan kuat, tetapi jika permukaannya licin ikatannya
lemah.

 Kekuatan agregat
Kekuatan agregat adalah kemampuan agregat untuk menahan beban dari luar.
Kemampuan agregat meliputi : kekuatan tarik, tekan, lentur, geser dan elastisitas. Yang
paling dominan dan diperhatikan adalah kekuatan tekan dan elastisitas. Kekuatan tekan dan
elastisitas dipengaruhi oleh : - Jenis batuannya
- Susunan mineral agregat
- Ikatan antar butiran
- Porositas
 Porositas, kadar air dan daya serap air
Porositas adalah jumlah kadar pori-pori yang ada pada agregat, baik pori-pori yang
dapat tembus air maupun tidak yang dinyatakan dengan % terhadap volume agregat.
Porositas agregat erat hubungannya dengan : BJ agregat, daya serap air, sifat kedap air dan
modulus elatisitas.

Kadar air agregat adalah banyakya air yang terkandung dalam agregat. Ada 4 jenis
kadar air dalam agregat, yaitu :
(1) Kadar air kering tungku, yaitu agregat yang benar-benar kering tanpa air.
(2) Kadar air kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering tetapi
mengandung sedikit air dalam porinya sehingga masih dapat menyerap air.
(3) Jenuh Kering Permukaan (saturated surfacedry = SSD), dimana agregat pada
permukaannya tidak terdapat air tetapi di dalam butirannya sudah jenuh air. Pada kondisi ini
air yang terdapat dalam agregat tidak menambah atau mengurangi jumlah air yang terdapat
dalam adukan beton.
(4) Kondisi basah, yaitu kondisi dimana di dalam butiran maupun permukaan agregat
banyak mengandung air sehingga akan menyebabkan penambahan jumlah air pada adukan
beton.
Daya serap air adalah kemampuan agregat dalam menyerap air sampai dalam keadaan
jenuh. Daya serap air agregat merupakan jumlah air yang terdapat dalam agregat dihitung
dari keadaan kering oven sampai dengan keadaan jenuh dan dinyatakan dalam %. Daya serap
air berhubungan dengan pengontrolan kualitas beton dan jumlah air yang dibutuhkan pada
beton.

 Sifat kekal agregat


Sifat kekal agregat adalah kemampuan agregat untuk menahan terjadinya perubahan
volumenya yang berlebihan akibat adanya perubahan kondisi fisik. Penyebab perubahan fisik
yaitu : adanya perubahan cuaca dari panas-dingin, beku-cair, basah-kering. Akibat fisik yang
ditimbulkan pada beton adalah : kerutan-kerutan pada beton, retak-retak pada permukaan
beton, pecah pada beton yang dapat membahayakan konstruksi secara keseluruhan. Sifat
tidak kekal pada agregat ditimbulkan oleh : adanya sifat porous pada agregat dan adanya
lempung/tanah liat.

 Reaksi alkali agregat


Reaksi alkali agregat merupakan reaksi antara alkali (Na2O, K2O) yang terdapat pada
semen dengan silika aktif yang terkandung dalam agregat. Reaksi alkali hidroksida dengan
silika aktif pada agregat akan membentuk alkali-silika gelembung di permukaan agregat.
Gelembung bersifat mengikat air yg selanjutnya volume gelembung akan mengembang, pada
beton akan timbul retak-retak. Pada konstruksi beton yang selalu berhubungan dengan air
(basah) perlu diperhatikan reaksi alkali agregat yang aktif.
 Sifat termal
Sifat termal meliputi : Koefisien pengembangan linier, panas jenis dan daya hantar
panas. Pengembangan linier pada agregat sebagai pertimbangan pada konstruksi beton
dengan kondisi suhu yang berubah-ubah. Sebaiknya koefisien pengembangan linier agregat
sama dengan semen. Panas jenis dan daya hantar panas sebagai pertimbangan pada beton
untuk isolasi panas. https://www.academia.edu/29529868/syarat_mutu_agregat_beton

2. Mengapa semen portland banyak digunakan dalam pekerjaan beton?

3. Jelaskan syarat umum air yang digunakan dalam campuran beton!

 Syarat umum air yang digunakan dalam campuran beton adalah sebagai berikut :
1) Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
perusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya
yang merugikan terhadap beton.
2) Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada beton yang di
dalamnya tertanam logam alumunium, termassuk air bebas yang terkandung dalam agregat,
dan tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan.

Tabel Batas Maksimum Ion Klorida

Ion klorida terlarut (Cl-) pada beton terhadap


Jenis komponen struktur
berat semen dalam persen

Beton prategang 0,06

Beton bertulang yang terpapar lingkungan


0,15
klorida selama masa layannya

Beton bertulang yang dalam kondisi kering


1,00
atau terlindung dari air selama masa layannya
Kontruksi beton bertulang lainnya 0,30

3) Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan
berikut terpenuhi :
 Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang
menggunakan air dari sumber yang sama.
 Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji mortar yang dibuat dari
adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan
sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan
air yang dapat diminum.
 Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali
pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan “Metode uji kuat tekan
untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi
50 mm)” (ASTM C 109)
https://www.academia.edu/3636945/BAHAN_KULIAH_TEKNOLOGI_BETON

4. Sebutkan dan jelaskan pengelompokkan bahan tambahan untuk beton!

 Secara umum bahan tambah yang digunakan beton dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu bahan tambah yang bersifat kimiawi (chemical admixture) dan bahan tambah yang
bersifat mineral (additive).

1) Bahan Tambah Kimia (Chemical Admixtures)


Menurut standar ASTM. C.494 (1995: .254) dan Pedoman Beton 1989
SKBI.1.4.53.1989 (Ulasan Pedoman Beton 1989: 29), jenis bahan tambah dibedakan menjadi
tujuh tipe bahan tambah.
A. Tipe A “Water-Reducing Admixtures”
Water-Reducing Admixtures adalah bahan tambah yang mengurangi air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu.
Water-Reducing Admixtures digunakan antara lain untuk dengan tidak mengurangi
kadar air semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan nilai perbandingan
atau rasio faktor air semen yang rendah. Komposisi dari canmpuran bahan tambah ini
diklasifikasikan secara umum menjadi 5 kelas :
a) Asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
b) Modifikasi dan turunan asam lignosulfonic dan kandungan garam-garam
c) Hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garamnya
d) Modifikasi hydroxylated carboxylic acids dan kandungan garam-garamnya
e) Material lain seperti : material inorgamik, asam amino dan turunannya,
karbohidrat, polisakarin, dan gula asam, campuran polimer

B. Tipe B “Retarding Admixtures”


Retarding Admixtures merupakan bahan tambah yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaannya untuk menunda waktu
pengikatan beton, misalnya karena kondisi cuaca yang panas, atau memperpanjang
waktu untuk pemadatan untuk menghindari dampak penurunan saat beton segar pada
saat pengcoran dilaksanakan.

C. Tipe C “Accelerating Admixtures”


Accelerating Admixtures adalah bahan tambah yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini
digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi), dan mempercepat
pencapaian kekuatan beton. Pengelompokkan bahan tambah ini dibagi menjadi 3 :
a) Larutan garam organik
b) Larutan campura organik
c) Material miscellaneous
D. Tipe D “Water Reducing and Retarding Admixtures”
Water Reducing and Retarding Admixtures adalah bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat pengikatan awal.
E. Tipe E “Water Reducing and Accelerating Admixtures”
Water Reducing and Accelerating Admixtures merupakan bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan mempercepat pengikatan awal.
F. Tipe F “Water Reducing, High Range Admixtures”
Water Reducing, High Range Admixtures merupakan bahan tambah yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih.
G. Tipe G “Water Reducing, High Range Retarding Admixtures”
Water Reducing, High Range Retarding Admixtures merupakan bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih dan juga
untuk menghambat pengikatan beton.

2) Bahan Tambah Mineral (Additive)


Bahan tambah0020mineral ini merupakan bbahan tambah yang dimaksudkan untuk
memperbaiki kinerja beton. Beberapa bahan tambah mineral ini adalah pozzolan, fly ash,
slag, dan silica fume. Beberapa keuntungan penggunaan bahan tambah mineral ini
antara lain : memperbaiki kinerja workability, mengurangi panas hidrasi, mengurangi biaya
pekerjaan beton, mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat/serangan reaksi alkali-
silika, mempertinggi usia beton, mempertinggi kekuatan tekan beton, mengurangi
penyusutan, mengurangi porositas dan daya serap air dalam beton.

3) Bahan Tambah Lainnya


a) Air Entraining
Bahan tambah ini membentuk gelembung-gelembung udara berdiameter 1 mm
atau lebih kecil didalam beton selama pencampuran, dengan maksud mempermudah
pengerjaan beton pada saat pengecoran dan menambahkan ketahanan awal beton.
b) Polimer
Polimer merupakan produk bahan tambah baru yang dapat menghasilkan
kekuatan tekan beton yang tinggi sekitar 15.000 Psi (1.000 psi = 6,9 MPa) atau lebih,
dan kekuatan tekan beton yang tinggi sekitar 1.500 Psi atau lebih.
c) Water Proofing
Jika beton terletak di dalam air atau berada di dekat permukaan air tanah,
maka beton tersebut tidak boleh mengalami rembesan sehingga harus diusahakan agar
kedap air. Salah satu bahan yang dapat digunakan adalah bahan yang mempunyai
partikel-partikel halus dan gradasi yang menerus dalam pencampuran beton. Bahan-
bahan semacam itu akan mengurangi permeabilitas air.
5. Sebutkan jenis-jenis semen yang kamu ketahui beserta kegunaannya!

 Semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu :


1) Semen non-hidrolik
Semen non-hidrolik merupakan semen yang tidak dapat mengikat dan mengeras di
dalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh utama adalah kapur yang digunakan
sebagai adukan dan plesteran untuk bangunan.

2) Semen hidrolik
Semen hidrolik merupakan semen yang mempunyai kemampuan untuk mengikat dan
mengeras di dalam air. Berikut jenis-jenis semen hidrolik :

 Semen Biasa / Abu-abu


Semen jenis ini memiliki nama lain Semen Portland yang merupakan semen bubuk
yang berwarna abu kebiruan yang berbahan dasar batu kapur atau gamping yang diolah
dalam suhu tinggi. Terdapat 5 tipe semen portland, diantaranya :
a) Semen Portland Tipe I
Jenis ini biasa digunakan untuk konstruksi bangunan umum yang tidak memerlukan
persyaratan khusus untuk hidrasi panas dan kekuatan tekan awal. Kegunaan semen
tipe I ini diantaranya konstruksi bangunan untuk rumah pemukiman, gedung
bertingkat, dan jalan raya.
b) Semen Portland Tipe II
Kegunaan semen tipe II pada umumnya sebagai material bangunan yang letaknya
dipinggir laut, tanah rawa, dermaga, saluran irigasi, dan bendungan. Karakterisstik
Semen Portland Tipe II yaitu tahan terhadap asam sulfat antara 0,10 hingga 0,20
persen dan hidrasi panas yang bersifat sedang.
c) Semen Portland Tipe III
Jenis semen tipe III digunakan untuk pembuatan bangunan tingkat tinggi, jalan beton
atau jalan raya bebas hambatan, hingga bandar udara dan bangunan dalam air yang
tidak memerlukan ketahanan asam sulfat.

d) Semen Portland Tipe IV


Karakteristik semen tipe IV adalah jenis semen yang dalam penggunaanya
membutuhkan panas hidrasi rendah. Jenis Semen Portland Tipe IV diminimalkan
pada fase pengerasan sehingga tidak terjadi keretakkan. Semen tipe IV digunakan
untuk dam hingga lapangan udara.
e) Semen Portland Tipe V
Kegunaan semen tipe V dirancang untuk memenuhi kebutuhan di wilayah dengan
kadar asam sulfat tinggi seperti misalnya rawa-rawa, air laut atau pantai, serta
kawasan tambang. Jenis bangunan yang membutuhkan semen tipe ini diantaranya
bendungan, pelabuhan, kontruksi dalam air, hingga pembangkit tenaga nuklir.

 Semen Campur
Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki
oleh Semen Portland. Berikut beberapa jenis semen campur diantaranya :

a) Portland Composite Cement (PCC)


Kegunaan PCC ini secara luas adalah bahan pengikat untuk kontruksi beton umum,
pasangan batu-bata, beton pra cetak, beton pra tekan, paving block, serta plesteran.
b) Super Portland Pozzolan Composite Cement (PPC)
Kegunaan PCC diantaranya adalah sebagai kontruksi beton massa, kontruksi di tepi
pantai dan tanah rawa yang harus memiliki ketahanan terhadap sulfat, tahan hidrasi
panas sedang, pekerjaan pasangan dan plesteran.
c) Special Blended Cemeny (SBC)
SBC digunakan khusus dalam konstruksi bangunan yang berdiri diatas laut.
Contohnya jembatan Suramadu yang menghubungkan Surabaya dengan Madura.
d) Super Masonry Cement (SMC)
Kegunaan SMC diantaranya sebagai bahan baku genteng beton, tegel, hollow brick,
dan paving block. Selain itu, digunakan hanya pada kisaran konstruksi bangunan
rumah atau irigasi dengan struktur beton paling besar K225.
e) Oil Well Cement (OWC) Class G-HSR (High Sulfate Resistance)
Semen jenis ini dibuat untuk kegunaan khusus di kedalaman dan temperatur tertentu
yang bisa disesuaikan dan kecepatan pengerasan dikurang. Proyek yang menggunakan
semen jenis ini yaitu sumur minyak bumi di bawah permukaan bumi dan laut.

 Semen Putih (White Portland Cement)


Kegunaan semen putih diaplikasikan untuk lapisan keramik hingga dekorasi interior
dan eksterior bangunan. Merek yang kita kenal dipasaran adalah Semen Tiga Roda.

 Semen Acian Putih (Mortar TR30)


Kegunaan semen acian putih adalah untuk finishing seperti plesteran, acian, pasangan
keramik dikarenakan semen acian putih memiliki daya rekat yang tinggi dan dapat
menghasilkan permukaan acian yang lebih halus.
https://www.lamudi.co.id/journal/macam-jenis-semen-dan-fungsi/

Anda mungkin juga menyukai