Anda di halaman 1dari 23

BETON HAMPA

(VACUUM
CONCRETE)
Disusun Oleh :
Dr. Hj. Hijriah, ST., MT.

UNIVERSITAS BOSOWA
2020
BETON HAMPA

A. Pengertian Beton Hampa


B. Syarat – syarat atau kebutuhan Beton Hampa
C. Material yang digunakan dalam pembuatan Beton Hampa
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton Hampa
E. Tahapan pengerjaan Beton Hampa
F. Penerapan / aplikasi
G. Keuntungan dari Beton Hampa
H. Kerugian dari Beton Hampa
A. Pengertian Beton Hampa

■ Beton Hampa adalah Beton yang air sisa proses hidrasinya (sekitar 50%) disedot keluar setelah beton
mengeras. Disebut hampa karena dalam pembuatannya dilakukan penyedotan air pengencer adukan
beton memakai vacuum khusus. Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi
dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi.
■ Beton Hampa pertama kali ditemukan oleh Billner di Amerika Serikat pada 1935
■ Di Amerika Serikat, Dewatering beton oleh vakum itu dipatenkan di 1935 oleh K. P. Billner dan semua
pembangunan berikutnya telah didasarkan pada gagasan yang luas.
■ Mengurangi rasio air semen akhir beton sebelum beton mengeras, untuk mengontrol kekuatan dan
sifat lain dari beton.
■ Ketika uap kondensasi ke dalam air itu akan menciptakan tekanan rendah atas beton yang akan
menarik udara dari beton. Ini akan membuat beton lebih kuat karena ada kurang udara dalam
campuran.
B. Syarat – syarat atau kebutuhan Beton Hampa

 Reaksi kimia semen dengan air memerlukan rasio air semen kurang dari 0,38.

 Tetapi Rasio air semen selalu diambil lebih dari 0,38. untuk alasan kemudahan
pekerjaan (Workability) beton

 Workability dan kekuatan tinggi tidak bias bersama sebagai persyaratan, mereka
bertentangan satu sama lain. Beton vakum adalah teknik yang efektif digunakan untuk
mengatasi kontradiksi dari persyaratan yang berlawanan yaitu Workability beton dan
kekuatan tinggi beton
C. Material yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa
Pada pembuatan Beton Hampa material yang digunakan tidak berbeda jauh dengan Beton – beton lainnya
diantaranya :
1. Semen
Semen portland adalah semen hidraulis yang dihasilkan dengan cara menghaluskan klinker yang terutama terdiri dari
silikat-silikat kalsium yang bersifat hidraulis dengan gips sebagai bahan tambahan.
Perubahan komposisi kimia semen yang dilakukan dengan cara mengubah persentase 4 komponen utama semen
dapat menghasilkan beberapa jenis semen sesuai dengan tujuan pemakaiannya. Standar industri di Amerika (ASTM)
maupun di Indonesia (SNI) mengenal 5 jenis semen, yaitu :
a. Jenis I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratan-persyaratan khusus.
b. Jenis II, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas
hidrasi sedang.
c. Jenis III, yaitu semen portland yang dalam penggunaannnya menuntut persyaratan Kekuatan awal yang tinggi
setelah pengikatan terjadi.
d. Jenis IV, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya menuntut panas hidrasi yang rendah.
e. Jenis V, yaitu semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat yang sangat
baik.
C. Material yang digunakan dalam
pembuatan Beton Hampa
2, Air
Air merupakan bahan penyusun beton yang diperlukan untuk bereaksi dengan semen, yang
juga berfungsi sebagai pelumas antara butiran-butiran agregat agar dapat dikerjakan dan
dipadatkan. Proses hidrasi dalam beton segar membutuhkan air kurang lebih 25% dari berat
semen yang digunakan, tetapi dalam kenyataan jika nilai faktor air semen kurang dari 35%
beton segar menjadi tidak dapat dikerjakan dengan sempurna sehingga setelah mengeras
beton yang dihasilkan menjadi keropos dan memiliki kekuatan yang rendah. Kelebihan air
dari proses hidrasi diperlukan untuk syarat-syarat kekentalan (consistency) agar dapat
dicapai suatu kelecakan (workability) yang baik. Kelebihan air ini selanjutnya akan
menguap atau tertinggal di dalam beton sehingga menimbulkan pori-pori (capillary
poreous) di dalam beton yang sudah mengeras.
C. Material yang digunakan dalam
pembuatan Beton Hampa
4, Agregat

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran
mortar atau beton. Agregat ini kira-kira menempati sebanyak 70% dari volume mortar atau
beton. Pemilihan agregat merupakan bagian yang sangat penting karena karakteristik agregat
akan sangat mempengaruhi sifat-sifat mortar atau beton (Tjokrodimuljo, 1996).

Agregat terbagi 2 yaitu agregat kasar dengan agregat halus dibedakan berdasarkan bentuk
butirannya dengan pengujian Analisa saringan
C. Material yang digunakan dalam
pembuatan Beton Hampa
4, Bahan Tambah
Bahan tambah yaitu bahan selain unsur pokok pada beton (air, semen dan agregat) yang
ditambahkan pada adukan beton, baik sebelum, segera atau selama pengadukan beton
dengan tujuan mengubah satu atau lebih sifat-sifat beton sewaktu masih dalam keadaaan
segar atau setelah mengeras. Fungsi-fungsi bahan tambah antara lain: mempercepat
pengerasan, menambah kelecakan (workability) beton segar, menambah kuat tekan beton,
meningkatkan daktilitas atau mengurangi sifat getas beton, mengurangi retak-retak
pengerasan dan sebagainya. Bahan tambah diberikan dalam jumlah yang relatif sedikit
dengan pengawasan yang ketat agar tidak berlebihan yang berakibat memperburuk sifat
beton (Tjokodimuljo, 1996). Bahan tambah menurut maksud penggunaannnya dibagi
menjadi dua golongan yaitu admixtures dan additives.
■ Menurut Tjokrodimuljo (1996), bahan tambah dapat dibedakan menjadi 3 golongan, yaitu :
■ a. Chemical Admixtures merupakan bahan tambah bersifat kimiawi yang dicampurkan pada adukan beton
dengan maksud agar diperoleh sifat-sifat yang berbeda pada beton dalam keadaan segar maupun setelah
mengeras, misalnya sifat pengerjaannya yang lebih mudah dan waktu pengikatan yang lebih lambat atau lebih
cepat. Superplasticizer merupakan salah satu jenis chemical admixure yang sering ditambahkan pada beton
segar. Pada dasarnya penambahan superplasticizer dimaksudkan untuk meningkatkan kelecakan, mengurangi
jumlah air yang diperlukan dalam pencampuran (faktor air semen), mengurangi slump loss, mencegah timbulnya
bleeding dan segregasi, menambah kadar udara (air content) serta memperlambat waktu pengikatan (setting
time).
■ b. Pozolan (pozzolan) merupakan bahan tambah yang berasal dari alam atau buatan yang sebagian besar terdiri
dari unsur-unsur silikat dan aluminat yang reaktif. Pozolan sendiri tidak mempunyai sifat semen, tetapi dalam
keadaan halus bereaksi dengan kapur bebas dan air menjadi suatu massa padat yang tidak larut dalam air.
Pozolan dapat ditambahkan pada campuran adukan beton atau mortar (sampai batas tertentu dapat
menggantikan semen), untuk memperbaiki kelecakan (workability), membuat beton menjadi lebih kedap air
(mengurangi permeabilitas) dan menambah ketahanan beton atau mortar terhadap serangan bahan kimia yang
bersifat agresif. Penambahan pozolan juga dapat meningkatkan kuat tekan beton karena adanya reaksi
pengikatan kapur bebas (Ca(OH)2) oleh silikat atau aluminat menjadi tobermorite (3.CaO.2SiO2.3H2O).
Pozolan yang saat ini telah banyak diteliti dan digunakan antara lain silca fume, fly ash, tras alam dan abu
sekam padi (Rice Husk Ash).
■ c. Serat (fibre) merupakan bahan tambah yang berupa asbestos, gelas /kaca, plastik, baja atau serat tumbuh-
tumbuhan (rami, ijuk). Penambahan serat ini dimaksudkan untuk meningkatkan kuat tarik, menambah ketahanan
terhadap retak, meningkatkan daktilitas dan ketahanan beton terhadap beban kejut (impact load) sehingga dapat
meningkatkan keawetan/durabilitas beton, misalnya pada perkerasan jalan raya atau lapangan udara, spillway
serta pada bagian struktur beton yang tipis untuk mencegah timbulnya keretakan.
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

1. Batching Plant
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

2. Truck Mixer
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

3. Vacuum pump with hose pipe


D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

4. Water separator
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

5. Filtering Pad
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

6. Screed board vibrator


D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

7. Power floater
D. Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Beton
Hampa

8. Power trowel
E. Tahapan pengerjaan Beton Hampa
1. Pencampuran Beton di Batching Plant
2. Penghantaran beton dari Batching Plant ke Lokasi Pekerjaan
3. Penghamparan / Penuangan Beton pada cetakan, ratakan
4. Dengan bantuan Screed board vibrator permukaan beton di getarkan
5. Hamparkan alas atau penutup ( misal Geotektile) pada permukaan beton
6. Pasang alat Vacuum diatas permukaan beton tadi yang sudah di beri alas, air akan
tersedot dan tersimpan pada water saparator, Sekitar 3% penurunan kedalaman lapisan
beton akan terjadi
7. Dengan menggunakan Power trowel dan Power Floater permukaan beton dihaluskan
dan dirapihkan
■ Vacuum Concrete Process
F.Penerapan / aplikasi

■ Gudang lantai industri seperti penyimpanan dingin


■ Pembangkit listrik hydro
■ Pelabuhan dan pelabuhan Jembatan
■ Menara pendingin
■ Gedung pencakarar langit
■ Jalan rigid
G. Keuntungan dari beton hampa

■ Meningkatkan kekuatan akhir beton sekitar 25%


■ Cukup menurunkan permeabilitas beton
■ Beton lebih padat
■ Peningkatan sekitar 20% kekuatan ikatan beton
■ Hemat waktu untuk finishing akhir prmukaan beton
■ Peningkatan daya tahan (Durability)
H. Kerugian dari Beton Hampa
■ Biaya awal yang tinggi.
■ Perlu tenaga kerja terlatih.
■ Membutuhkan peralatan khusus.
■ Membutuhkan konsumsi daya.
■ Porositas dari beton memungkinkan air, minyak dan lemak
dapat merembes melalui kapiler – kapiler kecil, akibatnya
dapat melemahkan beton.
SEKIAN & TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai