DOSEN PENGAMPU :
Prof. Ridho Bayuaji, S.T., M.T., Ph.D.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
KUMARA ULYA SARI 10111910010047
SONIA INDAH NOR YANTI 10111910010049
VIRGIN RISDIANTO 10111910010050
MUHAMMAD RAFLY RAIHAN 10111910010051
AHMAD ULIL ABSHAR 10111910010052
RESUME:
Pembangunan berkelanjutan kini menjadi isu dunia yang merambah keseluruh
aspek kehidupan termasuk bidang konstruksi. Tugas seorang perencana, insinyur, dan
pemilik struktur cukup kompleks. Mereka dituntut untuk dapat mengkombinasikan antara
penggunaan material dan struktur yang memiliki durabilitas tinggi sekaligus ramah
lingkungan. Dunia konstruksi di Indonesia mulai mengenal persyaratan durabilitas dalam
perencanaan material dan struktur beton bertulang melalui SNI 2847:2013.
Umur layan suatu struktur belum ditentukan secara jelas dalam peraturan
bangunan yang mengatur desain struktur beton bertulang hingga era tahun 1980an. Isu
durabilitas seringkali dinyatakan secara implisit di dalam peraturan bangunan.
Pendekatan secara implisit saat ini ternyata terbukti tidak efektif dalam menjamin
tercapainya usia layan yang direncanakan.
ACI 318-11 hanya mensyaratkan secara implisit umur layan bangunan selama 50
tahun. Sangat penting untuk memperhitungkan perilaku durabilitas struktur beton selama
struktur tersebut masih dalam masa operasional. Hal ini sangat penting untuk struktur
yang berada di tepian laut, fasilitas industri utama, maupun infrastruktur penting yang
umumnya didesain memiliki umur layan yang panjang dimana proses deteriorasinya
seringkali menyebabkan kerusakan struktur. Proses desain struktur seperti ini haruslah
mempertimbangkan faktor keamanan, daya layan, durabilitas, dan kemudahan perawatan.
Kriteria perilaku yang disyaratkan selama umur layan harus dipenuhi dan
ditentukan berdasarkan tipe struktur, fungsi, dan lingkungannya.
Berdasarkan ISO 16204 (ISO, 2012), desain umur layan adalah periode asumsi
dimana suatu struktur atau bagiannya dipakai untuk tujuan penggunaannya dengan tahap
perawatan yang telah diantisipasi tanpa perlu perbaikan berat. Laju degradasi struktur
beton menentukan umur layan aktual struktur, yang bisa saja lebih pendek atau lebih
panjang dari rencana.
Umur layan dipertimbangkan dari aspek teknis, fungsi dan ekonomis. Umur layan
teknis memiliki arti suatu periode eksploitasi dimana deteriorasi parah terjadi, yang jika
dimodelkan terhadap waktu terdiri atas fase inisiasi dan fase propagasi (proses degradasi
dipercepat). Struktur beton dengan fase inisiasi yang lebih panjang dan fase propagasi
yang lebih lambat akan lebih durabel (awet).
Dalam mendesain durabilitas struktur beton terdiri dari beberapa fase, yaitu:
Dengan adanya kelas paparan ini, secara tidak langsung telah mensyaratkan
tinjauan durabilitas struktur beton dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur beton
untuk bangunan gedung di Indonesia.
KESIMPULAN:
Dari hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan dan disarankan beberapa hal sebagai
berikut: