Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/317176336

PERSYARATAN DURABILITAS BETON STRUKTURAL SEBAGAI LANGKAH


AWAL MENUJU DESAIN UMUR LAYAN BANGUNAN SECARA EKSPLISIT

Conference Paper · May 2017

CITATIONS READS

3 3,009

1 author:

Herry Prabowo
Politeknik Negeri Pontianak
24 PUBLICATIONS   7 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Architectural Programming View project

Ductile Cementitious Materials View project

All content following this page was uploaded by Herry Prabowo on 27 May 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

PERSYARATAN DURABILITAS BETON STRUKTURAL SEBAGAI


LANGKAH AWAL MENUJU DESAIN UMUR LAYAN BANGUNAN
SECARA EKSPLISIT
Herry Prabowo1
1
Laboratorium Konstruksi, Struktur Inovatif dan Fisika Bangunan,
Jurusan Teknik Arsitektur,
Politeknik Negeri Pontianak

Email korespondensi : prabowoherry@yahoo.com

Abstrak

SNI 2847:2013 mengenai Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung mulai
mempertimbangkan aspek durabilitas material beton secara lebih komprehensif. Hal ini merupakan
langkah maju dalam mengikutsertakan pertimbangan umur layan struktur dalam fase awal desain secara
lebih eksplisit. Desain umur layan secara eksplisit tersebut berperan penting dalam memastikan material
maupun struktur mencapai umur layan yang direncanakan. Hal ini dapat dicapai karena desain berbasis
durabilitas ini mengharuskan adanya skenario perawatan struktur dan pengawasan kinerja struktur
selama umur layannya. Dengan demikian deteriorasi kinerja struktur dapat ditanggulangi secara dini
serta biaya total sesungguhnya dari struktur yang direncanakan dapat diketahui pada masa awal
desain.Telah banyak penelitian mengenai aspek durabilitas dalam kaitannya dengan umur layan suatu
bangunan. Beberapa dari hasil penelitian ini bahkan telah dimasukkan kedalam berbagai peraturan
bangunan gedung yang terkenal di dunia, sebut saja misalnya EUROCODE di eropa, ACI dan AISC
Code di Amerika Serikat. Pastinya peraturan ini memerlukan penyesuaian apabila hendak diadopsi oleh
standar peraturan bangunan di Indonesia. Dibutuhkan banyak penelitian dan tentunya kerjasama yang
baik antara instansi pemerintah, praktisi, maupun akademisi di masa mendatang.

Kata kunci: desain umur layan, durabilitas, beton struktural

PENDAHULUAN Institute (ACI) 318-11 Building Code


Requirements for Structural Concrete yang
Pembangunan berkelanjutan dewasa ini notabene-nya merupakan salah satu peraturan
menjadi isu dunia yang merambah keseluruh bangunan mutakhir di dunia.
aspek kehidupan tidak terkecuali bidang Durabilitas material dapat didefinisikan
konstruksi (Lukasik, J. et al, 2007). Dalam hal ini, sebagai kemampuan untuk menahan deteoriorasi
jika ranah yang ditinjau misalkan adalah beton akibat lingkungan (Matarul, J. et al, 2015). Pada
struktural, diperlukan suatu pendekatan global domain struktur durabilitas didefinisikan sebagai
untuk memenuhi persyaratan teknis, ekonomis, kemampuan untuk mempertahankan fungsi,
lingkungan dan sosial secara optimal selama siklus stabilitas dan estetika akibat pengaruh lingkungan
hidupnya. Tugas seorang perencana, insinyur, dan sehingga tidak menimbulkan biaya perawatan dan
pemilik struktur dengan demikian menjadi perbaikan yang besar selama umur layan yang
semakin kompleks. Mereka dituntut untuk dapat direncanakan.
mengkombinasikan antara penggunaan material Aspek durabilitas kian hari dirasakan semakin
dan struktur yang memiliki durabilitas tinggi penting. Hal ini penting terutama bagi
sekaligus ramah lingkungan (Baroghel, 2010). infrastruktur yang memiliki umur layan yang
Dunia konstruksi di Indonesia mulai cukup panjang. Umur layan struktur didefinisikan
mengenal persyaratan durabilitas dalam sebagai periode waktu dimana struktur mampu
perencanaan material dan struktur beton bertulang memenuhi perilaku yang disyaratkan dalam
melalui SNI 2847:2013. Persyaratan beton skenario perbaikan dan perawatan yang telah
struktural untuk bangunan gedung yang diatur ditetapkan (Verma, 2014). Sedangkan menurut
dalam Standar Nasional Indonesia tersebut (Zhang dan Ba, 2011) adalah umur struktur
mengacu pada peraturan American Concrete
1|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s
Tanjungpura
Pontianak/tahun/volume
Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

sebelum konsentrasi klorida kritis yang berada di tepian laut, fasilitas industri utama,
menyebabkan korosi tulangan. maupun infrastruktur penting yang umumnya
Saat ini banyak dari pemilik struktur didesain memiliki umur layan yang panjang
mensyaratkan umur layan struktur beton harus dimana proses deteriorasinya seringkali
mencapai 80 ataupun 100 dan bahkan mencapai menyebabkan kerusakan struktur (Folic, 2010).
200 tahun untuk struktur yang dirasa sangat Proses desain struktur seperti ini haruslah
penting. Beberapa contoh umur layan rencana mempertimbangkan faktor keamanan, daya layan,
yang disyaratkan untuk berbagai tipe struktur durabilitas, dan kemudahan perawatan (Fib
dapat dilihat pada tabel 1. bulletin, 2013).
Kriteria perilaku yang disyaratkan selama
Tabel 1: Contoh umur layan untuk kebutuhan perencanaan umur layan harus dipenuhi dan ditentukan
struktur baru
berdasarkan tipe struktur, fungsi, dan
lingkungannya. Persyaratan ini diferivikasi dengan
memonitor perilaku struktur menggunakan
indikator perilaku berdasarkan indikator
durabilitas terkait (Muigai, 2012).
Faktor terpenting dalam menganalisis
durabilitas struktur beton adalah sifat
permeabilitasnya. Permeabilitas mencerminkan
laju penetrasi dan transportasi zat melalui struktur
Sumber: ISO 2394 (ISO, 1998) beton, meliputi pori dengan berbagai tipe dan
ukuran baik terpisah maupun saling terhubung.
Umur layan suatu struktur belum ditentukan Permeabilitas beton dipengaruhi oleh celah mikro
secara jelas dalam peraturan bangunan yang yang terbentuk oleh adanya deformasi yang
mengatur desain struktur beton bertulang hingga disebabkan oleh susut thermal atau susut kering
era tahun 1980an. Isu durabilitas seringkali dan adanya pembebanan prematur dan sebab-
dinyatakan secara implisit di dalam peraturan sebab lainnya. Tipe dan distribusi pori dan
bangunan (Fib bulletin, 2009), (Folic, 2009) dan keterhubungannya mempengaruhi mekanisme
(Wegen, 2012). Pendekatan secara implisit saat ini penetrasi dan transportasi zat dari lingkungan
ternyata terbukti tidak efektif dalam menjamin kedalam beton dan dengan demikian
tercapainya usia layan yang direncanakan. Hal ini mempengaruhi mekanisme deteriorasi yang
terjadi terutama misalnya pada kondisi lingkungan berakibat buruk bagi perilaku struktur beton
yang memiliki tingkat polusi yang tinggi. Kadar (keamanan, fungsi, kondisi permukaan beton,
polusi mempercepat degrasi struktur beton, tampilan bangunan, dan sebagainya). Zat dari
mengurangi umur layan, dan pada akhirnya lingkungan memasuki selimut beton dan memulai
menambah biaya perawatannya (Folic, 2009). proses deteriorasi yang menyebabkan degradasi
Peraturan mengenai struktur beton bertulang kinerja struktur. Dengan demikian kualitas dan
di Eropa (Eurocode) melalui EN 1990 dan ketebalan selimut beton sangat menentukan dalam
peraturan beton bertulang di Amerika Serikat melindungi struktur dari proses degradasi.
melalui ACI 318-11 nya hanya mensyaratkan Berdasarkan akibat yang ditimbulkannya,
secara implisit umur layan bangunan selama 50 mekanisme deteriorasi dapat dikelompokkan
tahun. Banyak peraturan bangunan sejenis yang menjadi mekanisme yang menyebabkan kerusakan
tidak mengatur kuantifikasi secara eksplisit beton dan mekanisme yang menyebabkan
persyaratan desain struktur beton bertulang kerusakan baja tulangan. Kerusakan beton
berbasis umur layan terutaama untuk struktur berhubungan dengan pengaruh yang bersifat fisik,
dengan umur layan lebih dari 50 tahun. Dengan pengaruh dan reaksi kimiawi (baik internal
demikian sangat penting untuk memperhitungkan maupun eksternal), dan pengaruh mikrobiologi.
perilaku durabilitas struktur beton selama struktur (lihat gambar 1) Kerusakan tulangan beton
tersebut masih dalam masa operasional (Bjegović, (tulangan baja konvensional ataupun tendon
2011). Hal ini sangat penting untuk struktur yang prategang) umumnya disebabkan oleh adanya

2|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s T a n j u n g p u r a
Pontianak/tahun/volume
Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

korosi yang ditimbulkan oleh ion klorida dan Mode 2010, umur layan untuk struktur di tepian
karbonasi selimut beton. Korosi tulangan beton laut adalah 35 tahun (50 tahun jika menggunakan
adalah masalah durabilitas yang sangat berbahaya. Model Code CEB-FIB 90 dan EN 1990).
Korosi tulangan merupakan mekanisme degradasi Berdasarkan ISO 16204 (ISO, 2012), desain
yang paling sulit dikendalikan dibandingkan umur layan adalah periode asumsi dimana suatu
mekanisme lainnya. Oleh karena itu, mekanisme struktur atau bagiannya dipakai untuk tujuan
ini merupakan mekanisme yang paling banyak penggunaannya dengan tahap perawatan yang
diteliti. Mekanisme yang paling berbahaya adalah telah diantisipasi tanpa perlu perbaikan berat.
mekanisme korosi tulangan yang dipicu oleh ion Pada suatu ketika, umur layan rencana biasanya
klorida yang umumnya berasal dari air laut dikoreksi dalam pemakaiannya karena mengalami
(Grković, 2015). deteriorasi dan degradasi kinerja dibawah level
minimum yang diperkenankan. Hal ini
menentukan umur layan aktual struktur, yang bisa
saja lebih pendek atau lebih panjang dari rencana,
tergantung dari laju degradasi struktur beton. ISO
13823 mendefinisikan umur layan aktual sebagai
periode waktu aktual dimana struktur ataupun
bagiannya memenuhi persyaratan kinerja rencana
tanpa mengalami perbaikan dan perawatan berat
yang tidak terduga. Peraturan struktur beton saat
ini tidak menyertakan kalkulasi degradasi struktur
selama umur layan, dengan mengasumsikan
bahwa kinerja rencana tetap konsisten selama
umur layan dengan melaksanakan aktivitas
Sumber: (Bijen, 2003) perawatan. Merencanakan dan mempekirakan
Gambar 1: Proses degradasi yang mempengaruhi kinerja umur layan aktual merupakan hal yang sangat
beton
rumit karena kinerja material (baik awal maupun
permanen) tidak ketahui secara pasti. Hal ini juga
PERKEMBANGAN DESAIN DURABILITAS
dikarenakan kesulitan yang ditemui dalam
memprediksi kondisi pemakaian objek yang
Durabilitas struktur beton sulit untuk
ditinjau. Perkiraan kasar umur layan terdapat
dikuantifikasi karena melibatkan banyak sekali
dalam ISO 15686.
parameter, mulai dari proses desain, kinerja aktual
Pada awal tahun 1980an, penelitian secara
selama proses konstruksi, hingga tahap perawatan.
intensif dilakukan di Eropa (terutama Belanda)
Konsep desain struktur beton berbasis umur layan
dan Amerika Serikat dengan tujuan untuk
pertama kali diperkenalkan dalam Model Code
menentukan kalkulasi durabilitas struktur beton
CEB-FIB 90 (CEB-FIB, 1993). Berdasarkan EN
(Wegen, 2012). Hal ini menjadi dasar
1990, durabilitas struktur dianggap memadai pada
perkembangan desain struktur beton berdasarkan
suatu kondisi lingkungan selama struktur tersebut
umur layan. Dengan demikian, umur layan
memenuhi kriteria akseptibilitas fungsi.
dipertimbangkan dari aspek teknis, fungsi dan
Durabilitas dan umur layan saling terkait dan
ekonomis. Umur layan teknis memiliki arti suatu
didefinisikan dalam ISO 13823 (ISO, 2008).
periode eksploitasi dimana deteriorasi parah
Durabilitas dapat diestimasi menggunakan model
terjadi, yang jika dimodelkan terhadap waktu
matematis yang mencerminkan proses deteriorasi
terdiri atas fase inisiasi dan fase propagasi (proses
struktur beton yang terekspos lingkungan tertentu
degradasi dipercepat). Struktur beton dengan fase
selama masa penggunaan (Fib bulletin, 2006).
inisiasi yang lebih panjang dan fase propagasi
Umur layan dapat dinyatakan secara kuantitatif
yang lebih lambat akan lebih durabel (awet).
(dalam tahun) tergantung pada tipe dan fungsi
Idealnya, durasi fase inisiasi bersesuaian dengan
struktur beton. Berdasarkan ISO 2394 dan EN
umur layan yang telah ditetapkan sebelumnya
1990, analisis reliabilitas umur layan disarankan
(lihat gambar 2).
untuk lima kategori objek. Berdasarkan FIB Code
3|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s T a n j u n g p u r a
Pontianak/tahun/volume
Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

Probabilistik, Umur Layan, dan Reliabilitas


berdasarkan ISO 2394, riset DuraCrete, dan riset
Darts. Model Code untuk keperluan Desain Umur
Layan ini diterbitkan pada tahun 2006 dan turut
disertakan dalam Model Code 2010 dan ISO
16204. Standar yang ada pada ISO 16204
merupakan integrasi antara ISO 2394, ISO 13823,
Model Code untuk keperluan Desain Umur Layan,
dan Model Code 2010 (ISO 2012).
Fase desain meliputi: penentuan Model
Sumber: (Bijen, 2003) Matematis untuk proses degradasi, kuantifikasi
Gambar 2: Pemodelan deteriorasi struktur beton dua fase
parameter dalam Model Matematis, penentuan
Kunci perkembangan desain durabilitas umur layan rencana, penentuan tipe kondisi batas
adalah CEB dan RILEM terutama versi TC 130- (Serviceability Limit State atau Ultimate Limit
CSL Report (Sarja, 1996). Dokumen ini membuka State) dan kalkulasi menurut metode pendekatan
jalan bagi kalkulasi durabilitas struktur beton desain durabilitas (lihat gambar 4). Pendekatan
dengan dasar yang sama seperti yang digunakan desain durabilitas saat ini dapat dikelompokkan
pada perhitungan kapasitas dan daya guna. Hal ini menjadi dua bagian, yaitu Strategi A dan Strategi
mengubah pendekatan durabilitas struktur beton B (Rostman, 2000). Strategi A lebih terfokus pada
dari metode deterministik menjadi metode menghindari deteriorasi berdasarkan pada prinsip
probabilistik melalui penentuan model matematis memberikan proteksi penuh pada struktur beton.
untuk proses degradasi tertentu dan menetapkan Strategi B terfokus pada meminimumkan
umur layan secara eksplisit dan juga deteriorasi (lihat gambar 5)
reliabilitasnya. Probabilitas kegagalan, Pf(t)
meningkat seiring waktu dan dapat dinyatakan
dengan indeks reliabilitas () dimana R(t) dan efek
S(t) fungsi dari sejumlah faktor yang merupakan
fungsi waktu digolongkan sebagai variabel
stokastik (Fib bulletin, 2006) (lihat gambar 3).

Sumber: (Binder, 2013)


Gambar 4: Proses deteriorasi kumulatif struktur beton

Sumber: (Siemes, 2000)


Gambar 3: Ilustrasi probabilitas kegagalan dan umur layan
rencana

Formulasi model matematis untuk proses


degradasi tertentu dan penentuan parameter model
matematis telah diteliti dalam sejumlah riset antara
lain, DuraCrete dan Darts. Pada tahun 2002, FIB
membentuk Task Group 5.6 yang bertujuan untuk
mengembangkan Model Code untuk keperluan Sumber: (Altmann, 2013)
Desain Umur Layan. Model Code ini berbasis Gambar 5: Berbagai tingkatan desain umur layan

4|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s T a n j u n g p u r a
Pontianak/tahun/volume
Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

HASIL DAN PEMBAHASAN Selain itu, dengan hanya terdapatnya kelas


paparan dan parameter persyaratan dasar seperti
Desain struktur beton di Indonesia saat ini rasio air – bahan sementisius maksimum (w/cm)
umumnya hanya terfokus pada aspek rekayasa mengisyaratkan bahwa strategi desain dalam SNI
struktur. Misalnya saja memilih material 2847:2013 tergolong dalam Strategi A, yaitu
berdasarkan sifat kekuatannya (fc’, fy) untuk strategi menghindari deteriorasi. Dilihat dari sisi
selanjutnya mendimensi kompoenen struktur penetapan umur layan, SNI 2847:2013 masih
untuk memikul beban rencana. Hal ini sangat menganut metode preskriptif (implisit) kategori
penting, namun tidak menjamin bahwa struktur deemed-to-satisfy design (lihat gambar 5) dimana
masih dapat digunakan dalam rentang umur layan sifat umum dari metode ini adalah struktur
rencana. diasumsikan mencapai misalnya umur layan 50
Hal yang umum terjadi adalah, struktur tahun dengan syarat w/cm < 0,45 dan selimut
beton bertulang terpaksa dihentikan pemakaiannya beton 75 mm. Kelemahan dari metode ini adalah
sebelum usia layannya tercapai. Hal ini terjadi tidak menggunakan model matematis deteriorasi,
bukan dikarenakan beban rencana yang tidak sederhana namun tidak terukur (terkuantifikasi),
terantisipasi dengan baik, namun lebih tingkat reliabilitasnya paling rendah.
dikarenakan adanya deteoriorasi komponen Penelitian menunjukkan bahwa metode
material seperti retak dan terkelupasnya selimut yang cukup efektif untuk digunakan dalam desain
beton dan korosi tulangan beton akibat kondisi struktur beton berbasis durabilitas adalah metode
terpapar lingkungan. kinerja berbasis probabilistik. Untuk meng-
Meneliti SNI 2847:2013 akan ditemui upgrade peraturan beton bertulang di tanah air,
bahwa pasal 4, secara eksplisit mencantumkan Indonesia dapat merujuk langsung pada standar
kategori dan kelas paparan lingkungan terhadap yang ada pada ISO 16204.
struktur. Kategori paparan dibedakan menjadi
Kategori S, Kategori P, dan Kategori C. Kategori Tabel 2: Kategori dan kelas paparan
S mengatur persyaratan untuk beton dilingkungan
yang dipengaruhi sulfat. Kategori P mengatur
persyaratan permeabilitas beton yang berkontak
langsung dengan air. Sedangkan Kategori C
mengatur persyaratan terkait proteksi korosi
tulangan (lihat tabel 2).
Selain mengatur tentang kelas paparan
lingkungan, SNI 2847:2013 juga memberikan
persyaratan campuran beton terkait kelas paparan
tersebut, terutama untuk Kategori S (lihat tabel 3).
Untuk Kategori C, SNI 2847:2013 mensyaratkan
adanya batasan kadar ion klorida (Cl-) larut air
maksimum dalam beton, baik untuk beton Sumber: SNI 2847 (SNI, 2013)
bertulang konvensional maupun beton prategang
(lihat tabel 4). Tabel 3: Persyaratan untuk beton dengan kelas paparan
Dengan adanya kelas paparan ini, SNI
2847:2013 secara tidak langsung telah
mensyaratkan tinjauan durabilitas struktur beton
dalam perencanaan dan pelaksanaan struktur beton
untuk bangunan gedung di Indonesia. Hal ini
merupakan langkah awal menuju desain umur
layan bangunan secara eksplisit. Jika diteliti, SNI
2847:2013 masih belum menyinggung mengenai
konsep umur layan suatu bangunan.
Sumber: SNI 2847 (SNI, 2013)

5|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s T a n j u n g p u r a
Pontianak/tahun/volume
Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

Tabel 4: Persyaratan untuk beton dengan kelas paparan


DAFTAR PUSTAKA

Altmann F., Mechtcherine V. (2013). Durability


design strategies for new cementitious
materials, Cement and Concrete Research,
Volume 54, December 2013, Pages 114–
125.

Baroghel B.V., Kinomura K., Thiery M.,


Moscardelli S. (2010). Easy Assessment
Of Durability Indicators For Concretes
Sumber: SNI 2847 (SNI, 2013)
With High Volume Of Scms, Second
KESIMPULAN International Conference on Sustainable
Construction Materials and Technologies
Dari hasil yang telah diperoleh, dapat disimpulkan 2010
dan disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. SNI 2847:2013 secara tidak langsung telah Bijen J. (2003). Durability of Engineering
mensyaratkan tinjauan durabilitas struktur Structures-Design, Repair, and
beton dalam perencanaan dan pelaksanaan Maintenance, CRC Press 2003.
struktur beton untuk bangunan gedung di
Indonesia. Hal ini merupakan langkah awal Binder F. (2013). Life cycle costs of selected
menuju desain umur layan bangunan concrete repair methods demonstrated on
secara eksplisit. chloride contaminated columns,
2. Strategi desain dalam SNI 2847:2013 Conference Paper in Beton- und
tergolong dalam Strategi A, yaitu strategi Stahlbetonbau · November 2013
menghindari deteriorasi sedangkan dari sisi
penetapan umur layan, SNI 2847:2013 Bjegović D., Oslaković S.I., Serdar M. (2011).
masih menganut metode preskriptif From Prescriptive Towards Performance-
(implisit) kategori deemed-to-satisfy based Durability Design of Concrete:
design. Workshop-Cement and Concrete for Africa
3. Penelitian menunjukkan bahwa metode Berlin: BAM Federal Institute for
yang cukup efektif untuk digunakan dalam Materials Research and Testing, pp. 50 –
desain struktur beton berbasis durabilitas 58, 2011.
adalah metode kinerja berbasis
probabilistik. Untuk meng-upgrade CEB-FIP, (1993). Model Code 1990, Thomas
peraturan beton bertulang di tanah air, Telford, 1993.
Indonesia dapat merujuk langsung pada
standar yang ada pada ISO 16204. Fib Bulletin 34, (2006). Model Code For Service
4. Metode desain umur layan telah sukses Life Design Of Concrete Structures, p.
digunakan di Eropa mulai era 1990an. 116, 2006.
Diperlukan banyak penelitian dan tentunya
kerjasama yang baik antara instansi Fib Bulletin 53, (2009). Structural Concrete-
pemerintah, praktisi, maupun akademisi di Textbook On Behaviour, Design And
masa mendatang khususnya dalam Performance, Vol. 3, Lausanne,
penelitian yang berkaitan dengan Switzerland, p. 373. 2009.
parameter lingkungan khas Indonesia.
Fib Bulletin 65, (2013). Model Code 2010, Vol. 1,
Final draft, p. 402, 2013.

6|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s T a n j u n g p u r a
Pontianak/tahun/volume
Seminar Nasional Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PIPT)

Folić R., (2009). Durability design of concrete


structures-Part 1: Analysis fundamentals, Rostman S. (2000). Service life design of concrete
Facta Universitatis, Series: Architecture structures-an experience-based discipline
and Civil Engineering, Vol. 7, No 1, pp. 1 becoming scientific, Papers in structural
– 18, 2009. engineering and materials-A Centenary
Celebration, DoSEaM, TU of Denmark,
Folić R., Zenunović D. (2010). Durability design pp. 131 – 150, 2000.
of concrete structures – Part 2: Modelling
and structural assessemnet, Facta Sarja A., Vesikari E. (1996). Durability Design of
Universitatis, Series: Architecture and Concrete Structures, RILEM TC 130-CSL,
Civil Engineering, Vol. 8, No 1, pp. 45 – Ed., E&FN Spon, London, pp. 165, 1996.
66, 2010
Siemes T., Schiessl P., Rostam S. (2000). Future
Grković1 S., Folić R. (2015). Some aspects of developments of service life design of
designing concrete structures Based on concrete structures on the basis of
durability, First Scientific-Applied DuraCrete', in Service life prediction and
Conference with International ageing management of Concrete
Participation, “Reinforced Concrete And Structures, ed. D. Naus, RILEM (2000)
Masonry Structures – Theory And Practice, 167-176.
Annual Of The University Of Architecture,
Civil Engineering And Geodesy – Sofia, SNI 2847, (2013). Persyaratan Beton Struktural
2015 untuk Bangunan Gedung.

ISO 13823, (2008). General principles on the Verma S.K., Bhadauria S.S., Akhtar S. (2014).
design of structures for durability. Probabilistic Evaluation of Service Life for
Reinforced Concrete Structures, Chinese
ISO 2394, (1998). General principles on reliability Journal of Engineering, Volume 2014
for structures.
Wegen G.V.D., Polder R., Breugel K.V. (2012).
ISO 16204, (2012). Durability-Service life design Guideline for service life design of
of concrete structures. structural concrete-A performance based
approach with regard to chloride induced
Matarul J., Mannan A.M., Safawi M.I, Ibrahim A., corrosion, HERON, Vol. 57, No. 3, pp. 153
Jainudin N.A., Yusuh N.A. (2015). – 167, 2012.
Performance-based Durability Indicators of
Different Concrete Grades Made by the Zhang W.M., Ba H.J. (2011) “Accelerated Life
Local Ready Mixed Company: Preliminary Test Of Concrete In Chloride
Results, Procedia - Social and Behavioral Environment,” Journal Ofmaterials In Civil
Sciences 224 ( 2016 ) 620 – 625 Engineering, vol. 23, no. 3, pp. 330–334,
2011.
Muigai R., Moyo P., Alexander M. (2012).
Durability design of reinforced CS: a
comparison of the use of durability indexes
in the deemed-to-satisfy approach and the
full-probabilistic approach, Materials and
Structures 45, pp. 1233 – 1244. 2012.

7|D i s e l e n g g a r a k a n d a l a m r a n g k a i a n D i e s N a t a l i s U n i v e r s i t a s T a n j u n g p u r a
Pontianak/tahun/volume

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai