Manfaat Met ode Bet on Pracet ak pada Pembangunan Rusun Sewa (Proyek St udi : Rumah Sus…
Rachmi Yanit a
KNOWLEDGE MANAGEMENT
J-Arc J-Arc
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 10
Novdin M Sianturi
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Simalungun
Email : ssnovdin@yahoo.com
ABSTRAK
ABSTRACT
The development of precast concrete construction can be further developed as an
alternative to conventional reinforced concrete system by applying it to various kinds of buildings
according to their function. It is necessary to understanding the implementation of the system of
qualified precast beams, so as to bear the burden of work, but it also can find out the benefits and
advantages of the use of precast beams compared with conventional beams.
The data used in this study were drawn from the construction project, with field
observations, interviews and documentation. Preparation of the writing is done by collecting data
and information systems implementation in the form of image data precast beam construction,
system implementation, execution photos, photos of buildings, precast beam pictures, photos and
references perekembangan installation of precast concrete technology in Indonesia.
Based on the discussions that have been presented, it can be concluded that the system of
precast concrete structures is one alternative in the development of construction technology in
Indonesia that can be done with a more controlled, more economical, as well as supporting the
efficiency of time, energy efficiency, and supporting environmental conservation. The system is
suitable for use in modular buildings, such as apartment, dormitory, home stores, or offices. The
development of the technology is still very open to making a variety of structural systems and
refinement of existing structural system. Precast beams has advantages compared to conventional
beam including quality control, shorter implementation time, costs are more economical, and
weather effects can be minimized
1. PENDAHULUAN
sampai bagian tersebut leleh pada P 16.86 ton dengan deformasi 5.39mm. Pengamatan
dari pembobokan balok menunjukkan pembengkokan tulangan silang hal ini
menunjukkan tulangan silang menahan gaya tekan tinggi dan mengalami kelelehan.
Dengan demikian sambungan takik mempunyai perilaku dan kemampuan yang
bersesuaian dengan balok monolit. Diperlukan kecermatan dalam pengesetan
penyambungan yaitu memasukkan tulangan lentur di tempatnya. Dalam pengangkutan
perlu diperhatikan perlindungan tulangan lentur agar tidak membahayakan para pekerja.
Perlu dilanjutkan dengan penelitian perilaku gesernya.
Menurut Syarif (2011), hubungan beban dan lendutan menunjukkan suatu tingkat
kelayakan daktalitas berdasarkan besaran tingkatan deformasi maksimum terhadap
deformasi pada saat tulangan leleh sehingga didapatkan nilai indek daktalitas, maka
benda uji pracetak mempunyai tingkat daktalitas yang lebih baik dari pada benda uji
monolit. Pola retak yang terjadi hampir sama dengan menggunakan bahan combextra
dimana perambatan retak tidak terjadi pada muka kolom menuju tengah balok melainkan
diluar sambungan, hal ini disebabkan karena kekuatan didaerah pangkal balok ternyata
sangat tinggi karena adanya tambahan kekuatan dari tulangan penyambung.
Perkembangan konstruksi beton pracetak bisa lebih dikembangkan sebagai
alternatif pengganti sistem beton bertulang konvensional dengan mengaplikasikannya ke
berbagai macam bangunan sesuai fungsinya. Peningkatan kinerja struktur balok pracetak
dengan inovasi teknologi terkini sangat diharapkan, serta pengontrolan kualitas
pembangunan harus terjaga agar sistem struktur bisa bekerja sesuai dengan desain dan
mampu menahan beban yang ada sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk itu perlu
pemahaman sistem pelaksanaan balok pracetak yang memenuhi syarat, sehingga mampu
memikul beban yang bekerja.
Permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini dan merupakan masalah dalam
perencanaan dan pelaksanaan struktur gedung dari beton bertulang dengan menggunakan
balok prakcetak di antaranya :
1. Bagaimana cara sistem perencanaan dan pelaksanaan balok pracetak supaya dapat
memenuhi persyaratan SNI,
2. Mengungkap kelebihan balok pracetak dengan balok konvensional (beton bertulang
cor di tempat).
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui sistem pelaksanaan
pembangunan gedung dengan menggunakan balok pracetak yang memenuhi persyaratan
yang diharapkan. Selain itu juga dapat mengetahui keuntungan dan kelebihan penggunaan
balok pracetak dibandingkan dengan balok konvensional (beton bertulang cor di tempat).
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 13
2. METODOLOGI
2.1. Bahan
Adapun berbagai metode pengumpulan data yang digunakan untuk mencari dan
melengkapi data pada proyek pembangunan gedung yang diperlukan dalam proses
penyusunan makalah ini adalah:
1. Observasi adalah metode pengamatan langsung terhadap proses pelaksanaan kerja di
proyek untuk memperoleh data pelaksanaan teknis di lapangan.
2. Wawancara ini dilakukan langsung di lapangan dengan cara mewawancarai ataupun
bertanya langsung ke pihak pelaksana, pembimbing lapangan, pengawas lapangan
ataupun para pekerja.
3. Dokumentasi dengan cara pengambilan foto di lapangan keperluan pengumpulan
data dan melengkapi tugas akhir ini.
4. Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari buku – buku dan sumber lain untuk di
gunakan sebagai acuan atau referensi penulisan tugas akhir ini.
Tahapan Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penulisan artikel ini dengan mencari lokasi
pembangunan gedung di Medan yang menggunakan balok pracetak, mencari referensi
dari jurnal terbaru tentang balok pracetak dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
Data-data yang diambil dan diamati di antaranya gambar konstruksi dan detail
balok pracetak, foto bangunan, foto pelakasanaan balok pracetak, sistem sambungan
balok-kolom. Di samping data-data yang diambil juga dilakakukan pengamatan dan
wawancara di lapangan tentang sistem pelaksanaan balok pracetak.
Tahapan Penulisan
Tahap Design
Tahap Produksi
- Persiapan
- Pabrikasi tulangan dan cetakan
- Penakaran dan pencampuran beton
- Penuangan dan pengecoran beton
- Transportasi beton segar
- Pemadatan beton
- Finishing / repairing beton
- Curing beton
Bentuk dan jenis sambungan merupakan bagian penting pada konstruksi beton
precast. Pada sambungan basah, penyambungan dilakukan dengan cara grouting atau
pengecoran di tempat. Penyambungan ini bertujuan mendapatkan kekuatan sambungan
balok-balok beton pracetak dengan pembebanan statis dan kemampuan struktur yang
disambung untuk meredam gaya luar yang bekerja dari pengujian dinamis. Metode
penyambungan elemen beton pracetak menggunakan bahan beton polimer dengan
kecepatan pengeringan 15 menit. Dengan metode ini kecepatan kostruksi struktur
pracetak akan lebih cepat dibanding dengan cor di tempat. Selain itu mutu material
elemen struktur menggunakan beton pracetak akan lebih baik.
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 17
Pada sambungan balok pracetak dan plat pracetak, plat menumpu pada balok
pracetak yang diperlihatkan pada gambar 3.
Cara pemasangan balok pracetak pada plat lantai adalah :
• Plat pracetak dipasang setelah balok – balok pracetak sudah dipasang pada kolom.
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 18
• Untuk pemasangan plat pracetak diangkat menggunakan alat bantu yaitu tower
crain sebagai alat untuk pengangkatan plat pracetak, plat pracetak diangkat pada
titik angkat yang terdiri 4 titik angkat.
Sambungan balok anak dengan balok induk dapat dilihat pada gambar 4.
Prinsip dari sistem pracetak ini adalah dicetak atau dicor terlebih dahulu sebelum di
install. Berbicara tentang sistem precast maka hal pertama untuk dijadikan pertimbangan
memakai sistem ini adalah bentuk yang tipikal dan jumlah yang banyak. Contoh
pekerjaan yang sering dibuat menggunakan sistem precast antara lain, saluran air, balok,
anak tangga dan pekerjaan - pekerjaan yang sifatnya berulang dan banyak.
Keuntungan menggunakan sistem pracetak antara lain waktu yang lebih efisien,
memang sangat efisien jika jenis pekerjaannya tipikal. Sementara pekerjaan precast
disiapkan kita bisa bekerja untuk bagian yang lain. Selain memiliki kelebihan sistem ini
juga memiliki kekurangan, antara lain system precast memerlukan analisa yang lebih
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 19
rumit dibanding dengan cetak langsung ditempat. Kita harus memperhitungkan sistem
sambungan, pertemuan tulangan apakah sudah memenuhi panjang penyaluran atau belum
serta saat perencanaan sudah harus memikirkan lokasi pembuatan sistem pengangkutan
dan sistem istallasi.
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan
konstruksi di Indonesia yang bisa dilakukan dengan lebih terkontrol, lebih ekonomis,
serta mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian
lingkungan. Sistem tersebut cocok digunakan pada bangunan modular, seperti rumah
susun, asrama, rumah toko, ataupun kantor. Perkembangan teknologi tersebut masih
sangat terbuka dengan membuat berbagai variasi sistem struktur dan penyempurnaan dari
sistem struktur yang telah ada.
Balok pracetak memiliki kelebihan dibandingkan dengan balok konvensional
diantaranya pengendalian mutu, waktu pelaksanaan yang lebih singkat, biaya yang lebih
ekonomis, dan pengaruh cuaca dapat diminimalkan.
Jurnal Rancang Sipil Volume 1 Nomor 1, Desember 2012 20
DAFTAR PUSTAKA
Niken, C., (2008), Perilaku Lentur Sambungan Model Takik pada Balok Aplikasi untuk
Beton Pracetak, Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Volume 8, Nomor 2, Juli : 149 –
161.
Nurjannah, S.A., (2011), Perkembangan Sistem Struktur Beton Pracetak Sebagai
Alternatif pada Teknologi Konstruksi Indonesia yang Mendukung Efisiensi Energi
serta Ramah Lingkungan, Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3, Palembang,
26-27 Oktober 2011.
Syarif, M., (2011), Kajian Eksperimental Balok-Kolom Eksterior Menggunakan Balok
Beton Pracetak dan Kolom Komposite (concrete-filled steel column), Majalah
Ilmiah Al-Jibra, Vol. 12, No.41.
Tjahjono, E., dan Purnomo, H., (2004), Pengaruh Penempatan Penyambungan pada
Perilaku Rangkaian Balok-Kolom Beton Pracetak Bagian Sisi Luar, Makara,
Teknologi, Vol. 8, NO. 3, : 90-97.
Wedyantadji, B., et.al., (2008), Studi Perencanaan Struktur Portal Tahan Gempa dengan
Menggunakan Sistem Pracetak pada Plat dan Balok, Jurnal Sondir, Nomor 3
Volume II : 52-67.