Anda di halaman 1dari 13

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN III

Materi : Tiang & Kabel, Pneumatik

Disusun Oleh :

Rezcky Aditya Pratama Laeto

Stambuk :

F 221 16 105

PROGRAM STUDI S1 ARSITEKTUR

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TADULAKO

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................i

I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................1

1.2 Syarat-Syarat Bangunan Bentang Lebar............................................................2

1.3 faktor-faktor pertimbngan dalam bangunan bentang lebar................................2

1.3.1 kelayakan primer.............................................................................................2

1.3.2 kelayakan sekunder.........................................................................................3

Il TINJAUAN TEORI..................................................................................................5

2.1 Struktur Bangunan Bentang Lebar (Large Bulding)..........................................5

2.2 Jenis-Jenis Struktur Bentang Lebar....................................................................6

2.2.1 Sistem struktur tiang dan kabel.......................................................................6

2.2.2 sistem struktur pneumatik...............................................................................7

2.2.3 sistem struktur membran...............................................................................10

i
I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada suatu bangunan, struktur merupalan sarana untuk menyalurkan beban


dan akibat penggunaan dan atau kehadiran bangunan ke dalam tanah. Struktur
juga dapat didefinisikan sebagai suatu entitas yang memiliki sifat keseluruhan
yang dapat dipahami sebagai suatu organisasi unsur pokok yang ditempatkan
dalam suatu ruang yang didalamnya kararkter keseluruhan itu mendominasi
interelasi bagian-bagiannya. Ini berarti struktur merupakan suatu bagian dalam
bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan beban-beban untuk menopang dan
memperkuat suatu bangunan.

Sedangkan konstruksi adalah suatu pembuatan atau perencanaan bangunan


serta penyusunannya. Konstruksi berbicara tentang suatu kejadian mengolah
sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan,
konstruksi menyusun bagian-bagian yang ada di struktur sehingga kedua elemen
ini saling melengkapi, bentuk bangunan tidak terlepas dari bagaimana manusia
menyusun bagian-bagian pembentuknya menjadi seperti yang diinginkan dalam
menciptakan ruang yang dibutuhkan, serta adanya peranan teknologi dalam proses
penyusunannya juga akan sangat mempengaruhi hasil akhir dari suatu bangunan.

Kemajuan jaman telah membawa perkembangan pada pengetahuan


konstruksi, hal ini menjadikan beberapa pilihan dalam bentuk menjadi lebih
bervariasidan seakan tak terbatas, salah satu yang menguntungkan dalam dunia
arsitektur adalah berkembangnya struktru bentang lebar, bangunan yang
memungkinkan menggunakan struktur bentang lebar atau dengan tidak
digunakannya tiang tengan dapat memungkinkan penggunaan ruang dengan
selebar-lebarnya atau sepanjang-panjangnya dalam modul dan hitungan struktur
tertentu, bangunan bentang lebar juga biasa digunakan untuk mewadahi
kegiatanyang membutuhkan ruang gerak bebas tanpa kolom yang cukup besar
seperti untuk kegiatanolahraga, pertunjukan, auditorium, dan kegiatan pameran
atau exhibiton,. Terdapat 8 (delapan) jenis system struktur bentang lebar, yaitu

1
system struktur kabel, busur (arch), kubah (dome), cangkang (shell), pneumtaik,
membrane, spaceframe, dan folded plate

1.2 Syarat-Syarat Bangunan Bentang Lebar

 memerlukan ruang yang luas tanpa halangan kolom

 memungkinkan bentuk-bentuk arsitektural yang lebih variatif

 bentang maksimum lantai slab dan balok adalah 20 m , sedangkan lantai plat
15-18 m

 biasanya menggunakan beton prategang dengan efisiensi mencapai 40%


atau menggunakan struktur vierendel yaitu balok dengan ruangan di
dalamnya seperti gerbang/gerbong kereta atau sistem struktur bentang lebar
lain (struktur bentang lebar, Paulus Rossi Ismoyo Aji)

1.3 faktor-faktor pertimbngan dalam bangunan bentang lebar

Untuk melakukan desain dan analisis struktur perlu ditetapkan kriteria yang
dapat digunakan untuk menentukan bahwa struktur ini sesuai dengan manfaat
penggunannya, beberapa kriteria desain struktur bentang lebar yaitu :

1.3.1 kelayakan primer

 kriteria kekuatan

Yaitu pemilihan dimensi serta bentuk elemen struktur pada taraf yang
dianggap aman sehingga kelebihan tegangan pada material (misalnya adanya
indikasi keretakan) tidak terjadi.

 Variasi kekuatan struktur

Hal ini bertujuan untuk mengontrol deformasi yang diakibatkan oleh beban.
Deformasi. Deformasi merupakan perubahan bentuk pada bagian struktur yang
akan tampak jelas oleh pandangan mata manusia, sehingga sering tidak inginkan

2
terjadi. Kekuatan struktur teragntung pada jenis, besar, dan distribusi bahan pada
sistem struktur. Untuk mencapai kekuatan seringkali diperlukan elemen struktur
yang cukup banyak bila dibandingkan untuk memenuhi syarat kekuatan
bangunan.

 fleksibilitas

Gerakan pada struktur yang juga berakitan dengan deformasi. Kecepatan


dan percepatan actual struktur yang memikul beban dinamis dapat di rasakan oleh
pengguna bangunan, dan dapat menimbulkan rasa tidak nyaman. Pada struktur
bangunan tinggi terdapat gerakan struktur akibat beban angin. Untuk itu
diperlukan kiteria mengenai batas kecepatan dan percepatan yang di dapat
berdasarkan hitungan teknis.

1.3.2 kelayakan sekunder

 efisiensi

kriteria efisiensi mencakup tujuan untuk mendesain struktur yang relative


lebih ekonomis. Indicator yang serign digunakan pada kriteria ini adalah jumlah
material yang diperlukan untuk memikul beban. Setiap sistem struktru dapat
memerlukan material yang berbeda untuk memberikan kelayakan struktur yang
sama. Penggunaan volume yang minimum sebagai kriteria merupakan konsep
yang penting bagi arsitek maupun prencana struktur.

 Konstruksi

Tinjauan konstruksi juga akan mempengaruhi pilihan structural. Konstruksi


merupakan kegiaatn perakitan elemen-elemen atau material-material struktur.
Konstruksi akan efisien apabila material mudah di buat dan di rakit, kriteria
konstruksi sangat luat mencakup tinjauan tentang cara atau metode untuk
melaksanakan struktur bangunan, serta jenis dan alat yang digunakan dan waktu
penyelesaian. Pada umunya perakitan dengan bagian-bagian yang bentuk dan
ukurannya mudah di kerjakan dengan perlatan konstruksi yang ada merupakan hal
yang dikehendaki.

3
 ekonomis

Harga merupakan factor yang menentukan pemilihan struktur. Konsep harga


berkaitan dengan efisiensi dan kemudahan pelaksanaannya. Harga total suatu
struktur sangat bergantung pada banyak dan harga material yang digunakan, serta
biaya tenaga kerja pelaksana konstruksi, srta biaya peralatan yang diperlukan
selama pelaksanaan. Selain factor yang dapat di ukur seperti kriteria sebelumnya,
kriteria relative yang lebih subjektif juga akan mempengauhi pemilihan struktur.
Peran struktur yang menunjang tampila dan setetika oleh perancang atau arsitek
bangunan termasuk factor yang juga sangat penting dalam pertimbangan struktur
(Schodek, 1999).

4
Il TINJAUAN TEORI

2.1 Struktur Bangunan Bentang Lebar (Large Bulding)

Bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan


penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan
bentang lebar dibagi menjadi dua golongan yaitu bentang lebar sederhana, yang
berarti bahwa konstruksi bentang lebar yang ada dipergunakan langsung pada
bangunan berdasarkan teori dasar dan tidak dilakukan modifikasi pada bentuk
yang ada dan bentang lebar kompleks yang merupakan bentuk struktur bentang
lebar yang melakukan modifikasi dari bentuk dasar dan bahkan kadang dilakukan
penggabungan terhadap beberapa system struktur bentang lebar. Dalam buku ilmu
bangunan struktur bentang lebar (Tangoro, Dwi dkk. 2006) dikatakan bangunan
bentang lebar jika bentang yang dibuthkan >20 meter.

Dalam Schodek, 1998, struktur bentang lebar di bagi kedalam beberapa


system struktur yaitu :

 Struktur rangka batang dan rangka ruang

 Struktur furnicular, kabel, dan pelengkung

 Struktur plan dan grid

 Struktur membran pneumatic dan struktur tenda dan net (jarring)

 Struktur cangkang

5
2.2 Jenis-Jenis Struktur Bentang Lebar

2.2.1 Sistem struktur tiang dan kabel

Struktur kabel merupakan sebuah system struktur yang bekerja berdasarkan


prinsip gaya Tarik, terdiri atas kabel dan baja sendi, batang dan lain-lain yang
menyanggah sebuah penutup dan menjamin tertutupnya sebuah bangunan.
Struktur kabel dan jaringan dapat juga dinamakan struktur Tarik dan tekan, karena
pada kabel-kabel hanya dilimpahkan gaya-gaya tarik, sedangkan kepada tiang-
tiang pendukungnya hanya dilimpahkan gaya tekan. Form active structure system
merupakan bentuk struktur yang mampu menahan gaya tarik. Pada prinsip
pembebanan dan gaya tarik yang dipikul struktur ini, digunakan bahan-bahan
structural yang mampu memenuhi persyaratan gaya atrik. Kabel dengan tarikan
yang kuat telah dikembangkan manusia terbuat dari bahan baja. Kabel tersebut
disbeut sebagai hightension strength steel. Sengankan contoh bentuk kabel alami
ialah akar-akar pohon gantung yang kuar dan rotan. Karena hanya mendaptkan
gaya tarik atau gaya tekan, struktur kabel merupakan salah satu struktur
furnikular. Kabel yang mengalami beban eksternal tertentu akan mengalami
deformasi yang bergantung pada besar dan lokasi beban eksternal. Bentuk
furnikular merupakan bentuk yang didapat khusus untuk beban itu. Struktu kabel
ini memiliki perilaku yang berkebalikan dari struktur pelengkung (arch). Bentuk
dari struktur pelengkung merupakan kebalikan dari struktur garis kurva tekan
dalam menyalurkan gaya akibat beban struktur. Struktur kabel mudah berubah
bentuknya bila gaya yang berkerja berubah secara besar maupun arahnya, karena
bekerja pada gaya tarik. Kabel merupakan elemen struktur yang fleksibel.
Bentuknya bergantung pada besar dan perilaku beban tang berlaku padanya.
Bentuk kabel akan menjadilurus apabila kedua ujungnya ditarik. Jenis kabel
demikian disebut tie-rod. Jika kabel digunakan pada bentang antara dua titik dan
memikul beban titik eksternal, maka bantuk kabel akan berupa segmen-segmen
garis. Jika beban yang dipikul terbagi, maka kabel akan mempunya bentuk
lengkungan. Berat dari kabel itu sendiri dapat menyebabkan bentuk lengkung
(catenary curve).

6
Kelebihan

Bangunnan bentang lebar dengan system struktur kabel memiliki beberapa


kelebihan yaitu elemen kabel merupakan elemen konstruksi paling ekonomis
untuk menutup permukaan yang luas, materialnya yang ringan dan dapat
meminimalis beban sendiri sebuah konstruksi, memiliki daya tahan yang besar
terhadap gaya tarik, untuk bentangan ratusan meter mengungguli semua system
struktur lainnnya, memberikan efisiensi ruang lebih besar, memiliki factor
keamanan terhadap api lebih baik jika dibandingkan dengan struktur tradisional
yang lebih sering runtuh oleh pembengkokan elemen tekan di bawah temperature
tinggi. Kabel baja lebih dapat menjaga konstruksi dari temperature tinggi dalam
jangka waktu yang panjang, sehingga hal ini mengurangi resiko kehancuran,
cocok untuk bangunan yang bersifat permanen, serta jika dilihat dari segi teknik
pada saat terjadi penurunan penopang kabel akan segera menyesuaikan diri pada
kondisi keseimbangan yang baru tanpa adanya perubahan yang berarti dari
tegangan.

Kekurangan

Sistem struktur ini juga memilki kelemahan dimana sistem struktur ini
mudah mengalami deformasi (perubahan bentuk), sera ketidak mampuannya
menhana gaya tekan karena hanya mengalami gaya tarik, struktur ini dapat
bertahan terhadap gaya tarik dan tidak mempunyai kemantapan yang disebabkan
oleh pembengkokan, tetapi dapat bergetar dan dapat mengakibatkan robohna
bangunan (Sudrajat, 2017)

2.2.2 sistem struktur pneumatik

Pneumatic ialah salah satu sistem struktur yang termasuk dalam kelompok
soft shell, dimana sistem struktur ini memiliki ciri khas semua gaya yang terhjadi
pada membrannya berupa gaya tarik. Pada pneumatic, gaya tarik terjadi karena

7
adanya perbedaan tekanan udara di dalam struktur pneumatic dengan tekanan
udara di luar struktur ini. Membrane yang merupakan bahan dasar dari sistem
struktur pneumatic ini dapat diberi pra tegang dengan tekanan dari sebelah dalam
apabila menutup suatu volume atau sejumlag volume yang terpecah-pecah. Semua
struktur yang memanfaatkan gaya tarik akan membentuk bentuk dasar dan primer
berupa garis lengkung atau parabola yang membuka ke atas, hal ini disebabkan
bahan dari struktur yang memanfaatkan gaya tarik adalah lentur dan lemas,
sehingga akan membuat garis lengkung atau parabola yang membuka keatas,
namun lain hanya dengan yang dilakukan pada sistem struktur pneumatic. Sistem
struktur ini ingin membentuk satu bentuk dasar berupa garus lengkung yang
membuka ke bawah. Bentuk ini di ilhami oleh bentuk sistem struktur cangkang
(shell) yang ditiup. Tekanan udara didalam di terima oleh membrane penutup dan
bidang membrane ini menegang dan memperoleh gaya tarik. Inilah sebabnya
sistem struktur pneumatic dogolongkan dalam kelompok soft shell structure.
Sistem struktur pneumatic memperoleh kestabilannya dari tekanan internal yang
lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan eksternal. Media yang digunakan dalam
struktur ini pun bermacam-macam, diantaranya adalah gas atau udara, zat cair,
busa, atau butiran. Diantara semua media tersebut, media yang paling umum
digunakan adalah media gas atau udara.

Prinsip pneumatic terletak pada selaput yang relative tipis yang didukung
oleh perbedaan tekanan, bisa dikatakan tekanan dari ruan yang dilingkupi harus
lebih tinggi daripada tekanan atmosfer sehingga sistem struktur ini bisa terbangun
dan menghasilakn ruang dibawahnya. Perbedaan tekanan akan menyebabkan
tarikan pada membrane, membrane akan menjadi stabil bila berada dalam tekanan
tarik. Gaya tekan yang di induksikan oleh gaya-gaya luar harus segera di atasi
oleh peningkatan tekanan internal atau menyesuaikan dengan bentuk membrane
apabila membrane tersebut cukup fleksibel, tegangan yang terjadi harus berada di
bawah batas yang diperbolehkan untuk membrane struktur

kelebihan

8
Sistem struktur ini memiliki berbagai kelebihan, antara lain adalah struktur
ini dapat di gunakan dengan berbagai macam bentuk-bentukan seiring dengan
berjalannya waktu karena sistem struktur ini banyaka mengalami perkembangan
desain, mulai dari desain sederhana sampai desain yang lebih kompleks.
Keuntungan yang lain adalah sistem struktur ini memiliki karakter cepat dalam
sistem pengembangunannya, serta ringan karena material utamanya adalah
lembaran kain dengan tebal tidak lebih dari 0,5 mm sehingga sistem struktur ini
tidak memberatkan bangunan. Bangunan yang di buat dengan sistem struktur ini
bisa menjadi temporary space yang praktis karena mudah di bongkar dan di
simpan kembali, dengan bentang yang lebar karena memilki daya tahan yang
besar terhadap gaya tarik sehingga merupakan elemen konstruksi yang paling
ekonomis untuk menutup permukaan yang luas.

Kekurangan

Selain kelebihan, terdapat pula kelemahan pada sistem struktur ini karena
materialnya yang digunakan sangat tipis maka sistem struktur ini rentan
mengalami kebocoran sewaktu-waktu atau sobek. Sistem ini juga peka terhadap
efek aerodinamis sehingga mudah mengalami getaran, serta tidak dapat menahan
beban vertical. Unutk membuka bukaan sistem struktur ini juga memerlukan
sistem struktur khusus lainnya karena bukaan dapat menyebabkan
ketidakstabilannya tekana udara sehingga bangunan bisa kempes. Tidak hanya
proteksi kepada kebocoran yang dapat menyebabkan tekanan udara berkurang dan
struktur tidak dapat bekerja dengan semestinya, sistem struktur ini juga perlu
dilakukan protekso terhadap potensi terjadinya kebakaran. Bahan dari membrane
terbuat dari bahan sintetik, thermoplastic alami dan memiliki titik lebur yang
rendah sehingga menjadi mudah terbakar ketika di papar sinar matahari atau
terkena api.kestabilan sistem struktur pneumatic dipengaruhi oleh membrannya
yang harus selalu dalam keadaan kedap udara, terkontrol, dan mendapat cukup
tekanan udara sesuai kebutuhan sehingga jalan masuk dan keluar untuk pemakai
bangunan harus selalu dalam konsisi terkontrol dan terawatt karena jalan ini
merupakan akses terpentik untuk mengevaluasi para pemakai bangunan, dan jika

9
tidak di pikirkan dengan baik, tekana udara dapat berkurang saat jalan masuk di
buka (Sudrajat, 2017).

2.2.3 sistem struktur membran

Sistem struktur membrane adalah sistem struktur yang menggunakan


material membrane, sistem struktur ini memikul beban dengan mengalami
tegangan tarik. Membrane yang digunakan dalam sistem struktur ini sangatlah
tipis sehingga sistem struktur ini tidak dapat menerima gaya tekan dan geser.
Sistem struktur membrane biasanya digunakan untuk menjadi penutup atap
bangunnan. Perkembangan zaman membuat pembelajaran tentang membrane
meningkat sehingga sekarang ada banyak keuntungan menggunakan sistem
struktur membrane, yaitu kualitas yang transparansi, ringan, dan kemampuan
membrane untuk diterapkan pada ruang skala besar. Namun harus diakui bahwa
bahan membrane tidak cicik untuk digunakan ke semua proyek. Ada proyek-
proyek tertentu yang tidak memungkinkan untuk menggunakan sistem struktur
membrane. Jika membrane yang digunakan hanya satu lembaran tipis, maka
kemungkinan membrane tersebut untuk robek sengatlah tinggi serta sulit untuk
terhindar dari panas dan suara.

kelebihan

Sistem struktur membrane memiliki kelebihan yaitu, bahannya yang ringan ,


dapat dibentuk berbagai macam bentuk, apalagi dengan adannya bantuan digital
modelling , memiliki bentuk estetika tersendiri, dan dapat memiliki efek
transparansi.

Kekurangan

10
Sistem struktur ini juga memiliki kelehaman, yaitu sangat tidak peka
terhadap efek aerodinamika sehingga muda mengalami getaran, selai itu sistem
struktur ini juga tidak dapat menahan beban vertical, memerlukan detail join yang
cukup rumit untuk menahan beban membrane dengan struktur penyokongnya,
serta membuthkan perawatan yang konstan untuk mempertahankan
ketegangannya karena bial ketegangannya berkurang, itu akan membahayakan
keseluruhan konstruksi bangunan (Sudrajat, 2017).

11

Anda mungkin juga menyukai