10
Email : ssnovdin@yahoo.com
ABSTRAK
Perkembangan konstruksi beton pracetak bisa lebih dikembangkan sebagai alternatif
pengganti sistem beton bertulang konvensional dengan mengaplikasikannya ke berbagai macam
bangunan sesuai fungsinya. Untuk itu perlu pemahaman sistem pelaksanaan balok pracetak yang
memenuhi syarat, sehingga mampu memikul beban yang bekerja, selain itu juga dapat mengetahui
keuntungan dan kelebihan penggunaan balok pracetak dibandingkan dengan balok konvensional.
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari proyek pembangunan
gedung, dengan observasi di lapangan, wawancara dan dokumentasi. Penyusunan tulisan
dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data dan informasi sistem pelaksanaan balok pracetak
berupa data gambar konstruksi, sistem pelaksanaan, foto pelaksanaan, foto bangunan, foto balok
pracetak, foto pemasangan dan referensi tentang perekembangan teknologi beton pracetak di
Indonesia.
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa
sistem struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan
konstruksi di Indonesia yang bisa dilakukan dengan lebih terkontrol, lebih ekonomis, serta
mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian lingkungan. Sistem
tersebut cocok digunakan pada bangunan modular, seperti rumah susun, asrama, rumah toko,
ataupun kantor. Balok pracetak memiliki kelebihan dibandingkan dengan balok konvensional
diantaranya pengendalian mutu, waktu pelaksanaan yang lebih singkat, biaya yang lebih
ekonomis, dan pengaruh cuaca dapat diminimalkan.
Kata kunci : balok pracetak, sambungan, keuntungan.
ABSTRACT
The development of precast concrete construction can be further developed as an
alternative to conventional reinforced concrete system by applying it to various kinds of buildings
according to their function. It is necessary to understanding the implementation of the system of
qualified precast beams, so as to bear the burden of work, but it also can find out the benefits and
advantages of the use of precast beams compared with conventional beams.
The data used in this study were drawn from the construction project, with field
observations, interviews and documentation. Preparation of the writing is done by collecting data
and information systems implementation in the form of image data precast beam construction,
system implementation, execution photos, photos of buildings, precast beam pictures, photos and
references perekembangan installation of precast concrete technology in Indonesia.
Based on the discussions that have been presented, it can be concluded that the system of
precast concrete structures is one alternative in the development of construction technology in
Indonesia that can be done with a more controlled, more economical, as well as supporting the
efficiency of time, energy efficiency, and supporting environmental conservation. The system is
suitable for use in modular buildings, such as apartment, dormitory, home stores, or offices. The
development of the technology is still very open to making a variety of structural systems and
refinement of existing structural system. Precast beams has advantages compared to conventional
beam including quality control, shorter implementation time, costs are more economical, and
weather effects can be minimized
Keywords: precast beams, connections, profits.
11
1. PENDAHULUAN
Kota Medan dan kota-kota sekitarnya merupakan pintu gerbang perdagangan di
propinsi Sumatera Utara. Seiring dengan pemenuhan kebutuhan seharihari masyarakat
yang semakin meningkat, para investor tertarik untuk menanamkan modal dalam hal
pembangunan gedung dan prasarana lainnya yang dapat menunjang pengembangan
usaha.
Pembangunan Gedung dan Sarana Serta Prasarana dengan menggunakan bahan
material konstruksi yang sangat efisien dalam pengerjaannya yaitu, dengan menggunakan
balok precast (balok pracetak) secara konvensional. Pada sistem pracetak, seluruh
komponen bangunan dapat difabrikasi lalu dipasang di lapangan. Proses pembuatan
komponen dapat dilakukan dengan kontrol kualitas yang baik.
Nurjannah (2011), dalam mendesain suatu sistem struktur beton pracetak,
terdapat syarat kekuatan yang harus dipenuhi berdasarkan peraturan yang terkait.
Berbagai sistem struktur beton pracetak yang telah dikembangkan oleh berbagai
perusahaan maupun instansi pemerintah di Indonesia untuk bangunan gedung berupa
sistem join balok-kolom dan dinding geser. Dalam proses konstruksi yang menggunakan
beton pracetak, pembuatan komponen beton berupa balok, kolom, dan pelat beton
pracetak dilakukan di suatu tempat yang berada di dekat lokasi pembangunan gedung.
Setelah cukup umur, komponen tersebut dipasang, kemudian sambungan antar komponen
di grout dengan beton mutu tinggi.
Studi eksperimental yang dilakukan oleh Elly Tjahjono dan Heru Purnomo
(2004) tentang pengaruh penempatan penyambungan terhadap perilaku rangkaian balokkolom struktur portal beton pracetak yang dikenai pembebanan semi siklik. Empat benda
uji dengan skala 1:2 telah dikaji. Tiga benda uji, penempatan penyambungannya berada
pada daerah pertemuan balok-kolom dan satu benda uji penempatan penyambungan
berada di daerah potensi sendi plastis balok. Pola retak, kekuatan, kekakuan dan daktilitas
dari keempat benda uji dibandingkan. Dari hasil pengujian secara umum dapat
disimpulkan bahwa keempat tipe penempatan penyambungan dapat memberikan
kebutuhan daktilitas yang cukup baik.
Weyantadji, et.al., (2008), bahwa dalam pemasangan komponen pracetak ada tiga
tahap yaitu penulangan saat pengangkatan, penulangan saat beton overtopping belum
kering, dan penulangan saat beton overtopping sudah kering.
Nike (2008), menyatakan bahwa belahan vertikal di batas beton cor dan beton
pracetak terjadi pada beban 13.893 ton siklus ke 11 dengan deformasi 1.87 mm. Jadi
sesudah membelah kekuatan hanya mengandalkan tulangan lentur dan tulangan silang
12
sampai bagian tersebut leleh pada P 16.86 ton dengan deformasi 5.39mm. Pengamatan
dari pembobokan balok menunjukkan pembengkokan tulangan silang hal ini
menunjukkan tulangan silang menahan gaya tekan tinggi dan mengalami kelelehan.
Dengan demikian sambungan takik mempunyai perilaku dan kemampuan yang
bersesuaian dengan balok monolit. Diperlukan kecermatan dalam pengesetan
penyambungan yaitu memasukkan tulangan lentur di tempatnya. Dalam pengangkutan
perlu diperhatikan perlindungan tulangan lentur agar tidak membahayakan para pekerja.
Perlu dilanjutkan dengan penelitian perilaku gesernya.
Menurut Syarif (2011), hubungan beban dan lendutan menunjukkan suatu tingkat
kelayakan daktalitas berdasarkan besaran tingkatan deformasi maksimum terhadap
deformasi pada saat tulangan leleh sehingga didapatkan nilai indek daktalitas, maka
benda uji pracetak mempunyai tingkat daktalitas yang lebih baik dari pada benda uji
monolit. Pola retak yang terjadi hampir sama dengan menggunakan bahan combextra
dimana perambatan retak tidak terjadi pada muka kolom menuju tengah balok melainkan
diluar sambungan, hal ini disebabkan karena kekuatan didaerah pangkal balok ternyata
sangat tinggi karena adanya tambahan kekuatan dari tulangan penyambung.
Perkembangan konstruksi beton pracetak bisa lebih dikembangkan sebagai
alternatif pengganti sistem beton bertulang konvensional dengan mengaplikasikannya ke
berbagai macam bangunan sesuai fungsinya. Peningkatan kinerja struktur balok pracetak
dengan inovasi teknologi terkini sangat diharapkan, serta pengontrolan kualitas
pembangunan harus terjaga agar sistem struktur bisa bekerja sesuai dengan desain dan
mampu menahan beban yang ada sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Untuk itu perlu
pemahaman sistem pelaksanaan balok pracetak yang memenuhi syarat, sehingga mampu
memikul beban yang bekerja.
Permasalahan yang akan dibahas dalam artikel ini dan merupakan masalah dalam
perencanaan dan pelaksanaan struktur gedung dari beton bertulang dengan menggunakan
balok prakcetak di antaranya :
1. Bagaimana cara sistem perencanaan dan pelaksanaan balok pracetak supaya dapat
memenuhi persyaratan SNI,
2. Mengungkap kelebihan balok pracetak dengan balok konvensional (beton bertulang
cor di tempat).
Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui sistem pelaksanaan
pembangunan gedung dengan menggunakan balok pracetak yang memenuhi persyaratan
yang diharapkan. Selain itu juga dapat mengetahui keuntungan dan kelebihan penggunaan
balok pracetak dibandingkan dengan balok konvensional (beton bertulang cor di tempat).
13
memberikan
pemahaman
tentang
konsep
penting
dalam
melaksanakan
2.
3.
4.
Studi kepustakaan dilakukan dengan mencari buku buku dan sumber lain untuk di
gunakan sebagai acuan atau referensi penulisan tugas akhir ini.
14
Tahapan Persiapan
Persiapan yang dilakukan dalam penulisan artikel ini dengan mencari lokasi
pembangunan gedung di Medan yang menggunakan balok pracetak, mencari referensi
dari jurnal terbaru tentang balok pracetak dan konsultasi dengan dosen pembimbing.
Tahap Pekerjaan Lapangan (Pengambilan Data)
Data-data yang diambil dan diamati di antaranya gambar konstruksi dan detail
balok pracetak, foto bangunan, foto pelakasanaan balok pracetak, sistem sambungan
balok-kolom. Di samping data-data yang diambil juga dilakakukan pengamatan dan
wawancara di lapangan tentang sistem pelaksanaan balok pracetak.
Tahapan Penulisan
Penyusunan tulisan dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data dan
informasi sistem pelaksanaan balok pracetak di gedung di Medan berupa data gambar
konstruksi, sistem pelaksanaan, foto pelaksanaan, foto bangunan, foto balok pracetak,
foto pemasangan dan referensi tentang perekembangan teknologi beton pracetak di
Indonesia.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Balok Precast
Beton pracetak (Precast Concrete) adalah suatu metode percetakan komponen
secara mekanisasi dalam pabrik atau workshop dengan memberi waktu pengerasan dan
mendapatkan kekuatan sebelum dipasang.
Precast Concrete atau Beton pra-cetak menunjukkan bahwa komponen struktur
beton tersebut : tidak dicetak atau dicor ditempat komponen tersebut akan dipasang.
Biasanya ditempat lain, dimana proses pengecoran dan curing-nya dapat dilakukan
dengan baik dan mudah. Jadi komponen beton pra-cetak dipasang sebagai komponen jadi,
tinggal disambung dengan bagian struktur lainnya menjadi struktur utuh yang terintegrasi.
Karena proses pengecorannya di tempat khusus (bengkel frabrikasi), maka
mutunya dapat terjaga dengan baik. Tetapi agar dapat menghasilkan keuntungan, maka
beton pra-cetak hanya akan diproduksi jika jumlah bentuk typical-nya mencapai angka
minimum tertentu, sehingga tercapai break-event-point-nya. Bentuk typical yang
dimaksud adalah bentuk-bentuk yang repetitif, dalam jumlah besar.
15
Persiapan
Pemadatan beton
Curing beton
16
Route transport
berikut:
dibangun
-
17
Cara pengangkatan balok pracetak hampir sama dengan plat pracetak, tapi balok
pracetak untuk titik pengangkatan hanya terdiri dua titik angkat.
Untuk pemasangan balok pracetak juga diangkat oleh alat bantu yaitu tower crain.
Untuk menempatkan posisi balok pracetak hampir sama dengan plat pracetak yaitu
pada waktu balok masih diangkat oleh tower crain maka dengan menggunakan
tenaga manusia untuk menempatkan balok pracetak sesuai dengan posisinya.
Fungsi dari tulangan ynag menonjol pada bagian tepi balok pracetak adalah untuk
meneruskan gaya gaya yang bekerja pada balok untuk disalurka ke kolom.
Setelah pemasangan balok pracetak selesai, pada bagian hubungan balok pracetak
dan kolom di rencanakan untuk tulangan pengekang yang berfungsi untuk
memperkuat penulangan antara balok dan kolom.
Plat pracetak dipasang setelah balok balok pracetak sudah dipasang pada kolom.
18
Untuk pemasangan plat pracetak diangkat menggunakan alat bantu yaitu tower
crain sebagai alat untuk pengangkatan plat pracetak, plat pracetak diangkat pada
titik angkat yang terdiri 4 titik angkat.
19
rumit dibanding dengan cetak langsung ditempat. Kita harus memperhitungkan sistem
sambungan, pertemuan tulangan apakah sudah memenuhi panjang penyaluran atau belum
serta saat perencanaan sudah harus memikirkan lokasi pembuatan sistem pengangkutan
dan sistem istallasi.
Pengendalian mutu teknis dapat dicapai, karena proses produksi dikerjakan di pabrik
dan dilakukan pengujian laboratorium
4. KESIMPULAN
Dari pembahasan yang telah dipaparkan, dapat diambil kesimpulan bahwa sistem
struktur beton pracetak merupakan salah satu alternatif teknologi dalam perkembangan
konstruksi di Indonesia yang bisa dilakukan dengan lebih terkontrol, lebih ekonomis,
serta mendukung efisiensi waktu, efisiensi energi, dan mendukung pelestarian
lingkungan. Sistem tersebut cocok digunakan pada bangunan modular, seperti rumah
susun, asrama, rumah toko, ataupun kantor. Perkembangan teknologi tersebut masih
sangat terbuka dengan membuat berbagai variasi sistem struktur dan penyempurnaan dari
sistem struktur yang telah ada.
Balok pracetak memiliki kelebihan dibandingkan dengan balok konvensional
diantaranya pengendalian mutu, waktu pelaksanaan yang lebih singkat, biaya yang lebih
ekonomis, dan pengaruh cuaca dapat diminimalkan.
20
DAFTAR PUSTAKA
Niken, C., (2008), Perilaku Lentur Sambungan Model Takik pada Balok Aplikasi untuk
Beton Pracetak, Jurnal Dinamika Teknik Sipil, Volume 8, Nomor 2, Juli : 149
161.
Nurjannah, S.A., (2011), Perkembangan Sistem Struktur Beton Pracetak Sebagai
Alternatif pada Teknologi Konstruksi Indonesia yang Mendukung Efisiensi Energi
serta Ramah Lingkungan, Prosiding Seminar Nasional AVoER ke-3, Palembang,
26-27 Oktober 2011.
Syarif, M., (2011), Kajian Eksperimental Balok-Kolom Eksterior Menggunakan Balok
Beton Pracetak dan Kolom Komposite (concrete-filled steel column), Majalah
Ilmiah Al-Jibra, Vol. 12, No.41.
Tjahjono, E., dan Purnomo, H., (2004), Pengaruh Penempatan Penyambungan pada
Perilaku Rangkaian Balok-Kolom Beton Pracetak Bagian Sisi Luar, Makara,
Teknologi, Vol. 8, NO. 3, : 90-97.
Wedyantadji, B., et.al., (2008), Studi Perencanaan Struktur Portal Tahan Gempa dengan
Menggunakan Sistem Pracetak pada Plat dan Balok, Jurnal Sondir, Nomor 3
Volume II : 52-67.