Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jembatan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas yang didominasi oleh bahan
beton, baik beton bertulang, beton tak bertulang, maupun beton prategang. Salah
satu bagian vital dalam struktur jembatan adalah pelat lantai jembatan yaitu elemen
struktur horizontal yang berfungsi menyalurkan beban mati maupun beban hidup
menuju rangka pendukung vertikal dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen
horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam satu arah ataupun bekerja dua arah
yang saling tegak lurus (biaksial).

Acuan yang digunakan dalam perencanaan jembatan adalah sesuai dengan SNI
1725 – 2016 yang meliputi perencanaan metode pengerjaan dan material yang akan
digunakan. Struktur lantai jembatan biasanya direncanakan dengan sistem one way
dimana terdapat dua tumpuan sejajar yang menopang pelat. Tulangan yang telah
ditentukan dimensi, panjang, dan jaraknya akan disusun sesuai gambar kerja dan
diikat dengan kawat beton atau kawat bendrat. Kawat bendrat berfungsi untuk
menahan ikatan antar tulangan sehingga posisi tulangan tidak bergeser dan
kekuatan beton dapat mendekati kekuatan rencana.

Natalia, dkk (2017), telah melakukan penelitian tentang pengaruh variasi ujung
ikatan terhadap kuat lentur balok tulangan bambu pilin, menggunakan 3 (tiga)
variasi yaitu klem selang, tali rotan dan kawat bendrat. Dari ketiga variasi tersebut
diperoleh variasi ikatan ujung yang menggunakan klem maupun tali rotan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan yakni hanya berpengaruh 8,867% terhadap
kapasitas beban pada benda uji.

Tandilino (2018) menyebutkan bahwa balok beton bertulang yang menggunakan


tulangan sistem rangka dapat meningkatkan kapasitas lentur balok. Peningkatan
kuat lentur tersebut terjadi pada benda uji dengan jarak spasi 4,37 cm sebesar
11,20% dan jarak spasi 8,75 cm sebesar 6,76% dari keadaan normal (jarak spasi 11
cm) maka dengan nilai lendutan yang sama, benda uji dengan jarak spasi terkecil
mampu memikul beban lebih besar dibanding benda uji dengan jarak spasi yang
lebih besar.

Kedua penelitian tersebut belum dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan pekerjaan


di lapangan dikarenakan kurang efektif dan efisien dalam segi kekuatan dan
anggaran biaya yang akan dikeluarkan, sehingga pada pelaksanaan di lapangan,
kontraktor lebih sering menggunakan cara konvensional. Cara konvensional yang
diterapkan yakni menggunakan tulangan polos atau ulir dan diikat menggunakan
kawat bendrat, termasuk pada pelaksanaan pekerjaan slab atau pelat lantai
jembatan.

Pada pelaksanaan penulangan, tidak semua ikatan kawat bendrat dipasang pada
hubungan antar tulangan yang bersilangan dengan alasan menghemat waktu dan
biaya pekerjaan. Seperti pada pelaksanaan penulangan pelat Jembatan Kiringan
(Jalan Tol Salatiga – Kartasura) yang diikat secara selang seling. Padahal, dengan
pengikatan kawat bendrat selang seling maka asumsi jarak antar ikatan tulangan
sebesar dua kali lipat dari tulangan yang terpasang. Oleh karena itu, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui prosentase perbedaan nilai kuat lentur pada ketiga
kondisi (beton bertulang dengan setiap ikatan kawat bendrat, ikatan selang-seling,
dan tanpa ikatan pada persilangan tulangan). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi pada pelaksanaan penulangan beton bertulang di kemudian hari.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas didapat rumusan masalah sebagai berikut.
a. Apa saja parameter yang diperlukan untuk mengetahui efektivitas penggunaan
kawat bendrat pada pelat lantai jembatan?
b. Seberapa besar pengaruh penggunaan kawat bendrat secara penuh, selang-seling
atau tanpa ikatan pada kekuatan lentur pelat lantai jembatan?
c. Bagaimana tipe pemasangan kawat bendrat pada tulangan yang paling efisien
untuk pelat lantai jembatan dari segi waktu, biaya dan tenaga?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mencapai tujuan berikut.
a. Memperoleh nilai P maksimum dari hasil pengujian kuat tekan beton yang
digunakan untuk pengujian kuat lentur prototype pelat lantai. //benda uji pelat//
b. Menganalisis pengaruh pemasangan kawat bendrat sebagai ikatan antar tulangan
terhadap kuat lentur prototype pelat lantai jembatan. //benda uji pelat//

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh parameter – parameter dalam menentukan efektivitas penggunaan
kawat bendrat pada pelat lantai jembatan.
b. Mengetahui besar pengaruh penggunaan kawat bendrat secara penuh, selang-
seling atau tanpa ikatan pada penulangan pelat lantai jembatan.
c. Memperoleh metode pemasangan kawat bendrat yang efektif dan efisien
melalui pengujian kuat tekan dan kuat lentur dalam skala laboratorium.

1.5 Batasan Masalah


Agar penulisan skripsi ini tidak menyimpang dari tujuan yang semula direncanakan,
sehingga mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka
penulis menetapkan batasan – batasan sebagai berikut.
a. Penelitian mengenai pengaruh pemasangan kawat bendrat secara penuh, selang-
seling atau tanpa ikatan terhadap kekuatan lentur beton menggunakan prototype
pelat lantai jembatan.
b. Penelitian dilakukan dengan menggunakan prototype beton bertulang dengan
pembebanan dengan skala laboratorium.
c. Mix Design dan pengujian material dilakukan secara mandiri, dengan beracuan
dokumen “Approval Material Beton dari Batching Plant PT. Solusi Bangun
Beton” sebagai pembanding.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari
keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan proposal penelitian ini.
Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab Pendahuluan ini terdiri dari beberapa sub bab yang berisi latar belakang,
perumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai, manfaat yang diharapkan, batan
masalah dan sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


Dalam bab ini membahas tentang penjelasan mengenai teori-teori penunjang yang
dijadikan landasan yang diperlukan untuk memecahkan masalah dalam
mengerjakan tugas akhir ini.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Berisi tentang metodologi penelitian, alur penelitian, alat dan bahan penelitian,
pembuatan benda uji, pengujian kuat tekan, pengujian kuat lentu dan metode yang
digunakan untuk menganalisa data.

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISA


Bab yang menguraikan hasil kajian dan analisis kajian.

BAB V PENUTUP
Bab yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis kegiatan
dalam penyusunan tugas akhir.

Anda mungkin juga menyukai