PENDAHULUAN
Jembatan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas yang didominasi oleh bahan
beton, baik beton bertulang, beton tak bertulang, maupun beton prategang. Salah
satu bagian vital dalam struktur jembatan adalah pelat lantai jembatan yaitu elemen
struktur horizontal yang berfungsi menyalurkan beban mati maupun beban hidup
menuju rangka pendukung vertikal dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen
horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam satu arah ataupun bekerja dua arah
yang saling tegak lurus (biaksial).
Acuan yang digunakan dalam perencanaan jembatan adalah sesuai dengan SNI
1725 – 2016 yang meliputi perencanaan metode pengerjaan dan material yang akan
digunakan. Struktur lantai jembatan biasanya direncanakan dengan sistem one way
dimana terdapat dua tumpuan sejajar yang menopang pelat. Tulangan yang telah
ditentukan dimensi, panjang, dan jaraknya akan disusun sesuai gambar kerja dan
diikat dengan kawat beton atau kawat bendrat. Kawat bendrat berfungsi untuk
menahan ikatan antar tulangan sehingga posisi tulangan tidak bergeser dan
kekuatan beton dapat mendekati kekuatan rencana.
Natalia, dkk (2017), telah melakukan penelitian tentang pengaruh variasi ujung
ikatan terhadap kuat lentur balok tulangan bambu pilin, menggunakan 3 (tiga)
variasi yaitu klem selang, tali rotan dan kawat bendrat. Dari ketiga variasi tersebut
diperoleh variasi ikatan ujung yang menggunakan klem maupun tali rotan tidak
memberikan pengaruh yang signifikan yakni hanya berpengaruh 8,867% terhadap
kapasitas beban pada benda uji.
Pada pelaksanaan penulangan, tidak semua ikatan kawat bendrat dipasang pada
hubungan antar tulangan yang bersilangan dengan alasan menghemat waktu dan
biaya pekerjaan. Seperti pada pelaksanaan penulangan pelat Jembatan Kiringan
(Jalan Tol Salatiga – Kartasura) yang diikat secara selang seling. Padahal, dengan
pengikatan kawat bendrat selang seling maka asumsi jarak antar ikatan tulangan
sebesar dua kali lipat dari tulangan yang terpasang. Oleh karena itu, penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui prosentase perbedaan nilai kuat lentur pada ketiga
kondisi (beton bertulang dengan setiap ikatan kawat bendrat, ikatan selang-seling,
dan tanpa ikatan pada persilangan tulangan). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menjadi referensi pada pelaksanaan penulangan beton bertulang di kemudian hari.
BAB V PENUTUP
Bab yang menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari hasil analisis kegiatan
dalam penyusunan tugas akhir.