Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu
pecah atau agregat agregat lain yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta
yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa mirip batuan.
Terkadang satu atau lebih bahan aditif ditambahkan untuk menghasilkan
beton dengan kataristik tertentu, seperti kemudahan pengerjaan
(workability), durabilitas, dan waktu pengerasan (Mc.Cormac, 2004).
Kekuatan beton bergantung pada beberapa aspek, salah satunya
adalah faktor air semen (fas) yang dipakai dalam adukan beton. Untuk
mencapai adukan beton yang memenuhi syarat, maka adukan beton yang
menggunakan nilai fas yang besar, akan lebih sedikit membutuhkan pasta
semen, sebaliknya adonan beton yang menggunakan nilai fas yang kecil,
akan lebih banyak membutuhkan pasta semen. Dengan demikian jelas,
bahwa nilai faktor air semen dalam suatu adukan beton erat sekali
kaitannya dengan jumlah semen yang diperlukan dalam adukan beton
tersebut, selanjutnya akan mempengaruhi kekuatan beton itu sendiri
(Armeyn, 2006).
Keretakan yang terjadi pada beton mengakibatkan pihak memilik
bangunan menuntut karena mereka menganggap durabilitas dan stabilitas
Keretakan pada beton seringkali mengakibatkan pihak pemilik bangunan
menuntut sebab mereka menganggap durabilitas dan stabilitas dari struktur
yang telah retak tidak dapat dipertahankan. Sebenarnya struktur beton
bertulang adalah material yang berada dalam keadaan retak. Hal ini berarti
bahwa dalam fase perencanaan dari bagian-bagian yang menahan beban
dari struktur beton tersebut pada daerah-daerah tariknya keretakan
memang telah diantisipasi. Dan dari awal perencanaan keretakan di
perkirakan terjadi pada bagian-bagian beton yang menerima tegangan-

1
tegangan tarik, hal ini disebabkan karena beton mempunyai kekuatan tarik
yang sangat rendah sehingga gaya-gaya tarik yang terjadi dilimpahkan
pada tulangan tarik.
Nugraha, Paul (2007), mengungkapkan bahwa pada beton yang
baik, setiap butir agregat seluruhnya terbungkus dengan mortar. Demikian
pula halnya dengan ruang antar agregat, harus terisi oleh mortar. Jadi
kualitas pasta atau mortar menentukan kualitas beton. Semen adalah unsur
kunci dalam beton, meskipun jumlahnya hanya 7-15% dari campuran.
Beton dengan jumlah semen yang sedikit (sampai 7%) disebut beton
kurus, sedangkan beton dengan jumlah semen yang banyak disebut beton
gemuk.
Salah satu usaha peneliti untuk meningkatkan sifat mekanik beton
dengan menggunakan serat baja sebagai kontribusi pengubah /
memberikan sifat tertentu pada beton. Serat baja adalah bahan yang terdiri
dari serat baja yang kuat, ringan, tahan lama, tahan alkali yang tertanam
dalam matriks beton.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk
mengkajinya dalam suatu tulisan ilmiah dalam bentuk tugas akhir yang
berjudul :
“ KONTRIBUSI STEEL FIBER ( SERAT BAJA ) TERHADAP
SIFAT-SIFAT MEKANIK BETON “

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah
yang akan diteliti yaitu :
1. Bagaimana pengaruh steel fiber terhadap kuat tekan, kuat tarik lentur,
dan kuat tarik belah.
2. Bagaimana besar jumlah persentase penggunaan steel fiber untuk
mendapatkan kuat tekan, kuat tarik lentur, dan kuat tarik belah beton
yang maksimum.

2
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
penggunaan serat baja terhadap kuat tekan, kuat lentur, kuat tarik belah.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui seberapa besar nilai kuat tekan, kuat tarik lentur,
dan kuat tarik belah beton dengan menggunakan steel fiber.
2. Untuk mengetahui besar jumlah persentase penggunaan steel fiber
terhadap beton normal yang memberikan kuat tekan, kuat tarik lentur,
dan kuat tarik belah pada beton.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan
manfaat antara lain :
1. Memberikan informasi mengenai perkembangan teknologi beton
dengan menambah steel fiber pada beton sebagai bahan tambah untuk
material beton.
2. Memberikan gambaran mengenai steel fiber sebagai bahan tambah
pada campuran beton.

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah pada penelitian ini, yaitu :
1. Penelitian ini dibatasi hanya dilakukan pengujian kuat tekan, kuat tarik
lentur, dan kuat tarik belah.
2. Benda uji yang digunakan adalah silinder dengan diameter (d) 15 cm
dan tinggi (h) 30 cm.
3. Semen yang digunakan adalah semen portland PCC (Portland
Composite Cement).
4. Mix design menggunakan metode SNI ( Standar Nasional Indonesia ).

3
5. Mutu beton normal dengan kuat tekan rencana (f’c) = 30 Mpa
6. Persentase serat yang digunakan yaitu 0% , 1%, 3%, 5%, 7% terhadap
volume beton.
7. Steel fiber yang digunakan adalah adalah serat baja tipe Dramix 3D

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I. PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dan tujuan
penelitian,batasan masalah, sistematika penulisan serta manfaaat
penelitian.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang teori yang berupa pengertian dan defenisi
yang diambil dari kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan skripsi
serta beberapa literatur yang berhubungan dengan penelitian.

BAB III. METODELOGI PENELITIAN


Bab ini berisi tentang metode-metode yang digunakan pada saat
pengambilan data pengujian dan penelitian.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


Bab ini merupakan penjabaran dari hasil-hasil pengujian kuat
tekan, kuat tarik belah, dan kuat tarik lentur pada campuran beton yang
menggunakan penambahan steel fiber (serat baja).

BAB V. PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan mengenai analisa yang diperoleh
saat peenelitian yang disertai dengan saran-saran yang diusulkan.

Anda mungkin juga menyukai