ABSTRAK
Salah satu kelemehan beton adalah sangat lemah terhadap gaya tarik, hanya 10 – 20 %
dari kekuatan tekannya. Oleh karenanya teknologi beton terus dikembangkan untuk peningkatan
mutu dan kekuatannya dalam berbagai kebutuhan struktur, misalnya dengan menambah
tulangan dari besi biasa, tulangan baja prategang ataupun serat (fibre).
Ide dasar dari penelitian inin adalah memberi tulangan pada beton dengan serat baja
yang disebarkan secara merata (uniform) kedalam adukan beton dengan orientasi random,
sehingga beton tidak mengalami retak-retak yang terlalu dini akibat beban luar maupun panas
hidrasi. Dengan demikian diharapkan beton mampu untuk mendukung tegangan-tegangan
internal (aksial, lentur dan geser).
Dalam penelitian ini digunakan serat dari kawat bendrat berdiameter 0.85 mm yang
dipotong-potong lurus sepanjang 60 mm, dengan kadar serat bervariasi 4%; 6%; 8% dan 10%
terhadap berta semen, faktor air semen 0.538 dan semen 325 kg/m3 (hasil rancangan), dengan
agregat Halus 40% dan Kasar 60% batu pecah dari Karang Asem dengan 3 jenis diameter: 10,
20 dan 30 mm. Nilai Slump pada beton normal ditetapkan 50 – 75 mm dan semen Type I ex
Gresik.
Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, yaitu
penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat antara satu sama lain dan
membandingkan hasilnya. Pengujian meliputi pengujian bahan, pengujian kuat tekan, pengujian
kuat tarik dan kuat lentur dengan benda uji beton silinder dan balok.
Dari analisis data hasil pengujian didapat adanya peningkatan Optimum sebaga berikut:
Kuat Tekan sebesar : 10.78% dengan kadar serat 6.7%; Kuat Tarik sebesar : 9.51% dengan
kadar serat 5.8% dan Kuat Lentur sebesar : 2.83% dengan kadar serat 5.6%. Secara keseluruhan
dapat disimpulkan ada korelasi positif terhadap peningkatan kekuatan pada beton dengan
ditambahkan campuran serat kawat bendrat, namun dari kemudahan pengerjaan (Workability)
terjadi penurunan, ini terlihat dari penurunan nilai Slump sampai 10 mm pada kadar serat
tertinggi (kadar serat 10 %).
(Suhendro, 1991), sehingga hal ini berikut: 1). Berapa besar potensi
dianggap tidak efisien terutama pada peningkatan kekuatan tekan, tarik dan
perencanaan yang didomonasi tarik dan lentur beton dengan penambahan serat
lentur. Bagian tarik pada balok akan potongan kawat bendrat dengan tidak
mengalami retak sekalipun hanya terjadi merubah proporsi campuran ?; 2). Berapa
tegngan yang tidak begitu besar. Secara persen kadar optimum kawat yang
structural kondisi ini sering diabaikan digunakan untuk kuat tarik dan lentur?; 3).
sepenuhnya oleh tulangan dalam jumlah kekuatan terhadap variasi kandungan serat
Page 2 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
mekanik hanya pada kuat tekan, kuat tarik 1. Beton mampu menahan gaya tekan
dan kuat lentur balok; 2) Material untuk dengan baik, serta mempunyai sifat
serat potongan kawat bendrat yang tahan terhadap korosi dan pembusukan
digunakan diameter 0,85 mm dalam bentuk oleh kondisi lingkungan.
potongan-potongan lurus dengan panjang 2. Beton segar dapat dengan mudah
60 mm; 3) Variasi kadar serat potongan dicetak sesuai dengan keinginan.
kawat: 0%; 4%; 6%; 8% dan 10% dari berat Cetakan dapat pula dipakai berulang
semen; 4) Semen yang digunakan adalah kali sehingga lebih ekonomis.
semen Portland Type I dalam kemasan 3. Beton segar dapat disemprotkan pada
kantong /zak 50 kg.; 5) Factor air semen permukaan beton lama yang retak
maksimum (f.a.s) : 0,6; 6) Berat semen maupun dapat diisikan kedalam retakan
3
maksimum : 350 kg/m ; 7) Pengujian benda beton dalam proses perbaikan.
uji dilakukan pada umur 28 hari. 4. Beton segar dapat dipompakan
sehingga memungkinkan untuk dituang
pada tempat–tempat yang posisinya
II. TINJAUAN PUSTAKA sulit.
2.1 Beton 5. Beton tahan aus dan tahan bakar,
Nilai kuat tekan beton jauh lebih sehingga perawatannya lebih murah.
tinggi dibandingkan kuat tariknya, dan
beton merupakan bahan yang getas. Nilai Kekurangan Beton :
kuat tariknya berkisar antara 9 – 15 % dari 1. Beton dianggap tidak mampu menahan
kuat tekanya. Dalam penggunaanya, beton gaya tarik, sehingga mudah retak. Oleh
sebagai komponen struktur bangunan karena itu perlu di beri baja tulangan
umumnya diperkuat dengan batang baja sebagai penahan gaya tarik.
sebagai tulangan. Baja tulangan ini sebagai 2. Beton keras menyusut dan
bahan yang dapat bekerjasama dengan mengembang bila terjadi perubahan
beton dan mampu membantu kelemahan suhu,sehingga perlu dibuat dilatasi
beton, terutama pada bagian beton yang (expansion joint) untuk mencegah
menerima tegangan tarik. (Dipohusodo, terjadinya retakan – retakan akibat
1996) terjadinya perubahan suhu.
Beton memiliki kelebihan dan 3. Untuk mendapatkan beton kedap air
kekurangan antara lain sebagai berikut secara sempurna, harus dilakukan
(Tjokrodimulyo 1996 : 2). dengan pengerjaan yang teliti.
Kelebihan Beton : 4. Beton bersifat getas (tidak daktail)
sehingga harus dihitung dan diteliti
Page 3 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
secara seksama agar setelah sampai 100 mm. Bahan serat dapat berupa :
dikompositkan dengan baja tulangan serat asbestos, serat tumbuh-tumbuhan
menjadi bersifat daktail, terutama pada (rami, bambu, ijuk), serat plastic
struktur tahan gempa. (polypropylene), atau potongan kawat baja.
Sifat-sifat mekanik dalam beton yaitu: Umumnya jenis serat yang dipakai untuk
1. Kekuatan Tekan (fc’) komposit adalah jenis Polymer Aramid atau
2. Kekuatan Tarik : 9 – 15 % fc’ Carbon. Masing-asing bahan serat tersebut
3. Modulus Elastisitas (Ec) : memiliki kelebihan dan kekurangan dalam
0.002 – 0.003 penerapannya, untuk itu pemilihan jenis
4. Susut dan Rangkak. bahan serat perlu disesuaikan dengan
kebutuhan struktur yang akan ditingkatan
2.1.1 Beton Normal kemampuanya seperti yang tertera dalam
Beton Normal adalah beton yang tabel 2.2.
mempunyai berat isi antara 2200 – 2500 Tabel 2.2 Spesifikasi berbagai jenis fiber
kg/m3 , menggunakan agregat alam yang Berat Kuat Modulus Vf Diameter Panjang
Fiber Jenis Tarik Youngs % in in
dipecah atau tidak dipecah yang tidak t/m3 (Ksi) (103 Ksi)
0,0005 -
menggunakan bahan tambahan.(SK SNI T Baja 7,56 100 - 300 30 0,75 -3
0,04
0.5 - 1.5
Up to 0.004 -
– 15-1990-03). Ditinjau dari berat isi, Kaca 2,70
100
11 2-8
0,03
0.5 - 1.5
Up to Up to
beton dibedakan dalam 3 jenis yaitu: beton Plastik 0,41 0,14 - 1,42 1-3 0.5 - 1.5
100 0,10
berat seperti terlihat dalam Tabel 2.1 Sumber: Sorousihan dan Bayasi, 1987
Tabel 2.1 Jenis Beton
2.1.3 Serat Kawat Baja (Steel Fiber)
Berat isi
Jenis Beton Jenis agregat yang digunakan Jika serat yang dipakai memiliki
Ton / m3
Batu tulis, Lempung,Terak dapur tinggi
Beton Ringan sampai 2,00 modulus elastisitas lebih tinggi daripada
dan Batu apung
Page 4 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
sehingga secara visual telah menyerupai yang berupa serat. Serat pada umumnya
fiber baja yang dipakai di luar negeri. berupa batang-batang dengan diameter
Kawat bendrat tersebut mempunyai kuat antara 5 dan 500 μm (mikro meter) dan
2
tarik sebesar 38,5 N/mm , perpanjangan panjang sekitar 25 mm sampai 100 mm.
saat putus 5,5 % dan berat jenis 6,68. Nilai Bahan serat dapat berupa : serat asbestos,
aspect ratio 60-70 memberikan hasil yang serat tumbuhtumbuhan (rami, bambu, ijuk),
optimal karena pull-out resistance cukup serat plastik (polypropylene), atau potongan
tinggi dan memberikan kelecakan yang kawat baja (Tjokrodimuljo 1996: 122).
baik. Maksud utama dari penambahan
Mengingat berbagai peningkatan serat ke dalam beton adalah untuk
mechanical propertis (kuat desak, kuat menambah kuat tarik beton. Dengan adanya
tarik, tegangan kejut, dan daktilitas) dan serat, ternyata beton menjadi lebih tahan
dari segi harga persatuan berat kawat-lokal retak dan tahan benturan, jika masalah
tersebut (termurah adalah kawat bendrat, penyerapan energi diperlukan. Perlu
sedangkan kawat baja dan kawat biasa diperhatikan bahwa pemberian serat tidak
berturut-turut 10 kali dan 1,5 kali harga banyak menambah kuat tekan beton, namun
kawat bendrat), maka fiber kawat lokal hanya menambah daktilitas beton
yang paling optimal potensinya adalah yang (Tjokrodimuljo 1996: 50).
terbuat dari kawat bendrat. Oleh karena itu
penelitian-penelitan berikutnya difokuskan III METODE PENELITIAN
ke beton fiber lokal yang fibernya terbuat Metode yang diterapkan dalam
dari kawat bendrat, seperti yang tertera penelitian ini adalah metode eksperimen,
dalam Tabel 2.3. yaitu penelitian yang bertujuan untuk
Tabel 2.3 Sifat–sifat berbagai macam menyelidiki hubungan sebab akibat antara
kawat yang digunakan sebagai bahan satu sama lain dan membandingkan
fiberlokal . hasilnya. Pengujian yang dilakukan pada
Jenis Kuat Tarik Perpanjangan Specific Laboratorium Beton Politeknik Negeri Bali,
No Kawat (Mpa) pada saat putus Grafity
(%) meliputi pengujian bahan, pengujian kuat
1 Kawat Baja 230 10,5 7,77 tekan, pengujian kuat tarik dan kuat lentur.
2 Kawat Bendrat 38,5 5,5 6,68 Untuk pengujian yang dilakukan
3 Kawat Biasa 25 30 7,70
menggunakan standar SK SNI dan Petunjuk
Sumber: (Suhendro, 2000).
Praktikum Laboratorium Beton FT-UNR.
Page 5 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Berat Isi agregat halus pasir Karang
4.1 Pemeriksaan Sifat Fisik Bahan Asem dalam kondisi padat, didapat 1,42
untuk Beton ton/m3 dan 1,32 ton/m3 untuk kondisi
Pemeriksaan Bahan yang dimaksud gembur. Menurut Tjokrodimuljo 1996 : 17
adalah melakukan pengujian sifat fisik
dalam penelitian disebutkan Berat Isi /
bahan untuk keperluan data perhitungn
perencanaan campuran beton sesuai dengan Berat Satuan berkisar antara 1,2 – 1,6
standar yang ditetapkan dalam SK SNI T-
ton/m3.
15-1990-03 sub pasal 2.3 ayat 1) disebutkan
‘perhitungan perencanaan campuran beton
Terhadap Kadar Lumpur Agregat
harus didasarkan pada data sifat-sifat
bahan yang akan dipergunakan dalam Halus pasir Karang Asem mengandung
produksi beton’. Bahan-bahan yang diuji
Lumpur sebesar 4,64 % (lampiran 06)
dalam penelitian ini adalah Semen, Agregat
kasar dan Agregat halus dari Karang Asem. hampir mencapai batas maksimum dari
batas 5,0 % dari yang disyaratkan SK SNI
4.1.1 Agregat Halus
dan SII 0052-80 tentang Mutu dan Cara Uji
Agregat Halus / Pasir yang
Agregat Beton.
digunakan berasal dari Karang Asem yang
diangkut lewat transportasi laut dan transit Untuk Kadar Air Agregat Halus
di Benoa / Agen material Pasir dan Kerikil. pasir Karang Asem mengandung sebesar
Peneriksaan Bahan untuk Agregat Halus ini 6,77 % dari hasil rata-rata tiga sample uji.
meliputi: Analisa saringan (Gradasi), Berat
Jenis dan penyerapan, Berat Isi Padat dan 4.1.2 Agregat Kasar
Gembur, Kadar Air serta Kadar Lumpur. Agregat Kasar untuk penelitian ini
Dari hasil Analisa Saringan juga berasal dari Karangasem yang diambil
Agregat Halus dari Karang Asem (lampiran dari agen material pasir dan kerikil di
02) termasuk agregat berbutir sedang yang Benoa. Untuk agregat kasar digunakan 3
ditunjukkan dengan kurva gradasi masuk jenis yaitu: jenis III (diameter maks. 30
dalam Zone 2. mm), jenis II (diameter maks. 20 mm) dan
Dari nilai rata-rata tiga sample yang jenis I (diameter maks. 10 mm).
diuji didapat BJ. SSD sebesar 2,51 ton/m3 Pemeriksaan yang dilakukan meliputi:
(lampiran 04), BJ. Kering sebesar 2,43 Analisa Saringan, Berat Jenis dan
ton/m3 sedangkan Penyerapan Penyerapan, Berat Isi Padat dan Gembur,
(Absorption): 2,92 % Kadar Air dan Kekerasan Butiran ( Agregat
Agregat halus pasir Karang Asem ini Cruishing Value / ACV ).
termasuk agregat normal ( BJ. 2,5 – 2,7 ) Dari hasil analisa saringan didapat
ton/m3 sehingga dapat dipakai untuk beton gradasi diluar kurva 1 yaitu agregat jenis I
normal dengan kuat tekan 15-40 MPa sangat kasar / mayoritas berbutir kasar.
(Tjokrodimuljo 1996: 15).
Page 6 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
Agregat Jenis II berada pada batas Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Berat Isi
maksimal kurva gradasi sedang tapi Padat dan Gembur Agregat Kasar.
cendrung agak bergradasi kasar karena Sampel dan Jenis Agregat Kasar
berada/berimpit pada kurva 1 (batas bawah) No. Pemeriksaan Jenis III (30 mm) Jenis II (20 mm) Jenis I (10 mm)
1 2 3 1 2 3 1 2 3
walaupun untuk butir 4.75 mm dalam batas
1 Berat Isi Padat 1.375 1.361 1.381 1.600 1.600 1.600 1.500 1.500 1.500
sedang.
2 B.I Padat Rata-rata 1.37 1.60 1.50
Dari ketiga jenis agregat kasar ini, 3 Berat Isi Gembur 1.310 1.300 1.300 1.300 1.300 1.300 1.370 1.370 1.370
jenis I ini termasuk bergragadasi sangat 4 B.I Gembur Rata-rata 1.30 1.30 1.37
mana merupakan daerah bergradasi sangat Kadar Air Agregat kasar untuk semua
4.1.2.1 Berat Jenis dan Penyerapan Air disamping secara test fisik secara visual
Kasar ini adalah berupa hasil rata-rata dari Kadar Air masing-masing adalah sebagai
yang ditampilkan dalam bentuk tabel 4.1, 1) Agregat Jenis III ( diameter butir 30
Page 7 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
Tabel 4.3 Kekerasan Agregat kasar batu pecah dengan butir maksimum 30 mm,
semen tipe 1 dengan merk Gresik ukuran 50
Jenis dan Sampel Agregat Kasar
No. Pemeriksaan Jenis III Jenis II Jenis I Kg, air dari laboratorium bahan Jurusan
1 2 3 1 2 3 1 2 3 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali, dan
1 Kekerasan (%) 0.60 0.75 0.00 0.49 0.84 0.00
0.68 0.67 0.00
serat kawat bendrat lurus dengan ukuran
2 Rata-rata (%)
Sumber: Hasil Penelitian panjang 60 mm, diameter 0,85 mm.
Rancangan campuran Beton ini
Untuk Agregat jenis I tidak
menurut SK SNI T-15-1990-03 tentang
dilakukan pemeriksaan Kekerasan karena
Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran
tidak memenuhi ketentuan persyaratan
Beton Normal. Adapun ketentuan dan
pemeriksaan, dimana agregat yang
anggapan yang diambil sebagai berikut:
dilakukan pemeriksaan harus lolos
1) Kuat Tekan yang disyaratkan /
saringan diameter 14 mm dan tertahan pada
ditetapkan = 22.5 MPa (N/mm2)
saringan diameter 10 mm karena agregat
untuk umur beton 28 hari, benda uji
jenis I berbutir maks. 10 mm.
berbentuk silinder dan jumlah yang
4.1.3 Semen Portland mungkin tidak memenuhi syarat =
Secara umum semen yang beredar
5%.
dipasaran sudah berdasarkan SII sesuai
2) Semen yang dipakai : semen
dengan typenya, untuk
Portland tipe I (semen Gersik).
kebutuhan/penggunaan umum yang
3) Tinggi Slump disyaratkan = 50 –
digunakan adalah semen type I. Dalam
75 mm (untuk perkerasan jalan).
penelitian ini pemeriksaan dilakukan
4) Ukuran besar butir maksimum
sebatas untuk keperluan data perencanaan
agregat kasar = 30 mm.
campuran beton yaitu pemeriksaan Berat
5) Nilai Faktor Air Semen (fas)
Jenis dan Berat Isi Padat dan Gembur.
maksimum = 0.60.
6) Kadar semen minimum = 325
Berat Jenis Semen didapat 3,15
kg/m3 (beton diluar ruangan, tidak
Kg/lt. (berdasarkan hasil pemeriksaan BJ.
terlindung dari terik matahari dan
yang sering dilakukan di Laboratorium),
hujan langsung).
sedangkan Berat Isi Semen Padat didapat
7) Susunan butir / gradasi agregat
1,36 Kg/lt. dan Gembur 1,33 Kg/lt.
halus ditetapkan memenuhi / masuk
4.2 Perencanaan Campuran Beton dalam daerah susunan butir (zone)
Bahan campuran beton yang 2.
dipakai meliputi agregat halus dan Kasar 8) Agregat yang dipakai pasir dan
dari Karang Asem, agregat kasar berupa batu pecah Karang asem dengan
Page 8 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
Page 9 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
Page 10 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
Page 11 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
40
37. 367 40
y = -0. 0119x 2
+ 0. 1362x + 3. 9503
dengan Kadar Serat Kawat
0
0 5 10 15
K a d a r S e r a t K a wa t ( %)
Korelasi Kuat Tarik dengan Kadar serat
Kawat dihitung dengan cara yang sama dan
Gambar 4.2 Grafik Polynomial Hubungan didapat seperti gambar 4.3 dengan
Kuat Tekan; Kuat tarik dan Kuat Lentur
dengan serat kawat. persamaan garis Y = 0.0192 + 4.0917
Data
Linear (Data)
4.3.5 Korelasi Linear (Data)
Gambar 4.4 Grafik Korelasi Kuat Tarik
Untuk mencari korelasi
dengan Kadar Serat Kawat
peningkatan kekuatan terhadap variasi
kadar serat kawat dihitung dengan Analisis Begitu juga dengan Kuat Lentur Balok
Regresi Linier metode Kuadrat Terkecil dan didapat persamaan garis
didapat Grafik Kurva Linier Kuat Tekan Y = 0.0056x + 5.0088 seperti ditampilkan
dengan Kadar Serat Kawat seperti Gambar pada gambar 4.5
4.3 dengan persamaan garis Y = 0.2601x +
33.797
Page 12 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
y = 0.0056x + 5.0088
mengurangi kelecakan (workability).
5.12
5.1 5.1 5.1 R2 = 0.1168 Hal ini ditunjukkan dengan menurunya
Kuat Lentur (MPa) 5.08
5.06 nilai Slump setiap ditingkatkanya kadar
5.04
5.02 5.025 5.025 serat kawat bendrat tersebut.
5
4.98 2. Penambahan serat kawat bendrat
4.96
4.94
4.95
kedalam campuran beton dapat
0 2 4 6 8 10 12
Kuat
35
34.725
34.725
Tarik 3 Lentur 4.950 5.100 3.03 5.0921 5.6
33.215
30
y = 0.2601x + 33.797
R2 = 0.3949
Kuat Sumber: Hasil Penelitian
Lentur
25
Linear
3. Penambahan serat kawat bendrat dalam
Kekuatan Beton (MPa)
(Kuat
20 Tekan) campuran beton memang berpengaruh
Linear
(Kuat terhadap peningkatan kekuatanya, hal
15
Lentur)
Linear
10
y = 0.0056x + 5.0088 (Kuat ini dapat dilihat dari grafik korelasi yang
R2 = 0.1168 Tarik)
4.95 5.1 5.1 5.025 5.025
menunjukkan nilai positif yaitu dengan
5
4.105
4.246 4.388 4.293
3.963
y = 0.0192x + 4.0917
R2 = 0.1952
ditingkatkannya kadar serat kawat
0
0 2 4 6 8 10 12
Page 13 of 14
Jurnal Teknik Gradien, Teknik Sipil dan Perencanaan Univ. Ngurah Rai,
ISSN No. 2085-2932, Vol.3, No. 2, September 2011
Page 14 of 14