Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton

semakin

banyak

digunakan

sebagai

bahan

utama

untuk

pembangunan. Berbagai macam bangunan sipil menggunakan beton sebagai


komponen utamanya, seperti pondasi, perkerasan jalan, bendung, gedung, dll.
Beton banyak digunakan karena mempunyai banyak kelebihan, yaitu mudah
dibentuk dalam pengerjaan, dan tahan terhadap korosi.
Selain memiliki beberapa kelebihan, juga memiliki beberapa kelemahan
yang mempengaruhi kualitas dan mutu beton tersebut. Seperti kuat tarik yang
rendah, lemah terhadap geser, bersifat getas, sulit untuk kedap terhadap air serta
sering terjadi susut dan mengembang bila terjadi perubahan suhu (Tjokrodimuljo,
1996).
Penggunaan sengkang pada beton memang terbukti meningkatkan kuat
geser yang cukup besar. Namun belum mampu membuat beton tahan terhadap
retak di daerah tarik. Untuk memperkuat beton terhadap geser sekaligus terhadap
tarik, digunakan serat pada campuran adukan beton.
Penelitian

terdahulu

dari

Wahyono

(1996)

menunjukkan

bahwa

penggunaan serat dari kawat bendrat mampu menambah kuat geser beton
bertulang. Menurut ACI Committee 544 (1988), serat dapat meningkatkan
kapasitas geser (tarik diagonal) balok beton atau mortar. Serat baja mempunyai
beberapa kelebihan bila digunakan untuk tambahan atau bahkan menggantikan
sengkang vertikal. Keuntungannya adalah serat didistribusikan secara acak ke
seluruh volume beton dengan jarak lebih rapat dibandingkan dengan yang didapat
dengan penulangan batang baja, kuat tarik retak pertama dan kuat tarik ultimit
meningkat oleh serat, serta kuat geser meningkat. Dari beberapa pengujian jelas
memperlihatkan bahwa kombinasi penulangan serat dan sengkang dapat
digunakan secara efektif.

Penggunaan serat baja dalam dosis tinggi yang tersebar


secara acak ke dalam adukan beton diharapkan mampu menjadi
pengait antar partikel beton, sehingga tidak mudah lepas akibat
pembebanan. Diharapkan serat baja dosis tinggi yang terdapat di
dalam beton mampu menggantikan sengkang sebagai tulangan
geser. Penelitian ini membandingkan penggunaan serat baja
dosis

tinggi

sebagai

pengganti

sebagian

maupun

seluruh

sengkang pada balok beton. Beton serat ini diharapkan lebih


efisien menahan gaya geser serta mampu menambah sifat-sifat
baik beton lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil
suatu rumusan masalah, yaitu :
a. Bagaimana kinerja kuat geser dan pola retak pada balok
beton berserat baja dosis tinggi?
b. Bagaimana kinerja kuat geser dan pola retak pada balok
beton berserat baja dosis tinggi dibandingkan dengan balok
beton tanpa serat baja?
c. Bagaimana potensi serat baja dosis tinggi sebagai pengganti
sebagian atau seluruh tulangan sengkang?

1.3 Batasan Masalah


Pembatasan masalah diperlukan agar tidak terlalu luas
tinjauannya dan tidak menyimpang dari rumusan masalah.
Adapun batasan-batasannya sebagai berikut:
a.

Mix design rencana menggunakan metode SK.SNI.T-151990-03

b. Pengujian beton dilakukan saat umur 28 hari, dengan tinjauan


berupa kuat tekan dan kuat geser.
c. Reaksi kimia tidak dibahas dalam penelitian ini.

d. Ukuran pajang serat yang digunakan 60 mm.

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Mengetahui kinerja kuat geser dan pola retak pada balok
beton berserat baja dosis tinggi
b. Membandingkan kinerja geser balok dan pola retak beton
berserat baja dosis tinggi dengan balok beton tanpa serat
baja
c. Menguji kemungkinan penggantian sebagian atau seluruh
tulangan sengkang dengan serat baja dosis tinggi

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
a. Menambah pengetahuan tentang penggunaan serat baja
dosis tinggi pada balok beton ditinjau dari kinerja kuat geser
dan pola retak

b. Menambah pengetahuan tentang potensi serat baja dosis


tinggi sebagai penganti sebagian maupun seluruh sengkang
pada balok beton
c. Memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, khususnya teknologi beton

Anda mungkin juga menyukai