Anda di halaman 1dari 7

ORBITH VOL. 13 NO.

2 Juli 2017 : 137 – 143

PENURUNAN KUAT TARIK BAJA TULANGAN POLOS


PADA MUTU BETON K-175 TEBAL SELIMUT 3 CM
TERBAKAR DENGAN WAKTU YANG BERBEDA
(Hasil Penelitian)

Oleh: Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo


Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. Soedarto, SH Tembalang, Semarang, Jawa Tengah 50275

Abstrak

Beton merupakan material bangunan yang murah dan mudah dipadatkan atau dibuat, dapat memenuhi
kebutuhan baik dari segi kekuatan maupun dari segi dimensi panjang bentang yang dibutuhkan.
Kemajuan teknologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat mendorong pembangunan rumah tinggal
menjadi gedung bertingkat banyak ( rumah susun) dengan bahan beton bertulang. Pesatnya
perkembangan rumah took atau disebut Ruko baik berlantai 2 (dua) atau (tiga) tidak diikuti kelengkapan
alat penangulangan bahaya kebakaran. Sehingga kadang bila terjadi kebakaran dan selain kerugian
materi juga ada korban jiwa.Beton yang dikenal material yang tahan terhadap api bila terbakar dalam
waktu yang lama dan suhu yang tinggi akan mengalami kerusakan (kuat tekan akan turun), tentunya
dalam beton bertulang yuga akan terjadi hal yang demikian, selain betonnya rusak tentunya baja
tulangannya juga mengalami kerusakan/penurunan kuat tariknya. Apalagi bahan baja tulangan
merupakan bahan penghantar panas dan bila pada suhu tinggi tertentu akan meleleh dan dapat melebur
jadi cair. Sehingga pada stuktur bertulang bertulang sebagai komponen bangunan bila terkena panas api
dengan suhu tinggi dan durasi yang lama akan menurunkan kuat tarik baja tulangan yang akan
bepengaruh pada kestabilan struktur bangunan konstruksi. Akibat struktur beton bertulang dengan
selimut beton tebal 3 cm jika terbakar dengan panas bara api akan mengalami penurunan kekuatan pada
mutu beton K 175 jika terbakar hingga 4 jam lebih akan kehilangan kuat tekan sampai 52% dan
kehilangan nilai kuat tarik pada baja tulangan sampai 22%. Pengakajian ini pada kondisi pasca bakar
(benda uji kondisi dingin).Pada durasi bakar sampai 8 jam maka kuat tekan beton K 175 , hilangnya
kekuatan sebesar 67 % dan kehilangan nilai kuat tarik baja tulangan sebesar 24,16 % (benda uji kondisi
dingin atau pasca bakar pengujiannya).
Kata kunci : Beton, Baja tulangan, Rusak, Durasi bakar.

1. Pendahuluan karateristiknya yang rendah disbanding


1.1. Latar Belakang kuat tekannya. Selain itu untuk ukuran
Bahan utuk pembuatan beton sangat banyak terlebih ukuran panjang dapat disesuaikan
terhampar dimuka bumi ini, bahan beton dengan panjang bentang bahan komponen
seperti batu pecah,atau split dari hasil konstruksi yang akan dibangun/dibuat
pemecahan batu baik secara manual walaupun bahan beton ini berat, tetapi
ataupun mesin dengan ukuran yang berbeda dalam pembuatan komponen bangunan
serta pasir alami maupun serbuk dari hasil dapat bertahap kerena sifat semen yang
pemecahan batu. Secara sederhana beton mulai mengeras setelah lebih kurang satu
dapat dikatakan material campuran dari jam jadi adukan (setting time).
agregat kasar (batu pecah) dan agregat
halus (pasir) yang ditambah semen dan air Kemudahan dalam pembuatan beton,
diaduk hingga homogeny dan mengeras dimensi ukuran yang dapat mencukupi
dalam waktu tertentu (proses kimia) . Nilai kebutuhan dan kuat tekan yang tinggi, maka
kekuatan serta daya tahan (durability) dari bahan beton banyak dipakai dalam
beton merupakan fungsi dari banyak hal baerbagai konstruksi bangunan, apabila
antara lain forsi campuran bahan, mutu bahan ini punya keawetan yang lama.
dasar bahan, cara pelksanaan serta Sehingga masyarakat luas dalam
perawatannya. Keunggulan bahan beton membangun rumah tinggal telah banyak
adalah mempunyai nilai kuat tekan yang yang menggunakan bahan beton, bahkan
tinggi dan kekurangannya adalah nilai sampai rumah tinggal berlantai banyak

137
Penurunan ………………...Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo

seperti apartemen, gedung sekolah dan kebakaran terhadap perilaku salah satu
lainnya, baik dengan bahan tambah seperti bahan bangunan yaitu baja tulangan Ø 8,
besi tulangan maupun tanpa bahan penguat 10, 12 yang paling banyak dipakai di
lainnya, bahkan beton ini banyak digunakan bangunan konstruksi.
besi tulangan yang ditempatkan pada Maka batasan-batasan penelitian sebagai
bagian dalam yang mengalami gaya tarik, berikut :
dalam analisa struktur beton bertulang telah a. Bahan baja tulangan Ø 8, 10, 12 mm
diperhitungkan berdasarkan ukuran dan yang ada dipasaran sekitar kampus
struktur bangunan dalam kondisi aman, Polines
stabil, kokoh serta tahan lama. b. Mutu beton K 175 umur > 28 hari
c. bahan bakar kayu dengan panas bakar
Kontruksi beton bertulang untuk pembesian suhu bara api dengan durasi (0, 2, 4, 6,
harus tebungkus rapat dan pengaturan jarak 8) jam
harus persisi, untuk bidang luar diberi beton d. Jenis pengujian :
deking dan mampu memberikan a) Uji kuat tekan beton
pengamanan pada tulangan. Disisi lain b) Uji kuat tarik baja tulangan
beton tahan api terpaut dari batuan (agregat e. Tempat : Laboratorium Bahan Bangunan
dan pasir).angka muai beton 0,000010 Jurusan Teknik Sipil –Polines.
sampai 0,000013 dan untuk baja tulangan
0,000012, setiap kenaikan 1º C sehingga 1.3. Tujuan Penelitian
perbedaan tegangan yang timbul dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
diabaikan. Seperti dari siaran Metro pagi seberapa besar penurunan kekuatan struktur
pertengahan Maret 2015 menjelaskan bangunan yang terjadi, sehingga dapat
Gedung Kosgoro lantai 18 terbakar hingga diberikan arahan atau rekomendasi bahwa
6 jam api belum bisa dikendalikan, bangunan konstruksi gedung yang terbakar
penyebab kebakaran diperkirakan ada apakah masih aman digunakan atau tidak,
konsletting arus listrik dilantai 2. Sehingga berdasarkan pola hubungan antar durasi
perlu adanya penelitian dengan judul : bakar terhadap nilai kekuatan tarik baja
Karaterististik baja tulangan pada mutu besi tulangan polos dan kuat tekan beton.
K 175 tebal selimut 3 cm yang terbakar
durasi yang berbeda” besi yang kami teliti 2. Tinjauan Pustaka
adalah besi tulangan polos diameter ( 8, 10, 2.1. Bahan Beton
12 mm) dan dibakar durasi (0, 2, 4, 6, 8 Yang dimaksud dengan beton adalah
jam). campuran antara semen Portland atau
semen hidrolik yang lain, agregat kasar,
1.2. Perumusan Masalah agregat halus dan air tanpa atau bahan
Penelitian ini merupakan lanjutan tambah membentuk massa yang padat dan
pengembangan dari judul “Kajian keras (SNI 03-2834-1993) Bahan semen
Experimental Mutu Beton K 250 Pada berfungsi sebagai bahan pengikat dan
Kondisi Terbakar dan Proses agregat kasar dan halus sebagai bahan
Pembakarannya Pada Suhu Api (>250ºC). pengisi. Agregat kasar dapat dari hasil
beton merupakan material yang tahan api pemecahan batu secara masinal maupun
bila terkena panas suhu tinggi dan durasi manual dengan ukuran Ø (5-40) mm,
sampai 6 jam kuat tekannya akan turun sedangkan agregat halus dapat dari
sampai 40%, sehingga bangunan rusak. Era pemecahan batu atau pasir alami dengan
sekarang fasilitas tempat hunian dibuat ukuran butiran antara Ø (0,5-5)mm.
berlantai banyak, adanya musibah Air merupakan bahat pelarut yang dapat
kebakaran yang sering terjadi baik rumah menjadikan semen menjadi fasta, sehingga
tinggal, gedung, gudang, menginfirasikan fasta semen akan membungbus seluruh
penelitian untuk mengkaji kejadian permukaan butiran pasir, agregat, dan

138
ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 137 – 143

permukaan besi tulangan agar diperoleh konstruksi beton tanpa baja tulangan tidak
rekatan yang kuat. Air untuk pembuatan akan memiliki kekuatan yang optimal.
adukan semen beton harus bersih dari
kandungan mineral yang yang dapat Beton mempunyai nilai kuat tekan yang
merusak beton. Perbandingan jumlah air cukup tinggi, tetapi kuat tariknya rendah
dan banyaknya semen sering disebut factor dan harganya relative lebih murah dari
air semen (fas) besarnya fas akan bahan baja. Sedangkan bahan baja punya
berpengaruh pada nilai Kuat Tekan kuat tarik lebih tinggi tetapi harga cukup
Karateristik Beton dengan jumlah sampel mahal dan perlu teknologi tinggi dalam
20 buah benda uji pada umur 28 hari penangannya. Sehingga hal ini melatar
dengan cacat 5% yang ada (SKSNI- T15- belakangi pemakaian bahan baja yang kuat
2000). tariknya tinggi ditempatkan pada bagian
komponen bangunan dengan beton yang
2.2. Baja Tulangan Polos (BjTP) terkena beban tarik dan disebut beton
Baja tulangan adalah baja yang berbentuk bertulang.
batang yang dipergunakan untuk tulangan
beton dan memenuhi ketentuan (SNI 03- 2.4. Pengaruh Panas pada Beton
6861-2-20020). Berdasarkan bentuk baja Bertulang
tulangan terdiri dari baja tulangan polos dan Material beton merupakan material yang
tulangan profil (deform). Baja tulangan tahan panas disbanding terhadap bahan
polos merupakan batang tulangan dengan kayu, baja, maka beton dapat dikatakan
permukaan yang polos dan berbentuk isolator /pelindung terhadap baja. Selain
prismatic, sedangkan baja tulangan deform pelindung panas juga sebagai pelindung
atau dipropilkan dan sering disebut baja terhadap air sehingga baja tulangan tidak
tulangan deform dengan sirip teratur atau mudah korosi. Pada material yang terbakar
berulir, sifatnya tampak / visual baja rambatan panas yang terjadi cukup lemah
tulangan tidak boleh mengandung sepihan- sehingga tidak menyebabkan perubahan
serpihan, lipatan-lipatan, retak-retak, yang mendadak pada komponen struktur
bergelombang maupun cerna-cerna yang beton bertulang.
dalam atau tidak boleh berkarat
sedikit/ringan permukaan (SNI 03-6861-2- Sehingga perlu kajian yang spesifik untuk
2002) mengevaluasi tingkat kerusakan pada beton
maupun baja tulangan akibat kebakaran
2.3. Beton Bertulang dengan durasi yang lama. Melalui beton
Beton bertulang adalah beton yang yang terbakar dapat dijadikan pengalaman
mengandung batang tulangan dan untuk diambil manfaat sebagai informasi
direncanakan berdasarkan anggapan bahwa yang berharga untuk panduan pengambil
kedua jenis bahan tersebut dapat berkerja keputusan dimasa mendatang (Soemadi &
sama dalam memikul gaya-gaya (PBI- munaf, 1988 dalam Trisni, 2006, Pilar Vol
1971). Struktur beton bertulang 15 No 2).
merupakan bahan paduan/komposit antara
beton dan baja tulangan, bekerja bersama- Kerusakan beton dapat terjadi akibat
sama dalam menahan beban. Baja tulangan perbedaan angka muai antara agregat dan
merupakan bahan beton bertulang yang pasta semen yang mengakibatkan lekatan
sangat penting dalam kunstruksi beton pada batuan menjadi berkurang. Pada
bertulang, material pasta semen akan menyusut
yang menahan distribusi gaya tarik/tekan (mongering) dan agregat akan memuai
adalah beton dan yang menahan gaya tarik menimbulkan retak-retak pada beton yang
adalah baja tulangan. Oleh karena itu mengakibatkan kwalitas beton menurun

139
Penurunan ………………...Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo

(Trimulyono,2003 dalam Hartono, 2009 dilakukan dilaboratorium Bahan Bangunan


Orbith Vol.5 nomor 1) jurusan teknik sipil Politeknik Negeri
Semarang. Bahan beton agregrat kasar
Beton pada suhu 100ºC, air kapiler akan (split) dan hahus (pasir) dari perdagangan
menguap dan pada suhu 200ºC, air yang material sekitar kampus Polines termasuk
terserap dalam agregat mulai menguap, bahan semen, baja tulangan dan paling
penguapan air mengakibatkan penyusutan banyak digunakan pada konstruksi rumah
pada pasta semen dan beton pada suhu tinggal.
400ºC pasta yang sudah terdurasi akan
terurai kembali sehingga kekuatan beton 3.1 Bahan Beton Dan Baja Tulangan
mulai terganggu (Paul N dan Antoni, 2007, Campuran beton dibuat secara praktis
Teknologi Beton, Andi Offset, dengan perbandingan volume, bahan
Yogyakarta). campuran semen, pasir dan split memakai
perbandingan 1:2:3 dengan air secukupnya,
2.5. Penelitian Yang Penah tebal beton deking 3 cm. Adukan beton
Dilaksanakan dengan cara manual, yaitu perbandingan
Penelitian yang telah dilakukan terhadap campuran sesuai takaran kemudian
beton tulangan : dicampur dengan membola-balikan hingga
a. kajian baja tulangan plat pada beton rata dan baru dicampur air sedikit demi
paska bakar di pasaran Bitingan Demak sedikit hingga adukan merata dan mudah
(Fx. Gunarso I, 1999) akibat terbakar dikerjakan. Agar terarah penelitian ini
kekuatan tariknya turun. mengacu bahan:
b. Perubahan perilaku mekanis beton akibat a. Bahan semen PPC (Gresik)
temperature tinggi (Trisni B, dkk 2006 b. Pasir dari Muntilan (yang ada dipasaran
dalam Pilar Vol 15 No 2) Semakin tinggi Semarang)
suhu api yang dikenakan pada waktu 3 c. Batu pecah sekitar Semarang dan Air
jam pada suhu 300º C pada beton maka yang ada di Polines
kekuatannya turun berkisar 71,80%, juga d. Ø baja tlangan (8, 10, 12) mm panjang
pada suhu 600º C jadi 43,60% dan pada 60 cm
suhu 900º C jadi 15,40% untuk beton e. Durasi bakar (0, 2, 4, 6) jam bahan bakar
kuat tekan 21,6 mPa. kayu atau arang.
c. Evaluasi terhadap karateristik kuat tekan
beton saat terbakar dan paska bakar 3.2. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
(Hartono, 2009 dalam Orbith vol 5 No 1 Dalam pelaksanaan dilakukan beberapa
Maret 2009) Dapat disimpulkan bahwa tahapan yaitu: persiapan sampel,
mutu beton K 250 yang mengalami pemcampuran sampel, pembakaran,
kebakaran pada temperature bar api pengujian dan analisa data.
diatas 250º C dapat menyebabkan
penuruna kuat tekan. 3.2.1. Persiapan sampel
d. Kajian eksperimental kuat tekan beton Persiapan bahan, pemeriksaan propetis
dan lekatan beton mutu beton normal (Fe beton, air, mutu beton K 175, Ø baja
12,50, 17,50, dan 22,500 pada baja tulangan,
tulngan polos kondisi pasca bakar
dengan durasi yang berbeda (Sugiharto 3.2.2. Rancangan campuran beton
dkk, 2011 dan Penelitian Terapan Luar Rancangan beton K 175, test kuat tekan
Biasa) umur beton 3, 7, 14, 28 hari, perawatan
sampel, pembuatan sampel balok beton dan
3. Metode Penelitian pembakaran balok beton pada umur > 28
Penelitian ini merupakan penelitian hari
laboratorium, sehingga kegiatannya

140
ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 137 – 143

3.2.3. Tahapan Pembakaran Tabel 1. Data hasil uji Kuat Tekan


a. Persiapan tungku dan bahan bakar Rancangan Campuran beton K 175
(kayu/arang)
Kuat
b. Kode/Notasi sampel dan tempat air Kode Umur
Berat
Samp
Uku
ran
Tek
K. Tekan K. Tekan
N an
pemadam api o
Samp
el
samp
el
el
(gram
Sam
pel
(kg/
Estimate
(kg/cm2)
rata2
(estimasi)
cm2
c. penyusunan dan pembakaran sampel ) (cm)
)
90,9
balok beton durasi (0, 2, 4, 6) jam 1 7650
5
221,73
81,6
d. Penempatan sampel beton yang 2 7800
1
199,05
15x
terbakar dan proses pendinginan. 1 3 3 7700 15x
77,5
6
189.17 204,55
15
82,2
4 7550 200,71
9
3.2.4. Tahapan pengujian dan analisa 5 7800
86,9
6
212,10

data 1 7450
129,
84
190,94

a. Uji kuat tekan dan tarik beton pasca 2 7600


135,
36
199,06
15x
bakar dengan durasi (0, 2, 4, 6) jam 2
3 7 7800 15x
132,
13
194,30 193,96
15
b. Uji kuat tarik baja tulangan pasca bakar 4 7550
125,
183,91
06
dengan durasi (0, 2, 4, 6) jam 5 7800
137,
201,60
09
174,
1 7700 200,54
47
3.3. Diagram Alir 2 7450
18
224,72
5,51
15x
188,
3 3 14 7600 15x 217,10 214,00
88
15
170,
4 7750 196,21
71
201,
5 7550 231,47
38
198,
1 7650 198,47
72
205,
2 7800 205,14
14
28 15x
187,
4 3 7700 15x 187,10 199,56
10
15
192,
4 7750 192,25
25
214,
5 7650 214,62
62

Tabel 2 : Data Uji Hammer Tes Umur


Beton 28 Hari
Kuat
Kuat Tekan
R
Pembacaan Hammer R posisi Tekan rata-
N Umur Rata
sudut α = 90ᵒ (kg/cm rata
o (hari) -rata
2) (kg/cm
2)
1 2 3 4 5
4. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1 28 23 21 24 20 25 22,6 185 185,0
4.1. Analisa Data
Dari sampel beton sesua umur rencana dan 2 28 24 22 20 21 24 22,2 182

dilakukan pengujian kuat tekan pada umur 3 28 23 26 21 24 21 23,0 188


3 hari, 7 hari, 14 hari dan 28 hari, serta hasil
pengujian kuat tekan dikonvers terhadap
umur beton pada 28 hari semua memenuhi Tabel 3. Data uji tarik baja tulangan
sysrat yaitu > dari K 175. Sedangkan terbakar dengan durasi berbeda pada
dengan pengujian kuat tekan dengan hamer tulangan polos diameter 10 mm (nlai rerata)
Test pada usia beton lebih besar dari 28 hari
diperoleh nilai rata-rata 185 kg/cm2 dan No Durasi Bakar Nilai Kuat Tarik %
lebih besar dari K 175.. 1 0 62.19
2 2 56,92
3 4 51,48
Data uji beton baik pemeriksaan mutu / 4 6 49,02
kualitas, maupun beton terbakar dengan 5 8 47,92
durasi yang berbeda disajikan dalam tabel
berkut :

141
Penurunan ………………...Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo

Grafik 1. Hubungan Nilai kuat tarik beton 3 cm diperoleh persamaan y -0.969x


terhadap durasi bakar diameter 10 mm + 60.434 dengan R² = 0.76796
Dari grafik hubungan kuat tarik terhadap
durasi bakar gambar 1 dengan selimut Besarnya penurunan kuat tarik dalam
beton 3 cm diperoleh persamaan y = - persen adalah :
2.4995x + 62.838 dengan R² = 0.7286.
Tabel 6. Persentase penurunan kuat tarik
y = -1.822x + 60.79
baja tulangan diameter 12 mm.
Nilai kuat tarik

70 R² = 0.9313 Durasi Besar kuat Besarnya


(kg/mm2)

60 No Keterangan
Bakar tarik (kg/mm2) penurunan (%)
50 1 0 62,45 0
40 2 2 55,82 10,62
30 3 4 - -
Dari kondisi
20 awal
10 4 6 54,78 12,28
0 5 8 53,23 14,76

0 5 10
Durasi Bakar (jam) Tabel 7. Data uji tarik baja tulangan
terbakar dengan durasi berbeda pada
tulangan polos diameter 16 mm (nlai rerata)
Besarnya penurunan kuat tarik dalam No Durasi Bakar Nilai Kuat Tarik %
persen adalah : 1 0 68,84
2 2 51,06
3 4 50,46
Tabel 4. Persentase penurunan kuat tarik
4 6 48,93
baja tulangan diameter 10 mm. 5 8 44,91
Besar kuat Besarnya
Durasi
No tarik penurunan Keterangan
Bakar
(kg/mm2) (%)
1 0 62,19 0 Grafik 3. Hubungan Nilai kuat tarik
2
3
2
4
56,92
51,48
8,47
17,22
Dari kondisi terhadap durasi bakar diameter 16 mm
awal
4 6 49,02 21,18
5 8 47,92 22,95
100 y = -2.4995x + 62.838
Nilai kuat tarik

R² = 0.7286
50
(kg/mm2)

Tabel 5. Data uji tarik baja tulangan


terbakar dengan durasi berbeda pada 0
0 5 10
tulangan polos diameter 12 mm (nilai
Durasi Bakar (jam)
rerata)
No Durasi Bakar Nilai Kuat Tarik %
1 0 62,40
2 2 55,82 Dari grafik hubungan kuat tarik terhadap
3 4 - durasi bakar gambar 3 dengan selimut
4 6 54,78 beton 3 cm diperoleh persamaan y = -
5 8 53,23
2.4995x + 62.838 dengan R² = 0.7286
Besarnya penurunan kuat tarik dalam
Grafik 2. Hubungan Nilai kuat tarik persen adalah :
terhadap durasi bakar diameter 12 mm
y = -0.969x + 60.434 Tabel 8. Persentase penurunan kuat tarik
Nilai kuat tarik

65 R² = 0.7679
baja tulangan diameter 12 mm.
(kg/mm2)

60 Besar Besarnya
Durasi
No kuat tarik penurunan Keterangan
55 Bakar
(kg/mm2) (%)
50 1
2
0
2
68,84
51,06
0
25,83
Dari kondisi
0 5 10 3 4 50,46 26,70
awal
4 6 48,93 28,92
Durasi Bakar (jam) 5 8 44,91 34,76

Rangkuman penurunan kuat tarik baja


Dari grafik hubungan kuat tarik terhadap tulangan terbakar dengan selimut 3 cm
durasi bakar gambar 2 dengan selimut

142
ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 137 – 143

Tabel 9. Rangkuman penurunan kuat tarik Tjokrodimulyo, 1996, Teknologi Beton


baja tulangan terbakar dengan selimut 3 cm. Yogyakarta-naviri.

Rata-rata UCAPAN TERIMA KASIH


Besar penurunan (%) penurunan
Durasi Terimakasih kami ucapkan kepada Direktur
No (%)
Bakar
10 12 16 Politeknik Negeri Semarang yang telah
mm mm mm
1 0 0 0 0 0 memberikan kesempatan dalam penelitian
2 2 8,47 10,62 25,83 14,97 ini sehingga dapat terlaksana dengan baik
3 4 17,22 - 26,70 21,96
4 6 21,18 12,28 28,92 20,79 melalui Daftar Isian Penggunaan Anggaran
5 8 22,95 14,76 34,76 24,16 Kegiatan Bantuan Penelitian Swadana-
Rata-rata 20,47
PNBP Dosen Politeknik Negeri Semarang
Tahun Anggaran 2015
4. Kesimpulan
Dari pembahasan 1, 2, dan 3 dapat
disimpulkan sebagai berikut :
a. Akibat struktur beton bertulang dengan
selimut beton tebal 3 cm jika terbakar
dengan panas bara api akan mengalami
penurunan kekuatan pada mutu beton K
175 jika terbakar hingga 4 jam lebih
akan kehilangan kuat tekan sampai 52%
dan kehilangan nilai kuat tarik pada baja
tulangan sampai 22%. Pengakajian ini
pada kondisi pasca bakar (benda uji
kondisi dingin).
b. Pada durasi bakar sampai 8 jam maka
kuat tekan beton K 175 , hilangnya
kekuatan sebesar 67 % dan kehilangan
nilai kuat tarik baja tulangan sebesar
24,16 % (benda uji kondisi dingin atau
pasca bakar pengujiannya).

DAFTAR PUSTAKA
NSPM, Kumpraswil ,2002, Metode
Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 3,
Beton Semen, Perkerasan Beton
Semen, Jakarata :Balitbang Dept
Kimpraswil
PBBI-1971-NI-2, Yayasan Dana
Normalisasi Indonesia Dept PU.
Priyo sulistyo, 2001, Evaluasi Mutu Balok
Beton Bertulang Pasca Kebakaran,
Proseding Seminar Nasional
“Mekanika dan Teknologi Bahan”
Yogyakarta- Naviri
SK SNI-S-04. 1989 F , Spesifikasi Bahan
Bngunan Bagian A, Bandung.
Yayasan LPMB
Tri M, 2003, Teknologi Beton, Jakarta FT
Unifersitas Negeri Jakarta

143

Anda mungkin juga menyukai