Abstrak
Beton merupakan material bangunan yang murah dan mudah dipadatkan atau dibuat, dapat memenuhi
kebutuhan baik dari segi kekuatan maupun dari segi dimensi panjang bentang yang dibutuhkan.
Kemajuan teknologi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat mendorong pembangunan rumah tinggal
menjadi gedung bertingkat banyak ( rumah susun) dengan bahan beton bertulang. Pesatnya
perkembangan rumah took atau disebut Ruko baik berlantai 2 (dua) atau (tiga) tidak diikuti kelengkapan
alat penangulangan bahaya kebakaran. Sehingga kadang bila terjadi kebakaran dan selain kerugian
materi juga ada korban jiwa.Beton yang dikenal material yang tahan terhadap api bila terbakar dalam
waktu yang lama dan suhu yang tinggi akan mengalami kerusakan (kuat tekan akan turun), tentunya
dalam beton bertulang yuga akan terjadi hal yang demikian, selain betonnya rusak tentunya baja
tulangannya juga mengalami kerusakan/penurunan kuat tariknya. Apalagi bahan baja tulangan
merupakan bahan penghantar panas dan bila pada suhu tinggi tertentu akan meleleh dan dapat melebur
jadi cair. Sehingga pada stuktur bertulang bertulang sebagai komponen bangunan bila terkena panas api
dengan suhu tinggi dan durasi yang lama akan menurunkan kuat tarik baja tulangan yang akan
bepengaruh pada kestabilan struktur bangunan konstruksi. Akibat struktur beton bertulang dengan
selimut beton tebal 3 cm jika terbakar dengan panas bara api akan mengalami penurunan kekuatan pada
mutu beton K 175 jika terbakar hingga 4 jam lebih akan kehilangan kuat tekan sampai 52% dan
kehilangan nilai kuat tarik pada baja tulangan sampai 22%. Pengakajian ini pada kondisi pasca bakar
(benda uji kondisi dingin).Pada durasi bakar sampai 8 jam maka kuat tekan beton K 175 , hilangnya
kekuatan sebesar 67 % dan kehilangan nilai kuat tarik baja tulangan sebesar 24,16 % (benda uji kondisi
dingin atau pasca bakar pengujiannya).
Kata kunci : Beton, Baja tulangan, Rusak, Durasi bakar.
137
Penurunan ………………...Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo
seperti apartemen, gedung sekolah dan kebakaran terhadap perilaku salah satu
lainnya, baik dengan bahan tambah seperti bahan bangunan yaitu baja tulangan Ø 8,
besi tulangan maupun tanpa bahan penguat 10, 12 yang paling banyak dipakai di
lainnya, bahkan beton ini banyak digunakan bangunan konstruksi.
besi tulangan yang ditempatkan pada Maka batasan-batasan penelitian sebagai
bagian dalam yang mengalami gaya tarik, berikut :
dalam analisa struktur beton bertulang telah a. Bahan baja tulangan Ø 8, 10, 12 mm
diperhitungkan berdasarkan ukuran dan yang ada dipasaran sekitar kampus
struktur bangunan dalam kondisi aman, Polines
stabil, kokoh serta tahan lama. b. Mutu beton K 175 umur > 28 hari
c. bahan bakar kayu dengan panas bakar
Kontruksi beton bertulang untuk pembesian suhu bara api dengan durasi (0, 2, 4, 6,
harus tebungkus rapat dan pengaturan jarak 8) jam
harus persisi, untuk bidang luar diberi beton d. Jenis pengujian :
deking dan mampu memberikan a) Uji kuat tekan beton
pengamanan pada tulangan. Disisi lain b) Uji kuat tarik baja tulangan
beton tahan api terpaut dari batuan (agregat e. Tempat : Laboratorium Bahan Bangunan
dan pasir).angka muai beton 0,000010 Jurusan Teknik Sipil –Polines.
sampai 0,000013 dan untuk baja tulangan
0,000012, setiap kenaikan 1º C sehingga 1.3. Tujuan Penelitian
perbedaan tegangan yang timbul dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
diabaikan. Seperti dari siaran Metro pagi seberapa besar penurunan kekuatan struktur
pertengahan Maret 2015 menjelaskan bangunan yang terjadi, sehingga dapat
Gedung Kosgoro lantai 18 terbakar hingga diberikan arahan atau rekomendasi bahwa
6 jam api belum bisa dikendalikan, bangunan konstruksi gedung yang terbakar
penyebab kebakaran diperkirakan ada apakah masih aman digunakan atau tidak,
konsletting arus listrik dilantai 2. Sehingga berdasarkan pola hubungan antar durasi
perlu adanya penelitian dengan judul : bakar terhadap nilai kekuatan tarik baja
Karaterististik baja tulangan pada mutu besi tulangan polos dan kuat tekan beton.
K 175 tebal selimut 3 cm yang terbakar
durasi yang berbeda” besi yang kami teliti 2. Tinjauan Pustaka
adalah besi tulangan polos diameter ( 8, 10, 2.1. Bahan Beton
12 mm) dan dibakar durasi (0, 2, 4, 6, 8 Yang dimaksud dengan beton adalah
jam). campuran antara semen Portland atau
semen hidrolik yang lain, agregat kasar,
1.2. Perumusan Masalah agregat halus dan air tanpa atau bahan
Penelitian ini merupakan lanjutan tambah membentuk massa yang padat dan
pengembangan dari judul “Kajian keras (SNI 03-2834-1993) Bahan semen
Experimental Mutu Beton K 250 Pada berfungsi sebagai bahan pengikat dan
Kondisi Terbakar dan Proses agregat kasar dan halus sebagai bahan
Pembakarannya Pada Suhu Api (>250ºC). pengisi. Agregat kasar dapat dari hasil
beton merupakan material yang tahan api pemecahan batu secara masinal maupun
bila terkena panas suhu tinggi dan durasi manual dengan ukuran Ø (5-40) mm,
sampai 6 jam kuat tekannya akan turun sedangkan agregat halus dapat dari
sampai 40%, sehingga bangunan rusak. Era pemecahan batu atau pasir alami dengan
sekarang fasilitas tempat hunian dibuat ukuran butiran antara Ø (0,5-5)mm.
berlantai banyak, adanya musibah Air merupakan bahat pelarut yang dapat
kebakaran yang sering terjadi baik rumah menjadikan semen menjadi fasta, sehingga
tinggal, gedung, gudang, menginfirasikan fasta semen akan membungbus seluruh
penelitian untuk mengkaji kejadian permukaan butiran pasir, agregat, dan
138
ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 137 – 143
permukaan besi tulangan agar diperoleh konstruksi beton tanpa baja tulangan tidak
rekatan yang kuat. Air untuk pembuatan akan memiliki kekuatan yang optimal.
adukan semen beton harus bersih dari
kandungan mineral yang yang dapat Beton mempunyai nilai kuat tekan yang
merusak beton. Perbandingan jumlah air cukup tinggi, tetapi kuat tariknya rendah
dan banyaknya semen sering disebut factor dan harganya relative lebih murah dari
air semen (fas) besarnya fas akan bahan baja. Sedangkan bahan baja punya
berpengaruh pada nilai Kuat Tekan kuat tarik lebih tinggi tetapi harga cukup
Karateristik Beton dengan jumlah sampel mahal dan perlu teknologi tinggi dalam
20 buah benda uji pada umur 28 hari penangannya. Sehingga hal ini melatar
dengan cacat 5% yang ada (SKSNI- T15- belakangi pemakaian bahan baja yang kuat
2000). tariknya tinggi ditempatkan pada bagian
komponen bangunan dengan beton yang
2.2. Baja Tulangan Polos (BjTP) terkena beban tarik dan disebut beton
Baja tulangan adalah baja yang berbentuk bertulang.
batang yang dipergunakan untuk tulangan
beton dan memenuhi ketentuan (SNI 03- 2.4. Pengaruh Panas pada Beton
6861-2-20020). Berdasarkan bentuk baja Bertulang
tulangan terdiri dari baja tulangan polos dan Material beton merupakan material yang
tulangan profil (deform). Baja tulangan tahan panas disbanding terhadap bahan
polos merupakan batang tulangan dengan kayu, baja, maka beton dapat dikatakan
permukaan yang polos dan berbentuk isolator /pelindung terhadap baja. Selain
prismatic, sedangkan baja tulangan deform pelindung panas juga sebagai pelindung
atau dipropilkan dan sering disebut baja terhadap air sehingga baja tulangan tidak
tulangan deform dengan sirip teratur atau mudah korosi. Pada material yang terbakar
berulir, sifatnya tampak / visual baja rambatan panas yang terjadi cukup lemah
tulangan tidak boleh mengandung sepihan- sehingga tidak menyebabkan perubahan
serpihan, lipatan-lipatan, retak-retak, yang mendadak pada komponen struktur
bergelombang maupun cerna-cerna yang beton bertulang.
dalam atau tidak boleh berkarat
sedikit/ringan permukaan (SNI 03-6861-2- Sehingga perlu kajian yang spesifik untuk
2002) mengevaluasi tingkat kerusakan pada beton
maupun baja tulangan akibat kebakaran
2.3. Beton Bertulang dengan durasi yang lama. Melalui beton
Beton bertulang adalah beton yang yang terbakar dapat dijadikan pengalaman
mengandung batang tulangan dan untuk diambil manfaat sebagai informasi
direncanakan berdasarkan anggapan bahwa yang berharga untuk panduan pengambil
kedua jenis bahan tersebut dapat berkerja keputusan dimasa mendatang (Soemadi &
sama dalam memikul gaya-gaya (PBI- munaf, 1988 dalam Trisni, 2006, Pilar Vol
1971). Struktur beton bertulang 15 No 2).
merupakan bahan paduan/komposit antara
beton dan baja tulangan, bekerja bersama- Kerusakan beton dapat terjadi akibat
sama dalam menahan beban. Baja tulangan perbedaan angka muai antara agregat dan
merupakan bahan beton bertulang yang pasta semen yang mengakibatkan lekatan
sangat penting dalam kunstruksi beton pada batuan menjadi berkurang. Pada
bertulang, material pasta semen akan menyusut
yang menahan distribusi gaya tarik/tekan (mongering) dan agregat akan memuai
adalah beton dan yang menahan gaya tarik menimbulkan retak-retak pada beton yang
adalah baja tulangan. Oleh karena itu mengakibatkan kwalitas beton menurun
139
Penurunan ………………...Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo
140
ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 137 – 143
data 1 7450
129,
84
190,94
141
Penurunan ………………...Ukiman, Setio Utomo, Hartono, Imam Nurhadi, Pentardi Rahardjo
60 No Keterangan
Bakar tarik (kg/mm2) penurunan (%)
50 1 0 62,45 0
40 2 2 55,82 10,62
30 3 4 - -
Dari kondisi
20 awal
10 4 6 54,78 12,28
0 5 8 53,23 14,76
0 5 10
Durasi Bakar (jam) Tabel 7. Data uji tarik baja tulangan
terbakar dengan durasi berbeda pada
tulangan polos diameter 16 mm (nlai rerata)
Besarnya penurunan kuat tarik dalam No Durasi Bakar Nilai Kuat Tarik %
persen adalah : 1 0 68,84
2 2 51,06
3 4 50,46
Tabel 4. Persentase penurunan kuat tarik
4 6 48,93
baja tulangan diameter 10 mm. 5 8 44,91
Besar kuat Besarnya
Durasi
No tarik penurunan Keterangan
Bakar
(kg/mm2) (%)
1 0 62,19 0 Grafik 3. Hubungan Nilai kuat tarik
2
3
2
4
56,92
51,48
8,47
17,22
Dari kondisi terhadap durasi bakar diameter 16 mm
awal
4 6 49,02 21,18
5 8 47,92 22,95
100 y = -2.4995x + 62.838
Nilai kuat tarik
R² = 0.7286
50
(kg/mm2)
65 R² = 0.7679
baja tulangan diameter 12 mm.
(kg/mm2)
60 Besar Besarnya
Durasi
No kuat tarik penurunan Keterangan
55 Bakar
(kg/mm2) (%)
50 1
2
0
2
68,84
51,06
0
25,83
Dari kondisi
0 5 10 3 4 50,46 26,70
awal
4 6 48,93 28,92
Durasi Bakar (jam) 5 8 44,91 34,76
142
ORBITH VOL. 13 NO. 2 Juli 2017 : 137 – 143
DAFTAR PUSTAKA
NSPM, Kumpraswil ,2002, Metode
Spesifikasi dan Tata Cara Bagian 3,
Beton Semen, Perkerasan Beton
Semen, Jakarata :Balitbang Dept
Kimpraswil
PBBI-1971-NI-2, Yayasan Dana
Normalisasi Indonesia Dept PU.
Priyo sulistyo, 2001, Evaluasi Mutu Balok
Beton Bertulang Pasca Kebakaran,
Proseding Seminar Nasional
“Mekanika dan Teknologi Bahan”
Yogyakarta- Naviri
SK SNI-S-04. 1989 F , Spesifikasi Bahan
Bngunan Bagian A, Bandung.
Yayasan LPMB
Tri M, 2003, Teknologi Beton, Jakarta FT
Unifersitas Negeri Jakarta
143