Anda di halaman 1dari 5

KUAT TEKAN BETON PASCA BAKAR MENGGUNAKAN HAMMER TEST DAN

COMPRESSION TESTING MACHINE (CTM)

Devit Widianto1), Reni Suryanita2), Iskandar Romey Sitompul2)


1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jl. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode 28293
Email : devit.widianto@student.unri.ac.id
ABSTRACT
Concrete is a construction material that is widely used in construction because it has many
advantages. One of the advantages of concrete construction is that it is resistant to fire.
However, the occurrence of a fairly high temperature change will have an impact on
concrete, one of which is the change in the strength of the concrete. Therefore, this research
was conducted to determine the physical change and the change of strength in post burn
concrete. The concrete strength was measured with hammer test and compressive test. 18
concrete cylinder with size of 150 mm and height of 300 mm were fabricated with 3 quality
variations, namely 20 MPa, 25 MPa and 30 MPa. Concrete were burned for 30 minutes with
the temperatures range between 680-700 oC, and the concrete strength was calculated by
using Nash’t and Agunwamba equation. The results showed that the concrete strength
predicted by using Nash’t formula was 17, 18 and 21 MPa, respectively whice those
predicted Bay pusing Agunwamba was 21, 23 and 26 MPa respectively.

Keywords: Compressive strength, concrete after burn, Hammer Test, Compression Testing
Machine (CTM).

A. PENDAHULUAN Peningkatan suhu yang terjadi pada


bangunan yang mengalami kebakaran
Beton merupakan bahan konstruksi
akan mempengaruhi sifat-sifat beton dan
yang saat ini paling banyak digunakan
mengurangi kuat tekan beton. Pada kondisi
dalam konstruksi karena memiliki banyak
ini struktur konstruksi mengalami
kelebihan. Kelebihan-kelebihan dari beton
penurunan kemampuan untuk mendukung
yaitu mudah dibentuk sesuai dengan
beban yang ada bahkan pada kondisi
kebutuhan konstruksi, beton mampu
tertentu konstruksi beton tidak mampu lagi
memikul beban yang berat, biaya
mendukung beban yang bekerja. Jika hal
perawatannya relatif murah dan tahan
tersebut terjadi, maka konstruksi tidak
terhadap api. Namun, perubahan
dapat lagi digunakan atau dimanfaatkan
temperatur yang tinggi dapat
sebagaimana fungsi awal konstruksi
mempengaruhi beton. Hal tersebut
tersebut. Perubahan atau kerusakan akibat
mengakibatkan terjadi satu siklus
kebakaran dipengaruhi oleh ketinggian
pemanasan dan pendinginan yang
suhu, lama pembakaran, jenis dan perilaku
bergantian, yang akan menyebabkan
pembebanan.
adanya perubahan fase fisis dan kimiawi
Kualitas beton pada bangunan pasca
secara kompleks. Hal ini akan
terjadinya kebakaran harus tetap
mempengaruhi kualitas/kekuatan struktur
disesuaikan dengan spesifikasi dan desain
beton tersebut dan akan menyebabkan
struktur. Jika demikian, kekuatan serta
beton menjadi getas.
stabilitas struktur masih tetap terkontrol.
Berdasarkan uraian di atas maka dilakukan

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 1


penelitian untuk mengetahui kekuatan c. Mengoreksi hasil pengujian benda uji
beton pasca kebakaran. Penelitian beton (silinder/kubus).
dilakukan untuk mengetahui pengaruh Selain digunakan untuk mengetahui
kekuatan beton pasca bakar serta kualitas keseragaman beton, hasil
perubahan fisik yang terjadi pada beton, pengujian hammer test juga dapat
sehingga dari data-data tersebut dapat dikorelasikan dengan kuat tekan beton.
diketahui kekuatan beton pasca terjadinya Penelitian Nash’t (2005) yang meneliti
kebakaran. Dengan demikian kita dapat tentang hubungan kuat tekan beton dengan
melakukan tindakan perbaikan yang paling angka pantul menggunakan 161 sampel
efisien, sehingga bangunan yang telah beton dengan campuran semen portland
mengalami kebakaran dapat difungsikan biasa dengan kekuatan rencana 15-25
kembali. Selain itu, dapat ditentukan layak N/mm2. Hubungan kuat tekan beton
tidaknya struktur bangunan tersebut dengan angka pantulnya dapat dilihat pada
dipergunakan kembali. Penelitian ini juga persamaan 1 berikut:
diharapkan dapat menjadi bahan rujukan
atau sebagai data pendukung untuk (1)
pengujian sejenis di kemudian hari.
dengan,
B. TINJAUAN PUSTAKA f ’c = kuat tekan beton (MPa)
B.1 Pengujian Dengan Hammer Test R = Angka Rebound

Hammer test merupakan salah satu Penelitian Agunwamba (2012) yang


pengujian secara Non Destructive Test meneliti tentang hubungan kuat tekan
(NDT). Pengujian dilakukan dengan beton dengan angka pantul menggunakan
memberikan beban impact pada 80 sampel beton, mendapatkan persamaan
permukaan beton. Pembebanan dilakukan sebagai berikut:
dengan menggunakan suatu massa yang
diaktifkan dengan menggunakan energi (2)
yang besarnya tertentu. Jarak pantulan dengan,
yang timbul dari massa yang diberikan f ’c = kuat tekan beton (MPa)
pada saat terjadi tumbukan dengan R = Angka Rebound
permukaan beton, benda uji dapat Persamaan dari grafik hubungan kecepatan
memberikan indikasi kekerasan. gelombang dan kuat tekan beton,
Hasil pengujian menggunakan sebaiknya disesuaikan dengan mix design
hammer test sangat berpengaruh pada sampel yang telah diuji sebelumnya, agar
karakteristik dari permukaan beton yang hasil yang diperoleh akurat (Lawson,
diuji. Diperlukan mengambil beberapa 2011).
hasil pembacaan dan kemudian di rata-
ratakan. Pengambilan jumlah hasil test saat
ini telah banyak standar yang mengatur, B.2 Pengaruh Temperatur Tinggi
berdasarkan ASTM C 805-02 pengambilan Terhadap Beton
titik bacaan tidak boleh kurang dari 10 titik
Temperatur tinggi pada konstruksi
pembacaan. Sedangkan untuk jarak
beton dapat terjadi saat kebakaran. Saat
pengambilan titik bacaan yaitu tidak boleh
terbakar, beton tidak dapat menghasilkan
kurang dari 25 mm pada daerah yang akan
api, namun beton dapat menyerap panas
diuji.
yang mengakibatkan perubahan pada
Hammer test dapat digunakan dalam 4
elemen-elemen penyusun beton tersebut.
kategori berikut ini:
Beberapa faktor yang mempengaruhi
a. Memeriksa keseragaman kualitas beton.
beton apabila terpapar suhu tinggi adalah
b. Estimasi kekuatan beton.
sumber panas, koefisien muai panas dan

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 2


daya hantar panas. Dampak dari bakar. Agregat kasar dan halus berasal dari
temperatur tinggi pada beton dapat berupa Pekanbaru, Riau.
perubahan warna, retak-retak dan Adapun peralatan yang digunakan
pengelupasan, dan penurunan kekuatan untuk pengujian sampel adalah Hammer
beton (Neville, 2008). test dan Compression Testing Machines
Berdasarkan penelitian Malik (2012), (CTM).
semakin tinggi suhu maka akan
mengakibatkan retak dan perubahan warna C.2 Pembakaran Sampel Beton
pada beton. Apabila beton dibakar pada
suhu 300 oC, beton akan kehilangan Pembakaran dilakukan di tungku batu
kekuatan secara signifikan. Lalu jika suhu bata yang berlokasi di Jalan Badak Ujung,
dinaikkan sampai 600 oC maka beton akan Tenayan Raya, Pekanbaru. Gambar 1
kehilangan kekuatan struktural dan jika merupakan lubang tungku bakar yang
suhu dinaikkan sampai 1400 oC maka digunakan untuk membakar beton,
beton akan hancur (Ingham, 2009).

B.3 Estimasi Kekuatan Beton Pasca


Bakar
Ketahanan beton terhadap temperatur
tinggi dipengaruhi oleh tingginya suhu dan
durasi pembakaran. Hal ini berdasarkan
penelitian Juhariadi (2015), yang menguji
kuat tekan beton pasca bakar
menggunakan CTM, pada suhu
pembakaran 600 oC, 800 oC dan 1000 oC
dengan durasi pembakaran selama 0,5 jam, Gambar 1. Lubang Tungku Bakar
1 jam, 1,5 jam dan 2 jam. Dari hasil
pengujian menunjukkan bahwa semakin C.3 Pengujian Hammer Test
tinggi suhu dan semakin lama durasi Pengujian Hammer test bertujuan
pembakaran mengakibatkan penurunan untuk mengetahui keseragaman dari beton
kuat tekan beton yang signifikan. dan memprediksi nilai kuat tekan beton
Selain menggunakan CTM, kuat tekan berdasarkan angka pantul yang dihasilkan.
beton dapat ditentukan dengan pengujian Gambar 2 merupakan pengujian hammer
Hammer test. Hasil pengujian Hammer test yang telah dilakukan,
test berupa angka pantul. Cara ini paling
sederhana, ringan, murah dan mudah
dilakukan. Jarak pantulan suatu massa
terkalibrasi yang mengenai permukaan
beton uji digunakan sebagai kriteria
kekerasan beton.

C. METODOLOGI PENELITIAN
C.1 Sampel dan Peralatan
Sampel yang digunakan adalah beton
silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm, Gambar 2. Pengujian Hammer Pada Beton
sebanyak 18 sampel dengan mutu rencana
beton 20, 25 dan 30 MPa. Terdiri dari 9
sampel tanpa bakar dan 9 sampel pasca

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 3


D. HASIL DAN PEMBAHASAN
D.1 Hasil pengujian Kualitas Beton
Menggunakan Hammer test
Berikut ini merupakan grafik
perbandingan kuat tekan pada beton tanpa
dan pasca bakar,

Gambar 6. Hasil Kuat Tekan Beton Pasca


Bakar Menggunakan CTM dan Hammer

Gambar 3. Kuat tekan beton tanpa bakar


dan pasca bakar menggunakan hammer
test
Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat
bahwa masing-masing sampel beton
mengalami penurunan kekuatan setelah
terjadi kebakaran. Semakin besar mutu Gambar 7. Hasil Kuat Tekan Beton Pasca
beton/kuat tekan beton seharusnya Bakar Menggunakan CTM dan Hammer
semakin kecil persentase penurunan.
Namun, pada hasil pengujian di atas
menunjukkan bahwa pada mutu 30 MPa Berdasarkan Gambar 6 dan 7
terjadi penurunan yang lebih tinggi. menunjukkan rata-rata perbandingan
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi respon kuat tekan dengan menggunakan
hasil pengujian menggunakan hammer test hammer test lebih kecil dibandingkan
yaitu kerataan permukaan benda uji, basah dengan CTM. Menurut asumsi peneliti hal
atau keringnya benda uji, serta kondisi ini dapat disebabkan faktor-faktor berikut:
fisik dari benda uji tersebut. Secara 1. Faktor utama yang mempengaruhi
pengamatan visual, beton yang telah pembacaan rebound adalah kekerasan
dibakar dengan temperatur tinggi permukaan benda uji, padahal
menyebabkan permukaan beton seperti kekerasan permukaan tidak identik
retak dan mengelupas. Hal ini dengan kuat tekan benda uji secara
menyebabkan permukaan beton menjadi keseluruhan. Secara pengamatan visual,
tidak rata, meskipun telah di gerinda beton yang telah dibakar dengan
namun angka rebound menjadi turun. temperatur tinggi menyebabkan
permukaan beton seperti retak dan
D.2 Hasil Perbandingan Pengujian Kuat mengelupas. Hal ini menyebabkan
Tekan Beton Menggunakan permukaan beton menjadi tidak rata,
Hammer test dan CTM meskipun telah di gerinda namun angka
Berikut ini merupakan grafik rebound menjadi turun.
perbandingan kuat tekan pada beton 2. Hilangnya kadar air dalam beton
menggunakan hammer test dan CTM, sehingga pembacaan rebound

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 4


bertambah tinggi. Seperti telah 2. Perlu adanya penelitian lanjutan untuk
diketahui bahwa adanya kelembaban menambahkan bahan tertentu agar
pada permukaan hammer test akan beton mampu bertahan pada temperatur
memperlemah pembacaan rebound tinggi.
karena banyaknya energi tumbukan DAFTAR PUSTAKA
yang terserap sehingga tidak cukup
memberikan energi lentingan kepada Agunwamba, J. C., & Adagba, T. (2012). a
plunger hammer. Namun semakin Comparative Analysis of the
tinggi temperatur, kadar air yang hilang Rebound Hammer and Ultrasonic
semakin tinggi yang menyebabkan Pulse Velocity in Testing, 31(1), 31–
ikatan jel pada semen menjadi semakin 39.
sedikit. Meskipun permukaan beton Ingham, J. . (2009). Application Of
semakin kering namun kerusakannya Petrographic Examination
semakin besar yang menyebabkan Techniques To The Assessment Of
pembacaan rebound juga semakin turun. Fire-damaged Concrete and Masonry
Structures, (Materials
E. KESIMPULAN DAN SARAN Characterization, 60(7), 700–709.
E.1 Kesimpulan http://doi.org/10.1016/j.matchar.2008.
11.003).
Berdasarkan hasil pengujian dan Juhariadi. (2015). Pengaruh Variasi Suhu
pembahasan yang dilakukan terhadap dan Durasi Pembakaran Terhadap
beton tanpa dan pasca bakar dapat diambil Kuat Tekan Beton Pasca Bakar.
simpulan sebagai berikut: Lawson, I. (2011). Non Destructive
1. Terdapat perbedaan hasil yang tidak Evaluation Of Concrete Using
signifikan dari pengujian hammer test Ultrasonic Pulse Velocity Research.
dan CTM untuk menentukan kuat tekan Journal of Applied Sciences,
beton pasca bakar. Pada pengujian Engineering and Technology 3(6), H:
hammer test menggunakan Persamaan 499-504, 2011.ISSN: 2040-7467.
Nash’t untuk mutu rencana 20, 25 dan Maxwell Scientific Organization.
30 MPa dibandingkan dengan hasil Malik, D. (2012). Analisa Kajian Beton
pengujian CTM memiliki selisih 1,0, Pasca Bakar Dengan Tambahan
6,0 dan 4,0 MPa. Admixture Superplasticizer.
2. Sedangkan jika pengujian hammer test Nash’t, I. H., Saeed, H. A., & Sadoon, A.
menggunakan Persamaan Agunwamba A. (2005). Finding an Unified
dibandingkan dengan hasil pengujian Relationship between Crushing
CTM memiliki selisih 3,0, 2,0 dan 1,0 Strength of Concrete and Non-
MPa. destructive Tests. 3rd MENDT -
Middle East Nondestructive Testing
E.2 Saran Conference & Exhibition, 27–30 Nov,
Berdasarkan pengalaman penulis 7. Retrieved from www.ndt.net
dalam melaksanakan penelitian, maka Nasional, B. S. (n.d.). Metode uji angka
dapat dikemukakan saran yang mungkin pantul beton keras ( ASTM C 805-
02 ).
dapat digunakan untuk penelitian
Neville, A. M. (2008). Concrete
selanjutnya yaitu : Technology. Essex: Longman.
1. Perlu diadakan penelitian lebih lanjut
mengenai pengujian kuat tekan dengan
metode Non Destructive Test (NDT)
lainnya dengan jumlah sampel varian
suhu yang berbeda.

Jom FTEKNIK Volume 5 Edisi 2 Juli s/d Desember 2018 5

Anda mungkin juga menyukai