Artikel Ilmiah
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Teknik Sipil
Disusun oleh :
BAIQ FANY ANISTYA
FIA 013 032
i
ii
iii
ANALISIS PENGARUH KELEMBABAN BENDA UJI TERHADAP
KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON MUTU TINGGI
DENGAN METODE DESTRUCTIVE DAN NON DESTRUCTIVE TESTS
(COMPRESSION TESTING MACHINE DAN HAMMER TEST)
INTISARI
Seiring dengan perkembangan teknologi dan semakin banyaknya gedung bertingkat tinggi
maupun jembatan bentang panjang berakibat meningkatnya penggunaan beton mutu tinggi.
Teknik pengujian kekuatan beton dengan non destructive yang sering diimplementasikan
didunia konstruksi adalah hammer test. Idealnya alat ini digunakan pada kondisi struktur yang
tidak lembab sehingga menghasilkan bacaan dengan akurasi yang tinggi. Namun, nilai bacaan
alat ini hanyalah representasi dari permukaan beton saja yang dapat dipengaruhi kelembaban
sehingga belum mewakili sifat keseluruhan elemen betonnya. Untuk itu perlu dibandingkan
dengan destructive test menggunakan Compression Testing Machine (CTM) yang merupakan
standar alat uji kekuatan beton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
kelembaban terhadap kuat tekan dengan destrctive dan non destructive test dan kuat tarik
belah beton mutu tinggi dengan destructive test. Penelitian ini menggunakan beton mutu
tinggi dengan mutu beton rencana sebesar 45 MPa pada umur 28 hari, dengan variasi
kelembaban yang diukur pada 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 14 dan 21 hari setelah pengangkatan dari
perendaman, serta satu variasi benda uji yang dioven selama 2 hari untuk mendapatkan
kelembaban yang rendah. Pengujian kekuatan beton berupa kuat tekan maupun kuat tarik
belah menggunkan benda uji berbentuk kubus dengan dimensi 15 cm x 15 cm x 15 cm.
Pengujian kuat tekan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan Compression Testing Machine
(CTM) dan Hammer Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelembaban berpengaruh
signifikan terhadap kuat tekan beton dengan destructive test dan non destructive test. Akan
tetapi, tidak signifikan pengaruhnya terhadap kuat tarik belah beton. Hal ini dibuktikan dari
hasil analisis statistik dengan one way ANOVA. Kenaikan kelembaban sebesar 10%
menyebabkan menurunnya kuat tekan sebesar 7,68% untuk hammer test dan 2,16% untuk
CTM, karena CTM merupakan pengujian dalam keadaan sebenarnya dari keseluruhan elemen
beton, sehingga efek penurunan kuat tekan akibat pengaruh kelembaban meninjau pada
penurunan hasil pengujian CTM. Kuat tekan hammer test lebih rendah dibanding
Compression Testing Machine sebesar 8,90 Mpa pada kelembaban 40%, dan semakin besar
selisihnya seiring bertambahnya kelembaban permukaan beton. Pada berbagai variasi
kelembaban, rasio kuat tarik belah terhadap kuat tekan berkisar antara 8,48% - 11,84%.
Kata kunci: beton mutu tinggi, kuat tekan, kuat tarik belah, kelembaban, CTM, hammer test.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
ekperimen yaitu dengan merencanakan mutu
beton sebesar 45 MPa sesuai dengan SK. SNI
03-2834 -2002. Benda uji yang digunakan
terdiri dari 66 beton kubus ukuran 15 cm x
15 cm x 15 cm dengan umur 28 hari. Dalam
pengujian hammer test yang berpedoman
pada ASTM C 805 (American Standard
Testing and Material)
dan pada SK.SNI 03-4430-1997. Pengujian
kuat tekan beton dilakukan berdasarkan
SK.SNI 03- 1974-1990 dan pengujian kuat
tarik dengan British Standard part 117
tentang Method for determination of tensile
splitting strength .Tahap penelitian adalah
sebagai berikut:
6
HASIL DAN PEMBAHASAN Pada Gambar 3 menggambarkan
Beton yang digunakan dalam penelitian ini bahwa semakin lama proses pengangkatan
adalah beton mutu tinggi dari campuran pada beton tersebut maka semakin rendah
kerikil, pasir, semen, dan air yang telah persentase kelembaban pada beton mutu
memenuhi persyaratan, serta superplasticizer tinggi. Pada 6 hari ke 9 hari pengangkatan
tipe viscocrete 3115 N sebagai bahan tambah terjadi penurunan persentase kelembaban
kimia untuk menambah workability dari yang cukup besar yakni dari 75,81% ke
campuran beton. Dari hasil pemeriksaan 68,06%, begitu pula pada pengangkatan pada
bahan-bahan penyusun beton yang telah 14 hari ke 21 hari yakni dari 67,74% ke
dilakukan di Laboratorium Struktur dan 61,36% dan pada pengangkatan pada 0 hari
Bahan Teknik Sipil Fakultas Teknik sampai 6 hari mengalami penurunan
diperoleh sifat fisik beton yang diuji meliputi kelembaban yg lebih rendah.
pemeriksaan terhadap berat satuan agregat,
pemeriksaan gradasi agregat, pemeriksaan Hasil Pengujian Kuat Tekan
kandungan lumpur agregat dan pemeriksaan Pengujian Non Destructive Test
berat jenis agregat serta keausan agregat. Dalam pelaksanaan pengujian kuat
Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Agregat tekan beton dengan menggunakan rebound
hammer harus memperhatikan keadaan
permukaan beton, karena permukaan beton
merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi pembacaan rebound
(pantulan).
Hasil dari pengujian tersebut berupa
nilai rata-rata dari hasil pengujian hammer
test yang telah memenuhi syarat, yang
Pengujian Slump selanjutnya dikorelasi dengan tabel nilai dari
Nilai slump yang baik menurut
jenis alat yang digunakan menjadi nilai kuat
Tjokrodimuljo (1996) adalah berkisar antara
tekan beton dalam satuan kg/cm 2 dan
5 cm sampai 12,5 cm. Adapun nilai slump
selanjutnya dijadikan satuan Mpa. Hasil
pada hasil pengujian yang didapatkan adalah
pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.
6,5 cm, jadi sudah memenuhi syarat yang
dibawah ini.
telah ditetapkan.
8
kuat tekan beton dengan metode destructive
test (CTM), sehingga didapatkan
perbandingan nilai kuat tarik belah beton
dengan kuat tekan. Banyaknya sampel yang
digunakan dalam pengujian tarik belah beton
ini adalah 33 buah benda uji dengan 11
variasi kelembaban, jadi jumlah benda uji
yang ditarik pada masing-masing variasi
kelembaban sebanyak 3 buah kubus beton.
hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar
Gambar 7. Hubungan kuat tekan hammer test
dengan CTM 4.14 dengan 11 variasi kelembaban beton.
Dapat dilihat pada gambar 7
menunjukan perbedaan uji kuat tekan
hammer dengan CTM pada umur 28 hari
pada pengujian 0 hari sampai dengan
pengujian 21 hari beserta pengujian pada
kondisi beton kering permukaan.
Perbedaan uji kuat tekan hammer
dengan CTM pada umur 28 hari pada
pengujian 0 hari sampai dengan pengujian 21
hari beserta pengujian pada kondisi beton
dioven. dengan menggunakan persamaan
matematis pada Persamaan (3) dan (4), dapat Gambar 8. Kuat tarik belah terhadap variasi
ditinjau pada Tabel 2. kelembaban
Tabel 2 Selisih kuat tekan hammer test Pada Gambar 8 terdapat nilai kuat
dengan CTM tarik belah pada masing-masing variasi
Kelembaban f ' ch f'c Selisih kelembaban, dimana nilai kuat tarik pada
(%) (MPa) (MPa) (MPa) kelembaban terjadi penurunan pada
(1) (2) (3) (3) - (2) kelembaban 82,42% terhadap faktor kontrol,
40 39,04 47,94 8,90 dimana faktor kontrol kelembaban adalah
nilai kuat tarik belah terbesar yang terjadi
50 36,04 46,54 10,50
pada beton yang dioven selama 2 hari dengan
60 33,04 45,14 12,10
kelembaban sebesar 22,79%.
70 30,04 43,74 13,70
80 27,04 42,34 15,30
12
Compression Testing Machine. Chen, Huang, and Zhou, 2012, Effect of
Berdasarkan penurunan tersebut, karena Moisture Content on Compressive and
CTM merupakan pengujian kuat tekan Split Tensile Strength Concrete, Indian
yang meninjau keadaan sebenarnya dari Journal of Engineering and Material
keseluruhan sifat beton, sehingga efek Sciences Vol.19 December 2012 pp
penurunan kuat tekan akibat pengaruh 427-435
kelembaban mengacu pada penurunan Guang,L. 2004, "The Effect Of Moisture
yang terjadi pada hasil pengujian CTM. Content On The Tensile Strength
6) Pada berbagai variasi kelembaban, rasio Properties Of Concrete", A Thesis of
kuat tarik belah terhadap kuat tekan Master Engineering from The
berkisar antara 8,481% - 11,842%, dan University Of Florida.
hubungan kuat tarik belah dengan kuat Hanachi,S.&Guatteche, M.G,
tekan berkisar 0,57~0,76√f’c dengan 2012,“Application of the Combined
rata-rata 0,66√f’c dan didapatkan Method for Evaluating the
korelasi kuat tarik belah (ft) terhadap Compressive Strength of Concrete on
kuat tekan beton Compression Testing Site”. Open Jurnal of Civil
Machine (f’c) terhadap variasi Engineering. pp. 16-21.
kelembaban (m) adalah Mahmoudipour, M. 2009, "Statistical Case
’ Study On Schimidt Hammer,
ft . Ultrasonic And Core Compression
Saran Strength Test Results Performed On
1) Perlunya penelitian lanjutan dengan Cores", obtained from Behbahan
mendapatkan kelembaban dengan Cement Factory in Iran : 5th
persentase nol yang akan dijadikan persen International Workshop of NDT
kontrol mutu beton yang diuji. Experts.
2) Perlunya penelitian lebih lanjut terhadap Shoukry, William, Dwonie, and Riad, 2011,
pengaruh mutu beton ringan tehadap Effect of Moisture and Temperature on
pengaruh kelembaban. the Mechanical Properties of Concrete,
3) Perlunya penelitian lebih lanjut terhadap Jurnal ELSEVIER Construction and
pengaruh mutu beton recycle agregate Building Materials 25.
(RCA) tehadap pengaruh kelembaban. SNI 03 – 4430-1997,Pengujian Elemen
Struktur Beton dengan Alat Palu Beton
DAFTAR PUSTAKA Tipe N dan NR, Badan Standar
ACI Committee 228, 1998, In Place Methods Nasional Indonesia.
to Estimate Concrete Strength, SNI 03 – 2834 – 2002. Tata Cara
American Concrete Institute. Pembuatan Rencana Campuran Beton
Agency, IAE,2002, Guidebook On Non- Normal. Bandung, Badan Standar
Destructive testing Of Concrete Nasional Indonesia.
Structures Training Course Series SNI 03-1974. 1990, Metode Pengujian
No.17. Australia: Industrial Aplication Kekuatan Tekan Beton, Badan Standar
and Chemistry Section. Nasional Indonesia, Jakarta
ASTM C 805, Standard Test Method for Neville.A.M. 1999. Properties of Concrete
Rebound Number of Hardened Fourth and Final Edition, Licensing
Concrete.United States. Agency, London.
British Standard, 1983, Testing Concrete Irianto, A,2004. Satistik Konsep Dasar
Part 117 Method for Determination of Aplikasi dan Pengembangannya,
Tensile Splitting Strength, Kencana, Jakarta
Amandement No.1 Publish and Effect Sulistya, S,2014, Tata Cara Pengujian
from 31 July 1989. Hammer test dan Ultrasonic Pulse
13
Velocity, Jurusan Teknik Sipil.
Politeknik Bandumg.
Tjokrodimuljo, K, 1996, Teknologi Beton.
NAFIRI, Yogyakarta.
14