Anda di halaman 1dari 4

KUAT TEKAN BETON

         Beton merupakan suatu bahan komposit yang dihasilkan dari pencampuran bahan-

bahan agregat halus, agregat kasar, air, semen atau bahan lain yang berfungsi sebagai

bahan pengikat hidrolis, dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan. Beton

polos memiliki kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan dengan kekuatan tariknya.

Kuat tekan beban beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan

benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu yang dihasilkan oleh

mesin tekan. Kuat tekan beton merupakan sifat terpenting dalam kualitas beton

dibanding dengan sifat-sifat lain. Kekuatan tekan beton ditentukan oleh pengaturan dari

perbandingan semen, agregat kasar dan agregat halus, air.

           Kuat tarik beton biasanya 8% - 15 % dari kuat tekan beton. Kuat tekan tarik adalah

suatu sifat yang penting yang mempengaruhi perambatan dan ukuran retak di dalam

struktur. Pada umumnya nilai kuat tekan dan tarik beton tidak berbanding lurus, setiap

usaha perbaikan mutu kekuatan tekan hanya disertai peningkatan kecil nilai kuat

tariknya.

          Benda uji yang digunakan untuk kuat tekan berbentuk silinder dengan tinggi 30 cm

dan diameter 15 cm.

                   Gambar 1. Ukuran Benda Uji Kuat Tekan Beton Silinder

           Pada dasarnya, kuat tekan beton menjadi sifat yang paling penting dalam kualitas

beton dibandingkan dengan sifat lainnya. Hal ini karena banyak sifat-sifat fisik utama
beton bisa ditentukan dari berbagai kuat tekan beton seperti kuat geser beton, modulus

elastisitas beton, kuat tarik belah beton, syarat kedap air, syarat keawetan beton dan

lain sebagainya.

Faktor yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton

Ada 3 faktor yang bisa mempengaruhi kekuatan beton yaitu:

1.   Sifat dan Proporsi Campuran Beton


Faktor pertama ini menjadi tindakan awal dalam proses pembuatan beton untuk

mencapai mutu yang diinginkan. Anda tentu tahu bahwa setiap komponen yang

diperlukan dalam campuran beton memiliki peranan penting. Namun ada beberapa sifat

dan proporsi yang memiliki pengaruh dominan yaitu rasio air/semen, tipe semen, air

campuran, agregat dan bahan tambahan.

2.   Kondisi Pemeliharaan


Faktor yang kedua adalah kondisi pemeliharaan yang dilakukan setelah beton selesai

dibuat. Meski menjadi salah satu material terkokoh namun bukan berarti beton tidak

membutuhkan pemeliharaan. Faktanya, pemeliharaan secara berkala tetap perlu

dilakukan agar beton berada di kondisi yang prima.

3.   Faktor Pengujian


Dari mana kita tahu nilai kuat tekan beton? Sebelum dipasarkan atau diantar kepada

pemesan, setiap beton akan melalui proses pengujian. Pengujian ini biasa disebut

dengan uji kuat tekan beton dan selalu dilakukan agar kita bisa tahu apakah kekuatan

beton sesuai dengan kebutuhan struktur bangunan yang direncanakan.

       Pengujian ini sendiri biasanya dilakukan pada material beton segar yang berbentuk

kubus atau silinder, di mana material beton ini sudah mewakili campuran beton. Jangan

lupa untuk mencatat berat dan ukuran beton yang akan diuji. Selanjutnya, siapkan alat
uji tekan beton. Anda harus tahu bahwa alat ini memang dirancang secara khusus untuk

menguji kuat beton. Jadi Anda tidak boleh asal menguji kekuatan beton dengan cara

atau alat lain.

        Jika alat sudah siap, maka Anda bisa meletakkan beton yang akan diuji tepat di

bagian tengah mesin uji. Operasikan mesin dengan penambahan beban yang konstan

antara 2kg/cm2 sampai dengan 4kg/cm2 per detiknya. Lakukan uji tekanan ini hingga

beton yang diuji hancur dan pastikan Anda mencaat semuanya termasuk beban

maksimum, kondisi beton uji hingga gambar bentuk pecahannya selama pengujian

berlangsung.

Lalu kapan uji kuat tekan beton ini biasanya dilakukan? Waktu ideal untuk melakukan uji

kuat tekan beton adalah saat beton berusia 3 hari, 7 hari dan 28 hari dengan minimal

pengujian pada 2 beton setiap kali pengujian dilakukan.

Gambar 2 Alat Uji Kuat Tekan Beton

Pernahkah kita bertanya atau penasaran, Mengapa uji kuat tekan beton biasa dilakukan

pada umur 28 hari?            


Gunakanlah tabel di bawah untuk mengetahui peningkatan kekuatan tekan beton

setelah pada umur tertentu dan hubungannya dengan penggolongan pemakaian beton.

Perhatikan tabel, kita akan mendapatkan bahwa peningkatan kekuatan beton sebesar

16% pada umur 1 hari, 40% pada umur 3 hari, 65% pada umur 7 hari, 90% pada umur 14

hari dan 99% kekuatan pada umur 28 hari.

Selanjutnya, kekuatan beton akan meningkat secara cepat pada 2 minggu pertama

setelah pencetakan (90% hanya dalam umur 14 hari). Pada umur 28 hari, kekuatan

beton akan mencapai 99% dan terus meningkat kekuatannya selama masa

penggunaan.

Namun, peningkatan kekuatan di masa yang akan datang tidak secepat dan sebanyak

peningkatan pada umur 28 hari pertama.

Karena kekuatan beton 99% pada umur 28 hari, hasil ini sangat mendekati kekuatan

akhir yang mana dapat dicapai sebenarnya dalam waktu 1 atau 2 tahun kemudian. 

Jadi, para insinyur menyakini bahwa pengujian kuat tekan beton dapat dilakukan hanya

dalam umur 28 hari dan menggunakan angka pada tabel di bawah untuk keperluan
berbagai perencanaan atau perhitungan desain lainnya.

Tabel.1 Hubungan Antara Umur Beton dengan Prosentase Kekuatan Beton

Karena kekuatan beton 99% pada umur 28 hari, hasil ini sangat mendekati kekuatan

akhir yang mana dapat dicapai sebenarnya dalam waktu 1 atau 2 tahun kemudian.

Anda mungkin juga menyukai