1.1 PENDAHULUAN
Mutu beton umumnya ditentukan berdasarkan kuat tekannya. Cara
menguji kuat tekan beton dilakukan terhadap benda uji (yang umumnya
berupa silinder beton dengan ukuran diameter 150mm dan tinggi 300mm
atau kubus dengan sisi 150mm ) setelah umur 28 hari. Berikut ini di
uraikan cara melakukan pengujian kuat tekan benda uji tersebut.
1.2 TUJUAN
a. Untuk mengetahui Langkah pengujian kuat tekan beton
b. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan beton uji
1.6 PELAKSANAAN
a. Carilah data tentang benda uji beton yang akan diuji,antara lain :
1. Faktor semen
2. Nilai slam
3. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji
4. Kapa di buat atau berapa umur benda uji. (berdasarkan
data tersebut,perkirakanlah kuat tekannya)
b. Bila benda uji berupa silinder,ukurlah diameter rata-rata silinder
ditengah tengah tingginya,dan ukur pula tinggi rata-ratanya
dengan ketelitian sampai , mm (dengan kaliper)
c. Timbanglah dengan ketelitian sampai 0,005 k.
d. Ratakan permukaan beton dengan memberi lapisan perta pada
permukaan dengan bahan yang tersedia, ratakan bahan perata itu
dengan kaca atau plat ini keraas dan cukup kuat.
e. Uji tekan dengan kecepatan pembebanan 2kg/cm² sampai dengan
4kg/cm²(SNI03-1974-1990) hingga benda uji hancur.
f. Catat beban maksimum yang dihasilkan dan gambarkan sketsa
keruntuhan benda uji.
BAB XVIII
PENGUJIAN KUAT TEKAN KUBUS BETON
1.1 PENDAHULUAN
Mutu beton umumnya di tentukan berdasarkan kuat tekannya cara
menguji kuat tekan beton dilakukan terhadap benda uji (yang umumnya
berupa silinder beton dengan ukuran diameter 150mm dan tinggi 300mm
atau kubus beton dengan sisi 150mm) setelah umur 28 hari. Berikut ini
diuraikan cara melakukan pengujian tekan benda uji kubus beton.
1.2 TUJUAN
a. Untuk mengetahui kuat tekan kubus beton
b. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat tekan benda uji
1.6 PELAKSANAAN
1. Carilah data tentang benda uji beton yang akan diuji, antara lain:
a. Faktor semen.
b. Nilai slam.
c. Cara perawatan dan penyimpanan benda uji.
d. Kapan dibuat atau berapa umur benda uji, (berdasarkan
perkirakanlah kuat tekannya).
2. Benda uji berupa kubus, ukurlah dengan teliti sisi dari kubus beton
menggunakan kaliper.
3. Timbanglah dengan ketelitian sampai 0,005 kg.
4. Ratakan permukaan beton dengan memberi lapisan perta pada permukaan
dengan bahan yang tersedia, ratakan bahan perata itu dengan kaca atau
plat. Tunggu sampai lapisan perata ini keras dan cukup kuat.
5. Uji tekan dengan kecepatan pembebanan 2 kg/cm² sampai dengan 4
Kg/cm² (SNI03-1974-1990) hingga benda uji hancur.
6. Catat beban maksimum yang dihasilkan dan gambarkan sketsa keruntuhan
benda uji.
BAB XIX
PENGUJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON
1.1 PENDAHULUAN
Selain ditentukan berdasarkan kuat tekannya, mutu beton juga
ditentukan pada kuat lenturnya.umumnya pengujian kuat lentur beton
dilakukan terhadap benda uji berupa balok beton dengan ukuran sisi
150mm dengan Panjang 600mm,setelah umur beton 28 hari.
1.2 TUJUAN
a. Untuk mengetahui cara pengujian kuat lentur balok beton.
b. Untuk mengetahui besarnya nilai kuat lentur benda uji
1.5 PERALATAN
a. Kaliper untuk mengukur dimensi benda uji
b. Timbangan
c. Meteran
d. Stop watch (alat pengkur waktu)
e. Alat uji kuat lentur
1.6 PELAKSANAAN
a. Ukur Panjang dan sisi balok dengan teliti
b. Timbang benda uji dengan ketelitian 0,1kg
c. Pasanglah balok pada tempat pengujian, dengan panjang bentang
sekitar 450mm (tergantung ukuran kayu) dan beban dua titik dengan
jarak masing-masing 1/3 bentang dari perletakan dengan kecepatan
perletakan dengan kecepatan pembebana 8-10 kg/cm² per menit.
d. Catat beban maksimum yang mematahkan balok beton
BAB XX
UJI KETAHANAN AUS KRIKIL DENGAN MESIN LOS
ANGELES
1.1 PENDAHULUAN
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketahanan
aus kerikil batu pecah dengan menggunakan alat mesin Los Angeles.
Pengujian ketahanan aus kerikil dengan cara ini memberikan gambaran
yang berhubungan dengan kekerasan dan kekuatan kerikil, serta
kemungkinan terjadinya pecah butir penumpukan, pemindahan maupun
selama pengangkutan. Kekerasan kerikil butir kerikil selama berhubungan
pula dengan kekuatan beton yang dibuat. Nilai yang diperoleh dari hasil
pengujian ketahanan aus ini berupa prosentase antara berat bagian yang
halus (lewat lubang ayakan 2 mm) setelah pengujian dan berat semula
sebelum pengujian. Makin banyak yang aus makin kurang tahan keausan
nya. Pada umumnya kerikil disyaratkan bagian yang aus/hancur tidak lebih
dari 10% setelah diputar 100 kali, dan tidak boleh lebih dari 50% setelah
di putar 500 kali.
1.2 TUJUAN
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui tingkat ketahanan aus
kerikil/batu pecah yang berhubugna dengan kekrasan atau kekuatan
Rumus Keausan(%)
( ) x 100 %
❑
w 1−w 2
Keausan =¿❑
w1
Dimana:
W1 =berat total agregat semula (gram)
W2 =berat total agregat tertahan ayakan N0.12 (gram)
1.5 PERALATAN
a. Mesin los angeles
b. Ayakan no 12 ( lubang 2mm) dan ayakan lain dengan lubang 38,1 mm ,
25,4 mm, 19,05 mm, 12,7mm ,9,51 mm, 6,36 mm, 4,75mm, 2,36mm
c. Timbangan dengan ketelitian 5gr
d. Bola baja dengan diameter rata-rata 4,68cm dan berat masing masing
antara 390gr sampai 445gr
e. Tungku pengering (oven)yang dapat memanasi sampai pada temperature
150c
1.6 PELAKSANAAN
a. Timbang benda uji sesuai table 20,1 ( berat A)
b. Memasukin kerikil atau batu pecah kedalam mesin los angeles
c. Masukan bola baja kedalam mesin los angeles dengan jumlah
sesuai tabel 20.2
d. Putar mesin dengan kecepatan 30 sampai 33 rpm sebanyak 500 kali
e. Keluarkan bola baja atau ambil bola baja dari mesin los angeles
f. Keluarkan benda uji dari mesin los angeles kemudian di ayak
memakai ayakan No 12
g. Timbang kerikil yang tertinggal di atas ayakan No 12 (berat D)