5.1 PENDAHULUAN
Pasir merupakan bahan pengisi beton sehingga perlu diperiksa dengan
menggunakan uji SSD. Dengan pemeriksaan SSD ini akan diperoleh pasir yang
sesuai sebagai bahan campuran adukan beton, yang berhubungan dengan sedikit atau
banyaknya air yang dikandung oleh pasir tersebut.
5.3 TUJUAN
Mengetahui pasir uji termasuk dalam jenis SSD kering, basah, atau ideal.
5.4 BENDA UJI
5.5 PERALATAN
c. Tongkat pemadat.
5.6 PELAKSANAAN
secara perlahan – lahan dan hati – hati sehingga benar – benar tegak ke
atas.
6.1 PENDAHULUAN
Pemeriksaan berat jenis dan SSD pasir merupakan hal yang penting untuk
mengetahui pasir tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran
adukan beton.
6.2 TUJUAN
Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 %
dari volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat
mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan. ( Muhtarom Riyadi dan Amalia,
Teknologi Bahan 1, 2005).
Berat volume agregat adalah massa per satuan volume bahan agregat dalam
jumlah besar, dimana volume tersebut termasuk volume partikel itu sendiri dan
volume rongga antar partikel. Volume pasir adalah dari wadah Berat jenis digunakan
untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada
akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung
menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Pemeriksaan berat
jenis dan SSD pasir merupakan hal yang penting untuk mengetahui pasir tersebut
telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton. ( misal pada
Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia ( PUBI ), 1982 Pasal 11 Pasir
Beton “Syarat berat jenis pasir yang baik adalah 2.4-2.9”. ( Anonim, 2018 ).
6.5 PERALATAN
c. Timbangan.
d. Loyang.
6.6 PELAKSANAAN
a. Mengisi tabung ukur dengan air pengering line akhir tabung ukur (
Volumetric flush ).
d. Masukkan pasir SSD ke dalam tabung ukur dan jangan sampai tumpah.
7.1 PENDAHULUAN
Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai kehalusan dan
kekerasan suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran dapat mempengaruhi kelecakan
dari mortar beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu banyak
akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke atas.
7.2 TUJUAN
Pasir kering udara dengan berat minimum 500 gram. Benda uji yang
digunakan adalah pasir kering tungku dengan berat minimum menurut SNI 03-1969-
1990 adalah:
7.5 PERALATAN
a. Satu set ayakan 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm; 0,6 mm; 0,3 mm; 0,15 mm;
dan untuk sisa.
c. Timbangan
e. Cawan
7.6 PELAKSANAAN
b. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun dari atas kebawah sesuai
dengan ukurannya
8.1 PENDAHULUAN
Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai variasi butiran
suatu agregat. Variasi butiran agregat kasar dapat mempengaruhi kelecakan dari
mortar beton, apabila agregat kasar yang terdapat dalam mortar terlalu banyak akan
menyebabkan keropos pada beton.
8.2 TUJUAN
Agregat kasar berupa pecahan batu, pecahan kerikil atau kerikil alami dengan
ukuran butiran minimal 15 mm dan ukuran butiran maksimal 40 mm. Ukuran
maksimal dari beton bertulang diatur berdasarkan kebutuhan agregat tersebut harus
dengan mudah dapat mengisi cetakan dan lolos dari celah-celah yang terdapat
diantara batang-batang baja tulangan. ( Ika Sulianti dkk, 2018 )
Benda uji yang digunakan adalah kerikil dengan berat minimum 2.000 gram.
8.5 PERALATAN
a. Satu set ayakan 38,1 mm; 25 mm; 19 mm; 9,5 mm; 6,3 mm; 4,75 mm;
2,36 mm; dan untuk sisa.
c. Timbangan.
e. Cawan.
8.6 PELAKSANAAN