Anda di halaman 1dari 10

BAB V

PEMERIKSAAN SSD PASIR

5.1 PENDAHULUAN
Pasir merupakan bahan pengisi beton sehingga perlu diperiksa dengan
menggunakan uji SSD. Dengan pemeriksaan SSD ini akan diperoleh pasir yang
sesuai sebagai bahan campuran adukan beton, yang berhubungan dengan sedikit atau
banyaknya air yang dikandung oleh pasir tersebut.

5.2 LANDASAN TEORI

Pasir merupakan bahan pengisi beton sehingga perlu diperiksa dengan


menggunakan uji SSD. SSD ( Saturated Survace Dray ) adalah keadaan pada agregat
dimana tidak terdapat air pada permukaannya tetapi pada rongganya terisi oleh air
sehingga tidak mengakibatkan penambahan maupun pengurangan kadar air pada
beton. Kondisi pasir basah adalah dimana pasir tersebut masih mengandung air
didalamnya sedangkan Pasir kondisi kering adalah dimana pasir tersebut masih
mengandung air di dalamnya tetapi jumlah air yang terkandung di dalamnya lebih
sedikit. pengaruh kondisi pasir basah adalah nilai FAS pada beton akan meningkat,
begitu juga dengan sebaliknya jika kondisi pasir kering maka nilai FAS akan
menurun. Pemeriksaan SSD pasir pada dasarnya di gunakan untuk menentukan
kualitas dari pasir yang akan kita gunakan sebagai campuran beton, dan juga yang
nantinya berpengaruh pada hasil beton yang kita buat. Kandungan air dalam pasir
yang bisa menentukan FAS dan mengklasifikasikan pasir tersebut bisa digunakan
atau cocok digunakan untuk campuran beton dalam bidang apa. Dan juga
mempengaruhi kemampuan workability suatu beton.

5.3 TUJUAN

Mengetahui pasir uji termasuk dalam jenis SSD kering, basah, atau ideal.
5.4 BENDA UJI

Pasir berdiameter antara 0,15 mm – 5 mm.

5.5 PERALATAN

a. Kaliper ( jangka sorong ).

b. Corong uji SSD pasir.

c. Tongkat pemadat.

5.6 PELAKSANAAN

a. Meletakkan corong cetakan diatas permukaan yang rata dan kering.

b. Mengisi corong cetakan dalam 3 lapis, masing – masing sekitar 1/3

bagian volume corong.

c. Memasukkan 1/3 lapisan pertama kedalam corong kemudian menusuk –

nusuknya menggunakan batang baja diameter 16 mm, panjang 60 cm,

dan berujung bulat. Melakukan langkah penusukan sebanyak 25 kali.

d. Penusukan harus merata selebar permukaan dan tidak boleh sampai

masuk ke dalam lapisan sebelumnya.

e. Setelah lapis pasir yang terakhir selesai proses penusukan kemudian

meratakan permukaannya sehingga permukaannya rata dengan sisi atas

cetakan (corong uji SSD pasir).

f. Menunggu sekitar 30 detik, kemudian menarik corong cetakan keatas

secara perlahan – lahan dan hati – hati sehingga benar – benar tegak ke

atas.

g. Kriteria benda uji dapat dilihat pada gambar berikut :


BAB VI

PEMERIKSAAN BERAT JENIS PASIR

6.1 PENDAHULUAN

Pemeriksaan berat jenis dan SSD pasir merupakan hal yang penting untuk
mengetahui pasir tersebut telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran
adukan beton.

6.2 TUJUAN

Untuk mengetahui cara memeriksa berat jenis maupun SSD pasir.

6.3 LANDASAN TEORI

Agregat adalah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi
dalam campuran beton atau mortar. Agregat menempati sebanyak kurang lebih 70 %
dari volume beton atau mortar. Oleh karena itu sifat-sifat agregat sangat
mempengaruhi sifat-sifat beton yang dihasilkan. ( Muhtarom Riyadi dan Amalia,
Teknologi Bahan 1, 2005).

Pasir beton adalah butiran-butiran mineral keras yang bentuknya mendekati


bulat dan ukurannya lebih dari 0,063 mm tidak lebih dari 5%. ( PUBI-1982 Pasal
11 ).

Berat volume agregat adalah massa per satuan volume bahan agregat dalam
jumlah besar, dimana volume tersebut termasuk volume partikel itu sendiri dan
volume rongga antar partikel. Volume pasir adalah dari wadah Berat jenis digunakan
untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis dari agregat pada
akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara langsung
menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton. Pemeriksaan berat
jenis dan SSD pasir merupakan hal yang penting untuk mengetahui pasir tersebut
telah memenuhi syarat atau belum untuk bahan campuran adukan beton. ( misal pada
Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di Indonesia ( PUBI ), 1982 Pasal 11 Pasir
Beton “Syarat berat jenis pasir yang baik adalah 2.4-2.9”. ( Anonim, 2018 ).

6.4 BENDA UJI

Benda uji berupa pasir SSD seberat 500 gram.

6.5 PERALATAN

a. Tabung ukur ( Volumetric flush ) 1000 ml.

b. Tungku pengering ( oven ).

c. Timbangan.

d. Loyang.

6.6 PELAKSANAAN

a. Mengisi tabung ukur dengan air pengering line akhir tabung ukur (
Volumetric flush ).

b. Menimbang, kemudian mengeluarkan air.

c. Menyediakan pasir SSD sebanyak 500 gram.

d. Masukkan pasir SSD ke dalam tabung ukur dan jangan sampai tumpah.

e. Setelah itu, memasukkan air sampai line akhir tabung ukur.

f. Menggoyang-goyang sampai udara nampak keluar.

g. Memberi air sampai line akhir tabung ukur.

h. Mengeluarkan air dari tabung ukur.

i. Mengeluarkan pasir dari tabung ukur dan mengeringkan selama 36 jam.


BAB VII

PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN PASIR

7.1 PENDAHULUAN

Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai kehalusan dan
kekerasan suatu agregat. Kehalusan atau kekasaran dapat mempengaruhi kelecakan
dari mortar beton, apabila agregat halus yang terdapat dalam mortar terlalu banyak
akan menyebabkan lapisan tipis dari agregat halus dan semen akan naik ke atas.

7.2 TUJUAN

Untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran butiran pasir.

7.3 LANDASAN TEORI

Menurut SNI No. 1737-1989-F, Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu


pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan.
Agregat halus adalah pasir alam sebagai disintegrasi alami dari batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran terbesar 4,8 mm. ( Eka
Sulianti dkk, 2018 )

Modulus kehalusan butir ( angka kehalusan ) adalah jumlah persen tertinggal


komulatif pada tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya
berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15 mm, diabgi
100. Makin besar nilai Modulus Halus Butir ( MHB ) suatu agregat berarti semakin
besar butiran agregatnya ( semakin kasar ). MHB pasir berkisar antara 1,50 – 3,8,
kerikil sebesar 5,0 – 8,0. Sedangkan MHB dari campuran agregat halus dan kasar
sebesar 5,0 – 6,0. Menurut British Standard ( BS ) kekasaran pasir dibagi menjadi
empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus ( zone 4 ), agak halus ( zone
3 ), agak kasar ( zone 2 ) dan kasar ( zone 1 ). ( Muhtarom Riyadi dan Amalia, 2005 ).
7.4 BENDA UJI

Pasir kering udara dengan berat minimum 500 gram. Benda uji yang
digunakan adalah pasir kering tungku dengan berat minimum menurut SNI 03-1969-
1990 adalah:

a. Ukuran maksimum 4,76 mm; berat minimum 500gram.

b. Ukuran maksimum 2,38 mm; berat minimum 100gram.

7.5 PERALATAN

a. Satu set ayakan 4,75 mm; 2,36 mm; 1,18 mm; 0,6 mm; 0,3 mm; 0,15 mm;
dan untuk sisa.

b. Alat getar ayakan ( sieve saker ).

c. Timbangan

d. Kuas untuk membersihkan ayakan.

e. Cawan

7.6 PELAKSANAAN

a. Mengambil pasir dan menimbang sebanyak 500 gram.

b. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun dari atas kebawah sesuai
dengan ukurannya

c. Memasukkan pasir kedalam set ayakan

d. Memasang set ayakan kedalam alat getar ayakan kemudian digetarkan


selama ± 1 menit.

e. Mengambil ayakan dari alat getar, kemudian mengambil dan menimbang


pasir yang tertinggal dari masing-masing tingkat ayakan ( tidak boleh ada
pasir yang masih tertinggal dalam ayakan, bila perlu dibersihkan dengan
kuas ).
BAB VIII

PEMERIKSAAN MODULUS HALUS BUTIRAN KERIKIL

8.1 PENDAHULUAN

Pemeriksaan ini adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai variasi butiran
suatu agregat. Variasi butiran agregat kasar dapat mempengaruhi kelecakan dari
mortar beton, apabila agregat kasar yang terdapat dalam mortar terlalu banyak akan
menyebabkan keropos pada beton.

8.2 TUJUAN

Untuk mengetahui nilai kehalusan atau kekasaran butiran kerikil.

8.3 LANDASAN TEORI

Menurut SNI No. 1737-1989-F , Agregat adalah sekumpulan butir-butir batu


pecah, kerikil, pasir atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan

Agregat kasar berupa pecahan batu, pecahan kerikil atau kerikil alami dengan
ukuran butiran minimal 15 mm dan ukuran butiran maksimal 40 mm. Ukuran
maksimal dari beton bertulang diatur berdasarkan kebutuhan agregat tersebut harus
dengan mudah dapat mengisi cetakan dan lolos dari celah-celah yang terdapat
diantara batang-batang baja tulangan. ( Ika Sulianti dkk, 2018 )

Modulus kehalusan butir ( angka kehalusan ) adalah jumlah persen tertinggal


komulatif pada tiap-tiap ayakan dari suatu seri ayakan yang ukuran lubangnya
berbanding dua kali lipat, dimulai dari ayakan berukuran lubang 0,15 mm, dibagi
100. Makin besar nilai Modulus Halus Butir ( MHB ) suatu agregat berarti semakin
besar butiran agregatnya ( semakin kasar ). MHB pasir berkisar antara 1,50 – 3,8,
kerikil sebesar 5,0 – 8,0. Sedangkan MHB dari campuran agregat halus dan kasar
sebesar 5,0 – 6,0. Menurut British Standard ( BS ) kekasaran pasir dibagi menjadi
empat kelompok menurut gradasinya, yaitu pasir halus ( zone 4 ), agak halus ( zone
3 ), agak kasar ( zone 2 ), dan kasar ( zone 1 ). ( Muhtarom Riyadi dan Amalia, 2005).

8.4 BENDA UJI

Benda uji yang digunakan adalah kerikil dengan berat minimum 2.000 gram.

8.5 PERALATAN

a. Satu set ayakan 38,1 mm; 25 mm; 19 mm; 9,5 mm; 6,3 mm; 4,75 mm;
2,36 mm; dan untuk sisa.

b. Alat getar ayakan.

c. Timbangan.

d. Kuas pembersih ayakan.

e. Cawan.

8.6 PELAKSANAAN

a. Mengambil kerikil dan menimbang sebanyak 2.000 gram.

b. Menyiapkan satu set ayakan dan menyusun dari atas ke bawah


sesuai dengan ukurannya.

c. Memasukkan pasir kedalam set ayakan.

d. Memasang set ayakan ke dalam alat getar ayakan kemudian menggetarkan


selama ± 1 menit.

e. Mengambil ayakan dari alat getar, kemudian mengambil dan timbang


pasir yang tertinggal dari masing-masing tingkat ayakan (tidak boleh ada pasir
yang masih tertinggal dalam ayakan, bila perlu membersihkan dengan
kuas)

Anda mungkin juga menyukai