SEMEN
Semen
adalah
karakteristik
dicampur
bahan bahan
mengenai
dengan
yang memperlihatkan
pengikatan
serta
sifat sifat
pengerasannya
jika
dapat
Silika
Aluminium
Gips
60 - 70 %
13 %
3- 8 %
0,5 - 6 %
4
c dimana
= 64 gram
= Pembacaan 1 = 0
3. V
= Pembacaan 2 = 20,75
4. d
= Dianggap 1
64
x 1 = 3,08 gram
/ m3
(V2V1)
( 20,75 - 0 )
2. AGREGAT
Agregat sebagai bahan pengisi ( filler ) dapat terdiri dari agregat kasar
dan agregat halus. Variasi variasi dalam sifat agregat, dalam praktek
sebagai besar dapat diimbangi dengan mengatur jumlah penggunaan air
yang diisikan dalam mixer. Jadi umumnya kita ijinkan penggunaan pasir
sangat
kasar,
maka
untuk
mempertahankan
sifat
pekerjaan
atau
plastisitas yang baik, faktor air semen perlu diperkecil dengan akibat
bertambahnya kekuatan tekan beton. Akan tetapi jenis beton demikian itu
kasar, serta sukar dikerjakan, lagi pula dapat menyebabkan terjadinya
karang beton atau sarang kerikil ( honeycombing ). Oleh karena itu
disarankan
lebih
banyak
menggunakan
agregat
halus
dari
yang
disyaratkan.
Agregat pada umumnya terdiri dari bahan bahan yang terdapat secara
alamiah seperti : kerikil, pasir dan batu karang. Menilai jenis agregat yang
akan digunakan sebagai bahan campuran beton bergantung kepada :
Mutunya
Tersedianya
Harganya
Jenis kontruksi yang akan menggunakan bahan tersebut
Penilaian cocok tidaknya bahan agregat itu, ditetapkan antara lain sebagai
berikut :
1. Ukuran serta gradasinya
2. Kebersihannya
3. Kekerasannya
4. Kemulusannya
5. Bentuk butirannya
6. Bentuk permukaannya
Ukuran maksimum
Ukuran maksimum agregat yang optimum untuk beton, berdasarkan
pengalaman adalah . Akan tetapi sering juga dipakai ukuran maksimum
1 dan 3/8 malahan yang lebih besar sampai 6 digunakan untuk
pembetonan masal.
Syarat syarat agregat
Syarat syarat agregat halus
1.
Tidak
boleh
mengandung
lumpur
lebih
dari
5 %
( dihitung
tumbuhan )
3. Pasir terdiri dari butir butir yang tajam dan keras.
. Pasir harus terdiri dari butir butir yang beraneka ragam , dan
apabila diayak dengan
0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm, Pan harus memenuhi syarat ayakan ISO
5. Pasir laut tidak boleh dipakai.
Pengujian pasir ada beberapa macam antara lain:
1. Kadar lempung pada pasir
2. Kadar organik
3. Berat jenis agregat halus
4. Analisa Saringan ayakan pasir
5. Gradasi
6. Berat Volume (isi)
kasar
untuk
beton
dapat
berupa
dari
batuan
kerikil
sebagai
hasil
atau
berupa
batu
dimaksud
lebih besar dari 5 mm. dan apabila diayak dengan susunan ayakan
31.0 mm, 25 .0 mm, 19,0 mm, 12.5 mm, 9.6 mm, 4,75 mm,
2. Agregat
keras.
kasar
Agregat
tak boleh
berpori
Agregat
kasar
tak
boleh
mengandung
lumpur
lebih
dari 1 %
terhadap berat kering dan tidak boleh mengadung zat zat yang dapat
rusak beton, yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm, apabila kadar lumpur lebih
dari
1%
UKURAN
LUBANG
BERAT
PERSENT
ASE
PERSENTA
SE
PERSENTA
SE
% KUM. LOLOS
ASTM
SARINGAN
TERTAH
AN
TERTAHA
N
TERTAHAN
LOLOS
SPESIFIKASI
KOMULATI
F
KOMULATI
F
Maks.
Min.
100.00
100.0
0
95.00
80.00
(mm)
No 4
4.75
(inch
)
(gr)
0.00
0.00
No 8
2.36
26.46
5.29
5.29
94.71
100.0
0
No 16
1.18
64.29
12.86
18.15
81.85
85.00
50.00
0.60
157.8
5
31.57
49.72
50.28
60.00
25.00
No 50
0.30
166.0
5
33.21
82.93
17.07
30.00
10.00
No
100
0.15
71.31
14.26
97.19
2.81
10.00
2.00
wada
h
13.99
2.80
100
Total
500
No 30
2,5
FM
Berat tertahan
x 100
500
b.
Untuk
mendapatkan
%Tertahan
komulatif
C. Untuk mendapatkan %
Lolos komulatif
Keterangan :
Zona
I = Pasir Kasar
Zona
3 = Pasir Agak
Zona
Halus
adukan
betonnya,
karena
pasti
diikuti
dengan
kemudahan
pekerjaan
berkaitan
erat
dengan
tingkat
pengangkutan,
penuangan
maupun
pemadatan
harus
10 12 cm
14 16 cm
18-25cm
Slump Sebenarnya
Slump Runtuh
Slump Geser
beton
tujuannya ialah
sifat material
( bahan baku ) untuk adukan beton adalah agar kita betul betul dapat
merencanakan campuran beton yang memenuhi syarat, suatu cara untuk
menetukan
perbandingan
bahan
campuran
yang harganya
murah,
KxS
= standar deviasi
3.
FAS :
(lihat grafik)
4.
5.
Kadar semen :
6.
7.
D - Ws - Wa
Wa
8.
halus.
9.
GRAFIK 8.1
7 Hr
GRAFIK 8.2
TABEL 8.1
SLUMP TEST
TABEL 8.2
9,0
2,5
15,0
7,5
7,5
7,5
5,0
2,5
Slump ( mm )
V.B ( detik )
Ukuran Max dari agregat
Jenis agregat
( mm )
10
Alami
0 - 10
12
10 - 30
6 - 12
30 - 60
3-6
60 - 180
0-3
180
205
225
20
40
Batu Pecah
Alami
180
135
205
160
230
180
250
190
Batu Pecah
Alami
170
115
190
140
210
160
225
175
Batu Pecah
155
175
190
205
Tabel 8.3. Jumlah semen minimum dan jumlah faktor air semen
maxsimum.
Uraian
per m3 beton ( kg / m3 )
semen
275
0.60
325
0.52
325
0.60
275
0.60
325
0.55
375
0.52
275
0.57
375
0.52
Petunjuk untuk
perhitungan
Untuk Pondasi
Uraian
Nilai
225 Kg/Cm2
5.58 Kg/Cm2
9.15 Kg/Cm2
234.15 Kg/Cm2
I
Batu Bulat (alami)
Alami
0.6
0.6
60 180 mm
20 mm
201.67
336.12
2.5
2275
1737.21
Zona 2
34 %
590.65
1146.56
Semen
Air
Agregat Halus
Agregat Kasar
( Kg )
226.12
( Kg )
201.67
( Kg )
590.65
( Kg )
1146.56
Semen
Batu Alami
226.12/226.12 = 1
1146.56/226.12 =
:
3.4
Pasir
590.65/ 226.12 = 1.76
:
:
6. PENGADUKAN BETON
Proses pencampuran antara bahan bahan dasar beton, yaitu semen, air,
pasir
dan
kerikil
dalam
perbandingan
yang
baik
disebut
proses
pembuatan
benda
uji
untuk
vertical
sampai
berlapis lapis
cetakan dibuka setelah benda uji 24 jam, kemudian buka cetakan dan
keluarkan benda uji secara hati- hati jangan sampai tusuk.
9. PERAWATAN BETON
Hari
Hari
Semen Type II
0.45
0.65
0.88
0.95
1.00
1.20
1.35
Semen Type I
0.55
0.75
0.90
0.95
1.00
1.15
1.20
Umur
14
21
28
90
365
Hari
Hari
Hari
hari
Hari
Kubus 15 x 15 x 15 cm
1.00
Kubus 20 x 20 x 20 cm
0.95
Silinder 15 x 30 cm
0.83
11.
Kuat Tekan Beton Menentukan kekuatan tekan benda uji beton silinder
atau kubus yang dibuat dan dirawat di labaoratorium. Kekuatan tekan
beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang beton. Telah
diketahui bersama bahwa sifat beton pada umumnya lebih baik jika kuat
tekanya lebih tinggi. Dengan demikian untuk meninjau mutu beton
biasanya secara kasar hanya ditinjau kuat tekan saja.Dalam tiori teknologi
beton dijelaskan bahwa faktor faktor yang sangat mempengaruhi
kekuatan beton ialah :
1. Faktor air semen dan kepadatan
2. Umur beton
3. Jenis semen
4. Jumlah semen
5. Sifat agregat
Kekuatan Tekan =
Pxg
A
Dimana :
( b - bm)
( b - bm)2
1 ( b' bm' )2
4
S=
N 1
Dimana :
S
= Standar deviasi
1.64
= Nilai Konstanta
4.
bk = bm - 1,64 s
K. 225
B
U
1
2
3
4
B
U
1
2
3
4
Beban
Pembacaa
n
( kN)
A
350
360
360
370
Luas
Beban
Kuat
Kuat Tekan
Penampang
(Cm2)
Konversi
(Kg)
Tekan
(Kg/Cm2)
C
35000
36000
36000
37000
D=c/b
155.556
160.000
160.000
164.444
Konversi
Faktor Umur
(Kg/Cm2)
e = d / 0.65
239.316
246.154
246.154
252.991
Kuat Tekan
Karakteristik
(K)
(Kg/Cm2)
225
Kuat Tekan
Kuat Tekan
Standar
(Kg/Cm2)
Rata-rata
(Kg/Cm2)
Deviasi
(S)
g=f
239.316
246.154
246.154
252.991
(6.838)
0.000
0.000
6.838
K = h - 1.64 .
S
h=g/4
246.154
46.75
0.000
0.000
46.753
93.506
5.583
237.00
236.998
31.17. 0.5
5.583
15
15
15
Benda Uji Kubus
NAMA PROYEK
= GEDUNG ADM
LOKASI PROYEK
= LANGSA
MUTU BETON
= K - 225
= KUBUS 15 X15 X 15 CM
Tanggal Cor
Bera
N
Cetak
Test
13 3 - 14
13 3 - 14
13 3 - 14
13 3 - 14
20 3 14
20 3 14
20 3 14
20 3 14
K. Tekan
Prediksi
Umur
K.
K.
Umur 7
Pada Umur
Hari
Tekan
Tekan
kN
Kg
Kg/cm2
Kg/cm2
340
34000
151.11
232.48
225
380
3800
168.89
259.83
10
225
420
42000
186.67
287.18
10
225
300
30000
133.33
205.13
RATA - RATA
246.15
(A)
Cm
Cm2
8000
10
225
8000
10
8000
8000
Gra
m
Luas
Slum
Catatan :
P
Kg/cm2
P/A
P
=
=
Kg/cm2
Kuat Tekan Beton
Hr
28 Hr
1 KN
Luas Kubus
101,9 Kg
=
15
15 x 15 = 225
15
34000 / 225
232.48 Kg/cm2
15
Faktor Bentuk
Faktor Umur
Fas
0.38
0.43
0.48
0.55
0.62
0.70
0.80
Type of Structure
0.45
0.40
0.50
0.45
150 mm
113
124
0.2
2.
3.
Menetapkan
diameter
maksimum
butiran
agregat
kasar
yang
Menetapkan
jumlah
air
dan
persentase
volume
udara
yang
6.
7.
yang diperoleh pada langkah 4 dan nilai W/C yang diperoleh pada langkah
5.
Vol Semen
Vol Air
Vol Halus
Vol Kasar
Bj Semen
3.15
Zak
7.72
Semen
386
1
0.122
0.187
0.262
0.410
1.0
Pasir
656.19
1.
69
M3
M3
M3
M3
M3
Kerikil
1018.59
2.
64
Udara
1.5
Berat Isi
2244
= 7.72 Zak
7.72
7.72
Pasir
0.262
7.72
0.56
= 0.034
Zak
0.3
Kerikil
0.66
0.410
7.72
= 0.053
0.2
0.61
0.4
0.35
(Ukuran Tong)
20 Cm
35 Cm
61 Cm
TABEL KUAT TEKAN BETON
REKANAN
NAMA PROYEK
LOKASI PROYEK
MUTU BETON
BENTUK BENDA UJI
Tanggal Cor
N
o
Bera
t
Cetak
13 3 - 14
13 3 - 14
13 3 - 14
13 3 - 14
Test
Gra
20 3 -
m
1200
14
20 3 -
0
1100
14
20 3 -
0
1200
14
20 3 -
0
1100
14
Slum
Luas
(A)
Cm
Cm2
10
176.6
K. Tekan
Konver
Prediksi
Umur
K.
Umur 7
si
Pada Umur
Hari
Tekan
Hr
Ke
28 Hr
kN
MPa
Silinder
MPa
240
13.78
16.60
25.54
250
14.36
17.30
26.61
10
3
176.6
3
10
176.6
3
265
15.22
18.33
28.20
10
176.6
3
240
13.78
16.60
25.54
RATA - RATA
Catatan :
26.47
Fc / A
Mpa
15
Fc
1 Mpa
10.143
Luas Silinder =
30
1/4 . . D2
Silinder =
1/4 . . D2. T
0.0053
240/176.63*10.143 = 13.78 / 0.83
25.54 Mpa
13
Faktor Bentuk
Faktor Umur
Langkah Langkah yang Harus Diambil Jika Hasil Uji Beton
Kurang Memuaskan.
Apabila hasil pemeriksaan benda uji yang dirawat di laboratorium
menunjukan bahwa ada salah satu hasil uji ( rata rata dari benda uji
yang diambil dari beton pada saat yang amam ) yang kuat tekannya
kurang dari 85 % kuat tekan yang disyaratkan atau apabila hasil uji kuat
pasang benda uji yang dirawat di lapangan menunjukan kurang dari 85 %
dari hasil uji yang dirawat di laboratorium., maka harus diambil angkah
untuk memastikan bahwa struktur beton masing mempunyai daya dukung
beban rencana yang cukup artinya tidak membahayakan.
Langkah pertama yang dapat diambil antara lain melakukan analisis ulang
struktur berdasarkan kuat tekan beton yang aktual. Jika langkah pertama
telah menunjukkan bahwa struktur tidak akan mampu menahan beban
yang bekerja maka lankah kedua ialah uji tidak merusak ( non destructive
tests ) misalnya Hammer Test atau semi destructive tests yaitu uji Bor
Inti ( core drill ), pada daerah yang diperkirakan kurang memenuhi syarat.
Alat uji Schmidt Rebound Hammer ( Hammer Test ), ditemukan pada
tahun 1948 dan sangat populer digunakan karena sederhana ( Mindess,
1981 ), alat ini mengukur besar pantulan dan massa baja keras yang
dibentuk pada permukaan beton dengan suatu per rumus secara teoritis
yang menghubungkan antara besar pantulan dan kuat tekan beton
tanpaknya belum ada, jadi hanya hubungan empiris saja yang dipakai.
Karena sebenarnya yang terukur adalah kekerasan permukaan beton
maka hal hal berikut perlu diperhatikan :
1
permukaan beton
perlu dihaluskan
2
Uji Hammer ini sangat peka terhadap keadaan lokal permukaan beton
( Neville 1975)
misalnya
ada
butiran
besar
kerikil
di
bawah
permukaan
akan
memjadi
lebih
padat.
Untuk
menghindari
kesalahan
uji
tekan
langsung,
namun
cara
uji
ini
sangat
sederhana
( menghemat waktu dan tenaga ) maka sangat populer dilakukan. Jika uji
bor dipilih maka beberapa hal penting berikut perlu diperhatikan ( SK SNI
M-61-1990-03 ).
a
b
maksimum kerikil
struktur, misalnya
jangan dekat sambungan atau momen maksimum.
e
Kuat tekan rata rata dari tiga benda uji hasil bor inti ( satu titik
bor diambil 3 benda uji mempunyaikuat tekan tidak kurang dari
0.85. fc.
b. Kuat tekan masing masing benda uji hasil bor inti tidak ada
satupun yang kurang dari 0,75. fc.
bm = b / n
26+32+26+25+32= 141/5 = 28.2
2
b - bm
26 - 28.2 = -2.2
= -2.22
32 - 28.2 = 3.8
= 3.82
26 - 28.2 = -2.2
= -2.22
25 - 28.2 = -3.2
= -3.22
32 - 28.2 = 3.8
= 3.8
48.8 / 4 = 12.2
1 ( b' bm' )2
N 1
3
SD =
4.
12.22
s1
= 6.1
bk = m 1.64 x SD
260 1.64 x 6.1 = 250 Kg/cm2
informasi cukup untuk kekuatan di atas ini. Beton mutu tinggi dengan kuat
tekan 55 70 Mpa telah dapat dibuat oleh produsen ready- mix . Kuat
tekan lebih dari 100 Mpa sudah bisa didapatkan dilaboratorium. beton
mutu tinggi bermanfaat pada pracetak dan pratekan. Pada bangunan
tinggi mengurangi beban mati. Kelemahannya adalah kegetasannya.
Produksi
beton
mutu
tinggi
memerlukan
pemasok
untuk
Mutu Agregat
Faktor air
semen
0,35 0,40
0,30 0,45
0,20 035
0,05 0,30
Kuat tekan
28 hari
Catatan
( Mpa )
35 80
35 50
100 170
70 240
semen >
Slump < 25 mm
Pakai Admixtures
Tekanan > 70 Mpa
Material
Tidak hanya semen tetapi juga dibantu dengan suplemen bahan
tambah seperti Fly Ash, Condensed Silika Fume, Blast furance slag 5 10
% dari total berat semen. Admixture high water reducingdiperlukan untuk
diperbaiki kelecekan dan retarding admixture untuk memudahkan set dari
campuran air / pengikat
14.2
Material
campuran
telah
digunakan
secara
luas
dalam
carbohydrates,
melamine
dan
accelerator
organik
pemilihan type dan merek dan dosis untuk semua material Menurut
Taufik Saidi ( Modul 2001 ), campuran harus mempertimbangkan
performence material lainnya.
14.3
penggunaanya
Perencanaan
campuran
hanya
beton
mempertimbangkan
mutu
tingga
durabilitas
yang
saja.
menyertakan
penggunaan semen dalam jumlah banyak adalah hal yang tidak biasa
untuk beton normal. Penggunaan retarder dapat diberikan keuntungan
dalam hal mengontrol proses hidrasi awal. Lebih lanjut struktur dengan
beton
mutu
tinggi
biasanya
mempunyai
banyak
tulangan
yang
14.4
mengubah tingkat
Pengerasan. Penggunaan didasarkan pada performance kekuatan yang
diinginkan, pemakaian di atas jumlah normal secara umum dapat
meningkatkan kekuatan dan memperpanjang waktu setting.
14.5
pengerasan
yang
biasanya
counterproductive
dengan
Admixture combination
Kombinasi dari high-range water reducer dengan normal-setting
dan silica fume dan slag cement telah digunakan secara umum dalam
memproduksi beton mutu tinggi.
14.9
Fly Asht
Fly ash yang digunakan untuk beton mutu tinggi diklasifikasi dalam 2
klas. Fly ash klas F secara normal diproduksi dari pembakaran anthracite
atau batubara bituminous dan memiliki sifat sifat pozzolan tapi sedikit
atau bahkan tidak memiliki sifat sifat semen Fly ash klas C secara umum
diproduksi dari pembakaran lignite atau batubara subbituminous dan
selain memmiliki sifat sifat pozzolan jenis ini juga memiliki sifat sifat
semen.
15
Silica fume
Silica fume dan bahan
Bonding admixture
Umumnya emulsi air dan material organik seperti karet, polyvinyl
menyebabkan beberapa pertambahan kandungan udara. Jenis nonreemulsifiable adalah tahan terhadap air, lebih cocok untuk penerapan
eksterrior dan dipakai dimana ada kelengasan. Hasil optimum hanya
sebaik permukaan yang dilapisi. Permukaan harus bersih, kering, baik
(sound ), bebas dari kotoran , debu,cat dan oli. Kegunaan dari bonding
admixture adalah untuk meningkatkan daya lekat pasta semen, mortar
dan beton . Komposisi polyvinyl acetat (PVA) , styrene butadine
(SBR)
atau acrylic.
b.
c.
d.
15.3
Waterstop
Waterstop digunakan untuk menghidari terjadinya kebocoran pada
besar
2.
3.
yang
mempunyai
kemungkinan
untuk
menyusut.
Waterstop
PVC
mempunyai kegunaan yang sama tetapi untuk kondisi yang lebih ringan.
MUTU BETON K 300
1 M3 Beton
Superplasitizer = 0.6 / 100 X 456.82 = 2.76 Kg (Bahan Addetive 0.2 % 0.6 %)
Air
= 216.72 2.76
Pasir
= 594.31 Kg
Kerikil
= 213.96 Kg
= 940.13 Kg
= 0.08 Kg (Bahan
Addetive)
Semen
= 456.82 x 0.029
= 13.33 Kg
Air
= 3.53 Kg
Pasir
= 594.31 x 0.029
= 17.23 Kg
Kerikil
= 940.13 x 0.029
Vol SP
Vol Semen
Vol Air
Vol Halus
Vol Kasar
0.003
0.145
0.214
0.237
0.376
1.0
M3
M3
M3
M3
M3
M3
= 27.26 kg
2.76 /1000
456.82 / ( 3.15 x 1000 )
213.96 / 1000
594.31 ( 2.51 x 1000 )
940.13 ( 2.50 x 1000 )
= 0.003
= 0.015
= 0.214
= 0.237
= 0.376
Bj Semen
3.15
Zak
9.2
Seme
n
456.82
1
Semen Untuk 1 m
Pasir
594.31
1.
3
Kerikil
940.13
2.
1
Air
213.96
= 456.82 / 50 Kg
Udara
2.5
Berat Isi
2205
= 9.20 Zak
9.20
9.20
Pasir
0.237
9.20
0.44
Zak
0.3
0.4
= 0.026
Kerikil
0.51
0.376
9.20
= 0.041
0.2
0.48
0.35
(Ukuran Tong)
Ukuran Tong Agregat
20 Cm
35 Cm
48 Cm
TABEL KUAT TEKAN BETON
REKANAN
NAMA PROYEK
LOKASI PROYEK
MUTU BETON
BENTUK BENDA UJI
N
Tanggal Cor
= CV. BINTANG
= GEDUNG KANTOR BUPATI
= LHOKSEUMAWE
= Fc 30 Mpa
= SILINDER 15 X 30 CM
Berat
Slump
Luas
Umur
Cetak
1
2
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
3
4
5
6
Test
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
Gram
Cm
12000
11000
12000
11000
12000
11000
10
10
10
10
10
10
(A)
Hari
Cm
176.63
176.63
176.63
176.63
176.63
176.63
28
28
28
28
28
28
K. Tekan
Umur 28 Hari
kN
1600
1550
MPa
110.70
1500
1870
1770
1700
Rata rata =
Catatan :
Fc / A
Mpa
15
Fc
1 Mpa
10.143
Luas Silinder =
30
1/4 . . D2
Silinder =
1/4 . . D2. T
0.0053
1600/176.63*10.143 = 91.88 / 0.83
Mpa
Faktor Bentuk
Faktor Umur