Anda di halaman 1dari 50

1.

SEMEN
Semen

adalah

karakteristik
dicampur

bahan bahan

mengenai
dengan

yang memperlihatkan

pengikatan

serta

sifat sifat

pengerasannya

jika

air, sehingga terbentuk pasta semen .Semen

merupakan suatu hasil industri yang

dapat

menjadi sangat komplet

dengan campuran serta susunan yang berbeda beda . Maka terdapatlah


beton. Bahan utama untuk pembuatan semen adalah :
-

Batu kapur + lempung

Silika

Aluminium

Fe2 O3 ( Zat besi )

Gips

60 - 70 %
13 %
3- 8 %
0,5 - 6 %
4

Pengujian ada beberapa macam antara lain:


1.
2.
3.
4.

Berat Jenis Semen


Pengikatan Awal
(Initial Setting)
Pengikatan Akhir
(Final Setting)
Konsistensi Semen

Berat jenis semen Tujuan untuk menentukan berat

jenis semen. Berat

jenis semen merupakan perbandingan berat volume kering semen pada


suhu kamar dengan berat volume air suling pada suhu 4

c dimana

volumenya sama dengan volume semen.


alat alat yang diperlukan :
1. Botol LE CHATELIER
2. Minyak tanah
Prosuder test : Isi botol dengan minyak tanah sampai batas 0 dan 1 ,
masukan 64 gram semen ke dalam botol, setelah semen dimasukan
semua tutup mulut botol dan
lakukan pembacaan. Contoh Hasil test :
1. Berat semen
2. V

= 64 gram
= Pembacaan 1 = 0

3. V

= Pembacaan 2 = 20,75

4. d

= Dianggap 1

Berat jenis semen = Berat Semen x d =

64

x 1 = 3,08 gram

/ m3
(V2V1)

( 20,75 - 0 )

Berat jenis semen antara = 3 3,2 gram / m 3.

2. AGREGAT
Agregat sebagai bahan pengisi ( filler ) dapat terdiri dari agregat kasar
dan agregat halus. Variasi variasi dalam sifat agregat, dalam praktek
sebagai besar dapat diimbangi dengan mengatur jumlah penggunaan air
yang diisikan dalam mixer. Jadi umumnya kita ijinkan penggunaan pasir
sangat

kasar,

maka

untuk

mempertahankan

sifat

pekerjaan

atau

plastisitas yang baik, faktor air semen perlu diperkecil dengan akibat
bertambahnya kekuatan tekan beton. Akan tetapi jenis beton demikian itu
kasar, serta sukar dikerjakan, lagi pula dapat menyebabkan terjadinya
karang beton atau sarang kerikil ( honeycombing ). Oleh karena itu
disarankan

lebih

banyak

menggunakan

agregat

halus

dari

yang

disyaratkan.
Agregat pada umumnya terdiri dari bahan bahan yang terdapat secara
alamiah seperti : kerikil, pasir dan batu karang. Menilai jenis agregat yang
akan digunakan sebagai bahan campuran beton bergantung kepada :
Mutunya
Tersedianya
Harganya
Jenis kontruksi yang akan menggunakan bahan tersebut
Penilaian cocok tidaknya bahan agregat itu, ditetapkan antara lain sebagai
berikut :
1. Ukuran serta gradasinya

2. Kebersihannya
3. Kekerasannya
4. Kemulusannya
5. Bentuk butirannya
6. Bentuk permukaannya
Ukuran maksimum
Ukuran maksimum agregat yang optimum untuk beton, berdasarkan
pengalaman adalah . Akan tetapi sering juga dipakai ukuran maksimum
1 dan 3/8 malahan yang lebih besar sampai 6 digunakan untuk
pembetonan masal.
Syarat syarat agregat
Syarat syarat agregat halus
1.

Tidak

boleh

mengandung

lumpur

lebih

dari

5 %

( dihitung

terhadap berat ), apabila


lumpurnya lebih dari 5 % maka pasir harus di cuci.
2.

Pasir tidak boleh mengandung bahan organik ( sisa hewan,

tumbuhan )
3. Pasir terdiri dari butir butir yang tajam dan keras.
. Pasir harus terdiri dari butir butir yang beraneka ragam , dan
apabila diayak dengan

susunan ayakan 4,75 mm, 2,36 mm, 1,18 mm,

0,6 mm, 0,3 mm, 0,15 mm, Pan harus memenuhi syarat ayakan ISO
5. Pasir laut tidak boleh dipakai.
Pengujian pasir ada beberapa macam antara lain:
1. Kadar lempung pada pasir
2. Kadar organik
3. Berat jenis agregat halus
4. Analisa Saringan ayakan pasir
5. Gradasi
6. Berat Volume (isi)

7 Kadar air dalam pasir


Syarat syarat agregat kasar ( kerikil, batu pecah / split )
1. Agregat

kasar

untuk

beton

dapat

desintegrasi (pembentukan alami

berupa

dari

batuan

kerikil

sebagai

hasil

atau

berupa

batu

pecah ( split ) yang diperoleh dari pemecahan batu ( Stone Crusher )


yang

dimaksud

agregat kasar adalah agregat dengan ukuran butir

lebih besar dari 5 mm. dan apabila diayak dengan susunan ayakan
31.0 mm, 25 .0 mm, 19,0 mm, 12.5 mm, 9.6 mm, 4,75 mm,
2. Agregat
keras.

kasar

Agregat

tak boleh

berpori

dan terdiri atas batuan yang

yang mengandung butir butir pipih dapat dipakai

asalkan jumlahnya tidak melebihi 20 % dari berat total agregat. Butir


butir agregat kasar harus bersifat kekal artinya tidak pecah atau hancur
oleh pengaruh tarik matahari atau hujan.
3.

Agregat

kasar

tak

boleh

mengandung

lumpur

lebih

dari 1 %

terhadap berat kering dan tidak boleh mengadung zat zat yang dapat
rusak beton, yang dimaksud dengan lumpur adalah bagian bagian yang
dapat melalui ayakan 0,063 mm, apabila kadar lumpur lebih

dari

1%

maka agregat kasar harus dicuci.


4.

Kekerasan dari butiran butiran agregat kasar diperiksa dengan

bejana mengujian dari Rudeloff .


5. Agregat harus terdiri dari butir butir yang berneka ragam besar
Pengujian Agregat Kasar :
1. Analisa Saringan Agregat Kasar
2. Berat volume agregat kasar
3 Kandungan air agregat kasar
4. Berat jenis agregat kasar
5. Kadar LumpurAgregat Kasar
3. MODULUS KEHALUSAN AGREGAT

Modulus kehalusan butir ( fineness modulus ) ialah suatu indek yang


diperoleh untuk menjadi ukuran kehalusan atau kekasaran butiran
butiran agregat. Modulus kehalusan butir ini difinisikan sebagai jumlah
persen komulatif dari butir butir agregat yang tertinggal di atas suatu
set ayakan kemudian dibagi seratus. Sebagai contoh menghitung modulus
kehalusan agregat pasir . Makin besar nilai modulus kehalusan agregat
menunjukan bahwa makin besar butir butir agregatnya. Pada umumnya
pasir mempunyai modulus kehalusan butir antara 2,3 sampai 3.1. Adapun
modulus kehalusan kerikil diantara 5 sampai 8.
ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
NO
SARING
AN

UKURAN
LUBANG

BERAT

PERSENT
ASE

PERSENTA
SE

PERSENTA
SE

% KUM. LOLOS
ASTM

SARINGAN

TERTAH
AN

TERTAHA
N

TERTAHAN

LOLOS

SPESIFIKASI

KOMULATI
F

KOMULATI
F

Maks.

Min.

100.00

100.0
0

95.00
80.00

(mm)

No 4

4.75

(inch
)

(gr)

0.00

0.00

No 8

2.36

26.46

5.29

5.29

94.71

100.0
0

No 16

1.18

64.29

12.86

18.15

81.85

85.00

50.00

0.60

157.8
5

31.57

49.72

50.28

60.00

25.00

No 50

0.30

166.0
5

33.21

82.93

17.07

30.00

10.00

No
100

0.15

71.31

14.26

97.19

2.81

10.00

2.00

wada
h

13.99

2.80

100

Total

500

No 30

2,5

FM

0 5.29 18.15 49.72 82.93 97.19


2,5 %
100

1. Nilai dari Analisa saringan agregat dihitung dengan persamaan :


a.

Agregat halus untuk mendapatkan % Tertahan

Berat tertahan
x 100
500

b.

Untuk

mendapatkan

%Tertahan

komulatif

% Tertahan komulatif % Tertahan

C. Untuk mendapatkan %

Lolos komulatif

100 % Tertahan komulatif


x 100 %
100

Pada umumnya pasir mempunyai modulus kehalusan butir antara 2,3


sampai 3.1

GRAFIK ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

Keterangan :

Zona

I = Pasir Kasar

Zona

3 = Pasir Agak

Zona

2 = Pasir Agak Kasar

Zona 4 = Pasir Halus

Halus

4.Sifat Sifat Dari Beton Segar


Sifat Pekerjaan Beton Tiga hal sifat penting yang perlu diketahui dari sifat
sifat beton segar yaitu :
a. Kemudahan dikerjakan
b. Pemisahan kerikil
c. Pemisahan air.
Kemudahan pengerjaan ( workability )
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk di aduk,
diangkut, dituang dan dipadatkan. Perbandingan bahan bahan maupun
sifat bahan bahan secara bersama sama mempengaruhi sifat
kemudahan pekerjaan beton segar. Unsur unsur yang mempengaruhi
sifat kemudahan dikerjaan antara lain.

a. Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin


banyak air dipakai makin mudah beton segar itu dikerjakan.
b. Penambahan semen kedalam campuran juga memudahkan cara
pengerjaan

adukan

betonnya,

karena

pasti

diikuti

dengan

pertambahannya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.


c. Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila campuran pasir dan kerikil
mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka
adukan beton akan mudah dikerjakan.
d. Pemakaian butir butir batuan yang bulat mempermudah cara
pekerjaan beton
e. Pemakaian butiran maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh
terhadap tingkat kemudahan dikerjakan.
f. Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pekerjaan yang
berbeda. Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka
diperlukan tingkat kelecekan yang berbeda, sehingga diperlukan
jumlah air yang lebih sedikit daripada jika dipadatkan dengan
tangan.
Tingkat

kemudahan

pekerjaan

berkaitan

erat

dengan

tingkat

kelecekan ( keenceran ) adukan beton. Makin cair adukan makin mudah


cara pekerjaannya. Untuk mengetahui tingkat kelecekan adukan beton
biasanya dilakukan dengan percobaan Slump Test makin besar nilai slump
test berarti adukan beton semakin encer dan ini berarti semakin mudah
dikerjakan. Pada umumnya nilai slump berkisar 5 12,5 cm.
Pemisahan Kerikil
Kecenderungan butir butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran
adukan beton disebut segregation . Kecenderungan pemisahan kerikil
ini diperbesar dengan :
a. Campuran yang kurus ( kurang semen )
b. Terlalu banyak air
c. Semakin besar butir kerikil

d. Semakin kasar permukaan kerikil.


Pemisahan kerikil dari adukan beton berakibat kurang baik terhadap
betonya setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan
kerikil tersebut maka diusahakan hal hal sebagi berikut :
a. Air yang diberikat sesedikit mungkin
b. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar
c. Cara

pengangkutan,

penuangan

maupun

pemadatan

harus

mengikuti cara cara yang betul.


Pemisahan Air
Kecenderungan air campuran untuk naik ke atas ( memisahkan diri ) pada
beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding . Air naik ke
atas sambil membawa semen dan butir butir halus pasir, yang pada
akhirnya setelah beton mengeras akan tampak sebagai lapisan selaput.
Lapisan ini dikenal sebagai laitance
Pemisahan air ini dapat dikurangi dengan cara cara berikut :
a. Memberi lebih banyak semen
b. Menggunakan air sedikit mungkin
c. Menggunakan pasir lebih banyak.
Slump Test
Slump Test adalah besarnya penurunan diukur dengan alat ukur tinggi
slump, turun puncak kerucut adukan beton. Dan menentukan kekentalan
(konsistensi) adukan beton dengan melakukan percobaan slump test
apakah sesuai dengan nilai pada perencanaan.
Tipe Penurunan Beton Segar pada Pengujian Slump

10 12 cm
14 16 cm

18-25cm

Slump Sebenarnya
Slump Runtuh

Slump Geser

5. PERENCANAAN BETON DENGAN METODE BRITISH ( DOE )


Perencanaan

beton

tujuannya ialah

menentukan / mempelajari sifat

sifat material
( bahan baku ) untuk adukan beton adalah agar kita betul betul dapat
merencanakan campuran beton yang memenuhi syarat, suatu cara untuk
menetukan

perbandingan

bahan

campuran

yang harganya

murah,

ekonomis dalam pemakaian semen. Mengetahui kekuatan rencana dan


ketahanan (durability) untuk merencanakan campuran beton ada 4 faktor
yang harus diperhatikan yaitu :
Water semen rasio ( W/C ), yaitu jumlah air ( kg ) yang dipakai dalam
adukan
perbandingan dengan jumlah semen ( kg )yang dipakai
Semen agregat rasio ( A/C ), perbandingan jumlah pemakaian semen dan
agregat ( pasir + agregat kasar )
Gradasi ( susunan butiran )
Konsistensi adukan ( berguna agar penempatan adukan beton lebih
mudah
dikerjakan ).

Prosedur perencanaan Metode British D.O.E terdiri dari beberapa langkah


kerja yaitu
1
2

Nilai batas kekuatan :

KxS

Kuat tekan rata rata beton : bm = bk + K . S


K

= faktor keamanan diambil 1,64

= standar deviasi

Kadar air bebas


Berat semen

3.

FAS :

(lihat grafik)

4.

Kadar air bebas : 2/3 wh + 1/3 wk


Wh = kadar air bebas sesuai dengan jenis agregat halus
Wk

= kadar air bebas sesuai dengan jenis agregat kasar


Kadar air bebas
Perbanding an air bebas semen ( fas )

5.

Kadar semen :

6.

Berat jenis beton (lihat grafik)

7.

Kadar agregat total :


D
Ws

D - Ws - Wa

= Berat jenis basah beton ( kg / m2 )


= Kadar semen

Wa
8.

= Kadar air bebas

Kadar agregat halus : Kadar agregat total x Perbandingan agregat

halus.
9.

Kadar agregat kasar : Kadar agregat total - Kadar agregat halus

GRAFIK 8.1

FAKTOR AIR SEMEN

7 Hr

GRAFIK 8.2

PERKIRAAN BETON SEGAR

TABEL 8.1

SLUMP TEST

Syarat slump untuk berbagai pekerjaan beton


Slump ( cm )
Max
Min
12,5
5.0

Pengunaan adukan beton untuk


Dinding, Pelat, Pondasi, Pondasi Tapak bertulang
Pondasi tapak tak bertulang, Kaison dan Kontruksi
bawah tanah
Pelat, Balik, Dinding
Pengerasan jalan
Pembetonan massal

TABEL 8.2

9,0

2,5

15,0
7,5
7,5

7,5
5,0
2,5

KADAR AIR BEBAS.

Kadar air bebas ditentukan dengan menggunakan daftar beriku :


Perkiraan air bebas dalam kg / m 3 yang dibutuhkan untuk berbagai tingkat sifat
pekerjaan.

Slump ( mm )
V.B ( detik )
Ukuran Max dari agregat
Jenis agregat
( mm )
10
Alami

0 - 10
12

10 - 30
6 - 12

30 - 60
3-6

60 - 180
0-3

Kadar air bebas dalam ( kg/m3)


150

180

205

225

20
40

Batu Pecah
Alami

180
135

205
160

230
180

250
190

Batu Pecah
Alami

170
115

190
140

210
160

225
175

Batu Pecah

155

175

190

205

Tabel 8.3. Jumlah semen minimum dan jumlah faktor air semen
maxsimum.
Uraian

Jumlah semen minimum

Nilai faktor air

per m3 beton ( kg / m3 )

semen

275

0.60

325

0.52

325

0.60

275

0.60

325

0.55

375

0.52

275

0.57

375

0.52

Beton didalam ruangan bangunan :


a. Keadaan keliling non-korosif
b Keadaan keliling korosif disebakan
oleh kondensasi atau uap korosif
Beton didalam ruangan bangunan :
a. Tidak terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
b Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung
Beton yang masuk ke dalam tanah :
a. Mengalami keadaan basah dan kering
berganti ganti.
b Mendapat pengaruh sulfat, alkali dari
tanah atau air tanah
Beton yang kontinu berhubungan dengan air
a. Air tawar
b. air laut

Tabel 8.4 Penhitungan Mix Design Metode British ( D.O.E )


No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Petunjuk untuk
perhitungan
Untuk Pondasi

Uraian

Kekuatan tekan karakteristi


Deviasi Standar
Nilai batas kekuatan
K x S (1.64 x 5.58)
Kekuatan tekan yang diperkirakan dapat
225 + 9.15
tercapai
Jenis semen Portland
Type
Jenis agregat kasar
Tabel 8.2
Jenis agregat halus
Tabel 8.2
Faktor air semen
Grafik 8.1
Faktor air semen maxsimum
Tabel 8.3
Slump
Tabel 8.1 dan 8.2
Ukuran maxsimum agregat kasar
Tabel 8.2
Kadar air bebas
2/3 wh + 1/3 wk
Kadar semen
K.air Bebas/ Fas
Berat jenis agregat keadaan ( JPK )
Hasil Lab
Berat jenis beton
Grafik 8.2
Kadar total agregat
D Ws - Wa
Gradasi agregat halus
Proporsi agregat ahalus
Kadar agregat halus
K. A. Total x 34 %
Kadar agregat kasar
K. A.Total - K.A.H

Nilai
225 Kg/Cm2
5.58 Kg/Cm2
9.15 Kg/Cm2
234.15 Kg/Cm2
I
Batu Bulat (alami)
Alami
0.6
0.6
60 180 mm
20 mm
201.67
336.12
2.5
2275
1737.21
Zona 2
34 %
590.65
1146.56

Komposisi Campuran Beton Dalam 1 M3


Banyak Bahan
1 m3

Semen

Air

Agregat Halus

Agregat Kasar

( Kg )
226.12

( Kg )
201.67

( Kg )
590.65

( Kg )
1146.56

Semen

Batu Alami
226.12/226.12 = 1
1146.56/226.12 =

:
3.4

Pasir
590.65/ 226.12 = 1.76

:
:

6. PENGADUKAN BETON
Proses pencampuran antara bahan bahan dasar beton, yaitu semen, air,
pasir

dan

kerikil

dalam

perbandingan

yang

baik

disebut

proses

pengadukan beton. Pengadukan ini dilakukan sampai warna adukan


sampai rata. Kelecekan yang cukup ( tidak cair tidak padat ) dan tampak
campurannya juga homogen. Pemisahan butir butir seharusnya tidak
boleh terjadi selama proses pengadukan ini. Cara pengadukan dapat
dilakukan dengan mesin. Pengadukan dengan mesin, Untuk pekerjaan
pekerjaan yang besar yang menggunakan beton dalam jumlah banyak,
pengadukan dengan mesin dapat lebih murah dan memuaskan. Beton
yang dibuat dengan mesin lebih homogen dan dapat dilakukan dengan
faktor air semen yang lebih sedikit daripada bila diaduk dengan tangan.

Pengadukan Dengan Mesin


Molen

Pengadukan Dengan Truck Ready Mix

Cor Mengunakan Lief


Congrete Pump

7. PENGUJIAN SLUMP TEST


Slump Test Dilakukan sebelum

pembuatan

benda

uji

untuk

mendapatkan kekentalan pada beton. Prosedur Pelaksanaan Pengujian


Slump Test
1. Basahi cetakan dan plat dengan kain basah
2. Letakkan cetakan di atas plat.

3. Isilah cetakan dengan beton segar dalam 3 lapisan sampai penuh,


tiap lapisan berisi kira kira 1/3 isi cetakan. Setiap lapisan
dipadatkan dengan cara menusuk nusuk dengan menggunakan
tongkat baja sebanyak 25 kali secara merata. Pada pemadatan,
tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bagian bawah tiap
lapisan. Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi dilakukan
dengan tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan dinding
cetakan.
4. Setelah pemadatan, ratakan permukaan benda uji dengan tongkat
dan biarkan selama 30 detik. Selama waktu menunggu ini cetakan
dan palt dibersihkan dari kelebihan beton segar.
5. Kemudian, angkat cetakan secara tegak lurus ke atas
6. Ukur ketinggian adukan beton yang dilakukan pada 3 titik,
hitunglah nilai rata - ratanya

8. PEMBUATAN BENDA UJI BETON


Sebelum cetakan diisi dengan beton, permukaan dalam dari cetakan
harus diminyaki dengan lapisan minyak yang tipis. Pemadatan beton
dilakukan seperti di lapangan yaitu dengan ditusuk tusuk atau dengan
alat penggetar beton khusus dibuat untuk tujuan tersebut permukaan
beton pada cetakan harus diratakan, kemudian diberi tanda yang jelas
dan tidak mudah hilang mengenai tanggal pembuatannya dan lain lain.
Pelaksanaan pembuatan benda uji di laboratorium pembuatan benda uji
dilakukan dengan cara mempersiapkan cetakan, periksa deminsinya,
kemudian kencangkan pengunci serta lumasi dengan oli .Letakan baja
tulangan yang berdiameter

16 mm dengan panjang tulangan 27 cm

tepat dibagian tengah cetakan dan posisikan tetap


selesai
segar

vertical

sampai

pengisian beton segar. Isi cetakan dengan adukan beton


secara

berlapis lapis

sebanyak 3 lapis, setiap lapis pertama

beton dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tumbuk


dengan tinggi jatuh sekitar 30 cm memakai mesin pengetar selama 10-15
detik agar gelembung- gelembung udara yang terperangkap bisa keluar
dan bisa juga mengunakan pemadat dilakukan pengetukan cetakan dari
samping

dengan menggunakan palu karet, setiap sisi pengetuk 8 kali.

Ratakan permukaan cetakan dengan menggunakan sendok semen,

cetakan dibuka setelah benda uji 24 jam, kemudian buka cetakan dan
keluarkan benda uji secara hati- hati jangan sampai tusuk.

Pembuatan Benda Uji Silinder

9. PERAWATAN BETON

Perawatan beton ialah suatu pekerjaan menjaga agar permukaan beton


segar selalu lembab sejak adukan beton dipadatkan sampai beton
dianggap cukup keras. Kelembaban permukaan beton itu harus dijaga
untuk menjamin proses hidrasi semen ( reaksi semen dengan pasir )
berlangsung dengan sempurna. Bila hal ini tidak dilakukan, akan terjadi
beton yang kurang kuat dan juga timbul retak retak. Selain itu
kelembaban permukaan tadi juga menambah beton lebih tahan cuaca dan
lebih kedap air.
Beberapa cara perawatn beton yang biasa dilakukan ialah :
a. Menaruh beton segar di dalam ruang yang lembab
b. Menaruh beton segar di atas genangan air
c. Menaruh beton segar di dalam air
d. Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah
e. Menggenangi permukaan beton dengan air
f. Menyirami permukaan beton setiap saat secara terus menerus.
Cara a,b dan c dilakukan terhadap contoh beton yang berbentuk kubus
atau silinder, adapun cara d,e dan f dilakukan untuk beton segar yang
dituang di lapangan / proyek. Agar proses hidrasi semen dapat berjalan
dengan baik. Maka perlindungan beton harus dilakukan maksimum 7 hari
setelah semen + air tercampur , dengan cara dijaga agar beton selalu
lembab. Perawatan beton dapat dipercepat dengan menaikan suhu beton,
engan prinsip tidak terjadi penguapan air dari beton segar ( perlu
pengawasan dan petunjuk tenaga ahli )
10. UMUR BETON
Kuat tekan beton bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton..
Kecepatan bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor antara lain faktor air semen dan suhu perawatan.
Semakin tinggi f.a.s semakin cepat kenaikan kekuatan betonnya.

Faktor Umur Beton


3

Hari

Hari

Semen Type II

0.45

0.65

0.88

0.95

1.00

1.20

1.35

Semen Type I

0.55

0.75

0.90

0.95

1.00

1.15

1.20

Umur

14

21

28

90

365

Hari

Hari

Hari

hari

Hari

Perbandingan Kekuatan Tekan Beton pada Berbagai Ukuran dan


Bentuk Benda Uji
Benda Uji Umur

Perbandingan Kekuatan Tekan

Kubus 15 x 15 x 15 cm

1.00

Kubus 20 x 20 x 20 cm

0.95

Silinder 15 x 30 cm

0.83

Perawatan Beton (rendam) di Lab


Perawatan Beton (disiram ) di Lap

11.

EVALUASI PEKERJAAN BETON

Kuat Tekan Beton Menentukan kekuatan tekan benda uji beton silinder
atau kubus yang dibuat dan dirawat di labaoratorium. Kekuatan tekan
beton adalah perbandingan beban terhadap luas penampang beton. Telah
diketahui bersama bahwa sifat beton pada umumnya lebih baik jika kuat
tekanya lebih tinggi. Dengan demikian untuk meninjau mutu beton
biasanya secara kasar hanya ditinjau kuat tekan saja.Dalam tiori teknologi
beton dijelaskan bahwa faktor faktor yang sangat mempengaruhi
kekuatan beton ialah :
1. Faktor air semen dan kepadatan
2. Umur beton
3. Jenis semen
4. Jumlah semen
5. Sifat agregat

Mesin Uji Tekan Beton

Hasil Pengujian Tekan Beton

Kekuatan tekan benda uji beton dihitung dengan persamaan berikut :

Kekuatan Tekan =

Pxg
A

Dimana :

= Kekuatan tekan (Mpa)

= Beban maksimum (kg)

= Percepatan grafitasi = 10 m / det2

= Luas penampang benda uji (mm 2)

( b - bm)

( b - bm)2

1 ( b' bm' )2
4

S=

N 1

Dimana :
S

= Standar deviasi

= Kekuatan tekan beton yang didapatkan dari masing masing

benda uji ( kg/cm )


m

= Kekuatan tekan beton rata rata ( kg/cm ) menurut rumus :

1.64

= Nilai Konstanta

4.

bk = bm - 1,64 s

K. 225

B
U

1
2
3
4

B
U

1
2
3
4

BENDA UJI KUBUS 15 X 15 X 15 CM

Beban
Pembacaa
n
( kN)
A
350
360
360
370

Luas

Beban

Kuat

Kuat Tekan

Penampang
(Cm2)

Konversi
(Kg)

Tekan
(Kg/Cm2)

C
35000
36000
36000
37000

D=c/b
155.556
160.000
160.000
164.444

Konversi
Faktor Umur
(Kg/Cm2)
e = d / 0.65
239.316
246.154
246.154
252.991

Kuat Tekan
Karakteristik
(K)
(Kg/Cm2)

225

Kuat Tekan

Kuat Tekan

Standar

(Kg/Cm2)

Rata-rata
(Kg/Cm2)

Deviasi
(S)

g=f
239.316
246.154
246.154
252.991
(6.838)
0.000
0.000
6.838

K = h - 1.64 .
S

h=g/4
246.154

46.75
0.000
0.000
46.753
93.506

5.583

237.00

236.998
31.17. 0.5

5.583

239.316 246.154 = -6.8382 = 46.75


0
0
239.316 246.154 = -6.8382 = 46.75

15
15

246.154 - 1.64 . 5.583 = 237.00

15
Benda Uji Kubus

TABEL KUAT TEKAN BETON


REKANAN

= CV. HUTAMA KARYA

NAMA PROYEK

= GEDUNG ADM

LOKASI PROYEK

= LANGSA

MUTU BETON

= K - 225

BENTUK BENDA UJI

= KUBUS 15 X15 X 15 CM

Tanggal Cor

Bera

N
Cetak

Test

13 3 - 14

13 3 - 14

13 3 - 14

13 3 - 14

20 3 14
20 3 14
20 3 14
20 3 14

K. Tekan

Prediksi

Umur

K.

K.

Umur 7

Pada Umur

Hari

Tekan

Tekan

kN

Kg

Kg/cm2

Kg/cm2

340

34000

151.11

232.48

225

380

3800

168.89

259.83

10

225

420

42000

186.67

287.18

10

225

300

30000

133.33

205.13

RATA - RATA

246.15

(A)

Cm

Cm2

8000

10

225

8000

10

8000
8000

Gra
m

Luas

Slum

Catatan :
P

Kg/cm2

P/A
P

=
=

Kg/cm2
Kuat Tekan Beton

Hr

28 Hr

1 KN

Luas Bidang Tekan Beton


=

Luas Kubus

101,9 Kg
=

15

15 x 15 = 225

15
34000 / 225

151.11 / 1.00 = 151.11 / 0.65

232.48 Kg/cm2

15
Faktor Bentuk

Faktor Umur

12. PERENCANAAN BETON DENGAN METODE MODIFIKASI ACI


Beton merupakan suatu campuran yang terdiri semen, agregat kasar
(kerikil), agregat halus (pasir)dan air dengan proporsi tertentu. Proporsi
dari bahan campuran harus ditentukan sedemikian rupa sehingga
memenuhi kriteria minimum dari :
1.
2.
3
4

Kekuatan (strength) rencana

Ketahanan (durability) setelah beton mengeras


Ekonomis dalam pemakaian semen yang optimum
Kekenyalan / kelecekan (workability) tertentu yang memudahkan
pekerjaan

pencampuran beton, penempatan adukan beton pada cetakan / bekisting


dan kehalusan muka (finishability) beton. Untuk menentukan proporsi dari
bahan campuran ditentukan dengan menggunakan rumusan, grafik dan
tabel empiris berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan. Oleh
karena itu, grafik dan tabel pada penentuan proporsi bahan beton adalah
empiris. Maka dalam pembuatan dengan tingkat perencanaan kekuatan

tertentu maka sangat diharus untuk membuat proporsi adukan rencana


yang disebut adukan uji coba atau trial mix. Berdasakan hasil trial mix
inilah beton dibuat, setelah dari pemeriksaan sifat fisis benda uji
terpenuhinya ketentuan kekenyalan, kekuatandan sifat ekonomis adukan.
Tabel 3.1 Volume Agregat Kasar Per Unit Volume Beton
Diemeter Maksimum
Agregat
mm
9.5
12.5
19
25
37.5
50
75
150

Volume Agregat Kasar Per Unit Volume Beton


Untuk Finenenss modulus yang Berbeda dari
Agregat Halus
2.40
2.60
2.80
3.00
0.50
0.48
0.46
0.44
0.59
0.57
0.55
0.53
0.66
0.64
0.62
0.60
0.71
0.69
0.67
0.65
0.75
0.73
0.71
0.69
0.78
0.76
0.74
0.72
0.82
0.80
0.78
0.76
0.87
0.85
0.83
0.81

Tabel Hubungan Fas dengan Kuat Tekan Beton


Kuat tekan beton
( Kg / cm2 )
450
400
350
300
250
200
150

Fas
0.38
0.43
0.48
0.55
0.62
0.70
0.80

Tabel 3.2 Nilai W/C Berdasarkan Jenis Struktur dan Kondisi


Lingkungan

Type of Structure

Structure Wet Continuously


or Frequenly and Exposed to
Freezing and Thawing

Structure Exposed Sea


Water or Sulfates

Thin sections (railling,


cubs, silts, ledges,
ornamental work) and
sections with less than 5
mm cover over steel
All other structures

0.45

0.40

0.50

0.45

Tabel 3.3 Hubungan Antara W/C dan Kekuatan Tekan Beton


Water Cement Ratio, by Mass
Compressive
Non Air Entrined
Air Entrined Concrete
Strength at 28
days, MPa
Concrete
40
0.42
35
0.47
0.39
30
0.54
0.45
25
0.61
0.52
20
0.69
0.60
15
0.79
0.70
Tabel 3.6 Jumlah Air yang Diperlukan Per Unit Beton dan Udara
Terperangkap untuk
Berbagai Slump dan Ukuran Diameter Maksimum Agregat
Slump
(mm)
25 -50
75 - 100
150 - 175

Berat Air (kg/m3) Per Unit Beton


Ukuran Diameter Maksimum Agregat Kasar
9.5 mm 12.5 mm 19 mm 25 mm 37.5 mm 50 mm 75 mm
207
199
190
179
166
154
130
228
216
205
193
181
169
145
243
288
216
202
190
178
160
Persentase udara yang terkandung dalam unit beton
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0.3

150 mm
113
124
0.2

Prosedur Perencanaan (Mix Design)


Prosedur perencanaan dengan metode modifikasi ACI terdiri dari
beberapa langkah kerja yaitu :
1.

Menetapkan kekuatan / mutu beton yang diinginkan, cetakan benda


uji standar adalah silinder dengan diameter 15 cm tinggi 30 cm.

2.

Menetapkan konsistensi dengan slump beton struktural berdasarkan


tabel 3.4

3.

Menetapkan

diameter

maksimum

butiran

agregat

kasar

yang

digunakan sesuai dengan jenis kontruksi berdasarkan tabel 3.5


4.

Menetapkan

jumlah

air

dan

persentase

volume

udara

yang

terperangkap per unit beton


5.

berdasarkan nilai dari slump dan ukuran diameter agregat kasar


maksimum. Jumlah air per unit beton diperoleh berdasarkan tabel 3.6

6.

Menetapkan nilai W/C berdasarkan sifat ketahanan beton terhadap


kondisi lingkungan sesuai dengan tabel 3.2 dan juga berdasarkan atas
kekuatan rencana sesuai dengan tabel 3.3. Nilai W/C bagi perencanaan
diambil yang terkecil diantara kedua nilai tersebut.
Jumlah semen yang diperlukan per unit beton berdasakan jumlah air

7.

yang diperoleh pada langkah 4 dan nilai W/C yang diperoleh pada langkah
5.

Vol Semen
Vol Air
Vol Halus
Vol Kasar
Bj Semen
3.15

Zak
7.72

Semen
386
1

0.122
0.187
0.262
0.410
1.0
Pasir
656.19
1.
69

M3
M3
M3
M3
M3
Kerikil
1018.59
2.
64

Semen Untuk 1 m3 = 386 / 50 Kg

386 / ( 3.15 x 1000 )


= 0.122
183.70 / 1000
= 0.187
656.19 /( 2.50 x 1000 ) = 0.262
1018.59 /( 2.48 x 1000 ) = 0.410
Air
183.70

Udara
1.5

Berat Isi
2244

= 7.72 Zak

Material Untuk 1 zak semen


Semen

7.72
7.72

Pasir

0.262
7.72

0.56

= 0.034

Zak

= 0.034 M3 Kotak Pasir = 0.2

0.3

Kerikil
0.66

0.410
7.72

= 0.053 M3 Kotak Pasir = 0.2

= 0.053
0.2

0.61

0.4

0.35

(Ukuran Tong)

Ukuran Tong Agregat

20 Cm

35 Cm

61 Cm
TABEL KUAT TEKAN BETON
REKANAN
NAMA PROYEK
LOKASI PROYEK
MUTU BETON
BENTUK BENDA UJI
Tanggal Cor
N
o

= CV. CIPTA KARYA


= GEDUNG LAB
= BANDA ACEH
= Fc 25 Mpa
= SILINDER 15 X 30 CM

Bera
t

Cetak

13 3 - 14

13 3 - 14

13 3 - 14

13 3 - 14

Test

Gra

20 3 -

m
1200

14
20 3 -

0
1100

14
20 3 -

0
1200

14
20 3 -

0
1100

14

Slum

Luas

(A)

Cm

Cm2

10

176.6

K. Tekan

Konver

Prediksi

Umur

K.

Umur 7

si

Pada Umur

Hari

Tekan

Hr

Ke

28 Hr

kN

MPa

Silinder

MPa

240

13.78

16.60

25.54

250

14.36

17.30

26.61

10

3
176.6
3

10

176.6
3

265

15.22

18.33

28.20

10

176.6
3

240

13.78

16.60

25.54

RATA - RATA

Catatan :

26.47

Fc / A

Mpa

15
Fc

Kuat Tekan Beton

Luas Bidang Tekan Beton

1 Mpa

10.143

Luas Silinder =

30

1/4 . . D2

= 0.25 . 3.14 . 152 = 176.63


Vol

Silinder =

1/4 . . D2. T

= 0.25 x 3.14 x 0.152 x 0.30 =

0.0053
240/176.63*10.143 = 13.78 / 0.83

= 16.60 = 16.60 / 0.65 =

25.54 Mpa
13

Faktor Bentuk
Faktor Umur
Langkah Langkah yang Harus Diambil Jika Hasil Uji Beton

Kurang Memuaskan.
Apabila hasil pemeriksaan benda uji yang dirawat di laboratorium
menunjukan bahwa ada salah satu hasil uji ( rata rata dari benda uji
yang diambil dari beton pada saat yang amam ) yang kuat tekannya
kurang dari 85 % kuat tekan yang disyaratkan atau apabila hasil uji kuat
pasang benda uji yang dirawat di lapangan menunjukan kurang dari 85 %
dari hasil uji yang dirawat di laboratorium., maka harus diambil angkah
untuk memastikan bahwa struktur beton masing mempunyai daya dukung
beban rencana yang cukup artinya tidak membahayakan.
Langkah pertama yang dapat diambil antara lain melakukan analisis ulang
struktur berdasarkan kuat tekan beton yang aktual. Jika langkah pertama
telah menunjukkan bahwa struktur tidak akan mampu menahan beban
yang bekerja maka lankah kedua ialah uji tidak merusak ( non destructive
tests ) misalnya Hammer Test atau semi destructive tests yaitu uji Bor
Inti ( core drill ), pada daerah yang diperkirakan kurang memenuhi syarat.
Alat uji Schmidt Rebound Hammer ( Hammer Test ), ditemukan pada
tahun 1948 dan sangat populer digunakan karena sederhana ( Mindess,
1981 ), alat ini mengukur besar pantulan dan massa baja keras yang

dibentuk pada permukaan beton dengan suatu per rumus secara teoritis
yang menghubungkan antara besar pantulan dan kuat tekan beton
tanpaknya belum ada, jadi hanya hubungan empiris saja yang dipakai.
Karena sebenarnya yang terukur adalah kekerasan permukaan beton
maka hal hal berikut perlu diperhatikan :
1

Lapisan permukaan yang sudah dilapisi harus dikupas dan

permukaan beton
perlu dihaluskan
2

Permukaan beton harus kering

Bagian beton yang diuji harus kaku ( tidak bergetar )

Gambar Alat Hammer Test

Gambar Uji Hammer Test

Uji Hammer ini sangat peka terhadap keadaan lokal permukaan beton
( Neville 1975)
misalnya

ada

butiran

besar

kerikil

di

bawah

permukaan

akan

memperbesarnilai pantulan, sebaliknya adanya pori udara di bawah


permukaan tersebut akan menurunkan nilai pantulan. Pemukulan pada
tempat yang sama akan memperbesar nilai pantulan juga karena
permukaan

memjadi

lebih

padat.

Untuk

menghindari

kesalahan

pengukuran maka pada setiap titik yang diperiksa sebaiknya dilakukan


pukulan sebanyak 10 kali pada titik pukulan yang berbeda dengan
permukaan yang kira kira seluas 100 mm x 100 mm. Nilai rata dari 10
pukulan tersebut diambil sebagai hasil uji pada titik tersebut. Nilai deviasi
( penyimpangan ) stndar dari hasil uji hammer ini lebih besar dari pada
hasil

uji

tekan

langsung,

namun

cara

uji

ini

sangat

sederhana

( menghemat waktu dan tenaga ) maka sangat populer dilakukan. Jika uji
bor dipilih maka beberapa hal penting berikut perlu diperhatikan ( SK SNI
M-61-1990-03 ).
a
b

Umur beton yang dibor minimum 14 hari


Diameter benda uji bor inti minimum sebesar tiga kali ukuran

maksimum kerikil

yang ada dalam beton.


c
d

Pengeboran harus tegak lurus pada elemen struktur


Titik bor harus dipilih pada tempat yang tidak membahayakan

struktur, misalnya
jangan dekat sambungan atau momen maksimum.
e

Lubang bor jangan memotong tulangan utama.

Lubang bor harus segera ditutup dengan beton yang mutunya

tidak kurang dari beton semula.


Pengambilan benda uji bor ini dilakukan di daerah yang kuat tekanya
diragukan dan minimum diambil tiga buah benda uji bor inti. Selanjutnya
kuat tekan beton dapat dianggap tidak membahayakan jika hasil uji bor
inti memenihi dua syarat berikut.
a.

Kuat tekan rata rata dari tiga benda uji hasil bor inti ( satu titik
bor diambil 3 benda uji mempunyaikuat tekan tidak kurang dari
0.85. fc.

b. Kuat tekan masing masing benda uji hasil bor inti tidak ada
satupun yang kurang dari 0,75. fc.

Gambar Uji Bor Inti ( Core Drill )


Jika hasil uji bor inti ternyata menunyukan bahwa beton tidak memenuhi
syarat maka langkah berikutnya dapat berupa uji beban untuk menguji
bagian struktur yang diragukan atau langkah langkah lain yang
dianggap tepat oleh penanggung jawab proyek.
HASIL KUAT TEKAN HAMMER TEST

Hasil Kuat Tekan di Rata-ratakan


1.

bm = b / n
26+32+26+25+32= 141/5 = 28.2
2

b - bm
26 - 28.2 = -2.2

= -2.22

32 - 28.2 = 3.8

= 3.82

26 - 28.2 = -2.2

= -2.22

25 - 28.2 = -3.2

= -3.22

32 - 28.2 = 3.8

= 3.8

48.8 / 4 = 12.2

1 ( b' bm' )2
N 1
3

SD =

4.

12.22
s1

= 6.1

bk = m 1.64 x SD
260 1.64 x 6.1 = 250 Kg/cm2

14 BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGTH CONCRETE)


Difinisi Beton Mutu Tinggi.
Aspek paling umum dari beton mutu tinggi meskipun tidak kesepakatan
universal, umumnya pengertian mutu tinggi adalah di atas 60 Mpa. Ini
terutama disebabkan standar perencanaan saat ini tidak memberikan

informasi cukup untuk kekuatan di atas ini. Beton mutu tinggi dengan kuat
tekan 55 70 Mpa telah dapat dibuat oleh produsen ready- mix . Kuat
tekan lebih dari 100 Mpa sudah bisa didapatkan dilaboratorium. beton
mutu tinggi bermanfaat pada pracetak dan pratekan. Pada bangunan
tinggi mengurangi beban mati. Kelemahannya adalah kegetasannya.
Produksi

beton

mutu

tinggi

memerlukan

pemasok

untuk

mengoptimasikan 3 aspek yang memenuhi kekuatan beton ;


1

Mutu Pasta semen

Mutu Agregat

Workability beton segar

lekatan semen dengan agregat.

Ini perlu diperhatihan pada semua aspek produksi, yaitu pemilihan


material mix design , penanganan dan penuangan. Kontrol kualitas adalah
bagian yang penting dan memerlukan kerja sama penuh antara pemasok,
perencana dan kontraktor.
Berbagai Beton Mutu Tinggi
Jenis
Konsistensi
normal
No. Slump
w/c rendah
Compacted
14.1

Faktor air
semen
0,35 0,40
0,30 0,45
0,20 035
0,05 0,30

Kuat tekan
28 hari

Catatan

( Mpa )
35 80

Slump 50 100 mm,

35 50
100 170
70 240

semen >
Slump < 25 mm
Pakai Admixtures
Tekanan > 70 Mpa

Material
Tidak hanya semen tetapi juga dibantu dengan suplemen bahan

tambah seperti Fly Ash, Condensed Silika Fume, Blast furance slag 5 10
% dari total berat semen. Admixture high water reducingdiperlukan untuk
diperbaiki kelecekan dan retarding admixture untuk memudahkan set dari
campuran air / pengikat
14.2

Campuran Kimia ( Chemicel admixture )

Material

campuran

telah

digunakan

secara

luas

dalam

memproduks i beton mutu


Tinggi. Metrial ini termasuk didalam Air-entraining agents (zat tambahan
gelembung udara ) material campuran kimia dan material campuran
mineral Air-entraining agents umumnya merupakan surfactantsyang
dapat berkembang menjadi gelembung udara yang dapat meningkatkan
durabilitas beton ( untuk daerah yang mengalami musim dingin ).
Campuran kimia yang biasanya dibuat dengan variasi campuran dari
lignosulfonates,

carbohydrates,

melamine

dan

accelerator

organik

pemilihan type dan merek dan dosis untuk semua material Menurut
Taufik Saidi ( Modul 2001 ), campuran harus mempertimbangkan
performence material lainnya.
14.3

Air-entraining Agents ( ASTM C 260 )


Pemakaian Air-entraining agents hanya direkommendasikan untuk

meningkatkan durabilitas di daerah yang mengalami musim dingin.


Pengaruh pemakaian material ini dapat menurunkan kekuatan, sehingga
alasan

penggunaanya

Perencanaan

campuran

hanya
beton

mempertimbangkan
mutu

tingga

durabilitas

yang

saja.

menyertakan

penggunaan semen dalam jumlah banyak adalah hal yang tidak biasa
untuk beton normal. Penggunaan retarder dapat diberikan keuntungan
dalam hal mengontrol proses hidrasi awal. Lebih lanjut struktur dengan
beton

mutu

tinggi

biasanya

mempunyai

banyak

tulangan

yang

mengakibatkan pengecoran menjadi sulit. Penggunaan retarder dapat


mengontrol tingkat pengerasan dan memberikan jadwal pengecoran
menjadi lebih longar. Karena menggunakan retarder dapat menigkatkan
kekuatan sesuai dengan jumlah dosis yang digunakan , campuran beton
sebaiknya direncanakan sesuai dengan jumlah dosis dan peningkatan
kekuatan yang diinginkan. Namun pada umumnya penggunaanya lebih
diarahkan ke minimalkan perbedaan kekuatan akibat pengaruh suhu.

14.4

Normal setting water reduccers ( Type A )


Penggunaan material ini dapat meningkatkan kuat tekan tanpa

mengubah tingkat
Pengerasan. Penggunaan didasarkan pada performance kekuatan yang
diinginkan, pemakaian di atas jumlah normal secara umum dapat
meningkatkan kekuatan dan memperpanjang waktu setting.
14.5

High-range water reduccers ( HRWR )


HRWR tipe F dan G dapat memberikan performance kekuatan tekan

tinggi, khususnya pada umur awal beton ( 24 jam ) . Penggunaan HRWR


pada beton mutu tinggi memungkinkan pencapaian kuat tekan pada suatu
nilai slump atau slump yang lebih besar.
14.6

Accelerator, type C dan F


Penggunaan Accelerator untuk beton mutu tinggi tidak dianjurkan

kecuali sangat diperlukan seperti keharusan pembukaan mall dengan


segera . Penggunaan Accelerator biasanya untuk mempercepat proses
percepatan

pengerasan

yang

biasanya

counterproductive

dengan

perkembangan kekuatan jangka panjang.


14.7

Admixture combination
Kombinasi dari high-range water reducer dengan normal-setting

water atau retarder telah biasa digunakan untuk mencapai performance


yang optimum dengan biaya rendah.
Peningkatan kekuatan, kontrol waktu setting dan workability dapat dicapai
dengan mengoptimasikan combinasi.
14.8

Mineral admixture and slag cement


Material campuran mineral dalam dua katagori utama yaitu flya ash

dan silica fume dan slag cement telah digunakan secara umum dalam
memproduksi beton mutu tinggi.

14.9

Fly Asht
Fly ash yang digunakan untuk beton mutu tinggi diklasifikasi dalam 2

klas. Fly ash klas F secara normal diproduksi dari pembakaran anthracite
atau batubara bituminous dan memiliki sifat sifat pozzolan tapi sedikit
atau bahkan tidak memiliki sifat sifat semen Fly ash klas C secara umum
diproduksi dari pembakaran lignite atau batubara subbituminous dan
selain memmiliki sifat sifat pozzolan jenis ini juga memiliki sifat sifat
semen.
15

Silica fume
Silica fume dan bahan

campuran yang mengandung silica fume

telah umum digunakan dalam beton mutu tinggiuntuk maksut struktural,


permukaan dan sebagai bahan untuk memperbaiki ketahanan abrasi dan
permeabilitas rendah.
Silica fume berisikan partikel partikel yang sangat halus seperti kaca
dengan luas permukaan menyerupai 20.000 m2 / kg, bila diukur dengan
cara absorbsi nitrogen . Distribusi ukuran partikel memperlihatkan
kebanyakan partikelnya lebih kecil dari 1 mikronmeter dengan diameter
rata rata kira kira 0,1 m, dimana lebih kurang 100 kali lebih kecil dari
ukuran semen . Specific gravity silica fume berkisar 2,2 s/d 2,5. Bulk
density antara 160 s/d 320 kg / m2.
15.1

Bonding admixture
Umumnya emulsi air dan material organik seperti karet, polyvinyl

klorida, polyvinyl acetat, acrylics dan butadiene styrene, copolymes.


Meraka ditambahkan ke dalam campuran semen atau dikuaskan pada
permukaan beton lama untuk menambah kekuatan lekatan antara beton
lama dan baru. Umumnya ditambah dalam proporsi 5 20 % berat semen,
jumlah tergantung kondisi di lapangan dan jenis bahannya. Dapat

menyebabkan beberapa pertambahan kandungan udara. Jenis nonreemulsifiable adalah tahan terhadap air, lebih cocok untuk penerapan
eksterrior dan dipakai dimana ada kelengasan. Hasil optimum hanya
sebaik permukaan yang dilapisi. Permukaan harus bersih, kering, baik
(sound ), bebas dari kotoran , debu,cat dan oli. Kegunaan dari bonding
admixture adalah untuk meningkatkan daya lekat pasta semen, mortar
dan beton . Komposisi polyvinyl acetat (PVA) , styrene butadine

(SBR)

atau acrylic.

15.2 Grouting admixture


Digunakan untuk mencegah terjadinya susut dan menunda set.
Karenanya digunakan untuk menstabilkan fondasi, mengisi retak dan
sambungan, menyemen sumur minyak, megisi lubang (cores) dan tembok
bata , grout pada tendon dan baut baut angker dan preplacet-agregates
menuntut lubang lubang angker pada pondasi , memperbaiki retak
retak dan keropos , mengisi tendon baja pada beton pratekan. Grouting
admixture tidak dapat susut dan mempunyai kekuatan yang tinggi.
Bentuk ancer sehingga mudah untuk diinjeksikan kedalam beton . Tidak
mengandung klorida sehingga dapat dipakai pada beton bertulang, dan
tidak menimbulkan korosi pada baja tulangan. Hanya saja harganya jauh
lebih mahal daripada semen portland biasa ( 10 kalilipat ). Komposisi:
a.

Material seperti gel, clays, pregalatine starch, methyl, cellulose yang


berfungsi untuk mencegah kecepatan hilangan air dan grouting
admixture.

b.

Bentonite clays : berfungsi untuk mengurangi slurry density.

c.

Material seperti barite dan iron filings yang berfungsi meningkatkan


berat jenis.

d.

Natural gums ditambah untuk mecegah susut dari grouting tersebut.

15.3

Waterstop
Waterstop digunakan untuk menghidari terjadinya kebocoran pada

daerah dimana pengecoran harus dihentikan , misalnya pada lantai dan


dinding kolom renang, tower air, juga untuk sambungan sudut atau
pertemuan dinding. Type waterstop ada dua jenis , yaitu untuk contruction
joint dan expansion joint. Bahan dari karet dan PVC.
Kegunaan utama dari waterstop karet adalah:
1.

Untuk struktur hidrolis di mana terjadi gerakan sambungan yang

besar
2.

Untuk bendungan dan bangunan air lainya.

3.

Gorong gorong untuk stasiun pembangkit tenaga dan di daerah

yang

mempunyai

kemungkinan

untuk

menyusut.

Waterstop

PVC

mempunyai kegunaan yang sama tetapi untuk kondisi yang lebih ringan.
MUTU BETON K 300

1 M3 Beton
Superplasitizer = 0.6 / 100 X 456.82 = 2.76 Kg (Bahan Addetive 0.2 % 0.6 %)
Air

= 216.72 2.76

Pasir

= 594.31 Kg

Kerikil

= 213.96 Kg

= 940.13 Kg

Untuk 5 Buah Silinder


Volume = D2.T = 0.25 x 3.14 x 0.152 x 0.30 = 0.0053 x 5 Bh Silinder
x 1.1 F. Kea = 0.029
Superplasitizer = 2.76 x 0.029

= 0.08 Kg (Bahan

Addetive)
Semen

= 456.82 x 0.029

= 13.33 Kg

Air

= 213.96 x 0.029 - 2.76

= 3.53 Kg

Pasir

= 594.31 x 0.029

= 17.23 Kg

Kerikil

= 940.13 x 0.029
Vol SP
Vol Semen
Vol Air
Vol Halus
Vol Kasar

0.003
0.145
0.214
0.237
0.376
1.0

M3
M3
M3
M3
M3
M3

= 27.26 kg

2.76 /1000
456.82 / ( 3.15 x 1000 )
213.96 / 1000
594.31 ( 2.51 x 1000 )
940.13 ( 2.50 x 1000 )

= 0.003
= 0.015
= 0.214
= 0.237
= 0.376

Bj Semen
3.15

Zak
9.2

Seme
n
456.82
1

Semen Untuk 1 m

Pasir
594.31
1.
3

Kerikil
940.13
2.
1

Air
213.96

= 456.82 / 50 Kg

Udara
2.5

Berat Isi
2205

= 9.20 Zak

Material Untuk 1 zak semen


Semen

9.20
9.20

Pasir

0.237
9.20

0.44

Zak

= 0.026 M3 Kotak Pasir = 0.2

0.3

= 0.041 M3 Kotak Pasir = 0.2

0.4

= 0.026

Kerikil
0.51

0.376
9.20

= 0.041
0.2

0.48

0.35

(Ukuran Tong)
Ukuran Tong Agregat

20 Cm

35 Cm

48 Cm
TABEL KUAT TEKAN BETON
REKANAN
NAMA PROYEK
LOKASI PROYEK
MUTU BETON
BENTUK BENDA UJI
N

Tanggal Cor

= CV. BINTANG
= GEDUNG KANTOR BUPATI
= LHOKSEUMAWE
= Fc 30 Mpa
= SILINDER 15 X 30 CM
Berat

Slump

Luas

Umur

Kuat Tekan Pada

Cetak

1
2

15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14
15 3 - 14

3
4
5
6

Test
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14
22 3 - 14

Gram

Cm

12000
11000
12000
11000
12000
11000

10
10
10
10
10
10

(A)

Hari

Cm
176.63
176.63
176.63
176.63
176.63
176.63

28
28
28
28
28
28

K. Tekan

Umur 28 Hari

kN
1600
1550

MPa
110.70

1500
1870
1770
1700
Rata rata =

Catatan :
Fc / A

Mpa

15
Fc

Kuat Tekan Beton

Luas Bidang Tekan Beton

1 Mpa

10.143

Luas Silinder =

30

1/4 . . D2

= 0.25 . 3.14 . 152 = 176.63


Vol

Silinder =

1/4 . . D2. T

= 0.25 x 3.14 x 0.152 x 0.30 =

0.0053
1600/176.63*10.143 = 91.88 / 0.83

= 110.70 / 1.00 = 110.70

Mpa
Faktor Bentuk

Faktor Umur

Anda mungkin juga menyukai