Anda di halaman 1dari 20

GRADASI

PADA
AGREGAT
Kelompok 5:
Fitri Aryani Denis Agus J
01 D512011005 04 D512011023

Sumiati Ridhwan Hamimu


02 D512011013
05 D512011035

Yazka Alfatih R
03 D512011018
01
Pengertian
Gradasi Agregat
Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar
atau beton. Walaupun berfungsi sebagai bahan pengisi, karena
volume agregat pada beton ± 70% volume beton, agregat sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat mortar/beton, serta memberikan
kekuatan pada beton, sehingga kualitas agregat sangat
mempengaruhi mutu beton yang akan dihasilkan. Karena itu
karakteristik agregat perlu dipelajari.

Agregat yang dipergunakan untuk mendapatkan beton dengan


kualitas baik, paling sedikit mempunyai dua kelompok ukuran,
pada beton umumnya kelompok tersebut adalah kelompok agregat
halus (ukuran butir ≤ 4,50 mm) dan kelompok agegat kasar (ukuran
butir > 4,50 mm).
Umumnya agregat dipisahkan menurut ukuran butirnya:

• Ukuran butir > 40 mm disebut batu.


• Ukuran butir 4,80 – 40,00 mm disebut Agregat Kasar/Kerikil/Split.
• Ukuran butir ≤ 4,80 mm Agregat Halus/Pasir.

Agregat dengan ukuran butir < 1,20 mm sering disebut Pasir Halus, sedang
jika ukuran butir < 0,075 mm disebut Silt, dan bila< 0,002 mm disebut
Clay.

Agregat yang umum digunakan dalam campuran beton


berukuran ≤ 40 mm, selain itu agregat harus mempunyai bentuk yang baik
(bulat Atau mendekati kubus), bersih (kandungan lumpur pada pasir < 5%,
kerikil < 1%), keras, kuat dan gradasinya baik. Juga harus mempunyai
kestabilan kimiawi, dan dalam kondisi tertentu harus tahan aus dan tahan
Fungsi Agregat pada Beton

1 2

Agregat Kasar Agregat Halus


• Bahan pengisi, ± 70% volume beton • Memberikan sifat-dapat-dikerjakan
• Memberikan stabilitas volume dan dan keseragaman campuran
keawetan • Membantu semen dalam merekatkan
• Memberikan kekuatan agregar kasar
• Mencegah terjadinya segregasi pasta
semen dengan agregat kasar
Klasifikasi Agregat
1 3 5
Geologikal Tekstur Ukuran
Permukaan Butir
2 Agregat 4 Agregat
Bentuk Berat
Butir Agregat
Agregat
Alat dan
Bahan
Agregat kasar berupa kerikil atau batu pecah adalah agregat yang semua butir tertinggal diatas
ayakan 4,80 mm. Menurut SNI - 03 - 2847 – 2002, agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
disintegrasi 'alami' dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industry
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm sampai 40 mm. Agregat kasar
Adalah agregat yang tertahan saringan No. 4 (spesifikasi dari AASHTO, American
Association of State Highway and Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga).
Menurut SK SNI S – 04 – 1989 – F, kerikil harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang
baik, sehingga rongganya sedikit. Mempunyai modulus kehalusan antara 6-7,10 dan harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
• Sisa di atas ayakan 38 mm, harus 0 % dari berat.
• Sisa di atas ayakan 4,8 mm, 90 % - 98 % dari berat.
• Selisih antara sisa-sisa komulatif di atas dua ayakan yang berurutan, maksimal 60% dan minimal 10% dari berat.
Agregat yang digunakan dalam campuran beton, terdiri dari
60% - 75% daari volume totalnya. Oleh karena itu perlu
perhatian terhadap agregat ini, sebab pemilihan perhitungan
agregat akan sangat berpengaruh pada mutu beton. Dalam
mencampurkan agregat, diperlukan pembatasan ukuran
nominal agregat, yang bertujuan melengkapi jaminan
terbungkusnya tulangan dan mengurangi adanya kekeroposan
pada beton.
1. Kerikil 16000 gram

2. Saringan ukuran
1 " ; " ; " ; 4,76 mm
4. Timbangan
Digital

3. Ember
Prosedur Pengerjaan :
1. Menyiapkan benda uji
₋ Agregat kasar (1 cm - 2 cm) : 2000 gram
- Agregat medium (6 mm– 15 mm) : 2000 gram
- Agregat halus (0 mm – 5 mm) : 1000 gram.

2. Memasukkan semua benda uji ke dalam oven untuk mencapai kondisi oven dry.

3. Mengeluarkan benda uji dan membiarkan benda uji untuk beberapa saathingga suhu turun.

4. Menyiapkan saringan
₋ Sampel agregat kasar: No.1”, ¾”, ½”, 3/8”, 4”, 8”, dan Pan
₋ Sampel agregat medium : ½”, 3/8”, 4”, 8”, 16”, 30”, dan Pan
₋ Sampel agregat halus : No. 4”, 8”, 30” 50”, 100”, 200”, dan Pan
5. Menyusun saringan dengan susunan ukuran diameter saringan terbesar berada di
bagian atas.
6. Memasukkan benda uji ke dalam saringan paling atas pada susunansaringan.
7. Meletakkan susunan saringan ke atas mesin pengguncang. Mesin pengguncang
dinyalakan selama 15 menit.
8. Setelah 15 menit, menimbang berat agregat yang tertahan setiapsaringannya.
Berikut adalah data-data yang diperoleh dari praktikum
berikut pengolahan datanya :
1. Agregat Kasar (1 cm – 2 cm)
2. Agregat Medium (6 mm – 15 mm)
3. Agregat halus (0 mm – 5 mm)
Pengertian
02 Gradasi
Gradasi atau susunan butir adalah distribusi dari ukuran agregat.
Distribusi ini bervareasi dapat di bedakan menjadi tiga yaitu
gradasi sela (gap grade), gradasi menerus (continous grade) dan
gradasi seragam (uniform grade). Untuk mengetahui gradeasi
tesebut dilakukan pengujian melalui analisa ayak sesuai dengan
standard dari BS 812, ASTM C33, C 136, ASHTO T.26 ataupun
Standard Nasional Indonesia.
Macam-Macam Agregat Berdasarkan
Gradasi

Gradasi Sela
Gradasi Menerus Gradasi Seragam
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai