Anda di halaman 1dari 26

Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

BAB I
PENDAHULUAN

A. UMUM
Kualitas perkerasan aspal sangat tergantung salah satunya dari kualitas campuran
aspal yang diproduksi dalam mesin pencampur aspal (asphalt mixing plant). Dengan
kualitas yang baik dari campuran aspal tersebut akan dapat dibangun suatu
konstruksi jalan yang memenuhi syarat sebagai jalan yang baik untuk segala cuaca
dan dapat menahan beban lalu lintas yang melintasinya.

Sedangkan kualitas campuran aspal yang baik ditentukan dengan kualitas material
dan proses pencampurannya.

Mutu campuran aspal akan menyangkut mutu yang dipakai sebagai material utama,
aspal sebagai material pembungkus/ penyelimut dan material filler sebagai pengisi
rongga dan meningkatkan daya lentur aspal. Sedangkan proses pencampuran akan
menyangkut pembentukan material tersebut agar memenuhi syarat sebagai bahan
campuran aspal yang baik misalnya tingkat pengeringan dan pemanasan agregat
yang tepat, pemanasan aspal yang tepat serta proporsi yang tepat.

Meskipun kondisi tersebut sudah ditetapkan dalam mix design (job mix formula/
formula campuran kerja) oleh teknisi di laboratorium, namun secara garis besar
operator perlu mengenal material pencampur aspal tersebut sehingga dapat
membantu operator dalam melaksanakan tugasnya untuk memproduksi campuran
aspal sampai penggelaran di atas lapis perkerasan.

B. JENIS MATERIAL
Pada dasarnya material bahan campuran aspal terdiri dari :
- Agregat, - Aspal, - Filler

Masing-masing jenis material tersebut memiliki sifat yang tidak sama satu dengan
yang lainnya sehingga pada kegiatan pencampuran aspal dalam mesin pencampur
aspal, jenis dan sifat material tersebut perlu dipahami oleh semua pihak yang terkait
dengan pekerjaan tersebut termasuk operator mesin penggelar aspal.

1
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

BAB II
SIFAT FISIK MATERIAL

A. UMUM
Dalam pekerjaan pencampuran aspal, faktor penting yang perlu diketahui adalah
sifat fisik dari masing-masing material, karena akan menyangkut penetapan
persyaratan teknis yang harus dipenuhi setiap jenis material untuk mendapatkan
campuran aspal yang baik sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

Setiap jenis campuran aspal akan memerlukan material yang memiliki sifat tertentu
yang memenuhi syarat jenis campuran aspal tersebut, sehingga proses
pencampurannya akan dapat dilaksanakan secara efisien.

B. AGREGAT
Agregat atau batu, atau granular material adalah material berbutir yang keras dan
kompak.
Istilah agregat mencakup antara lain batu bulat, batu pecah, abu batu dan pasir.
Agregat mempunyai peranan penting dalam prasarana transportasi, khususnya pada
perkerasan jalan. Daya dukung perkerasan jalan sangat ditentukan oleh karakteristik
agregat yang digunakan.

1. Jenis agregat
Batuan atau agregat untuk campuran beraspal umumnya diklasifikasikan
berdasarkan sumbernya, misalnya agregat alam, agregat hasil pemrosesan,
agregat buatan atau agregat artifisial.

a. Agregat alam (natural aggregates)


Agregat alam adalah agregat yang digunakan dalam bentuk alamiahnya
dengan sedikit atau tanpa pemrosesan sama sekali.
Agregat ini terbentuk dari proses erosi alamiah atau proses pemisahan akibat
angin, air, pergeseran es, dan reaksi kimia.

Aliran gletser dapat menghasilkan agregat dalam bentuk bongkahan bulat


dan batu kerikil, sedangkan aliran air dapat menghasilkan batuan yang bulat
licin.
2
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Dua jenis agregat alam yang digunakan untuk konstruksi jalan adalah pasir
dan kerikil.
Kerikil biasanya didefinisikan sebagai agregat yang berukuran lebih besar
dari 6,35 mm. Pasir didefinisikan sebagai partikel yang lebih kecil dari 6,25
mm, tapi lebih besar dari 0,075 mm. Sedangkan partikel yang lebih kecil dari
0,075 mm disebut sebagai mineral pengisi (filler).

b. Agregat yang diproses


Agregat yang diproses adalah batuan yang telah dipecah dan disaring
sebelum digunakan.
Ada tiga alasan pemecahan batuan/ agregat yaitu :
● Untuk merubah tekstur permukaan partikel dari licin ke kasar.
● Untuk merubah bentuk partikel dari bulat ke angular.
● Untuk meningkatkan distribusi dan rentang ukuran partikel.

Penyaringan terhadap agregat yang telah dipecahkan akan menghasilkan


partikel agregat dengan rentang gradasi tertentu.
Gradasi agregat yang dihasilkan adalah faktor yang penting untuk menjamin
homogenitas dan kualitas produksi campuran beraspal.
Batu pecah (baik yang disaring atau tidak) disebut agregat pecah dan
memberikan kualitas yang baik dalam penggunaannya pada konstruksi
perkerasan jalan.

c. Agregat buatan
Agregat ini didapat dari proses kimia atau fisika dari beberapa material
sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai
agregat.

Jenis agregat ini merupakan hasil sampingan dari proses industri dan dari
proses material yang sengaja diproses agar dapat digunakan sebagai
agregat atau sebagai mineral pengisi (filler).

Pembuatan agregat secara langsung adalah sesuatu yang relatif baru.


Agregat ini dibuat dengan membakar tanah liat atau material lainnya dan
produk akhir yang dihasilkan biasanya agak ringan dan tidak memiliki daya
tahan terhadap keausan yang tinggi.
3
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

2. Sifat Fisik Agregat


Pada campuran beraspal, agregat memberikan konstribusi sampai 90 – 95%
terhadap berat campuran, sehingga sifat-sifat agregat merupakan salah satu
faktor penentu dari kualitas campuran tersebut.

a. Ukuran butir
Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi dari yang
berukuran besar sampai yang berukuran kecil. Semakin besar ukuran
maksimum agregat yang dipakai semakin banyak variasi ukurannya dalam
campuran tersebut.
Ada dua istilah yang biasa digunakan berhubungan dengan ukuran butir
agregat, yaitu :
● Ukuran maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terkecil
yang meloloskan 100% agregat.
● Ukuran maksimum nominal, yang didefinisikan sebagai saringan
terbesar yang masih menahan maksimum dari 10% agregat.

Contoh :
Hasil analisa saringan menunjukkan bahwa 100% lolos saringan 25 mm.
Agregat paling kasar tertahan pada saringan 19 mm. Dalam hal ini ukuran
maksimum agregat adalah 25 mm dan ukuran maksimum nominal adalah
19 mm.

Istilah yang biasa digunakan sehubungan dengan ukuran agregat adalah :


- Agregat kasar : Agregat yang tertahan saringan No. 8 (2,36 mm)
- Agregat halus : Agregat yang lolos saringan no. 8 (2,36 mm)
- Mineral pengisi : Fraksi dari agregat halus yang lolos saringan no. 200
(0,075 mm) minimum 75% terhadap berat total
agregat
- Mineral abu : Fraksi dari agregat halus yang 100% lolos saringan
no. 200 (0,075 mm)

b.Gradasi
Spesifikasi perkerasan jalan mensyaratkan bahwa partikel agregat panas
berada pada rentang ukuran tertentu dan untuk masing-masing ukuran
partikel harus dalam proporsi tertentu.
4
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Distribusi dari variasi ukuran butir agregat ini disebut gradasi agregat.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga dalam campuran dan
menentukan workabilitas (sifat mudah dikerjakan) dan stabilitas campuran.

Gradasi agregat ditentukan oleh analisa saringan, dimana contoh agregat


harus melalui satu set saringan. Ukuran saringan menyatakan ukuran
bukaan jaringan kawat dan nomor saringan menyatakan banyaknya bukaan
jaringan kawat per inchi pesegi dari saringan tersebut.

Gradasi agregat dapat dibedakan atas :


1) Gradasi seragam (uniform graded)
Gradasi seragam adalah gradasi agregat dengan ukuran butir yang
hampir sama. Gradasi seragam ini disebut juga gradasi terbuka (open
graded) karena hanya mengandung sedikit agregat halus sehingga
terdapat banyak rongga/ ruang kosong antar agregat.
Campuran beraspal dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi,
agak kedap terhadap air dan memiliki berat isi yang besar.

2) Gradasi rapat (dense graded)


Gradasi rapat adalah gradasi agregat dimana terdapat butiran dari
agregat kasar sampai halus, sehingga sering juga disebut gradasi
menerus, atau gradasi baik (well graded).
Campuran beraspal dengan gradasi ini memiliki stabilitas yang tinggi,
agak kedap terhadap air dan memiliki berat isi yang besar.

3) Gradasi senjang (gap graded)


Gradasi senjang adalah gradasi agregat dimana ukuran agregat yang
ada tidak lengkap atau ada fraksi agregat yang tidak ada atau jumlahnya
sedikit sekali.
Campuran beraspal dengan gradasi ini memiliki kualitas peralihan dari
keadaan campuran dengan gradasi yang disebutkan di atas.

c. Kebersihan Agregat
Agregat yang kotor akan memberikan pengaruh yang buruk pada kualitas
perkerasan jalan, seperti berkurangnya ikatan antara aspal dengan agregat

5
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

yang disebabkan karena banyaknya kandungan lempung pada agregat


tersebut.
Kebersihan agregat dapat diuji di laboratorium dengan analisa saringan
basah, yaitu menimbang agregat sebelum dan sesudah dicuci lalu
membandingkannya, sehingga akan memberikan persentase agregat yang
lebih halus dari 0,075 mm (saringan no. 200).

Pengujian setara pasir (Sand Equivalent Test) adalah suatu metode lainnya
yang biasa digunakan untuk mengetahui proporsi relatif dari material
langsung yang terdapat dalam agregat yang lolos saringan 4,75 mm (no. 4).
Di lapangan, kebersihan agregat sering ditentukan secara visual.

d.Kekerasan
Semua agregat yang digunakan harus kuat, mampu menahan abrasi dan
degradasi selama proses produksi dan operasionalnya di lapangan.
Agregat yang akan digunakan sebagai lapis permukaan perkerasan harus
lebih kecil (lebih tahan) dari pada agregat yang digunakan untuk lapis
bawahnya, karena lapisan permukaan perkerasan akan menerima dan
menahan tekanan dan benturan akibat beban lalu lintas paling besar. Untuk
itu, kekuatan agregat terhadap beban merupakan suatu persyaratan yang
mutlak harus dipenuhi oleh agregat yang akan digunakan sebagai bahan
jalan.

Uji kekuatan agregat di laboratorium untuk mengetahui kekuatan relatif


agregat biasanya dilakukan dengan uji abrasi dengan mesin Los Angeles
(Los Angeles Abration Test), uji beban kejut (Impact Test) dan uji ketahanan
terhadap pecah (Crushing Test).

e.Bentuk butir agregat


Bentuk partikel agregat yang bersudut memberikan ikatan antar agregat
(aggregates inter locking) yang baik yang dapat menahan perpindahan
agregat yang mungkin terjadi.

Agregat yang bersudut tajam, berbentuk kubikal dan agregat yang memiliki
lebih dari satu bidang pecah akan menghasilkan ikatan antar agregat yang
paling baik.

6
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Dalam campuran beraspal, penggunaan agregat yang bersudut saja atau


bulat saja tidak akan menghasilkan campuran beraspal yang baik, tapi
kombinasi penggunaan kedua bentuk partikel agregat ini sangat dibutuhkan
untuk menjamin kekuatan pada struktur perkerasan dan workabilitas yang
baik dari campuran tersebut.

f. Tekstur permukaan agregat


Tekstur permukaan agregat selain memberikan sifat ketahanan terhadap
gelincir (skid resistance) pada permukaan perkerasan, juga merupakan faktor
lainnya yang menentukan kekuatan, workabilitas dan durabilitas campuran
beraspal.

Permukaan agregat yang kasar akan memberikan kekuatan pada campuran


beraspal karena kekerasan permukaan agregat dapat menahan agregat
tersebut dari pergeseran atau perpindahan.

Kekasaran permukaan agregat juga akan memberikan tahanan gesek yang


kuat pada roda kendaraan sehingga akan meningkatkan keamanan
kendaraan terhadap slip.

Agregat dengan tekstur permukaan yang sangat kasar memiliki koefisien


gesek yang tinggi, yang membuat agregat tersebut sulit berpindah tempat
sehingga akan menurunkan workabilitasnya. Oleh sebab itu penggunaan
agregat yang bertekstur halus dengan proporsi tertentu kadang-kadang
dibutuhkan untuk membantu meningkatkan workabilitasnya.

Lapisan aspal lebih mudah merekat pada permukaan yang kasar, sehingga
akan menghasilkan ikatan yang baik antara aspal dan agregat dan pada
akhirnya akan menghasilkan campuran beraspal yang kuat.

Tidak ada metode standar untuk menguji tekstur permukaan secara


langsung. Seperti halnya bentuk partikel, tekstur permukaan adalah suatu
sifat yang direfleksikan dalam uji kekuatan campuran dan dalam workabilitas
dari campuran selama masa konstruksinya.

7
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

g.Daya serap agregat


Keporusan agregat menentukan banyaknya zat cair yang dapat diserap
agregat. Kemampuan agregat untuk menyerap air dan aspal adalah suatu
informasi yang penting yang harus diketahui dalam pembuatan campuran
beraspal.

Jika daya serap agregat sangat tinggi, agregat ini akan terus menyerap aspal,
baik pada saat maupun setelah proses pencampuran agregat dengan aspal
pada mesin pencampur aspal (AMP). Kondisi ini akan menyebabkan aspal
yang berada pada permukaan agregat yang berfungsi untuk mengikat partikel
agregat, menjadi lebih sedikit yang akan menghasilkan lapisan (film) aspal
yang tipis. Maka diperlukan aspal lebih banyak untuk campuran beraspal
dengan agregat yang porus agar dihasilkan campuran yang baik.

h.Kelekatan terhadap aspal


Kelekatan agregat terhadap aspal adalah kecenderungan agregat untuk
menerima, menyerap dan menahan lapisan aspal.
Agregat hidrophobik (tidak menyukai air) adalah agregat yang memiliki sifat
kelekatan terhadap aspal yang tinggi. Contohnya adalah batu gamping dan
dolomit. Sebaliknya, agregat hidrophilik (suka air) adalah agregat yang
memiliki kelekatan terhadap aspal yang rendah. Contohnya kuarsit dan
beberapa jenis granit.

Ada beberapa metode uji untuk menentukan kelekatan agregat terhadap


aspal dan kecenderungannya untuk mengelupas, yaitu :
● Merendam agregat yang telah diselimuti aspal ke dalam air, lalu diamati
secara visual.
● Tes perendam mekanik, yaitu menggunakan 2 contoh campuran, satu
direndam dalam air dan diberikan energi mekanik dengan cara
pengadukan, dan satunya lagi tidak.

Kemudian kedua contoh ini diuji kekuatannya dan perbedaan kekuatan


antara keduanya dapat dipakai sebagai indikator untuk mengetahui kepekaan
agregat terhadap aspal.

8
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

C. ASPAL
Aspal atau bitumen merupakan material berwarna hitam kecoklatan yang bersifat
viskoelastis, sehingga akan melunak dan mencair bila mendapat pemanasan dan
sebaliknya akan membeku dan mengeras bila mengalami pendinginan.

Dengan sifat viskoelastis ini membuat aspal dapat menyelimuti dan menahan
agregat tetap pada tempatnya selama proses produksi dan proses pelayanannya.

Umumnya aspal dihasilkan dari penyulingan minyak bumi, sehingga disebut aspal
keras. Tingkat pengontrolan yang dilakukan pada tahapan proses penyulingan atau
menghasilkan aspal dengan sifat-sifat khusus yang cocok untuk pemakaian yang
khusus pula, misalnya untuk pembuatan campuran beraspal, pelindung atap dan
penggunaan khusus lainnya

1. Jenis Aspal
Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari
proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
Selain itu aspal juga terjadi secara alamiah yang disebut aspal alam. Saat ini
telah dikenal pula secara meluas aspal modifikasi, yaitu aspal yang dibuat
dengan menambahkan bahan tambah ke dalam aspal yang bertujuan untuk
memperbaiki atau memodifikasi sifatnya sehingga menghasilkan jenis aspal baru
yang disebut aspal modifikasi.

a. Aspal hasil destilasi


Minyak mentah disuling dengan cara destilasi, yaitu suatu proses dimana
berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah tersebut.
Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan minyak
mentah, dimana pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi ini akan
menghasilkan produk-produk khusus berbasis minyak.

1) Aspal keras
Pada proses destilasi fraksi ringan, yang terkandung dalam minyak bumi
dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu
yang dikenal dengan nama aspal keras.
Dalam proses destilasi ini, aspal harus dihasilkan melalui proses
destilasi hampa pada temperatur sekitar 480o C, dan temperatur ini

9
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

bervariasi tergantung pada sumber minyak mentah yang disuling atau


tingkat aspal keras yang akan dihasilkan.

Selain melalui proses destilasi hampa dimana aspal dihasilkan dari


minyak mentah dengan pemanasan dan penghampaan, aspal keras
juga dapat dihasilkan melalui proses ekstraksi zat pelarut.
Dalam proses ini fraksi minyak (bensin, solar, dan minyak tanah) yang
terkandung dalam minyak mentah (crude oil) dikeluarkan sehingga
menyisakan aspal sebagai residu.

2) Aspal cair (cutback asphalt)


Aspal cair dihasilkan dengan melarutkan aspal keras dengan bahan
pelarut berbasis minyak.
Aspal cair dapat juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi,
dimana dalam proses ini fraksi minyak ringan yang terkandung dalam
minyak mentah tidak seluruhnya dikeluarkan.

Kecepatan menguap dari minyak yang digunakan sebagai pelarut atau


minyak yang disengaja ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi
akan menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan, yaitu :
● Aspal cair cepat mantap (RC = Rapid Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya cepat menguap. Pelarut yang digunakan pada
aspal jenis ini biasanya bensin.
● Aspal cair mantap sedang (MC = Medium Curing), yaitu aspal cair
yang bahan pelarutnya tidak begitu cepat menguap.
● Aspal cair lambat mantap (SC = Slow Curing), yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya lambat menguap.

Tingkat kekentalan aspal cair sangat ditentukan oleh proporsi atau rasio
bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras yang terkandung
pada aspal cair tersebut.
Misalnya aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan lebih tinggi
dari MC-200.

10
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Aspal cair dapat digunakan sebagai bahan pengikat pada campuran


beraspal dan sebagai lapis resap (prime coat) atau lapis perekat (tack
coat). Dalam penggunaannya, diperlukan pemanasan untuk
menurunkan tingkat kekentalannya.

3) Aspal emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada
proses ini, partikel aspal keras dipecahkan dan didispersikan
(disebarkan) dalam air yang mengandung emulsifier (emulgator).
Partikel aspal yang telah terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan
sebagian besar berukuran koloid.

Jenis emulsifier yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan


kecepatan pengikatan aspal emulsi yang dihasilkan.
Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang digunakan, aspal emulsi
dapat dibedakan menjadi :
● Aspal emulsi anionik, yaitu aspal emulsi yang berion negatif.
● Aspal emulsi kationik, yaitu aspal emulsi yang berion positif.
● Aspal emulsi non-ionik, yaitu aspal emulsi yang tidak berion (netral).

Sedangkan berdasar proporsi emulsifier yang digunakan, aspal emulsi


baik yang anionik maupun kationik dibedakan lagi dalan beberapa kelas
seperti tercantum dalam Tabel 1 :

11
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Tabel – 1
Jenis dan Kelas Aspal Emulsi

Penjelasan:
Jenis Aspal Emulsi Kelas
RS = Rapid Setting
RS-1 (cepat mantap)
MS = Medium Setting
RS-2
(mantap sedang)
MS-1
SS = Slow Setting
MS-2 (lambat mantap)
MS-2h C = Jenis kationik
Anionik HFMS-1 (bermuatan listrik
HFMS-2 positif)
HFMS-2h h = harder,
HFMS-2s menggunakan
SS-1 aspal keras yang
SS-1h lebih keras
s = safter, aspal keras
CRS-1 yang lebih lunak
CRS-2 HF = High Float
- Aspal anionik yang
CMS-2 memiliki
CMS-2h kemampuan
Kationik
mengambang lebih
-
tinggi
-
-
CSS-1
CSS-1h
Sumber : The Asphalt Institute, ES, 1983

Seperti halnya aspal cair, aspal emulsi dapat digunakan juga baik
sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal maupun sebagai lapis
resap (prime coat) atau lapis perekat (tack coat).
Dalam penggunaannya, pemanasan untuk menurunkan tingkat
kekentalan aspal mungkin tidak diperlukan.

b. Aspal Alam
Aspal alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan
depositnya aspal alam ini dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu :
1) Aspal Danau (Lake Asphalt)
2) Aspal Batu (Rock Asphalt)

12
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

1) Aspal Danau (Lake Asphalt)


Aspal ini secara alamiah terdapat di danau Trinidad, Venezuella
dan Lawele. Aspal ini terdiri dari bitumen, mineral dan bahan
organik lainnya. Angka penetrasi dari aspal ini sangat rendah dan
titik lembeknya sangat tinggi. Karena aspal ini sangat keras, dalam
pemakaiannya aspal ini dicampur dengan aspal keras yang
mempunyai angka penetrasi yang tinggi dengan perbandingan
tertentu sehingga dihasilkan aspal dengan angka penetrasi yang
diinginkan.

2) Aspal Batu (Rock Asphalt)


Aspal batu Kentucky dan Buton adalah aspal yang secara alamiah
terdeposit di daerah Kentucky, USA dan pulau Buton, Indonesia.
Aspal dari deposit ini terbentuk dalam celah-celah batuan kapur
dan batuan pasir. Aspal yang terkandung dalam batuan ini berkisar
antara 12 – 35% dari masa batu tersebut dan memiliki tingkat
penetrasi antara 0 – 40. Untuk pemakaiannya, deposit ini harus
ditambang terlebih dahulu, lalu aspalnya diekstraksi dan dicampur
dengan minyak pelunak atau aspal keras dengan angka penetrasi
yang lebih tinggi agar didapat suatu campuran aspal yang memiliki
angka penetrasi sesuai dengan yang diinginkan. Pada saat ini
aspal batu telah dikembangkan lebih lanjut, sehingga menghasilkan
aspal batu dalam bentuk butiran partikel yang berukuran lebih kecil
dari 1 mm dan dalam bentuk mastik.

c. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu
bahan tambah. Polymer adalah jenis bahan tambah yang banyak
digunakan saat ini, sehingga aspal modifikasi sering disebut juga sebagai
aspal polymer. Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan
polymer yang biasanya digunakan untuk tujuan ini, yaitu polymer elastomer
dan polymer plastomer.

13
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

1) Aspal polymer elastomer


SBS (Styrene Butadine Styrene), SBR (Styrene Butadine Rubber), SIS
(Styrene Isoprene Styrene) dan karet adalah jenis-jenis polymer
elastomer yang biasanya digunakan sebagai bahan pencampur aspal
keras. Penambahan polymer jenis ini maksudkan untuk memperbaiki
sifat-sifat rheologi aspal, antara lain penetrasi, kekentalan, titik lembek
dan elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang dibuat dengan
aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang lebih
tinggi dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras.
Persentase penambahan bahan tambah (additive) pada pembuatan
aspal polymer harus ditentukan berdasarkan pengujian laboratorium
karena penambahan bahan tambah sampai dengan batas tertentu
memang dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran
tetapi penambahan yang berlebihan justru akan memberikan pengaruh
yang negatif.

2) Aspal polymer plastomer


Sepeti halnya dengan aspal polymer elastomer, penambahan bahan
polymer plastomer pada aspal keras juga dimaksdukan untuk
meningkatkan sifat rheologi, baik pada aspal keras dan sifat fisik
campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak
digunakan antara lain adalah EVA (Ethylene Vinyl Acetate),
polypropilene dan polyethilene. Persentase penambahan polymer ini
ke dalam aspal keras juga harus ditentukan berdasarkan pengujian
laboratorium karena sampai dengan batas tertentu penambahan ini
dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi aspal dan campuran tetapi
penambahan yang berlebihan justru akan memberikan pengaruh yang
negatif.

2. Sifat Aspal
a. Sifat-sifat Kimia
Susunan struktur internal aspal ditentukan oleh susunan kimia molekul-
molekul yang terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat
kompleks dan didominasi (90 – 95% dari berat aspal) oleh unsur karbon dan
hidrogen, sehingga senyawa aspal sering kali disebut senyawa hidrokarbon.
Sisanya (5 – 10%) adalah dua jenis atau yaitu heteroatom dan logam.

14
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Analisa kimia yang dilakukan biasanya hanya dapat memisahkan molekul


aspal ke dalam dua grup, yaitu aspalten dan malten.
1) Aspalten
Aspalten adalah unsur kimia yang padat yang tidak larut dalam n-
penten, berwarna coklat sampai hitam yang mengandung karbon dan
hidrogen dengan perbandingan 1 : 1.

Peningkatan kandungan aspalten dalam aspal akan menghasilkan aspal


yang lebih keras dengan nilai penetrasi yang rendah, titik lembek yang
tinggi dan tingkat kekentalan aspal yang tinggi.

2) Malten
Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain
aspalten.
a) Resin
Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikit
mengandung oksigen, sulfur dan nitrogen.
Di dalam aspal, resin berperan sebagai zat pendispersi aspalten.
Sifat aspal, SOL (larutan), GEL (jelli), sangat ditentukan oleh
proporsi kandungan resin terhadap aspalten yang terdapat di dalam
aspal tersebut.

b) Aromatik
Aromatik adalah unsur pelarut aspalten yang paling dominan di
dalam aspal, berbentuk cairan kental yang berwarna coklat tua dan
kandungannya di dalam aspal berkisar antara 40 – 60% terhadap
berat aspal.

c) Saturated
Saturated adalah bagian dari molekul malten yang berupa minyak
kental yang berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat
non-polar.
Saturated terdiri dari parafin (wax) dan non-parafin, kandungannya
di dalam aspal berkisar antara 5% - 20% terhadap berat aspal.

15
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

b. Sifat Fisik Aspal


Sifat-sifat fisik aspal sangat mempengaruhi perencanaan, produksi dan
kualitas campuran beraspal antara lain adalah durabilitas, adhesi dan kohesi,
kepekaan terhadap temperatur, pengerasan dan penuaan.
1) Durabilitas
Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat aspal tersebut setelah
digunakan sebagai bahan pengikat dalam campuran beraspal dan
dihampar di lapangan.
Sifat aspal akan berubah secara signifikan akibat oksidasi dan
pengelupasan yang terjadi, baik pada saat pencampuran, pengangkutan
dan penghamparan campuran beraspal di lapangan.
Perubahan sifat fisik ini akan menyebabkan aspal menjadi berdaktilitas
rendah atau dengan kata lain aspal telah mengalami penuaan.
Kemampuan aspal untuk menghambat laju penuaan disebut durabilitas
aspal.

Pengujian kuantitatif yang biasanya dilakukan untuk mengetahui


durabilitas aspal adalah pengujian penetrasi, titik lembek, kehilangan
berat dan daktilitas.

Sifat aspal terutama viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal
tersebut mengalami pemanasan ataupun penuaan dan aspal dengan
durabilitas yang baik hanya sedikit mengalami perubahan.

2) Adhesi dan Kohesi


Adhesi adalah kemampuan partikel aspal untuk melekat satu sama
lainnya dan kohesi adalah kemampuan aspal untuk melekat dan
mengikat agregat. Sifat adhesi dan kohesi aspal sangat penting
diketahui dalam pembuatan campuran beraspal karena sifat ini sangat
mempengaruhi kinerja dan durabilitas campuran.

Uji daktilitas aspal adalah suatu uji kualitatif yang secara tidak langsung
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat adhesifnes atau daktilitas
aspal keras.

16
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Aspal keras dengan nilai daktilitas rendah adalah aspal yang memiliki
daya adhesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki
daktilitas yang tinggi.

Uji penyelimutan aspal terhadap agregat merupakan uji kuantitatif


lainnya yang digunakan untuk mengetahui daya lekat (kohesi) aspal
terhadap agregat.
Pada pengujian ini, agregat yang telah diselimuti oleh aspal direndam
dalam air dan dibiarkan selama 24 jam dengan atau tanpa pengadukan.
Akibat air atau kombinasi air dengan gaya mekanik yang diberikan,
aspal yang menyelimuti permukaan agregat akan terkelupas kembali.

Aspal dengan daya kohesi yang kuat akan melekat erat pada
permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang terjadi sebagai
akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat
kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali.

3) Kepekaan aspal terhadap temperatur


Seluruh aspal bersifat termoplastik, yaitu menjadi lebih keras bila
temperatur menurun dan melunak bila temperatur naik. Kepekaan aspal
untuk berubah sifat akibat perubahan temperatur ini dikenal sebagai
kepekaan aspal terhadap temperatur, dan sifat ini dinyatakan sebagai
indeks penetrasi aspal (IP).

Aspal dengan nilai IP yang tinggi akan memiliki kepekaan yang rendah
terhadap perubahan temperatur, sehingga campuran beraspal yang
dibuat dari aspal dengan nilai IP yang tinggi akan memiliki rentang
temperatur pencampuran dan pemadatan yang lebih lebar bila
dibandingkan dengan campuran yang dibuat dari aspal dengan nilai IP
yang rendah.

Aspal dengan IP yang tinggi akan menghasilkan campuran beraspal


yang memiliki modulus kekakuan dan ketahanan terhadap deformasi
yang tinggi.

17
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

4) Pengerasan dan penuaan


Penuaan aspal adalah suatu parameter yang baik untuk mengetahui
durabilitas campuran beraspal.
Penuaan aspal ini disebabkan oleh dua faktor utama yaitu penguapan
fraksi minyak ringan yang terkandung dalam aspal dan oksidasi.

Kedua macam proses penuaan ini menyebabkan terjadinya pengerasan


pada aspal dan selanjutnya akan meningkatkan kekakuan campuran
beraspal sehingga akan mempengaruhi kualitas campuran beraspal
tersebut.

Peningkatan kekakuan ini akan meningkatkan ketahanan campuran


beraspal terhadap deforemasi permanen dan kemampuan untuk
menyebarkan beban yang diterima. Tetapi dilain pihak akan
menyebabkan campuran beraspal menjadi lebih getas sehingga akan
cepat retak dan akan menurunkan ketahanannya terhadap beban
berulang.

3. Hubungan antara Sifat Fisik Aspal dengan Campuran Aspal Panas


Selain sifat agregat dan komposisi campuran, kinerja perkerasan sangat
dipengaruhi oleh sifat fisik dan sifat kimia aspal.
Aspal adalah material yang bersifat viskoelastis, yang berarti bahwa sifat aspal
selalu berubah tergantung pada temperatur selama proses pencampuran dan
pemadatan.

a. Pengaruh sifat aspal pada pencampuran dan pengangkutan


Selama pencampuran aspal harus cukup encer untuk menyelimuti agregat
dengan cepat dan menyeluruh (biasanya dalam waktu 30 detik). Masa
pencampuran yang lama dengan tujuan untuk mendapatkan homogenitas
campuran, justru akan merubah sifat dan merusak aspal.
Untuk proses pencampuran yang baik, aspal harus dipanaskan pada
temperatur tertentu agar penyebaran dan penyelimutan aspal pada agregat
berlangsung secepat mungkin.

18
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Tetapi temperatur pemanasan aspal yang terlalu tinggi juga tidak baik karena
dapat menyebabkan tingginya oksidasi yang terjadi dan pada akhirnya akan
menurunkan kualitas campuran.

Temperatur yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan aspal akan mengalir


kembali keluar dari dalam agregat, baik pada saat pengangkutan maupun
selama waktu tunggu sebelum campuran tersebut dihamparkan.

b. Pengaruh sifat aspal pada masa penghamparan dan pemadatan


Pada saat campuran beraspal dimuat ke atas mesin penggelar (paver) dan
selama masa operasional penggelaran, temperatur akan menurun dengan
agak cepat.
Hal ini disebabkan karena pengaruh kecepatan angin dan ketebalan
penggelaran lapisan.

c. Pengaruh sifat aspal pada masa pelayanan


Setelah pencampuran, penggelaran dan pemadatan, kinerja perkerasan pada
masa pelayanan harus dipertimbangkan juga.
Kondisi kritis dari kinerja perkerasan biasanya terjadi pada temperatur di atas
50o C atau pada temperatur rendah (di bawah 50o C).
Pada temperatur tinggi masalah yang sering terjadi adalah deformasi plastis
dan jembul dan naiknya aspal ke permukaan perkerasan campuran beraspal.

D. FILLER
Mineral pengisi (filler) di dalam campuran aspal panas, bukan hanya mengisi celah/
rongga diantara agregat, tapi juga untuk meningkatkan kestabilan dari aspal dan
apabila dicampur dalam jumlah yang tepat dapat mengurangi kekakuan campuran
aspal panas dalam cuaca dingin.
Akan tetapi kelebihan atau kekurangan sedikit saja dari mineral pengisi ini akan
menyebabkan campuran terlalu kering atau terlalu basah.

Untuk menentukan perbandingan yang tepat dari komposisi filler dalam campuran
beraspal, memerlukan penelitian laboratorium yang tepat sebelum menentukan
komposisi campuran tersebut.
Pada pelaksanaan pencampuran, jenis dan jumlah mineral pengisi atau debu yang
digunakan harus dikontrol dengan seksama.

19
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

1. Jenis Filler
a. Mineral filler dibuat dari batu kapur, batu igneous, dan sejenisnya yang
diproses dengan menghancurkan sampai menjadi partikel yang sangat halus.
b. Mineral filler dapat juga dengan menggunakan semen portland atau kapur
mati, tapi jenis ini jarang dipakai.
c. Mineral filler dapat juga berasal dari daur ulang, yaitu debu halus yang
terbawa asap buang dan tertampung dalam pengumpul debu sekunder
(baghouse/ fabric filter).
Partikel debu halus ini dialirkan ke dasar pengumpul debu dan disalurkan ke
dalam hopper dari filler dan dapat dipakai sebagai material pengisi.

2. Sifat Filler
a. Ukuran partikel filler
Filler yang lebih halus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
meningkatkan kualitas campuran beraspal.
Filler yang efektif adalah serbuk halus dari material filler yang dapat lolos
melalui ayakan 0,074 mm (atau saringan no. 200) paling sedikit 90% dari
berat.

b. Kandungan air
Filler harus selalu dalam kondisi kering dan efektif digunakan bila kandungan
air dalam filler 0,2% - 0,5% (dari berat yang lolos saringan).
Namun filler dengan kandungan air tidak lebih dari 1% masih dapat dipakai.

c. Sifat fisik
Sifat fisik filler adalah dalam keadaan kering mempunyai sifat seperti air,
dapat mengalir melalui lobang meskipun sangat kecil. Tapi filler basah dapat
menjadi padat dan sangat sulit untuk dapat diurai lagi.

Penanganan dalam penyimpanan dan pengangkutan harus hati-hati agar


selalu dijaga dalam keadaan kering, karena akan mendapat kesulitan bila
filler menjadi basah.
Dalam campuran, filler ini dapat meningkatkan kelenturan, mengurangi
kepekaan terhadap temperatur dan meningkatkan kekuatan, sehingga
meningkatkan ketahanan terhadap keausan.

20
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

BAB III
BAHAN BAKAR DAN PELUMAS

A. UMUM
Bahan bakar yang dipakai pada mesin penggelar aspal ini harus memiliki
persyaratan antara lain mempunyai nilai pembakaran yang tinggi untuk menjaga
kualitas pembakaran sehingga pemakaian bahan menjadi lebih hemat, dan harus
menghasilkan gas buang yang bersih sehingga tidak menimbulkan banyak polusi.

Bahan pelumas dibutuhkan untuk melumasi bagian/ komponen mesin yang bergerak
dan harus memiliki sifat-sifat yang khusus tahan terhadap perubahan temperatur dan
tekanan yang tinggi.

B. BAHAN BAKAR
Untuk menjaga agar kinerja mesin penghampar aspal yang tinggi dengan pemakaian
bahan bakar yang hemat, maka sistem bahan bakar pada mesin harus dapat
melayani operasional mesin dengan optimal.
Dalam hal ini beberapa persyaratan harus dapat dipenuhi, antara lain :
● Tangki bahan bakar harus selalu terisi selama pengoperasian mesin.
● Pompa bahan bakar harus mempunyai kapasitas yang sesuai.
● Pengabut harus mampu menyemprotkan bahan bakar dengan halus.
● Saringan bahan bakar memiliki daya saring yang kuat.

Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dituntut bahan bakar yang bersih
dari kontaminasi air dan debu (kotoran).
Dalam mempertahankan kondisi bahan bakar yang bersih tersebut, perlu
diperhatikan dalam penanganan bahan bakar tersebut, antara lain :

1. Penyimpanan
a. Bahan bakar yang baru diterima dari mobil tangki dtampung dalam tangki
(tangki penyimpanan) dan biarkan selama kurang lebih 12 jam untuk
mengendapkan kotoran dan air yang terkandung didalamnya.
b. Posisi tangki sebaiknya dibuat miring sekitar 3o dan dipasang keran
pembuang kotoran/ air pada bagian terendah dari tangki tersebut.

21
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

c. Setiap pagi sebelum mulai bekerja, buang kotoran dan air dari tangki melalui
keran pembuang.

2. Pengisian
a. Pengisian bahan bakar ke dalam tangki dilakukan setelah selesai operasi.
b. Pada waktu pengisian hindarkan bahan bakar dari tercampur kotoran dan air,
serta jauhkan sumber api yang dapat membahayakan.

3. Penggantian Filter
a. Penggantian filter bahan bakar dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Pemasangan filter bahan bakar dilakukan oleh mekanik dengan
memperhatikan teknik pemasangannya secara benar.
c. Jangan pernah memakai filter yang dicuci/ dibersihkan, kemudian dipasang
kembali.

C. PELUMAS
Para produsen minyak pelumas terus mengembangkan jenis minyak pelumas untuk
dapat dipakai pada berbagai kondisi kerja yang optimal dengan meningkatkan
beberapa sifat minyak pelumas tersebut.
Pada mesin pencampur aspal minyak pelumas dipakai pada gigi reduksi dari motor
listrik.

1. Jenis Minyak Pelumas


Minyak pelumas yang biasa dibutuhkan dalam pengoperasian peralatan
termasuk mesin pencampur aspal adalah :
a) Minyak pelumas engine (Engine Oil)
Pada mesin pencampur aspal, jenis minyak pelumas engine ini diperlukan
pada mesin pembangkit listrik (generator set).
Jenis minyak engine harus memiliki sifat antara lain :
- tidak terbakar pada suhu tinggi
- mampu menahan tekanan tinggi
- menjamin terjadinya pembakaran yang bersih sehingga menghaluskan
suara engine
- mencegah terjadinya kerak/ jelaga
- irit penggunaannya/ tidak boros

22
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Klasifikasi minyak pelumas engine dinyatakan dengan API service, misalnya


API service CC, CD, CG atau CH.

b) Minyak pelumas transmisi


Untuk keperluan sistem transmisi atau gigi reduksi diperlukan jenis minyak
pelumas yang bermutu baik dan biasanya untuk setiap mesin, pihak pabrik
pembuat telah memberikan rekomendasi jenis pelumas yang dianjurkan
untuk dipakai.

Seperti pada gear box dari gigi reduksi setiap motor listrik, harus
menggunakan minyak pelumas sesuai yang direkomendasikan pabrik, dan
yang perlu diperhatikan oleh operator adalah :
● Pemeriksaan harian terhadap jumlah dan kondisi minyak transmisi.
● Melakukan penambahan bila diperlukan.

2. Grease/ Gemuk
Gemuk digunakan untuk mencegah keausan akibat beban puntir dan meredam
gesekan yang terjadi selama pergerakan atau perputaran komponen yang
berputar/ bergerak.

Tugas operator berkaitan dengan penggunaan gemuk ini adalah :


● Haluskan penggemukkan pada titik-titik yang telah ditentukan dengan waktu
dan jumlah sesuai ketentuan/ petunjuk.
● Untuk komponen tertentu, misalnya roller dari drum pada dryer, gunakan
gemuk khusus yang tahan panas.
● Periksa titik penggemukan (nipel), dalam keadaan baik.
● Bersihkan segera gemuk lama yang keluar karena terdorong oleh gemuk
yang baru dimasukkan pada saat penggemukan.
Demikian juga gemuk yang tersisa pada nipel harus segera dibersihkan.

23
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

BAB IV
PENGETAHUAN MUTU HASIL PRODUKSI

A. UMUM
Perkerasan aspal harus dibangun dalam bentuk/ konstruksi yang mempunyai
ketebalan yang cukup untuk menahan beban dan keseimbangan dinamis pada
semua lapisan, dari permukaan jalan sampai sub-base, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.

Sesuai dengan formula campuran yang bermutu tinggi yang diproduksi dalam mesin
pencampur aspal, maka kualitas, ukuran partikel, dan jumlah material harus
ditentukan dengan hati-hati melalui penelitian laboratorium yang tepat.

B. KUALITAS CAMPURAN

1. Sifat Campuran yang baik


Campuran beraspal yang baik mempunyai sifat-sifat diantaranya :
1. Stability atau stabil yaitu sifat campuran yang tahan terhadap perubahan
akibat tekanan beban lalu lintas.
2. Durability atau daya tahan yaitu sifat campuran yang tahan terhadap
kerusakan akibat perubahan cuaca dan lalu lintas.
3. Skid Resistance atau tahan terhadap slip yaitu sifat campuran yang
memberikan ketahanan terhadap slip dari roda sehingga menjamin
keamanan lalu lintas.
4. Workability atau kemudahan pengerjaan yaitu campuran yang memiliki sifat
mudah untuk pengerjaan penghamparannya dan pemadatannya.

2. Pengaruh Temperatur
Untuk dapat menyelimuti semua agregat dengan aspal dengan baik, aspal dan
agregat harus dipanaskan pada temperatur yang ditetapkan dimana agregat
harus betul-betul kering dan pencampuran berlangsung cepat.

Filler juga biasanya dipanaskan dengan panas dari agregat pada saat keduanya
dimasukkan ke dalam mixer dan dilakukan dry mixing (pencampuran kering).
24
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Kondisi ini sangat penting untuk menjaga temperatur secara tepat dan
merupakan kegiatan kunci dari produksi campuran beraspal.
Temperatur aspal harus dijaga pada temperatur yang tepat, biasanya diantara
145o C – 165o C.
Perbedaan temperatur aspal dan agregat tidak melebihi 14o C.
Bila agregat tidak dipanaskan dengan tepat dan pengeringan kurang sempurna,
maka agregat tidak dapat diselimuti dengan sempurna oleh aspal dan
penyelimutan aspal dapat terjadi lambat.

3. Pengawasan Kualitas
a. Temperatur
Pengawasan temperatur sangat ditekankan dalam semua phase dari
produksi campuran aspal panas.
Kegiatan ini merupakan faktor utama dalam pengawasan kualitas produksi
untuk mengontrol temperatur produksi campuran aspal panas, dapat
dilakukan dengan menggunakan termometer yang tepat.
Adakalanya pengamatan dilakukan secara visual (terutama bagi teknisi/
operator yang berpengalaman) yang dapat menentukan temperatur
campuran tidak pada temperatur yang tepat.

b. Segregasi
Kualitas campuran yang baik juga ditandai dengan tidak terjadinya segregasi
yang berlebihan pada saat dituangkan ke dalam dump truck.
Perlu dicermati kemungkinan terjadinya segregasi adalah akibat dari :
● Katup (gate) pengukuran dari mixer telalu tinggi diatas dump truck.
● Penuangan campuran ke dalam dump body yang terlalu lebar,
menyebabkan material terlalu mengerucut dan segregat.
Pada kondisi ini, truck diusahakan bergerak maju-mundur selama
pengisian.
● Katup (gate) tidak terbuka secara baik.

c. Pengawasan keseragaman campuran beraspal


Selama mesin pencampur aspal beroperasi, diperlukan peengambilan contoh
untuk dievaluasi pada berbagai posisi selama siklus produksi.

25
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material

Prosedur pengambilan contoh harus dilakukan oleh teknisi yang khusus yang
berpengalaman.
DAFTAR PUSTAKA

1. PRINCIPLE OF CONSTRUCTION OF HOT-MIX ASPHALT PAVEMENT – Asphalt


Institute – Manual Series No. 22 (MS-22), January 1983

2. SERVICE AND TECHNICAL MANUAL – NIIGATA ASPHALT PLANT – Niigata


Engineering Co. Ltd, Tokyo-Japan

3. ASPHALT MIXING PLANT – Operation & Maintenance Manual – Spaco Ltd.,


Seoul - Korea

26

Anda mungkin juga menyukai