BAB I
PENDAHULUAN
A. UMUM
Kualitas perkerasan aspal sangat tergantung salah satunya dari kualitas campuran
aspal yang diproduksi dalam mesin pencampur aspal (asphalt mixing plant). Dengan
kualitas yang baik dari campuran aspal tersebut akan dapat dibangun suatu
konstruksi jalan yang memenuhi syarat sebagai jalan yang baik untuk segala cuaca
dan dapat menahan beban lalu lintas yang melintasinya.
Sedangkan kualitas campuran aspal yang baik ditentukan dengan kualitas material
dan proses pencampurannya.
Mutu campuran aspal akan menyangkut mutu yang dipakai sebagai material utama,
aspal sebagai material pembungkus/ penyelimut dan material filler sebagai pengisi
rongga dan meningkatkan daya lentur aspal. Sedangkan proses pencampuran akan
menyangkut pembentukan material tersebut agar memenuhi syarat sebagai bahan
campuran aspal yang baik misalnya tingkat pengeringan dan pemanasan agregat
yang tepat, pemanasan aspal yang tepat serta proporsi yang tepat.
Meskipun kondisi tersebut sudah ditetapkan dalam mix design (job mix formula/
formula campuran kerja) oleh teknisi di laboratorium, namun secara garis besar
operator perlu mengenal material pencampur aspal tersebut sehingga dapat
membantu operator dalam melaksanakan tugasnya untuk memproduksi campuran
aspal sampai penggelaran di atas lapis perkerasan.
B. JENIS MATERIAL
Pada dasarnya material bahan campuran aspal terdiri dari :
- Agregat, - Aspal, - Filler
Masing-masing jenis material tersebut memiliki sifat yang tidak sama satu dengan
yang lainnya sehingga pada kegiatan pencampuran aspal dalam mesin pencampur
aspal, jenis dan sifat material tersebut perlu dipahami oleh semua pihak yang terkait
dengan pekerjaan tersebut termasuk operator mesin penggelar aspal.
1
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
BAB II
SIFAT FISIK MATERIAL
A. UMUM
Dalam pekerjaan pencampuran aspal, faktor penting yang perlu diketahui adalah
sifat fisik dari masing-masing material, karena akan menyangkut penetapan
persyaratan teknis yang harus dipenuhi setiap jenis material untuk mendapatkan
campuran aspal yang baik sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Setiap jenis campuran aspal akan memerlukan material yang memiliki sifat tertentu
yang memenuhi syarat jenis campuran aspal tersebut, sehingga proses
pencampurannya akan dapat dilaksanakan secara efisien.
B. AGREGAT
Agregat atau batu, atau granular material adalah material berbutir yang keras dan
kompak.
Istilah agregat mencakup antara lain batu bulat, batu pecah, abu batu dan pasir.
Agregat mempunyai peranan penting dalam prasarana transportasi, khususnya pada
perkerasan jalan. Daya dukung perkerasan jalan sangat ditentukan oleh karakteristik
agregat yang digunakan.
1. Jenis agregat
Batuan atau agregat untuk campuran beraspal umumnya diklasifikasikan
berdasarkan sumbernya, misalnya agregat alam, agregat hasil pemrosesan,
agregat buatan atau agregat artifisial.
Dua jenis agregat alam yang digunakan untuk konstruksi jalan adalah pasir
dan kerikil.
Kerikil biasanya didefinisikan sebagai agregat yang berukuran lebih besar
dari 6,35 mm. Pasir didefinisikan sebagai partikel yang lebih kecil dari 6,25
mm, tapi lebih besar dari 0,075 mm. Sedangkan partikel yang lebih kecil dari
0,075 mm disebut sebagai mineral pengisi (filler).
c. Agregat buatan
Agregat ini didapat dari proses kimia atau fisika dari beberapa material
sehingga menghasilkan suatu material baru yang sifatnya menyerupai
agregat.
Jenis agregat ini merupakan hasil sampingan dari proses industri dan dari
proses material yang sengaja diproses agar dapat digunakan sebagai
agregat atau sebagai mineral pengisi (filler).
a. Ukuran butir
Ukuran agregat dalam suatu campuran beraspal terdistribusi dari yang
berukuran besar sampai yang berukuran kecil. Semakin besar ukuran
maksimum agregat yang dipakai semakin banyak variasi ukurannya dalam
campuran tersebut.
Ada dua istilah yang biasa digunakan berhubungan dengan ukuran butir
agregat, yaitu :
● Ukuran maksimum, yang didefinisikan sebagai ukuran saringan terkecil
yang meloloskan 100% agregat.
● Ukuran maksimum nominal, yang didefinisikan sebagai saringan
terbesar yang masih menahan maksimum dari 10% agregat.
Contoh :
Hasil analisa saringan menunjukkan bahwa 100% lolos saringan 25 mm.
Agregat paling kasar tertahan pada saringan 19 mm. Dalam hal ini ukuran
maksimum agregat adalah 25 mm dan ukuran maksimum nominal adalah
19 mm.
b.Gradasi
Spesifikasi perkerasan jalan mensyaratkan bahwa partikel agregat panas
berada pada rentang ukuran tertentu dan untuk masing-masing ukuran
partikel harus dalam proporsi tertentu.
4
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Distribusi dari variasi ukuran butir agregat ini disebut gradasi agregat.
Gradasi agregat mempengaruhi besarnya rongga dalam campuran dan
menentukan workabilitas (sifat mudah dikerjakan) dan stabilitas campuran.
c. Kebersihan Agregat
Agregat yang kotor akan memberikan pengaruh yang buruk pada kualitas
perkerasan jalan, seperti berkurangnya ikatan antara aspal dengan agregat
5
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Pengujian setara pasir (Sand Equivalent Test) adalah suatu metode lainnya
yang biasa digunakan untuk mengetahui proporsi relatif dari material
langsung yang terdapat dalam agregat yang lolos saringan 4,75 mm (no. 4).
Di lapangan, kebersihan agregat sering ditentukan secara visual.
d.Kekerasan
Semua agregat yang digunakan harus kuat, mampu menahan abrasi dan
degradasi selama proses produksi dan operasionalnya di lapangan.
Agregat yang akan digunakan sebagai lapis permukaan perkerasan harus
lebih kecil (lebih tahan) dari pada agregat yang digunakan untuk lapis
bawahnya, karena lapisan permukaan perkerasan akan menerima dan
menahan tekanan dan benturan akibat beban lalu lintas paling besar. Untuk
itu, kekuatan agregat terhadap beban merupakan suatu persyaratan yang
mutlak harus dipenuhi oleh agregat yang akan digunakan sebagai bahan
jalan.
Agregat yang bersudut tajam, berbentuk kubikal dan agregat yang memiliki
lebih dari satu bidang pecah akan menghasilkan ikatan antar agregat yang
paling baik.
6
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Lapisan aspal lebih mudah merekat pada permukaan yang kasar, sehingga
akan menghasilkan ikatan yang baik antara aspal dan agregat dan pada
akhirnya akan menghasilkan campuran beraspal yang kuat.
7
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Jika daya serap agregat sangat tinggi, agregat ini akan terus menyerap aspal,
baik pada saat maupun setelah proses pencampuran agregat dengan aspal
pada mesin pencampur aspal (AMP). Kondisi ini akan menyebabkan aspal
yang berada pada permukaan agregat yang berfungsi untuk mengikat partikel
agregat, menjadi lebih sedikit yang akan menghasilkan lapisan (film) aspal
yang tipis. Maka diperlukan aspal lebih banyak untuk campuran beraspal
dengan agregat yang porus agar dihasilkan campuran yang baik.
8
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
C. ASPAL
Aspal atau bitumen merupakan material berwarna hitam kecoklatan yang bersifat
viskoelastis, sehingga akan melunak dan mencair bila mendapat pemanasan dan
sebaliknya akan membeku dan mengeras bila mengalami pendinginan.
Dengan sifat viskoelastis ini membuat aspal dapat menyelimuti dan menahan
agregat tetap pada tempatnya selama proses produksi dan proses pelayanannya.
Umumnya aspal dihasilkan dari penyulingan minyak bumi, sehingga disebut aspal
keras. Tingkat pengontrolan yang dilakukan pada tahapan proses penyulingan atau
menghasilkan aspal dengan sifat-sifat khusus yang cocok untuk pemakaian yang
khusus pula, misalnya untuk pembuatan campuran beraspal, pelindung atap dan
penggunaan khusus lainnya
1. Jenis Aspal
Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari
proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
Selain itu aspal juga terjadi secara alamiah yang disebut aspal alam. Saat ini
telah dikenal pula secara meluas aspal modifikasi, yaitu aspal yang dibuat
dengan menambahkan bahan tambah ke dalam aspal yang bertujuan untuk
memperbaiki atau memodifikasi sifatnya sehingga menghasilkan jenis aspal baru
yang disebut aspal modifikasi.
1) Aspal keras
Pada proses destilasi fraksi ringan, yang terkandung dalam minyak bumi
dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga menyisakan suatu residu
yang dikenal dengan nama aspal keras.
Dalam proses destilasi ini, aspal harus dihasilkan melalui proses
destilasi hampa pada temperatur sekitar 480o C, dan temperatur ini
9
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Tingkat kekentalan aspal cair sangat ditentukan oleh proporsi atau rasio
bahan pelarut yang digunakan terhadap aspal keras yang terkandung
pada aspal cair tersebut.
Misalnya aspal cair jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan lebih tinggi
dari MC-200.
10
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
3) Aspal emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses pengemulsian aspal keras. Pada
proses ini, partikel aspal keras dipecahkan dan didispersikan
(disebarkan) dalam air yang mengandung emulsifier (emulgator).
Partikel aspal yang telah terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan
sebagian besar berukuran koloid.
11
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Tabel – 1
Jenis dan Kelas Aspal Emulsi
Penjelasan:
Jenis Aspal Emulsi Kelas
RS = Rapid Setting
RS-1 (cepat mantap)
MS = Medium Setting
RS-2
(mantap sedang)
MS-1
SS = Slow Setting
MS-2 (lambat mantap)
MS-2h C = Jenis kationik
Anionik HFMS-1 (bermuatan listrik
HFMS-2 positif)
HFMS-2h h = harder,
HFMS-2s menggunakan
SS-1 aspal keras yang
SS-1h lebih keras
s = safter, aspal keras
CRS-1 yang lebih lunak
CRS-2 HF = High Float
- Aspal anionik yang
CMS-2 memiliki
CMS-2h kemampuan
Kationik
mengambang lebih
-
tinggi
-
-
CSS-1
CSS-1h
Sumber : The Asphalt Institute, ES, 1983
Seperti halnya aspal cair, aspal emulsi dapat digunakan juga baik
sebagai bahan pengikat pada campuran beraspal maupun sebagai lapis
resap (prime coat) atau lapis perekat (tack coat).
Dalam penggunaannya, pemanasan untuk menurunkan tingkat
kekentalan aspal mungkin tidak diperlukan.
b. Aspal Alam
Aspal alam adalah aspal yang secara alamiah terjadi di alam. Berdasarkan
depositnya aspal alam ini dikelompokkan ke dalam 2 kelompok, yaitu :
1) Aspal Danau (Lake Asphalt)
2) Aspal Batu (Rock Asphalt)
12
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
c. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan mencampur aspal keras dengan suatu
bahan tambah. Polymer adalah jenis bahan tambah yang banyak
digunakan saat ini, sehingga aspal modifikasi sering disebut juga sebagai
aspal polymer. Antara lain berdasarkan sifatnya, ada dua jenis bahan
polymer yang biasanya digunakan untuk tujuan ini, yaitu polymer elastomer
dan polymer plastomer.
13
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
2. Sifat Aspal
a. Sifat-sifat Kimia
Susunan struktur internal aspal ditentukan oleh susunan kimia molekul-
molekul yang terdapat dalam aspal tersebut. Susunan molekul aspal sangat
kompleks dan didominasi (90 – 95% dari berat aspal) oleh unsur karbon dan
hidrogen, sehingga senyawa aspal sering kali disebut senyawa hidrokarbon.
Sisanya (5 – 10%) adalah dua jenis atau yaitu heteroatom dan logam.
14
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
2) Malten
Malten adalah unsur kimia lainnya yang terdapat di dalam aspal selain
aspalten.
a) Resin
Resin secara dominan terdiri dari hidrogen dan karbon, dan sedikit
mengandung oksigen, sulfur dan nitrogen.
Di dalam aspal, resin berperan sebagai zat pendispersi aspalten.
Sifat aspal, SOL (larutan), GEL (jelli), sangat ditentukan oleh
proporsi kandungan resin terhadap aspalten yang terdapat di dalam
aspal tersebut.
b) Aromatik
Aromatik adalah unsur pelarut aspalten yang paling dominan di
dalam aspal, berbentuk cairan kental yang berwarna coklat tua dan
kandungannya di dalam aspal berkisar antara 40 – 60% terhadap
berat aspal.
c) Saturated
Saturated adalah bagian dari molekul malten yang berupa minyak
kental yang berwarna putih atau kekuning-kuningan dan bersifat
non-polar.
Saturated terdiri dari parafin (wax) dan non-parafin, kandungannya
di dalam aspal berkisar antara 5% - 20% terhadap berat aspal.
15
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Sifat aspal terutama viskositas dan penetrasi akan berubah bila aspal
tersebut mengalami pemanasan ataupun penuaan dan aspal dengan
durabilitas yang baik hanya sedikit mengalami perubahan.
Uji daktilitas aspal adalah suatu uji kualitatif yang secara tidak langsung
dapat digunakan untuk mengetahui tingkat adhesifnes atau daktilitas
aspal keras.
16
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Aspal keras dengan nilai daktilitas rendah adalah aspal yang memiliki
daya adhesi yang kurang baik dibandingkan dengan aspal yang memiliki
daktilitas yang tinggi.
Aspal dengan daya kohesi yang kuat akan melekat erat pada
permukaan agregat, oleh sebab itu pengelupasan yang terjadi sebagai
akibat dari pengaruh air atau kombinasi air dengan gaya mekanik sangat
kecil atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
Aspal dengan nilai IP yang tinggi akan memiliki kepekaan yang rendah
terhadap perubahan temperatur, sehingga campuran beraspal yang
dibuat dari aspal dengan nilai IP yang tinggi akan memiliki rentang
temperatur pencampuran dan pemadatan yang lebih lebar bila
dibandingkan dengan campuran yang dibuat dari aspal dengan nilai IP
yang rendah.
17
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
18
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Tetapi temperatur pemanasan aspal yang terlalu tinggi juga tidak baik karena
dapat menyebabkan tingginya oksidasi yang terjadi dan pada akhirnya akan
menurunkan kualitas campuran.
D. FILLER
Mineral pengisi (filler) di dalam campuran aspal panas, bukan hanya mengisi celah/
rongga diantara agregat, tapi juga untuk meningkatkan kestabilan dari aspal dan
apabila dicampur dalam jumlah yang tepat dapat mengurangi kekakuan campuran
aspal panas dalam cuaca dingin.
Akan tetapi kelebihan atau kekurangan sedikit saja dari mineral pengisi ini akan
menyebabkan campuran terlalu kering atau terlalu basah.
Untuk menentukan perbandingan yang tepat dari komposisi filler dalam campuran
beraspal, memerlukan penelitian laboratorium yang tepat sebelum menentukan
komposisi campuran tersebut.
Pada pelaksanaan pencampuran, jenis dan jumlah mineral pengisi atau debu yang
digunakan harus dikontrol dengan seksama.
19
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
1. Jenis Filler
a. Mineral filler dibuat dari batu kapur, batu igneous, dan sejenisnya yang
diproses dengan menghancurkan sampai menjadi partikel yang sangat halus.
b. Mineral filler dapat juga dengan menggunakan semen portland atau kapur
mati, tapi jenis ini jarang dipakai.
c. Mineral filler dapat juga berasal dari daur ulang, yaitu debu halus yang
terbawa asap buang dan tertampung dalam pengumpul debu sekunder
(baghouse/ fabric filter).
Partikel debu halus ini dialirkan ke dasar pengumpul debu dan disalurkan ke
dalam hopper dari filler dan dapat dipakai sebagai material pengisi.
2. Sifat Filler
a. Ukuran partikel filler
Filler yang lebih halus memiliki kemampuan yang lebih baik dalam
meningkatkan kualitas campuran beraspal.
Filler yang efektif adalah serbuk halus dari material filler yang dapat lolos
melalui ayakan 0,074 mm (atau saringan no. 200) paling sedikit 90% dari
berat.
b. Kandungan air
Filler harus selalu dalam kondisi kering dan efektif digunakan bila kandungan
air dalam filler 0,2% - 0,5% (dari berat yang lolos saringan).
Namun filler dengan kandungan air tidak lebih dari 1% masih dapat dipakai.
c. Sifat fisik
Sifat fisik filler adalah dalam keadaan kering mempunyai sifat seperti air,
dapat mengalir melalui lobang meskipun sangat kecil. Tapi filler basah dapat
menjadi padat dan sangat sulit untuk dapat diurai lagi.
20
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
BAB III
BAHAN BAKAR DAN PELUMAS
A. UMUM
Bahan bakar yang dipakai pada mesin penggelar aspal ini harus memiliki
persyaratan antara lain mempunyai nilai pembakaran yang tinggi untuk menjaga
kualitas pembakaran sehingga pemakaian bahan menjadi lebih hemat, dan harus
menghasilkan gas buang yang bersih sehingga tidak menimbulkan banyak polusi.
Bahan pelumas dibutuhkan untuk melumasi bagian/ komponen mesin yang bergerak
dan harus memiliki sifat-sifat yang khusus tahan terhadap perubahan temperatur dan
tekanan yang tinggi.
B. BAHAN BAKAR
Untuk menjaga agar kinerja mesin penghampar aspal yang tinggi dengan pemakaian
bahan bakar yang hemat, maka sistem bahan bakar pada mesin harus dapat
melayani operasional mesin dengan optimal.
Dalam hal ini beberapa persyaratan harus dapat dipenuhi, antara lain :
● Tangki bahan bakar harus selalu terisi selama pengoperasian mesin.
● Pompa bahan bakar harus mempunyai kapasitas yang sesuai.
● Pengabut harus mampu menyemprotkan bahan bakar dengan halus.
● Saringan bahan bakar memiliki daya saring yang kuat.
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempurna dituntut bahan bakar yang bersih
dari kontaminasi air dan debu (kotoran).
Dalam mempertahankan kondisi bahan bakar yang bersih tersebut, perlu
diperhatikan dalam penanganan bahan bakar tersebut, antara lain :
1. Penyimpanan
a. Bahan bakar yang baru diterima dari mobil tangki dtampung dalam tangki
(tangki penyimpanan) dan biarkan selama kurang lebih 12 jam untuk
mengendapkan kotoran dan air yang terkandung didalamnya.
b. Posisi tangki sebaiknya dibuat miring sekitar 3o dan dipasang keran
pembuang kotoran/ air pada bagian terendah dari tangki tersebut.
21
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
c. Setiap pagi sebelum mulai bekerja, buang kotoran dan air dari tangki melalui
keran pembuang.
2. Pengisian
a. Pengisian bahan bakar ke dalam tangki dilakukan setelah selesai operasi.
b. Pada waktu pengisian hindarkan bahan bakar dari tercampur kotoran dan air,
serta jauhkan sumber api yang dapat membahayakan.
3. Penggantian Filter
a. Penggantian filter bahan bakar dilakukan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Pemasangan filter bahan bakar dilakukan oleh mekanik dengan
memperhatikan teknik pemasangannya secara benar.
c. Jangan pernah memakai filter yang dicuci/ dibersihkan, kemudian dipasang
kembali.
C. PELUMAS
Para produsen minyak pelumas terus mengembangkan jenis minyak pelumas untuk
dapat dipakai pada berbagai kondisi kerja yang optimal dengan meningkatkan
beberapa sifat minyak pelumas tersebut.
Pada mesin pencampur aspal minyak pelumas dipakai pada gigi reduksi dari motor
listrik.
22
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Seperti pada gear box dari gigi reduksi setiap motor listrik, harus
menggunakan minyak pelumas sesuai yang direkomendasikan pabrik, dan
yang perlu diperhatikan oleh operator adalah :
● Pemeriksaan harian terhadap jumlah dan kondisi minyak transmisi.
● Melakukan penambahan bila diperlukan.
2. Grease/ Gemuk
Gemuk digunakan untuk mencegah keausan akibat beban puntir dan meredam
gesekan yang terjadi selama pergerakan atau perputaran komponen yang
berputar/ bergerak.
23
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
BAB IV
PENGETAHUAN MUTU HASIL PRODUKSI
A. UMUM
Perkerasan aspal harus dibangun dalam bentuk/ konstruksi yang mempunyai
ketebalan yang cukup untuk menahan beban dan keseimbangan dinamis pada
semua lapisan, dari permukaan jalan sampai sub-base, sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
Sesuai dengan formula campuran yang bermutu tinggi yang diproduksi dalam mesin
pencampur aspal, maka kualitas, ukuran partikel, dan jumlah material harus
ditentukan dengan hati-hati melalui penelitian laboratorium yang tepat.
B. KUALITAS CAMPURAN
2. Pengaruh Temperatur
Untuk dapat menyelimuti semua agregat dengan aspal dengan baik, aspal dan
agregat harus dipanaskan pada temperatur yang ditetapkan dimana agregat
harus betul-betul kering dan pencampuran berlangsung cepat.
Filler juga biasanya dipanaskan dengan panas dari agregat pada saat keduanya
dimasukkan ke dalam mixer dan dilakukan dry mixing (pencampuran kering).
24
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Kondisi ini sangat penting untuk menjaga temperatur secara tepat dan
merupakan kegiatan kunci dari produksi campuran beraspal.
Temperatur aspal harus dijaga pada temperatur yang tepat, biasanya diantara
145o C – 165o C.
Perbedaan temperatur aspal dan agregat tidak melebihi 14o C.
Bila agregat tidak dipanaskan dengan tepat dan pengeringan kurang sempurna,
maka agregat tidak dapat diselimuti dengan sempurna oleh aspal dan
penyelimutan aspal dapat terjadi lambat.
3. Pengawasan Kualitas
a. Temperatur
Pengawasan temperatur sangat ditekankan dalam semua phase dari
produksi campuran aspal panas.
Kegiatan ini merupakan faktor utama dalam pengawasan kualitas produksi
untuk mengontrol temperatur produksi campuran aspal panas, dapat
dilakukan dengan menggunakan termometer yang tepat.
Adakalanya pengamatan dilakukan secara visual (terutama bagi teknisi/
operator yang berpengalaman) yang dapat menentukan temperatur
campuran tidak pada temperatur yang tepat.
b. Segregasi
Kualitas campuran yang baik juga ditandai dengan tidak terjadinya segregasi
yang berlebihan pada saat dituangkan ke dalam dump truck.
Perlu dicermati kemungkinan terjadinya segregasi adalah akibat dari :
● Katup (gate) pengukuran dari mixer telalu tinggi diatas dump truck.
● Penuangan campuran ke dalam dump body yang terlalu lebar,
menyebabkan material terlalu mengerucut dan segregat.
Pada kondisi ini, truck diusahakan bergerak maju-mundur selama
pengisian.
● Katup (gate) tidak terbuka secara baik.
25
Pelatihan Operator Mesin Penggelar Aspal Jenis dan Sifat Material
Prosedur pengambilan contoh harus dilakukan oleh teknisi yang khusus yang
berpengalaman.
DAFTAR PUSTAKA
26