Anda di halaman 1dari 54

TUGAS MATAKULIAH

TEKNOLOGI BETON LANJUT


Berupa Jawaban Questioner yang Diberikan
Dosen Pengasuh Dr. Teuku Budi Aulia, S.T, Dipl. Ing

Dikerjakan Oleh :

MUHAMMAD IQBAL

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL, UNSYIAH 2019


1. Agregat merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang
paling besar dalam struktur beton yang telah mengeras. Jelaskan sifat dan
karakteristik agregat yang baik untuk bisa menghasilkan beton dengan kekuatan
optimal.

Jawab :

Sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk menghasilkan beton harus
memenuhi syarat berikut diantaranya : keras, tidak mudah hancur ; tidak mengandung
garam karena garam dapat menyebabkan pemekaran beton karena menghasilkan
”bunga-bunga kristal” dan mengakibatkan korosi pada tulangan; tidak mengandung
mineral logam seperti Fe (Besi); tidak mengandung bahan organik; kadar lumpur tanah
liat, dan debu maksimal 2%; bentuk butiran dianjurkan kasar agar lekatan (bond) antara
agregat dengan beton menjadi lebih baik.

2. Jelaskan pengaruh ukuran diameter maksimum agregat terhadap sifat mekanis dari
beton yang sudah mengeras.

Jawab :

Semakin besar diameter maksimum agregat maka dapat dipastikan luas kontak
antara beton dan agregat lebih kecil. Dikarenakan lekatan antara beton dan agregat yang
lemah maka efek yang ditimbulkan adalah kuat tekan beton dan modulus elastisitasnya
menjadi lebih besar. Penelitian oleh Ibragimov (1989) membuktikan bahwa
penambahan diameter agregat memang menaiki kuat tekan tekan beton tapi tidak
seberapa karena dalam pelaksanaanya cenderung mengurangi homogenitas beton. Kuat
tarik belah juga menurun.

3. Untuk mengetahui mutu dari agregat, pemeriksaan apa saja yang diperlukan
terhadap sifat-sifat fisis dan mekanis dari agregat?

Jawab :
PEMERIKSAAN SIFAT FISIS AGREGAT

 Pemeriksaan berat jenis dan penyerapan


Pemeriksaan ini berpedoman kepada ketentuan AASHTO T-85-74 yang
bertujuan untuk menentukan berat jenis (bulk spesitic gravity), berat jenis kering

Teknologi Beton Lanjutan 2


permukaan jenuh (SSD), berat jenis semu (appearand spesific gravity) dan
penyerapan (absorbsi). Peralatan yang digunakan adalah keranjang kawat yang
berukuran diameter lubang 3,55 mm, berkapasitas 5 kg, saringan ukuran l9,l mm
dan saringan no.4, tirnbangan dan oven.

 Pemeriksaan berat isi agregat


Pemeriksaan ini berpedornan kepada ketentuan AASHTO T-19-74 yang
bertujuan untuk mengetahui perbandingan berat agregat dengan isi wadah.
Perneriksaan ini dilakukan dengan tiga cara yaitu berat isi lepas, berat isi goyangan
dan berat isi penusukan, Peralatan yang digunakan adalah wadah baja selinder
berdiarneter 149,6 mm, tinggi 175 mm, tongkat pemadat sepanjang 60 cm,
timbangan dan oven.

 Pemeriksaan keausan agregat (abrasi)


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan agregat terhadap
penghancuran (abrasi) dengan menggunakan mesin Los Angeles yang berpedornan
pada AASHTO T-96-74. Alat yang digunakan adalah mesin Los Angeles yang terdiri
dari selinder baja tertutup pada kedua sisinya berdiameter 71 cm dan panjang 50 cm,
bola-bola baja berdiameter 4,68 cm dengan berat antara 390 - 445 gram, timbangan,
oven dan saringan ukuran l9,l mm, 13,2 mm, 9,52 mm dan 1,7 mm (no.l2).

 Pemeriksaan indeks kepipihan dan kelonjongan


Pemeriksaan ini berpedoman kepada ketentuan dari Material For Asphalt
pavement (Japan International Cooperation Agency,1977) yang bertujuan untuk
mengetahui persentase agregat yang berbentuk pipih dan lonjong. Alat yang
digunakan adalah saringan ukuran l9,l mm dan 13,2 mm, timbangan, elongation
gange (alat pengukur indeks kelonjongan) dan flaxiness gange (alat pengukur indeks
kepipihan).

 Pemeriksaan kelekatan agregat terhadap aspal


Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan persentase luas permukaan
batuan yang terselimuti oleh aspal terhadap keseluruhan luas permukaan dengan
nilai batas yang disyaratkan minirnum 95%, berpedoman pada AASHTO T-182-82.
Alat yang dipergunakan adalah wadah untuk mengaduk aspal dan agregat,
timbangan, pisau, pengaduk, gelas pengaduk berkapasitas 600 ml, saringan 13,2 mm
dan 9,5 mm, termometer logam dan air suling.

Teknologi Beton Lanjutan 3


 Pemeriksaan pelapukan (soundness)
Pemeriksaan ini berpedoman kepada ketentuan AASHTO T-104-77 yang
bertujuan untuk memeriksa keawetan agregat menggunakan larutan Magnesium
sulfat (Mg2SO4). Keawetan agegat didapat dengan rnembandingkan kehilangan
berat setelah direndam dalam larutan Mg2SO4 terhadap berat semula, Alat yang
digunakan adalah Saringan ukuran 13,2 mm dan 9,5 mm, gelas perendaman,
magnesium sulfat (Mg2SO4), oven dan timbangan.
Pemeriksaan mekanis untuk menentukan kekuatan agregat bisa dengan
menggunakan tes bejana Rudelloff ataupun Los Angeles Test sesuai SII 0052-80.
Uji keuletan (toughness) dilakukan dengan mesin kejut (crushing value).

4. Untuk apakah dilakukan pemeriksaan “analisa saringan“ (sieve analysis) dari


agregat pembentuk beton?

Jawab :

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat. Data
distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.

5. Karena agregat mempunyai komposisi terbesar dalam beton, maka agregat secara
langsung juga akan mempengaruhi sifat-sifat beton. Sebutkan sifat-sifat beton segar
dan beton yang telah mengeras yang dipengaruhi oleh agregat!

Jawab :

Agregat merupakan bahan pembentuk beton yang mempunyai komposisi yang


paling besar dalam struktur beton. Agregat menempati 70-75% dari total volume beton.
Kualitas agregat sangat mempengaruhi kualitas beton, baik beton segar maupun beton
yang sudah mengeras.

Secara umum sifat beton segar yang dipengaruhi agregat bedasarkan tingkat
workabilitasnya dilihat dengan slump test. Agregat yang kasar lebih sedikit
membutuhkan air dibandingkan yang halus karena air yang diperlukan untuk melakukan
proses hidrasi lebih banyak karena komposisi semen yang lebih banyak. Beton yang
terlalu halus ataupun kasar harus diatur rasio air semennya agar mudah dikerjakan.
Begitu pula homogenitas agregat harus dijaga dengan vibrator agar tidak terjadi
segregasi agregat yang mempengaruhi sifat beton ketika mengeras. Pengaruh agregat

Teknologi Beton Lanjutan 4


sebagaimana disebutkan sebelumnya terhadap beton keras adalah dari sifat fisis,
mekanis dan kimiawinya, gradasi, distribusi dan diameter maksimumnya.

Sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk bisa menghasilkan beton dengan
kekuatan optimal:

• jenis agregat (kekerasan, kepadatan, ketahanan abrasi)


• bentuk butiran (bulat, bersudut/irregular, angular, pipih, memanjang, pipih
memanjang). Baik: bulat, bersudut dan angular (batu pecah). Tidak baik: pipih,
memanjang, pipih memanjang.
• tekstur permukaan butiran (mengkilat, rata, granular, kasar, sarang tawon (honey
comb)
• gradasi ukuran butiran, untuk agregat kasar ukuran butirnya diatas 4,75 mm
sedangkan agregat halus dibawah nilai 4,75 mm. Agregat dengan ukuran lebih
besar dari 4.75 mm dibagi lagi menjadi 2 yaitu, yang berdiameter 4.75 – 40
mm disebut kerikil beton, dan yang berdiameter lebih besar dari 40 mm disebut
kerikil kasar. Agregat yang digunakan dalam campuran beton biasanya
berukuran lebih kecil dari 40 mm.
• ukuran butir maksimum
• berat jenis dan berat volume agregat
• absorpsi dan kadar air (oven dry, air dry, saturated surface dry, lembab)
• koefisien muai dan panas jenis agregat

6. Sebutkan jenis-jenis semen yang anda ketahui beserta kegunaannya!

Jawab :
Jenis Semen menurut Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) antara lain :

 Semen Portland Putih, digunakan untuk pekerjaan penyelesaian (finishing),


sebagai filler atau pengisi. Semen jenis ini dibuat dari bahan utama kalsit
(calcite) limestone murni.

 Semen Portland Pozolan, Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan
umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi
sedang, seperti: jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.

Teknologi Beton Lanjutan 5


 Semen Portland, adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan
umum di seluruh dunia karena merupakan bahan dasar beton, dan plesteran
semen.

 Semen Portland Campur, suatu bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan


bersama-sama dari terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan
anorganik yang bersifat tidak bereaksi (inert).

 Semen Mansonry, Semen ini lebih tepat digunakan untuk konstruksi perumahan
gedung, jalan dan irigasi. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan
genteng beton, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.

 Semen Portland Komposit, digunakan untuk bangunan-bangunan pada


umumnya, sama dengan penggunaan Semen Portland Tipe I dengan kuat tekan
yang sama. PCC mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah selama proses
pendinginan dibandingkan dengan Semen Portland Tipe I, sehingga
pengerjaannya akan lebih mudah dan menghasilkan permukaan beton/plester
yang lebih rapat dan lebih halus.

7. Sebutkan bahan dasar (raw material) untuk pembuatan semen dan jelaskan
prosesnya. Jelaskan unsur-unsur utama (klinker) dari semen Portland dan jelaskan
sifat-sifatnya!

Jawab :

Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir
silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk
memproduksi semen yaitu:

 Batu kapur digunakan sebanyak ± 81 %.


Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3
(Calcium Carbonat), pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu
kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%

 Pasir silika digunakan sebanyak ± 9 %


Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika
terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin
putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna
merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar
Teknologi Beton Lanjutan 6
airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan
kadar SiO2 ± 90%

 Tanah liat digunakan sebanyak ± 9 %.


Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen
SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ±
20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %

 Pasir besi digunakan sebanyak ± 1%.


Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya
selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi
sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang
baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75% - 80%.
Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan
semen (A).

Proses Pembuatan Semen:

 Quarry : Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-
material lain yang mengandung kalsium, silikon, alumunium, dan besi oksida
yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
 Crushing :Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran
yang lebih kecil dengan menggunakan crusher.
 Conveying:Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi
pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.
 Raw mill (penggilingan) :Proses Basah penggilingan dilakukan dalam raw mill
dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air
34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena
adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar
berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi
gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry. Sedangkan, pada
proses kering, terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt
1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya
gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada
ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan
menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara

Teknologi Beton Lanjutan 7


merata sehingga efisiensi dapat tercapai. Terjadi pemisahan material kasar dan
halus dalam separator.
 Homogenisasi:Proses Basah, slurry dicampur di mixing basin,kemudian slurry
dilairkan ke tabung koreksi; proses pengoreksian. Sedangkan pada proses kering
terjadi di blending silo dengan sistem aliran corong.
 Pembakaran (pembentukan clinker): Terjadi di dalam kiln. Kiln adalah alat
berbentuk tabung yang di dalamnya terdapat semburan api. Kiln di design untuk
memaksimalkan efisiensi dari perpindahan panas yang berasal dari pembakaran
bahan bakar.

8. Sebutkan dan jelaskan bahan pengikat lainnya yang saudara ketahui selain semen!

Jawab :

Orang Aceh dahulu menggunakan campuran kapur dan tanah liat untuk
mengikat batu-batu yang dipakai untuk membangun benteng (kuta) dan pondasi masjid.
Saat ini ada usaha mencari bahan alternatif semen sebagai pengikat agregat seperti
gipsum dan geo polymer. Di negeri UEA, sulfur yang banyak dihasilkan oleh ladang gas
disana digunakan sebagai alternatif semen.

9. Jelaskan sifat dan karakteristik air yang dapat digunakan sebagai bahan pembentuk
beton!

Jawab :

Sebaiknya dalam menggunakan air untuk membuat beton, jangan menggunakan


sembarang air. Karena pemilihan air juga sangat mempengaruhi kekuatan beton yang
akan dihasilkan. Karena itu sebaiknya kita memilih air yang :

 Usahakan air yang akan kita gunakan tersebut adalah air yang bersih, jangan
gunakan air yang kotor apalagi air keruh, karena kotoran yang ada di dalam air
tersebut dapat menguragi kekuatan beton kita, apalagi jika sampai ada campuran
lumpur di dalam air tersebut, karena dapat mengurangi daya lekat semen, dan
kandungan lumpur tersebut juga dapat membuat beton menjadi mengembang,
karena lumpur tersebut dapat bereaksi dengan semen dan air.

Teknologi Beton Lanjutan 8


Hasilnya beton yang kita buat tersebut akan menjadi semakin rapuh. Usahakan
juga jangan sampai ada sampah yang ikut dalam air yang akan kita gunakan
tersebut, karena pastinya juga akan melemahkan beton yang akan kita buat.
 Usahakan air yang akan kita gunakan dalam membuat campuran beton adalah
air yang berasa tawar. Karena air yang berasa asin dapat menyebabkan korosi
pada besi tulangan beton.
Dan air asin juga dapat membuat sifat liat dari pasta semen yang kita gunakan
akan menjadi hilang, sehingga semen yang kita gunakan tersebut menjadi tidak
berfungsi sama sekali. Selain itu jika air yang kita gunakan berasa manis, maka
dapat membuat beton cepat kering yang pada akhirnya dapat menurunkan
kekuatan tekan beton.
 Usahakan juga agar air yang kita gunakan bebas dari klorida, karena sifat beton
yang menggunakan air yang mengandung klorida akan sama seperti sifat beton
yang menggunakan air yang berasa asin. Yaitu akan membuat besi tulangan yang
ada di dalam beton menjadi mudah terkena korosi, yang akhirnya juga dapat
melemahkan struktur.
 Usahakan juga agar saat membuat beton kita jangan sampai air yang kita
gunakan sampai tercapur dengan minyak, karena kandungan minyak yang
terdapat dalam air, akan dapat melemahkan beton yang sedang kita bangun.

10. Jelaskan sistem dan metode pengecoran beton yang anda ketahui.

Jawab :

Metode paling sederhana adalah dengan menuang beton ke cetakan dengan


baskom yang diaduk baik dengan molen maupun metode gunung berapi. Metode ini
hanya cocok untuk pekerjaan kecil. Saat ini untuk beton siap-aduk (ready-mix) biasanya
disalurkan ke bekisting dengan mobil pompa beton berbelalai. Untuk gedung tinggi atau
konstruksi gedung yang luas maka dipakai jasa kran yang mana beton diangkat dan
dialirkan dengan pompa berkekuatan. Ada lagi dengan metode bucket. Bucket semacam
corong yang memiliki bukaan dibawahnya. Keuntungan dari metode ini adalah adanya
penundaan yang memudahkan tukang meratakan beton sebelum tiba adukan beton
selanjutnya.

(1) Penuangan menggunakan karung dilakaun dengan mengisi karung-karung dengan


beton segar, kemudian memasukkannya kedalam air. untuk mendapatkan konstruksi

Teknologi Beton Lanjutan 9


yang padat dan masif, karung karung tersebut dipantek satu dengan lainnya. penuangan
dengan cara ini memerlukan bantuan penyelam sehingga biasanya mahal.

(2) Pada penuangan beton dengan bak khusus, campuran beton diisikan dalam sebuah
bakcampuran tersebut akan keluar memlaluai pintu yang otomatis terbuka sendiri.
setelah pintu terbuka, bak akan dingkat secara perlahan-lahan sehingga beton mengalir.

(3) Penuangan dengan pipa tremi banyak digunakan karena efisien dan efektif.
penuangan dilakukan dengan cara mengisikan campuran beton kedalam pipa tremi,
kemudian mengangkat pipa tremi secara perlahan sampai beton mengalir keluar.
Ujung pipa bagian bawah harus selalu terbenam dalam beton yang di tuangkan.
(4) Katup hydro terdiri dari pipa nylon diameter 600 mm yang fleksibel untuk
menuangkn beton. ujung bawahnya dilengkapi pelindung kaku berbentuk silinder. cara
pengerjaan sama dengan tremi.

(5) Penuangan dengan beton pra-susun dilakukan dengan menyusun terlebih dahulu
agregat kasar yang lebih besar dari 28 mm kemudian melakukan grouting (grout
colodial). grout dibuat dengan mencapur semen, pasir dan air atau dapat juga
ditambah bahan tambah Plastisizer pada alat pengaduk khusus.
(6) Metode ini lebih umum. Awalnya didaerah yang akan dicor dipagari dengan dinding
penahan misal dari baja. Dinding ini dilapisi pelindung agar dinding tidak bocor dengan
bantuan penyelam. Selanjutnya air dalam kolam tersebut dipompa. Dan pengecoran
dilakukan dengan cara biasa.

11. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kuat tekan beton? Jelaskan!

Jawab :
Sebagaimana yang diuraikan sebelumnya, faktor agregat berperan penting
terhadap kuat beton. Maka dari itu hal tersebut perlu diperhatikan dalam perencanaan
campuran beton. Jenis semen juga berpengaruh tergantung kandungan kimiawi atau
tipenya. Kemudian metode pengecorannya apakah beton itu merata ataukah masih
menghasilkan pori yang banyak. Air berperan dalam proses hidrasi beton, air yang
cukup menghasilkan kuat tekan beton yang baik. Air yang kurang dan berlebihan
mengurangi kuat tekannya. FAS yang dianjurkan adalah sekitaran 0,4.-0,6.

Faktor eksternal yang mempengaruhi biasanya karena serangan kimiawi.


Serangan kimia pada beton ini secara praktis dibedakan atas lima kategori, yakni

Teknologi Beton Lanjutan 10


kategori senyawa asam, ammonium, magnesium, sulfat dan hidroksida alkali. Serangan
semua senyawa asam dan sulfat ini berdampak buruk pada beton, sedangkan senyawa
ammonium, magnesium dan hidroksida alkali tidak semuanya mengurangi performa
beton. Adiktif yang dipakai dalam campuran semen sudah dipastikan mempengaruhi
kuat tekan.

12. Bagaimanakah hubungan antara faktor air semen (water cement ratio) dengan kuat
tekan beton?

Jawab :

Air dibutuhkan untuk proses hidrasi semen, maka yang diperlukan adalah air
yang secukupnya. Air yang kurang selain menyebabkan proses hidrasi yang tak
sempurna juga menyebabkan workabilitinya rendah akibatnya pemadatan tidak baik dan
hasinya kuat tekan yang rendah. Air yang banyak memang meningkatkan workability
tetapi efek yang ditimbulkan bleeding, pori-pori beton yang besar dan efeknya sama
seperti pemadatan yang kurang baik.

13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan setting time pada beton segar.

Jawab :

Waktu setting atau waktu pengikatan dibagi. 1) waktu awal yaitu waktu
pencampuran semen dengan air menjadi pasta semen hingga hilang sifat plastisitasnya,
2) waktu ikatan akhir yaitu waktu terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.
Waktu awal berkisar 1-2 jam sedangkan waktu akhir kurang dari 8 jam.

14. Jelaskan proses hidrasi pada beton!

Jawab :
Hidrasi dapat di kelompokan menjadai 2 kelompok yaitu :
 Hidrasi dengan temperatur rendah
 Hidrasi dengan temperatur tinggi.
Keberadaan senyawa-senyawa silikat dan aluminat dalam semen menyebabkan
terjadinya reaksi dengan air jika semen dicampur dengan air. Akibatnya terbentuk suatu
senyawa hidrat sebagai produk dari proses hidrasi yang selanjutnya akan terjadi
pengerasan massa. Reaksinya sangat kompleks, tetapi secara umum dapat dituliskan
sebagai berikut (Van Vlack, 1985):
Ca3Al2O6 + 6 H2O Ca3Al2(OH)12 + 200 J/g
Ca2SiO4 + x H2O Ca2SiO x H2O + 500 J/g
Teknologi Beton Lanjutan 11
Ca3SiO5 + (x+1) H2O Ca2SiO4 x H2O + Ca(OH)2 + 865 J/g
Reaksi di atas hanya berlaku untuk semen Porltland yang banyak digunakan oleh
masyarakat.

15. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hydrasi beton!

Jawab :

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi hidrasi semen antara lain ;

 Jumlah air ang ditambahkan

 Temperatur

 Kehalusan semen

 Bahan aditif

Faktor-faktor tersebut akan mengakibatkan terbentuknya pasta semen dalam


jangka waktu tertentu akan mengalami pengerasan (setting). Proses hidrasi adalah
proses kristalisasi yang dibagi dalam tiga tahap proses, yaitu :

1) Secara kimia, bahan-bahan dalam semen bereaksi dengan air membentuk


senyawa hidrat.

2) Secara fisika, senyawa hidrat yang terbentuk akan membentuk kristal karena
larutannya sangat jenuh.

3) Secara mekanis, kristal yang terbentuk akan saling mengikat secara kohesi dan
adhesi membentuk struktur yang kokoh.

Hidrasi ada temperatur yang tinggi akan menyebabkan kekuatanakhir semen


menjadi rendah dan beton akan menjadi retak. Berdasarkan hal ini, maka bahan yang
dipakai untuk pembuatan beton harus disimpan pada tempat dengan temperatur yang
rendah agar penguapan air tidak terlalu berlebihan.

16. Sebutkan jenis-jenis additive yang anda ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan
cara kerjanya di dalam campuran beton!

Jawab :
Jenis-jenis bahan tambah mineral (additive) :
Teknologi Beton Lanjutan 12
1. Pozzolan
2. Fly ash (abu terbang batu bara)
3. Slag
4. Silica fume

Adapun kegunaan additive adalah:


 Memperbaiki workability beton
 Mengurangi panas hidrasi
 Mengurangi biaya pekerjaan beton
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan sulfat
 Mempertinggi daya tahan terhadap serangan reaksi alkali-silika
 Menambah keawetan (durabilitas) beton
 Meningkatkan kuat tekan beton
 Meningkatkan usia pakai beton
 Membuat beton lebih kedap air (porositas dan daya serap air pada beton
rendah)
Cara kerjanya di dalam campuran beton yaitu beton yang kekurangan butiran
halus dalam agregat menjadi tidak kohesif dan mudah bleeding. Untuk mengatasi
kondisi ini biasanya ditambahkan bahan tambah additive yang berbentuk butiran padat
yang halus. Penambahan additive biasanya dilakukan pada beton kurus, dimana
betonnya kekurangan agregat halus dan beton dengan kadar semen yang biasa tetapi
perlu dipompa pada jarak yang jauh.

17. Sebutkan jenis-jenis admixture yang anda ketahui beserta kegunaannya dan
jelaskan cara kerjanya di dalam campuran beton!

Jawab :
Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :

1) Tipe A : Water Reducing Admixture (WRA)


Bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi penggunaan air
pengaduk untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu. Dengan
menggunakan jenis bahan tambah ini akan dapat dicapai tiga hal, yaitu :
 Hanya menambah/meningkatkan workability.

Teknologi Beton Lanjutan 13


Dengan menambahkan WRA ke dalam beton maka dengan fas (kadar air
dan semen) yang sama akan didapatkan beton dengan nilai slump yang lebih
tinggi. Dengan slump yang lebih tinggi, maka beton segar akan lebih mudah
dituang, diaduk dan dipadatkan. Karena jumlah semen dan air tidak
dikurangi dan workability meningkat maka akan diperoleh kekuatan tekan
beton keras yang lebih besar dibandingkan beton tanpa WRA.

 Menambah kekuatan tekan beton.


Dengan mengurangi/memperkecil fas (jumlah air dikurangi, jumlah
semen tetap) dan menambahkan WRA pada beton segar akan diperoleh
beton dengan kekuatan yang lebih tinggi. Dari beberapa hasil penelitian
ternyata dengan fas yang lebih rendah tetapi workability tinggi maka kuat
tekan beton meningkat.

 Mengurangi biaya (ekonomis).


Dengan menambahkan WRA dan mengurangi jumlah semen serta air,
maka akan diperoleh beton yang memiliki workability sama dengan beton
tanpa WRA dan kekuatan tekannya juga sama dengan beton tanpa WRA.
Dengan demikian beton lebih ekonomis karena dengan kekuatan yang sama
dibutuhkan jumlah semen yang lebih sedikit.

2) Tipe B : Retarding Admixture


Bahan tambah yang berfungsi untuk memperlambat proses waktu
pengikatan beton. Biasanya digunakan pada saat kondisi cuaca panas,
memperpanjang waktu untuk pemadatan, pengangkutan dan pengecoran.

3) Tipe C : Accelerating Admixtures


Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mempercepat proses
pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan ini digunakan
untuk memperpendek waktu pengikatan semen sehingga mempecepat
pencapaian kekuatan beton. Yang termasuk jenis accelerator adalah : kalsium
klorida, bromide, karbonat dan silikat. Pda daerah-daerah yang
menyebabkan tinggi tidak dianjurkan menggunakan accelerator jenis

Teknologi Beton Lanjutan 14


kalsium klorida. Dosis maksimum yang dapat ditambahkan pada beton
adalah sebesar 2 % dari berat semen.

4) Tipe D : Water Reducing and Retarding Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah
air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan
dengan konsistensi tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal
dan pengerasan beton. Dengan menambahkan bahan ini ke dalam beton,
maka jumlah semen dapat dikurangi sebanding dengan jumlah air yang
dikurangi. Bahan ini berbentuk cair sehingga dalam perencanaan jumlah air
pengaduk beton, maka berat admixture ini harus ditambahkan sebagai berat
air total pada beton.

5) Tipe E : Water Reducing and Accelerating Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah
air pengaduk yang diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan
dengan konsistensi tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal
dan pengerasan beton. Beton yang ditambah dengan bahan tambah jenis ini
akan dihasilkan beton dengan waktu pengikatan yang cepat serta kadar air
yang rendah tetapi tetap workable. Dengan menggunakan bahan ini
diinginkan beton yang mempunyai kuat tekan tinggi dengan waktu
pengikatan yang lebih cepat (beton mempunyai kekuatan awal yang tinggi).

6) Tipe F : Water Reducing, High Range Admixture


Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, sebanyak 12 % atau lebih. Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam
beton, diinginkan untuk mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah
yang cukup tinggi sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan
tinggi dengan jumlah air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan
(workability beton) juga lebih tinggi. Bahan tambah jenis ini berupa
superplasticizer. Yang termasuk jenis superplasticizera dalah : kondensi
sulfonat melamine formaldehyde dengan kandungan klorida sebesar 0,005
%, sulfonat formaldehyde, modifikasi lignosulphonat tanpa kandungan

Teknologi Beton Lanjutan 15


klorida. Jenis bahan ini dapat mengurangi jumlah air pada campuran beton
dan meningkatkan slump beton sampai 208 mm. Dosis yang dianjurkan
adalah 1 % - 2 % dari berat semen.

7) Tipe G : Water Reducing, High Range Retarding admixtures


Jenis bahan tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air
pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu, sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan
pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan
memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit karena
keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.

18. Sebutkan jenis-jenis beton berdasarkan kelas kuatnya dan jelaskan karakteristiknya!

Jawab :
Jenis-jenis beton berdasarkan kelas kuatnya dan jelaskan karakteristiknya :
a. Beton kelas I
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil. Untuk pelaksanaannya tidak
diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan
ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan Bo.
b. Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara umum. Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan
tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K 125,
K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan
tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175 dengan keharusan
untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji.
c. Beton kelas III
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil yang lebih tinggi dari K225.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan

Teknologi Beton Lanjutan 16


peralatan yang lengkap yang dilayani oleh tenaga-tenaga ahli yang dapat
melakukan pengawasan mutu beton secara kontinu.

19. Apakah yang dimaksud dengan beton mutu struktural dan non-struktural? Jelaskan!

Jawab:

 Beton mutu struktural


Pelaksanaannya memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di
bawah pimpinan tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu
standar B1, K 125, K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya
dibatasi pada pengawasan terhadap mutu bahanbahan sedangkan terhadap
kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175
dengan keharusan untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu dari
hasil-hasil pemeriksaan benda.

 Beton non struktural


Untuk pelaksanaannya tidak diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu
hanya dibatasi pada pengawasan ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan
terhadap kekuatan tekan tidak disyaratkan pemeriksaan.

20. Sebutkan jenis-jenis beton berdasarkan berat volumenya dan jelaskan


karakteristiknya!

Jawab :

Jenis-jenis beton berdasarkan berat volumenya dan jelaskan karakteristiknya :

 Beton ringan (Light-Weight Concrete) memiliki karakteristik yaitu berat volume


nya antara 0,6-1,8 ton/m3, dipakai untuk bangunan pemikul beban ringan.
Aggregat yang digunakan ialah batu lempung expended clay,verum culie dan
lain-lain.

 Beton normal/biasa (Normal-Weight Concrete) memiliki karakteristik yaitu


dipakai untuk konstruksi tempat tinggal biasa dengan berat volume1,8 - 2,8
ton/m3. Jenis aggregatnya antara lain : pasir, batu pecah, atau batu pecah.

Teknologi Beton Lanjutan 17


 Beton berat (Heavy-Weight Concrete), Beton ini memiliki karakteristik yaitu
berat volume lebih besar dari 2,8 ton/m3 dipakai untuk pelindung terhadap sinar
gamma. Beton ini dipakai untuk reaktor.

21. Jelaskan langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton berdasarkan
Metode ACI 211.1-91 dan SNI.

Jawab :
Langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode ACI
211.1-91:
1. Pemilihan nilai slump

2. Pemilihan ukuran maksimum agregat, perlu memperhatikan:

- 1/3 tebal plat;

- ¾ jarak bersih antar baja tulangan, tendon, tulangan yang digabungkan (bar
bundle), atau ducting;

- 1/5 jarak terkecil bidang bekesting.


3. Penentuan air campuran dan kandungan udara harus perhatikan tabel
kandungan udara, dan tergantung pada :

 ukuran maksimum nominal agregat

 bentuk partikel

 gradasi dari agregat

 temperatur beton

 jumlah dari udara yang dimasukkan

 penggunaan bahan tambahan kimia

4. Penentuan faktor air semen harus perhatikan tabel faktor air semen pada umur
28 hari.
5. Perhitungan kandungan semen atau perhitungan kebutuhan semen, didasarkan
pada hasil tahap 4 dan 5 adalah 165/0,4 = 413 kg/m3 ( 280/0,4 = 700 lb/yd2)
6. Perkiraan kandungan agregat kasar harus perhatikan tabel volume dari
agregat kasar per unit volume beton.

Teknologi Beton Lanjutan 18


7. Perkiraan kandungan agregat halus atau mencari kebutuhan agregat halus
dengan menggunakan metode berat.

8. Penyesuaian kelembapan pada agregat karena agregat tidak pasti SSD atau
OD (Open Dry) di lapangan, maka hal ini perlu penyesuaian berat agregat
karena sejumlah kandungan air didalam agregat (catatan: bahwa agregat yang
sangat kering akan menyerap air dari campuran yang telah ditentukan) hanya
air permukaan perlu dipcrhatikan, sedang air serapan pada agregat bukan
menjadi air cumpuran sebab telah tercakup pada kelembapan penyesuaian
berat pada agregat.

9. Koreksi perhitungan

Percobaan suatu campuran yaitu mempergunakan dalam bentuk hitungan.


Jika beberapa dari mutu beton yang diinginkannya tidak tercapai, maka beton
harus disesuaikan seperti petunjuk di atas. Apabila penyesuaian tampaknya
terlalu besar yang ditunjukkan mungkin hal ini lebih untuk mendesain
kembali campuran keseluruhannya, diharapkan mengubah materialnya.

Sedangkan dengan Metoda SNI


1. Semua bahan beton harus diaduk secara seksama dan harus dituangkan
seluruhnya sebelum pencampur diisi kembali.
2. Beton siap pakai harus dicampur dan diantarkan sesuai persyaratan SNI 03-
4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai atau ”Spesifikasi untuk beton yang
dibuat melalui penakaran volume dan pencampuran menerus” (ASTM C 685).
3. Adukan beton yang dicampur di lapangan harus dibuat sebagai berikut:
a. Pencampuran harus dilakukan dengan menggunakan jenis pencampur yang
telah disetujui.
b. Mesin pencampur harus diputar dengan kecepatan yang disarankan oleh pabrik
pembuat.
c. Pencampuran harus dilakukan secara terus menerus selama sekurang-
kurangnya 1½ menit setelah semua bahan berada dalam wadah pencampur,
kecuali bila dapat diperlihatkan bahwa waktu yang lebih singkat dapat
memenuhi persyaratan uji keseragaman campuran SNI 03-4433-1997,
Spesifikasi beton siap pakai.
4. Pengolahan, penakaran, dan pencampuran bahan harus memenuhi aturan yang
berlaku pada SNI 03-4433-1997, Spesifikasi beton siap pakai.
5. Catatan rinci harus disimpan dengan data-data yang meliputi:
a. Jumlah adukan yang dihasilkan.
Teknologi Beton Lanjutan 19
b. Proporsi bahan yang digunakan.
c. Perkiraan lokasi pengecoran pada struktur.
d. Tanggal dan waktu pencampuran dan pengecoran.

22. Adakah perbedaaan antara kuat tekan karakteristik ( f’ck) dengan f’c? Tolong anda
jelaskan!

Jawab :
Jelas ada!, Perbedaaan antara kuat tekan karakteristik (f’ck) dengan f’c :
Kekuatan tekan karakteristik beton (f’ck) ialah kekuatan tekan beton, dimana
dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan
tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Kekuatan tekan karakteristik beton
didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji kubus dan silinder. Silinder
berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton
senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang
bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
Kuat tekan beton (f’c) adalah kuat tekan beton yang disyaratkan. Penentuan nilai
f’c boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai f’ck yang didapat dari hasil uji
tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini f’c didapat dari perhitungan
konversi berikut ini. F’c=(0,76+0,2 log fck/15) f”ck, dimana f”ck adalah kuat tekan
beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan
kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.

23. Jelaskan urutan pencampuran bahan-bahan pembentuk beton yang menghasilkan


kekuatan optimal!

Jawab :
Urutan pencampuran bahan-bahan pembentuk beton yang menghasilkan kekuatan
optimal :
1. Persiapan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang
terpisah.

2. Persiapkan wadah yang cukup menampung volume beton basah rencana.

3. Masukkan agregat kasar dan agregat halus ke dalam wadah.

4. Dengan menggunakan skop atau alat pengaduk, lakukan pencampuran agregat.

Teknologi Beton Lanjutan 20


5. Tambahkan semen pada agregat campuran dan ulangi proses pencampuran,
sehingga diperoleh adukan kering agregat dan semen yang merata.

6. Tuangkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan yang merata.

7. Tambahkan lagi 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.

8. Lakukan pemeriksaan slump.

9. Apabila nilai slump telah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda uji
silinder dan kubus beton. Jika belum tercapai nilai SLUMP yang diinginkan,
tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.

10. Lakukan perhitungan berat jenis beton basah.

11. Buatlah benda uji silinder dan kubus sesuai dengan petunjuk. Jumlah benda uji
ditetapkan berdasarkan volume adukan.

12. Lakukan pencatatan hal-hal yang menyimpang dari perencanaan,terutama


pemakaian jumlah air dan nilai slump.

24. Mengapa beton harus dirawat selama proses pengerasannya?

Jawab :
Perawatan ini dilakukan agar hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan.
Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu
cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal selama 3 hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab., kecuali
dilakukan dengan perawatan yang dipercepat.
Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton
yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton,
kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.

25. Apakah yang anda ketahui tentang susut dan rangkak beton? Sebutkan jenis-jenis
susut pada beton dan penyebabnya!

Jawab :

Teknologi Beton Lanjutan 21


♦ Susut adalah Perubahan volume yang tidak berhubungan dengan beban. Jika
dihalangi secara merata, proses susut dalam beton akan menimbulkan deformasi
yang umumnya bersifat menambah deformasi rangkak.(Mulyono, 2004:12)
Penyusutan merupakan salah satu penyebab utama retak dari bangunan, karena
bahan bangunan pada umumnya basah pada waktu didirikan dan mengering
kemudian. Penyusutan bahan bangunan sangat bervariasi, mulai dari nol pada
kaca dan metal, hingga yang maksimum pada bahan organik. Susut juga terjadi
pada semua bahan yang memakai semen sebagai pengikat.

Menurut Edward G. Nawi susut beton pada dasarnya dibedakan menjadi


dua jenis yaitu: susut plastis dan susut pengeringan. Susut plastis terjadi
beberapa jam setelah beton segar dicor ke dalam acuan. Permukaan yang
diekspos seperti pelat lantai akan lebih mudah dipengaruhi oleh udara kering
karena adanya bidang kontak yang luas. Dalam hal demikian terjadi penguapan
yang lebih cepat melalui permukaan beton dibandingkan dengan pergantian oleh
air dari lapisan beton yang lebih bawah. Sebaliknya susut pengeringan terjadi
setelah beton mencapai bentuk akhirnya dan proses hidrasi pasta semen telah
selesai. Susut pengeringan adalah berkurangnya volume elemen beton jika
terjadi kehilangan uap air karena penguapan. Fenomena sebaliknya, yaitu
pertambahan volume karena penyerapan air, disebut swelling. Dengan perkataan
lain, susut dan swelling menunjukkan adanya perpindahan air ke luar dan ke
dalam struktur gel pada beton akibat adanya perbedaan kelembaban atau
perbedaan kejenuhan di antara elemen-elemen yang berdekatan. Fenomena ini
tidak bergantung pada beban luar. Susut adalah proses yang tidak reversibel. Jika
beton yang sudah benar-benar susut kemudian dijenuhkan dengan air, maka
tidak akan tercapai volume asalnya. Laju perubahannya berkurang terhadap
waktu karena beton yang semakin berumur akan semakin tahan tegangan dan
semakin sedikit mengalami susut. Dengan demikian kurva ini asimtotis untuk t
yang semakin besar.

♦ Rangkak merupakan salah satu penyebab utama retak dari bangunan, karena
bahan bangunan pada umumnya basah pada waktu didirikan dan mengering
kemudian. Penyusutan bahan bangunan sangat bervariasi, mulai dari nol pada
kaca dan metal, hingga yang maksimum pada bahan organik. Susut juga terjadi
pada semua bahan yang memakai semen sebagai pengikat.(Nawy, 1998;49).

Teknologi Beton Lanjutan 22


Rangkak adalah regangan yg meningkat akibat pengaruh waktu terjadi
pada beton yang dibebani secara tetap dalam jangka waktu yang lama. Oleh
karena itu pada balok beton dikenal istilah short-term (immediate) deflection dan
long-term deflection.

26. Mengapa kita perlu melakukan kontrol kualitas (quality control) pada proses
pengerjaan beton?

Jawab :

Untuk menjamin tercapainya kualitas pekerjaan beton yang memenuhi syarat,


maka quality control melalui pengujian-pengujian harus dijadikan bagian yang tak
terpisahkan dari proses/tahapan pekerjaan pembetonan. Pada umumnya, spesifikasi
untuk beton dan material penyusunnya, menentukan detail syarat minimal yang dapat
diterima. Persyaratan tersebut menyangkut :

 Karakteristik campuran beton seperti diameter maksimum agregat dan


minimum cement content.
 Karakteristik dari semen, air, agregat dan bahan tambah
 Karakteristik dari beton segar dan beton dalam proses pengerasan seperti

temperatur, slump, kadar udara atau kuat tekan.


Semen, diuji kelulusannya terhadap standar yang berlaku serta untuk menghindarkan
terjadinya karakter abnormal seperti kekakuan segera, perlambatan pengikatan, atau
kuat tekan yang lemah pada beton.
Agregat diuji dengan 2 tujuan utama yaitu :
1. Menentukan kesesuaian dari agregat tersebut untuk digunakan pada beton. Tes
tersebut meliputi: abrasi, soundness, berat jenis, analisa kimia mineral.
2. Menjamin keseragaman mutu agregat selama proses pekerjaan pembetonan, tes
tersebut meliputi: gradasi, kepipihan dan kepanjangan, kadar lumpur
Beton diuji dengan 2 tujuan utama:
1. Diuji untuk mengevaluasi performance dari material penyusun beton. Tes
tersebut meliputi: slump, kadar udara dan berat jenis.
2. Diuji untuk mengevaluasi performance pelaksanaan pekerjaan di lapangan
seperti slump dan kuat tekan serta deviasi standar.

Teknologi Beton Lanjutan 23


27. Jelaskan pengertian beton segar (fresh concrete)!

Jawab :
Beton segar (fresh concrete) adalah gabungan antara semen agregat (halus dan
kasar) dan air yang saling mengikat dan belum mengeras masi bersifat lunak dan dapat
membentuk dengan mudah.

28. Jelaskan pengertian beton keras (hardened concrete)!

Jawab :
Beton keras (hardened concrete) adalah batuan tiruan dengan rongga antara
butiran yang besar(agregat kasar) dan diisi dengan batuan kecil (agregat halus) dan pori
pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen) saling terekat dengan
kuat dan terbentuklah suatu kesatuan padat yang tahan lama.

29. Jelaskan sifat dan perilaku beton segar!

Jawab :
Sifat-sifat beton segar (beton muda) yaitu

1. Workability (kelecakan) yaitu Kemudahan pekerjaan yang dapat dilihat dari nilai
slump yang identik dengan tingkat keplastisan beton. Semakin plastis beton,
semakin mudah pengerjaannya. Workability merupakan ukuran dari tingkat
kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan. Unsur – unsur
yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar antara lain :
a. Jumlah air pencampur
Semakin banyak air semakin mudah untuk dikerjakan.
b. Kandungan semen
Jika FAS tetap, semakin banyak semen berarti semakin banyak kebutuhan air
sehingga keplastisannyapun akan lebih tinggi.
c. Gradasi campuran pasir-kerikil
Jika memenuhi syarat dan sesuai dengan standar, akan lebih mudah dikerjakan.
d. Bentuk butiran agregat kasar
Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan.
e. Butir maksimum
f. Cara pemadatan dan alat pemadat

Teknologi Beton Lanjutan 24


2. Segregation (pemisahan kerikil) yaitu kecenderungan butir-butir kasar untuk lepas
dari campuran beton. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil yang pada akhirnya
akan menyebabkan keropos pada beton. Segregasi disebabkan oleh beberapa hal :
a. Campuran kurus atau kurang semen
b. Terlalu banyak air
c. Besar ukuran agregat maksimum lebih dari 40 mm
d. Permukaan butir agregat kasar: semakin kasar permukaan butir agregat, semakin
mudah terjadi segregasi
Kecenderungan terjadinya segregasi dapat dicegah jika :
a. Tinggi jatuh diperpendek
b. Penggunaan air sesuai dengan syarat
c. Cukup ruangan antara batang tulangan dengan acuan
d. Ukuran agregat sesuai dengan syarat
e. Pemadatan baik
3. Bleeding (pemisahan air) yaitu kecenderungan air untuk naik kepermukaan pada
beton yang baru dipadatkan. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir
halus pasir, yang pada saat beton mengeras nantinya akan membentuk selaput
(laitance). Bleeding dipengaruhi oleh :
a. Susunan butir agregat
Jika komposisinya sesuai, kemungkinan untuk terjadinya bleeding kecil
b. Banyaknya air
Semakin banyak air berarti semakin besar pula kemungkinan terjadinya
bleeding
c. Kecepatan hidrasi
Semakin cepat beton mengeras, semakin kecil kemungkinan terjadinya
bleeding
d. Proses pemadatan
Pemadatan yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya bleeding.

30. Jelaskan sifat-sifat mekanis beton keras!

Jawab :
Teknologi Beton Lanjutan 25
Sifat – sifat mekanis beton keras adalah :
A. Sifat jangka pendek atau sesaat
Sifat jangka pendek terdiri dari :
1. Kekuatan tekan.
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh :
 Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya.
 Jenis semen dan kualitasnya .
 Jenis dan lekak – lekuk bidang permukaan agregat.
 Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya).
 Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).
 Efisiensi dan perawatan.

2. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapanbelas kuat desak beton pada waktu
umurnya masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya. Kekuatan tarik biasanya
tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton. Kuat tarik merupakan
bagian penting di dalam menahan retak – retak akibat perubahan kadar air dan suhu.

3. Kekuatan geser

Di dalam praktek, kekuatan geser beton selalu diikuti oleh kekuatan desak dan tarik
oleh lenturan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.

A. Sifat jangka panjang

Sifat jangka panjang terdiri dari:

1. Rangkak

Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.


Faktor – faktor yang mempengaruhi rangkak adalah:

a. Kekuatan
Rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar
b. Perbandingan campuran
Bila fas dan volume pasta semen berkurang maka rangkak berkurang.
c. Agregat
d. Rangkak bertambah bila agregat makin halus)
e. Perawatan

Teknologi Beton Lanjutan 26


f. Umur
g. Kecepatan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton

2. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton karena terjadi kehilangan uap air
ketika terjadi penguapan. Faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah :

a. Agregat sebagai penahan susut pasta semen

b. Faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut)

c. Ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume
elemen betonnya semakin besar)

d. Kondisi lingkungan

e. Banyaknya penulangan

f. Bahan tambahan.

Pembebanan dalam jangka waktu panjang dengan tegangan yang konstan akan
mengakibatkan deformasi yang terjadi secara lambat, yang disebut rangkak (creep).
Rangkak dipengaruhi oleh umur beton, regangan, faktor air semen, dan kekuatan beton.
Proses susut (shringkage) didefinisikan sebagai perubahan bentuk volume yang tidak
berhubungan dengan beban. Apabila beton mengeras, berarti beton tersebut megalami
susut. Hal-hal yang mempengaruhi susut antara lain mutu agregat dan faktor air semen.
Pada umumnya proses rangkak selalu dihubungkan dengan susut karena keduanya
terjadi bersamaan dan seringkali memberi pengaruh yang sama, yaitu deformasi yang
bertambah sesuai dengan bertambahnya waktu.

31. Jelaskan pengertian „workability“!

Jawab :
Workability/kelecakan adalah kemudahan pengerjaan beton, dimana placing
(pengecoran), compacting (pemadatan), tidak menyebabkan timbulnya efek negatif
berupa segregasi dan pendarahan (bleeding). Untuk mengukur workability/kelecakan
yang tepat, salah satunya digunakan metode “slump”.

Ada 3 hal yang berhubungan dengan workability :


a. Kompaktibilitas adalah kemudahan mengeluarkan udara dan pemadatan.
Teknologi Beton Lanjutan 27
b. Mobilitas adalah kemudahan mengisi acuan dan membungkus tulangan.
c. Stabilitas adalah kemampuan untuk tetap menjadi massa homogen tanpa
pemisahan.

Apabila 3 hal tersebut baik maka workabilitas juga baik. Ada istilah lain yang
berhubungan dengan workability yaitu konsistensi dan plastisitas. Dimana konsistensi
adalah pergerakan relatif dari campuran beton (diukur sebagai nilai slump) sedangkan
plastisitas adalah kemampuan untuk dibentuk tanpa kehilangan kontinuitas, dan mampu
mempertahankan bentuk.

32. Jelaskan pengertian daktilitas dan apa manfaatnya! Kita ketahui beton merupakan
material yang getas, bagaimana cara untuk meningkatkan daktilitas beton?

Jawab :

Daktilitas beton adalah Kemampuan suatu struktur gedung untuk mencapai


deformasi yang signifikan tanpa peningkatan ditandai dari tekanan diluar kekuatan luluh
baja, dan juga kemampuan untuk mengalami simpangan pasca-elastik yang besar secara
berulang kali dan bolak-balik akibat beban gempa di atas beban gempa yang
menyebabkan terjadinya pelelehan pertama, sambil mempertahankan kekuatan dan
kekakuan yang cukup, sehingga struktur gedung tersebut tetap berdiri, walaupun sudah
berada dalam kondisi di ambang keruntuhan. Baja daktilitas tinggi memiliki
kemampuan lebih untuk menyerap energi dari baja daktilitas yang rendah. Hal ini dapat
bertahan lebih lama dibawah menekankan lebih tinggi dari kekuatan luluh dengan
deformasi plastik, sebaliknya dengan baja daktilitas rendah, yang lebih rapuh dan
istirahat tiba-tiba, mendapatkan elongations cahaya.

33. Jelaskan pengertian “flowability” pada beton segar!

Jawab :
Flowability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan
berdasarkan tes slump untuk mengetahui kemampuan mengalir campuran dari beton
segar.

34. Jelaskan pengertian “compactability” pada beton!

Teknologi Beton Lanjutan 28


Jawab :
Compactability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang
dihasilkan berdasarkan tes slump untuk mengetahui tingkat kemampuan campuran
beton untuk memadat.

35. Jelaskan pengertian bleeding dan segregation pada beton!

Jawab :
Bleeding pada beton yaitu kecenderungan air untuk naik kepermukaan pada
beton yang baru dipadatkan. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yang pada saat beton mengeras nantinya akan membentuk selaput (laitance).

Segregation (pemisahan kerikil) pada beton yaitu kecenderungan butir-butir kasar untuk
lepas dari campuran beton. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil yang pada
akhirnya akan menyebabkan keropos pada beton.

36. Apa penyebab timbulnya pori-pori pada struktur beton yang telah mengeras.
Jelaskan jenis pori berdasarkan ukurannya!.

Jawab :

Banyak penyebabnya dan sebagian sudah dijelaskan semua yaitu akibat


pemadatan yang kurang baik, bleeding, FAS yang terlalu besar dan udara yang
terperangkap. Jenis pori bedasarkan ukuran diperlihatkan pada tabel dibawah :

Teknologi Beton Lanjutan 29


37. Jelaskan hal-hal yang dapat mempengaruhi durabilitas beton, serta jelaskan jenis
beton apa yang dapat menghasilkan durabilitas yang baik dan mengapa?

Jawab :

Hal-hal yang dapat mempengaruhi durabilitas beton:


a. Pengaruh fisik (physical attack): pelapukan oleh cuaca

• membeku dan mencair (freezing and thawing), terjadi pada pasta semen dan
agregat

• basah dan kering bergantian, terjadi pada pasta semen

• perubahan temperatur yang drastis, terjadi pada pasta semen dan agregat

a. Pengaruh kimia (chemical attack): penetrasi larutan/unsur kimia kedalam beton

• serangan sulfat, terjadi pada pasta semen

• reaksi alkali-aggregat, terjadi pada aggregat

• serangan asam dan alkalis, terjadi pada pasta semen

• korosi baja tulangan, terjadi pada tulangan

b. Pengaruh mekanis:

• perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari agregat terhadap pasta
semen, terjadi pada pasta semen dan agregat

• abrasi (pengikisan), terjadi pada pasta semen dan agregat aksi elektrolisis,
terjadi pada pasta semen

38. Jelaskan teknik pengujian beton berdasarkan “load control”!

Jawab :
Load control (uji kontrol pembebanan) adalah merupakan suatu metode
Pengujian pada beton yang kecepatan pengujian berdasarkan besarnya pertambahan
beban (load control). Pengaturan kecepatan load control terdapat dalam pasal 7.4.3 dari
ASTM A370-03a yang menyebutkan apabila mesin uji dilengkapi dengan peralatan
yang mengatur kecepatan pembebanan, maka kecepatan pengujian dari 0.5 fy hingga fy

Teknologi Beton Lanjutan 30


adalah tidak boleh melebihi 690 MPa/min. Sedangkan kecepatan minimum yang
diijinkan adalah tidak boleh kurang dari 70 MPa/min. bersifat setengah merusak atau
merusak secara keseluruhan komponen komponen beton yang diuji. Pengujian yang
dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa metode salah satu diantaranya adalah
metode uji beban (Load Test). Tujuan load test pada dasarnya adalah untuk
membuktikan bahwa tingkat keamanan suatu struktur atau bagian struktur sudah
memenuhi persyaratan peraturan bangunan yang ada, yang tujuannya untuk menjamin
keselamatan umum. Oleh karena itu biasanya load test hanya dipusatkan pada bagian-
bagian struktur yang dicurigai tidak memenuhi persyaratan tingkat keamanan
berdasarkan data-data hasil pengujian material dan hasil pengamatan.

39. Jelaskan teknik pengujian beton berdasarkan “displacement control”!

Jawab :
Displacement control (uji kontrol peralihan/perpindahan pembebanan) adalah
merupakan suatu metode Pengujian pada beton yang kecepatan pengujian berdasarkan
besarnya pertambahan peralihan beban (displacement control). Pengaturan kecepatan
displacement control terdapat dalam pasal 7.4.1 dari ASTM A370-03a, yang
menyebutkan bahwa semua kecepatan pengujian dapat dipergunakan hingga tercapai
titik yang bernilai dari setengah dari kuat leleh (0.5 fy).Ketika tercapai titik tersebut,
kecepatan dibatasi agar tidak melebihi 1/16 mm/min dari panjang reduction section
hingga tercapainya titik kuat leleh. Sedangkan kecepatan untuk menentukan kuat tarik
adalah tidak boleh melebihi 1/10 mm/min dari panjang reduction section. Pembatasan
kecepatan minimum juga harus diatur tidak boleh kurang dari 1/10 mm/min kecepatan
maksimal.

40. Sebutkan jenis-jenis keruntuhan dari benda uji beton yang diberikan beban tekan!.

Jawab :

Menurut ASTM C 39-03 ada 5 jenis keruntuhan benda uji silinder yaitu :

1. Kerucut,

2. kerucut dan belah,

3. kerucut dan geser,

Teknologi Beton Lanjutan 31


4. kolumnar (lajur).

41. Sebutkan jenis-jenis pengujian beton segar beserta metode pengujiannya!

Jawab :

Pengujian Slump, kerucut yang berbentuk terpancung ciptaan “ Abrams”untuk


beton yang encer. Yang dipakai secara intensif dilapangan sangat berguna untuk
mendeteksi keseragaman campuran sebelum dilakukan pencetakan terhadap benda uji.
Ada beberapa macam dari bentuk slump yang terjadi yaitu :
 Slump yang benar (true Slump)
Suatu campuran yang telah dibuat dikatakan mempunyai true slump, jika kerucut
beton mengalami penurunan secara seragam disetiap sisinya setelah kerucut diangkat.
 Slump geser (Shear Slump)
Sebagian kerucut beton meluncur kebawah sepanjang bidang miring. Jika hal itu
terjadi, maka pengujian slump harus diulang. Jika bentuk slump itu terjadi secara
konsisten maka berarti sifat kohesi campuran yang diuji adalah kurang baik.
 Slump runtuh (Collapse Slump)
Campuran dikatakan mempunyai Collapse slump, jika setelah kerucut diangkat
campuran akan mengalami runtuh (collapse).
 Tes Bola Kelly, dikembangkan di Amerika sebagai alternative tes slump, tes
ini memiliki keunikan yang menguntungkan dalam hal pemakaiannya untuk
beton dalam gerobak dorong atau beton dalam cetakan dan tes ini lebih
sederhana secara cepat untuk dilaksanakan dari pada test slump.
 Tes kekentalan Vebe, dikembangkan di Swedia oleh V. Barkner, pada dasar
tes penuangan kembali mengidentifikasikan atas dua hal, yaitu
compactability dan mobility dari beton yang ditargetkan.
 Tes leleh (flow test), beton yang memiliki nilai leleh yang sama berbeda
tingkat kecelakaannya, akan tetapi tes tersebut memberikan perkiraan yang
baik dari konsistensi beton yang cenderung menimbulkan segregasi.

42. Apakah kegunaannya dilakukan percobaan slump pada adukan beton segar?
Sebutkan jenis-jenis keruntuhan slump yang mungkin timbul.

Jawab :

Teknologi Beton Lanjutan 32


Kegunaannya dilakukan percobaan slump pada adukan beton segar yaitu untuk
mengetahui tingkat kemudahan pengerjaan perencanaan campuran beton dan
pengendalian mutu beton pada pelaksanaan pembetonan.

43. Sebutkan jenis-jenis pengujian beton keras beserta metode pengujiannya!

Jawab :
Jenis-jenis pengujian beton keras beserta metode pengujiannya:
 Pengujian beton keras dan metode pengujiannya:
 Pengujian destruktif (kuat tekan,kuat lentur dan kuat tarik)
 Pengujian non-destruktif (rebound hammer, penetration resistance, pull out,
ultrasonic pulse)
 Pengujian core drilling
 Pengujian permeability dan pengujian carbonation

44. Sebutkan jenis-jenis pembebanan pada pengujian beton keras!

Jawab :
Jenis-jenis pembebanan pada pengujian beton keras :
1. Destructive Test (Uji rusak)
2. Non-destructive Test (Uji tak rusak)

45. Jelaskan mengapa jenis pembebanan, kecepatan dan besar pembebanan, metode
pengujian dapat mempengaruhi kekuatan beton?

Jawab :
Karena setiap pembebanan, uji kecepatan dan besar pembebanan memiliki
kalibrasi yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kekuatan beton pada setiap
metode yang digunakan dalam pengujian beton.

46. Mengapa beton harus diperkuat dengan baja tulangan apabila digunakan sebagai
material konstruksi. Parameter apa yang diperlukan dari beton dan baja dalam suatu
perencanaan struktur beton bertulang?

Jawab :

Kuat tarik dari beton hanyalah seperduabelas kuat tekannya. Sehingga untuk
kebutuhan struktur akan sangat tidak efisien jika mengandalkan kuat tariknya sendiri
Teknologi Beton Lanjutan 33
yang bisa mengakibatkan struktur terlalu besar. Untuk mengakalinya, digunakan
kombinasi dengan baja tulangan yang bagus dalam hal kuat tariknya.

47. Mengapa dapat timbul retak pada beton. Jelaskan jenis dan tipe retak yang mungkin
terjadi pada beton dan penyebabnya!.

Jawab:

Faktor -Faktor Penyebab Keretakan Beton Yang Terjadi Saat Pembuatan Beton
Bertulang :

1.Sifat Beton
Untuk melihat bagaimana sifat dari beton bertulang yang dapat menimbulkan
keretakan kita harus melihat proses dari awal pembuatan beton bertulang tersebut. Pada
saat awal pembuatan beton bertulang dengan pencampuran bahan penyusunnya seperti
kerikil, pasir, air, semen, dan baja tulangan. Dalam proses pengerasannya beton akan
mengalami pengurangan volume dari volume awal. Umumnya hal ini disebabkan air
yang terkandung pada campuran beton akan mengalami penguapan sebagian yang
mengurangi volume beton bertulang tersebut.

Sehingga apabila dikondisikan pada saat beton mengalami pengerasan dan


akibat dari volume beton berkurang yang akan menyebabkan penyusutan pada beton
tetapi beton tersebut dibiarkan untuk menyusut tanpa adanya pembebanan maka beton
pun tidak akan mengalami keretakan. Tetapi pada kondisi sebenarnya dilapangan tidak
ada beton yang tidak mengalami pembebanan. Karena tidak ada balok atau kolom pada
bangunan yang berdiri sendiri melainkan akan bersambung satu sama lain dan hal ini
akan membuat beton bertulang bekerja menahan beban-beban pada bangunan. Sehingga
apabila pada kondisi saat beton mengalami penyusutan volume kemudian terjadi
pembebanan, maka retakan pun tidak dapat dihindari.

2. Suhu
Tidak dapat diabaikan suhu juga dapat menyebabkan keretakan pada beton
bertulang. Maksud suhu disini adalah suhu campuran beton saat mengalami perkerasan.
Karena pada saat campuran beton bertulang mengalami perkerasaan suhu yang timbul
akibat reaksi dari air dengan semen akan terus meningkat. Sehingga pada saat suhu

Teknologi Beton Lanjutan 34


campuran beton ini terlalu tinggi, pada saat beton sudah keras sering timbul retak-retak
pada permukaan beton.

3. Korosi pada tulangan


Sebenarnya untuk mengantisipasi retakan yang terjadi akibat dari sifat beton itu
sendiri, beton diberi tulangan pada bagian dalamnya yang terbuat dari baja. Sehingga
diharapkan dengan adanya baja tulangan tersebut retakan akibat dari sifat beton disebar
pada keseluruhan beton menjadi bagian-bagian yang sangat kecil sehingga retakan
tersebut dapat diabaikan. Tetapi apabila tulangan yang dipakai pada saat pembuatan
beton sudah meengalami korosi, tulangan tersebut itu pun akan menyebabkan retakan
pada saat beton mengeras.

4. Proses pembuatan yang kurang baik


Banyak sekali penyebab retak yang terjadi pada beton bertulang disebabkan oleh
proses pembuatan yang kurang baik. Seperti contoh pada saat beton mengalami
perkerasan dimana banyak mengeluarkan air, maka perlu adanya perawatan pada beton
agar pengeluaran air dari campuran beton tidak berlebihan. Tetapi akibat tidak adanya
perawatan, sehingga pada saat beton terbentuk maka terjadi banyak retakan.

5. Material yang kurang baik.


Banyak sekali terjadi keretakan pada struktur beton bertulang diakibatkan karena
material penyusunnya yang kurang baik. Beberapa hal diantaranya yang sering
ditemukan adalah aggregat halus atau pasir yang kurang bersih, masih bercampur
dengan lumpur sehingga ikatan antara PC dan aggregat menjadi terlepas. Sehingga
ketika beton mengering maka retakan-retakan akan mudah sekali terjadi.

6. Cara penulangan
Sering sekali saya menemukan struktur beton bertulang dibuat dengan cara yang
kurang tepat. Hal yang paling umum terjadi adalah ketebalan dari tulangan sampai
permukaan beton terlampau besar. Hal ini sebenanrnya kurang tepat karena fungsi dari
baja tulangan tersebut adalah untuk menahan gaya lintang (pada balok dan plat),
deformasi akibat lendutan, serta gaya geser.

Jika tebal selimut beton terlampau besar makan retakan biasa terjadi mulai dari
permukaan struktur beton sampai pada bagian tulangan yang ada didalamnya.
Seharusnya tulangan dibuat agak keluar, dan selimut atau kulit yang membungkus
Teknologi Beton Lanjutan 35
tulangan dibuat setipis mungkin (1,5 s/d 2 cm). Karena gaya tarik dan gaya tekan paling
besar terjadi pada ujung permukaan beton tersebut.

Faktor- Faktor Penyebab Keretakan Beton Yang Terjadi Setelah Pembuatan Beton
Bertulang :

1. Pengaruh lingkungan
Karena beton bertulang pada bangunan mengalami kontak langsung dengan cuca
luar, pengaruh cuaca ini sedikit banyakanya memberi andil dalam keretakan pada beton
sehingga konstruksi bangunan yang berumur cukup lama banyak mengalami retakan.
Salah satu pengaruh lingkungan yang menyebabkan beton retak adalah akibat dari air
hujan. Akibat sekian lama beton pada bangunan tua menerima air hujan secara
langsung, lama – kelamaan air hujan masuk meresap kedalam pori-pori beton yang
kemudian mencapai tulangan pada beton.

Apabila saat air hujan telah mengenai baja tulangan, maka akan terjadi reaksi
antara baja tulangan dengan tulangan yang menyebakan baja tulangan menjadi berkarat
atau korosif. Akibat korosifnya baja tulangan dan ditambah faktor luas seperti
pembebanan mengakibatkan beton akan mengalami retak-retak.

2. Pembebanan
Setelah struktur beton bertulang sudah jadi dan bangunan secara keseluruhan
telah siap untuk digunakan, maka struktur beton bertulang tersebut akan menerima
beban-beban. Beban-beban yang bekerja pada struktur beton bertulang secara umum
terdiri atas bebean sendiri dan beban luar (beban akibat angin, manusia, beban gempa,
dsb).

Apabila struktur beton bertulang tersebut menerima beban sesuai dengan


kapasitas atau kuat dukung beban yang direncanakan, seharusnya struktur beton tersebut
akan baik-baik saja. Tetapi kadangkala beton akan menerima beban diluar
kemampuannya, dan biasanya pembebanan yang melebihi kapasitas yang telah
direncanakan itulah yang menyebabkan keretakan pada struktur beton.

Teknologi Beton Lanjutan 36


Pada saat terjadi keretakan, besi tulangan (pada daerah tarik) tersebut mulai
mengambil alih secara penuh beban tarik yang terjadi. Artinya beton (daerah tarik)
sudah tidak memikul beban tarik. Beban tarik dialihkan ke besi tulangan. Secara
struktural kondisi ini memang dirancang seperti itu dan kekuatan struktur masih dapat
dipertanggung jawabkan. Beton yang retak saat beban mulai bertambah sama sekali
tidak berarti ada kegagalan struktur.

Lokasi retakan yang terjadi saat beban mulai membesar adalah pada daerah
tumpuan / ujung balok sisi atas dan tengah bentang di sisi bawah. Pengalaman saya,
retak yang terjadi hanya 1-2 retakan di satu tempat observasi. Dimana tebalnya juga
tidak besar. Bahkan seringkali hanya retak rambut. Keretakan seperti ini mestinya tidak
perlu diperbaiki sama sekali. Ini kondisi yang alamiah terjadi dan memang
perhitungannya sudah memperhitungkan retak itu akan terjadi.

Jika retak beton yang terjadi masih wajar seperti retak halus atau retak rambut ,
maka tidak perlu diperbaiki. Tidak perlu juga untuk khawatir, karena perhitungan
struktur beton memang sudah tidak memperhitungkan beton yang mengalami retak.
Namun jika retak yang terjadi cukup parah, perlu dilakukan penelitian yang lebih rinci
yang melingkupi perhitungan struktur sesuai kondisi lapangan. Apakah cukup ditutup
dengan epoxy, memperbesar dimensi struktur beton bertulangnya atau diberi perkuatan
tambahan.

48. Apa yang anda ketahui tentang Reaksi Alkali Silika pada beton!.

Jawab :
Secara sederhana reaksi alkali silica (RAS) pada beton ditulis :

Ca(OH)2 + H4SiO4 → Ca2+ + H2SiO42− + 2 H2O → CaH2SiO4 · 2 H2O

Mekanisme RAS yang menyebabkan kerusakan pada beton dibagi kepada empat tahap :

1. Larutan alkali menyerang kerikil agregat. Mengubahnya menjadi gel alkali


silikat liat.
2. Penggunakan alkali diakibatkan reaksi mempengaruhi pelepasan ion Ca2+
kepada air pori semen. Ion kalsium kemudian bereaksi dengan gel lalu
mengubahnya menjadi C-S-H yang padat.

Teknologi Beton Lanjutan 37


3. Penetrasi larutan alkali mengubah logam kerikil menjadi gel silica yang besar.
Tekanan ekpansi hasil tersebut terjadi pada agregat.
4. Akumulasi retak meretakkan agregat dan pasta semen dimana tekanan
melampaui kemampuan agregat.

49. Jelaskan mekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi pada balok beton bertulang
yang dibebani dengan beban lentur?

Jawab :

Setidaknya ada tiga mekanisme keruntuhan balok akibat beban lentur :

1.) Penampang balanced, tulangan tarik mulai leleh tepat pada saat beton
mencapai tegangan batasnya dan akan hancur akibat tekan.

2.) Penampang over reinforced, keruntuhan ditandai dengan hancurnya beton yang
tertekan. Kondisi ini terjadi apabila tulangan yang digunakan lebih banyak
daripada yang diperlukan dalam keadaan balanced.

3.) Penampang under reinforced, keruntuhan ditandai dengan terjadinya leleh pada
tulangan baja. Kondisi ini terjadi karena tulangan yang dipakai pada balok
kurang dari yang diperlukan pada kondisi balanced.

50. Apakah yang anda ketahui tentang „non-destructive test“ pada beton keras?
Sebutkan jenis-jenis pengujiannya.

Jawab :
Pembebanan tak langsung (non-destructive test) adalah pengujian beton yang
dilakukan dengan tidak merisak beton yang akan diuji. Uji tak rusak (NDT) adalah grup
macam teknik analisis yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk
mengevaluasi sifat dari komponen, material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan.
Karena NDT tidak permanen mengubah anggaran yang diperiksa, itu adalah sangat
-berharga teknik yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk,
pemecahan masalah, dan penelitian. NDT umum metode ini termasuk ultrasonik,
magnetik-partikel, penetran cair, radiografi, dan pengujian eddy-saat ini.
NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik mesin, teknik
elektro, teknik sipil, rekayasa sistem, teknik penerbangan, obat-obatan, dan seni.

Teknologi Beton Lanjutan 38


51. Apakah yang anda ketahui tentang beton mutu tinggi (high-strength concrete) dan
beton mutu ultra tinggi (ultra high-strength concrete)?

Jawab :
Sesuai dengan perkembangan teknologi beton, kriteria beton mutu tinggi juga
selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai. Pada tahun
1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton mutu
tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa.
Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan 80 MPa sebagai beton
mutu sangat tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra
tinggi.

52. Apakah yang anda ketahui tentang beton yang bisa memadat sendiri (self-
compacting concrete)?

Jawab :

Keuntungan menggunakan Self-Compacting Concrete:


• Konstruksi lebih cepat

• Pengurangan tenaga kerja di lapangan

• Finishing permukaan beton lebih baik

• Penempatan lebih mudah

• Memperbaiki durabilitas

• Kemudahan design (pemilihan bentuk)

• Penampang beton lebih tipis

• Mengurangi tingkat kebisingan karena tidak perlu pemadatan

• Lingkungan kerja lebih aman

Self compacting concrete atau beton memadat mandiri adalah beton performance
tinggi yang dapat mengalami konsolidasi dengan sendirinya (memadat sendiri) tanpa
bantuan alat pemadat seperti penggetar atau sejenisnya. Dengan kemampuan
berkonsolidasi sendiri semen ini juga mampu manjangkau ruang yang banyak

Teknologi Beton Lanjutan 39


tulangannya atau ruang-ruang sempit dan jauh tanpa alat penggetar. Homogenitas beton
lebih mungkin terjadi pada semen ini akibat reduksi faktor pengerjaan casting beton.
Kontrol yang diperlukan dalam penggunaan semen ini dilapangan hanyalah penanganan
campuran yang tepat. Begitu campuran beton jadi, maka pekerjaan itu relative memiliki
variasi hasil yang kecil. Karena faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan
campuran ditentukan terlebih dahulu. Seperti : cara penyaluran pasta beton ke cetakan,
apakah dipompa atau diangkut dengan roda/pita berjalan. Perlu diperhatikan pula
kandungan udara yang diperlukan, viskositas dan kohesif pasta beton.

Mekanisme Pengaliran Beton Memadat Mandiri :

Menurut Hela dan Hubertova (2006) kemampuan mengalir dengan tingkat


ketahanan terhadap segregasi yang tinggi pada beton memadat mandiri disebabkan oleh
dua resep kunci sebagai berikut :

a. Penggunaan superplastiziser yang memadai dengan sangat ketat mengatur


komposisi agregat pada campuran.

b. Rasio air-semen (w/c-ratio) yang rendah dengan mengendalikan volume agregat


yang dikombinasikan denhan agregat pengisi 0,125 mm menyebabkan campuran
beton ini tidak mudah mengalami segregasi.

Pada komposisi campuran beton, perbedaan utama beton memadat mandiri


dengan beton konvensional adalah penggunaan porsi bahan pengisi yang cukup besar,
sekitar 40 % dari volume total campuran beton.Bahan pengisi ini adalah pasir butiran
halus dengan ukuran butiran maksimum (dmax ) ≤ 0,125 mm.Porsibesar bahan pengisi
ini menyebabkan campuran beton cenderung berprilaku sebagai pasta.Penggunaan
superplastiziser yang memadai, biasanya berbahan polycarboxylate, memungkinkan
penggunaan air pada campuran dapat dikurangi, namun pengurangan pengerjaan
(workability) dan kemampuan pengaliran (flowability) campuran beton dapat dijaga.

Bahan pengisi tambahan lain yang digunakan dalam penbuatan beton memadat mandiri
adalah abu terbang , silica fume, terak (blastfurnace slag), metakaolin dan lain-lain.Hela
dan Hubertova (2006).

Beton Memadat Mandiri untuk Pembuatan Komponen Bangunan Pracetak :

Teknologi Beton Lanjutan 40


Kemudahan dalam hal pencetakan tidak memerlukan penggetar menjadikan
beton memadat mandiri banyak dimanfaatkan dalam industri komponen pracetak.Rise,
G.and Skarendahl, A. (1999).Beberapa artikel tentang penggunaan beton memadat
mandiri untuk bahan beton pracetak panel dinding dan lantai bangunan ditulis oleh
Tegar, Rudolf (2001),perancangan dan penbangunan gedung The Phaeno Science
Center di Wolfsburg,Meyer dan Bahrie (2004),pengalaman produsen beton pracetak
Consolis di Eropa menggunakan bahan beton memadatmandiri, Juvas (2004).
Menurut Rise,Grand Skarendahl, A. (1999),pada pekerjaan pembetonan struktur beton
pracetak, Penggunaan beton memadat mandiri sangat berkontribusi pada penggunaan
item pekerjaan dan peningkatan kecepatan kerja.Penggunaan beton memadat mandiri
akan memperpendek siklus waktu pencetakan.Hal ini berarti bahwa dengan waktu kerja
tertentu, tingkat produktifits dalam bentuk jumlah hasil produk akan lebih tinggi
dibandingkan capaian pada sistem pembetonan normal.Keuntungan lain adalah
penghematan energi yang digunakan untuk penggetar dan penghilangan suara bising
yang memungkinkan perbaikan suasana lingkungan pekerjaan proyek.

53. Apakah yang anda ketahui tentang beton ringan (light-weight concrete)?

Jawab :
Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan beton
ringan juga. Agregat yang digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale,
lempung, slates, residu slag, residu batu bara, dan banyak lagi hasil pembakaran
vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekira 1900 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan
penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850 kg/m3, dengan kekuatan tekan umur
28 hari lebih besar dari 17,2 Mpa (ACI-318). SNI memberikan batasan kriteria beton
ringan sebesar 1900 kg/m3.

Keuntungan dari konstruksi beton ringan:

• cepat dan relatif mudah dalam pengerjaannya (workability)

• dapat dikerjakan tanpa pemadatan (self-compacting dan self- leveling)


Teknologi Beton Lanjutan 41
• biaya produksi lebih rendah dibandingkan beton normal

• dapat mengisolasi panas dari luar bangunan

• mengurangi biaya transportasi dan pengangkatan karena berkurangnya berat


konstruksi

• mudah dalam pemasangan (dapat dipotong dengan tangan, dipaku dan dibaut)

• tahan api

• dapat mengurangi jumlah perancah.

54. Apakah yang anda ketahui tentang beton serat (fibre reinforced concrete)? Sebutkan
jenis-jenis serat yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton!.

Jawab :
Beton serat (fibre reinforced concrete) merupakan campuran beton ditambah
serat, umumnya berupa batang-batang dengan ukuran 5-500μm, dengan panjang sekitar
25 mm. Bahan serat dapat berupa serat asbestos, fiber baja (steel fibre), fiber
polypropylene (sejenis plastik mutu tinggi), fiber kaca (glass fibre), fiber karbon
(carbon fibre), serta fiber dari bahan alami (natural fibre), seperti ijuk, rambut, sabut
kelapa, serat goni dan serat tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelemahannya sulit dikerjakan,
namun lebih banyak kelebihannya antara lain kemungkinan terjadi segregasi kecil,
daktail, dan tahan benturan. Kebutuhan akan bahan serat dalam pembuatan serat semen
selama ini dipenuhi dengan menggunakan bahan serat asbes (lembaran asbes semen
rata). Sampai saat ini bahan serat asbes ini masih diimport, sehingga harga jual
produknya menjadi mahal. Jenis penutup langit-langit lain yang termasuk murah dan
mudah pembuatannya serta sudah lama dikenal masyarakat secara luas adalah serat
semen atau yang lazimnya dikenal dengan nama eternit. Bahan serat yang digunakan
dalam pembuatannya adalah serat sisa benang. Serat ini lebih ekonomis walaupun
secara kualitas masih dibawah serat asbes. Untuk daerah di luar pulau jawa perlu
dijajagi penggunaan serat alam lain yang mudah dan banyak diperoleh. Serat alam ini
antara lain adalah serat sabut kelapa dan ijuk yang mempunyai kuat tarik setara dengan
serat polyprophelene dan keawetannya sangat baik. Sabut kelapa dan ijuk merupakan
serat yang dapat menyerap air sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran
dengan semen.

Teknologi Beton Lanjutan 42


55. Jelaskan mekanisme bekerjanya serat di dalam matriks beton agar dapat
mengurangi kegetasan beton!.

Jawab :

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pemberian serat dalam campuran
beton akan memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan kekuatan tariknya.
Bambang Suhendro, pakar konstruksi dari UGM menyatakan bahwa berdasarkan
penelitiannya, sifat–sifat kurang baik dari beton dapat diperbaiki dengan menambahkan
fiber lokal yang terbuat dari potongan–potongan kawat pada adukan beton.

Juga penelitian yang telah dilakukan Mediyanto tahun 2003, di mana pada beton
ringan ditambahkan serat–serat galvalum, menunjukkan beberapa sifat dan prilaku
beton yang dapat diperbaiki setelah penambahan serat yakni meningkatnya kekuatan
terhadap lentur dan tarik, lebih tahan terhadap beban kejut, sifat daktilitas beton
meningkat, lebih tahan terhadap keausan, dan kekuatan geser beton meningkat.

Serat pada campuran beton dapat menunda retaknya beton, membatasi


penambahan retak dan juga membantu ketidakmampuan semen portland yang tidak
dapat menahan regangan dan benturan menjadi ikatan komposit kuat dan lebih tahan
retak.

Menurut Soroushin dan Bayashi, penambahan serat dalam campuran beton


mempunyai prinsip dasar yaitu memberi tulangan pada beton yang disebar merata ke
dalam adukan beton dengan orientasi random untuk mencegah terjadinya retakan-
retakan beton yang terlalu dini di daerah tarik akibat panas hidrasi maupun akibat
pembebanan. Penambahan serat juga diharapkan dapat meningkatkan penyerapan
energi, daktilitas, mengendalikan retak, dan meningkatkan sifat deformasi.

Namun demikian, penambahan serat tidak dapat dilakukan sembarangan. Ada


porsi tertentu yang harus diberikan pada campuran beton untuk menghasilkan
peningkatan performa beton yang optimum. Umumnya penambahan serat ini berkisar
0,25% sampai 1% dari volume adukan beton. Porsi serat yang terlalu banyak tentu
malah akan mengganggu proses pengikatan pasta semen pada agregat kasar (kerikil)
dan agregat halus (pasir) dari beton tersebut.

Teknologi Beton Lanjutan 43


Di samping itu, rasio panjang dan diameter juga serat akan berpengaruh
terhadap besarnya tegangan yang mampu ditahan. Apabila serat terlalu pendek, maka
kekuatan tarik dari serat tidak tercapai dan serat akan terlebih dahulu tercabut dari beton
sehingga kerusakan yang terjadi diakibatkan oleh hancurnya ikatan antar beton dan
serat. Apabila serat cukup panjang untuk mencapai kuat tariknya maka mekanisme
kerusakan yang terjadi diakibatkan oleh putusnya serat.

56. Apakah yang anda ketahui tentang beton polymer?

Jawab :

Beton Polymer terdiri dari:


1. Polymer Concrete: Polymer sebagai bahan pengikat (berbentuk padat)
2. Latex-modified concrete (Polymer Portland Cement Concrete). Untuk
menggantikan sebagian air campuran dengan latex (polymer emulsion)
3. Polymer-impregnated concrete. Untuk menggantikan sebagian semen dengan
polymer (Jenis Methyl Methacrylate, Styrene). Berfungsi untuk mengurangi
kadar pori, meningkatkan durabilitas.

Dengan pemberian polimer sebagai bahan perekat tambahan pada campuran


beton, akan dihasilkan beton dengan kuat tekan yang lebih tinggi dan dalam waktu yang
lebih singkat. Bahan yang ditambahkan bisa berupa latex maupun emulsi dari bahan
lain.Jenis ini cocok digunakan pada pekerjaan-pekerjaan pembetonan dalam keadaan
darurat seperti terowongan, tambang dan pekerjaan lain yang membutuhkan kekuatan
beton dalam waktu singkat bahkan dalam hitungan jam.Disamping itu, jenis beton
polimer bisa dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan ketahanan terhadap bahan kimia
tertentu. Metode panambahan polimer selain pada campuran beton, bisa juga dilakukan
pada saat beton sudah kering dengan tujuan untuk menutup pori-pori beton dan retak
kecil (microcrac) karena pengeringan sehingga didapatkan beton yang kedap air
(inpermiable) sehingga keawetan beton bisa meningkat.

Beton polimer memiliki sifat mekanik serta perilaku yang berbeda satu dengan
yang lainnya karena tergantung bahan yang digunakan, sehingga mendorong
dilakukannya banyak penelitian untuk mempelajari sifal dan perilaku tersebut.Beton
polimer ini dibuat dengan system prepacked, dengan komposisi terdiri dari unsaturated
polyester (UP) ditambah styrene monomer (SM) sebagai binder matrix dan methyl ethyl

Teknologi Beton Lanjutan 44


keton peroxide (MEKPO) sebagai initiator serta cobalt napthenate (CoNp) sebagai
promotor dan agregat kasar sebagai inklusi. Dalam komposisi adukan dilakukan variasi
terhadap prosentase polimer dan filler yakni abu terbang sedangkan bahan penyusun
lainnya tetap.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat mekanik serta pengaruh
persentase polimer terhadap harga redaman yang dilakukan dengan Modal Testing.
Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan serangkaian pengujian terhadap agregat serta
beton polimer.Dari basil pengujian didapat kuat tekan 19,02 MPa s.d 41,489 MPa, kuat
tekan maksimum didapat pada prosentase polimer 55%, untuk kuat tarik dicapai 4,300
MPa s.d 6,023 MPa, kuat tarik maksimum didapat pada prosentase polimer 65%. Nilai
modulus elastisitas dengan cara tekan dan cara lentur masing-masing 952,4 s.d 1956,4
MPa serta 1212,985 s.d 3812,067 MPa, nilai modulus membesar dari kadar filler 50%
lalu 35% sampai 45%. Konstanta poison yang didapat 0,12 s.d 0,21 sedangkan nilai
redaman 1,669% s.d 3,017%. Hasil juga menunjukkan bahwa semakin banyak
prosentase polimer maka harga loss factor (ri), koefisien redaman (c) dan damping ratio
(p,) semakin kecil, ini menunjukkan abu terbang sebagai filler berpengaruh untuk
menaikkan loss factor, koefisien redaman serta damping ratio.

57. Jelaskan metoda dan prosedur asesmen (evaluasi kekuatan struktur) dari
konstruksi beton eksisting dan apa kegunaannya?

Jawab :
Tahapan asesmen yaitu tahapan asesmen awal dan asesmen detail. Tahapan
analisis dilakukan terhadap kondisi kekuatan komponen struktur. Proses asesmen
dilakukan melalui pengujian lapangan dan laboratorium. Pengujian di lapangan
biasanya menggunakan peralatan Schmidt Rebound Hammer Test dan Ultrasonic Pulse
Velocitymeter untuk mengetahui kuat tekan beton; Theodolite, Waterpass, dan meteran
untuk pengukuran geometris bangunan; Microcrackmeter untuk mengetahui lebar dan
kedalaman retakan; dan Rebar Locator/R-bar meter serta Kaliper/Jangka Sorong untuk
mengetahui jumlah dan diameter baja tulangan terpasang. Pengujian di laboratorium
untuk uji tarik baja tulangan terpasang. Analisis data biasanya menggunakan progam
SAP 2000 v14.0.0 Advanced dan alat pendukung lainnya.
Kegunaannya ialah bertujuan untuk mengetahui kekuatan sisa, nilai defleksi, dan
interstory drift pada komponen struktur bangunan serta mengetahui tingkat keamanan
struktur pada kondisi eksisting beton/bangunan.

Teknologi Beton Lanjutan 45


58. Jelaskan teknik dan metode perbaikan (retrofitting) dan perkuatan (strengthening)
struktur beton yang anda ketahui.

Jawab :

Teknik dan metode perbaikan (retrofitting) :


Penentuan metode dan material perbaikan umumnya tergantung pada jenis
kerusakan yang ada, disamping besar dan luasnya kerusakan yang terjadi, lingkungan
dimana struktur berada, peralatan yang tersedia, kemampuan tenaga pelaksana serta
batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan ruang kerja, kemudahan pelaksanaan,
waktu pelaksanaan dan biaya perbaikan. Jenis kerusakan yang sering terjadi adalah
kerusakan berupa keretakan dan spalling (terlepasnya bagian beton).

a. Keretakan
Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya
terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding
bata atau dinding non-beton lainnya. Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode
injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex
atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane
sealant. Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy
yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus
melekatkan kembali bagian beton yang terpisah. Proses injeksi dapat dilakukan secara
manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya
keretakan.

b. Spalling
Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya
spalling yang terjadi.

c. Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area
yang tidak luas, dapat digunakan metode patching. Metode perbaikan ini adalah metode
perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada saat
pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan;
sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Teknologi Beton Lanjutan 46
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak
jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis),
terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai adalah monomer
mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.

d. Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode
grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-
shrink mortar. Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan
pompa. Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang
terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan
terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya
digunakan bahan dasar semen atau epoxy.

e. Shotcrete (Beton Tembak)


Apabila spalling yang terjadi pada area yang sangat luas, maka sebaiknya
digunakan metode Shot-crete. Pada metode ini tidak diperlukan bekisting lagi seperti
halnya pengecoran pada umumnya.
Metode shotcrete ada dua sistim yaitu dry-mix dan wet-mix.Pada sistim dry-mix,
campuran yang dimasukkan dalam mesin berupa campuran kering, dan akan tercampur
dengan air di ujung selang. Sehingga mutu dari beton yang ditembakkan sangat
tergantung pada keahlian tenaga yang memegang selang, yang mengatur jumlah air.
Tapi sistim ini sangat mudah dalam perawatan mesin shotcretenya, karena tidak pernah
terjadi ‘blocking’. Pada sistim wet-mix, campuran yang dimasukkan dalam mesin
berupa campuran basah, sehingga mutu beton yang ditembakkan lebih seragam. Tapi
sistim ini memerlukan perawatan mesin yang tinggi, apalagi bila sampai terjadi
‘blocking’. Pada metode shotcrete, umumnya digunakan additive untuk mempercepat
pengeringan (accelerator), dengan tujuan mempercepat pengerasan dan mengurangi
terjadinya banyaknya bahan yang terpantul dan jatuh (rebound).

f. Grout Preplaced Aggregat (Beton Prepack)

Teknologi Beton Lanjutan 47


Metode perbaikan lainnya untuk memperbaiki kerusakan berupa spalling yang
cukup dalam adalah dengan metode Grout Preplaced Aggregat. Pada metode ini beton
yang dihasilkan adalah dengan cara menempatkan sejumlah agregat (umumnya 40%
dari volume kerusakan) kedalam bekisting, setelah itu dilakukan pemompaan bahan
grout, kedalam bekisting. Material grout yang umumnya digunakan adalah polymer
grout, yang memiliki flow cukup tinggi dan tidak susut.

Teknik dan Metode perkuatan (strengthening) :


Dalam pemilihan metode pengkuatan, harus diperhatikan beberapa hal yaitu
kapasitas struktur, lingkungan dimana struktur berada, peralatan yang tersedia,
kemampuan tenaga pelaksana serta batasan-batasan dari pemilik seperti keterbatasan
ruang kerja, kemudahan pelaksanaan, waktu pelaksanaan dan biaya perkuatan.
Metode perkuatan yang umumnya dilakukan adalah :
- Memperpendek bentang dari struktur dengan konstruksi beton ataupun dengan
konstruksi baja.
Tujuannya adalah memperkecil gaya-gaya dalam yang terjadi, tetapi harus dianalisa
ulang akibat dari perpendekan bentang ini yang menyebabkan perubahan dari gaya-
gaya dalam tersebut. Umumnya dilakukan dengan menambah balok atau kolom
baik dari beton maupun dari baja.

- Memperbesar dimensi daripada konstruksi beton.


Umumnya digunakan beton sebagai material untuk memperbesar dimensi
struktur; dengan adanya admixture beton generasi baru, dimungkinkan untuk
menghasilkan beton yang dapat memadat sendiri (self compacting concrete),
dibahas di bagian 4 – Self Compacting Concrete. Akibat dari penambahan dimensi
tersebut, maka harus diperhatikan bahwa secara keseluruhan beban dari Bangunan
tersebut bertambah, sehingga harus dilakukan analisa secara menyeluruh dari
struktur atas sampai pondasi.

- Menambah plat baja.


Tujuan dari penambahan ini adalah untuk menambah kekuatan pada bagian
tarik dari struktur Bangunan. Didalam penambahan plat baja tersebut, harus dijamin
bahwa plat baja menjadi satu kesatuan dengan struktur yang ada, umumnya untuk
menjamin lekatan antara plat baja dengan struktur beton digunakan epoxy adhesive.

Teknologi Beton Lanjutan 48


- Melakukan external prestressing.
Dengan metode ini, kapasitas struktur ditingkatkan dengan melakukan
prestress di luar struktur, bukan didalam seperti pada struktur baru. Yang perlu
diperhatikan adalah penempatan anchor head, sehingga tidak menyebabkan
perlemahan pada struktur yang ada. Material yang umumnya digunakan adalah baja
prestress, tetapi pada saat ini sudah mulai digunakan bahan dari FRP (Fibre
Reinforced Polymer).

- Menggunakan FRP (Fibre Reinforced Polymer)


Prinsip daripada penambahan FRP sama seperti penambahan plat baja, yaitu
menambah kekuatan di bagian tarik dari struktur. Tipe FRP yang sering dipakai pada
perkuatan struktur adalah dari bahan carbon, aramid dan glass. Bentuk FRP yang
sering digunakan pada perkuatan struktur adalah Plate / Composite dan Fabric /
Wrap. Bentuk plate lebih efektif dan efisien untuk perkuatan lentur baik pada balok
maupun plat serta pada dinding; sedang bentuk wrap lebih efektif dan efisien untuk
perkuatan geser pada balok serta untuk meningkatkan kapasitas beban axial dan
geser pada kolom.

- Self Compacting Concrete (SCC)


Self Compacting Concrete atau yang umum disingkat dengan istilah SCC
adalah beton segar yang sangat plastis dan mudah mengalir karena berat sendirinya
mengisi keseluruh cetakan yang dikarenakan beton tersebut memiliki sifat-sifat untuk
memadatkan sendiri, tanpa adanya bantuan alat penggetar. Beton SCC yang baik
harus tetap homogen, kohesif, tidak segregasi, tidak terjadi blocking, dan tidak
bleeding. Pemakaian beton SCC sebagai material repair dapat meningkatkan kualitas
beton repair oleh karena dapat menghindari sebagian dari potensi kesalahan manusia
akibat manual compaction. Pemadatan yang kurang sempurna pada saat proses
pengecoran dapat mengakibatkan berkurangnya durabilitas beton. Sebaliknya dengan
beton SCC struktur beton repair menjadi lebih padat terutama pada daerah pembesian
yang sangat rapat, dan waktu pelaksanaan pengecoran juga lebih cepat.

- Workability

Teknologi Beton Lanjutan 49


Berdasarkan spesifikasi SCC dari EFNARC, workabilitas atau kelecakan
campuran beton segar dapat dikatakan sebagai beton SCC apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut yaitu:
- Filling ability
Filling ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir dan mengisi
keseluruh bagian cetakan melalui berat sendirinya.

- Passing ability
Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-
celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi
adanya segregasi atau blocking.

- Segregation resistance
Segregation resistance adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap
dalam keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat
pengecoran.

- Metoda Test
Metoda test pengukuran workability telah dikembangkan untuk menentukan
karakteristik beton SCC dan sampai saat ini belum ada satu jenis metoda test yang
bisa mewakili ketiga syarat karakteristik beton SCC seperti tersebut di atas. Dari
beberapa metoda test yang telah dikembangkan akan dibahas hanya tiga macam
metoda yang dianggap dapat mewakili ketiga kriteria workability tersebut di atas.
- Slump-Flow
Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan ‘filling ability’ baik di
laboratorium maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh
kondisi workabilitas beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang
dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm – 75 cm. Kebutuhan nilai
slump flow untuk pengecoran konstruksi bidang vertikal berbeda dengan bidang
horisontal. Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workabilitas beton
SCC berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut :
Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm
sampai 70 cm. Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow
antara 60 cm sampai 65 cm.

Teknologi Beton Lanjutan 50


Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengecoran dengan beton SCC adalah
sebagai berikut:
Durasi waktu pengecoran disesuaikan dengan waktu ikat awal beton untuk
menghindari terjadinya cold joint. Cara terbaik untuk pengecoran beton SCC adalah
dari bawah cetakan/formwork untuk menghindari udara terjebak (dengan eksternal hose
adalah sangat efektif). Beton SCC dapat mengalir sampai jarak 10 meter tanpa
hambatan. Elemen tipis 5 – 7 cm dapat diisi oleh beton SCC tanpa hambatan.Tidak
memerlukan keahlian yang spesifik saat pelaksanaan pengecoran.

Pelaksanaan perbaikan dan perkuatan


Sebelum dilakukan pelaksanaan perbaikan atau perkuatan, perlu dilakukan pengecekan
terakhir apakah metode dan material yang sudah ditentukan sesuai dengan kondisi
lapangan dan dapat dilaksanakan.
Pada saat pelaksanaan yang perlu mendapat perhatian adalah :

- Persiapan permukaan.
Permukaan beton yang akan diperbaiki atau diperkuat perlu dipersiapkan,
dengan tujuan agar terjadi ikatan yang baik; sehingga material perbaikan atau
perkuatan dengan beton lama menjadi satu kesatuan. Permukaan beton yang akan
diperbaiki atau diperkuat, harus merupakan permukaan yang kuat dan padat, tidak
ada keropos ataupun bagian lemah lainnya (kecuali bila menggunakan metode
injeksi untuk mengisi celah keropos); serta harus bersih dari debu dan kotoran
lainnya. Apabila ada tulangan yang sudah berkarat, maka perlu dilakukan
pemotongan beton hingga + 20 mm dibawah tulangan yang berkarat. Dan karat
tersebut harus dibersihkan, serta diberi lapisan anti karat. Permukaan yang sudah
dipersiapkan, apakah harus dalam keadaan kering atau harus dijenuhkan terlebih
dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. Hal ini sangat tergantung pada
material yang digunakan. Untuk material berbahan dasar semen atau polymer,
permukaan beton harus dijenuhkan terlebih dahulu; tetapi bila material yang
digunakan berbahan dasar epoxy, maka permukaan beton harus dalam keadaan
kering.

Teknologi Beton Lanjutan 51


- Perbandingan campuran.
Untuk menghasilkan mutu dari material perbaikan atau material bonding
yang digunakan dalam perkuatan sesuai dengan yang direkomendasikan dari
pabrik, maka perbandingan campuran dari material harus diikuti dengan tepat,
apalagi bila menggunakan material berbahan dasar epoxy. Bila menggunakan
beton yang dapat memadat sendiri, perlu diperhatikan jumlah air, flow dari beton
serta dipastikan tidak adanya bleeding dan segregasi.

- Pot life
Adalah waktu yang dibutuhkan dari pengadukan hingga material tersebut
terpasang. Apabila waktu telah melebihi pot life-nya, maka material yang sudah
tercampur jangan digunakan.

- Kekuatan tekan.
Seperti pada pelaksanaan kontruksi baru, dimana dilakukan kontrol
kualitas pada mutu beton yang ada; maka saat pelaksanaan dari perbaikan dan
perkuatan, juga harus dilakukan hal yang sama, dengan melakukan pengambilan
sample sesuai standard yang ada. (ASTM C39 – beton, ASTM C109 – mortar
semen dan ASTM D495 – epoxy). Setelah pelaksanaan juga perlu dilakukan
kontrol kualitas, untuk melihat apakah pelaksanaan perbaikan dan perkuatan
sudah sesuai dengan standard yang ada.

- Injeksi.
Tujuan dari kontrol kualitas setelah pekerjaan injeksi dilakukan adalah
untuk melihat apakah bahan injeksi sudah mengisi celah keretakan yang ada, dan
juga melihat kualitas lekatan dari bahan injeksi dalam mengikatkan celah
keretakan. Dilakukan dengan melakukan coring f 50 mm (ASTM C42) untuk
melihat penetrasi bahan injeksi, kemudian hasil core tersebut ditest tekan (ASTM
C39) atau splitting (ASTM C496) untuk mengetahui kualitas lekatan yang terjadi.
Atau dapat juga dilakukan kontrol kualitas dengan non-destruktif test yaitu UPV
(Ultra Pulse Velocity) – ASTM C597 atau Impact Echo.

- Patching, Grouting, Shot-crete, Beton Prepack dan Beton SCC.

Teknologi Beton Lanjutan 52


Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat
lekatan yang terjadi antara beton lama dengan material perbaikan. Dilakukan
dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off Test - ICRI
Technical Guideline 03739.

- - Perkuatan dengan FRP.


Tujuan dari kontrol kualitas pada pekerjaan ini adalah untuk melihat
lekatan antara epoxy adhesive yang digunakan untuk melekatkan FRP.
Dilakukan dengan Direct tensile bond test -ACI 503R Appendix A atau Pull-Off
Test - ICRI Technical Guideline 03739.

59. Jelaskan bahan tambah (admixture) yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kinerja beton segar (fresh concrete) dan jelaskan kinerjanya secara detail.

Jawab :

60. Jelaskan fungsi dan cara kerja superplasticizer berdasarkan bahan dasar
pembentuknya.

Jawab :

61. Jelaskan bahan tambah (additives) baik alami maupun buatan yang dapat digunakan
untuk memperbaiki sifat mekanis beton yang telah mengeras dan jelaskan cara
kerjanya secara detail.

Jawab :
Teknologi Beton Lanjutan 53
== SELESAI ==

Teknologi Beton Lanjutan 54

Anda mungkin juga menyukai