Dikerjakan Oleh :
MUHAMMAD IQBAL
Jawab :
Sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk menghasilkan beton harus
memenuhi syarat berikut diantaranya : keras, tidak mudah hancur ; tidak mengandung
garam karena garam dapat menyebabkan pemekaran beton karena menghasilkan
”bunga-bunga kristal” dan mengakibatkan korosi pada tulangan; tidak mengandung
mineral logam seperti Fe (Besi); tidak mengandung bahan organik; kadar lumpur tanah
liat, dan debu maksimal 2%; bentuk butiran dianjurkan kasar agar lekatan (bond) antara
agregat dengan beton menjadi lebih baik.
2. Jelaskan pengaruh ukuran diameter maksimum agregat terhadap sifat mekanis dari
beton yang sudah mengeras.
Jawab :
Semakin besar diameter maksimum agregat maka dapat dipastikan luas kontak
antara beton dan agregat lebih kecil. Dikarenakan lekatan antara beton dan agregat yang
lemah maka efek yang ditimbulkan adalah kuat tekan beton dan modulus elastisitasnya
menjadi lebih besar. Penelitian oleh Ibragimov (1989) membuktikan bahwa
penambahan diameter agregat memang menaiki kuat tekan tekan beton tapi tidak
seberapa karena dalam pelaksanaanya cenderung mengurangi homogenitas beton. Kuat
tarik belah juga menurun.
3. Untuk mengetahui mutu dari agregat, pemeriksaan apa saja yang diperlukan
terhadap sifat-sifat fisis dan mekanis dari agregat?
Jawab :
PEMERIKSAAN SIFAT FISIS AGREGAT
Jawab :
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat. Data
distribusi butiran pada agregat diperlukan dalam perencanaan adukan beton.
5. Karena agregat mempunyai komposisi terbesar dalam beton, maka agregat secara
langsung juga akan mempengaruhi sifat-sifat beton. Sebutkan sifat-sifat beton segar
dan beton yang telah mengeras yang dipengaruhi oleh agregat!
Jawab :
Secara umum sifat beton segar yang dipengaruhi agregat bedasarkan tingkat
workabilitasnya dilihat dengan slump test. Agregat yang kasar lebih sedikit
membutuhkan air dibandingkan yang halus karena air yang diperlukan untuk melakukan
proses hidrasi lebih banyak karena komposisi semen yang lebih banyak. Beton yang
terlalu halus ataupun kasar harus diatur rasio air semennya agar mudah dikerjakan.
Begitu pula homogenitas agregat harus dijaga dengan vibrator agar tidak terjadi
segregasi agregat yang mempengaruhi sifat beton ketika mengeras. Pengaruh agregat
Sifat dan karakteristik agregat yang baik untuk bisa menghasilkan beton dengan
kekuatan optimal:
Jawab :
Jenis Semen menurut Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) antara lain :
Semen Portland Pozolan, Produk ini lebih tepat digunakan untuk bangunan
umum dan bangunan yang memerlukan ketahanan sulfat dan panas hidrasi
sedang, seperti: jembatan, jalan raya, perumahan, dermaga, beton massa,
bendungan, bangunan irigasi dan fondasi pelat penuh.
Semen Mansonry, Semen ini lebih tepat digunakan untuk konstruksi perumahan
gedung, jalan dan irigasi. Dapat juga digunakan untuk bahan baku pembuatan
genteng beton, paving block, tegel dan bahan bangunan lainnya.
7. Sebutkan bahan dasar (raw material) untuk pembuatan semen dan jelaskan
prosesnya. Jelaskan unsur-unsur utama (klinker) dari semen Portland dan jelaskan
sifat-sifatnya!
Jawab :
Bahan mentah yang digunakan dalam pembuatan semen adalah batu kapur, pasir
silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk
memproduksi semen yaitu:
Quarry : Bahan tambang berupa batu kapur, batu silika,tanah liat, dan material-
material lain yang mengandung kalsium, silikon, alumunium, dan besi oksida
yang diekstarksi menggunakan drilling dan blasting.
Crushing :Pemecahan material material hasil penambangan menjadi ukuran
yang lebih kecil dengan menggunakan crusher.
Conveying:Bahan mentah ditransportasikan dari area penambangan ke lokasi
pabrik untuk diproses lebih lanjut dengan menggunakan belt conveyor.
Raw mill (penggilingan) :Proses Basah penggilingan dilakukan dalam raw mill
dengan menambahkan sejumlah air kemudian dihasilkan slurry dengan kadar air
34-38 %.Material-material ditambah air diumpankan ke dalam raw mill. Karena
adanya putaran, material akan bergerak dari satu kamar ke kamar
berikutnya.Pada kamar 1 terjadi proses pemecahan dan kamar 2/3 terjadi
gesekan sehingga campuran bahan mentah menjadi slurry. Sedangkan, pada
proses kering, terjadi di Duodan Mill yang terdiri dari Drying Chamber, Compt
1, dan Compt 2. Material-material dimasukkan bersamaan dengan dialirkannnya
gas panas yang berasal dari suspension preheater dan menara pendingin. Pada
ruangan pengering terdapat filter yang berfungsi untuk mengangkut dan
menaburkan material sehingga gas panas dan material berkontaminasi secara
8. Sebutkan dan jelaskan bahan pengikat lainnya yang saudara ketahui selain semen!
Jawab :
Orang Aceh dahulu menggunakan campuran kapur dan tanah liat untuk
mengikat batu-batu yang dipakai untuk membangun benteng (kuta) dan pondasi masjid.
Saat ini ada usaha mencari bahan alternatif semen sebagai pengikat agregat seperti
gipsum dan geo polymer. Di negeri UEA, sulfur yang banyak dihasilkan oleh ladang gas
disana digunakan sebagai alternatif semen.
9. Jelaskan sifat dan karakteristik air yang dapat digunakan sebagai bahan pembentuk
beton!
Jawab :
Usahakan air yang akan kita gunakan tersebut adalah air yang bersih, jangan
gunakan air yang kotor apalagi air keruh, karena kotoran yang ada di dalam air
tersebut dapat menguragi kekuatan beton kita, apalagi jika sampai ada campuran
lumpur di dalam air tersebut, karena dapat mengurangi daya lekat semen, dan
kandungan lumpur tersebut juga dapat membuat beton menjadi mengembang,
karena lumpur tersebut dapat bereaksi dengan semen dan air.
10. Jelaskan sistem dan metode pengecoran beton yang anda ketahui.
Jawab :
(2) Pada penuangan beton dengan bak khusus, campuran beton diisikan dalam sebuah
bakcampuran tersebut akan keluar memlaluai pintu yang otomatis terbuka sendiri.
setelah pintu terbuka, bak akan dingkat secara perlahan-lahan sehingga beton mengalir.
(3) Penuangan dengan pipa tremi banyak digunakan karena efisien dan efektif.
penuangan dilakukan dengan cara mengisikan campuran beton kedalam pipa tremi,
kemudian mengangkat pipa tremi secara perlahan sampai beton mengalir keluar.
Ujung pipa bagian bawah harus selalu terbenam dalam beton yang di tuangkan.
(4) Katup hydro terdiri dari pipa nylon diameter 600 mm yang fleksibel untuk
menuangkn beton. ujung bawahnya dilengkapi pelindung kaku berbentuk silinder. cara
pengerjaan sama dengan tremi.
(5) Penuangan dengan beton pra-susun dilakukan dengan menyusun terlebih dahulu
agregat kasar yang lebih besar dari 28 mm kemudian melakukan grouting (grout
colodial). grout dibuat dengan mencapur semen, pasir dan air atau dapat juga
ditambah bahan tambah Plastisizer pada alat pengaduk khusus.
(6) Metode ini lebih umum. Awalnya didaerah yang akan dicor dipagari dengan dinding
penahan misal dari baja. Dinding ini dilapisi pelindung agar dinding tidak bocor dengan
bantuan penyelam. Selanjutnya air dalam kolam tersebut dipompa. Dan pengecoran
dilakukan dengan cara biasa.
11. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kuat tekan beton? Jelaskan!
Jawab :
Sebagaimana yang diuraikan sebelumnya, faktor agregat berperan penting
terhadap kuat beton. Maka dari itu hal tersebut perlu diperhatikan dalam perencanaan
campuran beton. Jenis semen juga berpengaruh tergantung kandungan kimiawi atau
tipenya. Kemudian metode pengecorannya apakah beton itu merata ataukah masih
menghasilkan pori yang banyak. Air berperan dalam proses hidrasi beton, air yang
cukup menghasilkan kuat tekan beton yang baik. Air yang kurang dan berlebihan
mengurangi kuat tekannya. FAS yang dianjurkan adalah sekitaran 0,4.-0,6.
12. Bagaimanakah hubungan antara faktor air semen (water cement ratio) dengan kuat
tekan beton?
Jawab :
Air dibutuhkan untuk proses hidrasi semen, maka yang diperlukan adalah air
yang secukupnya. Air yang kurang selain menyebabkan proses hidrasi yang tak
sempurna juga menyebabkan workabilitinya rendah akibatnya pemadatan tidak baik dan
hasinya kuat tekan yang rendah. Air yang banyak memang meningkatkan workability
tetapi efek yang ditimbulkan bleeding, pori-pori beton yang besar dan efeknya sama
seperti pemadatan yang kurang baik.
13. Jelaskan apa yang dimaksud dengan setting time pada beton segar.
Jawab :
Waktu setting atau waktu pengikatan dibagi. 1) waktu awal yaitu waktu
pencampuran semen dengan air menjadi pasta semen hingga hilang sifat plastisitasnya,
2) waktu ikatan akhir yaitu waktu terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.
Waktu awal berkisar 1-2 jam sedangkan waktu akhir kurang dari 8 jam.
Jawab :
Hidrasi dapat di kelompokan menjadai 2 kelompok yaitu :
Hidrasi dengan temperatur rendah
Hidrasi dengan temperatur tinggi.
Keberadaan senyawa-senyawa silikat dan aluminat dalam semen menyebabkan
terjadinya reaksi dengan air jika semen dicampur dengan air. Akibatnya terbentuk suatu
senyawa hidrat sebagai produk dari proses hidrasi yang selanjutnya akan terjadi
pengerasan massa. Reaksinya sangat kompleks, tetapi secara umum dapat dituliskan
sebagai berikut (Van Vlack, 1985):
Ca3Al2O6 + 6 H2O Ca3Al2(OH)12 + 200 J/g
Ca2SiO4 + x H2O Ca2SiO x H2O + 500 J/g
Teknologi Beton Lanjutan 11
Ca3SiO5 + (x+1) H2O Ca2SiO4 x H2O + Ca(OH)2 + 865 J/g
Reaksi di atas hanya berlaku untuk semen Porltland yang banyak digunakan oleh
masyarakat.
Jawab :
Temperatur
Kehalusan semen
Bahan aditif
2) Secara fisika, senyawa hidrat yang terbentuk akan membentuk kristal karena
larutannya sangat jenuh.
3) Secara mekanis, kristal yang terbentuk akan saling mengikat secara kohesi dan
adhesi membentuk struktur yang kokoh.
16. Sebutkan jenis-jenis additive yang anda ketahui beserta kegunaannya dan jelaskan
cara kerjanya di dalam campuran beton!
Jawab :
Jenis-jenis bahan tambah mineral (additive) :
Teknologi Beton Lanjutan 12
1. Pozzolan
2. Fly ash (abu terbang batu bara)
3. Slag
4. Silica fume
17. Sebutkan jenis-jenis admixture yang anda ketahui beserta kegunaannya dan
jelaskan cara kerjanya di dalam campuran beton!
Jawab :
Menurut ASTM C.494, admixture dibedakan menjadi tujuh jenis, yaitu :
18. Sebutkan jenis-jenis beton berdasarkan kelas kuatnya dan jelaskan karakteristiknya!
Jawab :
Jenis-jenis beton berdasarkan kelas kuatnya dan jelaskan karakteristiknya :
a. Beton kelas I
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan non strukturil. Untuk pelaksanaannya tidak
diperlukan keahlian khusus. Pengawasan mutu hanya dibatasi pada pengawasan
ringan terhadap mutu bahan-bahan, sedangkan terhadap kekuatan tekan tidak
disyaratkan pemeriksaan. Mutu kelas I dinyatakan dengan Bo.
b. Beton kelas II
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil secara umum. Pelaksanaannya
memerlukan keahlian yang cukup dan harus dilakukan di bawah pimpinan
tenaga-tenaga ahli. Beton kelas II dibagi dalam mutu-mutu standar B1, K 125,
K175, dan K225. Pada mutu B1, pengawasan mutu hanya dibatasi pada
pengawasan terhadap mutu bahan-bahan sedangkan terhadap kekuatan tekan
tidak disyaratkan pemeriksaan. Pada mutu-mutu K125, K175 dengan keharusan
untuk memeriksa kekuatan tekan beton secara kontinu dari hasil-hasil
pemeriksaan benda uji.
c. Beton kelas III
Beton untuk pekerjaan-pekerjaan strukturil yang lebih tinggi dari K225.
Pelaksanaannya memerlukan keahlian khusus dan harus dilakukan dibawah
pimpinan tenaga-tenaga ahli. Disyaratkan adanya laboratorium beton dengan
19. Apakah yang dimaksud dengan beton mutu struktural dan non-struktural? Jelaskan!
Jawab:
Jawab :
21. Jelaskan langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton berdasarkan
Metode ACI 211.1-91 dan SNI.
Jawab :
Langkah-langkah dalam perhitungan mix design untuk beton berdasarkan Metode ACI
211.1-91:
1. Pemilihan nilai slump
- ¾ jarak bersih antar baja tulangan, tendon, tulangan yang digabungkan (bar
bundle), atau ducting;
bentuk partikel
temperatur beton
4. Penentuan faktor air semen harus perhatikan tabel faktor air semen pada umur
28 hari.
5. Perhitungan kandungan semen atau perhitungan kebutuhan semen, didasarkan
pada hasil tahap 4 dan 5 adalah 165/0,4 = 413 kg/m3 ( 280/0,4 = 700 lb/yd2)
6. Perkiraan kandungan agregat kasar harus perhatikan tabel volume dari
agregat kasar per unit volume beton.
8. Penyesuaian kelembapan pada agregat karena agregat tidak pasti SSD atau
OD (Open Dry) di lapangan, maka hal ini perlu penyesuaian berat agregat
karena sejumlah kandungan air didalam agregat (catatan: bahwa agregat yang
sangat kering akan menyerap air dari campuran yang telah ditentukan) hanya
air permukaan perlu dipcrhatikan, sedang air serapan pada agregat bukan
menjadi air cumpuran sebab telah tercakup pada kelembapan penyesuaian
berat pada agregat.
9. Koreksi perhitungan
22. Adakah perbedaaan antara kuat tekan karakteristik ( f’ck) dengan f’c? Tolong anda
jelaskan!
Jawab :
Jelas ada!, Perbedaaan antara kuat tekan karakteristik (f’ck) dengan f’c :
Kekuatan tekan karakteristik beton (f’ck) ialah kekuatan tekan beton, dimana
dari sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan adanya kekuatan
tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5% saja. Kekuatan tekan karakteristik beton
didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji kubus dan silinder. Silinder
berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Yang diartikan dengan kekuatan tekan beton
senantiasa ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang
bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
Kuat tekan beton (f’c) adalah kuat tekan beton yang disyaratkan. Penentuan nilai
f’c boleh juga didasarkan pada hasil pengujian pada nilai f’ck yang didapat dari hasil uji
tekan benda uji kubus bersisi 150 mm. Dalam hal ini f’c didapat dari perhitungan
konversi berikut ini. F’c=(0,76+0,2 log fck/15) f”ck, dimana f”ck adalah kuat tekan
beton (dalam MPa), didapat dari benda uji kubus bersisi 150 mm. Atau perbandingan
kedua benda uji ini, untuk kebutuhan praktis bisa diambil berkisar 0,83.
Jawab :
Urutan pencampuran bahan-bahan pembentuk beton yang menghasilkan kekuatan
optimal :
1. Persiapan bahan campuran sesuai dengan rencana berat pada wadah yang
terpisah.
6. Tuangkan 1/3 jumlah air total kedalam wadah, dan lakukan pencampuran
sampai terlihat konsistensi adukan yang merata.
7. Tambahkan lagi 1/3 jumlah air kedalam wadah dan ulangi proses untuk
mendapatkan konsistensi adukan.
9. Apabila nilai slump telah mencapai nilai rencana, lakukan pembuatan benda uji
silinder dan kubus beton. Jika belum tercapai nilai SLUMP yang diinginkan,
tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.
11. Buatlah benda uji silinder dan kubus sesuai dengan petunjuk. Jumlah benda uji
ditetapkan berdasarkan volume adukan.
Jawab :
Perawatan ini dilakukan agar hidrasi selanjutnya tidak mengalami gangguan.
Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena kehilangan air yang begitu
cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 hari dan beton berkekuatan awal tinggi
minimal selama 3 hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab., kecuali
dilakukan dengan perawatan yang dipercepat.
Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan beton
yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton,
kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.
25. Apakah yang anda ketahui tentang susut dan rangkak beton? Sebutkan jenis-jenis
susut pada beton dan penyebabnya!
Jawab :
♦ Rangkak merupakan salah satu penyebab utama retak dari bangunan, karena
bahan bangunan pada umumnya basah pada waktu didirikan dan mengering
kemudian. Penyusutan bahan bangunan sangat bervariasi, mulai dari nol pada
kaca dan metal, hingga yang maksimum pada bahan organik. Susut juga terjadi
pada semua bahan yang memakai semen sebagai pengikat.(Nawy, 1998;49).
26. Mengapa kita perlu melakukan kontrol kualitas (quality control) pada proses
pengerjaan beton?
Jawab :
Jawab :
Beton segar (fresh concrete) adalah gabungan antara semen agregat (halus dan
kasar) dan air yang saling mengikat dan belum mengeras masi bersifat lunak dan dapat
membentuk dengan mudah.
Jawab :
Beton keras (hardened concrete) adalah batuan tiruan dengan rongga antara
butiran yang besar(agregat kasar) dan diisi dengan batuan kecil (agregat halus) dan pori
pori antara agregat halus diisi oleh semen dan air (pasta semen) saling terekat dengan
kuat dan terbentuklah suatu kesatuan padat yang tahan lama.
Jawab :
Sifat-sifat beton segar (beton muda) yaitu
1. Workability (kelecakan) yaitu Kemudahan pekerjaan yang dapat dilihat dari nilai
slump yang identik dengan tingkat keplastisan beton. Semakin plastis beton,
semakin mudah pengerjaannya. Workability merupakan ukuran dari tingkat
kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan. Unsur – unsur
yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar antara lain :
a. Jumlah air pencampur
Semakin banyak air semakin mudah untuk dikerjakan.
b. Kandungan semen
Jika FAS tetap, semakin banyak semen berarti semakin banyak kebutuhan air
sehingga keplastisannyapun akan lebih tinggi.
c. Gradasi campuran pasir-kerikil
Jika memenuhi syarat dan sesuai dengan standar, akan lebih mudah dikerjakan.
d. Bentuk butiran agregat kasar
Agregat berbentuk bulat-bulat lebih mudah untuk dikerjakan.
e. Butir maksimum
f. Cara pemadatan dan alat pemadat
Jawab :
Teknologi Beton Lanjutan 25
Sifat – sifat mekanis beton keras adalah :
A. Sifat jangka pendek atau sesaat
Sifat jangka pendek terdiri dari :
1. Kekuatan tekan.
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh :
Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya.
Jenis semen dan kualitasnya .
Jenis dan lekak – lekuk bidang permukaan agregat.
Umur (pada keadaan normal kekuatan bertambah sesuai dengan umurnya).
Suhu (kecepatan pengerasan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).
Efisiensi dan perawatan.
2. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapanbelas kuat desak beton pada waktu
umurnya masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya. Kekuatan tarik biasanya
tidak diperhitungkan di dalam perencanaan bangunan beton. Kuat tarik merupakan
bagian penting di dalam menahan retak – retak akibat perubahan kadar air dan suhu.
3. Kekuatan geser
Di dalam praktek, kekuatan geser beton selalu diikuti oleh kekuatan desak dan tarik
oleh lenturan bahkan di dalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.
1. Rangkak
a. Kekuatan
Rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar
b. Perbandingan campuran
Bila fas dan volume pasta semen berkurang maka rangkak berkurang.
c. Agregat
d. Rangkak bertambah bila agregat makin halus)
e. Perawatan
2. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton karena terjadi kehilangan uap air
ketika terjadi penguapan. Faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah :
b. Faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut)
c. Ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume
elemen betonnya semakin besar)
d. Kondisi lingkungan
e. Banyaknya penulangan
f. Bahan tambahan.
Pembebanan dalam jangka waktu panjang dengan tegangan yang konstan akan
mengakibatkan deformasi yang terjadi secara lambat, yang disebut rangkak (creep).
Rangkak dipengaruhi oleh umur beton, regangan, faktor air semen, dan kekuatan beton.
Proses susut (shringkage) didefinisikan sebagai perubahan bentuk volume yang tidak
berhubungan dengan beban. Apabila beton mengeras, berarti beton tersebut megalami
susut. Hal-hal yang mempengaruhi susut antara lain mutu agregat dan faktor air semen.
Pada umumnya proses rangkak selalu dihubungkan dengan susut karena keduanya
terjadi bersamaan dan seringkali memberi pengaruh yang sama, yaitu deformasi yang
bertambah sesuai dengan bertambahnya waktu.
Jawab :
Workability/kelecakan adalah kemudahan pengerjaan beton, dimana placing
(pengecoran), compacting (pemadatan), tidak menyebabkan timbulnya efek negatif
berupa segregasi dan pendarahan (bleeding). Untuk mengukur workability/kelecakan
yang tepat, salah satunya digunakan metode “slump”.
Apabila 3 hal tersebut baik maka workabilitas juga baik. Ada istilah lain yang
berhubungan dengan workability yaitu konsistensi dan plastisitas. Dimana konsistensi
adalah pergerakan relatif dari campuran beton (diukur sebagai nilai slump) sedangkan
plastisitas adalah kemampuan untuk dibentuk tanpa kehilangan kontinuitas, dan mampu
mempertahankan bentuk.
32. Jelaskan pengertian daktilitas dan apa manfaatnya! Kita ketahui beton merupakan
material yang getas, bagaimana cara untuk meningkatkan daktilitas beton?
Jawab :
Jawab :
Flowability adalah salah satu bagian dari pengujian beton segar yang dihasilkan
berdasarkan tes slump untuk mengetahui kemampuan mengalir campuran dari beton
segar.
Jawab :
Bleeding pada beton yaitu kecenderungan air untuk naik kepermukaan pada
beton yang baru dipadatkan. Air yang naik ini membawa semen dan butir-butir halus
pasir, yang pada saat beton mengeras nantinya akan membentuk selaput (laitance).
Segregation (pemisahan kerikil) pada beton yaitu kecenderungan butir-butir kasar untuk
lepas dari campuran beton. Hal ini akan menyebabkan sarang kerikil yang pada
akhirnya akan menyebabkan keropos pada beton.
36. Apa penyebab timbulnya pori-pori pada struktur beton yang telah mengeras.
Jelaskan jenis pori berdasarkan ukurannya!.
Jawab :
Jawab :
• membeku dan mencair (freezing and thawing), terjadi pada pasta semen dan
agregat
• perubahan temperatur yang drastis, terjadi pada pasta semen dan agregat
b. Pengaruh mekanis:
• perubahan volume akibat perbedaan sifat thermal dari agregat terhadap pasta
semen, terjadi pada pasta semen dan agregat
• abrasi (pengikisan), terjadi pada pasta semen dan agregat aksi elektrolisis,
terjadi pada pasta semen
Jawab :
Load control (uji kontrol pembebanan) adalah merupakan suatu metode
Pengujian pada beton yang kecepatan pengujian berdasarkan besarnya pertambahan
beban (load control). Pengaturan kecepatan load control terdapat dalam pasal 7.4.3 dari
ASTM A370-03a yang menyebutkan apabila mesin uji dilengkapi dengan peralatan
yang mengatur kecepatan pembebanan, maka kecepatan pengujian dari 0.5 fy hingga fy
Jawab :
Displacement control (uji kontrol peralihan/perpindahan pembebanan) adalah
merupakan suatu metode Pengujian pada beton yang kecepatan pengujian berdasarkan
besarnya pertambahan peralihan beban (displacement control). Pengaturan kecepatan
displacement control terdapat dalam pasal 7.4.1 dari ASTM A370-03a, yang
menyebutkan bahwa semua kecepatan pengujian dapat dipergunakan hingga tercapai
titik yang bernilai dari setengah dari kuat leleh (0.5 fy).Ketika tercapai titik tersebut,
kecepatan dibatasi agar tidak melebihi 1/16 mm/min dari panjang reduction section
hingga tercapainya titik kuat leleh. Sedangkan kecepatan untuk menentukan kuat tarik
adalah tidak boleh melebihi 1/10 mm/min dari panjang reduction section. Pembatasan
kecepatan minimum juga harus diatur tidak boleh kurang dari 1/10 mm/min kecepatan
maksimal.
40. Sebutkan jenis-jenis keruntuhan dari benda uji beton yang diberikan beban tekan!.
Jawab :
Menurut ASTM C 39-03 ada 5 jenis keruntuhan benda uji silinder yaitu :
1. Kerucut,
Jawab :
42. Apakah kegunaannya dilakukan percobaan slump pada adukan beton segar?
Sebutkan jenis-jenis keruntuhan slump yang mungkin timbul.
Jawab :
Jawab :
Jenis-jenis pengujian beton keras beserta metode pengujiannya:
Pengujian beton keras dan metode pengujiannya:
Pengujian destruktif (kuat tekan,kuat lentur dan kuat tarik)
Pengujian non-destruktif (rebound hammer, penetration resistance, pull out,
ultrasonic pulse)
Pengujian core drilling
Pengujian permeability dan pengujian carbonation
Jawab :
Jenis-jenis pembebanan pada pengujian beton keras :
1. Destructive Test (Uji rusak)
2. Non-destructive Test (Uji tak rusak)
45. Jelaskan mengapa jenis pembebanan, kecepatan dan besar pembebanan, metode
pengujian dapat mempengaruhi kekuatan beton?
Jawab :
Karena setiap pembebanan, uji kecepatan dan besar pembebanan memiliki
kalibrasi yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi kekuatan beton pada setiap
metode yang digunakan dalam pengujian beton.
46. Mengapa beton harus diperkuat dengan baja tulangan apabila digunakan sebagai
material konstruksi. Parameter apa yang diperlukan dari beton dan baja dalam suatu
perencanaan struktur beton bertulang?
Jawab :
Kuat tarik dari beton hanyalah seperduabelas kuat tekannya. Sehingga untuk
kebutuhan struktur akan sangat tidak efisien jika mengandalkan kuat tariknya sendiri
Teknologi Beton Lanjutan 33
yang bisa mengakibatkan struktur terlalu besar. Untuk mengakalinya, digunakan
kombinasi dengan baja tulangan yang bagus dalam hal kuat tariknya.
47. Mengapa dapat timbul retak pada beton. Jelaskan jenis dan tipe retak yang mungkin
terjadi pada beton dan penyebabnya!.
Jawab:
Faktor -Faktor Penyebab Keretakan Beton Yang Terjadi Saat Pembuatan Beton
Bertulang :
1.Sifat Beton
Untuk melihat bagaimana sifat dari beton bertulang yang dapat menimbulkan
keretakan kita harus melihat proses dari awal pembuatan beton bertulang tersebut. Pada
saat awal pembuatan beton bertulang dengan pencampuran bahan penyusunnya seperti
kerikil, pasir, air, semen, dan baja tulangan. Dalam proses pengerasannya beton akan
mengalami pengurangan volume dari volume awal. Umumnya hal ini disebabkan air
yang terkandung pada campuran beton akan mengalami penguapan sebagian yang
mengurangi volume beton bertulang tersebut.
2. Suhu
Tidak dapat diabaikan suhu juga dapat menyebabkan keretakan pada beton
bertulang. Maksud suhu disini adalah suhu campuran beton saat mengalami perkerasan.
Karena pada saat campuran beton bertulang mengalami perkerasaan suhu yang timbul
akibat reaksi dari air dengan semen akan terus meningkat. Sehingga pada saat suhu
6. Cara penulangan
Sering sekali saya menemukan struktur beton bertulang dibuat dengan cara yang
kurang tepat. Hal yang paling umum terjadi adalah ketebalan dari tulangan sampai
permukaan beton terlampau besar. Hal ini sebenanrnya kurang tepat karena fungsi dari
baja tulangan tersebut adalah untuk menahan gaya lintang (pada balok dan plat),
deformasi akibat lendutan, serta gaya geser.
Jika tebal selimut beton terlampau besar makan retakan biasa terjadi mulai dari
permukaan struktur beton sampai pada bagian tulangan yang ada didalamnya.
Seharusnya tulangan dibuat agak keluar, dan selimut atau kulit yang membungkus
Teknologi Beton Lanjutan 35
tulangan dibuat setipis mungkin (1,5 s/d 2 cm). Karena gaya tarik dan gaya tekan paling
besar terjadi pada ujung permukaan beton tersebut.
Faktor- Faktor Penyebab Keretakan Beton Yang Terjadi Setelah Pembuatan Beton
Bertulang :
1. Pengaruh lingkungan
Karena beton bertulang pada bangunan mengalami kontak langsung dengan cuca
luar, pengaruh cuaca ini sedikit banyakanya memberi andil dalam keretakan pada beton
sehingga konstruksi bangunan yang berumur cukup lama banyak mengalami retakan.
Salah satu pengaruh lingkungan yang menyebabkan beton retak adalah akibat dari air
hujan. Akibat sekian lama beton pada bangunan tua menerima air hujan secara
langsung, lama – kelamaan air hujan masuk meresap kedalam pori-pori beton yang
kemudian mencapai tulangan pada beton.
Apabila saat air hujan telah mengenai baja tulangan, maka akan terjadi reaksi
antara baja tulangan dengan tulangan yang menyebakan baja tulangan menjadi berkarat
atau korosif. Akibat korosifnya baja tulangan dan ditambah faktor luas seperti
pembebanan mengakibatkan beton akan mengalami retak-retak.
2. Pembebanan
Setelah struktur beton bertulang sudah jadi dan bangunan secara keseluruhan
telah siap untuk digunakan, maka struktur beton bertulang tersebut akan menerima
beban-beban. Beban-beban yang bekerja pada struktur beton bertulang secara umum
terdiri atas bebean sendiri dan beban luar (beban akibat angin, manusia, beban gempa,
dsb).
Lokasi retakan yang terjadi saat beban mulai membesar adalah pada daerah
tumpuan / ujung balok sisi atas dan tengah bentang di sisi bawah. Pengalaman saya,
retak yang terjadi hanya 1-2 retakan di satu tempat observasi. Dimana tebalnya juga
tidak besar. Bahkan seringkali hanya retak rambut. Keretakan seperti ini mestinya tidak
perlu diperbaiki sama sekali. Ini kondisi yang alamiah terjadi dan memang
perhitungannya sudah memperhitungkan retak itu akan terjadi.
Jika retak beton yang terjadi masih wajar seperti retak halus atau retak rambut ,
maka tidak perlu diperbaiki. Tidak perlu juga untuk khawatir, karena perhitungan
struktur beton memang sudah tidak memperhitungkan beton yang mengalami retak.
Namun jika retak yang terjadi cukup parah, perlu dilakukan penelitian yang lebih rinci
yang melingkupi perhitungan struktur sesuai kondisi lapangan. Apakah cukup ditutup
dengan epoxy, memperbesar dimensi struktur beton bertulangnya atau diberi perkuatan
tambahan.
48. Apa yang anda ketahui tentang Reaksi Alkali Silika pada beton!.
Jawab :
Secara sederhana reaksi alkali silica (RAS) pada beton ditulis :
Mekanisme RAS yang menyebabkan kerusakan pada beton dibagi kepada empat tahap :
49. Jelaskan mekanisme keruntuhan yang mungkin terjadi pada balok beton bertulang
yang dibebani dengan beban lentur?
Jawab :
1.) Penampang balanced, tulangan tarik mulai leleh tepat pada saat beton
mencapai tegangan batasnya dan akan hancur akibat tekan.
2.) Penampang over reinforced, keruntuhan ditandai dengan hancurnya beton yang
tertekan. Kondisi ini terjadi apabila tulangan yang digunakan lebih banyak
daripada yang diperlukan dalam keadaan balanced.
3.) Penampang under reinforced, keruntuhan ditandai dengan terjadinya leleh pada
tulangan baja. Kondisi ini terjadi karena tulangan yang dipakai pada balok
kurang dari yang diperlukan pada kondisi balanced.
50. Apakah yang anda ketahui tentang „non-destructive test“ pada beton keras?
Sebutkan jenis-jenis pengujiannya.
Jawab :
Pembebanan tak langsung (non-destructive test) adalah pengujian beton yang
dilakukan dengan tidak merisak beton yang akan diuji. Uji tak rusak (NDT) adalah grup
macam teknik analisis yang digunakan dalam ilmu pengetahuan dan industri untuk
mengevaluasi sifat dari komponen, material atau sistem tanpa menyebabkan kerusakan.
Karena NDT tidak permanen mengubah anggaran yang diperiksa, itu adalah sangat
-berharga teknik yang dapat menghemat uang dan waktu dalam evaluasi produk,
pemecahan masalah, dan penelitian. NDT umum metode ini termasuk ultrasonik,
magnetik-partikel, penetran cair, radiografi, dan pengujian eddy-saat ini.
NDT adalah alat yang sering digunakan dalam rekayasa forensik, teknik mesin, teknik
elektro, teknik sipil, rekayasa sistem, teknik penerbangan, obat-obatan, dan seni.
Jawab :
Sesuai dengan perkembangan teknologi beton, kriteria beton mutu tinggi juga
selalu berubah sesuai dengan kemajuan tingkat mutu yang berhasil dicapai. Pada tahun
1950an, beton dengan kuat tekan 30 MPa sudah dikategorikan sebagai beton mutu
tinggi. Pada tahun 1960an hingga awal 1970an, kriterianya lebih lazim menjadi 40 MPa.
Saat ini, disebut mutu tinggi untuk kuat tekan diatas 50 MPa, dan 80 MPa sebagai beton
mutu sangat tinggi, sedangkan 120 MPa bisa dikategorikan sebagai beton bermutu ultra
tinggi.
52. Apakah yang anda ketahui tentang beton yang bisa memadat sendiri (self-
compacting concrete)?
Jawab :
• Memperbaiki durabilitas
Self compacting concrete atau beton memadat mandiri adalah beton performance
tinggi yang dapat mengalami konsolidasi dengan sendirinya (memadat sendiri) tanpa
bantuan alat pemadat seperti penggetar atau sejenisnya. Dengan kemampuan
berkonsolidasi sendiri semen ini juga mampu manjangkau ruang yang banyak
Bahan pengisi tambahan lain yang digunakan dalam penbuatan beton memadat mandiri
adalah abu terbang , silica fume, terak (blastfurnace slag), metakaolin dan lain-lain.Hela
dan Hubertova (2006).
53. Apakah yang anda ketahui tentang beton ringan (light-weight concrete)?
Jawab :
Agregat yang digunakan untuk memproduksi beton ringan merupakan beton
ringan juga. Agregat yang digunakan umumnya merupakan hasil pembakaran shale,
lempung, slates, residu slag, residu batu bara, dan banyak lagi hasil pembakaran
vulkanik. Berat jenis agregat ringan sekira 1900 kg/m3 atau berdasarkan kepentingan
penggunaan strukturnya berkisar antara 1440-1850 kg/m3, dengan kekuatan tekan umur
28 hari lebih besar dari 17,2 Mpa (ACI-318). SNI memberikan batasan kriteria beton
ringan sebesar 1900 kg/m3.
• mudah dalam pemasangan (dapat dipotong dengan tangan, dipaku dan dibaut)
• tahan api
54. Apakah yang anda ketahui tentang beton serat (fibre reinforced concrete)? Sebutkan
jenis-jenis serat yang dapat digunakan untuk memperbaiki sifat-sifat beton!.
Jawab :
Beton serat (fibre reinforced concrete) merupakan campuran beton ditambah
serat, umumnya berupa batang-batang dengan ukuran 5-500μm, dengan panjang sekitar
25 mm. Bahan serat dapat berupa serat asbestos, fiber baja (steel fibre), fiber
polypropylene (sejenis plastik mutu tinggi), fiber kaca (glass fibre), fiber karbon
(carbon fibre), serta fiber dari bahan alami (natural fibre), seperti ijuk, rambut, sabut
kelapa, serat goni dan serat tumbuh-tumbuhan lainnya. Kelemahannya sulit dikerjakan,
namun lebih banyak kelebihannya antara lain kemungkinan terjadi segregasi kecil,
daktail, dan tahan benturan. Kebutuhan akan bahan serat dalam pembuatan serat semen
selama ini dipenuhi dengan menggunakan bahan serat asbes (lembaran asbes semen
rata). Sampai saat ini bahan serat asbes ini masih diimport, sehingga harga jual
produknya menjadi mahal. Jenis penutup langit-langit lain yang termasuk murah dan
mudah pembuatannya serta sudah lama dikenal masyarakat secara luas adalah serat
semen atau yang lazimnya dikenal dengan nama eternit. Bahan serat yang digunakan
dalam pembuatannya adalah serat sisa benang. Serat ini lebih ekonomis walaupun
secara kualitas masih dibawah serat asbes. Untuk daerah di luar pulau jawa perlu
dijajagi penggunaan serat alam lain yang mudah dan banyak diperoleh. Serat alam ini
antara lain adalah serat sabut kelapa dan ijuk yang mempunyai kuat tarik setara dengan
serat polyprophelene dan keawetannya sangat baik. Sabut kelapa dan ijuk merupakan
serat yang dapat menyerap air sehingga dapat digunakan sebagai bahan campuran
dengan semen.
Jawab :
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, pemberian serat dalam campuran
beton akan memberikan kontribusi positif terhadap kenaikan kekuatan tariknya.
Bambang Suhendro, pakar konstruksi dari UGM menyatakan bahwa berdasarkan
penelitiannya, sifat–sifat kurang baik dari beton dapat diperbaiki dengan menambahkan
fiber lokal yang terbuat dari potongan–potongan kawat pada adukan beton.
Juga penelitian yang telah dilakukan Mediyanto tahun 2003, di mana pada beton
ringan ditambahkan serat–serat galvalum, menunjukkan beberapa sifat dan prilaku
beton yang dapat diperbaiki setelah penambahan serat yakni meningkatnya kekuatan
terhadap lentur dan tarik, lebih tahan terhadap beban kejut, sifat daktilitas beton
meningkat, lebih tahan terhadap keausan, dan kekuatan geser beton meningkat.
Jawab :
Beton polimer memiliki sifat mekanik serta perilaku yang berbeda satu dengan
yang lainnya karena tergantung bahan yang digunakan, sehingga mendorong
dilakukannya banyak penelitian untuk mempelajari sifal dan perilaku tersebut.Beton
polimer ini dibuat dengan system prepacked, dengan komposisi terdiri dari unsaturated
polyester (UP) ditambah styrene monomer (SM) sebagai binder matrix dan methyl ethyl
57. Jelaskan metoda dan prosedur asesmen (evaluasi kekuatan struktur) dari
konstruksi beton eksisting dan apa kegunaannya?
Jawab :
Tahapan asesmen yaitu tahapan asesmen awal dan asesmen detail. Tahapan
analisis dilakukan terhadap kondisi kekuatan komponen struktur. Proses asesmen
dilakukan melalui pengujian lapangan dan laboratorium. Pengujian di lapangan
biasanya menggunakan peralatan Schmidt Rebound Hammer Test dan Ultrasonic Pulse
Velocitymeter untuk mengetahui kuat tekan beton; Theodolite, Waterpass, dan meteran
untuk pengukuran geometris bangunan; Microcrackmeter untuk mengetahui lebar dan
kedalaman retakan; dan Rebar Locator/R-bar meter serta Kaliper/Jangka Sorong untuk
mengetahui jumlah dan diameter baja tulangan terpasang. Pengujian di laboratorium
untuk uji tarik baja tulangan terpasang. Analisis data biasanya menggunakan progam
SAP 2000 v14.0.0 Advanced dan alat pendukung lainnya.
Kegunaannya ialah bertujuan untuk mengetahui kekuatan sisa, nilai defleksi, dan
interstory drift pada komponen struktur bangunan serta mengetahui tingkat keamanan
struktur pada kondisi eksisting beton/bangunan.
Jawab :
a. Keretakan
Keretakan dibedakan retak struktur dan non-struktur. Retak struktur umumnya
terjadi pada elemen struktur beton bertulang, sedang retak non-struktur terjadi dinding
bata atau dinding non-beton lainnya. Untuk retak non-struktur, dapat digunakan metode
injeksi dengan material pasta semen yang dicampur dengan expanding agent serta latex
atau hanya melakukan sealing saja dengan material polymer mortar atau polyurethane
sealant. Sedang pada retak struktur, digunakan metode injeksi dengan material epoxy
yang mempunyai viskositas yang rendah, sehingga dapat mengisi dan sekaligus
melekatkan kembali bagian beton yang terpisah. Proses injeksi dapat dilakukan secara
manual maupun dengan mesin yang bertekanan, tergantung pada lebar dan dalamnya
keretakan.
b. Spalling
Metode perbaikan pada kerusakan spalling, tergantung pada besar dan dalamnya
spalling yang terjadi.
c. Patching
Untuk spalling yang tidak terlalu dalam (kurang dari selimut beton) dan area
yang tidak luas, dapat digunakan metode patching. Metode perbaikan ini adalah metode
perbaikan manual, dengan melakukan penempelan mortar secara manual. Pada saat
pelaksanaan yang harus diperhatikan adalah penekanan pada saat mortar ditempelkan;
sehingga benar-benar didapatkan hasil yang padat.
Teknologi Beton Lanjutan 46
Material yang digunakan harus memiliki sifat mudah dikerjakan, tidak susut dan tidak
jatuh setelah terpasang (lihat maksimum ketebalan yang dapat dipasang tiap lapis),
terutama untuk pekerjaan perbaikan overhead. Umumnya yang dipakai adalah monomer
mortar, polymer mortar dan epoxy mortar.
d. Grouting
Sedang pada spalling yang melebihi selimut beton, dapat digunakan metode
grouting, yaitu metode perbaikan dengan melakukan pengecoran memakai bahan non-
shrink mortar. Metode ini dapat dilakukan secara manual (gravitasi) atau menggunakan
pompa. Pada metode perbaikan ini yang perlu diperhatikan adalah bekisting yang
terpasang harus benar-benar kedap, agar tidak ada kebocoran spesi yang mengakibatkan
terjadinya keropos dan harus kuat agar mampu menahan tekanan dari bahan grouting.
Material yang digunakan harus memiliki sifat mengalir dan tidak susut. Umumnya
digunakan bahan dasar semen atau epoxy.
- Workability
- Passing ability
Passing ability adalah kemampuan beton SCC untuk mengalir melalui celah-
celah antar besi tulangan atau bagian celah yang sempit dari cetakan tanpa terjadi
adanya segregasi atau blocking.
- Segregation resistance
Segregation resistance adalah kemampuan beton SCC untuk menjaga tetap
dalam keadaan komposisi yang homogen selama waktu transportasi sampai pada saat
pengecoran.
- Metoda Test
Metoda test pengukuran workability telah dikembangkan untuk menentukan
karakteristik beton SCC dan sampai saat ini belum ada satu jenis metoda test yang
bisa mewakili ketiga syarat karakteristik beton SCC seperti tersebut di atas. Dari
beberapa metoda test yang telah dikembangkan akan dibahas hanya tiga macam
metoda yang dianggap dapat mewakili ketiga kriteria workability tersebut di atas.
- Slump-Flow
Slump-flow test dapat dipakai untuk menentukan ‘filling ability’ baik di
laboratorium maupun di lapangan; dan dengan memakai alat ini dapat diperoleh
kondisi workabilitas beton berdasarkan kemampuan penyebaran beton segar yang
dinyatakan dengan besaran diameter yaitu antara 60 cm – 75 cm. Kebutuhan nilai
slump flow untuk pengecoran konstruksi bidang vertikal berbeda dengan bidang
horisontal. Kriteria yang umum dipakai untuk penentuan awal workabilitas beton
SCC berdasarkan tipe konstruksi adalah sebagai berikut :
Untuk konstruksi vertikal, disarankan menggunakan slump-flow antara 65 cm
sampai 70 cm. Untuk konstruksi horisontal disarankan menggunakan slump-flow
antara 60 cm sampai 65 cm.
- Persiapan permukaan.
Permukaan beton yang akan diperbaiki atau diperkuat perlu dipersiapkan,
dengan tujuan agar terjadi ikatan yang baik; sehingga material perbaikan atau
perkuatan dengan beton lama menjadi satu kesatuan. Permukaan beton yang akan
diperbaiki atau diperkuat, harus merupakan permukaan yang kuat dan padat, tidak
ada keropos ataupun bagian lemah lainnya (kecuali bila menggunakan metode
injeksi untuk mengisi celah keropos); serta harus bersih dari debu dan kotoran
lainnya. Apabila ada tulangan yang sudah berkarat, maka perlu dilakukan
pemotongan beton hingga + 20 mm dibawah tulangan yang berkarat. Dan karat
tersebut harus dibersihkan, serta diberi lapisan anti karat. Permukaan yang sudah
dipersiapkan, apakah harus dalam keadaan kering atau harus dijenuhkan terlebih
dahulu sebelum dilakukan pelapisan berikutnya. Hal ini sangat tergantung pada
material yang digunakan. Untuk material berbahan dasar semen atau polymer,
permukaan beton harus dijenuhkan terlebih dahulu; tetapi bila material yang
digunakan berbahan dasar epoxy, maka permukaan beton harus dalam keadaan
kering.
- Pot life
Adalah waktu yang dibutuhkan dari pengadukan hingga material tersebut
terpasang. Apabila waktu telah melebihi pot life-nya, maka material yang sudah
tercampur jangan digunakan.
- Kekuatan tekan.
Seperti pada pelaksanaan kontruksi baru, dimana dilakukan kontrol
kualitas pada mutu beton yang ada; maka saat pelaksanaan dari perbaikan dan
perkuatan, juga harus dilakukan hal yang sama, dengan melakukan pengambilan
sample sesuai standard yang ada. (ASTM C39 – beton, ASTM C109 – mortar
semen dan ASTM D495 – epoxy). Setelah pelaksanaan juga perlu dilakukan
kontrol kualitas, untuk melihat apakah pelaksanaan perbaikan dan perkuatan
sudah sesuai dengan standard yang ada.
- Injeksi.
Tujuan dari kontrol kualitas setelah pekerjaan injeksi dilakukan adalah
untuk melihat apakah bahan injeksi sudah mengisi celah keretakan yang ada, dan
juga melihat kualitas lekatan dari bahan injeksi dalam mengikatkan celah
keretakan. Dilakukan dengan melakukan coring f 50 mm (ASTM C42) untuk
melihat penetrasi bahan injeksi, kemudian hasil core tersebut ditest tekan (ASTM
C39) atau splitting (ASTM C496) untuk mengetahui kualitas lekatan yang terjadi.
Atau dapat juga dilakukan kontrol kualitas dengan non-destruktif test yaitu UPV
(Ultra Pulse Velocity) – ASTM C597 atau Impact Echo.
59. Jelaskan bahan tambah (admixture) yang dapat digunakan untuk memperbaiki
kinerja beton segar (fresh concrete) dan jelaskan kinerjanya secara detail.
Jawab :
60. Jelaskan fungsi dan cara kerja superplasticizer berdasarkan bahan dasar
pembentuknya.
Jawab :
61. Jelaskan bahan tambah (additives) baik alami maupun buatan yang dapat digunakan
untuk memperbaiki sifat mekanis beton yang telah mengeras dan jelaskan cara
kerjanya secara detail.
Jawab :
Teknologi Beton Lanjutan 53
== SELESAI ==