Anda di halaman 1dari 40

Jurusan Teknik Sipil - Itenas

Jenis Kerusakan Perkerasan


Lentur

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan 2015


Sebagai pemakai jalan, kapankah Sdr merasakan
bahwa perkerasan lentur memberikan pelayanan
yang nyaman kepada Sdr?

Kerusakan perkerasan lentur dikategorikan ke dalam:


• kerusakan permukaan jalan (surface distress);
• kerusakan tepi perkerasan
• ketidakrataan muka jalan (roughness);
• kekasaran atau tahanan geser perkerasan jalan; dan
• lendutan perkerasan jalan akibat beban lalu lintas.

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Kerusakan muka jalan
(surface distress)
• retak melintang jalan (transverse cracking);
• retak memanjang jalan (longitudinal cracking);
• retak kulit buaya (alligator cracking);
• retak pertemuan perkerasan dengan bahu jalan;
• retak sambungan perkerasan jalan;
• retak sambungan akibat pelebaran jalan;
• retak susut; dan
• retak selip.

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Retak Melintang
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Retak
Melintang

medium

rendah
tinggi

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Retak memanjang
(longitudinal cracks)
Retak longitudinal terjadi sejajar dengan sumbu jalan, yang
dapat terjadi dimana saja sepanjang jalur perkerasan

Tingkat
Ciri
Keparahan
Rendah Lebar retak < 6 mm
Sedang 6 mm < lebar retak ≤ 19 mm, atau retak dengan
lebar < 19 mm dan berdekatan dengan retak dengan
tingkat keparahan rendah

Tinggi Lebar retak > 19 mm, atau retak dengan lebar < 19
mm dan berdekatan dengan retak dengan tingkat
keparahan medium.
Sumber: FHA, 2006

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Retak
longitudinal

rendah

tinggi

medium

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Alligator
cracks

rendah

medium
tinggi

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


(Alligator crack)
• Alligator crack adalah retak yang merupakan kombinasi dari
retak lelah dan retak blok yang saling berhubungan.

Tingkat
Ciri
Keparahan
Rendah Lebar retak < 6 mm
Sedang 6 mm < lebar retak ≤ 19 mm, atau retak dengan
lebar < 19 mm dan berdekatan dengan retak dengan
tingkat keparahan rendah

Tinggi Lebar retak > 19 mm, atau retak dengan lebar < 19
mm dan berdekatan dengan retak dengan tingkat
keparahan medium.
Sumber: FHA, 2006

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Lubang dan
tambalan

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Retak sambungan perkerasan jalan
(longitudinal joint deterioration)

retak yang terjadi di sepanjang sambungan jalan


akibat pelaksanaan sambungan yang tidak baik.

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Pengukuran Retak
Berdasarkan Panduan Survei Kondisi Jalan Nomor SMD-03/RCS dari Indonesian
Integrated Road Management Systems (IIRMS), 2005,

Tabel 3.1 Lebar Retak


Tingkat Keparahan Ciri
Halus Lebar retak < 1mm
Sedang Lebar retak 1-3 mm
Lebar Lebar retak > 3 mm

Tabel 3.2 Luas Retak


Tingkat Keparahan Ciri
Sedikit < 10% luas
Sedang 10. – 30% luas
Banyak >30% luas

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Pengukuran Retak
Berdasarkan Panduan Survei Kondisi Jalan Nomor SMD-03/RCS dari Indonesian
Integrated Road Management Systems (IIRMS), 2005,

Tabel 3.3 Pola Retak


Tingkat Keparahan Ciri
Tidak berhubungan Retak-retak yang merupakan garis-garis dengan bentuk
tidak beraturan dan panjang yang berbeda serta arahnya
memanjang atau melintang permukaan perkerasan jalan

Saling berhubungan Retak-retak yang saling berhubungan berbentuk pola


dalam bidang yang luas dengan bidang yang luas termasuk pola retak melintang
dan memanjang
Saling berhubungan Retak-retak yang saling berhubungan berbentuk pola
dalam bidang yang dengan bidang yang sempit atau kecil : termasuk
sempit retak kulit buaya dan retak dengan tipe yang sama.

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Pengukuran Lubang dan Tambalan
Berdasarkan Panduan Survei Kondisi Jalan Nomor SMD-03/RCS dari Indonesian
Integrated Road Management Systems (IIRMS), 2005,

Tabel 3.4 Jumlah Lubang Sepanjang 1 km jalan


Tingkat Keparahan Ciri
Sedikit Jumlah lubang < 10 buah/km
Sedang Jumlah lubang 10- 50 buah/km
Banyak Jumlah lubang > 50 buah/km

Tabel 3.5 Ukuran Besar Lubang


Tingkat Keparahan Ciri
Kecil Diameter lubang < 0,5 m
Besar Diamter lubang ≥ 0,5 m

Tabel 3.6 Ukuran Dalamnya Lubang


Tingkat Keparahan Ciri
Dangkal Kedalaman lubang < 5 cm
Dalam Kedalaman lubang ≥ 5 cm
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pengukuran Lubang dan
Tambalan
Berdasarkan Panduan Survei Kondisi Jalan Nomor
SMD-03/RCS dari Indonesian Integrated Road
Management Systems (IIRMS), 2005,

Tabel 3.7 Ukuran Banyaknya Tambalan

Banyaknya Ciri
Sedikit Tambalan < 10% luas jalan sepanjang 1 km
Sedang Tambalan 10 - 30% luas jalan sepanjang 1 km

Banyak Tambalan > 30% luas jalan sepanjang 1 km

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Alur (Rutting)
Alur (ruttings) adalah penurunan pada lintasan roda kendaraan yang disebabkan
oleh beban roda kendaraan.

rendah medium

tinggi
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Alur (Rutting)
Alur (ruttings) adalah penurunan pada lintasan roda kendaraan yang disebabkan
oleh beban roda kendaraan.

Tabel 3.8 Tingkat Keparahan Alur

Banyaknya Ciri
Ringan Alur < 1 cm dalam
Sedang Alur 1-3 cm dalam
Berat Alur > 3 cm dalam

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Jurusan Teknik Sipil - Itenas

Pelaksanaan Survei Kondisi Jalan


Panduan Survei Kondisi Perkerasan Jalan untuk perkerasan beraspal.
Direktorat Bina Program
Direktorat Jenderal Bina Marga
Kementerian
Pekerjaan Umum (2011)

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan 2015


Surface Distress Index (SDI)
• Indeks yang digunakan untuk menghitung
kerusakan jalan dengan cara subjektif.
• Sistem penilaian kondisi perkerasan jalan
berdasarkan pengamatan visual dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam usaha
pemeliharaan.
• Nilai yang didapatkan berupa nilai subjektif
dan dapat berbeda- beda karena faktor
manusiawi.

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA Lembar : Dari :

FORMULIR SURVEI KONDISI JALAN ASPAL


Nomor Propinsi : Nomor Ruas : . .
Nama Propinsi : Nama Ruas :
Status/Fungsi :
Dari Patok Km : Tgl/Bln/Thn :
Ke Patok Km : Surveyor : 1 2

Permukaan Perkerasan Retak-retak Kerusakan Lain Bahu, Saluran Samping dan lain-lain
Susunan Jenis Jumlah Lubang KR Kondisi Bahu KN

1. Baik/Rapat 1. Tidak ada 1. Tidak ada 1. Tidak ada 1.

2. Kasar 2. Tidak berhubungan 2. < 10/km 2. Baik/Rata 2.

3. Saling berhubungan 3. 10 - 50/km 3. Bekas rd./Erosi ringan 3.


Kondisi/Keadaan (Berbidang luas)
4. >50/km 4. Bekas rd./Erosi berat 4.
1. Baik/tdk. ada 4. Saling berhubungan
kelainan (Berbidang sempit)
2. Aspal berlebihan Ukuran Lubang KR Permukaan Bahu KN

3. Lepas-lepas 1. Tidak ada 1. Tidak ada 1.

4. Hancur Lebar 2. Kecil - dangkal 2. Diatas permukaan jalan 2.


1. Tidak ada 3. Kecil - dalam 3. Rata dgn. permukaan 3.
% Penurunan jalan
1. Tidak ada 2. Halus < 1 mm 4. Besar - dangkal 4. Dibawah permukaan 4.
jalan
2. <10% luas 3. Sedang 1 - 5 mm 5. Besar - dalam 5. > 10 cm dibawah per- 5.
mukaan jalan
3. 10-30% luas 4. Lebar > 5 mm

4. >30% luas Bekas Roda KR Kondisi Saluran Samping KN

% Luas 1. Tidak ada 1. Tidak ada 1.


% Tambalan 1. Tidak ada 2. < 1 cm dalam 2. Bersih 2.
1. Tidak ada 2. < 10% luas 3. 1 - 3 cm dalam 3. Tertutup/Tersumbat 3.
2. < 10% luas 3. 10-30% luas 4. > 3 cm dalam 4. Erosi 4.
3. 10-30% luas 4. >30% luas
KR Kerusakan Tepi KN KR Kerusakan Lereng KN
4. >30% luas
1. Tidak ada 1. 1. Tidak ada 1.
2. Ringan 2. 2. Longsor/Runtuh 2.
3. Berat 3.
KR Trotoar KN
Ukuran lubang Kecil (diameter < 0,5 m); Besar (diameter > 0,5 m); Dangkal (kedalaman < 5 cm); Dalam (kedalaman > 5 cm) 1. Tidak ada 1.
Status Ruas Jalan : N = Nasional; P = Propinsi; M = Kotamadya; K = Kabupaten 2. Baik/Aman 2.
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015 3. Berbahaya 3.
Gambar 3.9 Langkah Perhitungan SDI

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


Contoh Perhitungan SDI
Data dari hasil survey per 100 meter adalah:
• 1. Luas Retak : 14 m2
• 2. Lebar Retak : 2 mm
• 3. Jumlah lubang : 7 lubang
• 4. Dalam bekas roda : 3 cm
• 5. Lebar lajur : 3.5 m

Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015


1. Luas Retak: 14 / (100*3.5) = 0.4 %
Karena Luas retak 0.4 % maka masuk dalam penilaian < 10%,
sehingga dari Gambar 3.9 diperoleh nilai SDI 5.
2. Lebar Retak: 2 mm
Karena lebar retak 2 mm maka masuk dalam penilaian 1 – 3 mm,
sehingga SDI tetap 5.
3. Jumlah lubang: 7 lubang
Jumlah lubang 7 lubang/100m = 70 lubang/km.
Karena jumlah lubang 70 lubang/km maka masuk dalam penilaian
> 50/km sehingga SDI = SDI +225, didapat nilai SDI = 5 + 225 = 230.
4. Dalam bekas roda: 3 cm
Karena dalam bekas roda 3cm maka masuk dalam penilaian 1-3 cm,
sehingga SDI = SDI + 5 * x dengan x=2;
didapat nilai SDI= 230+ 5*2 = 240.
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015
Pemeliharaan & Peningkatan Jalan- 2015

Anda mungkin juga menyukai