Anda di halaman 1dari 8

EVALUASI KERUSAKAN PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN

METODE BINA MARGA DAN PERIORITAS PENANGANAN


BERDASARKAN NILAI BCR PADA KELAS JALAN PROVINSI DI
KOTA DEPOK

Marlyn Rosanne Uspessy1, Andi Tenrisukki Tenriajeng2

1Mahasiswa, Program Magister, Jurusan Manajemen Rekayasa Infrastruktur, Fakultas


Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Gunadarma
2Dosen, Jurusan Manajemen Rekayasa Infrastruktur, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Gunadarma
Korespondensi: marlynuspessy@gmail.com

ABSTRACT

Infrastructure development of roads is one of the program to overcome the problem of high traffic the
increasing volume of vehicles.This increase led to its complete destruction that occurs in road aside caused
by natural factors, so needs a method to overcome the issues. This study uses the method Bina Marga to
analyzed levels of the percentage of road damage and the determination of handling priority scores Benefit
Cost Ratio .Based on the results of survey and analysis roads and the results of the value of benefit cost ratio,
Jl .SP .Tole Iskandar - Pondok Rajeg has the highest value of the level damage and the largest value is 1,5.
So, it is a priority to be handled first.

Keywords: damage of road, benefit cost ratio, priority of handle.

1. PENDAHULUAN peruntukannya jalan dibagi atas jalan umum


Jalan sebagai salah satu infrastruktur untuk lalulintas umum dan jalan khusus
yang merupakan alat perhubungan di darat untuk bukan lalulintas umum. Jalan
yang memegang peranan penting dalam memiliki peranan penting dalam
sektor pembangunan. Pengembangan jalan pembangunan, maka mutu daripada jalan
merupakan salah satu solusi utama dalam tersebut harus baik agar kendaraan yang
mengatasi masalah lalu lintas di Indonesia melintas diatasnya aman dan nyaman [5].
yang semakin bertambah tinggi peningkatan Akan tetapi pada kenyataannya banyak
volume kendaraannya. Peningkatan volume ditemukan mutu hasil pekerjaan jalan yang
kendaraan menjadikan suatu keharusan bagi tidak baik dan kurang sesuai dengan apa
pemerintah untuk memperbaiki dan yang diisyaratkan sehingga terjadi kerusakan-
membangun akses jalan yang lebih baik dan kerusakan secara umur rencana. yang
juga tepat sasaran. Berdasarkan UU RI seharusnya belum waktunya terjadi dan
No.38 Tahun 2004 tentang jalan penyebab kerusakan lainnya bisa terjadi
mendefenisikan jalan adalah prasarana karena faktor alam yang dapat menyebabkan
transportasi darat yang meliputi segala kerusakan pada bagian perkerasan jalan.
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap Berdasarkan keadaan tersebut maka
dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi diperlukan suatu bentuk pemeliharaan jalan
lalu lintas, yang berada pada permukaan dimana meliputi perawatan, rehabilitasi,
tanah, diatas permukaan tanah, dibawah penunjangan dan peningkatan terhadap jalan
permukaan tanah dan atau air, serta diatas yang dievaluasi [4]. Adapun sesuai dengan
permukaan air kecuali jalan kereta api, jalan keadaan saat ini, metode yang digunakan
lori, dan jalan kabel [7]. Dilihat dari dalam evaluasi adalah Bina Marga, yang

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 1


mana merupakan salah satu metode yang Tabel 1. LHR dan Nilai Kelas Jalan
umum digunakan dan disesuaikan dengan LHR Nilai Kelas Jalan
kondisi jalan di Indonesia. < 20 0
20 – 50 1
50 – 200 2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jenis Kerusakan Jalan 200 – 500 3
Jenis kerusakan pada perkerasan dapat 500 – 2000 4
dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu: 2000 – 5000 5
kerusakan fungsional dan kerusakan 5000 – 20000 6
struktural, yang akan dijelaskan sebagai 20000 – 50000 7
berikut [1]: >50000 8
1. Kerusakan Fungsional, adalah kerusakan
pada permukaan jalan yang dapat Tabel diatas perlu dilakukan untuk
menyebabkan terganggunya fungsi jalan mengetahui nilai kelas jalan yang ditetapkan
tersebut. Pada kerusakan fungsional pada jalan yang ditinjau. Setelah penentuan
perkerasan jalan masih mampu menahan nilai kelas jalan maka dilakukan perhitungan
beban yang bekerja namun tidak dapat untuk menentukan nilai kondisi jalan, berikut
memberikan tingkat kenyamanan dan merupakan langkah-langkah perhitungannya:
keamanan seperti yang direncanakan 1. Kadar Kerusakan
pada awal umur jalan. Maka daripada itu Kadar kerusakan adalah persentase
lapis permukaan perkerasan harus luasan dari suatu jenis kerusakan terhadap
dirawat agar tetap dalam kondisi baik luasan suatu unit segmen yang diukur dalam
dengan menggunakan metode perbaikan meter persegi. Persamaannya sebagai berikut:
standar Dirjen Bina Marga. Ad
Kadar Kerusakan =  100% (1)
2. Kerusakan Struktural, adalah kerusakan As
pada struktur jalan, sebagian atau Dimana:
seluruhnya yang menyebabkan Ad = luas total kerusakan per segmen
perkerasan jalan tidak lagi mampu yang ditinjau m2
menahan beban yang bekerja diatasnya. As = luas total unit segmen m2
Untuk itu perlu adanya perkuatan 2. Penilaian Jenis Kerusakan
struktur dari perkerasan dengan cara Sebelum menentukan nilai kondisi jalan,
pemberian pelapisan ulang, perbaikan terlebih dahulu yang dilakukan adalah
dengan perkerasan kaku dan perbaikan penilaian jenis kerusakan, berikut merupakan
dengan CTRB. tabel penentuan angka kondisi jalan
berdasarkan jenis kerusakan:
2.2. Analisis Kerusakan Jalan
Metode yang digunakan dalam analisis Tabel 2. Penentuan Angka Kondisi
kerusakan jalan adalah metode bina marga Retak - Retak Alur
yang mempunyai hasil akhir yaitu prioritas Tipe Angka Kedalaman Angka
serta bentuk program pemeliharaan yang Buaya 5 > 20 mm 7
didapat dari urutan prioritas. Klasifikasi Acak 4 11 - 20 mm 5
program penangan jalan yang dipakai dalam Melintang 3 6 - 10 mm 3
sistem manajemen penanganan jalan adalah Memanjang 2 0 - 5 mm 1
pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala, Tidak ada 1 Tidak ada 0
dan peningkatan [6]. Pada metode ini Tambalan dan
Lebar
Lubang
menggabungkan nilai yang didapat dari > 2 mm 3 Luas Angka
survey yaitu jenis kerusakan dan data 1 - 2 mm 2 > 30 % 3
lalulintas harian rata-rata, yang selanjutnya < 1 mm 1 20 - 30 % 2
dapat dinilai kondisi jalan serta jenis Tidak ada 0 10 - 20 % 1
pemeliharaannya. Berikut merupakan tabel < 10 % 0
LHR dan nilai kelas jalan dari metode Bina
Marga [2]

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 2


Kekasaran Permukaan Jumlah Kerusakan Berdasarkan metode N.D Lea dalam
Tipe Angka Luas Angka menentukan BOK diperlukan besarnya harga
Desintegration 4 > 30 % 3 konsumsi bahan bakar, oli, ban dan
Pelepasan Butir 3 10 - 30 % 2
perawatan kendaraan. Selanjutnya
menghitung harga penyusutan, suku bunga,
Rough (Hungry) 2 < 10 % 1
asuransi kendaraan, persamaannya sebagai
Fatty 1 0 0 berikut:
Close Texture 0 1. Harga penyusutan kendaraan
Amblas HK V  100
D=  (4)
Tipe Angka TOT KM V + P ( v − V)
> 5/ 100 m 4 2. Suku bunga
2 - 5/ 100 m 2 HK V  100
IC =  (5)
0 - 2/100 m 1 2  KM V + P ( v − V)
Tidak ada 0 3. Asuransi kendaraan
INS + MAN V  100
3. Penetapan Nilai Kondisi Jalan. A=  (6)
KM V + P ( v − V)
Berikut merupakan tabel penetapan jalan
berdasarkan total angka kerusakan: Dimana:
HK : Harga kendaraan
Tabel 3. Penetapan Nilai Kondisi Jalan TOT : Umur kendaraan (km)
Penilaian Kondisi V : Kecepatan rata-rata (km/jam)
Angka Nilai
v : Kecepatan kendaraan dijalan
26 – 29 9
P : Perbandingan kendaraan dengan
kecepatan rata-rata (0,2 untuk sedan, 0,5
22 - 25 8
untuk bus dan truck)
19 - 21 7
KM : Rata-rata penggunaan kendaraan.
16 - 18 6
MAN : Biaya manajemen
13 - 15 5
INS : Biaya rata-rata asuransi kendaraan.
10 - 12 4
7-9 3 Annual BOK =
4-6 2 Total BOK tiap kendaraan × Panjang jalan
0-3 1 (km) × Volume Kendaraan (7)

4. Urutan Prioritas 2.4. Analisis Benefit Cost Ratio


Urutan prioritas didapatkan dengan Analisis benefit cost ratio adalah untuk
menggunakan persamaan sebagai berikut: menentukan layak atau tidaknya
UP = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) pembangunan pada penanganan tiap-tiap ruas
(2) jalan secara ekonomi, dimana analisis benefit
Dimana: cost ratio pada prinsipnya dalam memilih
UP : 0-3 = program peningkatan beberapa alternative, metode ini
UP : 4-6 = program pemeliharaan berkala membandingkan besarnya pemeliharaan/
UP : > 7 = program pemeliharaan rutin. maintenance cost yang dikeluarkan terhadap
penghematan user cost (Benefit User Cost).
2.3. Biaya Operasional Kendaraan B Benefit
Dalam menentukan harga biaya = 1 (8)
C Cost
operasional kendaraan model perhitungan dimana:
yang digunakan adalah pada aspek B : Annual BOK sebelum − Annual BOK sesudah
perkerasan jalan dengan metode ND Lea C : Biaya Pemeliharaan
Consultant [3], secara sederhana biaya
operasional kendaraan dapat dirumuskan
sebagai berikut:

BOK = Standing Cost + Running Cost (3)


REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 3
3. METODOLOGI PENELITIAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Lokasi Penelitian 4.1 Analisis Kerusakan Ruas Jalan
Lokasi kegiatan penelitian dilakukan Dari hasil pengamatan visual
pada ruas jalan kelas provinsi di Kota Depok. dilapangan, dapat diperoleh luas kerusakan,
Berikut ini disajikan lokasi jalan Provinsi kedalaman, lebar retak, dan jenis kerusakan
yang ada di Kota Depok yang sebagai lokasi yang akan digunakan sebagai data untuk
kegiatan penelitian: menganalisis tingkat kerusakan suatu ruas
jalan. Berdasarkan hasil survey dan
menggunakan persamaan (1) didapatkan
nilai kadar kerusakan dari setiap ruas jalan
sebagai berikut:

Tabel 4. Kadar Kerusakan Ruas Jalan


Luas
Luas Persentase
Ruas Jalan Kerusakan
Segmen (%)
(m2)
Dewi Sartika 2117,897 7800 27,153

Gambar 1. Peta Jaringan Kota Depok Margonda 5,5 1995 0,27


Siliwangi 3701,423 8960 41,311
Berdasarkan Gambar 1 diatas maka ruas Tole
2396,62 7420 31,152
Iskandar
jalan yang termasuk dalam kelas jalan
SP. Tole
provinsi kota depok adalah Jl. Dewi Sartika, Iskandar –
Jl. Margonda (SP. dewi sartika-SP. 14371,605 60200 23,873
Pondok
siliwangi), Jl. Siliwangi, Jl. Tole Iskandar, Rajeg
dan Jl. SP. Tole Iskandar- Pondok Rajeg.
Berdasarkan Tabel 4 kadar kerusakan
3.2. Bagan Alir Penelitian dan jenis kerusakan dari setiap ruas jalan,
Tahap-tahap penelitian dapat dilihat Berikut merupakan hasil penilaian kondisi
pada Gambar 2 dibawah ini: jalan:

Tabel 5. Penilaian Kondisi Jalan


Penilaian
Ruas Jalan
Kondisi Jalan
Dewi Sartika 12
Margonda 3
Siliwangi 14
Tole Iskandar 17
SP. Tole Iskandar – Pondok Rajeg 23

Kelas Jalan Provinsi di Kota Depok


termasuk dalam nilai kelas jalan 5 (lima)
karena memiliki LHR antara 2000 – 5000,
berdasarkan hasil dari penilaian kondisi
jalan dan nilai kelas jalan maka urutan
prioritas penanganan jalan sebagai berikut:

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 4


Tabel 6. Urutan Prioritas
Penilaian
LHR UP
Nama Jalan Kondisi Jalan
Angka Nilai
Dewi Sartika 12 4 5 8
Siliwangi 14 5 5 7
Tole Iskandar 17 6 5 6
Margonda 3 1 5 11
SP. Tole Iskandar -
23 8 5 4
SP. Pondok Rajeg

4.2 Biaya Operasional Kendaraan


Berdasarkan persamaan (4), (5) dan (6)
dan besarnya harga konsumsi maka dapatlah
hasil sebagai berikut:

Tabel 7. Penyusutan, Suku Bunga dan Gambar 3. Tabel BOK Sesudah


Asuransi
Ken. D IC A
Berdasarkan persamaan (7) didapatkan
Auto 130.208,33 84.635,42 58.800,00 annual BOK sebelum dan sesudah
Bus 67.901,23 44.135,80 12.666,67 penanganan, berikut hasil perhitungan annual
Truck 78.783,07 51.208,99 27.142,86 biaya operasional kendaraan:

Tabel 8. Upah Tenaga Crew Tabel 9. Annual BOK Sebelum


Ken. Upah Crew
Bus 21,198 No. Ruas Jalan Total Annual BOK
Truck 18,2745 1 Dewi Sartika 110.881.122,37
2 Margonda 5.624.700,76
Dengan menggunakan nilai yang
3 Siliwangi 182.194.176,72
didapatkan maka besarnya nilai biaya
operasional kendaraan pada setiap ruas jalan 4 Tole Iskandar 136.601.890,84
adalah sebagai berikut: SP. Tole
5 Iskandar - 10.721.150.500,58
Pondok Rajeg

Tabel 10. Annual BOK Sesudah


No. Ruas Jalan Total Annual BOK

1 Dewi Sartika 93.426.231,17


Margonda (SP.
2 Dewi Sartika - SP. 5.583.980,40
Siliwangi)
3 Siliwangi 152.916.942,91
4 Tole Iskandar 116.501.563,22
SP. Tole Iskandar
5 9.635.947.866,32
- Pondok Rajeg

4.3 Maintenance Cost


Pedoman yang digunakan untuk
kerusakan lapis permukaan jalan
menggunakan metode perbaikan standart dari
Gambar 2. Tabel BOK Sebelum Dirjen Bina Marga yaitu:
- Metode P1 (Penebaran pasir)
- Metode P2 (Pengaspalan setempat)
- Metode P3 (Pelapisan retakan)

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 5


- Metode P4 (Pengisian retak) Tabel 12. Nilai Benefit Cost Ratio
- Metode P5 (Penambalan lubang) Nilai Benefit
- Metode P6 (Perataan) No. Ruas Jalan
Cost Ratio
Berdasarkan metode perbaikan diatas
maka maintenance cost dari setiap ruas jalan 1 Dewi Sartika 0,16
dapat dilihat pada Gambar 4 sebagai berikut: Margonda (SP. Dewi Sartika
2 0,02
- SP. Siliwangi)
3 Siliwangi 0,19
4 Tole Iskandar 0,21
SP. Tole Iskandar - Pondok
5 1,52
Rajeg

4.5 Penentuan Prioritas Penanganan


Penentuan prioritas penanganan jalan
ditentukan dari nilai benefit cost ratio, yang
mana ketika ruas jalan yang memiliki nilai
BCR ≥ 1 adalah ruas jalan yang ditangani
terlebih dahulu dan selanjutnya diikuti
dengan ruas jalan yang nilai benefit cost
rationya mendekati satu.
Pada hasil analisis prioritas
Gambar 4. Tabel Maintenance Cost penanganan berdasarkan nilai benefit cost
ratio mempunyai hasil yang sama dengan
4.4 Benefit Cost Ratio prioritas penanganan berdasarkan nilai
Dalam menghitung benefit cost ratio kerusakan jalan. Berikut hasil prioritas
langkah-langkah perhitungan membutuhkan penanganan berdasarkan nilai kerusakan dan
hasil dari data-data sebelumnya yang telah benefit cost ratio.
dihitung. Berdasarkan hasil perhitungan
annual BOK sebelum dan annual BOK Tabel 13. Prioritas Berdasarkan Tingkat
sesudah didapatlah benefit annual BOK dari Kerusakan
Penilaian
hasil selisih kedua data tersebut makan Kondisi Jalan
LHR UP
Nama Jalan
benefit annual BOK dapat dilihat pada Tabel Angka Nilai
11. Dewi Sartika 12 4 5 8
Tabel 11. Benefit Annual BOK
Siliwangi 14 5 5 7
Benefit Annual
Ruas Jalan Tole Iskandar 17 6 5 6
BOK
Dewi Sartika 17.454.891,20 Margonda 3 1 5 11
Margonda 40.720,36 SP. Tole
Siliwangi 29.277.233,81 Iskandar - SP. 23 8 5 4
Tole Iskandar 20.100.327,62 Pondok Rajeg
SP. Tole Iskandar -
1.085.202.634,26
Pondok Rajeg Dimana prioritas berdasarkan nilai
kerusakan jalan yang diutamakan adalah Jl.
Berdasarkan hasil perhitungan benefit SP Tole Iskandar – Pondok Rajeg dengan
annual biaya operasional kendaraan dapat nilai kondisi jalan 23, selanjutnya diikuti Jl.
dihitung nilai benefit cost ratio dengan Tole Iskandar dengan nilai kondisi jalan 17,
menggunakan persamaan (8), yang Jl. Siliwangi dengan nilai kondisi jalan 12, Jl.
merupakan hasil akhir dalam penentuan Dewi Sartika dengan nilai kondisi jalan 12
prioritas penanganan ruas jalan, adapun dan yang terakhir adalah Jl. Margonda
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 12. dengan nilai kondisi jalan 3. Selanjutnya
untuk prioritas berdasarkan nilai benefit cost
ratio dapat dilihat pada Tabel 14.

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 6


Tabel 14. Prioritas Berdasarkan Nilai Benefit 2. Berdasarkan hasil perhitungan biaya
Cost Ratio operasional kendaraan dan analisis biaya
Nilai Benefit ekonomi pada setiap ruas jalan
Ruas Jalan
Cost Ratio didapatkan nilai annual benefit cost ratio
Dewi Sartika 0,16 dari setiap ruas jalan sebagai berikut:
Margonda (SP. Dewi Sartika - SP.
0,02
a. Ruas Jalan Dewi Sartika, besarnya
Siliwangi) annual BCR : Rp 17.454.891,20
Siliwangi 0,19 b. Ruas Jalan Margonda (SP. Dewi
Tole Iskandar 0,21 Sartika – SP. Siliwangi), besarnya
SP. Tole Iskandar - Pondok Rajeg 1,52 annual BCR : Rp 40.720,36
c. Ruas Jalan Siliwangi, besarnya
Berdasarkan hasil dari Tabel 14 yang annual BCR : Rp. 29.277.233,81
menjadi prioritas utama dalam penanganan d. Ruas Jalan Tole Iskandar, besarnya
jalan adalah Jl. SP Tole Iskandar – Pondok annual BCR : Rp. 20.100.327,62
Rajeg dengan nilai benefit cost rationya 1,52 e. Ruas Jalan SP. Tole Iskandar –
dan diikuti oleh Jl. Tole Iskandar dengan Pondok Rajeg, besarnya annual BCR
nilai benefit cost rationya 0,21; Jl. Siliwangi : Rp. 1.085.202.634,26.
dengan nili benefit cost rationya 0,19; Jl.
Dewi Sartika dengan nilai benefit cost 3. Prioritas penanganan ruas jalan yang
rationya 0,16 dan yang terakhir adalah Jl. didapat berdasarkan hasil dari
Margonda dengan nilai benefit cost rationya perhitungan nilai benefit cost ratio adalah
0,02. sebagai berikut:
a. Ruas Jalan SP. Tole Iskandar –
5 KESIMPULAN DAN SARAN Pondok Rajeg dengan nilai BCR 1,52
5.1. Kesimpulan b. Ruas Jalan Tole Iskandar dengan
Berdasarkan hasil perhitungan pada nilai BCR 0,21
bab sebelumnya yang telah dijelaskan, maka c. Ruas Jalan Siliwanagi dengan nilai
dapat disimpulkan sebagai berikut: BCR 0,19
1. Hasil survey dan hasil dari perhitungan d. Ruas Jalan Dewi Sartika dengan nilai
yang dilakukan pada bab sebelumnya BCR 0,16
didapatkan nilai tingkat kerusakan dari e. Ruas Jalan Margonda (SP. Dewi
setiap ruas jalan berdasarkan metode Sartika – SP. Siliwangi) dengan nilai
Bina Marga adalah sebagai berikut: BCR 0,02.
a. Ruas Jalan Dewi Sartika mempunyai Sehingga dari hasil nilai benefit cost
nilai kondisi jalan sebesar 12. ratio ini dapat dilihat bahwa ruas jalan
b. Ruas Jalan Margonda (SP. Dewi SP. Tole Iskandar – Pondok Rajeg
Sartika – SP. Siliwangi) mempunya merupakan ruas jalan yang harus
nilai kondisi jalan sebesar 3. diutamakan penanganannya, selanjutnya
c. Ruas Jalan Siliwangi mempunyai diikuti dengan ruas jalan yang lainnya.
nilai kondisi jalan sebesar 14.
d. Ruas Jalan Tole Iskandar mempunyai 5.2. Saran
nilai kondisi jalan sebesar 17. Setelah melakukan serangkaian kegiatan
e. Ruas Jalan SP. Tole Iskandar – dalam penelitian diatas mulai dari proses
Pondok Rajeg mempunyai nilai survey dilapangan sampai dengan menyusun
kondisi jalan sebesar 23. laporan, dapat dikemukakan beberapa saran
Ruas jalan yang mempunyai nilai sebagai berikut:
kerusakan tinggi belum tentu layak untuk
1. Pengamatan kerusakan jalan harus
dilaksanakan penanganan karena layak dilakukan secara berkala untuk
atau tidaknya tergantung pada nilai mengetahui tingkat pekayanan dari setiap
benefit cost ratio (BCR). ruas jalan.
2. Perbaikan jalan sebaiknya
memperhatikan lingkungan sekitar

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 7


terutama pengadaan dreinase untuk
beberapa ruas jalan yang tidak memiliki
drainase jalan.

6. DAFTAR PUSTAKA
[1] Bambang Subagio S, dkk. Evaluasi Kondisi
Fungsional dan Struktural Menggunakan
Metode Bina Marga dan AASHTO 1993
Sebagai Dasar dalam Penanganan
Perkerasan Lentur. Jurnal Teknik Sipil,
Program Magister Institut Teknologi
Bandung,. Vol. 20 No. 3 ISSN 0853-2982,
2013
[2] Dian Saputro A., Penentuan Jenis
Pemeliharaan Jalan dengan Menggunakan
Metode Bina Marga. Jurnal Ilmu-ilmu
Teknik-Sistem, Universitas Wisnuwardhana,
Malang. Vol. 10 No.2
[3] Dio Ziantono H., Analisis Penentuan
Prioritas Penanganan Kerusakan Jalan di
Kecamatan Krian. Institut Teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya. 2016.
[4] Dinas Pekerjaan Umum., Tata Cara
Penyusunan Program Pemeliharaan Jalan.
DPU Direktorat Jenderal Bina Marga. 1990.
[5] Rekayasa Jalan Raya. Penerbit Gunadarma,
ISBN: 979-8382-47-1
[6] Sofyan Shaleh M, dkk., “Studi Evaluasi
Tingkat Kerusakan Permukaan Jalan untuk
Menentukan Jenis Penanganan dengan
Sistem Penilaian Menurut Bina Marga”.
Jurnal Teknik Sipil, Pascasarjana
Universitas Syiah Kuala, Vol. 3 No.2, ISSN
2302-0253 pp.62-72. 2014.
[7] Undang - undang Republik Indonesia
Nomor 38 Tahun 2004 Tentang Jalan.

REKAYASA SIPIL / Volume 16, No.1 – 2022 ISSN 1978 - 5658 8

Anda mungkin juga menyukai