Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Simposium Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi ke-20

Universitas Hasanuddin, Makassar, 4 – 5 November 2017

ANALISIS KONDISI INFRASTRUKTUR JALAN TOL


PALIMANAN-KANCI CIREBON BERDASARKAN
STANDAR PELAYANAN MINIMUM JALAN TOL UNTUK
MENENTUKAN PRIORITAS PERBAIKAN DAN
PEMELIHARAAN
Muhammad Nasruddin Nursyamsu Hidayat Suwardo
Program D-IV Teknik Departemen Teknik Sipil, Departemen Teknik Sipil,
Pengelolaan dan Pemeliharaan Sekolah Vokasi UGM, Sekolah Vokasi UGM,
Infrastruktur Sipil, Jl Yacaranda Sekip IV Jl Yacaranda Sekip IV
Sekolah Vokasi, UGM Yogyakarta Yogyakarta
nasruddin20425@gmail.com nursyamsu.h@ugm.ac.id suwardo@gmail.com

Abstract
The main aspect observed is the main hardening of the roads. The analysing of its hardening aspect is the
most important thing in measuring the next maintenance activity and road repairs. It is needed to determine
the damage, causes and its level. The fulfilling of main hardening indicators of Palimanan-Kanci toll roads is
gained the rough 0,665 um, unflatness (IRI) 2,56 m/km, deformation 96,011%, pothole 99,688%, crack
89,84% and surface deformation 85,008%. The main hardening indicators which do not fulfill 100% are
deformation, hole, crack and surface deformation. The analysis of repaired hardening use PCI and Bina
Marga methods. The score of main hardenning is 86,588 with a very good rating and index score of Bina
Marga 5,8 with periodic maintenance priority. The result of sequence of handling tollroads is the internode
tollroads as periodic maintenance program. The suggested periodic maintenance is SFO level 1 by replacing
AC WC layer.

Keywords: standard of tollroads minimum service, pavement condition index, Bina Marga method, periodic
maintenance

Abstrak
Penilaian terhadap kondisi perkerasan jalan merupakan aspek yang paling penting dalam hal menentukan
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan untuk melakukan penilaian kondisi perkerasan jalan tersebut,
dengan menentukan jenis kerusakan, penyebab, serta tingkat kerusakan yang terjadi. Pemenuhan indikator
perkerasan utama tol Palimanan-Kanci didapatkan nilai kekesatan sebesar 0,665 µm, ketidakrataan (IRI)
sebesar 2,56 m/km, deformasi 96,011%, lubang 99,688%, retak 89,84%, dan cacat permukaan 85,008%.
Indikator perkerasan utama yang belum memenuhi 100% yaitu deformasi, lubang, retak, dan cacat
permukaan. Analisis perbaikan perkerasan utama menggunakan metode PCI dan Bina Marga. Nilai PCI
perkerasan utama didapatkan nilai 86,588 dengan rating sangat baik sekali dan nilai indeks Bina Marga 4,8
dengan prioritas pemeliharaan berkala. Hasil perankingan penanganan jalan tol adalah ruas-ruas jalan tol
yang berada pada urutan prioritas ini dimasukan kedalam program pemeliharaan berkala. Pemeliharaan
berkala yang disarankan adalah SFO yaitu penanganan Scrapping, Filling, Overlay lapis 1 yaitu
pembongkaran dan penggantian lapisan AC WC.

Kata Kunci: Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol, Pavement Condition Index, Metode Bina Marga,
Pemeliharaan Berkala

742
Muhammad Nasruddin, et al.

PENDAHULUAN
Jalan tol adalah jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas dan untuk
mempersingkat jarak serta waktu dari suatu tempat ke tempat lain. Tujuan penyelenggaraan
jalan tol adalah untuk mewujudkan pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya serta
keseimbangan dalam pengembangan wilayah secara adil. Peningkatan kebutuhan ekonomi
dan pergerakan masyarakat secara cepat memberikan konsekuensi (tugas) kepada
penyelenggara jalan tol untuk melakukan percepatan, penyediaan, dan pemeliharaan
infrastruktur jalan tol yang baik. Menimbang hal tersebut, kebijakan pasca-konstruksi
infrastruktur tol menjadi lebih signifikan. Ini disebabkan mulainya berbagai kesulitan yang
ditimbulkan dalam kegiatan perawatan, rehabilitasi, dan manajemen jaringan jalan tol yang
sudah ada agar tetap dapat digunakan secara baik. Pentingnya kondisi konstruksi
perkerasan jalan yang baik diupayakan mampu memenuhi syarat-syarat berlalu lintas yaitu
konstruksi perkerasan lentur dipandang dari keamanan dan kenyamanan. Penyusunan
program pemeliharaan rutin dan cara penanganannya diperlukan dukungan data lapangan
yang lengkap yang dapat diperoleh melalui survey kondisi jalan. Survey kondisi jalan
dilakukan secara visual, yaitu dengan melihat langsung jenis dan tipe kerusakan, sehingga
hasil yang didapat dari pengamatan tersebut dapat mengumpulkan data-data yang akurat
dan dapat ditetapkan cara perbaikannya.

TUJUAN
1. Identifikasi jenis-jenis kerusakan perkerasan jalan tol Palimanan-Kanci.
2. Menghitung nilai indeks kondisi perkerasan jalan tol dengan metode Pavement
Condition Index dan Bina Marga.
3. Analisis indikator Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol.
4. Menentukan prioritas penanganan dan pemeliharaan perkerasan jalan tol.

LANDASAN TEORI
Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol adalah ukuran yang harus dicapai dalam
pelaksanaan penyelenggaraan jalan tol. Standar pelayanan minimum jalan tol digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengevaluasi kondisi ruas-ruas jalan tol. Berdasarkan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2014 tentang standar pelayanan minimum
jalan tol mencakup kondisi jalan tol, kecepatan tempuh rata-rata, aksesbilitas, mobilitas,
keselamatan, lingkungan dan tempat istirahat, serta pelayanan. Substansi pelayanan dan
indikator dapat pada Tabel 1.

Tabel.1 Indikator Standar Pelayanan Minimum


Indikator Cakupan Tolak Ukur
Kekesatan Seluruh Jalan Tol > 0,33 µm
Ketidakrataan Seluruh Jalan Tol < 4 m/km
Tidak ada lubang Seluruh Jalan Tol 100 %
Alur Seluruh Jalan Tol 100 %
Retak Seluruh Jalan Tol 100 %
Deformasi Seluruh Jalan Tol 100 %
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor 16/PRT/M/2014

743
Muhammad Nasruddin, et al.

Metode Pavement Condition Index (PCI) memberikan informasi kondisi perkerasan


dengan sistem rating untuk menyatakan kondisi perkerasan. Sistem rating nilainya berkisar
antara 0 sampai 100, dimana nilai 0 menunjukan perkerasan dalam kondisi sangat rusak
dan 100 menunjukkan pekerasan dalam kondisi sempurna.

(1)

dengan,
PCI = nilai Pavement Condition Index
CDV = Corrective Deduct Value

Metode Bina Marga dilakukan dengan survei kondisi jalan secara rinci pada perkerasan
jalan. Survei ini dilakukan secara manual (visual) dengan mengamati kerusakan jalan.
Perhitungan Urutan Prioritas (UP) kondisi jalan merupakan fungsi dari kelas LHR (Lalu
Lintas Harian Rata-rata) dan nilai kondisi jalannya. Urutan prioritas dihitung, dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

Urutan Prioritas = 17 – (Kelas LHR + Nilai Kondisi Jalan) (2)

dengan,
LHR = Lalulintas Harian Rerata

WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN


Lokasi pengambilan data primer dilakukan di Jalan Tol Palimanan-Kanci Cirebon dengan
Ruas Ciperna-Plumbon dengan panjang 6 Km. Data yang diamati adalah survei kondisi
visual perkerasan meliputi deformasi, retak, cacat permukaan, lubang, dan tambalan. Data
sekunder diperoleh dari PT Jasa Marga Palikanci yaitu nilai LHR, nilai ketidakrataan, nilai
kekesatan.

Survei kondisi jalan dilaksanakan selama 7 hari yaitu antara periode 26 April 2017 sampai
23 Mei 2017. Setiap survei dilakukan pada jam 07.30 s.d 10.00 WIB.

HASIL DAN PENGAMATAN


Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol sangat diperlukan untuk menjamin tercapainya
keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran berkendara pengguna jalan tol. Untuk
memperoleh data-data, indikator yang diamati adalah kondisi jalan tol bagian perkerasan
utama. Berdasarkan pengolahan data-data tersebut, dapat ditentukan besarnya persentase
pemenuhan indikator. Pada substansi kondisi jalan tol terdapat 5 indikator yang harus
diolah. Indikator yang belum tercapai harus segera ditangani untuk menjamin keselamatan,
kenyamanan, dan kelancaran berkendara. Hasil dari pemenuhan substansi indikator jalan
tol Palimanan-Kanci KM 196-202 jalur B arah Jakarta dapat dilihat pada Tabel 2.

Pemenuhan indikator Standar Pelayanan Minumum Jalan tol pada substansi kondisi
perkerasan utama (KM 196+000-202+000) belum terpenuhi. Nilai kekesatan 0,665 µm,
nilai ketidakrataan (IRI) 2,56 m/km, kerusakan deformasi 96,011 %, lubang 99,688%,
retak 89.84%, dan cacat permukaan 85,008%. Hasil rating metode PCI dapat dilihat pada
Tabel 3, sedangkan hasil analisa dengan metode Bina Marga dapat dilihat pada Tabel 4.

744
Muhammad Nasruddin, et al.

Tabel 2. Substansi Indikator Kondisi Jalan Tol


Angka dan
Tolok Pemenuhan
No Indikator Cakupan Persentase Keterangan
Ukur Indikator
Indikator
Seluruh
1. Kekesatan 0,665 µm > 0,33 µm Memenuhi -
Jalan Tol
Ketidakrataan Seluruh
2. 2,56 m/km ≤ 4 m/km Memenuhi -
(IRI) Jalan Tol
Waktu Toleransi
Seluruh Belum
3. Deformasi 96,011 % 100 % Pemenuhan 2x24
Jalan Tol Memenuhi
Jam
Waktu Toleransi
Seluruh Belum
4. Lubang 99,688 % 100 % Pemenuhan 2x24
Jalan Tol Memenuhi
Jam
Waktu Toleransi
Seluruh Belum
5. Retak 89,84 % 100 % Pemenuhan 2x24
Jalan Tol Memenuhi
Jam
Waktu Toleransi
Cacat Seluruh Belum
6. 85,008 % 100 % Pemenuhan 2x24
Permukaan Jalan Tol Memenuhi
Jam

Tabel 3. Hasil Perhitungan Metode PCI pada Km 196 s.d. Km 202


No Sampel Jalan Nilai PCI Rating
1. Sampel 1 196+200 – 196+300 94 Sangat Baik Sekali
2. Sampel 2 196+600 – 196+700 78 Sangat Baik
3. Sampel 3 197+000 – 197+100 92 Sangat Baik Sekali
4. Sampel 4 197+400 – 197+500 93 Sangat Baik Sekali
5. Sampel 5 197+800 – 197+900 61 Baik
6. Sampel 6 198+200 – 198+300 94 Sangat Baik Sekali
7. Sampel 7 198+600 – 198+700 87 Sangat Baik Sekali
8. Sampel 8 199+000 – 199+100 94 Sangat Baik Sekali
9. Sampel 9 199+400 – 199+500 78 Sangat Baik
10. Sampel 10 199+800 – 199+900 80 Sangat Baik Sekali
11. Sampel 11 200+200 – 200+300 92 Sangat Baik Sekali
12. Sampel 12 200+600 – 200+700 80 Sangat Baik Sekali
13. Sampel 13 201+000 – 201+100 77 Sangat Baik
14. Sampel 14 201+400 – 201+500 87 Sangat Baik Sekali
15. Sampel 15 201+800 – 201+900 95 Sangat Baik Sekali
16. Sampel 16 202+200 – 202+300 95 Sangat Baik Sekali
17. Sampel 17 202+600 – 202+700 95 Sangat Baik Sekali
Jumlah Total 1472
Rata-Rata 86,588 Sangat Baik Sekali

745
Muhammad Nasruddin, et al.

Pada ruas jalan tol Palimanan-Kanci KM 196+000 – 202+000 jalur B arah Jakarta ruas
Ciperna – Plumbon didapatkan nilai indeks kondisi perkerasan jalan nilai PCI sebesar
86,588 dan dapat dirating dalam kondisi jalan sangat baik sekali.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Metode Bina Marga pada Km 196 s.d. Km 202
No Sampel Jalan Nilai Prioritas Prioritas Penanganan

1. Sampel 1 196+200 – 196+300 7 Pemeliharaan Rutin


2. Sampel 2 196+600 – 196+700 6 Pemeliharaan Berkala
3. Sampel 3 197+000 – 197+100 6 Pemeliharaan Berkala
4. Sampel 4 197+400 – 197+500 6 Pemeliharaan Berkala
5. Sampel 5 197+800 – 197+900 3 Peningkatan
6. Sampel 6 198+200 – 198+300 5 Pemeliharaan Berkala
7. Sampel 7 198+600 – 198+700 6 Pemeliharaan Berkala
8. Sampel 8 199+000 – 199+100 6 Pemeliharaan Berkala
9. Sampel 9 199+400 – 199+500 6 Pemeliharaan Berkala
10. Sampel 10 199+800 – 199+900 3 Peningkatan
11. Sampel 11 200+200 – 200+300 4 Pemeliharaan Berkala
12. Sampel 12 200+600 – 200+700 4 Pemeliharaan Berkala
13. Sampel 13 201+000 – 201+100 3 Peningkatan
14. Sampel 14 201+400 – 201+500 5 Pemeliharaan Berkala
15. Sampel 15 201+800 – 201+900 3 Peningkatan
16. Sampel 16 202+200 – 202+300 6 Pemeliharaan Berkala
17. Sampel 17 202+600 – 202+700 3 Peningkatan
Jumlah 82
Rata-Rata 4,8 Pemeliharaan Berkala

Jalan tol Palimanan-Kanci dengan Sub Ruas Ciperna-Plumbon didapatkan rerata urutan
prioritas penilaian kondisi perkerasan sebesar 4,8. Tindak lanjut hasil perankingan
penanganan jalan tesebut adalah ruas-ruas jalan yang berada pada urutan prioritas ini
dimasukan kedalam program pemeliharaan berkala.

PEMBAHASAN
Pemenuhan indikator substansi kondisi jalan tol perkerasan utama belum seluruhnya
terpenuhi. Indikator yang telah memenuhi standar pelayanan minimal adalah kekesatan dan
ketidakrataan. Indikator lubang, deformasi, retak, dan cacat permukaan belum memenuhi
indikator karena tolok ukur harus mencapai 100%, atau tanpa kerusakan sama sekali. Hasil
analisa data SPM dan PCI dapat diketahui bahwa tidak terpenuhinya indikator SPM Jalan
Tol adalah karena kerusakan yang terjadi mempunyai luas kerusakan serta tingkat
keparahan kerusakan ringan dan dianalisis menggunakan metode Pavement Condition

746
Muhammad Nasruddin, et al.

Index dengan hasil indeks perkerasan “sangat baik sekali”. Hasil analisis data SPM dan
Bina Marga dapat diketahui bahwa tidak terpenuhinya indikator SPM Jalan Tol adalah
karena terdapat kerusakan-kerusakan pada perkerasan ruas KM 196+000-202+000 dengan
nilai indeks kondisi jalan 5,8 dengan tindak lanjut pemeliharaan berkala, sehingga
indikator SPM Jalan Tol KM 196+000-202+000 terpenuhi. Pemeliharaan berkala yang
dilakukan oleh PT Jasa Marga Palikanci adalah SFO (Scrapping, Filling, dan Overlay).
Penanganan SFO lapis 1 yaitu pembongkaran dan penggantian lapisan AC WC. Standar
pelayanan minimum jalan tol yang diberlakukan di jalan tol mempunyai standar pelayanan
yang tinggi karena terkait keselamatan dan kenyamanan berkendara di jalan tol.

KESIMPULAN
Jenis-jenis kerusakan perkerasan Tol Palimanan-Kanci adalah deformasi yang meliputi
amblas, jembul, dan alur. Kerusakan retak meliputi retak memanjang, retak melintang,
retak kulit buaya, dan retak tepi. Kerusakan cacat permukaan meliputi lubang, pengausan,
pelepasan butir, dan tambalan.

Ruas jalan tol Palimanan-Kanci KM 196+000 – 202+000 jalur B arah Jakarta ruas Ciperna
– Plumbon didapatkan nilai indeks kondisi perkerasan jalan nilai PCI sebesar 86,588 dan
dapat dirating dalam kondisi jalan “sangat baik sekali”. Pada analisis menggunakan metode
Bina Marga didapatkan rerata urutan prioritas penilaian kondisi perkerasan sebesar 4,8.
Tindak lanjut hasil perankingan penanganan jalan tesebut adalah ruas-ruas jalan yang
berada pada urutan prioritas ini termasuk kedalam program “pemeliharaan berkala”.

Pemenuhan indikator Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol pada substansi kondisi
perkerasan utama (KM 196+000-202+000) untuk nilai kekesatan perkerasan sebesar 0,655
µm dan ketidakrataan 2,56 m/km. Pada substansi kekesatan dan ketidakrataan sudah
memenuhi tolok ukur. Kerusakan deformasi (96,011%), lubang (99,688%), retak (89,84%),
dan cacat permukaan (85,588%). Pada indikator tersebut belum memenuhi tolok ukur,
dikarenakan tolok ukur harus mencapai 100%

Penanganan / pemeliharaan berkala PT Jasa Marga Palikanci adalah SFO (Scrapping,


Filling, dan Overlay). Penanganan SFO lapis 1 yaitu pembongkaran dan penggantian
lapisan AC WC.

DAFTAR PUSTAKA
Asmunik, Daryanti, 2017, Evaluasi Kondisi Jalan Tol Semarang-Manyaran Berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal.Proyek Akhir. Universitas Gadjah Mada
Hardiyatmo, Hary Christadi. 2015, Pemeliharaan Jalan Raya Edisi Kedua. Penerbit Gadjah
Mada Press, Yogyakarta.
Jasa Marga, 2011, Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Nomor 16/KPTS/2011
tentang Manual Inspeksi Pemeliharaan Jalan Tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Jakarta.
Jasa Marga, 2015, Keputusan Direksi PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Nomor 25/KPTS/2015
Tentang Prosedur Penanganan Lubang Pada Jalan Tol Di Lingkungan PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Jakarta.

747
Muhammad Nasruddin, et al.

Kementrian Pemukiman dan Prasarana Wilayah, 2001. Keputusan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah Nomor 353/KPTS/M/2001 tentang Ketentuan Teknik, Tata Cara
Pembangunan dan Pemeliharaan Jalan Tol.
Kementrian Pekerjaan Umum, 2014, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, Nomor
16/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimum Jalan Tol. Jakarta
Shahin,M.Y.,1994.Pavement Management for Airports, Roads, and Parking Lots,
Chapman & Hall. New York
Supardi, Evaluasi Kerusakan Jalan Pada Perkerasan Rigid dengan Menggunakan Metode
Bina Marga (Kasus Ruas Jalan Sei Durian – Rasau Jaya km 21+ 700 S.D. km 24 +
700). Jurnal Teknik Sipil Untan Volume 13 Nomor 1 – Juni 2013.

748

Anda mungkin juga menyukai