Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

ANALISIS KESELAMATAN JALAN PADA RUAS JALAN AHMAD


YANI DALAM KOTA PANGKALPINANG

Dede Maulana Effendi


Email: d2nevada@yahoo.co.id

Ormuz Firdaus
Email : ormuz.firdaus@yahoo.co.id

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung


Kampus Terpadu UBB Balunijuk, Merawang, Kab. Bangka

ABSTRAK
Kota Pangkalpinang memiliki kawasan pusat bisnis (central business district), yang terdapat pada
jalan Ahmad Yani Dalam. Aktifitas perdagangan menyebabkan gangguan fungsi jalan. Penelitian
ini dilakukan dengan pengumpulan data, berupa data primer yang terdiri dari data laik fungsi
jalan, data inspeksi keselamatan jalan, data geometrik jalan. Sedangkan data sekunder yang
diperoleh dari instansi terkait berupa data kecelakaan, data volume lalulintas, dan data jumlah
penduduk. Pengolahan data menggunakan Microsoft Excel berdasarkan Manual Kapasitas Jalan
Indonesia (MKJI 1997) dan standar laik fungsi jalan PP No.34/2006. Hasil inspeksi keselamatan
jalan sepanjang 500 meter menyatakan perlu dilakukan monitoring terhadap titik yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan, dengan nilai resiko (R) sebesar 50,52. Segmen jalan 0-100 meter adalah
nilai resiko terbesar 53,20, yaitu penyimpangan pada parkir sebesar 52,63%. Dengan adanya
penanganan berupa penegasan ulang marka jalan, perbaikan lampu penerangan jalan, memasang
rambu-rambu, hal ini bisa memperbaiki perparkiran yang bermasalah, dan perbaikan perkerasan.
Jika dilakukan penanganan tersebut nilai resiko Jalan Ahmad Yani Dalam Kota Pangkalpinang
sangat memungkinkan menurun dan potensi kecelakaan pun sangat kecil.

Kata Kunci: keselamatan jalan, laik fungsi jalan , nilai resiko.

PENDAHULUAN Lalulintas dalam rangka menjamin


Pangkalpinang merupakan kota yang Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan
sedang dalam tahapan pembangunan dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan
tumbuh dengan pesat. Jalan.
Untuk itu inspeksi keselamatan jalan Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
diharapkan dapat mengurangi potensi tingkat keselamatan jalan dengan upaya
kecelakaan yang sudah menjadi yang diperlukan untuk meningkatkan
permasalahan di sektor transportasi. Dalam keselamatan jalan serta memastikan bahwa
upaya peningkatan keselamatan jalan seluruh skema jalan dapat beroperasi
sesuai dengan UU No. 22 / 2009 seaman mungkin dilihat dari semua sisi
Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas pengguna jalan.
dilaksanakan untuk mengoptimalkan
penggunaan jaringan Jalan dan gerakan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 87


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

TINJAUAN PUSTAKA WITA. Variabel hambatan samping yang


memberikan pengaruh terbesar terhadap
Kajian Terdahulu
kapasitas ruas jalan Cokroaminoto adalah
Agus Mulyono (2009), penelitian ini
variabel mobil berhenti sementara sebesar
menggunakan audit dengan indikator nilai
88%.
resiko penanganan defisiensi. Hasil audit
Isa Asadi (2010), penelitian ini
keselamatan jalan menunjukkan bahwa
dimaksudkan mengetahui perilaku
beberapa bagian fasilitas jalan berada
pengendara motor di ruas jalan Jendral
GDODP NDWHJRUL ³EDKD\D´ GDQ DWDX ³VDQJDW
Sudirman Sungailiat terhadap kecelakaan
EHUEDKD\D´ \DQJ KDUXV VHJHUD diperbaiki
lalu lintas. Perilaku pengendara sepeda
untuk memperkecil potensi terjadinya
motor di kecamatan Sungailiat sangat
kecelakaan, yaitu: (1) aspek geometrik
berpengaruh terhadap penurunan angka
yang meliputi jarak pandang menyiap,
kecelakaan, karena dapat dilihat pada data
posisi elevasi bahu jalan terhadap elevasi
kecelakaan yang terjadi 5 tahun terakhir
tepi perkerasan, radius tikungan; (2) aspek
denagn menganalisis jumlah sepeda motor,
perkerasan yang meliputi kerusakan berupa
angka kecelakaan, menunjukkan bahwa
alur bekas roda kendaraan; (3) aspek
perilaku pengendara mendapat skor rata-
harmonisasi yang meliputi rambu batas
rata adalah 78,56 dan berarti perilaku
kecepatan di tikungan, lampu penerangan
pengendara sepeda motor di Sungailiat
jalan, dan sinyal sebelum masuk tikungan.
dikategorikan baik.
Damar Sayekti (2009), hasil Inspeksi
Suwardo (2008), dalam jurnal ini
Keselamatan Jalan Parangtritis Yogyakarta
menganalisis dan menentukan tingkat
dikategorikan tingkat penangan rendah
pengaruh serta kontribusi berbagai faktor
dengan nilai resiko 92,53. Perlu dilakukan
yang ada terhadap kecelakaan dengan cara
pemeliharaan rutin jalan seperti tanda jalan
mengidentifikasi faktor-faktor sembarang
dibangun kembali, pencahayaan dan
yang dianggap dominan. Hal ini cukup
perkerasan jalan perbaikan sehingga nilai
rasional bahwa dengan makin banyaknya
risiko Parangtritis dikurangi 65.83% dan
pelaku/korban kecelakaan usia produktif
menjadi 31,62 atau termasuk tingkat yang
menempati prioritas utama (indeks
sangat rendah dari penanganan signifikansi
terbesar) maka diperlukan prioritas utama
sehingga tidak perlu monitoring.
dalam pencegahan dan penanganan
I Made Tapa Yasa dan I Ketut Sutapa
kecelakaan.
(2006), menghitung kapasitas Ruas Jalan
Yessy Fauziah dan Eddy Priyanto (2010),
Cokroaminoto Denpasar serta
Beberapa upaya peningkatan keselamatan
menganalisis variabel hambatan samping
di lokasi rawan kecelakaan adalah dengan
yang memberikan pengaruh terbesar
pembuatan fasilitas rumble strip mendekati
terhadap kapasitas ruas jalan. nilai
area zebra cross, pemasangan pagar
kapasitas jalan tertinggi terjadi pada jam
pengaman pada bahu jalan, pemasangan
09.00 ± 11.00 WITA dan 16.45 ± 18.00
rambu batas kecepatan di beberapa lokasi
WITA sedangkan nilai kapasitas jalan
khusus, pengecatan marka, serta
terendah terjadi pada jam 14.15 ±14.30

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 88


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

penyeragaman lebar bahu. penumpang (emp).


Pengertian Jalan Analisis Faktor-faktor Penyebab
Jalan adalah prasarana transportasi darat Lalulintas ditimbulkan oleh adanya
yang meliputi segala bagian jalan, pergerakan dari alat-alat angkutan, karena
termasuk bangunan pelengkap, dan adanya kebutuhan perpindahan manusia
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi dan atau barang. Unsur-unsur system
lalu lintas, yang berada permukaan tanah, transportasi adalah semua elemen yang
diatas permukaan tanah, dibawah dapat berpengaruh terhadap lalulintas.
permukaan tanah dan atau air, serta diatas Oglesby dan Hicks (1982) dan beberapa
permukaan air, kecuali jalan kereta api dan ahli transportasi lainnya menyatakan
jalan kabel (UU No. 38 tahun 2004 tentang unsur-unsur dalam sistem transportasi
Jalan). tersebut meliputi pemakai jalan,
kendaraan, jalan dan lingkungan.
Klasifikasi Jalan
Jalan raya pada umumnya dapat Standar Laik Fungsi Jalan PP No.
digolongkan dalam 4 klasifikasi yaitu: 34/2006
klasifikasi menurut fungsi jalan, klasifkasi Dalam uji laik fungsi jalan pada jalan
menurut kelas jalan, klasifikasi menurut Ahmad Yani dalam Kota Pangkalpinang,
medan jalan dan klasifikasi menurut penilaian mengacu kepada rekomendasi
wewenang pembinaan jalan. (Ditjen Bina standar ketentuan yang ditetapkan.
Marga 1997). Penilaian tersebut berupa status laik jalan
yang dikategorikan sebagai berikut :
Volume Lalulintas
1. Laik (L), adalah perbaikan kecil pada
Volume lalu-lintas adalah jumlah
jalan yang di operasikan, di evaluasi
kendaraan yang melewati suatu titik
lagi bila dipandang perlu (jika ada
persatuan waktu pada lokasi tertentu.
usulan) atau paling lama 10 tahun.
Untuk mengukur jumlah arus lalulintas,
2. Laik Teknis (LT), adalah perbaikan
biasanya dinyatakan dalam kendaraan per
kecil pada jalan yang di operasikan
hari, smp per jam, dan kendaraan per menit
sesuai dengan persyaratan teknis yang
(MKJI 1997). Volume lalu-lintas yang
diturunkan.
diekspresikan dibawah satu jam (sub jam)
3. Laik Bersyarat (LS), adalah perbaikan
seperti, 15 menit, dikenal dengan istilah
kecil jalan yang di operasikan
rate of flow atau nilai arus. Untuk
sementara dan diperbaiki sesuai
mendapatkan nilai arus suatu segmen jalan
rekomendasi dari team ELFJ (Evaluasi
yang terdiri dari banyak tipe kendaraan
Laik Fungsi Jalan).
maka semua tipe-tipe kendaraan tersebut
4. Tidak Laik Fungsi (TLF), adalah
harus dikonversi ke dalam satuan mobil
perbaikan besar dan jalan tidak di
penumpang (smp). Semua nilai arus lalu
operasikan dan harus diperbaiki.
lintas (per arah dan total) diubah menjadi
(Ditjen Bina Marga, 1997)
satuan mobil penumpang (SMP) dengan
menggunakan ekivalensi mobil Inspeksi Keselamatan Jalan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 89


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

Inspeksi Keselamatan Jalan (IKJ) pengguna dan kompleksitas lalu lintas.


merupakan suatu proses kontrol Sebagai bahan pertimbangan dalam
keselamatan secara periodik pada jalan- menentukan besarnya nilai peluang (P) dan
jalan yang dioperasikan. IKJ dilakukan nilai dampak (D) dapat digunakan
untuk mengidentifikasi resikoresiko dan pertimbangan sebagai berikut (Ditjen Bina
defisiensi keselamatan dan mencegah Marga, 2007):
terjadinya kecelakaan yang tidak perlu. 1. Makin lebar bahu jalan berpotensi
Inspeksi keselamatan perlu dilakukan meningkatkan keamanan dan
secara rutin dan berulang dengan jumlah keselamatan berkendaraan.
inspeksi lapangan yang cukup untuk 2. Perbedaan tinggi antara tepi
mempertahankan tingkat keselamatan perkerasan dan bahu jalan akan
infrastruktur jalan yang diperiksa. IKJ akan berpotensi membahayakan keamanan
memberikan manfaat menghasilkan upaya dan keselamatan berkendaraan. Makin
penanganan jangka pendek yang murah, besar perbedaan ketinggian, memiliki
yang dapat berdampak positif cukup kuat potensi resiko yang besar terhadap
bagi keselamatan jalan. Pekerjaan dengan defisiensi keselamatan.
biaya murah dapat dilaksanakan dalam 3. Saluran drainase terbuka memberikan
pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan peluang memperparah defisiensi
rehabilitasi (Damar Sayekti, 2009). keselamatan jika makin dekat terhadap
Analisis Resiko Kecelakaan tepi perkerasan jalan, dan saluran yang
Dalam melakukan analisis nilai resiko diletakkan di bawah bahu atau trotoar.
kecelakaan, prioritas penanganan defisiensi 4. Keberadaan tanaman perindang di tepi
dilakukan berdasarkan penilaian ruas milik jalan berfungsi
kuantifikasi resiko kecelakaan pada tiap menyejukkan perjalanan, tetapi dapat
titik penting yang berpotensi menyebabkan menimbulkan defisiensi keselamatan
defisiensi keselamatan. Nilai Resiko jika diameter batang tanaman makin
Kecelakaan (R) yang menjadi indikasi besar (>10cm) dan jaraknya makin
tingkat kepentingan penanganan dekat terhadap tepi perkerasan jalan.
merupakan hasil perkalian antara nilai 5. Tebing berkelandaian tajam dan
Peluang (P) yang menyebabkan kecelakaan jaraknya makin dekat terhadap tepi
dan nilai dampak keparahan (D) atau perkerasan jalan akan memberikan
secara matematis dapat ditulis sebagai potensi hazard keselamatan jalan,
Persamaan berikut. (Ditjen Bina Marga, dapat berupa longsoran, keterbatasan
2007) jarak pandang dan pandangan bebas.
R= P x D 6. Lembah (jurang) berkelandaian tajam
Nilai peluang (P) dapat diperkirakan dari: dan jaraknya makin dekat terhadap
(1) jumlah kejadian kecelakaan tepi perkerasan jalan akan
sebelumnya memberikan hazard keselamatan jalan
pada ruas jalan yang diinspeksi; (2) berupa longsoran.
teknis; dan (3) kombinasi antara perilaku 7. Kerapatan dan letak bangunana di

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 90


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

sekitar persimpangan jalan dapat Lokasi Penelitian


mengganggu pandangan bebas Lokasi penelitian ini dilakukan di jalan A.
pengemudi. Yani Dalam Kota Pangkalpinang.
8. Permukaan jalan berlubang, ambles Membagi ruas jalan yang diinspeksi
dan rutting berpotensi menyebabkan menjadi segmen-segmen dengan panjang
kecelakaan terutama pada kondisi per segmen 100 meter.
tergenang air hujan.
9. Permukaan jalan yang licin (tidak
kesat) berpotensi menyebabkan selip
roda kendaraan menjadi tergelincir.
Jalan Berkeselamatan
Suatu ruas jalan yang telah memenuhi
jalan yang berkeselamatan apabila ruas
jalan tersebut sudah memenuhi keriteria
sebagai berikut.
a. Self explaining : mampu menjelaskan Gambar 2. Lokasi penelitian
PDNVXG WDQSD ³NRPXQLNDVL´ Pengumpulan Data
b. Self enforcement : mampu ciptakan Pengumpulan data yang dilakukan pada
NHSDWXKDQ WDQSD ³SHULQJDWDQ´ penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu
c. Forgiving to road user : mampu data sekunder dan data primer. Data
memini-malisir keparahan korban analisis diperoleh dari hasil ukur dan
apabila terjadi tabrakan. Damar Sayekti pengamatan langsung di lapangan terhadap
(2009). defisiensi keselamatan jalan, serta
didukung oleh data historis anatomi
METODE PENELITIAN kecelakaan dari kantor polisi dan informasi
Alur Kegiatan masyarakat di sekitar lokasi penelitian.
a. Data Sekunder
1) Data Kecelakaan, dalam penelitian ini
diperlukan data laka untuk mengetahui
seberapa besar kecelakaan yang terjadi
pada jalan ahmad yani dalam Kota
Pangkalpinang, data kecelakaan
diperoleh dari Kepolisian Resort
(Polres) Kota Pangkalpinang.
2) Data Volume Lalu Lintas, data volume
lalu lintas Jalan Ahmad Yani Dalam
diperlukan untuk menimbulkan
kesesuaian terhadap kondisi ruas jalan
yang memenuhi ketentuan keselamatan
Gambar 1. Diagram alir penelitian

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 91


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

jalan, data volume lalu lintas ini Survei bentuk selokan samping
mengacu pada kondisi ruas jalan Jalan dengan rekomendasi bentuk
Ahmad Yani Dalam tahun 2012. trapesium, segitiga, segiempat.
3) Data Jumlah Penduduk diperoleh atas Survei fungsi mengalirkan air
kerjasama dengan Dinas dengan rekomendasi harus lancar
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dan tidak tersumbat.
Kota Pangkalpinang. b) Survei Alinemen Horizontal dan
4) Sketsa Lokasi diperoleh dari Alinnemen Vertikal. Survei alinemen
BAPPEDA Kota Pangkalpinang. horizontal terdiri dari bagian lurus,
b. Data Primer persimpangan sebidang dan survei
a) Survei Potongan Melintang Badan alinnemen vertikal terdiri dari bagian
Jalan. Survei ini terdiri dari lajur lalu lurus. Berikut uraiannya:
lintas, bahu, selokan samping. Berikut 1) Alinemen Horizontal pada bagian
uraiannya: lurus terdiri dari ; Survei panjang
1) Lajur lalu lintas yang terdiri dari; bagian jalan yang lurus dengan
Survei keberfungsian dengan rekomendasi jika datar (3000m),
rekomendasi kelas jalan. Survei perbukitan (2500m), pegunungan
kesesuaian dengan lajur lalu lintas (2000m). Survei lingkungan jalan
yang dilayani dengan rekomendasi dengan rekomendasi lingkungan
harus melayani angkutan pembagi, pemukiman, komersial, akses
perjalanan jarak sedang, dan terbatas.
kecepatan rata-rata sedang. Survei 2) Alinemen Horizontal pada
jumlah lajur dengan rekomendasi persimpangan sebidang terdiri dari
minimal mempunyai 2 lajur dan 2 ; Survei jumlah persimpangan per
arah. Survei lebar setiap lajur Km dengan rekomendasi minimum
dengan rekomendasi minimum 3,5 0,5km. Survei cara akses ke jalan
utama dengan rekomendasi harus
m. Survei kemiringan melintang
dengan rekomendasi 2-3%. ada bukaan pada jalur samping ke
2) Bahu yang terdiri dari ; Survei jalur utama.
Lebar Bahu dengan rekomendasi 3) Alinemen Vertikal pada bagian
minimum 2m. Survei posisi bahu lurus terdiri dari; Survei
terhadap muka perkerasan jalan lingkungan jalan dengan
dengan rekomendasi menerus rekomendasi lingkungan
dengan permukaan jalan. Survei pemukiman, komersial, akses
kemiringan melintang dengan terbatas.
c) Survei Uji Laik Fungsi Teknis Struktur
rekomendasi 3-5%.
3) Selokan samping terdiri dari ; Perkerasan Jalan. Survei Uji Laik
Survei lebar/dimensi selokan Fungsi Teknis Struktur Perkerasan
samping dengan rekomendasi Jalan terdiri dari jenis perkerasan jalan
harus memadai (tanpa genangan). dan kondisi perkerasan jalan. Berikut

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 92


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

uraiannya : Penyelenggaraan Manajemen Dan


1) Jenis perkerasan jalan terdiri dari ; Rekayasa Lalu-lintas. Survei Uji Laik
Survei kesesuaian struktur Fungsi Teknis Penyelenggaraan
perkerasan jalan dengan lalu lintas Manajemen Dan Rekayasa Lalu-lintas
yang dilayani, kelas fungsi jalan, terdiri dari survey marka, rambu,
dan kelas pengguna jalan dengan trotoar dan tempat penyebrangan.
rekomendasi kondisi perkerasan Berikut uraiannya :
beton aspal atau perkerasan 1) Survei Marka terdiri dari ; Survei
beraspal. marka pembagi jalur dan lajur
2) Kondisi perkerasan jalan terdiri dari dengan rekomendasi garis sumbu
; Survei kedalaman lubang dengan dan pemisah terputus, garis sumbu
rekomendasi maksimum 50 mm. dan pemisah penuh, hanya garis
Survei intensitas lubang dengan sumbu terputus-putus dan lebar
rekomendasi harus dalam kategori garis 0,12m. Survei zebra cross
baik 0-40 m2/km. Survei lebar dengan rekomendasi panjang garis
retak dengan rekomendasi retak minimum 2,5m, lebar garis 0,3m,
buaya, acak, melintang, jarak antara garis 0,3m.
memanjang. Survei intensitas retak 2) Survei Rambu terdiri dari ; Survei
dengan rekomendasi harus dalam kebutuhan manajemen lalulintas
kategori baik 0-100 m²/km. Survei dengan rekomendasi harus
tekstur perkerasan jalan dengan mempunyai rambu larangan, rambu
rekomendasi permukaan jalan rata, peringatan, rambu perintah, rambu
tanpa ada perubahan bentuk. petunjuk, rambu sementara.
d) Survei Uji Laik Fungsi Teknis Struktur 3) Survei Trotoar terdiri dari ; Survei
Bangunan Pelengkap Jalan. kebutuhan manajemen lalulintas
Survei Uji Laik Fungsi Teknis Struktur dengan rekomendasi sebagai fasilitas
Bangunan Pelengkap Jalan terdiri dari pejalan kaki. Survei perkerasan dan
survei tempat parkir. Berikut kondisi trotoar dengan rekomendasi
uraiannya: Tempat parkir terdiri dari ; perkerasan dari blok beton, beton,
Survei posisi terhadap jalur lalu lintas plesteran.
dengan rekomendasi di sisi kiri jalan 4) Survei Tempat Penyebrangan terdiri
(parkir tidak diperkenankan untuk jalan dari ; Survei kebutuhan manajemen
arteri dan kolektor). Survei lalulintas dengan rekomendasi
ketergantungan arus lalu lintas akibat penyebrangan sebidang: zebra,
aktivitas parkir dengan rekomendasi penyebrangan tidak sebidang:
tidak mengganggu lalu lintas. Survei jembatan, terowongan. Survei rambu
lebar lajur lulu-lintas dan marka dengan rekomendasi zebra
efektif (kapasitas) dengan rekomendasi cross, marka 2 garis melintang utuh,
lebar 2-2,5m tergantung kebutuhan. rambu tempat penyebrangan.
e) Survei Uji Laik Fungsi Teknis f) Uji Laik Fungsi Teknis Perlengkapan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 93


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

Jalan, yang Terkait Langsung dengan dari tepi paling luar perkerasan jalan,
Pengguna Jalan. Uji Laik Fungsi atau ditengah median.
Teknis Perlengkapan Jalan, yang g) Nilai Resiko, untuk mendapatkan nilai
Terkait Langsung dengan Pengguna resiko harus dilakukan survei untuk
Jalan terdiri dari survei marka, trotoar, setiap segmen zona fokus jalan dengan
fasilitas pendukung lalu-lintas dan mengukur dimensi jalan, kondisi
angkutan jalan. Berikut uraiannya: perkerasan jalan, jarak dan obyek sisi
1) Survei Marka terdiri dari ; Survei jalan, dan kelengkapan rambu dan
ukuran dan warna dengan marka jalan.
rekomendasi garis terputus (putih), h) Survei Geometrik, survei geometrik
garis penuh (putih), zebra cross dilakukan untuk mengetahui kondisi
(putih), chevron (putih), garis geometrik jalan yang dilewati, survei
dilarang parkir (kuning), tanda ini dilakukan langsung dilapangan
pengarah jalur (putih), ukuran dengan pengukuran. Pengukuran
marka disesuaikan dengan produk tersebut berupa pengukuran lebar jalan
standar untuk jalan perkotaan. dan panjang jarak lokasi survei.Teknik
Survei kondisi marka dengan pengolahan data yang dilakukan dalam
rekomendasi marka harus terlihat penelitian ini menggunakan bantuan
jelas. program komputer. Data yang akan
2) Survei Trotoar terdiri dari ; Survei diolah dalam penelitian ini adalah data
lebar trotoar dengan rekomendasi jika survei kapasitas ruang parkir, data
jembatan atau terowongan lebar 1m, tersebut di ± input kedalam database
perumahan 1,5m, perkantoran/ yang telah penulis rancang dengan
industry/ sekolah/ terminal/ pertokoan menggunakan bantuan aplikasi
2m. Survei bentuk dan tingi kereb Microsoft Access.
dengan rekomendasi bentuk bariere
Pengolahan Data
curb dengan tinggi 30cm, dan tinggi
Berdasarkan data yang telah
diatas permukaan tanah 25cm. Survei dikumpulkan, pengolahan data dibagi
perkerasan trotoar dengan rekomendasi menjadi sebagai berikut ini.
perkerasan blok beton, beton, 1. Pengolahan data yang berkaitan dengan
plesteran.
data volume lalu lintas tahun 2012 pada
3) Survei Fasilitas Pendukung Lalu-lintas
Jalan Ahmad Yani Dalam, setelah
dan Angkutan Jalan terdiri dari ; Survei
didapatkan data survei lalulintas dengan
tempat parkir dengan rekomendasi
mengukur jumlah arus lalulintas per-
tidak diperkenankan pada bdan jalan,
jam dari kendaraan ringan (LV),
harus berada diluar rumija. Survei
kendaraan berat (HV), sepeda motor
rambu dan marka parkir dengan
(MC), kendaraaan tidak bermotor (UM)
rekomendasi harus mempunyai rambu
yang dikonversikan ke satuan mobil
petunjuk parkir. Survei lampu
penumpang (SMP) maka didapatkan
penerangan dengan rekomendasi 0.6m
nilai ekivalensi mobil penumpang

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 94


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

(emp) dengan rumus : Tabel 1. Inspeksi Keselamatan Jalan


q =n/t Segmen 0-100 meter
dimana n adalah kendaraan yang
melintasi, t adalah waktu kendaraan
melintas maka didapatkan nilai q
(volume lalu lintas).
2. Pengolahan data yang berkaitan dengan
data uji laik fungsi jalan yang diperoleh
dari survei di lapangan berdasarkan
standar laik fungsi jalan PP
Tabel 2. Inspeksi Keselamatan Jalan
No.34/2006.
Segmen 100-200 meter
3. Pengolahan data yang berkaitan dengan
nilai pembobotan fatalitas kecelakaan,
adalah menentukan ruas jalan dengan
jumlah kecelakaan yang paling tinggi
dengan cara pembobotan pada setiap
tahunnya sesuai dengan tingkat fatalitas
kecelakaannya, yang diperoleh dari
Kepolisian Resort (Polres) Kota
Pangkalpinang. Tabel 3. Inspeksi Keselamatan Jalan
Segmen 200-300 meter
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pengumpulan Data Standar Laik Jalan
Inspeksi Keselamatan Jalan Segmen Jalan
0-100 meter Inspeksi keselamatan jalan
dilakukan untuk mengidentifikasi resiko-
resiko defisiensi keselamatan dan
mencegah terjadinya kecelakaan yang
tidak perlu sepanjang segmen jalan 500 Tabel 4. Inspeksi Keselamatan Jalan
meter. Pengukuran dan pengamatan pada Segmen 300-400 meter
segmen jalan per 100 meter dapat dilihat
pada tabel berikut.

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 95


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

Tabel 5. Inspeksi Keselamatan Jalan Berdasarkan pengamatan dan perhitungan,


Segmen 400-500 meter telah didapatkan nilai resiko untuk setiap
fokus pemeriksaan, maka dihitung nilai
resiko segmen 0-100 m, R=(532/10)=
53,20, hasil analisis Nilai Resiko (R) pada
segmen jalan 0-100 m didapati pada parkir
dengan Nilai resiko tertinggi yaitu 280
dengan presentase 52,63 %. Dapat di amati
kembali segmen jalan 100-200 m pada
Tabel berikut.
Analisis Nilai Resiko Tabel 7. Nilai Resiko untuk Segmen
Jalan Ahmad Yani Dalam merupakan jalan Jalan 100-200 m
kolektor sekunder, pada analisis ini, Jalan
Ahmad Yani Dalam yang ditinjau adalah
dari Pasar Pagi sampai SPBU Jalan Baru
dengan lebar jalur 8 m. berdasarkan nilai
resiko panjang segmen jalan 500 m maka
nilai resiko di bagi 100 m setiap fokus
pemeriksaan, dapat dilihat pada Tabel
dibawah ini.
Tabel 6. Nilai Resiko untuk Segmen Jalan
0-100 m

Gambar 3. Grafik Presentase Nilai Resiko


Segmen Jalan 100-200 meter
Berdasarkan perngamatan dan perhitungan,
telah didapatkan nilai resiko untuk setiap
fokus pemeriksaan, maka dihitung nilai
resiko segmen 100-200 m, R=(524/10)=
52,40, hasil analisis Nilai Resiko (R) pada
segmen jalan 100-200 m didapati kembali
pada parkir dengan Nilai resiko tertinggi
Gambar 2. Grafik Presentase Nilai yaitu 280 dengan presentase 53,44 %.
Resiko Segmen Jalan 0-100 meter
Dapat di amati kembali segmen jalan 200-

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 96


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

300 m pada Tabel berikut.


Tabel 8. Nilai Resiko untuk Segmen
Jalan 200-300

Gambar 5. Grafik Presentase Nilai


Resiko Segmen Jalan 300-400 meter
Berdasarkan perngamatan dan perhitungan,
telah didapatkan nilai resiko untuk setiap
fokus pemeriksaan, maka dihitung nilai
resiko segmen 300-400 m, R=(474/10)=
47.40, hasil analisis Nilai Resiko (R) pada
segmen jalan 300-400 m didapati kembali
pada parkir dan dengan Nilai resiko
tertinggi yaitu 280 dengan presntase 59,07
%. Dapat di amati kembali segmen jalan
Gambar 4. Grafik Nilai Resiko Segmen 400-500 m pada Tabel berikut.
Jalan 200-300 meter Tabel 10.Nilai Resiko untuk Segmen
Berdasarkan perngamatan dan perhitungan, Jalan 400-500 m
telah didapatkan nilai resiko untuk setiap
fokus pemeriksaan, maka dihitung nilai
resiko segmen 200-300 m, R=(503/10)=
50.30, hasil analisis Nilai Resiko (R) pada
segmen jalan 200-300 m didapati kembali
pada parkir dengan Nilai resiko tertinggi
yaitu 280 dengan presntase 55,67 %. Dapat
di amati kembali segmen jalan 300-400 m
pada Tabel berikut.
Tabel 9. Nilai Resiko untuk Segmen
Jalan 300-400 m

Gambar 6. Grafik Presentase Nilai Resiko


Segmen Jalan 400-500 meter

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 97


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

Berdasarkan perngamatan dan perhitungan, KESIMPULAN DAN SARAN


telah didapatkan nilai resiko untuk setiap
Kesimpulan
fokus pemeriksaan, maka dihitung nilai
Berdasarkan hasil analisis keselamatan
resiko segmen 400-500 m, R=(493/10)=
jalan pada ruas jalan Ahmad Yani Dalam
49,30, hasil analisis Nilai Resiko (R) pada
Kota Pangkalpinang diperoleh
segmen jalan 400-500 m didapati kembali
kesimpulan sebagai berikut:
pada parkir dan dengan Nilai resiko
1. Jaringan jalan yang sudah beroperasi
tertinggi yaitu 210 dengan presntase 42,60
pada jalan Ahmad Yani Dalam Kota
%.
Pangkalpinang belum memenuhi jalan
Dari perhitungan yang sudah dilakukan,
yang berkeselamatan, dengan
didapat nilai resiko pada ruas Jalan Ahmad
memperhitungan nilai resiko (R) pada
Yani Dalam Kota Pangkalpinang pada
Jalan Ahmad Yani Dalam Kota
Tabel berikut.
Pangkalpinang didapatkan nilai resiko
Tabel 10. Nilai Resiko di Jalan Ahmad
total sebesar 50,52 atau termasuk jalan
Yani Dalam Kota Pangkalpinang
dengan tingkat kepentingan
penanganan rendah yang berarti jalan
Ahmad Yani Dalam perlu dilakukan
monitoring atau pemantauan terhadap
titik-titik yang berpotensi
menyebabkan kecelakaan. Selain itu
sepanjang segmen jalan 500 meter
pada Jalan Ahmad Yani Dalam Kota
Pangkalpinang, segmen jalan 0-100
meter adalah segmen jalan dengan
nilai resiko terbesar yaitu 53,20 yang
berarti segmen jalan dengan tingkat
keselamatan paling rendah, dengan
penyimpangan terbesar pada areal
Gambar 7. Grafik Nilai Resiko di Jalan
parkir dengan presentase resiko 52,63
Ahmad Yani Dalam Kota Pangkalpinang
memangkas lajur kiri badan jalan.
Nilai resiko total 50,52 pada ruas Jalan 2. Upaya meningkatkan keselamatan
Ahmad Yani Dalam Kota Pangkalpinang. jalan pada ruas Jalan Ahmad Yani
Sedangkan segmen jalan dengan nilai Dalam Kota Pangkalpinang adalah
Resiko terbesar adalah 53,20 pada segmen dengan penanganan yang dapat
jalan 0-100 m dan merupakan segmen dilakukan dalam jangka pendek
jalan dengan tingkat keselamatan paling berupa penegasan ulang marka jalan,
rendah. perbaikan lampu penerangan jalan,
memasang rambu-rambu sebagaimana
mestinya, memperbaiki perparkiran
yang paling bermasalah pada badan

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 98


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

jalan, dan perbaikan perkerasan. Jika semua aspek.


dilakukan penanganan tersebut nilai
resiko Jalan Ahmad Yani Dalam Kota
DAFTAR PUSTAKA
Pangkalpinang sangat memungkinkan
menurun dan potensi kecelakaan pun Agus Mulyono (2009), Audit Keselamatan
Infrastruktur Jalan (Studi Kasus
sangat kecil. Jalan Nasional KM 78-KM 79 Jalur
Saran Pantura Jawa, Kabupaten Batang.
Universitas Gadjah Mada.
Saran yang dapat diberikan untuk
terwujudnya jalan yang berkeselamatan Asadi, Isa (2010), Pengaruh Perilaku
dan mengurangi tingkat kecelakaan pada Pengendara Sepeda Motor
jalan Ahmad Yani Dalam Kota Terhadap Kecelakaan Lalu Lintas
Di Kecamatan Sungailiat.
Pangkalpinang adalah sebagai berikut:
1. Perlunya kebijakan pemerintah untuk Universitas Bangka Belitung. Badan
melakukan uji dan evaluasi laik fungsi Perencanaan Daerah, Peta Kawasan
jalan secara berkala demi terwujudnya pasar dan sekitarnya 2013 Kota
Pangkalpinang.
jalan berkeselamatan dan mengurangi
tingkat kecelakaan di Jalan Ahmad Damar Sayekti (2009), Inspeksi
Yani Dalam Kota Pangkalpinang, Keselamatan Jalan Studi Kasus
karena mengacu pada UU38/2004 Jalan Parangtritis Yogyakarta.
Universitas Gadjah Mada.
tentang jalan yaitu pembangunan jalan
umum dilakukan setelah dinyatakan Departemen Pekerjaan Umum, 1997.
memenuhi persyaratan laik fungsi Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
jalan secara teknis dan administratif Jakarta:Direktorat Jendral Bina
Marga.
dan penyelenggara jalan wajib
memprioritaskan pemeliharaan, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
perawatan dan pemeriksaan jalan Kota Pangkalpinang, Jumlah
secara berkala sesuai dengan standar Penduduk 2013 Kota Pangkalpinang
. Direktorat Jendral Bina Marga,
minimal yang di tetapkan dengan Standar Laik Fungsi Jalan PP
pedoman yang ditetapkan oleh menteri No.34/2006.
yang terkait.
2. Diharapkan pelaksana peningkatan Syarkowi (2013), Paparan Pelaksanaan
Uji Laik Fungsi Jalan 2013 Ruas
keselamatan jalan dapat ditindak
Jalan Nasional Prov. Bangka
lanjuti oleh pihak yang berkepentingan Belitung.
terutama Ditjen Bina Marga untuk
perbaikan kondisi perkerasan jalan dan Tapa Yasa, I.M dan Sutapa, I.K (2006),
Pengaruh Hambatan Samping
Ditjen Perhubungan Darat untuk
Terhadap Kapasitas Ruas Jalan
pengolahan areal parkir. Diharapkan Cokroaminoto Denpasar (Studi
kedua instansi terkait tersebut dapat Kasus Di Depan Sekolah Taman
bekerja secara terkoordinasi sehingga Mahatma Gandhi). Politeknik
Negeri Bali.
keselamatan jalan dapat tercapai dari

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 99


Jurnal Fropil Vol 4 Nomor 2 Juli-Des 2016

Yessy Fauziah, Eddy Priyanto (2010),


Karakteristik Kecelakaan dan
Keselamatan Jalan Pada Ruas
Ahmad Yani Surabaya. Universitas
Brawijaya Malang.

Jurnal Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung 100

Anda mungkin juga menyukai