Anda di halaman 1dari 17

Today's Topic

Safety
Culture in
Indonesia's
Road
Transport
Presentations are communication
tools.
SAFERTY
ROAD

SAFETY ROAD
Jalan menyumbang sebagian besar dari
semuanya transportasi di dunia dan
itulah sebabnya satu bisa dibilang
semua orang adalah pengguna jalan.
Untuk kebanyakan orang, "mengambil
jalan" apakah kiasan atau literal,
berarti berkomunikasi, jalan yang
menciptakan permintaan turunan
industri transportasi dan logistik. Itu
fungsi jalan adalah untuk mendukung
kegiatan transportasi dan logistik, oleh
karena itu keselamatan bagi pengguna
jalan perlu diperhatikan dan
dipertimbangkan.
Safety
Culture
Kesadaran politik sangat penting dalam
memahami budaya keselamatan di Indonesia
transportasi darat dan langkah-langkah yang
diperlukan. Membiarkan kami menganggap jalan,
kendaraan dan pengguna sebagai interaksi antara
tiga faktor (manusia, kendaraan dan infrastruktur)
dalam perjalanan sistem. Interaksi antara pengguna
dan elemen fisik sangat penting, karena jalan
dan desain kendaraan harus memungkinkan untuk
manusia kesalahan.

Transportasi jalan sangat vital untuk


pembangunan Indonesia. Jakarta sebagai
ibu kota Indonesia menempati urutan ketiga
terbanyak modal padat di dunia dengan lalu lintas
kepadatan di mana pengemudi membutuhkan waktu
tempuh ekstra hingga 58 persen. Jumlah seluruhnya
perjalanan di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,
Tangerang dan Bekasi). Tahun 2015 tercatat 47,5 juta
perjalanan per hari
Penyebab utama kecelakaan lalu lintas dan
cedera kecelakaan jalan dan kematian
sebenarnya adalah perilaku pengguna jalan,
khususnya pengemudi. Perlu adanya
kesadaran yang lebih besar di kalangan
masyarakat pengguna jalan tentang faktor
risiko dan perilaku berbahaya berkendara.
Membuat keselamatan lalu lintas dan
budaya adalah tantangan terberat dalam
meningkatkan kualitas driver dan
calon driver.

Accident

Beberapa informasi dan kampanye sosial


harus disampaikan kepada masyarakat terkait
faktor risiko utama, yaitu kecepatan, minum dan
Traffic
pengemudi, helm sepeda motor, sabuk
pengaman, anak pengekangan, jarak pandang,
dan gangguan mengemudi. Masyarakat,
khususnya anak-anak, pelajar, remaja
perguruan tinggi harus diberitahu tentang
budaya keselamatan dalam angkutan jalan agar In Indonesia
membuat mereka mengerti dan mengikuti aspek
keamanan.
Culture
Traffic
Indonesia
Pengurangan kematian lalu lintas jalan memerlukan
perhatian serius terhadap kebutuhan pejalan kaki,
pengendara sepeda dan pengendara sepeda motor yang
selama ini banyak diabaikan dalam kebijakan transportasi
dan perencanaan. Faktor risiko utama dalam transportasi
jalan raya (kecepatan, minum dan mengemudi, helm
sepeda motor, sabuk pengaman, pengaman anak, jarak
pandang, gangguan mengemudi) terlibat dalam perilaku
manusia, khususnya perilaku pengemudi.
Solusi
transportasi jalan tidak berarti kurang
memperhatikan keselamatan yang berujung pada
hilangnya nyawa, kesehatan dan kekayaan.
Pengguna jalan harus memahami bahwa jalan
adalah ruang publik bersama yang perlu saling
menghormati di antara mereka. Dengan
pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor dan
pengguna jalan pada umumnya, penting untuk
menjadikan budaya keselamatan jalan sebagai
komitmen jangka panjang dari semua pihak terkait.
berinvestasi dalam keselamatan jalan dan
membangun budaya keselamatan jalan mengarah
pada penghematan ekonomi sekaligus melindungi
penduduk Indonesia saat ini dan generasi
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Indonesian Central Agency of Statistics (2015) ‘Bps-File (1) Asphalt and Non Asphalt Road’.

Indonesian Central Agency of Statistics (2019a) ‘bps-file (3) jumlah kendaraan bermotor’.
Indonesian CentralAgency of Statistics (2019b) ‘bps-file number of road accidents’.

Indonesian Central Agency of Statistics (2019c) ‘Bpsfile (2) Panjang JalanMenurut Tingkat
Kewenangan’.

Red Cross (2007) Practical Guide on Road Safety:A Toolkit for National Red Cross and Red
CrescentSocieties. ‘Road safety situation in indonesia’ (2013) Europe-AsiaRoad Safety Forum,
December 2013, New Delhi, India

Siregar, A. (2013) ‘Membangun Masa Depan Keselamatan Lalu Lintas di Indonesia’, (May). doi:
10.13140/RG.2.2.10756.17289.

Verma, A. and Gupta, A. (2017) ‘Road Safety Improvement in India’, (November), pp. 3–6.
PEMANFAATAN HIGHWAY
SAFETY MANUAL (HSM) DI
INDONESIA DALAM MEMPREDIKSI
KECELAKAAN PADA SEGMEN
JALAN

Felix Juan Arnold


ABOUT
Pertumbuhan kendaraan bermotor yang terus meningkat saat ini diprediksikan
berimplikasi pada peningkatan angka kecelakaan di jalan. Penggunaan metode HSM
diaplikasikan pada kondisi lalulintas segmen jalan di Indonesia. Definisi segmen jalan
yang dimaksud adalah adalah bagian dari jalan yang menerus yang menyediakan
pengoperasian lalulintas dua arah dan tidak mengalami gangguan dari persimpangan
dan memiliki kondisi geometrik yang homogen. Segmen jalan dapat dimulai dari pusat
suatu simpang hingga pusat simpang lainnya maupun lokasi di mana telah terjadi
perubahan kondisi geometrik.
Highway Safety
Manual (HSM)
Kinerja HSM
Fungsi kinerja keselamatan atau safety
HSM merupakan alat untuk pertimbangan
performance functions (SPFs) diperoleh
kuantitatif terhadap keselamatan. HSM
dari data kecelakaan yang memiliki
menggunakan metode prediksi untuk
keseteraan pada entitas yang
estimasi jangka panjang terhadap
diamati.Highway Safety Manual (HSM),
frekuensi kecelakaan rata-rata atau
telah mendefinisikan kondisi dasar untuk
Nprediksi di suatu lokasi, fasilitas atau
segmen jalan dalam membangun SPFs
jaringan dalam periode yang ditentukan .
yaitu berdasarkan lebar jalan, lebar, dan
HSM juga mengaplikasikan metode
tipe bahu jalan dan lebar median dengan
Empirical Bayes yang mengkombinasikan
panjang segmen satu jalan tetap dan
model prediksi terhadap frekuensi
besarnya volume lalulintas.
kecelakaan rata-rata atau Nprediksi
dengan data pengamatan frekuensi
kecelakaan dari lokasi yang spesifik atau
Naktual.
CONCLUSION
Estimasi frekuensi dan keparahan kecelakaan didapat dari model prediksi yang
merupakan nilai dari fungsi kinerja keselamatan (SPFs) dan mengaplikasikan metode
Empirical Bayes(EB). Berdasarkan perhitungan, metode HSM dapat dimanfaatkan untuk
memprediksi frekuensi kecelakaan pada segmen jalan tol dengan menggunakan faktor
kalibrasi (C) yang sesuai dengan lokasi jalan tol maupun nilai C gabungan yaitu 1,95. Nilai
tersebut juga menyatakan bahwa tingkat kecelakaan di jalan tol di Indonesia masih dua
kali lipat dibandingkan dengan yang terdapat di jalan yang terdapat di Amerika.
DAFTAR
PUSTAKA
Tjahjono, T dan Subagio, I. 2011. Analisis Keselamatan
Jalan. Bandung: Lubuk Agung Bandung.

Tjahjono, T., Tangkudung, E. S. W., dan Cariawan, U. 2001.


Development of Macroscopic Traffic Accident Models on
Indonesian Tol Road. Proc of Eastern Asia society
forTransportation Studies (EASTS), 3 (3): 108-117. Hanoi:
Vietnam.
.
Transportation Research Board. 2010. Highway Safety
Manual. Transportation Research Board,
AmericanAssociation of State Highway and Transportation
Officials, Washington, DC.
Manajemen Proyek

Monitoring and Evaluating


Infrastructure Safety Deficiencies
Towards Integrated Road Safety
Improvement in Indonesia
Felix Juan Arnold
Evaluation
Mengembangkan sistem manajemen
untuk mendekati masalah
keselamatan infrastruktur jalan
menjanjikan beberapa hal manfaat
untuk berkontribusi pada
peningkatan keselamatan jalan.
Untuk mewujudkan manfaat ini,
bagaimanapun, kuat dibutuhkan
komitmen dan kepemimpinan.
RISMS dan untuk mengintegrasikan
'proses keselamatan' dalam
rutinitasnya dan manajemen yang
sudah mapan sistem.
Inspeksi
Mengenai Inspeksi Keselamatan Jalan, proses ini diakui dalam RISMS
sebagai sarana untuk mempertahankan kinerja keselamatan jaringan
jalan yang ada. Pemeriksaan berkala, oleh karena itu, diperlukan untuk
menyediakan umpan balik tentang kinerja keselamatan jalan dari
waktu ke waktu. Masalah yang jelas di sini adalah tentang cakupan,
yaitu bagaimana secara rutin memeriksa aspek keselamatan jalan
nasional, provinsi, dan kabupaten sekali masuk empat tahun.
Pengaturan yang tepat harus dibuat untuk mendistribusikan tugas.

Pada pemantauan kinerja keselamatan jalan baru dan yang sudah ada,
disarankan untuk meningkatkan tugas pengawas jalan.
PEDOMAN RSI
Pada penerapan Pedoman RSI pada studi kasus
ditemukan inspektur yang baik pengetahuan di
bidang teknik keselamatan jalan, masalah geometri
jalan, kinerja perkerasan, dan jalan dibutuhkan
furnitur. Pada praktik saat ini, kekurangan
keselamatan diidentifikasi sebagian besar
berdasarkan pendapat insinyur ahli. Format standar
untuk merekam kekurangan jalan juga diperlukan
untuk mencatatnya secara efisien dalam database.

CONCLUSION
Serangkaian pedoman RSI telah dikembangkan untuk
memfasilitasi pemetaan kekurangan dan bahaya
keselematan jalan.RSI diharapkan dapat menghasilkan
masukan-masukan penting bagi manajemen keselamatan
infrastruktur terpadu, yaitu pemetaan defisiensi dan
database, audit keselamatan prioritas, dan perawatan
pemrograman untuk mengatasi kekurangan keamanan.
References
Directorate General of Highway Administration (Bina Marga),
2006, Preparing Road Safety Improvement in Indonesia, Final
Report in Bahasa Indonesia, Jakarta: Ministry of Public Works

Asian Development Bank, 2005, ADB-ASEAN Regional Road


Safety Program: Road Safety in Indonesia. Country Report.

Asian Development Bank, 2004, Road Safety Guidelines for the


Asian and Pacific Region. Executive Summary.

Treat, J.R., Tumbas, N.S., McDonald, S.T., Shinar, D., Hume, R.D.,
Meyer, R.E., 1977, Tri-level study of the causes of traffic
accidents, Volume I: Casual factor tabulations and assessment,
Final Report No. DOT-HS-034-3-534. Washington: NTHSA.

Anda mungkin juga menyukai