com
Sri Handayani a,1 Tri MulyaniSetyowati b,2 Muhammad Iqbal Firdaus c,3
Fadjar DwiWishnuwardhani d,4
12345 Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Jakarta, Indonesia
1*
srihandayaniaaddress@gmail.com,2mulyanisetyowati@gmail.com ,3iqbal@itltrisakti.ac.id ,4fadjardwiw@gmail.com
ABSTRAK
Kata kunci :budaya keselamatan; keselamatan lalu lintas; transportasi darat; lalu lintas
jalan; kecelakaan di jalan; angkutan
ABSTRAK
Transportasi dengan semua cabangnya sangat bergantung pada sebuah infrastruktur yang
mempertimbangkan keselamatan. Transportasi jalan mengalami sejumlah kecelakaan besar,
namun tidak mendapatkan perhatian yang sama di media dibandingkan dengan kecelakaan
besar di cabang transportasi lain yang dianggap dramatis. Tujuan utama dari studi ini adalah
untuk menggambarkan fakta-fakta dan untuk membantu mengubah perilaku dan sikap publik,
mempengaruhi kebijakan dan karena itu berkontribusi terhadap tindakan menyelamatkan
nyawa. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan kerangka literatur. Hasil penelitian ini
memaparkan besarnya jumlah orang yang meninggal setiap tahun sebagai akibat dari
kecelakaan lalu lintas jalan, dan kurangnya kesadaran akan keselamatan pengguna jalan
umum dan pengguna jalan.
Kata Kunci :budaya keselamatan; keselamatan lalu lintas; transportasi darat; lalu lintas
jalan; kecelakaan jalan; transportasi
jalan yang menciptakan permintaan turunan trip adalah jumlah lalu lintas dari Bogor,
dalam industri transportasi dan logistik. Tangerang, dan Bekasi ke Jakarta, sedangkan
Fungsi jalan adalah untuk mendukung perjalanan di Jakarta saja hanya 40 persen
kegiatan transportasi dan logistik, oleh (Kementerian Perhubungan, 2016).
karena itu keselamatan pengguna jalan perlu Dalam menilai situasi jaringan jalan,
diperhatikan. Indonesia pada tahun 2017 memiliki panjang
Masalah keselamatan jalan raya tidak 539.353 km yang terdiri dari jalan nasional
hanya terbatas pada ketiadaan kecelakaan, 47.017 km, jalan negara 54.554 km, dan
tetapi lebih luas lagi seperti menciptakan jalan pedesaan/perkotaan 437.782 km (Badan
lingkungan yang aman, nyaman dan Pusat Statistik, 2019). Dari total jaringan
menjamin keselamatan bagi pengguna jalan. jalan di Indonesia tersebut, 321.093 km
Pengguna jalan raya seperti pengemudi diantaranya telah beraspal sedangkan sisanya
mobil, pengendara sepeda motor, pengendara 218.260 km merupakan jalan non aspal
moped, pengendara sepeda, pejalan kaki dan (Badan Pusat Statistik, 2015).
juga pelaku yang terorganisir seperti Jumlah kendaraan bermotor pada tahun
perusahaan angkutan. Mereka yang 2017 sebanyak 138.556.669 unit, dimana
melakukan kegiatan transportasi dan logistik pertumbuhan dalam dua tahun terakhir
pada umumnya terkait dengan keselamatan mencapai 6-7 persen setiap tahunnya.
yang sebagian besar bergantung pada Kontributor terbesar pertumbuhan ini adalah
bagaimana pengguna jalan ini bertindak. sepeda motor (Badan Pusat Statistik, 2019).
Karena lalu lintas jalan adalah yang paling Sepeda motor telah menjadi alat transportasi
terbuka dengan unsur pelaku swasta yang keluarga paling populer di Asia Tenggara,
sangat besar, maka keselamatan jalan raya termasuk Indonesia. Jumlah sepeda motor
harus dianggap sebagai budaya yang harus yang beroperasi berkembang pesat,
dibentuk, dididik dan disosialisasikan menimbulkan tingkat mengejutkan penyebab
(Sugiyanto, Gito & Santi, 2015). kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Data
Transportasi jalan sangat vital bagi menunjukkan pengendara sepeda motor
pembangunan Indonesia. Jakarta sebagai ibu terlibat dalam 73 persen kecelakaan lalu
kota Indonesia merupakan ibu kota dengan lintas sepanjang 2018
tingkat kemacetan ketiga terbesar di dunia (Liputan6.com, 2018). Dengan keragaman
dengan kepadatan lalu lintas dimana pengguna yang besar, peluang terjadinya
pengemudi membutuhkan waktu tempuh kecelakaan lalu lintas di jalan juga lebih
tambahan hingga 58 persen (Katadata, 2017). besar.
Total perjalanan Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi)
sepanjang tahun 2015 tercatat 47,5 juta
perjalanan per hari. Dari total trip tersebut,
sebanyak 50 persennya
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000 Kecelakaan
40.000 Kematian
20.000 Cedera Parah
- Cedera Ringan
Pada tahun 2017, terdapat sekitar 103.228 kecelakaan di jalan raya Indonesia dan
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
5
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
30.568 kematian berdasarkan analisis negara berpenghasilan rendah dan menengah
Kebijakan Negara di Indonesia. Masalah adalah bahwa kematian lalu lintas jalan tidak
utama khususnya di dilaporkan. Tanpa data, informasi yang
mendalam dan
kesadaran akan keselamatan, kematian lalu transportasi dan peraturan lalu lintas di
lintas jalan tahunan diperkirakan akan Indonesia. Terdapat rencana aksi sebagai
meningkat. bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Keselamatan Umum Nasional (RUNK) yang
B. Metode penelitian diamanatkan dalam Undang-Undang
Penelitian dilakukan dengan mengikuti Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
beberapa langkah yaitu merumuskan tujuan tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
penelitian, melakukan kajian literatur, Salah satu kelemahan penerapan
mengidentifikasi kondisi yang ada, keselamatan jalan di Indonesia menurut
merumuskan solusi ideal, mengidentifikasi Laporan Bank Pembangunan Asia 2004
kebutuhan dan kendala, dan merumuskan adalah koordinasi dan manajemen yang
kebijakan. buruk (Siregar, 2013). Keberhasilan suatu
rencana aksi merupakan hasil kerja
C. Tinjauan Literatur koordinasi yang baik dari semua pihak yang
Tantangan utama budaya keselamatan berkepentingan. RUNK disusun dengan
dalam transportasi jalan di Indonesia adalah menunjuk Kementerian Perencanaan
membawa perubahan perilaku pengguna Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai
jalan. Dari fakta dan sudut pandang di atas, konduktor dalam mengintegrasikan program-
studi ini kemudian membahas lima masalah program keselamatan yang dilakukan oleh
budaya keselamatan dalam transportasi jalan para pemangku kepentingan keselamatan
yaitu legislasi, teknik, penegakan hukum, jalan. Untuk menyukseskan rencana aksi ini,
pendidikan, dan perawatan darurat yang akan Kebijakan Lalu Lintas Nasional telah
menjadi cara yang tepat untuk mendekati mengidentifikasi lima pilar kebijakan untuk
masalah yang diangkat. bekerja menuju dekade aksi PBB untuk
Keselamatan Jalan. Bappenas juga
1. Legislasi berkoordinasi untuk semua pilar, dan
Dasar hukum angkutan jalan adalah prioritas telah ditetapkan dengan bantuan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Bank Dunia, Prakarsa Infrastruktur Indonesia
22 Tahun 2009 yang terdiri dari 22 bab dan yang didanai oleh AusAid, Bank
326 pasal yang mengatur jalan Pembangunan Asia, dan pemangku
kepentingan lainnya ('Situasi keselamatan
jalan di indonesia', 2013).
interaksi antara ketiga faktor (manusia, tiga fase tabrakan: sebelum, selama, dan
kendaraan dan infrastruktur) dalam setelah tumbukan.
perjalanannya
2. Rekayasa
Persoalan perekayasaan dalam budaya
keselamatan jalan berkaitan dengan
infrastruktur jalan, yang dianggap sebagai
satu kesatuan (meliputi permukaan jalan,
rambu dan desain jalan) dan merupakan
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
9
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
untuk meminimalkan konsekuensi dari
kesalahan manusia.
Banyak negara yang tidak memiliki
informasi yang akurat tentang kecelakaan
lalu lintas, termasuk Indonesia. Selain itu,
beberapa definisi belum dibakukan.
Misalnya, pencatatan lokasi di suatu
daerah dengan daerah lain tidak sama.
Beberapa daerah mencantumkan posisi
tanda kilometer dan ada juga yang tidak.
Laboratorium Transportasi Universitas
Indonesia menyatakan setidaknya ada 4
(empat) lokasi kejadian yaitu nama jalan,
nama desa, nama kecamatan, dan posisi
marka kilometer (Siregar, 2013). Selain
itu, penyidikan terhadap kejadian
kecelakaan lalu lintas dilakukan oleh
petugas dengan kompetensi analisis
kecelakaan yang hanya berorientasi pada
penegakan hukum, tidak berorientasi pada
rekayasa keselamatan jalan. Untuk
memenuhi standar tersebut,
5. Perawatan Darurat
Dalam mengumpulkan data
kecelakaan, idealnya diperlukan perincian di
mana dan kapan kecelakaan terjadi, orang
dan kendaraan yang terlibat, keadaan dan
penyebab kecelakaan, serta kerusakan
material dan manusia. Di negara-negara yang
tidak memiliki sistem untuk melacak korban
kecelakaan di rumah sakit, kematian di jalan
dapat diremehkan hingga 200 persen dalam
beberapa kasus. Data kematian harus
memperhitungkan kematian baik di lokasi
kecelakaan dan selanjutnya di rumah sakit,
yang tidak terjadi di sebagian besar negara
berpenghasilan rendah dan menengah,
misalnya di 80 persen dunia (Palang Merah,
2007). Informasi data kecelakaan sangat
penting untuk memahami faktor yang terlibat
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
15
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
kecelakaan lalu lintas, dan untuk keselamatan jalan mengarah pada
menunjukkan kepada otoritas politik ruang penghematan ekonomi sekaligus melindungi
lingkup masalah keselamatan jalan. Polisi penduduk Indonesia saat ini dan generasi
lalu lintas harus diberikan akses informasi mendatang. Penting untuk meyakinkan para
mengenai luka-luka korban kecelakaan politisi dan pemerintah untuk
lalu lintas, yang telah dirawat di rumah mempertimbangkan budaya keselamatan
sakit untuk membuat pendataan dan dalam kebijakan sistem transportasi
laporan pasca kecelakaan yang Indonesia. Padahal, kampanye rutin
komprehensif. diperlukan untuk menyadarkan masyarakat
Mengenai masalah kelima budaya akan keselamatan jalan dan bagaimana
keselamatan dalam transportasi jalan di menjadikannya sebagai budaya dan
Indonesia, hal pertama yang harus komitmen jangka panjang. Kampanye ini
dilakukan adalah memastikan bahwa adalah
masyarakat umum, anak-anak, pelajar,
remaja mengetahui tentang perawatan
darurat seperti peringatan kecelakaan,
pertolongan pertama dasar, transportasi
dan masuk ke perawatan medis terdekat. .
Harus ada nomor darurat khusus, yang
gratis dan dikenal oleh masyarakat, yang
menghubungkan penelepon langsung
dengan layanan darurat.
D. Kesimpulan
Memaksimalkan efisiensi sistem
transportasi jalan tidak berarti kurang
memperhatikan keselamatan yang
berujung pada hilangnya nyawa, kesehatan
dan kekayaan. Dengan perhatian yang
memadai terhadap keselamatan jalan raya,
Indonesia dapat terus menggunakan
kendaraan bermotor untuk mendukung
kebutuhan permintaan turunan di industri
transportasi dan logistik.
Pengguna jalan harus memahami
bahwa jalan adalah ruang publik bersama
yang perlu saling menghormati di antara
mereka. Sebagai kewajiban moral bagi
pengguna jalan, solusi memang ada jika
masyarakat memiliki kemauan untuk
melakukan segala upaya untuk
menerapkannya dan mengingat bahwa
peningkatan budaya keselamatan jalan
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor dan pengguna jalan
pada umumnya, penting untuk menjadikan
budaya keselamatan jalan sebagai
komitmen jangka panjang dari semua
pihak terkait. berinvestasi dalam
keselamatan jalan dan membangun budaya