Anda di halaman 1dari 18

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia


DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia

Budaya Keselamatan dalam Angkutan Jalan di Indonesia

Sri Handayani a,1 Tri MulyaniSetyowati b,2 Muhammad Iqbal Firdaus c,3
Fadjar DwiWishnuwardhani d,4
12345 Institut Transportasi dan Logistik Trisakti, Jakarta, Indonesia

1*
srihandayaniaaddress@gmail.com,2mulyanisetyowati@gmail.com ,3iqbal@itltrisakti.ac.id ,4fadjardwiw@gmail.com

*email yang sesuai

Ini adalah artikel akses terbuka di bawah ketentuan lisensi CC-BY-NC

ABSTRAK

Transportasi dengan semua cabangnya bergantung pada infrastruktur mengingat


keselamatan. Angkutan jalan raya memiliki jumlah kecelakaan yang tinggi, tetapi tidak
mendapat perhatian yang sama dari media dibandingkan dengan moda lain yang dianggap
dramatis. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan fakta dan untuk
membantu mengubah perilaku dan sikap publik, mempengaruhi kebijakan dan karenanya
berkontribusi terhadap penyelamatan nyawa. Penelitian dilakukan dengan melakukan kajian
literatur. Hasil penelitian tersebut menyoroti besarnya korban setiap tahun akibat kecelakaan
lalu lintas jalan dan kurangnya kesadaran keselamatan jalan masyarakat dan pengguna
jalan.

Kata kunci :budaya keselamatan; keselamatan lalu lintas; transportasi darat; lalu lintas
jalan; kecelakaan di jalan; angkutan

ABSTRAK

Transportasi dengan semua cabangnya sangat bergantung pada sebuah infrastruktur yang
mempertimbangkan keselamatan. Transportasi jalan mengalami sejumlah kecelakaan besar,
namun tidak mendapatkan perhatian yang sama di media dibandingkan dengan kecelakaan
besar di cabang transportasi lain yang dianggap dramatis. Tujuan utama dari studi ini adalah
untuk menggambarkan fakta-fakta dan untuk membantu mengubah perilaku dan sikap publik,
mempengaruhi kebijakan dan karena itu berkontribusi terhadap tindakan menyelamatkan
nyawa. Penelitian ini dilakukan dengan melaksanakan kerangka literatur. Hasil penelitian ini
memaparkan besarnya jumlah orang yang meninggal setiap tahun sebagai akibat dari
kecelakaan lalu lintas jalan, dan kurangnya kesadaran akan keselamatan pengguna jalan
umum dan pengguna jalan.

Kata Kunci :budaya keselamatan; keselamatan lalu lintas; transportasi darat; lalu lintas
jalan; kecelakaan jalan; transportasi

A. Perkenalan kebanyakan orang, “mengambil jalan” baik


Jalan menyumbang sebagian besar dari kiasan atau literal, berarti berkomunikasi,
semua transportasi di dunia dan itulah
sebabnya dapat dikatakan bahwa setiap
orang adalah pengguna jalan. Bagi

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
1
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721

melihat orang lain dan tempat lain, dan


seringkali budaya lain. Pada tataran yang
lebih praktis, sekaligus ekonomis, jalan
merupakan sarana untuk bepergian ke
tempat kerja dan mengangkut barang
(Palang Merah, 2007). Dia

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


2 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

jalan yang menciptakan permintaan turunan trip adalah jumlah lalu lintas dari Bogor,
dalam industri transportasi dan logistik. Tangerang, dan Bekasi ke Jakarta, sedangkan
Fungsi jalan adalah untuk mendukung perjalanan di Jakarta saja hanya 40 persen
kegiatan transportasi dan logistik, oleh (Kementerian Perhubungan, 2016).
karena itu keselamatan pengguna jalan perlu Dalam menilai situasi jaringan jalan,
diperhatikan. Indonesia pada tahun 2017 memiliki panjang
Masalah keselamatan jalan raya tidak 539.353 km yang terdiri dari jalan nasional
hanya terbatas pada ketiadaan kecelakaan, 47.017 km, jalan negara 54.554 km, dan
tetapi lebih luas lagi seperti menciptakan jalan pedesaan/perkotaan 437.782 km (Badan
lingkungan yang aman, nyaman dan Pusat Statistik, 2019). Dari total jaringan
menjamin keselamatan bagi pengguna jalan. jalan di Indonesia tersebut, 321.093 km
Pengguna jalan raya seperti pengemudi diantaranya telah beraspal sedangkan sisanya
mobil, pengendara sepeda motor, pengendara 218.260 km merupakan jalan non aspal
moped, pengendara sepeda, pejalan kaki dan (Badan Pusat Statistik, 2015).
juga pelaku yang terorganisir seperti Jumlah kendaraan bermotor pada tahun
perusahaan angkutan. Mereka yang 2017 sebanyak 138.556.669 unit, dimana
melakukan kegiatan transportasi dan logistik pertumbuhan dalam dua tahun terakhir
pada umumnya terkait dengan keselamatan mencapai 6-7 persen setiap tahunnya.
yang sebagian besar bergantung pada Kontributor terbesar pertumbuhan ini adalah
bagaimana pengguna jalan ini bertindak. sepeda motor (Badan Pusat Statistik, 2019).
Karena lalu lintas jalan adalah yang paling Sepeda motor telah menjadi alat transportasi
terbuka dengan unsur pelaku swasta yang keluarga paling populer di Asia Tenggara,
sangat besar, maka keselamatan jalan raya termasuk Indonesia. Jumlah sepeda motor
harus dianggap sebagai budaya yang harus yang beroperasi berkembang pesat,
dibentuk, dididik dan disosialisasikan menimbulkan tingkat mengejutkan penyebab
(Sugiyanto, Gito & Santi, 2015). kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Data
Transportasi jalan sangat vital bagi menunjukkan pengendara sepeda motor
pembangunan Indonesia. Jakarta sebagai ibu terlibat dalam 73 persen kecelakaan lalu
kota Indonesia merupakan ibu kota dengan lintas sepanjang 2018
tingkat kemacetan ketiga terbesar di dunia (Liputan6.com, 2018). Dengan keragaman
dengan kepadatan lalu lintas dimana pengguna yang besar, peluang terjadinya
pengemudi membutuhkan waktu tempuh kecelakaan lalu lintas di jalan juga lebih
tambahan hingga 58 persen (Katadata, 2017). besar.
Total perjalanan Jabodetabek (Jakarta,
Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi)
sepanjang tahun 2015 tercatat 47,5 juta
perjalanan per hari. Dari total trip tersebut,
sebanyak 50 persennya

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
3
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721

Sumber: Badan Pusat Statistik (2019a) Gambar 1


Pertumbuhan Kendaraan Bermotor di Indonesia 2011-2017

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


4 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

Kecelakaan adalah kejadian yang (Organisasi Kesehatan Dunia, 2014). Semua


terjadi secara tidak terduga dan tidak kerugian ini akan mengakibatkan biaya
disengaja, yang disebabkan oleh kelalaian ekonomi yang mempengaruhi Produk
manusia (Verma dan Gupta, 2017). Nasional Bruto (GNP).Organisasi Kesehatan
Kecelakaan lalu lintas di jalan raya memiliki Dunia (World Organisasi
dampak yang signifikan terhadap individu, Kesehatan, 2014),makea
komunitas, dan negara. Berdasarkan data perbandingan antar wilayah atau
korban kecelakaan, kecenderungan negara yang menggunakan angka kematian
kelompok usia korban tertinggi adalah 16-30 per 100.000 penduduk lebih akurat
tahun yang merupakan usia pada kelompok mencerminkan ukuran masalah daripada
produktif (Siregar, 2013). Kecelakaan angka absolut. Alasannya karena penggunaan
tersebut dapat mengakibatkan korban jumlah total kematian saja bisa menyesatkan,
meninggal dunia, luka berat, luka ringan dan karena itumengarah ke perbandingan
kerugian material. Biaya tidak langsung, populasi ukuran yang
seperti hilangnya produktivitas, kerusakan tidak sama. Hasilnya menunjukkan besarnya
kendaraan dan properti, mengurangi kualitas sekitar 1,24 juta orang secara global
hidup dan faktor lainnya. Terlepas dari itu, meninggal setiap tahun akibat kecelakaan
mereka melibatkan biaya besar untuk sistem lalu lintas dan itu hampir 34.000 kematian
perawatan kesehatan yang sering terbebani, sehari. Statistik kecelakaan di Indonesia
menempati tempat tidur rumah sakit yang ditunjukkan olehtabel berikut(Indonesian
langka, menghabiskan sumber daya dan Central
mengakibatkan hilangnya produktivitas dan Badan Pusat Statistik, 2019b).
kemakmuran yang signifikan, dengan
dampak sosial dan ekonomi yang mendalam.

Tabel 1 Statistik kecelakaan dari tahun 2010 hingga 2017


Detil - Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Kecelakaan Kematian (orang) 66.488108.696117.949100.10695.906 106.644 103.228
Sumber: Badan Pusat Statistik (2019) Gambar 2 Tren Kecelakaan
98.970 31.262 30.568
Cedera Parah(orang) 26.196 35.285 39.704 28.438 26.840 23.937 20.075 14.395
Cedera Ringan (orang) 63.809 108.945 128.312 110.448 109.741 110.714 120.532 119.945
Kerugian Material (juta 158.259 217.435 298.627 255.864 250.021 272.318 229.137 215.446
rupiah)
Sumber: Badan Pusat Statistik (2019)

140.000
120.000
100.000
80.000
60.000 Kecelakaan
40.000 Kematian
20.000 Cedera Parah
- Cedera Ringan

Pada tahun 2017, terdapat sekitar 103.228 kecelakaan di jalan raya Indonesia dan
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
5
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
30.568 kematian berdasarkan analisis negara berpenghasilan rendah dan menengah
Kebijakan Negara di Indonesia. Masalah adalah bahwa kematian lalu lintas jalan tidak
utama khususnya di dilaporkan. Tanpa data, informasi yang
mendalam dan

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


6 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

kesadaran akan keselamatan, kematian lalu transportasi dan peraturan lalu lintas di
lintas jalan tahunan diperkirakan akan Indonesia. Terdapat rencana aksi sebagai
meningkat. bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Keselamatan Umum Nasional (RUNK) yang
B. Metode penelitian diamanatkan dalam Undang-Undang
Penelitian dilakukan dengan mengikuti Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
beberapa langkah yaitu merumuskan tujuan tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
penelitian, melakukan kajian literatur, Salah satu kelemahan penerapan
mengidentifikasi kondisi yang ada, keselamatan jalan di Indonesia menurut
merumuskan solusi ideal, mengidentifikasi Laporan Bank Pembangunan Asia 2004
kebutuhan dan kendala, dan merumuskan adalah koordinasi dan manajemen yang
kebijakan. buruk (Siregar, 2013). Keberhasilan suatu
rencana aksi merupakan hasil kerja
C. Tinjauan Literatur koordinasi yang baik dari semua pihak yang
Tantangan utama budaya keselamatan berkepentingan. RUNK disusun dengan
dalam transportasi jalan di Indonesia adalah menunjuk Kementerian Perencanaan
membawa perubahan perilaku pengguna Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai
jalan. Dari fakta dan sudut pandang di atas, konduktor dalam mengintegrasikan program-
studi ini kemudian membahas lima masalah program keselamatan yang dilakukan oleh
budaya keselamatan dalam transportasi jalan para pemangku kepentingan keselamatan
yaitu legislasi, teknik, penegakan hukum, jalan. Untuk menyukseskan rencana aksi ini,
pendidikan, dan perawatan darurat yang akan Kebijakan Lalu Lintas Nasional telah
menjadi cara yang tepat untuk mendekati mengidentifikasi lima pilar kebijakan untuk
masalah yang diangkat. bekerja menuju dekade aksi PBB untuk
Keselamatan Jalan. Bappenas juga
1. Legislasi berkoordinasi untuk semua pilar, dan
Dasar hukum angkutan jalan adalah prioritas telah ditetapkan dengan bantuan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor Bank Dunia, Prakarsa Infrastruktur Indonesia
22 Tahun 2009 yang terdiri dari 22 bab dan yang didanai oleh AusAid, Bank
326 pasal yang mengatur jalan Pembangunan Asia, dan pemangku
kepentingan lainnya ('Situasi keselamatan
jalan di indonesia', 2013).

Kesadaran politik sangat penting untuk memahami budaya keselamatan dalam


Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
7
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
transportasi jalan raya di Indonesia dan sistem. Interaksi antara pengguna dan elemen
langkah-langkah yang diperlukan. Mari kita fisik sangat penting, karena desain jalan dan
pertimbangkan jalan, kendaraan, dan kendaraan harus memungkinkan kesalahan
pengguna sebagai a manusia. Matriks pada tabel 2
menggambarkan

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


8 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

interaksi antara ketiga faktor (manusia, tiga fase tabrakan: sebelum, selama, dan
kendaraan dan infrastruktur) dalam setelah tumbukan.
perjalanannya

Tabel 2 Matriks Haddon


Kendaraand
Fase Manusia Lingkungan
an
peralatan
Pra- Pencegahan Informasi Kelayakan jalan Desain jalan dan
Kecelakaan Kecelakaan tata letak jalan
Sikap Petir Batas kecepatan
Penurunan nilai Pengereman Pejalan
kakifasilit
as
Penegakan Polisi Penanganan
Manajemen kecepatan
Menabrak pencegahan cedera Penggunaan
pengekangan
gangguanselama
kecelakaan
Sabuk pengaman Crash-protective
objek pinggir jalan
Pengekangan penghuni
Perangkat keselamatan
lainnya
Desain anti benturan
Pasca-crash Keterampilan Akses mudah Fasilitas
pertolongan penyelamatan
pertama
Akses ke petugas Risiko kebakaran Penyumbatan
medis
Sumber: Laporan Bank Dunia 2014

Pengambilan keputusan tentang faktor keselamatan yang signifikan. Jalan yang


kebijakan keselamatan jalan sebagian lebih aman sebagai pilar kedua mewajibkan
bergantung pada data. Pemerintah pemerintah dan pihak terkait untuk merancang
membutuhkan data kuantitatif dan kualitatif jalan yang memperhatikan semua aspek
untuk menargetkan dan memantau upayanya keselamatan. Rancangan jalan harus mengakui
dengan lebih baik. Untuk memenuhi akurasi, bahwa manusia membuat kesalahan dan
pendataan harus mengikuti best practice dan mencoba
diselaraskan lintas sektor dan pihak terkait
(misalnya Polri, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Kementerian Perhubungan). Perlu disiapkan
standarisasi konsep keselamatan jalan,
pelatihan petugas lintas sektor terkait dan
tersedianya pedoman pengisian format dan
format data kecelakaan lalu lintas nasional
terpadu.

2. Rekayasa
Persoalan perekayasaan dalam budaya
keselamatan jalan berkaitan dengan
infrastruktur jalan, yang dianggap sebagai
satu kesatuan (meliputi permukaan jalan,
rambu dan desain jalan) dan merupakan
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
9
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
untuk meminimalkan konsekuensi dari
kesalahan manusia.
Banyak negara yang tidak memiliki
informasi yang akurat tentang kecelakaan
lalu lintas, termasuk Indonesia. Selain itu,
beberapa definisi belum dibakukan.
Misalnya, pencatatan lokasi di suatu
daerah dengan daerah lain tidak sama.
Beberapa daerah mencantumkan posisi
tanda kilometer dan ada juga yang tidak.
Laboratorium Transportasi Universitas
Indonesia menyatakan setidaknya ada 4
(empat) lokasi kejadian yaitu nama jalan,
nama desa, nama kecamatan, dan posisi
marka kilometer (Siregar, 2013). Selain
itu, penyidikan terhadap kejadian
kecelakaan lalu lintas dilakukan oleh
petugas dengan kompetensi analisis
kecelakaan yang hanya berorientasi pada
penegakan hukum, tidak berorientasi pada
rekayasa keselamatan jalan. Untuk
memenuhi standar tersebut,

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


10 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

Biaya rendah Perbaikan infrastruktur dan menjadikan keselamatan jalan sebagai


yang ada secara substansial dapat prioritas berarti menempatkan nilai
mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas kehidupan yang lebih tinggi. Meskipun
dan tingkat keparahannya. Peningkatan berfokus pada kesalahan manusia, tujuan dari
tersebut meliputi pemisahan jenis lalu lintas pendekatan sistem yang aman adalah untuk
yang berbeda, marka jalan dan rambu jalan mengembangkan sistem transportasi jalan
yang lebih baik, jalur yang lebih aman untuk yang dapat mengakomodasi kesalahan
pejalan kaki dan kendaraan roda dua, manusia dengan lebih baik dan
pembangunan trotoar atau trotoar dan mempertimbangkan kerentanan tubuh
penyeberangan pejalan kaki yang lebih manusia.
terlihat, dan kecepatan lalu lintas yang lebih Berdasarkan data global, kecelakaan di
lambat (dengan penggunaan gundukan jalan, jalan raya seringkali diakibatkan oleh
jalur gemuruh dan bundaran) (Palang Merah, serangkaian akar penyebab yang merupakan
2007). Perbaikan jalan eksisting harus kendaraan (faktor dalam 5 hingga 10 persen
diprioritaskan pada titik-titik rawan yang kecelakaan), infrastruktur jalan (yang dapat
banyak terjadi kecelakaan, terutama pada dikaitkan dengan 10 hingga 20 persen
pintu masuk dan keluar kawasan terbangun kecelakaan) dan pengguna jalan perilaku
dan kawasan padat aktivitas seperti pasar dan (yang bertanggung jawab setidaknya
sekolah. Perbaikan harus dimasukkan dalam sebagian dari sekitar 80 hingga 90 persen
desain jalan baru dan persimpangan jalan. kecelakaan di jalan raya) (Palang Merah,
Misalnya, untuk meningkatkan keselamatan 2007). Dalam keselamatan lalu lintas jalan,
pejalan kaki, faktor manusia dipengaruhi oleh kondisi fisik
Sub topik lain dalam isu teknik adalah dan psikologis. Jika kita mempelajari
kendaraan yang lebih aman. Kendaraan otonomi tubuh manusia, secara fisik ia tidak
merupakan bagian yang tidak terpisahkan “dirancang” untuk bergerak dengan
dari sistem transportasi jalan. Standar fitur kecepatan tinggi, apalagi saat mengalami
keselamatan kendaraan merupakan bagian benturan fisik dengan benda lain sehingga
penting. Meskipun kendaraan modern jauh akibatnya pada tubuh manusia bahkan bisa
lebih aman daripada model lama, harus ada berujung pada korban jiwa. Pada aspek lain,
peraturan, kampanye publik dan penegakan secara psikologis konsentrasi seseorang pada
hukum yang mengatur a) ukuran, sifat dan saat mengemudi dipengaruhi oleh faktor
kondisi roda dan ban, 2) rem dan shock, 3) internal, yang diantaranya adalah latar
lampu dan reflektor, 4 ) alat peringatan, 5) belakang pengetahuan, keterampilan,
pemeriksaan kendaraan secara teratur, 6) wawasan, pengalaman, logika, kondisi
muatan maksimum untuk kendaraan niaga kesehatan, kelelahan, stres, dan tekanan pada
yang mengangkut barang atau penumpang masalah pribadi. Faktor eksternal yang
(atau keduanya sekaligus, seperti yang sering mempengaruhi kondisi psikologis pengemudi
terjadi). seperti cuaca, musik, penggunaan ponsel dan
SMS, adanya alat atau teknologi lain di
3. Penegakan hukum dalam kendaraan, dan hal-hal lain yang
Kemauan politik diperlukan di tingkat mempengaruhi konsentrasi pengemudi.
tertinggi pemerintahan dan pihak terkait Terkait aturan yang diperlukan untuk
untuk memastikan undang-undang meningkatkan kualitas keselamatan lalu
keselamatan jalan yang tepat dan penegakan lintas, ada beberapa hal yang harus
hukum. Dalam hal ini, pemerintah harus ditambahkan, antara lain (Siregar, 2013):
didorong untuk mengalokasikan lebih a) Tidak ada aturan mengenai tempat duduk
banyak sumber daya untuk penegakan anak-anak dan bayi
hukum lalu lintas. Paradigma baru dalam b) Belum adanya aturan mengenai
budaya keselamatan diperlukan kandungan alkohol dalam tubuh
pengemudi (BAC atau Kandungan
Alkohol Dalam Darah) sehingga
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
11
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
penegakan hukum terhadap masalah ini
belum terlaksana dengan baik.
c) Sistem penalti atau demerit untuk
pelanggaran lalu lintas sudah tercantum
dalam UU 22/2009 namun belum
memiliki peraturan pelaksanaannya
sehingga belum dapat diterapkan pada

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


12 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

pengemudi yang melakukan pelanggaran Beberapa informasi dan kampanye


atau terlibat dalam kecelakaan lalu lintas. sosial harus disampaikan kepada masyarakat
d) Aturan mengenai larangan penggunaan terkait dengan faktor risiko utama, yaitu
ponsel saat berkendara, termasuk SMS kecepatan, minum dan pengemudi, helm
atau SMS, sudah masuk dalam UU sepeda motor, sabuk pengaman,
22/2009 namun penegakan hukum atas pengekangan anak, visibilitas dan gangguan
pelanggaran tersebut belum dilaksanakan. mengemudi. Masyarakat, khususnya anak-
e) Ketentuan mengenai audit keselamatan anak, pelajar, remaja perguruan tinggi harus
jalan dan analisis dampak lalu lintas diberikan informasi tentang budaya
diatur dalam Peraturan Pemerintah No. keselamatan dalam transportasi jalan agar
32 Tahun 2012 tentang pengaturan dan mereka memahami dan mengikuti aspek
rekayasa lalu lintas namun belum berjalan keamanan. Pengguna jalan juga harus
dengan baik. mengetahui tentang undang-undang dan
Kebijakan lalu lintas bertanggung peraturan undang-undang kendaraan
jawab untuk memastikan penegakan hukum bermotor dalam UU 22/2009.
lalu lintas. Sebuah sistem harus diberlakukan Beberapa kampanye sosial dan
yang memastikan bahwa denda dibayar informasi umum tentang keselamatan jalan
dengan benar, daripada dikantongi oleh harus disosialisasikan kepada masyarakat,
pejabat yang berpotensi korup. Petugas polisi sekolah, pasar, bengkel otomotif atau tempat-
harus menerima pelatihan tentang dampak tempat di mana orang biasanya berkumpul.
kecelakaan di jalan pada masyarakat dan Informasi sederhana atau kalimat singkat
kesehatan masyarakat untuk memiliki seperti jarak yang dianggap aman untuk
pemahaman yang lebih baik tentang pengereman berbanding lurus dengan
mengapa tugas mereka menegakkan hukum kecepatan kendaraan. Misalnya, mobil yang
lalu lintas sangat penting (Palang Merah, melaju dengan kecepatan 50 km/jam
2007). Selain itu, aparat kepolisian juga membutuhkan waktu 28 meter untuk
harus memiliki akses terhadap peralatan berhenti, sedangkan kendaraan yang melaju
teknis yang mereka butuhkan untuk dengan kecepatan 90 km/jam membutuhkan
melakukan tugasnya dengan baik seperti waktu 70 meter untuk berhenti (World
radar, alat analisa nafas, serta mobil patroli. Health Organization, 2014).
Pengurangan kematian lalu lintas jalan
4. Pendidikan memerlukan perhatian serius terhadap
Penyebab utama kecelakaan lalu lintas kebutuhan pejalan kaki, pengendara sepeda
dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas dan dan pengendara sepeda motor yang selama
kematian sebenarnya adalah perilaku ini banyak diabaikan dalam kebijakan
pengguna jalan, khususnya pengemudi. transportasi dan perencanaan. Faktor risiko
Diperlukan kesadaran yang lebih besar di utama dalam transportasi jalan raya
kalangan pengguna jalan tentang faktor (kecepatan, minum dan mengemudi, helm
risiko dan perilaku berbahaya. Menjadikan sepeda motor, sabuk pengaman, pengaman
keselamatan lalu lintas sebagai budaya anak, jarak pandang, gangguan mengemudi)
merupakan tantangan terberat peningkatan terlibat dalam perilaku manusia, khususnya
kualitas pengemudi dan calon pengemudi. perilaku pengemudi. Konsorsium Iterate
(Siregar, 2013) menggambarkan model
driver universal seperti yang ditunjukkan
pada gambar 4 di bawah ini:

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
13
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


14 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

Berdasarkan model universal, dalam individu


tantangan terbesar budaya keselamatan
transportasi jalan di Indonesia adalah
peningkatan kualitas pengemudi, calon
pengemudi, dan seluruh pengguna jalan. Dari
data kecelakaan, anak-anak dan remaja
memiliki keterlibatan yang tinggi dalam
kecelakaan lalu lintas, sehingga mereka
harus belajar menggunakan jalan dengan
aman. Kesadaran dan budaya keselamatan
jalan dapat ditingkatkan dengan melakukan
pendidikan keselamatan lalu lintas sejak dini
dan sosialisasi pentingnya keselamatan jalan
bagi anak-anak (Sugiyanto, Gito & Santi,
2015). Untuk menjadikan ini sebagai budaya,
diperlukan komitmen jangka panjang agar
pengetahuan, keterampilan dan kepedulian
terhadap lalu lintas terbangun. Oleh karena
itu, penting untuk mengimplementasikan
pendidikan keselamatan jalan sebagai bagian
dari kurikulum, yang merupakan cara paling
efektif untuk membekali generasi muda
dengan pengetahuan keselamatan jalan.
Pendidikan dan pelatihan harus diikuti
dengan kontrol sosial atau penegakan hukum
yang tegas terhadap pengemudi. Pengemudi
khususnya harus mengetahui dan peduli
terhadap segala resiko yang berkaitan dengan
pengoperasian kendaraan bermotor dan
memahami cara berkendara yang aman
dalam berbagai situasi dan kondisi lalu
lintas.

5. Perawatan Darurat
Dalam mengumpulkan data
kecelakaan, idealnya diperlukan perincian di
mana dan kapan kecelakaan terjadi, orang
dan kendaraan yang terlibat, keadaan dan
penyebab kecelakaan, serta kerusakan
material dan manusia. Di negara-negara yang
tidak memiliki sistem untuk melacak korban
kecelakaan di rumah sakit, kematian di jalan
dapat diremehkan hingga 200 persen dalam
beberapa kasus. Data kematian harus
memperhitungkan kematian baik di lokasi
kecelakaan dan selanjutnya di rumah sakit,
yang tidak terjadi di sebagian besar negara
berpenghasilan rendah dan menengah,
misalnya di 80 persen dunia (Palang Merah,
2007). Informasi data kecelakaan sangat
penting untuk memahami faktor yang terlibat
Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli
2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
15
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721
kecelakaan lalu lintas, dan untuk keselamatan jalan mengarah pada
menunjukkan kepada otoritas politik ruang penghematan ekonomi sekaligus melindungi
lingkup masalah keselamatan jalan. Polisi penduduk Indonesia saat ini dan generasi
lalu lintas harus diberikan akses informasi mendatang. Penting untuk meyakinkan para
mengenai luka-luka korban kecelakaan politisi dan pemerintah untuk
lalu lintas, yang telah dirawat di rumah mempertimbangkan budaya keselamatan
sakit untuk membuat pendataan dan dalam kebijakan sistem transportasi
laporan pasca kecelakaan yang Indonesia. Padahal, kampanye rutin
komprehensif. diperlukan untuk menyadarkan masyarakat
Mengenai masalah kelima budaya akan keselamatan jalan dan bagaimana
keselamatan dalam transportasi jalan di menjadikannya sebagai budaya dan
Indonesia, hal pertama yang harus komitmen jangka panjang. Kampanye ini
dilakukan adalah memastikan bahwa adalah
masyarakat umum, anak-anak, pelajar,
remaja mengetahui tentang perawatan
darurat seperti peringatan kecelakaan,
pertolongan pertama dasar, transportasi
dan masuk ke perawatan medis terdekat. .
Harus ada nomor darurat khusus, yang
gratis dan dikenal oleh masyarakat, yang
menghubungkan penelepon langsung
dengan layanan darurat.

D. Kesimpulan
Memaksimalkan efisiensi sistem
transportasi jalan tidak berarti kurang
memperhatikan keselamatan yang
berujung pada hilangnya nyawa, kesehatan
dan kekayaan. Dengan perhatian yang
memadai terhadap keselamatan jalan raya,
Indonesia dapat terus menggunakan
kendaraan bermotor untuk mendukung
kebutuhan permintaan turunan di industri
transportasi dan logistik.
Pengguna jalan harus memahami
bahwa jalan adalah ruang publik bersama
yang perlu saling menghormati di antara
mereka. Sebagai kewajiban moral bagi
pengguna jalan, solusi memang ada jika
masyarakat memiliki kemauan untuk
melakukan segala upaya untuk
menerapkannya dan mengingat bahwa
peningkatan budaya keselamatan jalan
bermanfaat bagi masyarakat luas.
Dengan pertumbuhan jumlah
kendaraan bermotor dan pengguna jalan
pada umumnya, penting untuk menjadikan
budaya keselamatan jalan sebagai
komitmen jangka panjang dari semua
pihak terkait. berinvestasi dalam
keselamatan jalan dan membangun budaya

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


16 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt
ISSN 2355-4721 Keselamatan Budaya pada Transportasi Jalan Indonesia
DOI:http://dx.doi.org/10.25292/j.mtl.v6i2.315

ditujukan untuk mempersiapkan masyarakat India.


untuk undang-undang baru dan didukung
oleh penegakan hukum yang kuat. Siregar, A. (2013) 'Membangun Masa Depan
Keselamatan Lalu Lintas di Indonesia',
E. Referensi (Mei).doi:
10.13140/RG.2.2.10756.17289.
Badan Pusat Statistik (2015) 'File Bps (1)
Jalan Aspal dan Non Aspal'. Sugiyanto, Gito & Santi, MY (2015)
'Karakteristik Kecelakaan Lalu Lintas
Badan Pusat Statistik Indonesia (2019a) 'bps- dan Pendidikan Keselamatan Berlalu-
file (3) jumlah kendaraan bermotor'. lintas Sejak Usia Dini: Studi Kasus di
Badan Pusat Statistik Indonesia Kabupaten Purbalingga', Jurnal Ilmiah
(2019b) 'bps-file number of road Semesta Teknika, 18 No. 1(1), hlm.
accident'. 65–
75. Tersedia
Badan Pusat Statistik Indonesia (2019c)
'Bpsfile (2) Panjang Jalan Menurut pada:http://journal.umy.ac.id/index.php
Tingkat Kewenangan'. /st/ar tilik/unduh/707/857.
Palang Merah (2007) Panduan Praktis Verma, A. dan Gupta, A. (2017)
tentang Keselamatan Jalan: Perangkat 'Peningkatan Keselamatan Jalan di
untuk Perhimpunan Palang Merah dan India', (November), hlm. 3–6.
Bulan Sabit Merah Nasional. 'Situasi
keselamatan jalan di indonesia' (2013) Organisasi Kesehatan Dunia (2014)
Forum Keselamatan Jalan Eropa-Asia, 'Keselamatan jalan: fakta dasar', hal.
Desember 2013, New Delhi, 23.'www.hukumonline.com' (2009).

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmtranslog
17
Sri Handayani, Tri Mulyani Setyowati, Muhammad Iqbal ISSN 2355-
Firdaus Fadjar Dwi Wishnuwardhani 4721

Halaman ini sengaja dikosongkan.

Jurnal Manajemen Transportasi& Logistik - Vol. 06 No. 02, Juli


18 2019https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmt

Anda mungkin juga menyukai