Anda di halaman 1dari 8

Perencanaan Transportasi

Tinjauan Perencanaan Transportasi

Oleh :

NURSAHIRUDDIN
G2F1 17 027

Program Studi Perencanaan Wilayah


Program Pascasarjana
Universitas Halu Oleo
Kendari
2018
1. Adanya Peningkatan Aktivitas Interaksi Manusia

Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia mempergunakan ruang


tempat tinggal yang disebut permukiman yang terbentuk dari unsur-unsur
working, opportunities, circulation, housing, recreation dan other living
facilities (Yunus,1987). Unsur circulation adalah jaringan transportasi dan
komunikasi yang ada dalam permukiman. Sistem transportasi dan komunikasi
meliputi sistem internal dan eksternal. Jenis yang pertama membahas sistem
jaringan yang ada dalam kesatuan permukiman itu sendiri. Jenis yang kedua
membahas keadaan kualitas dan kuantitas jaringan yang menghubungkan
permukiman satu dengan permukiman lainnya di dalam satu kesatuan
permukiman.
Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain selalu
melalui jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan dihubungkan satu
sama lain dengan suatu jaringan dalam ruang. Jaringan tersebut dapat
berupa jaringan jalan, yang merupakan bagian dari sistem transportasi.
Transportasi merupakan hal yang penting dalam suatu sistem, karena tanpa
transportasi perhubungan antara satu tempat dengan tempat lain tidak terwujud
secara baik (Bintarto, 1982).
Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin
pada keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa.
Transportasi merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan
sangat penting peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu
wilayah. Wilayah dengan kondisi geografis yang beragam memerlukan
keterpaduan dari berbagai jenis transportasi dalam melayani kebutuhan
masyarakat. Pada dasarnya, sistem transportasi dikembangkan untuk
menghubungkan dua lokasi yang berbeda yang terpisah oleh jarak yang tidak
efisien jika ditempuh dengan jalan kaki atau tanpa alat. Sehingga sistem
transportasi dalam hal ini berperan menjadi penghubung antar lokasi yang jauh
dan digunakan untuk memindahkan orang atau barang secara lebih cepat dan
efisien sehingga nilai ekonominya mengalami peningkatan. Dengan demikian
perencanaan transportasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas
interaksi manusia guna terpenuhinya kebutuhan manusia dalam kehidupan
sehari-hari

2. Terbatasnya Jaringan Jalan dan Moda Transportasi

Terbatasnya jaringan jalan dan moda transportasi merupakan salah satu


kendala dalam pengembangan ekonomi suatu wilayah. Menurut Setijowarno dan
Frazila (2001), transportasi berarti suatu kegiatan untuk memindahkan sesuatu
(orang dan/atau barang) dari satu tempat ke tempat yang lain, baik dengan atau
tanpa sarana (kendaraan, pipa dan lain-lain). Pengertian menurut Miro (2005),
transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut atau
mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana ditempat
lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan
tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa transportasi merupakan suatu proses
yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana
proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung (sarana)
untuk menjamin lancarnya proses dimaksud sesuai dengan waktu yang
diinginkan.
Sesuai dengan definisinya, maka transportasi memegang peranan penting
dalam perpindahan barang maupun manusia antar lokasi yang berjauhan.
Berdasarkan peranannya ini, maka transportasi merupakan tolok ukur dalam
interaksi keruangan antar wilayah dan menempati posisi yang sangat strategis
dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Suatu wilayah akan
berkembang jika terjadi dinamika perpindahan barang dan orang dengan wilayah
lainnya. Adanya perpindahan barang dan orang antara satu wilayah dengan
wilayah lainnya merupakan faktor penentu berjalannya kegiatan ekonomi antar
wilayah tersebut.
Di bidang transportasi darat, pembangunan infrastruktur (prasarana) jalan
dan jembatan telah meningkatkan jasa pelayanan produksi dan distribusi yang
penting dan banyak berperan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
Hal ini juga ditunjang dengan makin moderennya sarana transportasi darat
(kendaraan) yang membuat proses transportasi di darat menjadi lebih cepat dan
lebih efisien dibandingkan sebelumnya. Konsisi ini selanjutnya akan mendorong
terciptanya pemerataan pembangunan antar wilayah dan stabilitas nasional, serta
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi
sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitasnya.
Sistem tersebut harus mampu menjamin berbagai hal terkait kelancaran kegiatan
transportasi, yaitu: keselamatan pengguna dan barang yang dibawa, aksesibilitas
jaringan yang tinggi dan terpadu, kapasitas yang mencukupi, keteraturan,
kelancaran dan kecepatan, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau,
tertib, aman, rendah polusi serta dari segi efisiensi dalam arti beban publik
rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi.
Sistem perencanaan transportasi yang baik akan membuka isolasi antar
wilayah sehingga memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal
dengan dunia luar. Transportasi, sebagaimana disebutkan sebelumnya, berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan produsen dengan konsumen dan
meniadakan jarak diantara keduanya

3. Kebutuhan Aksesibilitas, Efektivitas, Efisiensi dan Kenyamanan


Perjalanan Serta Keselamatan Perjalanan

Salah satu hal yang penting tentang transportasi adalah aksesibilitas. Yang
dimaksud aksesibilitas adalah kemampuan atau keadaan suatu wilayah, region,
ruang untuk dapat diakses oleh pihak luar baik secara langsung atau tidak
langsung. Pembangunan perekonomian suatu desa menjadi kian lambat dan
terhambat hanya karena minimnya sarana transportasi yang ada (Hensi
Margaretta, 2000).
Dengan adanya transportasi dapat membuka jalan komunikasi antar daerah
sehingga terjadi aliran barang, jasa, manusia, dan ide-ide sebagai modal bagi suatu
daerah untuk maju dan berkembang. Transportasi dapat menjadi fasilitator bagi
suatu daerah untuk maju dan berkembang karena transportasi meningkatkan
aksesibilitas suatu daerah.
Transportasi sering dikaitkan dengan aksesibilitas suatu wilayah. Dalam
pembangunan perdesaan keberadaan prasarana dan sarana transportasi tidak dapat
diabaikan dalam suatu rangkaian program pembangunan. Terjadinya proses
produksi yang efisien, selalu didukung oleh sistem transportasi yang baik,
investasi dan teknologi yang memadai sehingga tercipta pasar dan nilai.
Aksesibilitas yang baik juga akan mendorong minat swasta dan
masyarakat untuk menanamkan modalnya dalam rangka pengembangan wilayah.
Dengan demikian akan memajukan kegiatan perekonomian masyarakat, dan dapat
mengentaskan atau setidaknya dapat mengurangi kesenjangan pembangunan antar
wilayah yang memiliki potensi sama atau berbeda.
Selain aksesibilitas dan efisiensi perjalanan, factor lain yang menjadi dasar
perencanaan system transportasi adalah kenyamanan dan keselamatan
transportasi. Sistem perencanaan transportasi yang baik perlu didukung
perencanaan tata letak traffic light dan rambu lalu lintas lainnya. Rambu lalulintas
menjadi panduan para pengguna system transportasi.dengan demikian, selama
rambu tersebut dipatuhi, maka pengguna system transportasi akan terhindar dari
kecelakaan dan tetap nyaman dengan moda transportasi yang digunakannya.

4. Aspek Sumber Daya Energi dan Lingkungan

Konsumsi energi di sektor transportasi didominasi oleh penggunaan


bahan bakar minyak (BBM) yaitu sebesar 99,9% sedangkan sisanya dipenuhi
oleh gas dan listrik. Penggunaan setiap jenis bahan bakar untuk sektor
transportasi ditunjukkan pada Tabel 2. Konsumsi energi meningkat dari 179
juta SBM pada tahun 2007 menjadi 310 juta SBM pada tahun 2012, atau
meningkat rata-rata 11,6% per tahun. Pangsa penggunaan energi terbesar adalah
premiun (termasuk bio-premium, pertamax, bio- pertamax, dan pertamax plus)
sebesar 53% diikuti oleh minyak solar (termasuk minyak diesel dan bio diesel)
sebesar 39% dari total penggunaan energi di sektor transportasi pada tahun
2012. Pemakaian gas hanya terbatas pada moda transpotasi jalan di kota-kota
besar yang tersedia jaringan pipa gas, sedangkan pemakaian listrik baru untuk
angkutan kereta api commuter line dalam wilayah Jabotabek.
Data rinci penggunaan energi per moda transportasi tidak tersedia secara
statistik, sehingga perlu dilakukan perhitungan untuk memprakiraan besarnya
penggunaan energi per moda transportasi. Berdasarkan data pasokan BBM
dan gas setiap sektor dari Pertamina, data dari BPS, dan dari studi CRE-
ITB (2001), PIE (2002) serta Sugiyono (2013, 2014) dapat diprakirakan
pangsa penggunaan energi per moda transportasi pada tahun 2011 ditunjukkan
bahwa pangsa moda transportasi jalan (termasuk kereta api) yang paling
dominan dan mencapai 90%, diikuti oleh transportasi udara (7%), dan laut
termasuk ASDP (3%).
Mengamatai data tersebut diatas, perlu perencanaan transportasi dalam
menekan angka konsumsi bbm di bidang transportasi. Perencanaan transportasi
menjadi sangan penting guna menghadirkan model-model alternative dalam
penggunaan moda transportasi antar wilayah. Dengan demikian, konsumsi
sumberdaya energi dapat dilakuakan secara berkelanjutan.
Selain energi, aspek yang tak kalah penting dalam perencanaan
transportasi adalah dampak transpotasi sendiri terhadap kondisi lingkungan.
Perencanaan sistem transportasi yang kurang matang, bisa menimbulkan
berbagai permasalahan, diantaranya kemacetan dan tingginya kadar polutan
udara akibat berbagai pencemaran dari asap kendaraan bermotor. Dampak yang
dirasakan akibat menurunnya kualitas udara perkotaan adalah adanya pemanasan
kota akibat perubahan iklim, penipisan lapisan ozon secara regional, dan
menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yang ditandai terjadinya infeksi
saluran pencernaan, timbulnya penyakit pernapasan, adanya Pb (timbal) dalam
darah, dan menurunnya kualitas air bila terjadi hujan (hujan asam).
Polutan (bahan pencemar) yang ada di udara–seperti gas buangan CO
(karbon monoksida)– lambat laun telah memengaruhi komposisi udara normal di
atmosfer. Hal ini dapat memengaruhi kondisi lingkungan dengan adanya dampak
perubahan iklim. Ketidakpastian masih banyak dijumpai dalam “model prediktif”
yang ada sekarang, antara lain mengenai respons alam terhadap kenaikan
temperatur bumi sendiri, serta disagregasi perubahan iklim global ke tingkat
regional, dan sebagainya.
Dalam sebuah bukunya tentang pencemaran udara (2001), Dr, Ir.
Moestikahadi Soedomo, M.Sc, DEA, menyebutkan tentang pengaruh
pencemaran udara bagi lingkungan–khususnya bagi terjadinya pemanasan global
dalam setengah abad mendatang– diperkirakan akan meliputi kenaikan
permukaan laut, perubahan pola angin, penumpukan es dan salju di kutub. Selain
itu juga akan terjadi peningkatan badai atmosferik, bertambahnya populasi dan
jenis organisme penyebab penyakit dan dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat, perubahan pola curah hujan, dan perubahan ekosistem hutan, daratan
serta ekosistem lainnya.
Adapun dampak negatif bagi kesehatan masyarakat, diketahui kontak
antara manusia dengan CO, misalnya, pada konsentrasi yang relatif rendah, yakni
100 ppm (mg/lt) akan berdampak pada gangguan kesehatan. Hal ini perlu
diketahui terutama dalam hubungannya dengan masalah lingkungan karena
konsentrasi CO di udara umumnya memang kurang dari 100 ppm. Senyawa CO
dapat menimbulkan reaksi pada hemoglobin (Hb) dalam darah.
References:

Direktorat Jenderal Binamarga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia


(MKJI). Sweroad.

Https://www.academia.edu/18310273/makalah_peran_transportasi_dalam_menu
njang_perekonomian_indonesia

Https://www.academia.edu/12294611/pengaruh_transportasi_kota_terhadap_pertu
mbuhan_ekonomi_kota

Https://www.academia.edu/12554738/jurnal_perencanaan_sistem_transportasi

Https://walhijabar.wordpress.com/2007/12/31/sistem-transportasi-dan-dampak-
bagi-lingkungan/

Sugiyono, A.2014. Konsep model kebutuhan dan penyediaaan energi di sektor


transpotasi untuk analisis emisi gas rumah kaca. Badan pengkajian dan
penerapan teknologi. www.researchgate.net/publication/275645524

Anda mungkin juga menyukai