Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Hukum Pengangkutan
“"inovasi dalam sistem pengangkutan"

Di Susun Oleh
Nama : Yuli Setya Rini
Nim : 2174201018

Universitas Serasan
Fakultas Ekonomi dan Hukum
Muara Enim
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktunya yang berjudul “ Inovasi dalam system Pengangkutan ”

Makalah ini berisikan tentang informasi Transportasi Darat


Penunjang Ekonomi, Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Manfaat Place Utility.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,


oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak


yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha
kita. Aamiin.

Muara Enim, Januari 2024

Penyusun
Daftar isi:

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran umum

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Masalah yang ditemukan

2.2 Uraian

2.3 Keterkaitan dengan teori

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Gambaran umum


Kata transportasi berasal dari kata Latin yaitu transportare, dimana trans
berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti mengangkut atau membawa
sesuatu ke sebelah lain atau dari suatu tempat ke tempat lain. Pada dasarnya
pengangkutan atau pemindahan penumpang dan barang dengan transportasi ini
adalah dengan maksud untuk dapat mencapai ke tempat tujuan dan menciptakan
dan/atau menaikkan utilitas (kegunaan) dari barang yang diangkut. Utilitas yang
dapat diciptakan oleh transportasi atau pengangkutan tersebut, khususnya untuk
barang yang diangkut, pada dasarnya ada dua macam, yaitu: (1) utilitas tempat atau
place utility dan (2) utilitas waktu atau time utility (Limbong, 2011).
Menurut Setijowarno dan Frazila (2001), transportasi berarti suatu kegiatan
untuk memindahkan sesuatu (orang dan/atau barang) dari satu tempat ke tempat
yang lain, baik dengan atau tanpa sarana (kendaraan, pipa dan lain-lain). Pengertian
menurut Miro (2005), transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan,
mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana
ditempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-
tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa transportasi merupakan suatu proses
yakni proses pindah, proses gerak, proses mengangkut dan mengalihkan dimana
proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung (sarana) untuk
menjamin lancarnya proses dimaksud sesuai dengan waktu yang diinginkan.
Sesuai dengan definisinya, maka transportasi memegang peranan penting
dalam perpindahan barang maupun manusia antar lokasi yang berjauhan.
Berdasarkan peranannya ini, maka transportasi merupakan tolok ukur dalam
interaksi keruangan antar wilayah dan menempati posisi yang sangat strategis
dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Suatu wilayah akan
berkembang jika terjadi dinamika perpindahan barang dan orang dengan wilayah
lainnya. Adanya perpindahan barang dan orang antara satu wilayah dengan wilayah
lainnya merupakan faktor penentu berjalannya kegiatan ekonomi antar wilayah
tersebut.
Di bidang transportasi darat, pembangunan infrastruktur (prasarana) jalan dan
jembatan telah meningkatkan jasa pelayanan produksi dan distribusi yang penting
dan banyak berperan dalam menunjang pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga
ditunjang dengan makin moderennya sarana transportasi darat (kendaraan) yang
membuat proses transportasi di darat menjadi lebih cepat dan lebih efisien
dibandingkan sebelumnya. Konsisi ini selanjutnya akan mendorong terciptanya
pemerataan pembangunan antar wilayah dan stabilitas nasional, serta meningkatkan
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi
sebagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan. Sistem jaringan transportasi dapat dilihat dari segi efektivitasnya. Sistem
tersebut harus mampu menjamin berbagai hal terkait kelancaran kegiatan
transportasi, yaitu: keselamatan pengguna dan barang yang dibawa, aksesibilitas
jaringan yang tinggi dan terpadu, kapasitas yang mencukupi, keteraturan,
kelancaran dan kecepatan, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau,
tertib, aman, rendah polusi serta dari segi efisiensi dalam arti beban publik rendah
dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan jaringan sistem transportasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Masalah yang ditemukan


1. Transportasi dan Perkembangan wilayah
2. Transportasi Merupakan Tolok Ukur Interaksi antar Wilayah
3. Peranan Transportasi dalam Pembangunan Wilayah
4. Dampak dari Perkembangan Wilayah yang Didasarkan pada Jalur Transportasi

2.2 Uraian
Transportasi dapat memajukan kesejahteraan ekonomi dan masyarakat,
menciptakan dan meningkatkan tingkat aksesibilitas dari potensi-potensi sumber
alam dan wilayah pemasaran yang baru. Sumber alam yang semula tidak
termanfaatkan akan dapat dijangkau untuk selanjutnya dieksplorasi dan diolah.

2.3 Keterkaitan dengan teori


A. Transportasi dan Perkembangan Wilayah
Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas
faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas
yang dilakukan maka semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang
diperlukan dalam mengolah bahan dan memindahkannya dari tempat dimana bahan
tersebut yang semula kurang bermanfaat ke lokasi dimana manfaatnya menjadi lebih
besar. Adanya peningkatan produktivitas masyarakat disebabkan sektor transportasi ini
merupakan motor utama penggerak kemajuan ekonomi. Ekonomi yang berkembang
akan ditunjukkan oleh adanya mobilitas yang tinggi yang ditunjang sarana dan prasarana
transportasi yang memadai dan lancar.
Kemajuan perekonomian antar wilayah di negara-negara maju salah satunya
disebabkan oleh sistem transportasi mereka yang bagus, efisien, efektif dan terawat.
Sistem transportasi negara maju telah terintegrasi dengan berbagai aspek pendukung
perekonomian lainnya, sehingga sangat mendukung dalam setiap aktivitas yang mereka
lakukan. Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antara
penduduk lokal dengan dunia luar sehingga menghilangkan keterisolasian yang ada.
Keterisolasian merupakan masalah pertama yang harus ditangani dalam pengembangan
ekonomi antar wilayah. Transportasi berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan
produsen dengan konsumen antar wilayah.
Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat
hubungannya. Hal ini karena kegiatan pengembangan wilayah harus memiliki kajian
pengembangan sistem transportasi yang bagus. Kajian transportasi dan perkembangan
wilayah memiliki dimensi persoalan dengan rentang yang luas dan kompleks. Oleh
karena itu, agar dapat memahami pola kerja transportasi dan aksesibilitas, dituntut untuk
memiliki pandangan yang luas tidak hanya pada satu bidang kajian ilmu saja. Salah satu
bidang ilmu yang terkait dengan transportasi adalah geografi transportasi.
Transportasi dapat memajukan kesejahteraan ekonomi dan masyarakat,
menciptakan dan meningkatkan tingkat aksesibilitas dari potensi-potensi sumber alam
dan wilayah pemasaran yang baru. Sumber alam yang semula tidak termanfaatkan akan
dapat dijangkau untuk selanjutnya dieksplorasi dan diolah.
Prasarana transportasi (jalan dan jembatan) juga berperan sebagai alat bantu vital
dalam pembangunan antar wilayah dan sebagai prasarana bagi pergerakan manusia
dan atau barang akibat adanya kegiatan ekonomi di daerah tersebut. Sebagai contoh
suatu kawasan permukiman baru yang hendak dipasarkan, tidak akan pernah ada
peminatnya apabila di lokasi tersebut tidak disediakan prasarana transportasi yang
memadai. Hal senada juga terjadi di kawasan permukiman transmigran. Suatu kawasan
permukiman tidak akan dapat berkembang meskipun fasilitas rumah dan sawah sudah
siap pakai jika tidak tersedia prasarana transportasi. Prasarana transportasi yang belum
memadai atau tidak ada sama sekali akan mengakibatkan biaya transportasi barang dan
orang menjadi sangat tinggi. Jika hal ini dibiarkan berlangsung terus maka kawasan
permukiman transmigran tersebut tidak akan berkembang. Oleh karena itu, kebijakan
yang dapat dilakukan adalah menyediakan sistem prasarana transportasi dengan biaya
minimal agar dapat dilalui.

Faktor perkembangan wilayah yakni modal, tenaga kerja, sumberdaya alam dan
pasar merupakan kesatuan yang saling berkaitan dan nantinya menghasilkan interaksi
dan menciptakan kegiatan ekonomi, sosial maupun politik. Kemajuan transportasi akan
membawa peningkatan mobilitas manusia, mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas
hasil olahan yang dipasarkan. Makin tinggi mobilitas yang faktor-faktor tersebut, maka
akan semakin cepat gerakan distribusi serta lebih singkat waktu yang diperlukan dalam
mengolah bahan dan memindahkannya dari tempat dimana bahan tersebut yang semula
kurang bermanfaat ke lokasi dimana manfaatnya menjadi lebih besar. Hal ini berdampak
kepada peningkatan produktivitas perekonomian masyarakat sebagai motor utama
penggerak kemajuan ekonomi. Ekonomi yang maju dan berkembang akan ditunjukkan
oleh adanya mobilitas yang tinggi yang ditunjang oleh transportasi yang memadai dan
lancar.
Persoalan ketidakterjangkauan wilayah akibat jarak yang jauh sehingga tidak
dapat melakukan kegiatan ekonomi secara maksimal tidak berlaku di negara maju,
karena perkembangan transportasi mereka yang unggul sehingga terkadang transportasi
bukanlah menjadi isu utama menurunnya mobilitas di negara maju. Sedangkan di negara
yang sedang berkembang seperti Indonesia, ditandai oleh factor mobilitas yang masih
rendah karena dipengaruhi oleh distribusi angkutan yang belum lancar.
Sumberdaya alam yang dimiliki suatu negara tidak memiliki arti apa-apa jika tetap
berada ditempatnya tanpa disentuh oleh campur tangan manusia yang ahli untuk
memanfaatkannya. Agar sumberdaya alam tersebut berdaya guna maka diperlukan kerja
keras untuk mengolah sumberdaya alam tersebut dengan bantuan sumberdaya
manusia. Sebagai contoh Jepang, merupaka negara yang dapat dikatakan tidak banyak
memiliki sumberdaya alam, namun dapat dilihat Jepang adalah negara maju dengan
kemandirian ekonomi, penyediaan jasa transportasi yang tinggi serta kemajuan teknologi
yang terus berkembang pesat. Jika disoroti lebih lanjut mengapa Jepang dapat
berkembang menjadi negara maju adalah karena Jepang memiliki sumberdaya manusia
yang mengabdikan keahliannya dengan sungguh-sungguh untuk bekerja keras.
Kekurangan sumberdaya alam yang diisi dengan kemampuan sumberdaya manusia
akan menghasilkan perpaduan daya cipta (produk).
Bahan yang tidak dimiliki oleh Jepang dilakukan impor dari negara lain, selanjutnya
diolah dan dipasarkan. Dengan produktivitas dan kinerja yang tinggi, produk yang
dihasilkan oleha Jepang selalu laris dipasaran. Kegiatan mengimpor, mengolah dan
memasarkan produk yang dilakukan Jepang dapat berjalan dengan lancar karena
ditunjang sistem pengangkutan (transportasi) yang baik. Sistem pengangkutan tersebut
dapat menjamin keamanan, kecepatan, keselamatan serta terjangkau oleh daya beli
masyarakat. Sistem pengangkutan di Jepang seharusnya dapat dicontoh dan diterapkan
di Indonesia. Harapannya transportasi yang ada di Indonesia saat ini bisa seperti sistem
pengangkutan di Jepang.

B. Transportasi Merupakan Tolok Ukur Interaksi antar Wilayah


Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah lain
memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah tersebut,
terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang lain sehingga
wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani kebutuhan penduduk
dalam radius yang lebih luas. Dampaknya penduduk pada radius tertentu akan
mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang diperlukan mereka.
Morlok (1988) mengemukakan bahwa akibat adanya perbedaan tingkat
kepemilikan sumberdaya dan keterbatasan kemampuan wilayah dalam mendukung
kebutuhan penduduk suatu wilayah menyebabkan terjadinya pertukaran barang, orang
dan jasa antar wilayah. Pertukaran ini diawali dengan proses penawaran dan
permintaan. Sebagai alat bantu proses penawaran dan permintaan yang perlu
dihantarkan menuju wilayah lain diperlukan sarana transportasi. Sarana transportasi
yang memungkinkan untuk membantu mobilitas ini dapat berupa angkutan umum.
Dalam menyelenggarakan kehidupannya, manusia mempergunakan ruang tempat
tinggal yang disebut permukiman yang terbentuk dari unsur-unsur working, opportunities,
circulation, housing, recreation dan other living facilities (Yunus, 1987). Unsur circulation
adalah jaringan transportasi dan komunikasi yang ada dalam permukiman. Sistem
transportasi dan komunikasi meliputi sistem internal dan eksternal. Jenis yang pertama
membahas sistem jaringan yang ada dalam kesatuan permukiman itu sendiri. Jenis
yang kedua membahas keadaan kualitas dan kuantitas jaringan yang menghubungkan
permukiman satu dengan permukiman lainnya di dalam satu kesatuan permukiman.
Perpindahan manusia dan barang dari satu tempat ke tempat lain selalu melalui
jalur-jalur tertentu. Tempat asal dan tempat tujuan dihubungkan satu sama lain dengan
suatu jaringan dalam ruang. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan jalan, yang
merupakan bagian dari sistem transportasi. Transportasi merupakan hal yang penting
dalam suatu sistem, karena tanpa transportasi perhubungan antara satu tempat dengan
tempat lain tidak terwujud secara baik (Bintarto, 1982).
Hurst (1974) mengemukakan bahwa interaksi antar wilayah tercermin pada
keadaan fasilitas transportasi serta aliran orang, barang, maupun jasa. Transportasi
merupakan tolok ukur dalam interaksi keruangan antar wilayah dan sangat penting
peranannya dalam menunjang proses perkembangan suatu wilayah. Wilayah dengan
kondisi geografis yang beragam memerlukan keterpaduan dari berbagai jenis
transportasi dalam melayani kebutuhan masyarakat. Pada dasarnya, sistem transportasi
dikembangkan untuk menghubungkan dua lokasi yang berbeda yang terpisah oleh jarak
yang tidak efisien jika ditempuh dengan jalan kaki atau tanpa alat. Sehingga sistem
transportasi dalam hal ini berperan menjadi penghubung antar lokasi yang jauh dan
digunakan untuk memindahkan orang atau barang secara lebih cepat dan efisien
sehingga nilai ekonominya mengalami peningkatan.
Sistem transportasi yang baik akan membuka isolasi antar wilayah sehingga
memudahkan terjadinya interaksi antara penduduk lokal dengan dunia luar. Transportasi,
sebagaimana disebutkan sebelumnya, berfungsi sebagai jembatan yang
menghubungkan produsen dengan konsumen dan meniadakan jarak diantara keduanya.
Jarak tersebut dapat dinyatakan sebagai jarak waktu maupun jarak geografis. Jarak
waktu timbul karena barang yang dihasilkan hari ini mungkin belum dapat dipergunakan
hingga besok. Jarak atau kesenjangan waktu ini dijembatani melalui proses
penyimpanan barang (pergudangan) dengan teknik tertentu untuk mencegah kerusakan
barang tersebut.
Transportasi dalam hal ini erat sekali dengan kegiatan pergudangan atau
penyimpanan karena keduanya mampu meningkatkan manfaat barang. Transportasi
menyebabkan barang dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain sehingga dapat
dipergunakan di tempat barang itu tidak didapatkan. Dengan demikian menciptakan
manfaat tempat. Penyimpanan atau pergudangan juga memungkinakan barang
disimpan sampai dengan waktu dibutuhkan dan ini berarti memberi manfaat waktu
(Schumer, 1974). Dapat dikatakan pembangunan suatu jalur transportasi akan
mendorong tumbuhnya fasilitas-fasilitas lain yang tentunya bernilai ekonomis juga.
Perbedaan sumberdaya yang ada di suatu daerah dengan daerah lain mendorong
masyarakat untuk melakukan mobilitas sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam
proses mobilitas inilah transportasi memiliki peranan yang penting untuk memudahkan
dan memperlancar proses mobilitas tersebut. Proses mobilitas ini tidak hanya sebatas
oleh manusia saja, tetapi juga barang dan jasa. Dengan demikian interaksi yang bersifat
keruangan antar daerah menjadi lebih mudah dan dapat mengurangi tingkat
kesenjangan antar daerah.
Ullman (1957) mengungkapkan ada tiga syarat untuk terjadinya interaksi keruangan,
yaitu:
1. Complementarity atau ketergantungan karena adanya perbedaan demand dan
supply antar daerah.
2. Intervening opportunity atau tingkat peluang atau daya tarik untuk dipilih menjadi
daerah tujuan perjalanan.
3. Transferability atau tingkat peluang untuk diangkut atau dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lain yang dipengaruhi oleh jarak yang dicerminkan dengan
ukuran waktu dan atau biaya.

Kebutuhan akan mobilisasi (pergerakan) merupakan kebutuhan turunan. Mobilisasi


terjadi karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Mobilisasi tidak akan terjadi
seandainya semua kebutuhan tersebut menyatu dengan permukiman. Namun pada
kenyataannya semua kebutuhan manusia tidak tersedia di satu tempat. Atau dengan
kata lain lokasi kegiatan tersebar secara heterogen di dalam ruang. Dengan demikian
perlu adanya mobilisasi dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Dalam melakukan mobilisasi untuk memenuhi kebutuhan, penduduk mempunyai
dua pilihan yaitu mobilisasi dengan moda transportasi dan tanpa moda transportasi
(berjalan kaki). Mobilisasi tanpa moda tranportasi biasanya berjarak pendek, sedangkan
yang menggunakan moda transportasi berjarak sedang atau jauh.
Transportasi merupakan penghubung utama antara dua daerah yang sedang
berinteraksi dalam pembangunan. Tanpa adanya jaringan transportasi tidak mungkin
terjadi mobilisasi faktor produksi antar wilayah. Tanpa mobilisasi faktor produksi ini suatu
daerah akan tertinggal, kegiatan pembangunan tidak dapat menembus daerah tersebut.
Jalan dan jembatan dalam hal ini sebagai prasarana utama terjadinya kegiatan
mobilisasi ini.
Aktivitas penduduk yang meningkat perlu dijadikan perhatian dalam merumuskan
kebijakan di bidang transportasi karena manusia senantiasa memerlukan transportasi.
Dan sistem transportasi merupakan tulang punggung mobilisasi sumberdaya antar
wilayah yang dihuni oleh manusai. Sehingga dapat dikatakan transportasi merupakan
tolok ukur interaksi antar wilayah.

C. Peranan Transportasi dalam Pembangunan Wilayah


Menurut Hurst (1974) kajian geografi transportasi umumnya berfokus pada
jaringan transportasi, lokasi, struktur, arus dan signifikansi serta pengaruh jaringan
terhadap ruang ekonomi yang berkaitan dengan pengembangan wilayah dengan prinsip
ketergantungan antara jaringan dengan ruang ekonomi sebagaimana perubahan
aksesibilitas. Dalam hal ini, semakin baik suatu jaringan transportasi maka
aksesibilitasnya juga semakin baik sehingga kegiatan ekonomi antar wilayah juga
semakin berkembang.
Contoh dari betapa pentingnya peran transportasi bagi pengembangan wilayah
perkotaan adalah fenomena yang terjadi di DKI Jakarta, daerah ibukota Republik
Indonesia yang mengalami kemajuan yang sangat pesat dengan adanya sarana
transportasi yang memadai. Perkembangan transportasi ini didukung oleh adanya akses
tol Jakarta dengan kota-kota penyangga di sekitarnya yaitu Bogor, Depok, Tangerang
dan Bekasi (Bodetabek) sehingga memudahkan mobilisasi penduduk antar wilayah ini.
Keadaan ini memicu fenomena berkembangnya kota baru/pemukiman berskala besar di
sekitar Jakarta, seiring dengan berkembangnya kawasan-kawasan industri di wilayah
suburban yang ada.
Kota-kota baru tersebut dibangun untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan
beserta berbagai sarana pendukungnya, serta aktivitas kawasan industri sebagai basis
ekonomi kota baru. Akibat dari pembangunan dari tol ini maka muncul beberapa kota
kota baru. Jalan tol dan fasilitasnya merupakan prasarana (infrastructure) transportasi
darat yang merupakan jalan bebas hambatan (uninterrupted ) bagi lalu lintas kendaraan
yang dikenakan bayaran (charge) langsung bagi pengguna sesuai dengan tarif yang
ditentukan. Pengembangan jalan tol bermanfaat sebagai pemicu pengembangan
wilayah sekitar karena pengaruh aksesibilitas yang semakin tinggi dan penghematan
biaya perjalalanan ( general cost ) bagi pelaku pergerakan.
Ada tiga pihak yang berkepentingan dalam pengembangan jalan tol, yaitu:
1. Pihak Pengguna
2. Pihak Pengusaha (Investor)
3. Pihak Pemerintah

Pemerintah merupaka regulator yang membawa kepentingan masyarakat umum


untuk tujuan pengembangan wilayah. Pihak pemerintah (dalam hal ini Pemerintah
Kota/Kabupaten dan Provinsi) berkepentingan dalam hal pengaruh pembangunan jalan
tol terhadap pembangunan suatu wilayah, seperti:
1. percepatan pengembangan wilayah
2. penyerapan tenaga kerja, pemasukanterhadap pendapatan daerah,
3. tingkat kemacetan lalulintas di jalan-jalan alternatif utama yang ada, dan
4. dapat merupakan perangsang bagi investor lain, khususnya di sektor usaha
pengembangan lainnya, jika investor tersebut sudah merasakan keamanan dan
menguntungkan dalam menginvestasi modalnya seperti: sektor jasa, sektor
perdagangan, sektor industri dan sebagainya.

A. Dampak dari Perkembangan Wilayah yang Didasarkan pada Jalur


Transportasi
Dampak dari perkembangan wilayah ini bermacam-macam mulai dari masalah
sosial sampai pada sektor lingkungan. Masalah-masalah ini terjadi setelah sarana dan
prasarana transportasi merambah masuk ke daerah yang sebelumnya belum
terjangkau. Masalah lingkungan yang ditimbulkan antara lain banjir seperti yang terjadi di
Jakarta yang siklusnya semakin cepat. Sekitar satu dasawarsa sebelumnya dikenal
istilah “banjir lima tahunan”. Banjir ini merupakan musibah besar yang mampu
melumpuhkan kegiatan sosial-ekonomi di Jakarta selama berhari-hari. Sekarang banjir di
Jakarta sudah terjadi setiap tahun. Hal ini sangat membuat repot Pemerintah Provinsi
Jakarta karena laju perbaikan dan pembangunan infrastruktur pengendali banjir relatif
lambat dan banyak mengalami kendala dalam pembangunannya. Kondisi ini merupakan
salah satu dampak dikonversinya lahan persawahan atau hutan menjadi prasarana
transportasi seperti jalan dan jembatan serta berbagai bangunan pendukungnya, seperti:
terminal, stasiun dan lain-lain.
Masalah lain yang timbul karena perkembangan wilayah yang disebabkan oleh
jalur transportasi ini adalah meningkatnya penggunanan kendaraan dalam kegiatan
sehari-hari. Ini merupakan salah satu bentuk ketidakefisienan dan ketidakteraturan
sistem transportasi. Ketidakefisienan dalam memakai kendaraan ini berdampak pada
kemacetan di jalan raya. Kemacetan merupakan salah satu indikator sudah jenuhnya
prasarana transportasi. Jalan sudah kehilangan kapasitas dalam menampung
kendaraan. Sistem transportasi yang tadinya dimaksudkan untuk efisiensi waktu dan
biaya berubah menjadi hal yang tidak efisien lagi. Kondisi ini disebabkan laju
pertambahan prasarana transportasi di wilayah yang terus berkembang dinamis tidak
dapat mengimbangi laju pertumbuhan jumlah kendaraan yang ada sebagai sarana
transportasi. Dampak negatif transportasi ini selanjutnya dibahas dalam kajian terkait
pengembangan rencana tata ruang wilayah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan transportasi akan membawa peningkatan mobilitas manusia,
mobilitas faktor-faktor produksi dan mobilitas hasil olahan yang dipasarkan.
Transportasi dan perkembangan wilayah merupakan hal yang sangat erat
hubungannya. Dikarenakan dalam pengembangan wilayah haruslah memiliki sarana
dan prasarana transportasi yang mendukung.
Suatu wilayah tertentu bergantung pada wilayah lain. Demikian juga wilayah
lain memiliki ketergantungan pada wilayah tertentu. Diantara wilayah-wilayah
tersebut, terdapat wilayah-wilayah tertentu yang memiliki kelebihan dibanding yang
lain sehingga wilayah tersebut memiliki beberapa fasilitas yang mampu melayani
kebutuhan penduduk dalam radius yang lebih luas, sehingga penduduk pada radius
tertentu akan mendatangi wilayah tersebut untuk memperoleh kebutuhan yang
diperlukan.
Dengan transportasi yang baik, akan memudahkan terjadinya interaksi antar
wilayah. Interaksi ini terjadi antara penduduk lokal dengan dunia luar sehingga
menghilangkan faktor isolasi ruang. Keterisolasian suatu wilayah akan
mengakibatkan tertinggalnya wilayah tersebut secara ekonomi.
Selain efek positif terhadap pembangunan wilayah, transportasi juga memiliki
dampak negatif terhadap wilayah. Dampak ini bermacam-macam mulai dari masalah
sosial sampai pada masalah lingkungan seperti terjadinya banjir dan kemacetan
yang semakin parah di jalan raya. Sistem transportasi tanpa adanya regulasi yang
bagus dari pemerintah hanya akan menjadi beban bagi daya dukung lingkungannya.

3.1 Saran
1. Untuk memajukan ekonomi negara dengan transportasi pemerintah harus terus
memperbaiki berbagai moda di Indonesia, pemerintah harus menaruh perhatian
besar pada pembangunan infrastruktur seperti jalan. Selain itu yang tak kalah
penting adalah terus berupaya meningkatkan pelayanan dan pemeliharaan
infrastruktur-infrastruktur tersebut.

2. Selain membangun berbagai infrastruktur transportasi, pemerintah kiranya perlu


untuk selalu menyediakan transportasi yang murah dan terjangkau bagi
masyarakat di daerah terpencil, misalnya dengan kebijakan-kabijakan untuk
menurunkan harga BBM, memberikan subsidi, melakukan pengawasan ketat
terhadap tata niaga dan distribusinya agar masyarakat terus menggukan
transportasi.
DAFTAR PUSTAKA

Buku :
- Bintarto. 1982. Pengantar Geografi Pembangunan. Yogyakarta. PT. PB Kedaulatan
Rakyat.
- Hurst, E. 1974. Transportation Geography: Comments and Readings . New York,
United States.
- McGraw-Hill, Inc. Limbong, J. 2011. Manajemen Transportasi .
http://jhonrylimbong.blogspot.com/2011_11_01_archive.html, diakses pada 19 Juni
2014.
- Miro, F. 2005. Perencanaan Transportasi: Untuk Mahasiswa, Perencana dan
Praktisi. Jakarta. Erlangga.
- Morlok, E.K. 1988. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi. Jakarta.
Erlangga.
- Schumer, L.A. 1974. Planning for Public Transport . London, England. Hutchinson.
- Setijowarno dan Frazila. 2001.Pengantar Sistem Transportasi. Semarang.
Universitas Katolik Soegijapranata.
- Ullman, E.K. 1957. American Commodity Flow: A Geographical Interpretation of Rail
and Water Traffic Based on Principles of Spatial Interchang . Washington DC, United
States. University Washington Press.
- Yunus, H.S. 1987. Beberapa Determinan Perkembangan Permukiman Kota:
Dampak dan Pengelolaanya. Yogyakarta. Fakultas Geografi UGM.
- https://www.academia.edu/10610577/
Makalah_Ekonomi_Regional_Peranan_Transportasi_dalam_Perkembangan_suatu_
Wilayah

Anda mungkin juga menyukai